BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB 14 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN

Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

Reformasi Birokrasi dan Peningkatan Pelayanan Publik

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

BAB I P E N D A H U L U A N

TABEL 4 * JUMLAH TENAGA PENGADAAN BERSERTIFIKAT DI PUSAT

BAB V PEMBANGUNAN BIDANG HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, yang diisi oleh Pegawai Negeri Sipil yang dalam tulisan ini

BAB 12 REVITALISASI PROSES DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

Whistleblowing System dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DAN EVALUASI KINERJA Kedeputian Pelayanan Publik

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

Governance) diperlukan adanya pengawasan yang andal melalui sinergitas

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN 2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

Tabel 7.6 Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Misi 6. INDIKATOR KINERJA (outcome) Mendorong partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Auditor merupakan profesi yang mendapat kepercayaan dari publik untuk

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan

JADWAL PENAJAMAN INPRES NO. 10 TAHUN 2016

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut:

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR: PER/ 11/M.PAN/08/2007 TENTANG

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasar Tugas Dan Fungsi Pelayanan SKPD

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

BAB III ARAH STRATEGI DAN KEBIJAKAN

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Badan Kepegawaian Daerah Kota Bandung

-34- Tim pelaksana program reformasi birokrasi Sekretariat Kabinet pada tahun 2011 ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 166 TAHUN 2000 TENTANG

REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA PENINGKATAN KINERJA DAN PELAYANAN PUBLIK RRI

LAPORAN SINGKAT PANJA RUU APARATUR SIPIL NEGARA KOMISI II DPR RI

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 57 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENATAAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT SEKRETARIAT KABINET

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. "Terwujudnya peningkatan kualitas kinerja Biro Pemerintahan Provinsi

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

ANGAN Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2001 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 166 TAHUN 2000 TENTANG

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

MEWUJUDKAN PELAYANAN PUBLIK YANG PRIMA MELALUI LAYANAN TERPADU & LAYANAN ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. (DPRD) mempunyai tiga fungsi yaitu : 1) Fungsi legislatif (fungsi membuat

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. pengukuran kinerja pada capacity building yang mengikuti pola reinventing

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. Reformasi di bidang kinerja pemerintahan tidak akan membuahkan hasil optimal

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

I. PENDAHULUAN. organisasi (Hasibuan, 2011:10). Walaupun suatu organisasi telah memiliki visi,

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BAB 10 PENGHORMATAN, PENGAKUAN, DAN PENEGAKAN ATAS HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN NASIONAL REVOLUSI MENTAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

Transkripsi:

BAB 13 PENCIPTAAN TATA PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN BERWIBAWA A. KONDISI UMUM Hingga tahun 2004, berbagai upaya telah dilakukan dalam rangka pelaksanaan reformasi birokrasi. Upaya-upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja birokrasi dan memberantas berbagai jenis penyalahgunaan kewenangan. Meskipun upaya ini telah dilakukan dengan sungguh-sungguh, masih ditemukan adanya praktik-praktik KKN di lingkungan pemerintah pusat dan daerah. Untuk itu, pemerintah telah mengeluarkan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi sebagai bukti keseriusannya dalam menangani masalah tersebut. Di samping itu, juga telah diterbitkan beberapa peraturan yang mendukung upaya dimaksud yang antara lain Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; dan Keputusan Presiden Nomor 45 Tahun 2004 tentang Pengalihan Organisasi, Administrasi, dan Finansial Sekretariat Jenderal Komisi Pemeriksa Kekayaan Penyelenggara Negara ke Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Pada tahun 2005, prioritas pembangunan bidang penyelenggaraan negara diarahkan pada upaya peningkatan profesionalisme birokrasi agar mampu menciptakan kondisi yang kondusif bagi terpenuhinya kebutuhan masyarakat; meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat; dan menekan tingkat penyalahgunaan kewenangan di setiap instansi pemerintah, legislatif dan yudikatif dengan mengoptimalkan pengawasan internal, eksternal dan pengawasan masyarakat; serta mempercepat tindak lanjut hasilhasil pengawasan dan pemeriksaan. Selanjutnya, pada tahun 2006, pemerintah berupaya untuk mempercepat pelaksanaan reformasi birokrasi dengan agenda utamanya mewujudkan penyelenggaraan negara yang profesional, partisipatif, berkepastian hukum, transparan, akuntabel, memiliki kredibilitas, bersih dan bebas KKN; peka dan tanggap terhadap segenap kepentingan dan aspirasi masyarakat; dan berkembangnya budaya dan perilaku aparatur pemerintahan yang mengindahkan nilai dan prinsip tata pemerintahan yang baik, dan aktivitas aparatur pemerintahan yang didasari moral, etika, integritas, profesionalisme dalam pengabdian, pengayoman, pelayanan, dan pertanggungjawaban publik melalui upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia aparatur yang diikuti dengan upaya meningkatkan kesejahteraan PNS; menata kembali sistem kelembagaan

dan ketatalaksanaan penyelengaraan negara, memperbaiki sistem pengawasan dan mempercepat penerapan E-Government pada setiap instansi pelayanan publik. Namun demikian, pelaksanaan reformasi birokrasi masih dihadapi oleh berbagai permasalahan dan tantangan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara lain adalah masih tingginya pelanggaran disiplin dan lemahnya sistem pengawasan baik internal, eksternal maupun pengawasan masyarakat dan sistem pertanggung jawaban publik yang berakibat masih tingginya tingkat penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk KKN, rendahnya kinerja sumber daya manusia aparatur, belum memadainya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan yang berakibat pada rendahnya mutu pelayanan publik. Sedangkan tantangan yang harus dihadapi antara lain adalah belum terbangunnya komitmen moral bersama secara utuh dari segenap unsur aparatur negara dalam menciptakan tata pemerintahan yang baik (good governance); belum terlaksananya upaya meningkatkan kesejahteraan PNS; belum terlaksananya penataan sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan penyelenggaraan negara secara komprehensif yang berakibat pada belum tercapainya efektivitas dan efisiensi kerja, dan sekaligus berakibat pada rendahnya mutu pelayanan publik; dan masih lemahnya pemahaman dan keterampilan para aparatur negara terhadap nilai-nilai dan prinsip-prinsip good governance sehingga berakibat pada belum terimplementasikan dalam setiap pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembanguan; serta belum terjalinnya sinergitas antara aparatur negara, dunia usaha dan masyarakat dalam mewujudkan tata pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa. Di samping itu, birokrasi juga dihadapkan pada perkembangan revolusi teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat dan ketidakpastian yang terjadi akibat globalisasi yang kemudian berdampak pada sistem birokrasi pemerintahan. Untuk itu, dalam menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan tersebut, upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur yang diikuti dengan peningkatan kesejahteraan PNS; penataan sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan; peningkatan efektivitas sistem pengawasan dan percepatan tindak lanjut hasil pengawasan dan pemeriksaan; dan percepatan penerapan E-Government pada setiap instansi pelayanan publik harus dilaksanakan dengan baik, terencana, terakunkan dan berkesinambungan sehingga terwujud penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance) pada semua tingkatan dan lini pemerintahan dan semua kegiatan baik di pusat maupun daerah. II.13-2

B. SASARAN PEMBANGUNAN TAHUN 2006 Sasaran pembangunan penyelenggaraan negara adalah mempercepat terwujudnya aparatur negara yang profesional, bertanggung jawab dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), dan tersedianya pelayanan kepada masyarakat yang lebih cepat, tepat, adil, manusiawi, murah dan transparan. C. ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN 2006 Dalam upaya untuk mencapai sasaran pembangunan penyelenggaraan negara dalam tahun 2006, kebijakan penyelenggaraan negara diarahkan untuk: a. Menuntaskan penanggulangan penyalahgunaan kewenangan dalam bentuk praktik-praktik KKN melalui: 1) Penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance) pada semua tingkat dan lini pemerintahan dan pada semua kegiatan; 2) Pemberian sanksi yang seberat-beratnya bagi pelaku KKN sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 3) Peningkatan efektivitas pengawasan aparatur negara melalui koordinasi dan sinergi pengawasan internal, eksternal dan pengawasan masyarakat; 4) Peningkatan budaya kerja aparatur yang bermoral, profesional, produktif dan bertanggung jawab; 5) Percepatan pelaksanaan tindak lanjut hasil-hasil pengawasan dan pemeriksaan; dan 6) Peningkatan pemberdayaan penyelenggara negara, dunia usaha dan masyarakat dalam pemberantasan KKN. b. Meningkatkan kualitas penyelengaraan administrasi negara melalui: 1) Penataan kembali fungsi-fungsi kelembagaan pemerintahan agar dapat berfungsi secara lebih memadai, efektif, dengan struktur lebih proporsional, ramping, luwes dan responsif; 2) Peningkatan efektivitas dan efisiensi ketatalaksanaan dan prosedur pada semua tingkat dan lini pemerintahan; 3) Penataan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia aparatur agar lebih profesional sesuai dengan tugas dan fungsinya untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat; 4) Peningkatan kesejahteraan pegawai dan pemberlakuan sistem karier berdasarkan prestasi; dan 5) Optimalisasi pengembangan dan pemanfaatan e-government, dan dokumen/arsip negara dalam pengelolaan tugas dan fungsi pemerintahan. II.13-3

c. Meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan melalui: 1) Peningkatan kualitas pelayanan publik terutama pelayanan dasar, pelayanan umum dan pelayanan unggulan; 2) Peningkatan kapasitas masyarakat untuk dapat mencukupi kebutuhan dirinya, berpartisipasi dalam proses pembangunan dan mengawasi jalannya pemerintahan; dan 3) Peningkatan tranparansi, partisipasi dan mutu pelayanan melalui peningkatan akses dan sebaran informasi. II.13-4

D. MATRIKS PROGRAM PEMBANGUNAN TAHUN 2006 No. 1. Program Penerapan Kepemerintahan Yang Baik 1. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan pelaksanaan prinsipprinsip penyelenggaraan kepemerintahan yang baik; 2. Menerapkan nilai-nilai etika aparatur guna membangun budaya kerja yang mendukung produktifitas kerja yang tinggi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan negara khususnya dalam rangka pemberian pelayanan umum kepada masyarakat. 1. Menerapkan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan yang baik pada setiap lini dan kegiatan kepemerintahan. 2. Menerapkan nilai-nilai etika aparatur dalam rangka pemberian pelayanan umum kepada masyarakat. Terselenggaranya pelaksanaan prinsipprinsip kepemerintahan yang baik. PAN, Badan Kepegawaian Negara, Lembaga Administrasi Negara, Arsip Nasional, Dep. Luar Negeri, KPK 127.792,9 2 Program Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur 1. Meningkatkan intensitas dan kualitas pelaksanaan pengawasan dan audit internal, eksternal, dan pengawasan masyarakat; 2. Menata dan menyempurnakan 1. Meningkatkan intensitas dan kualitas pelaksanaan pengawasan dan audit internal, eksternal, dan pengawasan masyarakat; 2. Melakukan penataan dan Terwujudnya sistem pengawasan dan audit yang akuntabel di lingkungan aparatur negara. PAN, Badan Kepegawaian Negara, Lembaga Administrasi Negara, Arsip Nasional, Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan & 959.712,2 II.13-5

penyempurnaan kebijakan sistem, struktur kelembagaan dan prosedur pengawasan; kebijakan sistem, struktur kelembagaan dan prosedur pengawasan yang independen, efektif, efisien, transparan dan terakunkan; 3. Meningkatkan tindak lanjut temuan pengawasan secara hukum; 4. Meningkatkan koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif; 5. Mengembangkan penerapan pengawasan berbasis kinerja; 6. Mengembangkan tenaga pemeriksa yang profesional; 7. Mengembangkan sistem akuntabilitas kinerja dan mendorong peningkatan implementasinya pada seluruh instansi.; 8. Mengembangkan dan meningkatkan sistem informasi APFP dan perbaikan kualitas informasi hasil pengawasan; dan 9. Melakukan evaluasi berkala atas kinerja dan temuan hasil pengawasan. 3. Meningkatkan tindak lanjut temuan pengawasan secara hukum; 4. Meningkatkan koordinasi pengawasan yang lebih komprehensif; 5. Melakukan pengawasan pengawasan berbasis kinerja; 6. Melakukan peningkatan profesionalitas tenaga pemeriksa dan aparatur pengawasan; 7. Mengembangkan dan meningkatkan penerapan sistem akuntabilitas kinerja pada seluruh instansi.; 8. Meningkatkan kualitas sistem informasi APFP dan kualitas informasi hasil pengawasan; 9. Melakukan evaluasi berkala atas kinerja dan temuan hasil pengawasan. Pembangunan, Dep. Keuangan, Dep. Dalam Negeri, Dep. Luar Negeri, Dep. Hukum & HAM, Dep. Perindustrian, Dep. ESDM, Dep.Pendidikan Nasional, Dep. Kesehatan, Dep. Agama, Dep. Nakertrans, Dep. Sosial, Dep. Kehutanan, Dep. Kelautan & Perikanan, Dep. PU, Dep. Kebudayaan & Pariwisata, Koperasi & UKM, Dep. Komunikasi & Informatika, Badan Pengawas Obat & Makanan, BKKBN, LIPI, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Badan Pengkajian & Penerapan Teknologi, LAPAN, Bakosurtanal, Dep. Perdagangan, Lemhannas II.13-6

3. Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan 1. Menyempurnakan sistem kelembagaan yang efektif, ramping, fleksibel berdasarkan prinsip good governance; 2. Menyempurnakan sistem administrasi negara untuk menjaga keutuhan NKRI dan mempercepat proses desentralisasi; 3. Menyempurnakan struktur jabatan negara dan jabatan negeri; 4. Menyempurnakan tata laksana dan hubungan kerja antar lembaga di pusat dan antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota; dan 5. Menciptakan sistem administrasi pendukung dan kearsipan yang efektif dan efisien. 6. Menyelamatkan dan melestarikan dokumen/arsip negara 1. Menyempurnakan sistem kelembagaan pemerintahan yang efektif, ramping dan fleksibel; 2. Menyempurnakan sistem administrasi negara untuk menjaga keutuhan NKRI dan mempercepat proses desentralisasi; 3. Menyempurnakan struktur jabatan negara dan jabatan negeri; 4. Menyempurnakan tata laksana dan hubungan kerja antar lembaga di pusat dan antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota; 5. Melakukan perbaikan sistem administrasi pendukung kearsipan yang efektif dan efisien. 6. Menyelamatkan dan melestarikan dokumen/arsip negara Terciptanya struktur organisasi dan manajemen pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota yang efektif dan efisien PAN, Badan Kepegawaian Negara, Lembaga Administrasi Negara, Arsip Nasional, Badan Pemeriksa Keuangan, Kepresidenan, Dep. Dalam Negeri, Dep. Luar Negeri, Dep. Agama, Dep. Pekerjaan Umum, Dep. Kebudayaan & Pariwisata, Koperasi & UKM, PPN/Bappenas, Dep. Komunikasi & Informatika, Pembangunan Daerah Tertinggal, Bakosurtanal. 271.467,5 II.13-7

746.322,4 4. Program Pengelolaan Sumber Daya Manusia Aparatur 1. Menata kembali sumber daya manusia aparatur sesuai dengan kebutuhan akan jumlah dan kompetensi, serta perbaikan distribusi PNS; 2. Menyempurnakan sistem manajemen pengelolaan sumber daya manusia aparatur terutama pada sistem karier dan remunerasi; 3. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia aparatur dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya; 4. Menyempurnakan sistem dan kualitas materi penyelenggaraan diklat PNS; 5. Menyiapkan dan menyempurnakan berbagai peraturan dan kebijakan manajemen kepegawaian; dan 6. Mengembangkan profesionalisme pegawai negeri melalui penyempurnaan aturan etika dan mekanisme penegakan hukum disiplin. 1. Melakukan penataan SDM aparatur dan memperbaiki distribusi PNS; 2. Menyempurnakan sistem manajemen pengelolaan sumber daya manusia aparatur terutama pada sistem karier dan remunerasi; 3. Melakukan peningkatan kompetensi sumber daya manusia aparatur; 4. Menyempurnakan sistem dan kualitas materi penyelenggaraan diklat PNS; 5. Menyiapkan dan menyempurnakan berbagai peraturan dan kebijakan manajemen kepegawaian; 6. Melakukan penyempurnaan aturan etika dan mekanisme penegakan hukum disiplin pegawai negeri. Terwujudnya aparatur negara yang profesional dan berkualitas dalam melaksanakan pemerintahan umum dan pembangunan PAN, Badan Kepegawaian Negara, Lembaga Administrasi Negara, Arsip Nasional, Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan & Pembangunan, Dep. Keuangan, MPR, DPR, MA, Kepresidenan, Dep. Dalam Negeri, Dep. Luar Negeri, Dep. Hukum & HAM, Dep. Perindustrian, Dep. ESDM, Dep. Pendidikan Nasional, Dep. Kesehatan, Dep. Agama, Dep. Nakertrans, Dep. Sosial, Dep. PU, Koperasi & UKM, PPN/Bappenas, BPN, Perpustakaan Nasional, Dep. Komunikasi & Informatika, BKKBN, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Badan II.13-8

Pengkajian & Penerapan Teknologi, LAPAN, Bakosurtanal, Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Dep. Perdagangan 5. Program Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 1. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan dunia usaha; 2. Mendorong pelaksanaan prinsip-prinsip good governance dalam setiap proses pemberian pelayanan publik khususnya dalam rangka mendukung penerimaan keuangan negara seperti perpajakan, kepabeanan, dan penanaman modal; 3. Meningkatkan upaya untuk menghilangkan hambatan terhadap penyelenggaraan pelayanan publik melalui deregulasi, debirokratisasi, dan privatisasi; 4. Meningkatkan penerapan sistem merit dalam pelayanan; 1. Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat dan dunia usaha; 2. Mendorong pelaksanaan prinsipprinsip good governance dalam setiap proses pemberian pelayanan publik khususnya dalam rangka mendukung penerimaan keuangan negara seperti perpajakan, kepabeanan, dan penanaman modal; 3. Meningkatkan upaya untuk menghilangkan hambatan terhadap penyelenggaraan pelayanan publik melalui deregulasi, debirokratisasi, dan privatisasi; 4. Meningkatkan penerapan sistem merit dalam pelayanan; Terselenggaranya pelayanan publik yang lebih cepat, tepat, murah dan memuaskan pada unit-unit kerja di lingkungan pemerintahan pusat dan daerah. PAN, Badan Kepegawaian Negara, Lembaga Administrasi Negara, Arsip Nasional, Kementerian Negara BUMN, Sekretariat Wakil Presiden, Dep. Dalam Negeri, Dep. Luar Negeri, Dep. ESDM, Dep. Agama, Dep. PU, Koperasi & UKM, BKPM, Bakosurtanal. 198.805,4 II.13-9

5. Memantapan koordinasi pembinaan pelayanan publik dan pengembangan kualitas aparat pelayanan publik; 6. Optimalisasi pemanfaatan teknologi infromasi dalam pelayanan publik; 5. Memantapan koordinasi pembinaan pelayanan publik dan pengembangan kualitas aparat pelayanan publik; 6. Optimalisasi pemanfaatan teknologi infromasi dalam pelayanan publik; 7. Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat; 8. Mengembangkan partisipasi masyarakat di wilayah kabupaten dan kota dalam perumusan program dan kebijakan layanan publik melalui mekanisme dialog dan musyawarah terbuka dengan komunitas penduduk di masing-masing wilayah; dan 9. Mengembangkan mekanisme pelaporan berkala capaian kinerja penyelenggaraan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota kepada publik. 7. Mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat; 8. Mengembangkan partisipasi masyarakat di wilayah kabupaten dan kota dalam perumusan program dan kebijakan layanan publik melalui mekanisme dialog dan musyawarah terbuka dengan komunitas penduduk di masingmasing wilayah; dan 9. Mengembangkan mekanisme pelaporan berkala capaian kinerja penyelenggaraan pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota kepada publik. 6. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 1. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendukung 1. Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendukung pelayanan; Tersedianya sarana dan prasarana pendukung pelaksanaan tugas dan PAN, Badan Kepegawaian Negara, Lembaga Administrasi Negara, Arsip 3.369.437,2 II.13-10

dan 2. Meningkatkan fasilitas pelayanan umum dan operasional termasuk pengadaan, perbaikan dan perawatan gedung dan peralatan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan negara pelayanan; dan 2. Meningkatkan fasilitas pelayanan umum dan operasional termasuk pengadaan, perbaikan dan perawatan gedung dan peralatan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan negara administrasi pemerintahan yang memadai pada unit-unit kerja di lingkungan penyelenggaraan negara. Nasional, Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan & Pembangunan, Dep. Keuangan, BUMN, MPR, DPR, Kepresidenan, Sekretariat Wakil Presiden, Dep. Dalam Negeri, Dep. Luar Negeri, Dep. Perindustrian, Dep. Perhubungan, Dep. Pendidikan Nasional, Dep. Agama, Dep. Nakertrans, Dep. Sosial, Dep. PU, Kementerian Koordinator Bidang Polhukam, Ristek, Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Kementerian Negara Koperasi & UKM, BPS, PPN/Bappenas, BPN, Perpustakaan Nasional, II.13-11

Dep. Komunikasi & Informatika, Pembangunan Daerah Tertinggal, LIPI, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Bakosurtanal, Dep. Perdagangan, KPK 7. Program Penyelenggaraan Pimpinan Kenegaran dan Kepemerintahan 1. Menyediakan fasilitas kebutuhan kerja pimpinan; 2. Mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi kantor kenegaraan dan kepemerintahan seperti belanja pegawai, belanja barang, belanja perjalanan, belanja modal, dan belanja lainnya; 3. Menyelenggarakan koordinasi dan konsultasi rencana dan program kerja kementerian dan lembaga; 4. Mengembangkan sistem, 1. Menyediakan fasilitas kebutuhan kerja pimpinan; 2. Mendukung kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi kantor kenegaraan dan kepemerintahan seperti belanja pegawai, belanja barang, belanja perjalanan, belanja modal, dan belanja lainnya; 3. Menyelenggarakan koordinasi dan konsultasi rencana dan program kerja kementerian dan lembaga; 4. Mengembangkan sistem, prosedur Terselenggaranya tugas pimpinan dan fungsi manajemen dalam melaksanakan penyelenggaraan kenegaraan dan kepemerintahan. PAN, Badan Kepegawaian Negara, Lembaga Administrasi Negara, Arsip Nasional, Badan Pemeriksa Keuangan, Dep. Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, BUMN, MPR, DPR, MA, Kepresidenan, Sekretariat Wakil Presiden, Dep. Dalam Negeri, Dep. Luar Negeri, Dep. Hukum & HAM, Dep. ESDM, 7.522.704,0 II.13-12

dan standarisasi administrasi pendukung pelayanan; dan prosedur dan standarisasi administrasi pendukung pelayanan; dan 5. Meningkatkan fungsi manajemen yang efisien dan efektif. 5. Meningkatkan fungsi manajemen yang efisien dan efektif. Dep. Perhubungan, Dep. Pendidikan Nasional, Dep. Kesehatan, Dep. Agama, Dep. Nakertrans, Dep. Sosial, Dep. Kehutanan, Dep. Kelautan & Perikanan, Dep. PU, Kementerian Koordinator Bidang Polhukam, Kementerian Koordinator Bidang Kesra, Dep. Kebudayaan & Pariwisata, Ristek, Kementerian Negara Lingkungan Hidup, Kementerian Negara Koperasi & UKM, Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan, BIN, Lembaga Sandi Negara, BPS, PPN/Bappenas, BPN, Dep. Komunikasi & Informatika, BKPM, II.13-13

BNN, Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, BKKBN, Komnas HAM, KPU, MK, LIPI, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Badan Pengkajian & Penerapan Teknologi, Lembaga Penerbangan & Antariksa Nasional, Bakosurtanal, Dep. Perdagangan, Pemuda & Olahraga, Dep. Perindustrian, Lemhannas. II.13-14