III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April -

dokumen-dokumen yang mirip
III. MATERI DAN METODE. Kampar yang merupakan salah satu daerah tumbuhnya tanaman sagu di Provinsi

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari 2015.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 2 bulan di mulai dari Bulan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2014 Januari

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April

III. MATERI DAN METODE. Pelaksanaan pembuatan silase dilakukan di Desa Tuah Karya Ujung Kecamatan

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2013 di Laboratorium Teknologi Pasca

MATERI METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan November 2014-Januari Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

MATERI DAN METODE. Sedangkan analisis kimia dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di

MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret - April 2015 bertempat di

MATERI DAN METODE. IndustriPakandanIlmuTanah,danLaboratoriumIlmuNutrisidan

MATERI DAN METODE. Pakan dan Ilmu Tanah sebagai tempat pembuatan silase dan analisis fraksi serat di

MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dimulai pada bulan Oktober-November 2013, di Laboratorium Ilmu Nutrisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Pengolahan silasetelahdilaksanakan di Laboratorium Nutrisidan Kimia. dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai Februari2015.

III. MATERI DAN METODE. Peternakan UIN Suska Riau, penelitian berlangsung selama 3 bulan, mulai bulan

BAB III MATERI DAN METODE. perlakuan berbeda sebagai bahan pakan alternatifdilaksanakan pada bulan Maret

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Metode Pembuatan Petak Percobaan Penimbangan Dolomit Penanaman

III. MATERI DAN METODE. dilakukan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Riau.

MATERI DAN METODE. dan Kimia Fakultas Pertanian dan Peternakan UIN Suska Riau. Analisis Fraksi

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2013 di

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April Oktober 2013.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari-Maret 2015 di Kandang

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telahdilakukan dilaboratorium Teknologi Pasca Panen

Lampiran 1. Prosedur Analisis Rendemen Cookies Ubi Jalar Ungu. 1. Penentuan Nilai Rendemen (Muchtadi dan Sugiyono, 1992) :

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-November 2014 di

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Lahan GambutKebun Percobaan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

BAB III MATERI DAN METODE. dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai April Pelaksanaan penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Februari sampai Maret 2015 bertempat di Desa

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

LAMPIRAN. Lampiran 1. Prosedur Analisis Serat Kasar dengan Metode Analisis. 1. Menyiapkan kertas saring kering oven dengan diameter 4,5 cm, dicatat

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

BAB III METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Desember 2013 Maret 2014

MATERI DAN METODE. Materi

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

MATERI DAN METODE di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan dimulai bulan April - Mei

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi Volatil Fatty Acids (VFA), NH 3 dan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Protein Kasar (Analisis Kjeldahl) (1) Mengambil contoh sampel sebanyak 2 mililiter (Catat sebabai A gram)

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

III. MATERI DAN METODE. Agrostologi, Industri Pakan dan Ilmu Tanah dan 2). Laboratorium Ilmu Nutrisi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September Oktober Pengambilan

MATERI DAN METODE. Materi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni Agustus 2013 di. PT. Great Giant Pineapple, Terbanggi Besar Lampung Tengah.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang efek pemanasan pada molases yang ditambahkan urea

BAB III MATERI DAN METODE. Sumber Protein secara In Vitro dilaksanakan pada bulan September November

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai April 2015 di

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama satu bulan, pada 27 Agustus - 26 September 2012

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

I. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Produksi Ternak Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dan analisis proksimat kadar air, kadar protein, dan kadar lemak

Bab III Bahan dan Metode

III. MATERI DAN METODE. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Mei

MATERI DAN METODE. Daging Domba Daging domba yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging domba bagian otot Longissimus thoracis et lumborum.

MATERI DAN METODE Tempat dan Waktu

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

BAB III MATERI DAN METODE. complete feed eceng gondok (Eichhornia crassipes) dengan kemasan silo berbeda

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. pisang nangka diperoleh dari Pasar Induk Caringin, Pasar Induk Gedebage, dan

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret

I.MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 hingga Februari. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Metode

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Gambar 3. Domba Jonggol R1 (a) dan Domba Jonggol R2 (b) Gambar 4. Domba Garut R1 (a) dan Domba Garut R2 (b)

Lampiran 1. Prosedur Analisis Kimia

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 26 Agustus 2015 di Laboratorium Produksi dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan

LAMPIRAN. Siapkan semua limbah kotoran babi dalam keadaan segar

BAB III METODE PENELITIAN

METODE Lokasi dan Waktu Materi Bahan Pakan Zat Penghambat Kerusakan Peralatan Bahan Kimia Tempat Penyimpanan

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

III. BAHAN DAN METODE. Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI. Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru.

MATERI DAN METODE. Prosedur

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan Analisis kandungan nutrient bahan pakan dilaksanakan di

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

Lampiran 1 : Proses Amoniasi Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung. Bahan Penelitian (Daun Sawit, Pucuk Tebu dan Jerami Jagung) Dicoper.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak itik yang digunakan sebanyak 120 ekor yang berumur 0-8 minggu

BAB III MATERI DAN METODE. Penanaman tumpangsari orok-orok dan jagung dilakukan di kebun percobaan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian adalah biji sorgum

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah marmot Cavia porcellus

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai bulan April - September 2014. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. 3.2. Materi Penelitian 3.2.1. Bahan Bahan yang digunakan adalah jerami jagumg yang diperoleh dari hasil pertanian masyarakat di Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru. Bahan lain adalah molases, bahan untuk analisis proksimat adalah aquades, HCl, K 3 SO 4, MgSO 4, NaOH, H 3 BO 4, Eter Benzen, CCl 4, dan ditambah dengan pelarut. 3.2.2. Alat Alat yang digunakan dalam proses pembuatan silase adalah mesin pencacah ( chopper), silo atau plastik, timbangan, arit (sabit), selotif, sarung tangan, ember, alat tulis. Alat untuk analisis proksimat adalah pemanas, kjeltec, soxtec, fibertec, kertas saring, tanur listrik, tang crusible, dan alat destilasi lengkap dengan erlenmeyer. 3.3. Rancangan Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial (3 x 3 x 2). Perlakuan yang diberikan adalah penambahan molases dengan level 0%, 5% dan 10% dan lama 15

fermentasi 0 hari, 14 hari, dan 28 hari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada pola perlakuan berikut: A. Jerami jagung + molases 0%, lama fermentasi 0 hari B. Jerami jagung + molases 0%, lama fermentasi 14 hari C. Jerami jagung + molases 0%, lama fermentasi 28 hari D. Jerami jagung + molases 5%, lama fermentasi 0 hari E. Jerami jagung + molases 5%, lama fermentasi 14 hari F. Jerami jagung + molases 5%, lama fermentasi 28 hari G. Jerami jagung + molases 10%, lama fermentasi 0 hari H. Jerami jagung + molases 10%, lama amoniasi 14 hari I. Jerami jagung + molases 10%, lama amoniasi 28 hari 3.4. Parameter yang Diukur Parameter yang diukur dalam penelitian kandungan nutrisi jerami jagung yang difermentasi dengan level molases dan lama fermentasi berbeda meliputi: (1) ph; (2) Bahan kering (%); (3) Protein kasar (%); (4) Serat kasar (%); (5) Lemak kasar (%); (6) Abu (%) dan (7) BETN (%). 3.5. Prosedur Penelitian 1. Persiapan materi penelitian a. Jerami jagung Jerami jagung dipotong 3-5 cm dan ditimbang sebanyak 18 kg, kemudian dikering udarakan selama 2-3 hari pada ruang terbuka, setelah kering udarakan ditimbang kembali untuk melihat berat keringnya. Jerami jagung yang di gunakan untuk pembuatan silase adalah daun dan batang. 16

Jerami jagung pada batang yang digunakan untuk pembuatan silase pengambilannya yaitu 10 cm dari permukaan tanah. b. Molases Jumlah molases yang ditambahkan pada masing-masing perlakuan adalah 0% dari BK jerami jagung =0 g, 5% dari BK jerami jagung = 17,93 g, 10% dari BK jerami jagung = 35,86 g. c. Aquadest Aquadest yang digunakan sebanyak 21,01 ml. 2. Pencampuran bahan Jerami jagung 1 kg Molases Aquadest 21,01 ml Pencampuran bahan dilakukan dalam bak plastik dengan mencampurkan jerami jagung, molases dan air sehingga semua bahan tercampur dengan homogen. 3. Pembungkusan Jerami jagung, molases dan aquades yang telah tercampur kemudian dimasukkan kedalam kantong plastik hitam dan dipadatkan sehingga mencapai keadaan anaerob, kemudian diikat dan dilapisi dengan plastik ke dua selanjutnya plastik tersebut dimasukkan lagi ke dalam plastik ke tiga, kemudian diikat lagi. 4. Tahap fermentasi Fermentasi dilakukan selama 0 hari, 14 hari dan 28 hari dalam keadaan anaerob. 17

5. Analisis kandungan nutrisi Analisis kandungan nutrisi silase jerami jagung akan dilakukan di Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Kimia Fapertapet UIN Suska Riau. Alur penelitian disajikan pada Gambar 3.1. di bawah ini. Persiapan bahan: Jerami Jagung, Molases dan Aquadest A. Jerami jagung + Molases 0 g + Aquadest 21,01 ml B. Jerami jagung + Molases17,93 g + Aquadest 21,01 ml C. Jerami jagung + Molases 35,86 g + Aquadest 21,01 ml pencacahan Pencampuran bahan Kering udara 2-3 hari Pembungkusan Proses fermentasi 0 hari, 14 hari dan 28 hari Pembukaan hasil fermentasi Pengukuran ph Pengeringan jerami jagung silase Gambar 3.1. Bagan Prosedur Penelitian Analisis kandungan nutrisi 18

3.6. Prosedur Analisis Sifat Kimia 3.6.1. Penentuan Kandungan Bahan Kering (AOAC, 1993) Crusible yang bersih dikeringkan di dalam oven listrik pada temperatur 105 o -110 o C selama 1 jam. Kemudian crusible didinginkan di dalam desikator selama 1 jam. Crusible ditimbang dengan timbangan analitik, beratnya (X).Sampel ditimbang lebih kurang 5 g (Y). Sampel bersama crusible dikeringkan dalam oven listrik pada temperatur 105 o -110 o C selama 8 jam. Sampel dan crusible didinginkan dalam desikator selama 1 jam lalu timbang dengan timbangan analitik beratnya (Z). Cara kerja 5, 6 dan 7 dilakukan sebanyak 3 kali atau hingga beratnya konstan. Penghitungan kadar air: % KA = Keterangan: X + Y + Z Y x 100 % X = Berat crusible Y = Berat sampel Z = Berat crusible dan sampel yang telah dikeringkan Perhitungan penetapan bahan kering: % BK = 100 % - % KA Keterangan: % KA = Kadar air bahan 19

3.6.2. Penentuan Kandungan Protein Kasar (FOSS Analytical, 2003ª) Sampel ditimbang 1 g terus dimasukkan ke dalam labu Kjedhal, kemudian ditambahkan 1 g katalisator selenium dan larutan H 2 SO 4 sebanyak 6 ml kedalam sampel. Sampel didestruksi di lemari asam pada suhu 425 C selama 4 jam sampai cairan menjadi jernih (kehijauan). Sampel didinginkan dan ditambahkan aquades 30 ml secara perlahan-lahan dan sampel dipindahkan ke dalam alat destilasi. Disiapkan tabung erlenmeyer 250 ml yang berisi 25 ml larutan H 3 BO 3 7 ml metilen red dan 10 ml brom kresol green dan ujung tabung kondensor harus terendam di bawah larutan H 3 BO 3. Tambahkan larutan NaOH 30 ml ke dalam erlenmeyer, kemudian didestilasi 5 menit. Tabung kondensor dibilas dengan air dan bilasannya ditampung dalam erlenmeyer yang sama. Sampel dititrasi dengan HCl 0,1 N sampai terjadi perubahan warna menjadi merah muda dan lakukan penetapan blangko. Penghitungan : %N = (ml titran ml blanko) x Normalitas H 2 SO 4 x 14,007 Berat sampel (mg) x 100 % % PK = % N x faktor konversi Keterangan : Faktor konversi untuk pakan ternak adalah 6, 25. 3.6.3. Penentuan Kandungan Serat Kasar (FOSS Analytical, 2006) Bahan NaOH dilarutkan, ditambah aquadest menjadi 1000 ml, setelah itu (dilarutkan 13,02 ml H 2 SO 4 dalam aquadest sampai menjadi 1000 ml), kemudian sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam crusible (yang telah ditimbang beratnya (W1). Crusible diletakkan di cold extration, lalu aseton dimasukkan ke 20

dalam crusibel sebanyak 25 ml atau sampai sampel tenggelam, diamkan selama 10 menit, tujuannya untuk menghilangkan lemak. Dilakukan 3 kali berturut-turut kemudian dibilas dengan aquades (sebanyak 2 kali) dan crushible dipindahkan ke fibertex. Bahan H 2 SO 4 dimasukkan kedalam masing-masing crusible pada garis ke 2 (150 ml), setelah selesai dihidupkan kran air, tutup crusible dengan reflektor. Fibertec dipanaskan sampai mendidih, dalam keadaan tertutup dan air dihidupkan, kemudian aquadest dipanaskan dalam wadah lain, setelah sampel di fibertec mendidih ditambahkan octanol (untuk menghilangkan buih) sebanyak 2 tetes lalu panasnya dioptimumkan, dibiarkan selama 30 menit dan setelah 30 menit fibertec dimatikan. Larutan di dalam fibertec disedot, posisi fibertec dalam keadaan vacum dan kran air dibuka. Aquades yang telah dipanaskan dimasukkan ke dalam semprotan, lalu semprotkan ke crusible. Posisi fibertec tetap dalam keadaan vacum dan kran air terbuka. Dilakukan pembilasan sebanyak 3 kali. Fibertec ditutup, NaOH yang telah dipanaskan dimasukkan ke dalam crusible pada garis ke 2, kran air pada posisi terbuka, fibertec dihidupkan dengan suhu optimum, setelah sampel mendidih diteteskan octanol sebanyak 2 tetes ke dalam tabung yang berbuih, selanjutnya dipanaskan selama 30 menit. Pada waktu 30 menit selesai fibertec dimatikan (off) kran ditutup dan suhu dioptimumkan. Dilakukan pembilasan dengan aquades panas sebanyak 3 kali, fibertec pada posisi vacum, setelah selesai membilas fibertec pada posisi tertutup. Crusible dipindahkan ke cold extraction lalu dibilas dengan aseton. Cold extration pada posisi vacum, kran air dibuka (lakukan pembilasan sebanyak 3 kali). Crusible dimasukkan ke dalam oven selama 2 jam dengan suhu 130 o C dan 21

crusible didinginkan dalam desikator 1 jam selanjutnya ditimbang (W2), setelah itu crusible dimasukkan ke dalam tanur selama 3 jam dengan suhu 525 C dan dinginkan crusible dengan desikator 1 jam selanjutnya ditimbang (W3). Perhitungan: Kadar serat kasar (%) = W2 W3 W1 100% Keterangan: W1 = Berat sampel (g) W2 = Berat sampel + cawan crucible setelah dioven (g) W3 = Berat sampel + cawan crucible setelah ditanur (g) 3.6.4. Lemak Kasar (Foss Analytical, 2003) Sampel ditimbang sebanyak 2 g dan dimasukan kedalam timbel dan ditutup dengan kapas (Y), k emudian timbel yang berisi sampel dimasukkan atau diletakkan pada soctex, alat dihidupkan dan dipanaskan sampai suhu 135 C dan air dialirkan, timbel diletakkan pada soctex pada posisi rinsing, setelah suhu 135 C dimasukkan aluminium cup (sudah ditimbang beratnya, X) yan g berisi petroleum benzene 70 ml ke soctex, lalu diletakan start dan jam, soxtec pada posisi boiling dan dilakukan selama 20 menit, kemudian soctex ditekan pada posisi rinsing selama 40 menit, kemudian dilakukan recovery 10 menit, posisi kran pada soctex dengan posisi melintang. Aluminium cup dan lemak dimasukkan ke dalam oven selama 2 jam pada suhu 135 C, lalu dimasukkan dalam desikator, setelah dingin dilakukan penimbangan (Z). Penghitungan: Kadar lemak (%) = 100% 22

Keterangan: Z = Berat aluminium cup + lemak setelah dioven X = Berat aluminium cup Y = Berat sampel 3.6.5. Abu (AOAC, 1993) Cawan crusibel yang bersih dimasukan kedalam oven pada suhu 110 C selama 1 jam dan didinginkan dalam desikator lalu ditimbang (X), k emudian sampel ditimbang 1 g setelah itu sampel dimasukan dalam cawan crusibel (Y) dan cawan crusibel beserta sampel kemudian dimasukan kedalam tanur pengabuan dengan suhu 525 C selama 3 jam. Sampel dan cawan crusibel dimasukan kedalam desikator selama 1 jam, setelah cawan crusibel dingin, lalu abunya ditimbang (Z). Penghitungan : Kadar abu(%) = 100% Keterangan : Z = Berat cawan crusibel + sampel setelah ditanurkan (g) X = Berat cawan crusibel (g) Y = Berat sampel (g) 3.6.6. Penentuan Kadar BETN (Tillman dkk., 1998) Penentuan kadar BETN dengan cara pengurangan angka 100 % dengan persen kadar air, abu, protein, lemak dan serat kasar. Perhitungan: % BETN = 100 % - (% PK + % SK + % LK + % Abu) 23

3.6.7. Pengukuran Nilai ph (Soeparno, 2009) Pengukuran nilai ph silase jerami jagung menggunakan ph meter yang terlebih dahulu dikalibrasi dengan larutan buffer ph 4 dan 7, demikian juga elektroda dibilas dengan aquades dan dikeringkan. Sampel ditimbang 20 g dihaluskan dan dicampurkan dengan 40 ml aquades, dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu dihomogenkan dengan menggunakan magnetic stirer selama 5-10 menit. Aquades dan silase dicampur lalu disaring untuk mendapatkan supernatannya kemudian diukur ph supernatan tersebut. Elektroda dicelupkan ke dalam sampel dan nilai ph dapat dibaca pada skala yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk. 3.7. Analisis Data Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial (3x3) dengan 2 ulangan (Steel dan Torrie, 1992). Model matematik analisis ragam adalah sebagai berikut: Y ijk = µ+ α i + β j + (αβ) ij + ijk Keterangan: Y ijk : pengamatan pada taraf ke-i, ke-j dan ulangan ke-k µ : rataan umum α i β j : pengaruh taraf ke-i : pengaruh taraf ke-j (αβ) ij :pengaruh interaksi dari taraf ke-i dan lama fermentasi taraf ke-j ijk : pengaruh galat taraf ke-i,taraf ke-j dan ulangan ke-k i : 1, 2, 3 j : 1, 2, 3 k : 1, 2 24

Tabel 3.1. Analisis Ragam Sumber Keragaman Db JK KT F Hitung F Tabel 0,05 0,01 A a 1 JKA KTA KTA/KTG - - B b 1 JKB KTB KTB/KTG - - AB (a - 1)(b - 1) JKAB KTAB KTAB/KTG - - Galat ab(r - 1) JKG KTG - - - Total abr 1 JKT - - - - Keterangan: Faktor koreksi (FK) = ( Y ij.. ) 2 abr Jumlah kuadrat total (JKT) = Y ij.. 2 FK Jumlah kuadrat faktor A (JKA) = Y i 2 FK Jumlah kuadrat faktor B (JKB) = Y j 2 FK Jumlah kuadrat faktor AB (JKAB) = Y ij 2 FK Jumlah kuadrat perlakuan (JKP) = JKT JKA JKB JKAB Kuadrat tengah faktor A (KTA) = Kuadrat tengah faktor B (KTB) = n n n n JKA a 1 JKB b 1 Kuadrat tengah interaksi faktor Adan B (KTAB) = Kuadrat tengah galat (KTG) = JKG ab(r - 1) JKAB (a - 1) (b - 1) Bila hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh nyata dilakukan uji lanjut dengan Duncan s Multiple Range Test (DMRT) (Steel dan Torrie, 1992). 25