*Corresponding Author Keyword: the drink water in the restourant, ph, TDS, COD, ferrum, total hardness

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan, yaitu bulan Oktober hingga

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Setelah dingin disimpan di tempat yang bersih dan kering.

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasit dan waktu penelitiannya yaitu : Lokasi pengambilan sampel air sumur ini yaitu di Dusun III, Desa Pulubala

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi penelitian

BAB III METODE PENGUJIAN. Pemeriksaan bakteri Coliform pada air limbah dilakukan Balai Riset dan

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

MATERI DAN METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Tabel 1: Hasil Analisis Bakteri Koliform dengan Metode MPN. Sampel Kode sampel Tes perkiraan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

Lampiran 1. Prosedur Analisis

PENGUJIAN AMDK. Disampaikan dalam Pelatihan AIR MINUM

LAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna. Di Pipet

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan.


dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

Penentuan Kesadahan Dalam Air

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

II. METODELOGI PENELITIAN

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan prosedur analisa besi, baik secara kualitatif maupun. kuantitatif, maka yang menjadi kerangka konsep adalah:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus 2013 sampai Febuari 2014

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

Bab III Bahan dan Metode

Metodologi Penelitian

BAHAN DAN METODA. Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2013 di Laboratorium Teknologi

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasional untuk

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu Dan Tempat Penelitian. B. Alat dan Bahan

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

PENELITIAN PENDAHULUAN KUALITAS AIR TANAH DI BANJAR SUWUNG BATAN KENDAL, KELURAHAN SESETAN, KOTA DENPASAR

PENENTUAN KUALITAS AIR MINUM ISI ULANG TERHADAP KANDUNGAN NITRAT, BESI, MANGAN, KEKERUHAN, Ph, BAKTERI E.coli DAN COLIFORM ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan suatu kolompok eksperimental dengan kondisi perlakuan tertentu

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu.

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan September - Desember 2013 di

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Tempat Pelaksanaan Pengujian ini dilaksanakan di. Pembinaan dan Pengujian Mutu Hasil Perikanan (LPPMHP), Kelurahan

Air dan air limbah Bagian 2: Cara uji kebutuhan oksigen kimiawi (KOK) dengan refluks tertutup secara spektrofotometri

III. METODE PENELITIAN

Analisis Beberapa Parameter Kimia Dan Kandungan Logam Pada Sumber Air Tanah Di Sekitar Pemukiman Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pantai Kabupaten Bone Bolango. Tahap analisis dari segi bakteriologis. dilaksanakan di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Gorontalo.

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PERCOBAAN. dilakukan di Laboratorium PDAM Tirtanadi Deli Tua yang berada di Jalan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

BAB III METODE PENELITIAN. yang ada di Kecamatan Kota Tengah dan Kecamatan Kota Selatan Kota

BAHAN DAN METODE. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

Air dan air limbah Bagian 21: Cara uji kadar fenol secara Spektrofotometri

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 BAHAN DAN METODE. - Buret 25 ml pyrex. - Pipet ukur 10 ml pyrex. - Gelas ukur 100 ml pyrex. - Labu Erlenmeyer 250 ml pyex

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota

Bab III Metodologi Penelitian

A. Judul B. Tujuan C. Dasar Teori

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di DAMIU Kecamatan Kota Utara Kota Gorontalo.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metodologi Penelitian. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metodologi

BAB III METODE PENELITIAN

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

BAB III METODE PENELITIAN

Laporan Praktikum KI1212. Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR KALSIUM DALAM KAPUR TULIS DENGAN METODE KOMPLEKSOMETRI

BAB III METODE PENELITIAN

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Bandar Lampung, Laboratorium Limbah

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Air dan air limbah Bagian 13: Cara uji kalsium (Ca) dengan metode titrimetri

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di Desa Karya Baru Kecamatan Dengilo. Penelitian dilakukan pada tanggal 17 Desember 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

Air dan air limbah Bagian 30 : Cara uji kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. uji kandungan bakteriologis Escherichia coli pada es buah yang dijajakan dipasar

dengan semakin mahalnya air minum dalam kemasan galon berlabel pabrik. Teknologi

IV. METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metodologi Penelitian. Sintesis CaCu(CH 3 COO) 4.xH 2 O. Karakterisasi. Penentuan Rumus kimia

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian tentang pengaruh elektrodisinfeksi terhadap Coliform dan

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA LING KUNGAN MODUL IV ANGKA PERMANGANAT (TITRIMETRI) KELOMPOK IV

Transkripsi:

PENENTUAN KUALITAS AIR MINUM TERHADAP PARAMETER ph, TDS, COD, BESI, KESADAHAN TOTAL, KANDUNGAN BAKTERI E. COLI DAN COLIFORM PADA BEBERAPA RUMAH MAKAN DI SEKITAR AIR TAWAR KOTA PADANG DRINK WATER QUALITY DETERMINATION BASED ON ph, TDS, COD, FERRUM, TOTAL HARDNESS, AMOUNT OF E.COLI AND COLIFORM PARAMETER IN SOME RESTOURANTS NEAR AIR TAWAR PADANG Diana Sylvia 1*, Yulizar Yusuf 2, Bustanul Arifin 2 1 Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah Tangerang 2 Universitas Andalas *Corresponding Author E-mail: didisylvia817@gmail.com ABSTRACT The reseach about drink water quality ini some reatourant near Air Tawar Padang has been done. The aim of this reseach is to know the drink water quality which is provided in the restourant based on ph, TDS, COD, ferrum, total hardness, amount of e.coli and coliform parameter. Sample taken has been done periodiccally every week for 4 weeks. ph measurement has been done by using phmeter with amount of ph between 6,58-8,33. TDS analyezed by gravimetry methode, the amount s got between 70-680 mg/l. COD done by permanganometry titration methode, and got the amount of 0,2-0,9 mg/l. Fe done by spectrophotometry with the 520 nm of wave and got between 0,0996-0,1980 mg/l. Total hardness analyzed by complexometry titration methode, the amount s got 39,8358-302,1114 mg/l. Meanwhile for bacteriological parameter, E.Coli and coliform done by MPN methode. The amount of MPN of E.Coli got between 21-240 per 100 ml sample. For coliform got the amount of 27-240 per 100 ml sample. The amount show that the drink water quality is categorized bot good. According to test result totalbased on parameters, known that the drink water quality in some restourant near Air Tawar Padanghas not fulfilled the standard which is fixed by the Minister of Health RI number 907/MENKES/SK/VII/2002. Keyword: the drink water in the restourant, ph, TDS, COD, ferrum, total hardness ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai kualitas air minum di beberapa rumah makan sekitar Air Tawar Kota Padang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas air minum yang disediakan rumah makan tersebut terhadap parameter ph, TDS, COD, besi, kesadahan total, kandungan bakteri E.Coli dan Coliform. Pengambilan sampel dilakukan secara periode setiap minggu analisis selama empat minggu. Pengukuran ph dilakukan dengan menggunakan phmeter dengan nilai ph yang didapatkan berkisar antara 6,58-8,33. Total padatan terlarut (TDS) dianalisis dengan metode gravimetri, nilai yang diperoleh berkisar 70-680 mg/l. Untuk kebutuhan oksigen kimia (COD) dilakukan dengan metode titrasi permanganometri diperoleh nilai berkisar antara 0,2-0,9 mg/l. Kandungan logam besi dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri visible dengan panjang gelombang 520 nm, nilai Fe yang didapat berkisar 0,0996-0,1980 mg/l. Tingkat kesadahan total dianalisis dengan metode titrasi kompleksometri nilai yang dihasilkan berkisar 39,8358-302,1114 mg/l. Sementara untuk parameter bakteriologis yaitu bakteri E.Coli dan Coliform dilakukan dengan metode Most Probable Number (MPN) atau angka paling mungkin. Nilai MPN pada E.Coli diperoleh antara 21-240 per 100 ml sampel, sedangkan untuk bakteri Coliform diperoleh nilai berkisar antara 27-240 per 100 ml sampel. Farmagazine Vol. 1 No. 2 Agustus 1

Nilai tersebut menunjukkan bahwa kualitas air minum dikategorikan kurang bagus. Berdasarkan hasill pengujian secara total terhadap parameter di atas, dapat diketahui bahwa kualitas air minum di beberapa rumah makan tersebut belum memenuhi kualitas standar yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002. Kata Kunci : air minum rumah makan, ph, TDS, COD, besi, kesadahan total PENDAHULUAN Rumah makan merupakan salah satu tempat untuk memenuhi kebutuhan pokok seperti makanan dan minuman, dimana cukup banyak diminati oleh masyarakat. Kecenderungan masyarakat menggunakan jasa layanan rumah makan ini dengan alasan praktis dan menu pikihan yang disediakan cukup bervariasi. Alasan lain yang juga mendukung kecenderungann masyarakat memilih rumah makan adalah karena mudah ditemukan di setiap tempat. Saat ini keberadaan rumah makan semakin meluas baik dalam skala kecil maupun dalam skala menengah ke atas. Keberadaan rumah makan semakin banyak ditemukan salah satunya berada di sekitar Air Tawar, Kota Padang. Hal ini karena daerah Air Tawar merupakan daerah cukup padat penduduk, terdapat perkantoran, sekolah, maupun kampus, sehingga daerah Air Tawar menjadi tempat yang cukup strategis untuk membuka peluang usaha rumah makan. Keberadaan rumah makan dapat memberi manfaat terhadap masyarakat setempat, diantaranya dapat membuka peluang usaha dan meningkatkan perekonomian. Sedangkan manfaat bagi pekerja kantoran, siswa, maupun mahasiswa adalah dapat menikmati berbagai jenis makanan dan minuman yang disediakan rumah makan tersebut. Keberadaan rumah makan yang semakin meluas, mengharuskan kita untuk dapat memilih makanan dan minuman yang sehat dan terjamin kebersihannya. Di samping masalah harganya yang terjangkau, standar kebersihan yang perlu diperhatikan adalah kualitas air minumnya. Standar kualitas air minum dapat diartikan sebagai ketentuanketentuan yang dapat dituangkan dalam bentuk pernyataan atau angka yang menunjukkan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi, agar air tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan, gangguan teknis dan gangguan dari segi estetika.persyaratan dasar kualitas air minum menyangkut empat aspek, yaitu : persyaratan biologis, persyaratan kimia, persyaratan fisika, persyaratan radiologis. Dalam menentukan kualitas air minum harus berpedoman pada baku mutu air. Menurut PERMENKES No. 907/MENKES/SK/VII/2002 disebutkan bahwa baku mutu air adalah kadar zat atau bahan pencemar yang terdapat dalam air yang berfungsi sesuai dengan golongan peruntukan air tersebut. Keberadaan air minum rumah makan selain dilihat dari kebersihannya, dapat pula diperhatikan dari segi proses penyediaan untuk diberikan kepada konsumen. Jumlah kebutuhan air minum sangat banyak, maka perlu diperhatikan bahwa kemungkinan adanya air minum yang sudah dimasak dicampur dengan air yang tidak dimasak untuk dikonsumsi, ada pula penyediaan air minum yang dimasak belum sempurna pendidihannya, dan bahkan ada pula air minum pada rumah makan tersebut yang diberikan ke konsumen adalah air yang tidak dimasak. Untuk mengetahui kualitas dan kebersihan air minum yang ada di rumah makan ini, maka perlu dilakukan analisis terhadap parameter fisika, kimia, dan biologi. Pada pengujian kali ini, parameter yang dianalisis antara lain adalah tingkat keasaman (ph), zat padat terlarut (TDS), kebutuhan oksigen kimia (COD), kandungan logam besi, kesadahan total, kandungan bakteri E.Coli dan Coliform. Daerah pengambilan sampel untuk dilakukan analisis adalah beberapa rumah Farmagazine Vol. 1 No. 2 Agustus 2

akan yang ada di sekitar daerah Air Tawar, Kota Padang. Untuk pengambilan sampel dilakukan secara periode setiap minggu selama empat minggu. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Analisis Terapan Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Andalas Padang. air minum diambil pada empat rumah makan di sekitar Air Tawar, Kota Padang. Pengambilan sampel dilakukan secara periode setiap minggu selama empat minggu. yang diambil pada setiap rumah makan adalah air minum yang telah disajikan untuk konsumen. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode acak. Alat Spektrofotometer UV-VIS (Genesis-20), phmeter (Orion 3 star), oven (Memmert), labu ukur, buret 50 ml, spatula, erlenmeyer, gelas piala, neraca analitik, cawan penguap, tabung reaksi, corong, gelas ukur. Bahan Trietanolamin, akuades, larutan hidroksi amin klorida (NH 3 OHCl), ortho phenantrolin, EDTA (Etilen diamin tetra asetat), indikator calsein, indikator EBT (Erichrom Black T), BGLB (Brilliant Green Lactose Bile Broth), LB (Lactose Broth), H 2 SO 4, KCN, KMnO 4, K 4 Fe(CN) 6, NaOH, CH 3 COONa, ZnSO 4.7H 2 O, alkohol, garam Mohr (FeSO 4 (NH 4 )2SO 4.12H 2 O), NH 4 OH, NH 4 Cl, buffer ph 10. Metode Penentuan ph Disiapkan phmeter, lalu alat dihidupkan dan distabilkan beberapa menit. Eletroda dibilas dengan akuades, lalu dilakukan kalibrasi alat dengan mencelupkan elektroa ke dalam buffer ph 7. Jika ph yang terbaca tidak tepat 7, maka alat diset sehingga terbaca pada alat tepat angka 7. Setelah itu, dilakukan standarisasi pada sampel dengan buffer ph 4. Elektroda dibilas dengan akuades dan kemudian dicelupkan ke dalam sampel. Pengukuran ph pada sampel dilakukan secara duplo. Kemudian catat nilai ph yang terbaca pada alat. Penentuan TDS Cawan penguap yang telah bersih, dipanaskan dalam oven pada suhu 105 o C sekitar 1 jam. Kemudian cawan didinginkan, dan ditimbang berat cawan sehingga didapat nilai konstan. Setelah itu, dimasukkan sampel air yang telah disaring dengan kertas saring ke dalam cawan penguap, cawan dipanaskan dalam oven pada suhu 105 o C sampai semua air menguap. Cawan yang berisi sampel didinginkan, dan keudian ditimbang berat cawan sampai didapatkan berat cawan dengan nilai konstan. Kemudian dihitung nilai TDS dari sampel dengan menggunakan rumus : TDS = A = Berat cawan (g) B A x 1000 (1) Volume sampel (ml) B = Berat cawan + residu kering (g) Penentuan COD Dimasukkan 50 ml sampel air minum ke dalam erlenmeyer. Kemudian ditambahkan 5 ml H2SO4 4N, dan 50 ml KMnO4 0,0125 N, dan larutan dibiarkan selama 4 jam pada suhu kamar. Larutan tersebut ditambahkan 50 ml Na 2 C 2 O 4 0,0125 N. Lalu dititrasi dengan KMnO 4 0,0125 N sampai terbentuk larutan berwarna merah muda. Hal yang sama dilakukan untuk larutan blanko. Kemudian nilai COD dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Farmagazine Vol. 1 No. 2 Agustus 3

Kadar COD = A B ml x 0,1 mg O2 Volume sampel ml x 10 2 A = Volume KMnO 4 untuk titrasi sampel (ml) B = Volume KMnO 4 untuk titrasi blanko (ml) Penentuan Kadar Besi Dipipet larutan standar besi 50 ppm masing-masing 0; 0,2; 0,6; 0,8; 1,0 ml, kemudian dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml dan diencerkan ke dalam akuades sampai tanda batas. Setelah dilakukan pengenceran, masing-masing larutan di atas dipipet 10 ml diletakkan dalam erlenmeyer, dan ditambahkan 2 ml hidroksiamin hidroklorida 10% dan kemudian diguncangkan. Setelah itu ditambahkan 2 ml larutan orthopenntrolin dan 4 mllarutan Na asetat 1 N sehingga terbentuk warna jingga. Lalu diukur nilai absorban pada panjang gelombang 510 nm dengan menggunakan spektrofotometer. Hal yang sama juga dilakukan terhadap sampel air minum. Kemudian dibuat kurva kalibrasi larutan standar besi, dengan kurva tersebut konsentrasi besi sampel dapat ditentukan. Penentuan Kesadahan Total Dipipet 25 ml sampel air, dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml, kemudian ditambahkan masing-masing sekitar 5 tetes NH3OHCl 5%, trietanolamin, KCN 1%, dan K4Fe(CN)6 1%. Nilai ph diatur sampai 10 dengan menambahkan buffer ph 10. Setelah itu ditambahkan 5 tetes indikator EBT hingga larutan membentuk warna merah anggur. Dititrasi larutan sampel dengan EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna menjadi biru. Dicatat jumlah EDTA yang terpakai, kemudian dihitung nilai konsentrasi kesadahan yang didapat dengan menggunakan rumus : Kesadahan Total V EDTA X M EDTA X 1000 X Mr CACO3 =.. (3) Volume (ml) Uji E.Coli dan Coliform Uji E. Coli dan Coliform yang digunakan sebagai acuan kepada MPN (angka paling mungkin) dengan 7 tabung seri 5-1-1. Pengujian E.Coli dan Coliform terdiri dari dua tahap pengujian, yaitu uji penduga dan uji penegas. 1. Uji penduga (Presumptive Test) Dimasukkan masing-masing 1 ml sampel dan 10 ml medium LB 2 ke dalam 5 tabung reaksi (tabung 1-5) yang di dalam masingmasing tabung reaksi tersebut terdapat tabung durham terbalik. Kemudian pada satu tabung reaksi yang lain (tabung 6), dimasukkan 1 ml sampel ke dalam 10 ml medium LB 1 yang didalamnya terdapat tabung durham terbalik. Pada tabung reaksi lain (tabung 7) dimasukkan 0,1 ml sampel ke dalam 10 ml medium LB 1 yang didalamnya terdapat tabung durham terbalik. Kemudian semua tabung reaksi disimpan dalam lemari pengeram (Inkubator) pada suhu 36 o C selama 24-48 jam. Setelah disimpan, tabung yang membentuk gas dan gelembung pada tabung durham dicatat dan diberi tanda positif (+). Jika tidak terdapat gelembung pada tabung durham diberi tanda negatif (-). 2. Uji Penegas (Confirmed Test) Pada 1 ml masing-masing tabung reaksi yang membentuk gas dan gelembung pada media LB, dipindahkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 10 ml media BGLB 2% yang di dalam tabung reaksi tersebut terdapat tabung durham terbalik. Kemudian dimasukkan ke dalam lemari pengeram pada suhu 37 o C untuk coliform dan 44 o C untuk E.Coli pada semua tabung reaksi tersebut. Catat dan hitung jumlah sel yang terdapat dalam sampel tersebut. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan penelitian pada pengambilan sampel air minum secara periode setiap minggu selama empat minggu terhadap Farmagazine Vol. 1 No. 2 Agustus 4

kualitas air minum rumah makan, didapat hasil sebagai berikut : Derajat Keasaman (ph) Hasil pengujian ph air minum di beberapa rumah makan di sekitar Air Tawar Kota Padang, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 1. Hasil pengukuran ph air minum di beberapa rumah makan di sekitar Air Tawar Kota Padang Waktu Pengujian 1 7.70 7.36 7.60 7.76 2 8.02 7.93 8.33 8.09 3 8.00 7.87 7.67 8.22 4 6.58 7.51 7.68 7.77 Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa pengukuran ph mulai dari waktu pengujian minggu I sampai mingu IV, dari empat titik sampel rumah makan di daerah Air Tawar diperoleh nilai ph berkisar antara 6,58-8,33. Hal ini dapat dinyatakan bahwa ph di beberapa rumah makan tersebut masih dalam ambang batas yang ditentukan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002, yaitu dengan rentang ph antara 6,5-8,5. TDS (Total Zat Padat Terlarut) Hasil pengujian Total Zat Padat Terlarut air minum di beberapa rumah makan di sekitar Air Tawar Kota Padang, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Hasil pengukuran Total Zat Padat Terlarut air minum di beberapa rumah makan di sekitar Air Tawar Kota Padang Satuan Waktu Pengujian (Minggu) 1 mg/l 140 196 252 204 2 mg/l 160 224 264 268 3 mg/l 412 512 680 500 4 mg/l 212 244 112 70 Dari tabel 2, dapat dilihat bahwa pengukuran TDS mulai dari waktu pengujian minggu I sampai mingu IV, dari empat titik sampel rumah makan di daerah Air Tawar diperoleh nilai TDS berkisar antara 70-680 mg/l. Hal ini dapat dinyatakan bahwa nilai TDS di beberapa rumah makan tersebut masih dalam ambang batas yang ditentukan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002, yaitu dengan nilai maksimum 1000 mg/l. COD (Chemical Oxygen Demand atau Kebutuhan Oksigen Kimia) Hasil pengujian kebutuhan oksigen kimia air minum di beberapa rumah makan di sekitar Air Tawar Kota Padang, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3. Hasil pengukuran COD air minum di beberapa rumah makan di sekitar Air Tawar Kota Padang Satuan 1 mg/l 0.3 0.35 0.5 0.7 2 mg/l 0.6 0.5 0.6 0.8 3 mg/l 0.7 0.75 0.8 0.9 4 mg/l 0.2 0.4 0.4 0.4 Dari tabel 3, dapat dilihat bahwa pengukuran COD mulai dari waktu pengujian minggu I sampai mingu IV, dari empat titik sampel rumah makan di daerah Air Tawar diperoleh nilai COD berkisar antara 0.2-0.9 mg/l. Hal ini dapat dinyatakan bahwa nilai COD di beberapa rumah makan tersebut masih dalam ambang batas yang ditentukan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002, yaitu dengan nilai maksimum 1 mg/l. Besi (Fe) Hasil pengujian kadar besi air minum di beberapa rumah makan di sekitar Air Tawar Kota Padang, dapat dilihat pada tabel berikut : Farmagazine Vol. 1 No. 2 Agustus 5

Tabel 4. Hasil pengukuran besi air minum di beberapa rumah makan di sekitar Air Tawar Kota Padang Satuan 1 mg/l 0.0996 0.1365 0.0996 0.1611 2 mg/l 0.1980 0.1365 0.1365 0.1734 3 mg/l 0.1734 0.1611 0.1734 0.1365 4 mg/l 0.1611 0.1488 0.1119 0.1365 Dari tabel 4, dapat dilihat bahwa pengukuran nilai besi mulai dari waktu pengujian minggu I sampai mingu IV, dari empat titik sampel rumah makan di daerah Air Tawar diperoleh nilai besi berkisar antara 0.0996-0.1980 mg/l. Hal ini dapat dinyatakan bahwa nilai besi di beberapa rumah makan tersebut masih dalam ambang batas yang ditentukan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002, yaitu dengan nilai maksimum 0.3 mg/l. Kesadahan Total Hasil pengujian Kesadahan Total air minum di beberapa rumah makan di sekitar Air Tawar Kota Padang, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 5. Hasil pengukuran Kesadahan Total air minum di beberapa rumah makan di sekitar Air Tawar Kota Padang Satuan 1 mg/l 68.966 103.573 104.093 82.394 2 mg/l 275.864 231.047 216.514 223.741 3 mg/l 233.718 278.851 262.316 302.111 4 mg/l 103.449 39.836 45.801 51.006 Dari tabel 5, dapat dilihat bahwa pengukuran nilai Kesadahan Total mulai dari waktu pengujian minggu I sampai mingu IV, dari empat titik sampel rumah makan di daerah Air Tawar diperoleh nilai Kesadahan Total berkisar antara 39.8358-302.1114 mg/l. Hal ini dapat dinyatakan bahwa nilai Kesadahan Total di beberapa rumah makan tersebut masih dalam ambang batas yang ditentukan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002, yaitu dengan nilai maksimum 500 mg/l. Bakteri Coliform dan E.Coli Untuk mengetahui jumlah koliform dan E.Coli di dalam sampel dapat digunakan metode Most Probable Number (MPN). Metode angka paling mungkin ini berdasarkan pada jumlah tabung yang positif membentuk gelembung gas pada seri 5-1-1. Metode ini terbagi menjadi dua tahap pengujian, yaitu uji penduga dan uji penegas. Kedua pengujian ini didasarkan kepada sifat bakteri tersebut yang dapat memfermentasikan laktosa sehingga menimbulkan asam dan gas. 1. Uji Penduga Hasil pengujian bakteri E.coli dan koliform terhadap uji penduga pada air minum di beberapa rumah makan di sekitar Air Tawar Kota Padang adalah sama setiap minggunya yaitu terdapat bakteri. Kemudian setelah dilakukan uji penduga, dilanjutkan dengan uji penegas yang bertujuan untuk menegaskan bahwa pada sampel tersebut terdapat bakteri E.Coli dan koliform. 2. Uji Penegas Farmagazine Vol. 1 No. 2 Agustus 6

Hasil pengujian bakteri E.Coli dan koliform air minum di beberapa rumah makan di sekitar Air Tawar Kota Padang, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 6. Hasil pengujian terhadap uji penegas pada bakter E.Coli (44 o C) pada air minum di beberapa rumah makan di sekitar Air Tawar Kota Padang Angka Hasil Angka Hasil Angka Hasil Angka Hasil 1 27 Jelek 21 Jelek 96 Jelek 240 Jelek 2 96 Jelek 96 Jelek 240 Jelek 240 Jelek 3 240 Jelek 96 Jelek 96 Jelek 240 Jelek 4 21 Jelek 27 Jelek 21 Jelek 21 Jelek Pada tabel 6 merupakan pengujian air minum rumah makan pada bakteri E.Coli terhadap uji penegas pada suhu 44 o C. Dapat dilihat bahwa, nilai MPN yang dihasilkan berkisar antara 21-240 jumlah sel dalam 100 ml sampel. Tabel 7. Hasil pengujian terhadap uji penegas pada bakter Koliform (37 o C) pada air minum di beberapa rumah makan di sekitar Air Tawar Kota Padang Angka Hasil Angka Hasil Angka Hasil Angka Hasil 1 27 Jelek 96 Jelek 96 Jelek 240 Jelek 2 240 Jelek 240 Jelek 240 Jelek 240 Jelek 3 240 Jelek 240 Jelek 96 Jelek 240 Jelek 4 96 Jelek 96 Jelek 96 Jelek 96 Jelek Pada tabel 7 merupakan pengujian air minum rumah makan pada bakteri koliform terhadap uji penegas pada suhu 37 o C. Dapat dilihat bahwa, nilai MPN yang dihasilkan berkisar antara 27-240 jumlah sel dalam 100 ml sampel. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian terhadap parameter fisika, kimia, dan bakteriologi dapat disimpulkan bahwa kualitas air minum di beberapa rumah makan di sekitar Air Tawar belum memenuhi baku mutu yang telah ditentukan oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 907/MENKES/SK/VII/2002. DAFTAR PUSTAKA Alaerts, G. Sartika S. 1987. Metode Penelitian Air. Surabaya: usaha Nasional. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2002. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002. Tentang Syarat-Syarat Pengawasan Kualitas Air Minum. Berita Negara RI. Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya Dan Lingkungan Perairan. Jakarta:Kanisius. Konkel, J. 1994. Analytical Chemistry of Tecnicions. Lewis Publisher. CRC. Sugiharto. 1983. Penyediaan Air Bersih Bagi Masyarakat. Tanjung Karang. Farmagazine Vol. 1 No. 2 Agustus 7

Sutrisno t, Totok dkk. 2004. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta. Jakarta. Underwood, AL, dan JR, Day RA. 2002. Analisis Kimia Kualitatif. Jakarta: Erlangga. Widiyanti N.L.P, Ni Putu Ristiati. 2004. Analisis Kualitatif Bakteri E.Coli Dan Koliform Pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kota Singaraja Bali. Jurnal Ekologi Kesehatan. Vol.03 No.1. IKIP-Singaraja. Winarto, F.G. 1974. Polusi dan Analisa Air. Departemen Teknologi Hasil Pertanian. IPB. Bogor. Farmagazine Vol. 1 No. 2 Agustus 8