TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER ETNOLINGUISTIK PENAMAAN-PENAMAAN HUJAN DALAM MASYARAKAT DUSUN JERO TENGAH, KECAMATAN ALIAN, KABUPATEN KEBUMEN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

oantropologiadalahsalahsatucabang ilmusosialyang mempelajaritentang budayamasyarakatsuatuetnistertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai individu, tetapi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki wilayah pemakaiannya sendiri. Demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian bahasa Jawa juga memiliki dialek yang tidak sedikit. dialek Banyuwangi, dialek Surabaya, dan dialek Jogjakarta.

BAB I PENDAHULUAN. tata kalimat, dan tata makna. Ciri-ciri merupakan hakikat bahasa, antara lain:

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dengan adanya bahasa, manusia bisa berintekrasi dengan manusia lainnya

Surono, S.Ant., M.A.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dipakai dalam interaksi antara dua orang atau lebih dan dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat. Bahasa merupakan ciri yang paling khas dari manusia

BAB I PENDAHULUAN. lingua france bukan saja di kepulauan Nusantara, melainkan juga hampir seluruh

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan bahasa, terdapat aturan-aturan pemakaian bahasa yang dapat

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

Pengertian dan Ruang Lingkup Ilmu Antropologi Pengantar Antropologi

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan bahasa sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Keanekaragaman bahasa merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang tak

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting digunakan oleh masyarakat di suatu daerah tertentu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentang pemertahanan bahasa Bali di Universitas Airlangga, dan pemertahanan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa pendapat yang mengartikan pendapatan yaitu, Sukirno (2006)

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

HUBUNGAN SOSIOLINGUISTIK

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Bahasa disebut sebagai alat komunikasi karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. satu ciri pembeda utama antara manusia dengan makhluk hidup lainnya. Selain

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu daerah di Indonesia dan suku Simalungun menjadikan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku (etnis) yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Pembangunan pariwisata mulai digalakkan, potensi potensi wisata yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin banyaknya budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia,

ANALISIS WACANA KELUHAN DALAM BAHASA JAWA STUDI KASUS WARGA DESA BANGSRI KECAMATAN PURWANTORO KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Makhluk hidup yang paling sempurna derajatnya adalah manusia, manusia

BAB I PENDAHULUAN. semangat kebangsaan dan semangat perjuangan dalam mengantarkan rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM EKSPRESI VERBAL ANAK USIA DINI DALAM AKTIVITAS KONSERVASI LINGKUNGAN BIDANG KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dan daya tarik wisatawan mancanegara maupun wisatawan. sekaligus peningkatan perekonomian masyarakat Indonesia.

D. Hubungan antara Antropologi-Sosial dan Sosiologi

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari bahasa. Bahasa menyerap masuk ke dalam pemikiran-pemikiran

ANALISIS FONOLOGI DAN LEKSIKOLOGI BAHASA JAWA DI DESAPAKEM KECAMATAN GEBANGKABUPATEN PURWOREJO

I. PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi disebabkan oleh tingkat fertilitas yang tinggi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. multi dimensional baik fisik, sosial, ekonomi, politik, maupun budaya.

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK

BAB I PENDAHULUAN. dalam lagi bahasa tercakup dalam kebudayaan. Bahasa menggambarkan cara berfikir

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang tinggal pada daerah tertentu (lih. Sumarsono, 2010:21).

PERTEMUAN 3 PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI MATA KULIAH ANTROPOLOGI BUDAYA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MEDAN AREA

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi. Menurut Kridalaksana (2008:21) mengartikan bahasa sebagai sebuah sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aprilia Marantika Dewi, 2013

PENGANTAR. 1. Pengertian Sosiolinguistik 2. Masalah Yang Dikaji Sosiolinguistik

BAB I PENDAHULUAN. menanyakan sesuatu, mengekspresikan diri, dan mempengaruhi orang lain. penting bagi manusia untuk berinteraksi dengan orang lain.

Hubungan antropologi dengan ilmu lain

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat pendukungnya. Dalam perubahan masyarakat Indonesia telah terjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif. Fokusnya adalah

Bahasa sebagai realisasi budaya manusia mengalami perubahan dan. dan perkembangan pola kehidupan manusia sebagai pemilik dan pengguna

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR INOVASI BUSANA ETNIK

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ismi Nurul Huda, 2013

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian.

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Senada dengan tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini, yakni berusaha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN

BAB I PENDAHULUAN. mulai berlakunya konstitusi. Bahasa Indonesia adalah varian bahasa Melayu, sebuah

BAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Aktivitas Dalam kehidupan sehari-hari semua orang melakukan aktivitas. Lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Bahasa dapat didefinisikan sebagai alat bantu antara anggota atau

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kekayaan alam yang sangat menakjubkan. Summer Institute of

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan. pengembangan budaya bangsa dengan memanfaatkan seluruh potensi

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa yang digunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan untuk berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi yang dimiliki oleh

SEJARAH PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nurshopia Agustina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PERBEDAAN KOSAKATA BAHASA JAWA DI KABUPATEN NGAWI DAN BAHASA JAWA DI KABUPATEN MAGETAN (SUATU TINJAUAN DIALEKTOLOGI) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan

I. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi)

PENINGKATAN MUTU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING (BIPA) YANG PROFESIONAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PENAMAAN FASILITAS UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

Oleh : Dwi Prihatin NIM K BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER ETNOLINGUISTIK PENAMAAN-PENAMAAN HUJAN DALAM MASYARAKAT DUSUN JERO TENGAH, KECAMATAN ALIAN, KABUPATEN KEBUMEN BIMA ARIA TEJA 09/283029/SA/14961 JURUSAN SASTRA NUSANTARA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2012

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebumen merupakan Kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, ibu kotanya adalah Kebumen. Dusun Jero Tengah, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen merupakan desa dengan geografis pegunungan. Kecamatan Alian merupakan pedesaan yang berpenduduk 60.449 jiwa pada tahun 1990 (Gayo : 1990). Masyarakat di Kecamatan Alian khususnya Dusun Jero Tengah mayoritas berpencaharian sebagai petani, untuk kalangan menengah ke bawah. Untuk golongan priyayi, mereka berprofesi sebagai guru maupun sebagai PNS. Di Dusun Jero Tengah ini ada sebutan-sebutan unik untuk menamakan hujan. Hujan di Dusun Jero Tengah merupakan hal yang langka karena geografis desa ini dikelilingi oleh bukitbukit kapur seperti yang ada di Wonosari Yogyakarta. Ada dua istilah untuk menamakan hujan yang disertai panas matahari yaitu, Udan celeng angob dan udan kĕthek ngilo. Masyarakat Yogyakarta menyebutnya Udan tĕkek. Kalau hujan deras, masyarakat Dusun Jero Tengah menamakannya Udan Bandhang, sedangkan kalau grimis dinamakan Tlĕtik. Untuk mengetahui hal ini, saya mencoba untuk meneliti menggunakan Teori yang ada pada kajian Etnolinguistik/ Antropologi Linguistik yang meneliti tentang bagaimana suatu masyarakat memandang atau memaknai apa yang ada di lingkungan sekitarnya dan tidak hanya menelaah dari strukturnya saja, tetapi lebih pada fungsi dan pemakaiannya dalam konteks situasi sosial budaya. 1.2 Rumusan Masalah Mengapa masyarakat setempat memberikan penamaan-penamaan dalam memandang Hujan seperti itu?, dan mengapa bisa disebut dengan istilah Udan celeng angob dan udan kĕthek ngilo?

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui istilah-istilah penamaan masyarakat Dusun Jero Tengah Kecamatan alian, Kabupaten Kebumen dalam memandang Hujan. 1.4 Manfaat Penelitian Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pengkajian linguistik. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan bagi penilaian yang lebih representatif dan mendalam untuk kajian Etnolinguistik. Secara praktis, penilaian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai pengetahuan bagi para pembaca.

BAB II LANDASAN TEORI DAN METODOLOGI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Definisi Antropologi Linguistik (Etnolinguistik) Antropologi linguistik (etnolinguistik) berasal dari kata antropologi yang berarti ilmu tentang manusia khususnyatentang asal-usul, anekawarna bentuk fisik, adat, dan kepercayaannya pada masa lampau (KBBI : 1988), dan linguistik yang berarti ilmu tentang bahasa (KBBI : 1988). Antropologi berasal dari bahasa Yunani yang berasal dari kata anthropos yang berarti manusia/orang dan logos yang berarti ilmu (Prawiro : 2012). Antropologi muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa melihat ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa (Prawiro : 2012). Antropologi menurut (Koentjaraningrat via Hartono : 2012) adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan, sedangkan menurut (Hunter via Hartono : 2012), Antropologi merupakan ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang manusia. Dari pendapat beberapa ahli tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Antropologi adalah sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari keanekaragaman fisik serta kebudayaan yang dihasilkan, sehingga setiap manusia yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda, sedangkan linguistik berarti ilmu bahasa (Verhaar : 2008 : 3). Kata linguistik sendiri berasal dari bahasa latin yaitu lingua yang berarti bahasa. Objek kajian linguistik adalah bahasa. Perkembangan penelitian linguistik dari mikrolinguistik menjadi penelitian linguistik interdisipliner, yang terkait dengan ilmu-ilmu lain atau makrolinguistik. Salah satunya adalah cabang linguistik yang berhubungan dengan kebudayaan manusia, yang dikenal sebagai antropologi linguistik atau etnolinguistik. Orang Amerika yang mempelopori kajian Etnolinguistik adalah Franz Boas (Hartono : 2012). (Hymes :1964:4 via Hartono) mengemukakan bahwa melalui etnolinguistik, kita bisa menelusuri bagaimana bentuk-bentuk linguistik dipengaruhi oleh

kebudayaan, sosial, mental, dan psikologis, apa hakekat sebenarnya dari bentuk kata dan makna dari hubungan keduanya. Masyarakat Indonesia yang beraneka budaya merupakan lahan yang luas untuk didalami berbagai kajian penelitian dalam perspektif etnolinguistik, sehingga sebuah budaya bisa hidup di tengah kebudayaan lainnya. 2.2 Metodologi Berikut ini adalah uraian populasi dan sampel data, instrumen penelitian, dan teknik penelitian. 2.2.1 Populasi dan sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua tuturan berian bahasa yang digunakan di Dusun Jero Tengah, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Propinsi Jawa Tengah. populasi melibatkan informan yang dipilih berdasarkan kriteria pembahan. Pengambilan tuturan bahasa dilakukan oleh 1 mahasiswa peserta mata kuliah Linguistik Interdisipliner (Etnolinguistik). Sampel data disini menggunakan penelitian dialektologi yang sudah dilakukan peneliti. 2.2.2 Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa pertanyaan dari peneliti tentang penamaan hujan di Dusun Jero Tengah. 2.2.3 Teknik penelitian Teknik penelitian yang digunakan dibagi dalam tiga tahap, yaitu penyediaan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis data.

Tahap pertama adalah tahap penyediaan data. Teknik yang digunakan dalam tahap ini adalah teknik pancing semuka, yaitu peneliti melakukan percakapan tatap muka dengan pembahan secara langsung di wilayah titik pengamatan. Dalam percakapan tersebut, peneliti menanyakan data kebahasaan sesuai dengan daftar tanya. Peneliti juga melakukan teknik rekam, kemudian dilanjutkan lagi dengan teknik catat yang merupakan tahap pencatatan data yang diperoleh ke dalam kartu data. Kemudian dilanjutkan dengan tahap mengklasifikasikan kartu data. Tahap kedua adalah tahap analisis data. Peneliti menganalisis data kebahasaan yang diperoleh dengan kajian etnolinguistik. Tahap ketiga adalah tahap penyajian hasil analisis data. Pada tahap ini hasil analisis data disajikan dalam bentuk formal, yaitu dalam bentuk perumusan tanda atau lambang. Dalam hubungannya dengan bentuk formal, pelaksanaan penyajian hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel.

BAB III PEMBAHASAN Penelitian yang sudah dilakukan ini mendapatkan hasil bahwa masyarakat Dusun Jero Tengah ini memiliki penamaan-penamaan yang unik untuk menyebut tentang hujan. Hujan di daerah ini tergolong langka karena letak geografisnya yang pegunungan kapur. Masyarakat disini masih sangat tradisional. Penduduknya ratarata sebagai petani dan mengelola sumber mata air panas yang ada di tengah dusun tersebut. Transportasi disini masih menggunakan dokar (delman) dan sepeda jengki, walaupun pegunungan kapur, tetapi dibawah pegunungan tersebut terdapat hutan lebat yang dialiri sungai. Hutan tersebut masih dihuni oleh binatang-binatang liar seperti celeng, monyet, tapir, dan lain-lain. Ternyata dengan latar belakang geografis yang seperti itu sangat mempengaruhi bahasanya. Masyarakat disini menyebut hujan itu bermacam-macam, seperti yang ada pada tabel berikut : Nama Hujan Udan celeng angob. Udan kĕthek ngilo. Analisis Data Manusia pada umumnya jika sedang menguap pasti meneteskan air mata, akan tetapi disini tidak hanya manusia, celeng juga menguap meneteskan sedikit air mata. Hawa panas juga dirasakan ketika sedang menguap. Maksud dari Udan celeng angob adalah hujan tetapi langit cerah atau panas. Di Dusun Jero Tengah banyak sekali terdapat monyet liar. Monyet kalau dikasih cermin akan menangis, sebutan hujan ini juga sama

Udan bandhang. Udan tlĕtik. seperti Udan celeng angob, karena yang dimaksudkan adalah hujan disertai panas matahari. Udan bandhang, adalah hujan besar atau deras, karena kata bandhang berarti besar. Udan tlĕtik, adalah hujan grimis (rintikrintik).

BAB IV KESIMPULAN Masyarakat Dusun Jero Tengah merupakan Dusun yang terletak di Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen yang memiliki ragam bahasa yang unik. Terlihat pada dialek-dialek setempat yang berbeda dengan masyarakat di Kota Kebumen. Penamaan hujan di Dusun Jero Tengah salah satu dari ragam dialek di Kota Kebumen. Penamaan-penamaan itu muncul dari lingkungan geografisnya juga yang masih berupa hutan dan daerah pegunungan. Masyarakat setempat memberikan penamaan seperti itu karena mereka melihat gejala-gejala alam disekitarnya, dan memadukan dengan bahasa yang berkembang di Dusun itu. Entolinguistik disini bisa diungkap dengan menangkap istilah-istilah penamaan hujan tersebut. Dengan penelitian ini, bisa dijadikan acuan kepada peniliti yang lain untuk mengkaji etnolinguistik di Indonesia yang sangat banyak budayanya dengan kondisi geografis yang berbeda-beda. Objek kajian etnolinguistik di Indonesia tidak akan ada habisnya. Penelitian ini tidak hanya dilakukan langsung pada kajian etnolinguistik, namun penelitian dialektologi pada daerah Dusun Jero Tengah ini sudah dilakukan penulis. Dari data dialektologi tersebut dapat diambil kosakata yang bisa dianalisis menggunakan kajian etnolinguistik.

BAB V DAFTAR PUSTAKA Gayo, I. 1990. Buku Pintar Nusantara. Jakarta: Upaya Warga Negara. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Verhaar, J.W.M. 2008. Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. DAFTAR LAMAN http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=contoh%20antropologi%20linguistik&source=w eb&cd=10&sqi=2&ved=0cfwqfjaj&url=http%3a%2f%2fwww.e (Diakses pada 12 Januari 2012 pukul 21.17). http://www.google.co.id/#q=contoh+antropologi+linguistik&hl=id&prmd=imvns&ei=xzgnt 5GkJcrsrAfDpNTIBA&start=30&sa=N&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.,cf.osb&fp=5b658e83a675f21 &biw=989&bih=434 (Diakses pada 12 Januari 2012 pukul 21.20). http://pdfsearchpro.com/pdf/antropologi linguistik.html (Diakses pada 11januari 2012 pukul 21.26). http://siapapunbolehbaca.multiply.com/journal/item/45/etnolinguistik_sebuah_kajian_an tropologi_yang_terasing?&show_interstitial=1&u=%2fjournal%2fitem (Diakses pada 11januari 2012 pukul 21.08).

BAB VI LAMPIRAN PEMBAHAN 1. Nama : Kartini Usia Pendidikan Pekerjaan : 40 tahun : SD : Pedagang 2. Nama : Niyem Usia : 70 tahun Pendidikan : - Pekerjaan : -