Aplikasi Teknologi Pakan, Kandang dan Bibit...Fitrya Russanti

dokumen-dokumen yang mirip
III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak

PENDAHULUAN. produksi yang dihasilkan oleh peternak rakyat rendah. Peternakan dan Kesehatan Hewan (2012), produksi susu dalam negeri hanya

Analisis Biaya dan keuntungan...simon pardede

Respon Penggunaan Faktor Produksi Ridwan Dharmawan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT PADA USAHA BUDIDAYA PERIKANAN

Tingkat Adopsi Inovasi Peternak dalam Beternak Ayam Broiler di Kecamatan Bajubang Kabupaten Batang Hari

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI USAHATANI SEMANGKA DI DESA MARANATHA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

Revenue Analysis Of Cattle Farmer In Sub District Patebon Kendal Regency

PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CAISIM (Brassica chinensis L.) Abstract PENDAHULUAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p 1-7 Online at :

Hubungan Perilaku Komunikasi Interpersonal...Muhammad Fauzi

ANALISIS EFISIENSI USAHA DAN KONTRIBUSI PENDAPATAN PETERNAK KELINCI DI KABUPATEN BANYUMAS

(ANALYSIS OF NEEDED INVESTMENT FOR BROILER CHICKEN FARM IN PURBALINGGA)

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usaha Penggemukan Sapi (Kasus di Kelurahan Ekajaya, Kecamatan Jambi Selatan Kotamadya Jambi)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

Manfaat Finansial Penggunaan Ransum Berbasis Silase... Andrian Lutfiady

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHA PETERNAKAN AYAM BOILER DI KECAMATAN MOYUDAN SLEMAN

EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Novi Anggraeni 1) Dedi Darusman 2) Dedi Sufyadi 3)

1 III METODE PENELITIAN. (Koperasi Peternakan Sapi Bandung Utara) Jabar yang telah mengikuti program

Kontribusi Usaha Ternak Sapi Perah Terhadap Pendapatan Keluarga Peternak di Kecamatan Musuk Kabupaten Boyolali

PERFORMA PRODUKSI SUSU DAN REPRODUKSI SAPI FRIESIAN-HOLSTEIN DI BPPT-SP CIKOLE LEMBANG SKRIPSI YUNI FITRIYANI

INCOME ANALYSIS, OF SMALL SCALE DAIRY FARMING ACTIVITY AT BOTO PUTIH VILLAGE BENDUNGAN SUB DISTRICT TRENGGALEK REGENCY

BEEF CATTLE FARMING ANALYSIS IN PANCONG JAYA FARMER GROUP, WARU TIMUR VILLAGE WARU SUBDISTRICT PAMEKASAN REGENCY

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

ANALISIS FINANSIAL PETERNAK SAPI PESERTA KREDIT KETAHANAN PANGAN DAN ENERGI (KKPE) DAN MANDIRI DI KABUPATEN MAGELANG

ANALISIS PRODUKTIVITAS USAHATANI CABAI MERAH BESAR (Capsicum annum L.) DI DESA ANDONGSARI KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER

IV. METODE PENELITIAN

Analisis Pendapatan Usaha Ternak Sapi Perah Di Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali

Kata kunci : Pendapatan, rentabilitas, titik impas, masa pengembalian modal

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI CABAI MERAH

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI CENGKEH DI KECAMATAN JATIYOSO KABUPATEN KARANGANYAR

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Peternakan Sapi Perah

ANALISIS EFISIENSI TEKNIS PRODUKSI USAHATANI CABAI (Kasus Kelurahan Tiga Runggu Kecamatan Purba Kabupaten Simalungun)

ANALISIS OPTIMASI PENGGUNAAN INPUT PRODUKSI PADA USAHATANI UBI KAYU

BAB VI ANALISIS PRODUKSI USAHATANI BELIMBING DEWA DI KELAPA DUA

ANALISIS KEUNTUNGAN USAHATANI CABAI MERAH BESAR DI DESA ANDONGSARI KECAMATAN AMBULU KABUPATEN JEMBER

Syahirul Alim, Lilis Nurlina Fakultas Peternakan

PENGARUH KARAKTERISTIK INOVASI TERHADAP PENERIMAAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH PADA PESERTA PELATIHAN KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA

STUDI KOMPARATIF SISTEM PENGGEMUKAN SAPI KEREMAN DI DAERAH BANTARAN SUNGAI DAN LUAR DAERAH BANTARAN SUNGAI KRUENG ACEH KABUPATEN ACEH BESAR TESIS

Analisis Efisiensi Penggunaan Faktor... Hafiz Wahyu Riandi

EFISIENSI EKONOMI USAHA SAPI PERAH DI KAWASAN USAHA PETERNAKAN (KUNAK) KECAMATAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR

VI. ANALISIS EFISIENSI FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI PADI

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

Keyword : Analyzed, Affected, Production, Capital, Fertilizer, Seed, Labour

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

PENGARUH KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DAN JUMLAH PAKAN TERHADAP PENDAPATAN PETERNAK SAPI PERAH RAKYAT

ANALISIS USAHA TERNAK SAPI POTONG (Studi Kasus: Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat)

ANALISIS PENGARUH LUAS LAHAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI KAKAO PERKEBUNAN RAKYAT DI PROVINSI ACEH

ANALISIS EFISIENSI EKONOMI USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KECAMATAN CEPOGO

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

KAJIAN EKONOMI USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN SUKAPURA KABUPATEN PROBOLINGGO

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

VI. ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI PADI SAWAH VARIETAS CIHERANG DI GAPOKTAN TANI BERSAMA

DAMPAK TEKNOLOGI MULSA PLASTIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI TOMAT

ANALISIS EFISIENSI USAHA TANI IKAN NILA DALAM KERAMBA DI DESA ARO KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANG HARI YOLA NOVIDA DEWI NPM.

KELAYAKAN USAHA PETERNAKANN AYAM RAS PEDAGING POLA KEMITRAAN INTI-PLASMA

Analisis Faktor Produksi Dan Efisiensi Alokatif Usahatani Bayam (Amarathus Sp) Di Kota Bengkulu. Fithri Mufriantie*, Anton Feriady*

PENDAPATAN TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOROH KABUPATEN GROBOGAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODOLOGI PENELITIAN

Buletin Peternakan Vol. 34(1): 64-69, Februari 2010 ISSN

Reny Debora Tambunan, Reli Hevrizen dan Akhmad Prabowo. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung ABSTRAK

KAJIAN TINGKAT INTEGRASI PADI-SAPI PERAH DI NGANTANG KABUPATEN MALANG

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p Online at :

ANALISIS POTENSI TENAGA KERJA DALAM KELUARGA UNTUK PENGEMBANGAN USAHATERNAK SAPI PERAH DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Oleh : Suprapto *) Key words : International Standard of Industrial Classification (ISIC), increassing returns to scale. I.

PEMASARAN SUSU DI KECAMATAN MOJOSONGO DAN KECAMATAN CEPOGO, KABUPATEN BOYOLALI. P. U. L. Premisti, A. Setiadi, dan W. Sumekar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN JERUK PAMELO (Citrus grandis) DI KABUPATEN PATI

VI. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

ANALISIS PERBANDINGAN KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH

Staf Pengajar Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

SKRIPSI ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI PADA USAHA KERIPIK UBI SEBAGAI MAKANAN KHAS LANGSA DI KOTA LANGSA, PROVINSI ACEH OLEH. Nana Purnama Sari

1 I PENDAHULUAN. sapi perah sehingga kebutuhan susu tidak terpenuhi, dan untuk memenuhi

EFISIENSI USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KABUPATEN SEMARANG EFFORT EFFICIENCY DAIRY CATTLE FARMING SEMARANG REGENCY

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI PADA KELOMPOK TANI PATEMON II DI DESA PATEMON KECAMATAN TLOGOSARI KABUPATEN BONDOWOSO

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 2, 2012, p Online at :

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan di Pulau Untung Jawa Kabupaten

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

BAB III METODE PENELITIAN. (digembalakan) menjadi pola pemeliharaan insentif (dikandangkan), serta mulai

Analisis Usahatani Bawang Merah di Desa Sumberkledung Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo

ABSTRACT

ANALISIS PRODUKSI TEBU DAN GULA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

Hubungan Antara Faktor Internal dengan Faktor Eksternal... Fitriana Suciani

Sosiohumaniora, Vol. 12, No. 3, November 2010 :

ANALISIS FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PETANI KARET DI DESA RAMBAH HILIR TENGAH KECAMATAN RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU ABSTRACT

Analisis Produksi Usahatani Tomat di Kecamatan Telaga Langsat Kabupaten Hulu Sungai Selatan

PENGEMBANGAN PERKEBUNAN INTI RAKYAT (PIR) KELAPA SAWIT YANG BERDAYASAING DI KABUPATEN PASAMAN BARAT

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENGARUH BIAYA INPUT DAN TENAGA KERJA TERHADAP KONVERSI LUAS LAHAN KARET MENJADI LAHAN KELAPA SAWIT

BEBERAPA FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI PANCA USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH

Transkripsi:

PENGARUH APLIKASI TEKNOLOGI PAKAN, KANDANG DAN BIBIT TERHADAP PENERIMAAN USAHA PETERNAK SAPI PERAH RAKYAT DI KECAMATAN CIATER KABUPATEN SUBANG THE INFLUENCE OF THE FEEDING, STABLE AND BREEDING APPLICATION TO THE REVENUE OF SMALLHOLDER DAIRY FARMER BUSINESS AT CIATER SUBANG DISTRICT Fitrya Russanti* Universitas Padjadjaran *Alumni Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran 2015 E-mail : frussanti@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di peternak sapi perah rakyat di Ciater, Kabupaten Subang dari tanggal 15 Mei sampai dengan 15 Juni 2015. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh aplikasi teknologi terhadap penerimaan usaha dan untuk mengetahui efisiensi teknis dari faktor produksi yang digunakan peternak. Metode yang digunakan yaitu metode survei dengan jumlah responden sebanyak 32 orang peternak. Data primer didapatkan dari responden dan data sekunder didapat dari instansi terkait. Fungsi produksi Cobb Douglass digunakan untuk menghitung pengaruh aplikasi teknologi terhadap penerimaan. Hasil dari pengolahan didapatkan bahwa aplikasi pakan, kandang, bibit dan inovasi teknologi berpengaruh nyata dan signifikan terhadap penerimaan usaha (R 2 = 0,841). Secara parsial aplikasi pakan dan kandang berpengaruh nyata signifikan terhadap penerimaan, sedangkan aplikasi bibit dan inovasi teknologi secara parsial tidak berpengaruh nyata. Hasil dari efisiensi teknis menunjukkan bahwa semua input yang dipakai tidak efisien. Kondisi skala usaha peternak sapi perah yakni berada pada kondisi increasing return to scale dengan nilai RTS sebesar 1,884. Hal ini menunjukkan bahwa peternakan sapi perah cocok untuk dikembangkan. Kata kunci: Peternak Sapi Perah, Teknologi, Penerimaan Usaha, Increasing Return to Scale, Efisiensi Teknis ABSTRACT This research was conducted at the smallholder dairy farmers Ciater,in Subang District from 15 th May to 15 th June 2015. The objectives of this research were to know the influence of technological application toward smallholder dairy business revenue and to know technical efficiency of production factors that were used in smallholder dairy farmers. The survey method was used to collect the data from 32 respondents. The primary data was taken from the respondents and secondary data was from related institutions. Regression function of Cobb Douglass model was used to determine the production factor which influenced revenue of business. The result of this study showed that feed application, stable application, breeding application and technology significantly affected the revenue (R 2 = 0.841). Partially, feed Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 1

application and stable application had positive effect toward revenue of business, however breeding application and technology did not affect the business revenue. The result of technical efficiency showed that all of the input in this study have not achieved efficienly. In this study, test of return to scale (RTS) is 1.884. This value shows that dairy cattle livestock is increasing return to scale (IRS) condition. So, this condition shows that dairy cattle livestock is proper or suitable to be developed. Keywords: Dairy Farmer, Technology, Revenue, Increasing Return to Scale, Technical efficiency 1. PENDAHULUAN Pembangunan peternakan sebagai industri yang dikendalikan oleh manusia mencakup empat komponen, yaitu peternak sebagai subjek, ternak sebagai objek, lahan sebagai basis ekologi budidaya serta lingkungan dan teknologi sebagai alat (Soehadji, 1992). Pembangunan usaha peternakan diarahkan agar dapat meningkatkan penerimaan peternak. Program peningkatan usaha peternakan sapi perah tradisional agar lebih maju dan menguntungkan dapat dilakukan melalui penerapan inovasi teknologi. Adopsi teknologi merupakan suatu jembatan dalam upaya meningkatkan produktivitas suatu usaha. Demikian juga pada usaha ternak sapi perah, peternak harus mengadopsi teknologi yang dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan peternak. Dengan kata lain, inovasi teknologi merupakan alat untuk memecahkan persoalan yang terjadi di kalangan peternak. Usahaternak sapi perah di Kecamatan Ciater didominasi oleh peternak rakyat. Persoalan yang sering muncul didalam usahaternak sapi perah rakyat diantaranya yaitu rendahnya skala kepemilikan sapi perah, rendahnya pendapatan peternak, produktivitas ternak yang masih rendah dan tingginya tingkat biaya produksi. Adopsi teknologi peternak sapi perah dalam bidang breeding, feeding dan manajemen di Kecamatan Ciater pun masih rendah, sehingga rata-rata produksi susu yang dihasilkan masih rendah. Pada Tahun 2009 produksi susu hanya mencapai 6,8 liter/ekor/hari, namun pada Tahun 2010 produksi susu rata-rata meningkat menjadi 9,2 liter/ekor/hari (Tawaf dan Surianingrat, 2011). Guna meningkatkan dan mengembangkan usahaternak sapi perah di Kecamatan Ciater maka perlu diperlukan penerapan berbagai inovasi teknologi. Upaya-upaya yang dilakukan oleh peternak sapi perah di Kecamatan Ciater yakni diantaranya dengan mengganti bibit dengan bibit yang telah diseleksi, melakukan perubahan pada bangunan kandang dan melakukan teknologi pakan yakni berupa penambahan silase Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 2

dalam pemberian pakan. Kegiatan tersebut merupakan upaya dalam peningkatan faktor genetik dan faktor lingkungan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas ternak. Penggantian bibit, perubahan kandang dan pelaksanaan teknologi pakan merupakan rangkaian program dari PT. Danone Dairy Indonesia yang diberi nama Dairy Development in Ciater Programs. Selain masalah rendahnya inovasi teknologi, rendahnya penerimaan usaha peternak sapi perah dikarenakan pemakaian faktor-faktor produksi yang tidak efisien. Pengertian usaha peternakan yaitu merupakan suatu proses produksi dimana penggunaan faktor-faktor produksi yang efisien dapat meningkatkan penerimaan dan pendapatan peternak (Wisnuadji, dkk., 1979). Maka, peternak harus mengupayakan penggunaan faktor produksi sekecil mungkin untuk mendapatkan output yang besar. Menurut Daniel (2002), efisiensi teknis yaitu efisiensi yang menghubungkan antara produksi yang sebenarnya dan produksi maksimum. Suatu penggunaan faktor produksi dikatakan efisien secara teknis (efisiensi teknis) apabila faktor produksi yang dipakai menghasilkan produksi yang maksimum. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana kondisi penerimaan peternak sapi perah di Kec. Ciater setelah adanya penerapan teknologi. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh aplikasi teknologi terhadap penerimaan peternak usaha peternak sapi perah dan untuk mengetahui efisiensi teknis dari faktor-faktor produksi. 2. OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek dan Subjek Penelitian Objek penelitian yang diamati yaitu pengaruh aplikasi teknologi pakan, kandang dan bibit terhadap penerimaan usaha, dengan subjek penelitian peternak sapi perah yang berada di Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode survei adalah suatu penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1989). Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 3

Model Analisis Data Pengujian pengaruh aplikasi teknologi terhadap penerimaan dilakukan dengan analisis Fungsi Produksi Cobb-Douglas. Fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan dua atau lebih variabel. Model fungsi tersebut seperti persamaan berikut: Y = ax b1 1 X b2 2 X bi i e u Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan maka persamaan tersebut diubah menjadi bentuk linear berganda dengan cara melogaritmakan persamaan tersebut dan dapat dituliskan sebagai berikut : ln Y = ln a + b 1 ln X 1 + b 2 ln X 2 + b 3 ln X 3 + c 1 ln D 1 + u Keterangan : Y : Penerimaan usaha (Rp) X 1 X 2 X 3 D 1 : Aplikasi pakan (Kg) : Aplikasi kandang : Aplikasi bibit (Rp) : Dummy Inovasi Teknologi a, b, c : Koefisien yang akan diduga u : sisa (residual) Untuk menguji signifikansi model dilakukan uji F pada semua faktor produksi (X) secara bersama-sama berpengaruh terhadap penerimaan usaha (Y). Untuk menetapkan nyata tidaknya pengaruh masing-masing faktor produksi yang dimasukkan ke dalam model terhadap produksi susu dilakukan uji t. Koefisien Determinasi (R 2 ) adalah koefisien yang menyatakan besarnya pengaruh faktor produksi terhadap produksinya (Gujarati, 2015). Pengujian efisiensi teknis dilihat melalui nilai elastisitas produksi (Ep) masing-masing faktor produksi. Nilai Ep adalah persentase perubahan sebagai akibat dari persentase perubahan input. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 4

Keterangan: dy = nilai perubahan produk Y y = jumlah output dx = nilai perubahan input X x = jumlah input (Soekartawi, 2003) Analisis skala usaha juga dapat dilihat dari penjumlahan dari b 1 + b 2 + b 3 +c 1. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Fisik Daerah Penelitian Kecamatan Ciater merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabuptaten Subang, terdiri dari 7 desa. Kecamatan Ciater memiliki suhu udara antara 22 C sampai 32 C dengan jumlah curah hujan tahunan berfluktuasi rata-rata 2.275 mm/tahun yang diiringi pola iklim basah sepanjang tahun dan kelembaban 60 sampai 70%. Kecamatan Ciater berada pada ketinggian 800 m dari permukaan laut, dengan luas wilayah 7.819,87 Hektar. Secara klimatologis, Kec. Ciater cocok untuk dijadikan sebagai daerah pengembangan usaha sapi perah (Dasuki, 1983). Sebagian besar wilayah di Kecamatan Ciater merupakan tanah perkebunan dan tanah sawah, sehingga berbanding lurus dengan mata pencaharian warganya yang mayoritas bekerja sebagai petani (37,04%) dan buruh tani (22,31%). Masyarakat Kecamatan Ciater yang bekerja sebagai peternak masih sedikit (2,91%), karena masyarakat menganggap bahwa pendapatan yang dihasilkan dari usaha beternak masih rendah. Keadaan Peternak Sapi Perah di Daerah Penelitian Peternakan yang ada merupakan peternakan sapi perah menengah (57,5%) dan peternakan sapi perah rakyat (42,5%). Pada peternakan rakyat menengah, perbandingan antara sapi produktif dan sapi non produktif masih belum efisien. Sebagian besar jumlah sapi non produktif lebih besar dibandingkan dengan jumlah sapi produktifnya. Sehingga menyebabkan penerimaan yang diperoleh masih rendah. Identitas Responden Karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini meliputi tingkat umur, pendidikan formal, pengalaman beternak, dan skala usaha. Umur merupakan salah satu faktor Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 5

yang mempengaruhi aktivitas kerja seseorang terutama dalam kegiatan usahaternak dan juga mempengaruhi seseorang dalam merespon sesuatu yang baru walaupun belum banyak mempunyai pengalaman. Seluruh responden termasuk ke dalam golongan produktif yaitu pada kisaran umur antara 15-64 tahun (BPS, 2009). Golongan produktif sangat responsive terhadap inovasi yang baru. Berdasarkan kecepatan adopsi (Ibrahim et al, 2003), 43,75% responden merupakan golongan pengetrap awal dimana responden tersebut akan menerima inovasi jika inovasi tersebut memberikan keuntungan. Golongan pengetrap dini yaitu sebanyak 31,25% dan golongan pengetrap akhir yaitu sebanyak 25%. Pengalaman beternak responden termasuk ke dalam kategori sedang (53%) yaitu antara 5-10 tahun. Responden yang memiliki pengalaman beternak yang lebih lama cenderung lebih baik dalam menerima sebuah inovasi, karena semakin banyak pula pengalaman yang diperoleh. Pengalaman yang tinggi merupakan indikator dari tingginya kematangan peternak dalam mengelola usahaternak sapi perahnya. Tingkat pendidikan formal responden tergolong masih rendah, karena 59% responden hanya berpendidikan SD. Tingkat pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap adopsi teknologi, dimana pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan lebih memudahkan seseorang dalam mengadopsi inovasi serta memahami sifat dan fungsi inovasi tersebut (Rogers, 1983). Skala kepemilikan ternak produktif responden 68,75% merupakan usaha kecil yang memiliki ternak produktif 1-3 ekor. Responden yang memiliki ternak produktif 4-6 ekor atau skala usaha menengah sebanyak 8 orang (25%), sedangkan responden yang memiliki ternak produktif lebih dari 7 ekor hanya terdapat 2 orang. Kepemilikan ternak produktif yang masih rendah menyebabkan penerimaan usaha responden rendah Produksi Susu dan Penerimaan Usaha Sapi Perah Produksi susu sapi perah dipengaruhi oleh berbagai faktor genetik dan lingkungan (Hardjosubroto, 1994). Faktor pakan sangat mempengaruhi produksi dari suatu ternak. Jumlah pemberian hijauan peternak yaitu 30-50 kg, 6 kg konsentrat/ekor. Pemberian pakan sudah sesuai karena kuantitasnya sudah memenuhi kebutuhan ternak. Sudono et al (2003) yang mengatakan bahwa pemberian konsentrat pada sapi produksi adalah 50 persen dari susu yang dihasilkan. Pemberian pakan yang sudah sesuai ditambah dengan adanya penerapan teknologi dapat meningkatkan produksi susu. teknologi yang dilaksanakan yaitu teknologi Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 6

pakan, kandang dan bibit. Teknologi pakan yaitu dengan pemberian hijauan, konsentrat, pakan tambahan dan tambahan pakan silase. Teknologi kandang yaitu perubahan dalam layout kandang dan fasilitas kandang. Sedangkan teknologi bibit yang dilaksanakan yaitu pemilihan bibit berkualitas dengan cara penyeleksian terlebih dahulu. Setelah adanya penerapan teknologi di peternak, rata-rata produksi susu yang dihasilkan mengalami peningkatan menjadi 12,1 liter/ekor/hari dengan harga susu yang semakin meningkat. Penerimaan usaha sapi perah dalam penelitian ini diperoleh dari penjualan susu, susu untuk pedet, penjualan sapi dan pupuk kandang. Penerimaan utama dari usaha sapi perah yaitu dari produksi susu yang dihasilkan, sehingga semakin tinggi susu yang dihasilkan maka akan semakin tinggi penerimaan yang diperoleh. Rata-rata peternak setelah terjadinya peningkatan produksi susu yakni sebesar Rp. 4.226.071,00/bulan. Analisis Fungsi Produksi Fungsi produksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah fungsi produksi Cobb Douglas dengan empat variabel bebas. Variabel bebas yang diamati yaitu aplikasi pakan (X 1 ), aplikasi kandang (X 2 ), aplikasi bibit (X 3 ) dan dummy teknologi (D 1 ). Berdasarkan keempat faktor tersebut akan dilihat berapa besar pengaruhnya terhadap variabel Y. Hasil analisis regresi faktor-faktor yang berpengaruh pada penerimaan usaha peternak sapi perah menggunakan model Cobb-Douglas seperti Tabel 10. Berdasarkan Tabel 10, R 2 sebesar 0,841 yang berarti bahwa 84,1% penerimaan usaha dijelaskan oleh aplikasi pakan, kandang, bibit dan teknologi, sedangkan 15,9% dijelaskan oleh variabel lain selain variabel dalam model penelitian ini. Untuk menguji pengaruh input atau faktor produksi secara bersama-sama terhadap penerimaan usaha yang dihasilkan oleh peternak digunakan uji F. Hasil Fhitung menunjukkan bahwa variabel yang digunakan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap penerimaan usaha (F= 35,913). Untuk menguji nyata atau tidaknya pengaruh masing-masing faktor produksi terhadap penerimaan, maka digunakan uji t. Dari uji t yang dilakukan, secara parsial aplikasi pakan dan aplikasi kandang berpengaruh nyata terhadap penerimaan usaha. Setiap penambahan dan pengurangan aplikasi pakan dan kandang akan berpengaruh nyata terhadap penerimaan usaha. Aplikasi pakan memiliki koefisien regresi sebesar 0,991, artinya dalam setiap penambahan faktor produksi sebesar satu persen akan mengakibatkan penambahan output Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 7

sebesar 9,91%. Aplikasi teknologi pakan memiliki 0< Ep<1, menunjukkan bahwa faktor aplikasi teknologi pakan berada pada daerah rasional. Berdasarkan uji t (α= 0,05), teknologi pakan mempunyai pengaruh nyata terhadap penerimaan, sehingga apabila terjadi penurunan ataupun peningkatan teknologi pakan maka akan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan. Koefisien regresi untuk aplikasi pakan yang dihasilkan yakni hampir mendekati 1, hal ini sesuai dengan pendapat Sudono, dkk. (2003), mengatakan bahwa pakan sapi perah menjadi faktor utama yang dapat mempengaruhi produksi dan kualitas susu. Aplikasi kandang memiliki koefisien regresi sebesar 0,663. Penambahan satu persen aplikasi teknologi kandang maka akan meningkatkan penerimaan sebesar 6,63%. Berdasarkan uji t, teknologi kandang berpengaruh nyata terhadap penerimaan dengan nilai t hitung (2,973) > 2,048. Sehingga apabila terjadi penurunan ataupun peningkatan teknologi pakan maka akan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan. Penelitian terdahulu oleh Muljadi dan Saleh (1995) mengenai faktor produksi susu sapi perah, menyebutkan bahwa kandang berpengaruh nyata terhadap penerimaan usaha. Aplikasi bibit memiliki koefisien regresi sebesar 0,190. Penambahan satu persen aplikasi bibit maka akan meningkatkan penerimaan sebesar 1,90%. Persentase genetik terhadap produksi susu hanya 30%, sehingga dalam penelitian ini pengaruh bibit terhadap penerimaan tidak terlalu besar. Teknologi memiliki koefisien regresi sebesar 0,040. Penambahan satu persen teknologi maka akan meningkatkan penerimaan sebesar 0,40%. Hal ini membuktikan bahwa dengan adanya penerapan teknologi, produksi ternak mengalami peningkatan sehingga penerimaan peternak menjadi bertambah. Namun, masih kecilnya pengaruh teknologi terhadap penerimaan dapat disebabkan oleh belum sepenuhnya responden melaksanakan teknologi pakan, kandang dan bibit. Efisiensi Teknis Hasil analisis Cobb-Douglas dalam penelitian ini adalah : 0,991 0,663 0,190 0,040 Y = 1,849 X 1 X 2 X 3 D 1 Model fungsi tersebut bila dilinearkan menjadi: Ln Y = 1,849 + 0,991 Ln X 1 + 0,663 Ln X 2 + 0,190 Ln X 3 + 0,040 Ln D 1 Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 8

Tabel 10. Hasil analisis regresi pengaruh aplikasi teknologi terhadap penerimaan usaha sapi perah rakyat dengan model fungsi produksi Cobb-Douglass (Ln) Variabel Koefisien T hitung R 2 Fhit Ttab Ftab Regresi Konstanta 1,849 0,325 0,841 35,913 2,048 2,95 Aplikasi Pakan (Kg) 0,991 8,918 Aplikasi Kandang 0,663 2,973 Aplikasi Bibit (Rp) 0,190 0,530 Teknologi 0,040 0,292 Efisiensi teknis dilihat melalui nilai elastisitas produksi (Ep) masing-masing faktor produksi. Jika nilai efisiensi teknis sama dengan satu maka penggunaan input atau faktor produksinya sudah efisien dan jika nilai efisiensi teknis kurang dari satu maka penggunaan input atau faktor produksinya belum efisien. Dalam fungsi produksi Cobb Douglas, koefisien regresi merupakan nilai Ep masing-masing faktor produksi. Dari Tabel 10, dapat diketahui uji efisiensi teknis faktor produksi pada faktor produksi yang digunakan belum ada yang efisien. Elastisitas b 1 +b 2 +b 3 +c 1 = 1,884. Ep lebih dari 1, artinya penerimaan sapi perah dalam penelitian berada pada kondisi increasing return to scale (kenaikan hasil yang semakin bertambah). Pada daerah ini keuntungan masih dapat ditingkatkan dengan meningkatkan jumlah input. 4. KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis yang telah diuraikan, maka dapatditarik kesimpulan bahwa aplikasi pakan, kandang, bibit dan teknologi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap penerimaan usaha dengan R 2 = 0,841. Secara parsial aplikasi pakan dan kandang berpengaruh nyata terhadap penerimaan usaha peternak, namun aplikasi bibit dan teknologi tidak berpengaruh nyata terhadap penerimaan. Secara teknis penggunaan faktor produksi belum ada yang mencapai efisien secara teknis karena Ep masih kurang dari 1. Analisis skala usaha pada penelitian ini berada pada kondisi increasing return to scale dengan penjumlahan Ep sebesar 1,884. Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 9

5. DAFTAR PUSTAKA BPS. 2009. Statistik Indonesia. Jakarta Daniel, Moehar. 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Bumi Aksara. Jakarta Dasuki, M.A. 1983. Perspektif Perkembangan Peternakan Sapi Perah Sebagai Landasan Kesepadanan Mengisi Kebutuhan Susu di Jawa Barat. Disertasi. Universitas Padjadjaran, Bandung. Gujarati, D. 2015. Dasar-dasar Ekonometrika. Salemba Empat. Jakarta Selatan Ibrahim, J.T., Armand Sudiyono, dan Harpowo. 2003. Komunikasi dan Penyuluhan Pertanian. Banyumedia Publishing. Malang. Muljadi, A. dan A. Saleh. 1995. Faktor Produksi Susu Sapi Perah Rakyat Di Garut Dan Bogor. Jutnal Ilmu Ternak dan Vetetiner Vol. I No. I th 1995 Rogers, E.M. 1983. Diffusion of innovation (Third Edition). The Free Press. A. Division of Macmillan Publishing Co., Inc., New York. Singarimbun dan Effendi. 1989. Metode Penelitian Survai. LP3ES. Jakarta Soehadji. 1992. Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Perah. Media Komunikasi Civa. Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor. Bogor Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Fungsi Cobb- Douglas. Raja Grafindo Persada. Jakarta Subandriyo. 2006. Alternatif pengembangan dan pembibitan sapi perah menyongsong revolusi putih dan ketersediaan daging sapi. Lokakarya Rusnas Sapi. Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya-Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Sudono, et al. 2003. Peternakan Sapi Perah Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta. Tawaf, R. dan Surianingrat, A. 2011. The Role Of Demo Farm To Develop Small Holder Dairy Farming. Presented on Malaysian Society on Animal Production UPM, 32nd Annual conference 6-9 June 2011 Tawau Sabah. Proceedings of The Malaysian Society of Animal Production 32nd Annual Conference. Wisnuadji, Harsojono dan Suparmoko. 1979. Pengantar Analisa Ekonomi Pertanian. Mutiara. Jakarta Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran 10