HUBUNGAN FAKTOR SOSIO-DEMOGRAFI SERTA PERILKU PRA DAN PASCA PERSALINAN DENGAN KEMATIAN BALITA. Drs. I Wayan Santiyasa, M.Si Fakultas MIPA Unud

dokumen-dokumen yang mirip
PERTEMUAN 9 : Ir. Darmawan L. Cahya, MURP, MPA

KELANGSUNGAN HIDUP BAYI PADA PERIODE NEONATAL BERDASARKAN KUNJUNGAN ANC DAN PERAWATAN POSTNATAL DI INDONESIA

PENGARUH PDRB PER KAPITA, PENDIDIKAN IBU, DAN PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP ANGKA KEMATIAN BAYI DI PROVINSI BALI

PENGARUH FAKTOR SOSIAL EKONOMI DAN DEMOGRAFI TERHADAP KEIKUTSERTAAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI KECAMATAN GENENG KABUPATEN NGAWI

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN IMR DI JAWA TENGAH TAHUN Ibnu Sulistiyanto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM KESEHATAN TAHUN

ABSTRAK. Yuliana Elisabeth Eluama, 2015 Pembimbing I : dr. Dani, M.Kes Pembimbing II: dr. Jeanny E. Ladi, M.Kes., PA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU KEHAMILAN ATERM DENGAN DISMATURITAS BAYI LAHIR DI SEBUAH RS DI MEDAN

Hubungan Kegiatan Posyandu Dengan Tingkat Fertilitas dan Mortalitas Balita

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan suatu negara salah satunya dapat dilihat dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

1. Pendahuluan PENGARUH FASILITAS KESEHATAN DAN FAKTOR SOSIO-EKONOMI TERHADAP DERAJAT KELANGSUNGAN HIDUP ANAK MELALUI PEMODELAN PERSAMAAN TERSTUKTUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

DATA PENDUDUK SASARAN PROGRAM PEMBANGUNAN KESEHATAN TAHUN

HUBUNGAN PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN MEDIA INFORMASI DENGAN PERILAKU SEKSUAL IBU PASCANIFAS DI PUSKESMAS MERGANGSAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB I PENDAHULUAN. GBHN, bahwa penduduk merupakan modal dasar pembangunan yang potensial. kualitas sumber daya manusia yang baik pula.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Determinan Angka Kematian Bayi di Indonesia (Analisis Data Sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2012)

BAB 1 PENDAHULUAN. umur kehamilan minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Badan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki Angka Kematian Ibu (AKI) yang. tertinggi bila dibandingkan dengan negara-negara ASEAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I, Prof. Dr. Djam an Satori, MA. NIP Pembimbing II,

BAB 1 PENDAHULUAN. kelahiran di Simalungun ini perlu dianalisis. (

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA KONANG KECAMATAN KONANG KABUPATEN BANGKALAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN ANEMIA PADA IBU HAMIL DI DESA KONANG KECAMATAN KONANG KABUPATEN BANGKALAN

BAB I PENDAHULUAN. atau calon ibu merupakan kelompok rawan, karena membutuhkan gizi yang cukup

Penolong Persalinan dan Kejadian Komplikasi Persalinan di Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Dalam menciptakan

² Staf Pengajar Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat USU ABSTRACT

Hubungan Tingkat Pendidikan, Pekerjaan, dan Paritas Ibu dengan Usia Penyapihan pada Balita

BAB 1 PENDAHULUAN. mendatang dapatlah dibuat sebuah proyeksi penduduk wilayah bersangkutan.

Studi Kependudukan - 1. Demografi formal. Konsep Dasar. Studi Kependudukan - 2. Pertumbuhan Penduduk. Demographic Balancing Equation

Dr.dr. Bondan Agus Suryanto, SE, MA, AAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kematian bayi yang berarti tingkat risiko kematian terhadap anak yang lahir hidup sebelum ulang tahun

MORTALITAS (KEMATIAN)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS PEKERJA WANITA SEKTOR INFORMAL KABUPATEN MOJOKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak menjadi target dalam tujuan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu meningkatnya kesadaran,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Konsumen Pada Metro Futsal Renon Denpasar. Oleh

EFEKTIVITAS KELAS IBU HAMIL TERHADAP DETEKSI DINI TANDA BAHAYA KEHAMILAN

ANALISIS PERTUMBUAHAN PENDUDUK DAN KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2009 DAN 2013

Aplikasi Regresi Cox Pada Selang Kelahiran Anak Pertama di Provinsi Sumatera Selatan

THE INFLUENCE OF ENVIROMENT AND THE INCOME OF CHILDBEARING COUPLE (PUS) ON THE LEVEL OF FERTILITY IN KOTO BALINGKA DISTRICT WEST PASAMAN ESSAY.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETAHANAN HIDUP BAYI NEONATAL DI INDONESIA

SUYANI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG D IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

PENINGKATAN PERILAKU IBU DALAM PENGATURAN POLA MAKAN BALITA DI POSYANDU MELATI DESA BINTORO KECAMATAN PATRANG KABUPATEN JEMBER Susi Wahyuning Asih*

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2016

USAHA PENGOLAHAN IKAN TAWES PRESTO DI PESISIR WADUK GAJAH MUNGKUR KABUPATEN WONOGIRI

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat fertilitas di perdesaan (Studi pada Desa Pelayangan Kecamatan Muara Tembesi Kabupaten Batanghari)

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB 1 : PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELANGSUNGAN HIDUP BAYI YANG DIRAWAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LABUHAN BATU UTARA TAHUN 2012 ABSTRACT

SUMMARY. Jihan S. Nur NIM :

ANALISIS JALUR MODEL TRIMMING

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses

HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KELURAHAN WIROGUNAN KOTA YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dan kesejahteraan keluarga. Setelah era Millenium Development Goals

ANALISIS PENGARUH USIA, JENIS KELAMIN, PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN TERHADAP TINGKAT LITERASI KEUANGAN (STUDI KASUS KONSUMEN CV.

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) pada Hari

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN...

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

ABSTRAK. Kata Kunci: regresi nonparametrik spline, knot, GCV, angka kematian bayi.

SKRIPSI. PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN KANTOR PUSAT PT. PP. LONDON SUMATERA Tbk. SUMATERA UTARA OLEH

BAB I PENDAHULUAN. golongan usia memiliki resiko tinggi terserang penyakit-penyakit menular

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk kota Pematangsiantar setiap tahunnya menunjukkan

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP ASI EKSKLUSIF DI RSKIA X KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stunting atau pendek merupakan salah satu indikator gizi klinis yang dapat memberikan gambaran gangguan keadaan

ABSTRAK. Kata kunci: financial self-efficacy, faktor sosiodemografi, pengelolaan keuangan pribadi

KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BBLR DAN MENGALAMI KJDK DI RUMAH SAKIT SRI RATU MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI OLEH :

ABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Prakarsa, 2013). meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan.

PEMBERIAN MAKAN PADA KELOMPOK RENTAN DALAM SITUASI DARURAT

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR RISIKO PERDARAHAN DENGAN KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI

USIA, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN ANTENATAL CARE IBU PRIMIGRAVIDA DALAM KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Angka Kematian Neonatal di Rumah Sakit PHC Surabaya tahun sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup.

Pengaruh Kondisi Sosial, Ekonomi, Demografi dan Geografi Terhadap Kelangsungan Hidup Bayi di Kabupaten Bangkalan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kabupaten Bonebolango dengan batas-batas sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

Transkripsi:

HUBUNGAN FAKTOR SOSIO-DEMOGRAFI SERTA PERILKU PRA DAN PASCA PERSALINAN DENGAN KEMATIAN BALITA Drs. I Wayan Santiyasa, M.Si Fakultas MIPA Unud ABSTRACT This reserch aim to find out and to what extent socio-demographic factors as well as pre and post delivery activities both separately and simultaneously are correlated with infant and child mortality. It furtherseeks to discover from the factors observed which of them has the most dominant correlation with infant and child mortality. The step taken to achieve the above aim is ti find the correlation index between the mother s level of education, her age when giving birth, spans between childbirth, frequency of childbirth, pre and post delivery activities and incidence of infan and child mortality by using logit regression. The correlation index (r) and determination index(r) indicates the extent of the correlation and the contributing of the observed factors to infant and child mortality.the result of the reserch are as follows: the mother s age when giving birth, spans between childbirth, pre and post delivery activities are most correlated with infant and child mortality. Key word: Infant and child mortality, logit regrresion PENDAHULUAN Salah satu indikator keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan adalah penurunan tingkat kematian bayi dan anak. Data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 1997, Supas 1995 dan Sensus Penduduk 2000, memperlihatkan bahwa secara nasional Indonesia dapat dikatakan berhasil dalam menurunkan tingkat kematian bayi dari 74 per seribu kelahiran hidup pada tahun 1996 menjadi 51 per seribu kelahiran hidup pada tahun 1997. Penurunan tersebut juga dapat dilihat dari data sensus penduduk 2000 dimana angka kematian bayi juga menurun menjadi 51 per seribu kelahiran hidup. Namun demikian, keberhasilan tersebut tidak diikuti dengan keberhasilan dalam menurunkan tingkat kematian balita yang masih cukup tinggi yaitu 71 per seribu 1

kelahiran hidup pada tahun 2000, dimana angka ini masih menunjukkan tingkat kematian yang tinggi. Tingginya tingkat kematian balita sangat tergantung dari perhatian dan perawatan yang diberikan oleh kelompok penduduk dewasa dalam hal ini orang tua. Ini dikarenakan kematian balita lebih banyak disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi akibat pencemaran lingkungan karena perilaku orang dewasa termasuk didalamnya adalah para orang tua. Untuk itu perlu dilakukan suatu penelaahan terhadap beberapa faktor yang diperkirakan erat hubungannya dengan kematian balita berdasarka beberapa penelitian yang pernah dilakukan yaitu faktor sosio-demografi seperti tingkat pendidikan ibu, usia ibu saat melahirkan, jarak antar kelahiran, urutan kelahiran, serta faktor perilaku pra dan pasca persalinan yang berhubungan dengan kondisi biologis dari balita tersebut sebelum dan sesudah kelahirannya. Faktor pendidikan ibu sebagai proxy dari status sosial (Ariaga, 1979) merupakan faktor pengaruh yang kuat terhadap kematian balita. Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan luar sekolah seumur hidup sehingga makin matang dalam menghadapi dan memecahkan berbagai problem termasuk problem kesehatan dalam rangka menekan risiko kematian. Pendidikan ibu sangan erat kaitannya dengan reaksi serta pembuatan keputusan rumah tangga terhadap penyakit. Ini terlihat bahwa kematian balita yang rendah dijumpai pada golongan wanita yang mempunyai pendidikan yang tinggi. Menurut Budi Utomo (1984), tinggi rendahnya tingkat pendidikan ibu erat kaitannya dengan tingkat pengertian terhadap perawatan kesehatan, higiene, perlunya pemeriksaan kehamilan. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia menemukan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kematian balita adalah usia ibu saat melahirkan, dimana kematian balita yang tinggi terjadi pada mereka yang melahirkan pada usia kurang dari 20 tahun. Hal senada dikemukakan oleh Mantra(1985) dan Budi Utomo(1984) bahwa kematian balita terendah terjadi pada usia melahirkan antara 25 hingga 29 tahun. Sementara menurut Lubis (1982), paritas yang sangat terkait dengan urutan kelahiran akan berpengaruh pada kematian perinatal sehingga terdapat hubungan positif antara kematian balita dengan jumlah kelahiran. Sedangkan antara jarak kelahiran dengan kematian balita terdapat hubungan yang negatif (Anasbudi dan Indahwaty, 1986). Jarak 2

antar kelahiran yang pendek akan mempengaruhi status kesehatan ibu maupun anak karena ia harus menyapih anak yang lebih tua untuk menyusui anak yang baru lahir. Menurut Sofyardi (1991), perbedaan tingkat kematian balita antara daerah perdesaan dan perkotaan dapat dilihat menurut karakteritik sosio ekonomi wanita yang mencerminkan perilaku seorang ibu meliputi cara hidup sehat dan konsumsi gizi. Wanita hamil yang kekurangan gizi akan cenderung untuk mengalami anemia yang berdampak pada kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah yang menurut Anasbudi (1986) sangat rentan terhadap penyakit yang dapat berdampak pada kematian. METODE PENELITIAN Untuk mencari hubungan antara faktor sosio demografi serta perilaku pra dan pasca persalinan dengan kematian balita mengacu pada kerangka kerja yang dikemukakan oleh Mosley dan Chen (1984). Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini bahwa semua determinan akan mempengaruhi kematian balita melalui faktor biologis sebagai variabel antara. Faktor Sosio Ekonomi 1. Faktor Individu: a. Pendidikan b. Perilaku c. Sumber Ekonomi 2. Faktor Sosial: a. Ekologi b. Fasilitas 3. Struktur Politik/ Ekonomi Faktor Biologis Kematian Balita Variabel Lanjutan 1. Faktor Kesuburan Ibu: a. Usia Melahirkan b. Interval Kelahiran 2. Kontaminasi Lingkungan: a. Kontaminasi Udara b. Kontaminasi Makanan/Air/ Alat Rumah Tangga 3. Ketersediaan Gizi Balita 4. Faktor Luka/ Infeksi 5. Faktor Kontrol Penyakit: Pencegahan/Pengobatan Gambar1. Kerangka Kerja Mosley dan Chen (1984) 3

Untuk mengetahui keterkaitan antar faktor diambil sebanyak 100 orang ibu sebagai responden yang terdiri dari 65 orang responden pernah mengalami kematian balita dalam kurun waktu lima tahun terakhir dan 47 orang responden tidak pernah mengalami kematian balita. Dari 100 orang responden tardapat sebanyak 112 orang balita sebagai data sampel dengan 65 data sampel merupakan balita meninggal. Kemudian data sampel ini dianalisis dengan menggunakan analisis regresi parsial dan regresi logit dengan formulasi sebagai berikut: 1-R 2 y.123456 = (1-R 2 y.1) (1-R 2 y2.1) (1-R 2 y3.12) (1-R 2 y4.123) (1-R 2 y5.1234) (1-R 2 y6.12345) dengan 1-R 2 y.123456 = determinasi pengaruh variabel independen(x i ) terhadap variabel dependen(y) 1-R 2 y.1 = pengaruh variabel X 1 terhadap koefisien model regresi 1-R 2 y6.12345 = pengaruh variabel X 6 bila dikontrol oleh variabel X 1, X 2,, X 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kematian balita biasanya bersifat kompleks dan saning terkait mengkait sehingga dalam mencari hubungan antar faktor yang diteliti dengan kematian balita dianalisa secara simultan terkontrol. Untuk keperluan tersebut, dari 112 orang balita yang diteliti ( 65 orang meninggal dikontrol dengan 47 orang balita yang masih hidup) dianalisa secara simultan dengan menggunakan analisis regresi logit guna menentukan faktor yang dominan pengaruhnya terhadap kematian balita seperti terlihat pada tabel1 berikut: Tabel 1. Korelasi Antara Variabel Pengaruh Dengan Kematian Balita. Variabel r y Taraf Signifikansi Pendidikan Ibu (X 1 ) -.0999.1570 Usia Melahirkan (X 2 ) -.3540.0005 Jarak Antar Kelahiran (X 3 ) -.0988.1620 Urutan Kelahiran (X 4 ).1524.0300 Perilaku Pra Persalinan (X 5 ) -.2709.0004 Perilaku Pasca Persalinan (X 6 ) -.3319.0120 Sumber: Diolah Dari Data Lapangan Tahun 2004 R 2 y.0100.2252.0098.1232.1734.2002 4

Dari hasil analisis data pada tabel1, dapat dilihat bahwa faktor usia melahirkan, urutan kelahiran, perilaku pra dan pasca persalinan merupakan empat faktor yang dominan hubungannya dengan kematian balita. Faktor usia melahirkan dengan koefisien regresi sebesar 35,4% dan koefisien determinasi 12,52% secara nyata sangat berhubungan dengan kematian balita dimana tinggi rendahnya tingkat kematian balita sangat ditentukan oleh faktor usia seorang ibu saat melahirkan. Secara empiris, tingkat kematian balita akan sangat tinggi pada kelompok balita yang dilahirkan oleh seorang ibu pada usia dibawah 20 tahun dan kelompok diatas 35 tahun ((Mantra, 1985 dan Budi Utomo, 1984). Sedangkan bila dilihat dari tren kematian berdasarkan usia melahirkan, dapat dikatakan menyerupai huruf U dengan usia yang paling aman untuk melahirkan terdapat pada usia 25-29 tahun seperti pada gambar1 berikut: Kematian Balita -20 25-29 35+ Gambar1: Tren Kematian Balita Secara Empiris Usia Melahirkan Dari 65 balita mengalami kematian yang diteliti selama periode 2000-2004, 12,52% ditentukan oleh faktor usia melahirkan sehingga perlu untuk mendapatkan perhatian serius. Faktor urutan kelahiran pada tingkat signifikansi 5% berbanding lurus dengan kematian balita dengan koefisien korelasi sebesar 15,24% sehingga semakin tinggi nomor urut kelahiran balita akan memberikan risiko yang tinggi terhadap kematian. Hal ini dapat dimungkinkan karena pembagian perhatian terhadap kesehatan dan gizi 5

kemungkinan lebih rendah dibandingkan dengan balita sebelumnya sebagai dampak dari faktor sosial ekonomi keluarga yang makin menurun dengan banyaknya anak, serta faktor ibu yang makin terbebani dengan makin banyaknya kelahiran anak yang pada akhirnya juga berdampak pada perilaku pra dan pasca persalinan. Hal ini juga tercermin dari pengaruh faktor perilaku pra dan pasca persalinan terhadap kematian balita yang ditelusuri sebesar 37,36% sehingga faktor perilaku pra dan pasca persalinan merupakan faktor yang sangat kuat hubungannya dengan kematian balita. Kelalaian-kelalaian yang dilakukan oleh seorang ibu dalam hal perawatan kehamilan dan perawatan balita merupakan faktor penentu terhadap kematian balitanya. Untuk mengetahui apakah keempat faktor seperti dikemukakan diatas yaitu usia melahirkan, urutan kelahiran, perilaku pra dan pasca persalinan benar-benar merupakan empat variabel yang dominan terhadap kematian balita?, hal ini dapat dilihat dari tingkat signifikansi model yang didukung oleh faktor dominan tersebut seperti terlihat pada tabel2 berikut: Tabel2. Tingkat Signifikansi Model Regresi Prediksi Observasi R Square Sig. Mati Tidak Mati Mati 44 21.7182 Tidak Mati 15 87.9013 Model.8761.0002 Sumber: Diolah Dari Data Lapangan Tahun 2004 Dari hasil pengolahan data pada tabel2 sebanyak 87,61% data balita mendukung model yang diusulkan dengan tingkat signifikansi kurang dari 5% sehingga dapat dikatakan kalau keempat faktor diatas memang mempunyai hubungan yang sangat erat dengan tingkat kematian balita yang sedang ditelusuri. Sementara faktor yang lainnya seperti faktor pendidikan ibu dan faktor jarak antar kelahiran, dalam hal ini tidak begitu terlihat hubungannya sangat dimungkinkan karena kedua faktor ini secara simultan tertutupi oleh empat faktor lainnya dan berkontribusi terhadap empat faktor tersebut. Seperti faktor pendidikan ibu berkontribusi terhadap faktor rendahnya usi malahirkan dan perilaku pra dan pasca persalinan. Dengan rendahnya tingkat pendidikan, akan menurunkan tingkat usia melahirkan dan berdampak pada rendahnya perilaku pra dan pasca persalinan 6

seorang ibu. Makin rendah tingkat pendidikan seorang wanita kurang memberikan pemahaman dan keleluasaan terhadap kesehatan kehamilan dan balitanya sehingga akan berdampak pada kematian balita. KESIMPULAN. Dalam penelitian ini ternyata dari enam faktor pengaruh yang dianalisa, terlihat bahwa faktor usia melahirkan, faktor urutan kelahiran, faktor perilaku pra dan pasca persalinan merupakan empat faktor dominan yang kuat pengaruhnya terhadap kematian balita. Keempat faktor ini meripakan pencerminan dari faktor sosio demografi yang mendiskreditkan dan memojokkan para wanita secara individual sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa: 1. Dengan tingginya pengaruh faktor usia melahirkan, faktor urutan kelahiran, faktor perilaku pra dan pasca persalinan ibu terhadap tingkat kematian balita mengisyaratkan kalau faktor gender masih sangat lemah dimana wanita kurang mempunyai nilai tawar. 2. Perencanaan dan perawatan balita masih konvensional karena sangat tergantung pada kaum wanita, sedangkan hal ini sesuai dengan perkembangan jaman dan modernisasi sudah tidak relevan lagi karena perencanaan dan perawatan balita semestinya menjadi tanggung jawab rumah tangga secara simultan. DAFTER PUSTAKA 1. ANASBUDI dan Indahwaty, 1986, Pengaruh Paritas dan Jarak Kelahiran Terhadap Kematian Bayi dalam Keluarga, Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Pencegahan, Fakultas Kedokteran Universitas Hasanudin, Ujung Pandang. 2. ARRIAGA, Aduardo E., 1979, Infant and Child Mortality in Selected Asian Countries, In Proceding od The Meeting on Socio-economic Determinants of Consequences of Mortality, Mexico City. 3. LUBIS, Firman, 1982, Masalah Kependudukan dan Kesehatan Masyarakat, Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Pencegahan, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. 7

4. MANTRA, Ida Bagoes, 1985, Pengantar Studi Demografi, Nurcahaya, Yogyakarta. 5. MOSLEY, WH. And Chen, CL., 1984, Suatu Kerangka Analisis Untuk Studi Kelangsungan Hidup anak di Negara Berkembang, Dalam Singarimbun 1988. Kelangsungan Hidup Anak, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, Hal. 205-242. 6. UTOMO, Budi, 1984, Kematian Bayi dan Anak di Indonesia: Beberapa Implikasi Kebijakan, Dalam Laporan Seminar dalam Lokakarya Strategi Penelitian dan Strategi Program untuk Intensifikasi Penurunan Mortalitas Bayi dan Anak di Indonesia, Jakarta, 25-29 Mei 1984, Jakarta, Universitas Indonesi, Hal. 51-60. 7. SOFYARDI, 1991. Tingkat Perbedaan dan Prospek Kematian Bayi dan Anak di Sumatera Barat, Majalah Demografi Indonesia, Tahun XVIII, No.35 8