BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau remaja awal (Monks, 2006). Masa pra pubertas ini memiliki banyak potensi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. disabilitas yang seringkali dipakai kalangan publik atau institusi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ini merupakan pertanda biologis dari kematangan seksual. Perubahan ini terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan karakteristik..., Sarah Dessy Oktavia, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang

BAB I PENDAHULUAN. 50% perempuan disetiap dunia mengalaminya. Dari hasil penelitian, di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO remaja adalah tahapan individu yang mengalami pubertas

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Aspek biopsikososial higiene...irmatri Ariyani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi

BAB I PENDAHULUAN. masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan. perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial. Buku-buku Pediatri

BAB 1 PENDAHULUAN. rawan terhadap stress (Isnaeni, 2010). World Health Organization (WHO) dan belum menikah (WHO dalam Isnaeni, 2010).

PENGETAHUAN MENSTRUASI REMAJA YANG MENGALAMI SUBSTITUSI POLA ASUH PADA KELUARGA TKI. Hery Ernawati

SKRIPSI. Skripsi ini disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat. Melakukan Penelitian di Bidang Kesehatan Masyarakat. Disusun oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebuah negara kepulauan yang didiami oleh 222,6 juta jiwa, yang menjadikan

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan 85% diantaranya hidup di negara berkembang. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik. Masa pubertas adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

BAB I PENDAHULUAN. yang berada pada tahap transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa yaitu bila

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. remaja adalah datang haid yang pertama kali atau menarche, biasanya sekitar umur

WORKING PAPER. Shella Lesmana [Kelas : LB33] ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis (Sarwono, 2013).

Suci Musvita Ayu 1 INTISARI ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. fisik terjadinya kematangan alat reproduksi, salah satunya adalah datangnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, Indonesia dihadapkan pada berbagai macam permasalahan, baik ekonomi, pendidikan, sosial maupun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

BAB I PENDAHULUAN. kematangan seksual. Perubahan-perubahan ini terjadi pada masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Menstruasi pertama kali disebut dengan menarche (Wong,2008).

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah sebuah periode transisi dari dari kanak-kanak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

BAB I PENDAHULUAN. perubahan biologis dan psikologis yang pesat dari masa kanak-kanak ke masa

SIKAP IBU TERHADAP KECEMASAN REMAJA PUTRI (KELAS VI) DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI GEBANGSARI 04 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. terutama pada remaja putri yang nantinya akan menjadi seorang wanita yang

BAB I PENDAHULUAN. Data Demografi menunjukkan bahwa penduduk di dunia jumlah populasi remaja

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. akan mendapatkan ciri-ciri fisik dan sifat yang memungkinkan mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan

mengenai seksualitas membuat para remaja mencari tahu sendiri dari teman atau

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. menstruasi atau disebut juga dengan PMS (premenstrual syndrome).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional

BAB I PENDAHULUAN. dan transisi dalam moralitas (Suhud & Tallutondok., 2009).

BAB I PENDAHULUAN. keadaan normal lama menstruasi berkisar antara 3-7 hari dan rata-rata berulang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Masa remaja adalah suatu tahap antara masa kanak kanak dengan

SIKAP DAN TINDAKAN TENTANG MENSTRUAL HYGIENE PADA REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 9 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Seks bebas adalah hubungan seksual terhadap lawan jenis maupun

BAB I PENDAHULUAN. fisik, biologis, psikologis dan sosial budaya (Sarwono, 2008). dan hormonal yang terjadi selama masa remaja awal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi pada remaja adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemahaman masyarakat tentang seksualitas sampai saat ini masihlah kurang.

Kata Kunci : seksual remaja, berpacaran, sumber informasi

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN SISWI KELAS I TENTANG DISMENOREA (Study kasus di SMP Negeri 2 dan MTs As-safi iyah Kayen) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial.

Rahmawati, Murwati, Henik Istikhomah Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan untuk laki-laki adalah 19 tahun. Namun data susenas 2006

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, menunjukkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. 1 Pengertian tersebut dapat diartikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. beragam suku dan sebagian besar suku yang menghuni kabupaten Merangin

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanakkanak. menjadi masa dewasa. Masa transisi ini kadang

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. usia tahun atau pada masa awal remaja di tengah masa pubertas

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN ORANG TUA (IBU) DENGAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DISMENOREA DAN PENANGANANNYA DI MA AN-NUR KOTA CIREBON TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan zaman yang semakin pesat, menuntut. masyarakat untuk bersaing dengan apa yang dimilikinya di era

BAB I PENDAHULUAN. remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/middle

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa remaja adalah suatu periode dalam hidup manusia. dimana terjadi transisi secara fisik dan psikologis yang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa yang paling penting karena pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wanita berbeda-beda waktunya dalam mendapatkan menarche atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

SKRIPSI. Proposal skripsi. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 3, Oktober 2012

BAB I PENDAHULUAN. bangsa di masa mendatang. Remaja adalah mereka yang berusia tahun dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO) periode remaja adalah umur 10-19 tahun. Fase dimana terjadi pertumbuhan fisik yang cepat dan perkembangan psikologi dan kedewasaan. Namun usia 19 tahun ternyata tidak menjamin remaja telah mencapai kondisi sehat secara fisik, mental, maupun sosial dalam proses reproduksi (Patton and Russell, 2007, Sharma et al., 2008). Masa remaja merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan berbagai perubahan baik fisik, psikis maupun sosial (Patton and Russell, 2007). Berbagai perubahan tersebut dapat menimbulkan persoalan-persoalan yang kemungkinan dapat mengganggu perkembangan remaja selanjutnya. Adapun persoalan yang dihadapi para remaja diantara adalah masalah kesehatan reproduksi. Peristiwa yang menandai pubertas ketika seorang anak perempuan menginjak remaja adalah menstruasi yang pertama (menarche). Menarche adalah suatu peristiwa transisi yang penting dalam siklus hidup wanita, menunjukkan pergeseran dari seorang anak perempuan ke seorang wanita bahkan jika mendapatkannya di umur enam tahun (BKKBN, 2008, Patton and Russell, 2007, Richter, 2006). Menstruasi adalah hal yang dialami oleh semua wanita sehat pada banyak masa dikehidupannya, namun topik ini masih merupakan hal rahasia, tabu, dan negatif. Banyak orang percaya bahwa menstruasi adalah hal kotor, hina dan mengganggu. Untuk itu diperlukan upaya agar anak perempuan belajar tentang menstruasi dan dapat mempersiapkan diri menghadapinya. Costos et al. (2002) mengemukakan walaupun banyak terdapat berbagai sumber informasi tentang menstruasi, ibu tetap merupakan sumber utama bagi anak untuk belajar tentang menstruasi. Ibu merupakan sumber utama remaja mendapat pengetahuan tentang menarche dan menstruasi (Sharma et al, 2008). Namun ibu tidak sepenuhnya nyaman atau kompeten ketika harus melakukan pekerjaan mengajari anak perempuan mereka tentang menstruasi (Costos et al., 2002). Menurut Costos et al.

2 (2002), dalam penelitiannya banyak ibu merahasiakan dan tidak mengkomunikasikan menstruasi karena bagi mereka merupakan topik yang tidak nyaman. Penelitian di negara maju telah menyimpulkan bahwa perubahan biologi yang cepat selama pubertas dapat menyebabkan rasa malu dan bahkan stres pada banyak anak perempuan maupun laki-laki (Martin, 1996). Sikap yang negatif tersebut kebanyakan karena kurangnya pengetahuan. Pengalaman yang serupa juga ditemukan diantara remaja di Indonesia. Apabila dibandingkan dengan orang tua mereka, remaja sekarang menerima informasi yang lebih baik dan lebih kurang pembatasan dalam pubertas dan seksual; tetapi kurangnya informasi masih jelas (Situmorang, 2003). Wanita banyak yang mengalami ketidaknyamanan fisik selama beberapa hari sebelum mendapatkan periode menstruasi, khususnya pada awal-awal masa dewasa. Gejala-gejala gangguan mulai dari rasa tidak nyaman pada daerah perut sampai masalah ketidakstabilan emosi, kondisi ini yang dikenal dengan premenstrual syndrome (PMS) (Dickerson et al., 2003). Agar kebutuhan informasi tentang kesehatan reproduksi remaja terpenuhi, maka intensitas komunikasi perlu ditingkatkan. Intensitas komunikasi orang tua dengan anak remaja dapat digambarkan dalam bentuk seberapa sering dan bagaimana bentuk komunikasi yang dilakukan (Rakhmat, 2007). Komunikasi antara orang tua dan remaja adalah gambaran dari indikator kualitas hubungan mereka (Riesch et al., 2003). Terdapat 2 hal yang hendaknya dimiliki oleh orang tua agar dapat diterima sebagai sumber informasi bagi remaja, yaitu: keahlian (expertise) dan dapat dipercaya (trustworthiness). Remaja menganggap orangtuanya tidak memiliki cukup keahlian atau remaja menganggap orangtuanya kurang dapat dipercaya, karena cenderung menghakimi. Kondisi tersebut dapat menyebabkan remaja tidak menjadikan orangtua sebagai sumber informasi (Jaccard et al., 2002) Huizinga et al. (2005) menyatakan bahwa hubungan keluarga yang dekat adalah ketika komunikasi orang tua dan remaja baik, maka dapat menolong remaja untuk beradaptasi pada kejadian sulit dikehidupannya. Teori menunjukkan

3 bahwa kualitas dan kuantitas komunikasi orang tua memainkan peranan penting dalam hal bagaimana orang tua dapat mempengaruhi anak remajanya (Wilson and Donenberg, 2004). Komunikasi di rumah merupakan langkah awal untuk hubungan baik, komunikasi tentang suatu topik yang dapat meluas, termasuk tentang seksual dan kesehatan reproduksi, selain itu juga dapat memonitor aktivitas remaja (Kumi-Kyereme et al., 2007). Untuk menghindari informasi yang salah tentang menstruasi, remaja putri membutuhkan informasi yang baik dan tepat (Gupta et al, 1996). Pengetahuan tentang menstruasi dan keluhan menstruasi harus diberikan oleh orang tua sebagai orang paling dekat intensitas komunikasinya dengan remaja selain fasilitas di sekolah yang menyampaikan materi tentang menstruasi. Menyadari pentingnya kebutuhan pengetahuan tentang menstruasi bagi remaja putri sedini mungkin untuk mempersiapkan remaja putri. Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang intensitas komunikasi orang tua dan remaja putri tentang pengetahuan dan keluhan menstruasi. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Banjarbaru sebagai tempat penelitian merupakan SMP favorit di Banjarbaru Kalimantan Selatan, yang memiliki siswa dari berbagai suku dan latar belakang ekonomi. Informasi tentang menstruasi didapat siswi dari berbagai sumber yaitu guru, tenaga kesehatan, teman, media cetak dan elektronik. Remaja putri perlu medapatkan informasi yang akurat, tepat dan benar. Sehingga remaja memerlukan bimbingan yang dapat diberikan oleh orang tua yaitu ibu. Remaja memerlukan penjelasan informasi yang diperoleh dapat diberikan oleh orang tua. Studi pendahuluan pada beberapa siswa mendapatkan informasi bahwa komunikasi menstruasi didapat remaja setelah menanyakan kepada orang tua sesudah mereka mendapatkan menstruasi. Terdapat juga remaja yang tidak mendapat penjelasan dari orang tua tentang menstruasi, namun diberikan buku tentang menstruasi. Untuk menyadari pentingnya kebutuhan pengetahuan kesehatan reproduksi bagi anak remaja terutama pengetahuan tentang menstruasi dan keluhan yang dihadapi secara benar, khususnya remaja putri. Salah satunya informasi ialah orang tua dengan berkomunikasi yang baik, maka peneliti tertarik

4 untuk melakukan penelitian tentang komunikasi orang tua dan remaja putri tentang pengetahuan dan keluhan menstruasi di SMP Negeri 1 Banjarbaru. B. Perumusan Masalah Menstruasi merupakan suatu proses biologis yang terjadi pada setiap wanita dan merupakan peristiwa yang sangat penting bagi remaja putri yang menjadi pertanda dari berfungsinya organ reproduksi. Sebagian remaja merasa bahwa permulaan menstruasi bisa menjadi hal membingungkan, terutama jika mereka tidak mendapat informasi yang benar sebelumnya. Dengan adanya informasi yang tidak benar, maka proses menstruasi dikaitkan dengan hal-hal yang menjijikkan, haram dan dosa. Untuk mencegah hal tersebut remaja putri perlu mempersiapkan diri dalam menghadapi menstruasi dengan diberikan pengetahuan dan informasi yang benar masalah menstruasi dan kesehatan menstruasi. Sehingga dapat mengetahui jika terjadi gangguan, dan memiliki sikap serta perilaku bertanggung jawab terhadap kesehatan reproduksinya (Sulastomo et al., 2002). Keluhan yang berhubungan dengan menstruasi sering terjadi dan mengganggu kegiatan sehari-hari remaja putri. Sangat penting bagi orang tua dan program kesehatan sekolah untuk lebih memperhatikan dan memberi informasi yang relevan untuk menghilangkan salah persepsi tentang pengobatan yang harus mereka ambil (Sharma et al., 2008). Menurut Jaccard et al. (2002), komponen komunikasi yang berhubungan dengan komunikasi orangtua dan remaja adalah isi komunikasi, gaya komunikasi, waktu komunikasi, cakupan komunikasi, dan konteks komunikasi. Komunikasi yang baik terdapat beberapa kriteria yaitu: kesamaan, kepercayaan, kedekatan, dukungan emosional dan timbal balik (Savin-Williams and Berndt, 1990). Kurangnya komunikasi antara orang tua dengan remaja menyebabkan remaja mencari informasi tentang menstruasi dari teman, media cetak dan elektronik. Permasalahan timbul jika remaja tidak mendapatkan informasi yang benar, padahal informasi tersebut dapat mempengaruhi pengetahuan dan pandangannya terhadap menstruasi serta keluhan menstruasi.

5 Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan apakah ada hubungan tingkat intensitas komunikasi antara remaja putri dengan orang tua yaitu ibu dengan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi dan keluhan menstruasi remaja putri?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Diketahuinya hubungan tingkat intensitas komunikasi antara orang tua dan remaja putri tentang menstruasi dengan pengetahuan menstruasi dan keluhan menstruasi remaja putri. 2. Tujuan khusus a. Mengetahui tingkat intensitas komunikasi antara orang tua yaitu ibu dan remaja putri tentang menstruasi. b. Mengetahui tingkat pengetahuan menstruasi remaja putri. c. Mengetahui ada atau tidak adanya keluhan menstruasi yaitu PMS pada remaja putri. d. Mengetahui hubungan tingkat intensitas komunikasi antara ibu dan remaja putri dengan pengetahuan menstruasi. e. Mengetahui hubungan tingkat intensitas komunikasi antara ibu dan remaja putri dengan ada atau tidak adanya keluhan menstruasi. D. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan informasi ke pengelola SMP untuk disampaikan kepada siswa dan orang tuanya tentang pentingnya komunikasi, pengetahuan tentang mentruasi dan keluhannya. 2. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan komunikasi orang tua yaitu ibu dan remaja putri tentang menstruasi. 3. Dapat menjadikan referensi bagi peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya dan peneliti yang mempunyai minat sama.

6 E. Keaslian Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh Costos et al. (2002) tentang Recollection of menarche: communication between mother and daughter regarding menstruation. Penelitian ini dilakukan pada 138 wanita yang mendapat pertanyaan pendidikan mereka tentang menstruasi dan pengalaman dengan menstruasi bertujuan untuk mendapatkan jenis pesan seperti apa tentang menstruasi yang cenderung diberikan ibu kepada anak perempuannya dengan menganalisis informasi tentang kualitas dan kuantitas komunikasi tentang menstruasi.. Hasil penelitian ini menunjukkan dari pengalaman sampel terdapat 8 pesan negatif dari ibu tentang menstruasi. Cox et al. (2010) melakukan penelitian yang berjudul Using focus groups to understand mother-child communication about sex yang menunjukkan bahwa komunikasi dengan orang tua memainkan peranan penting pada perilaku berisiko remaja. Data yang dianalisis pada penelitian ini tentang ibu yang sering merasa tidak nyaman diskusi tentang seks dengan anak mereka, ibu merasa sangat kuat terhadap nilai yang dipegang dan kepercayaannya harus diarahkan pada diskusi dan ibu percaya bahwa anak mereka perlu informasi yang terus berkembang. Penelitian Wilson and Donenberg (2004), yaitu Quality of parent communication about sex and its relationship to risky sexual behavior among youth in psycchiatric care: a pilot study menginvestigasi hubungan antara komunikasi orangtua tentang seksual dan perilaku seksual remaja. Ramaja melaporkan perilaku seksual mereka dan orangtua melaporkan frekuensi mereka membawa topik tentang seksual, HIV/AIDS, dan kontrol kehamilan. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan kualitas komunikasi orangtua remaja dengan perilaku seksual remaja. Houston et al. (2006) melakukan penelitian tentang Knowledge, attitude, and consequences of menstrual health in urban adolescent females. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan dan sikap remaja perkotaan mengenai menstruasi. Survei dilakukan pada remaja unur 12-21 tahun dengan jumlah sampel 198. Hasil penelitian ini mengungkapkan tentang dampak

7 dari gangguan menstruasi berhubungan dengan tingginya angka absensi sekolah pada remaja dan aktifitasnya. Penelitian Sharma et al. (2008), yang berjudul Problem related to menstruation amongst adolescent girls bertujuan melihat tipe dan frekuensi keluhan menstruasi pada remaja putri dan efeknya pada kegiatan sehari-hari. Hasil penelitian menunjukkan masalah keluhan yang dihadapi remaja putri saat menstruasi seperti kebanyakan remaja mengeluhkan dismenorea dan satu atau lebih gejala PMS. Adapun keluhan tersebut membuat remaja putri mengalami gangguan pada kegiatan rutinnya karena gangguan pada saat tidur, sakit saat beraktivitas, tidur lebih banyak dari biasanya, absen sekolah dan lainnya. Sumber informasi tentang menstruasi yang terbanyak didapat remaja dari orang tua yaitu ibu. Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah pada tujuan penelitian, rancangan penelitian, variabel penelitian, jumlah sampel dan lokasi penelitian. Tabel 1. Perbedaan penelitian Peneliti Tujuan Rancangan Hasil Sampel Lokasi Costos et al. (2002) Cox et al. (2010) Wilson and Donenberg (2004) Houston et al. (2006) Untuk mendapatkan jenis pesan seperti apa tentang menstruasi yang cenderung diberikan ibu kepada anak perempuannya dengan menganalisis informasi tentang kualitas dan kuantitas komunikasi tentang menstruasi. Mengetahui komunikasi dengan topik seks dan perilaku seksual berisiko pada remaja. menginvestigasi hubungan antara komunikasi orangtua tentang seksual dan perilaku seksual remaja Untuk mendapatkan informasi tentang pengetahuan dan sikap remaja perkotaan mengenai menstruasi Interview 138 Boston Focus group 3 kelompok masing-masing 6-8 orang South Carolina Longitudinal study 30 Chicago Cross sectional 198 Daerah perkotaan Washington Terdapat 8 pesan negatif dari ibu tentang menstruasi Ibu tidak nyaman berdiskuasi tentang seks dengan anak, ibu meyakini diskusi harus dengan aturan mereka, ibu percaya anak mereka memerlukan informasi Adanya hubungan kualitas komunikasi orangtua remaja dengan perilaku seksual remaja Dampak dari gangguan menstruasi berhubungan dengan tingginya angka absensi sekolah pada remaja dan aktifitasnya

8 Lanjutan tabel 1 Peneliti Tujuan Rancangan Hasil Sampel Lokasi Sharma et al. (2008) Peneliti (2015) Melihat tipe dan frekuensi keluhan menstruasi pada remaja putri dan efeknya pada kegiatan sehari-hari. Mengetahui hubungan tingkat intensitas komunikasi antara orang tua dan remaja putri tentang pengetahuan menstruasi dan keluhan menstruasi remaja putri. Cross sectional 198 India Cross sectional 121 Banjarbaru Masalah keluhan yang dihadapi remaja putri saat menstruasi, yaitu dismenorea dan satu atau lebih gejala PMS yang membuat remaja putri mengalami gangguan pada kegiatan rutinnya Ada hubungan intensitas komunikasi antara orang tua dan remaja putri dengan pengetahuan menstruasi dan keluhan menstruasi