ANALISIS LAPISAN BATAS ALIRAN DALAM NOSEL STUDI KASUS: NOSEL RX 122

dokumen-dokumen yang mirip
SIMULASI PENGUJIAN PRESTASI SUDU TURBIN ANGIN

SIMULASI DAN PERHITUNGAN SPIN ROKET FOLDED FIN BERDIAMETER 200 mm

ANALISIS LOSSES PIPA LURUS BERDIAMETER 40 cm PADA TEROWONGAN ANGIN LAPAN

Sulistyo Atmadi *), Ahmad Jamaludin Fitroh **) *) Peneliti Pusat Teknologi Penerbangan, Lapan **) Peneliti Kepakaran Aerodinamika, Lapan ABSTRACT

ANALISIS TEKANAN STATIK ALIRAN DI PERMUKAAN PITOT STATIK TEROWONGAN ANGIN TRANSONIK LAPAN

PENELITIAN SPIN MENGGUNAKAN CUTING & MULTI NOZZLE UNTUK MENINGKATKAN KESTABILAN TERBANG ROKET BALISTIK

MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK

4.2 Laminer dan Turbulent Boundary Layer pada Pelat Datar. pada aliran di leading edge karena perubahan kecepatan aliran yang tadinya uniform

Analisis Perbandingan Velocity Dan Shear Stress Perkembangan Boundary Layer Flat Plate Menggunakan Turbulent Model k ε (Standard, Realizable, RNG)

Muchammad 1) Abstrak. Kata kunci: Pressure drop, heat sink, impingement air cooled, saluran rectangular, flow rate.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI UNJUK KERJA SISTEM PROPULSI MOTOR ROKET RX-150/1200 DENGAN MENGGUNAKAN PIRANTI LUNAK PRODUK LAPAN

Simulasi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melewati Silinder Teriris Satu Sisi (Tipe D) dengan Variasi Sudut Iris dan Sudut Serang

BAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI

ANALISA NUMERIK ALIRAN DUA FASA DALAM VENTURI SCRUBBER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Prosedur Penggunaan Software Ansys FLUENT 15.0

PENELITIAN KARAKTERISTIK AERODINAMIKA TRAILING EDGE SIRIP ROKET PADA KECEPATAN TRANSONIK DENGAN SIMULASI NUMERIK

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN VARIASI PANJANG PIPA PEMASUKAN DAN VARIASI TINGGI TABUNG UDARA MENGGUNAKAN CFD

Studi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melintasi Airfoil NASA LS-0417 yang Dimodifikasi dengan Vortex Generator

ANALISA PENGARUH POSISI KELUARAN NOSEL PRIMER TERHADAP PERFORMA STEAM EJECTOR MENGGUNAKAN CFD

Tulisan pada bab ini menyajikan simpulan atas berbagai analisa atas hasil-hasil yang telah dibahas secara detail dan terstruktur pada bab-bab

Panduan Praktikum 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisa Aliran Fluida Pada Pipa Spiral Dengan Variasi Diameter Menggunakan Metode Computational Fluid Dinamics (CFD)

STUDI EKSPERIMEN DAN NUMERIK TENTANG ALIRAN BOUNDARY LAYER YANG MELINTASI BUMP DENGAN RADIUS KELENGKUNGAN YANG KECIL

Bab 4 Perancangan dan Pembuatan Pembakar (Burner) Gasifikasi

oleh : Ahmad Nurdian Syah NRP Dosen Pembimbing : Vivien Suphandani Djanali, S.T., ME., Ph.D

Klasisifikasi Aliran:

Komparasi Bentuk Daun Kemudi terhadap Gaya Belok dengan Pendekatan CFD

ANALISA PENGARUH SUDUT PITCH, UNTUK MEMPEROLEH DAYA OPTIMAL TURBIN ANGIN LPN-SKEA 50 KW PADA BEBERAPA KONDISI KECEPATAN ANGIN

BAB IV PROSES SIMULASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALIS1S STRUKTUR NOSEL RX320 DENGAN MENGGUNAKAN BAHAN S45C

STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN BODI PENGGANGGU TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA MELINTASI SILINDER UTAMA

TUGAS SARJANA STUDI KARAKTERISTIK SECONDARY FLOW DAN SEPARASI ALIRAN PADA RECTANGULAR DUCT 900 DENGAN ANGKA REYNOLDS 110.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)

STUDI NUMERIK : MODIFIKASI BODI NOGOGENI PROTOTYPE PROJECT GUNA MEREDUKSI GAYA HAMBAT

RANCANG BANGUN ROTOR TURBIN ANGIN 10 KW UNTUK MEMPEROLEH DAYA OPTIMUM PADA VARIASI JUMLAH DAN DIAMETER SUDU

PENGARUH JUMLAH BLADE

BAB IV VALIDASI SOFTWARE. Validasi software Ansys CFD Flotran menggunakan dua classical flow

Analisa Aliran Fluida Dalam Pipa Spiral Pada Variasi Pitch Dengan Menggunakan Metode Computational Fluid Dinamics (CFD)

BAB 4 MODELISASI KOMPUTASI dan PEMBAHASAN

Analisis Numerik Aliran Fluida di Sekitar Silinder Sirkular dengan Menggunakan Diskrititasi Order yang Berbeda

tudi kasus pengaruh perbandingan rusuk b/a = 12/12, 5/12, 4/12, 3/12, 2/12, 1/12, 0/12 dengan Re = 3 x 10 4.

FakultasTeknologi Industri Institut Teknologi Nepuluh Nopember. Oleh M. A ad Mushoddaq NRP : Dosen Pembimbing Dr. Ir.

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN TINGGI AIR JATUH 2.3 M DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA

SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN TINGGI AIR JATUH 2.3 M DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD

KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa

PENENTUAN GAYA HAMBAT UDARA PADA PELUNCURAN ROKET DENGAN SUDUT ELEVASI 65º

ANALISIS DAN OPTIMASI SUDU SKEA 5 KW UNTUK PEMOMPAAN

DESAIN NOSEL ROKET CAIR RCX250 MENGGUNAKAN METODE PARABOLIK DENGAN MODIFIKASI SUDUT EKSPANSI

ROTASI Volume 8 Nomor 1 Januari

BAB IV PEMODELAN POMPA DAN ANALISIS

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B13

Boundary condition yang digunakan untuk proses simulasi adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

ANALISA ALIRAN DAN TEKANAN PADA BULBOUS BOW DENGAN DIMPLE (CEKUNGAN) MENGGUNAKAN PENDEKATAN CFD

STUDI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA SUSUNAN SILINDER VERTIKAL DALAM REAKTOR NUKLIR ATAU PENUKAR PANAS MENGGUNAKAN PROGAM CFD

BAB 3 METODOLOGI. 40 Universitas Indonesia

The Analysis of Velocity Flow Effect on Drag Force by Using Computational Fluid Dynamics

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIMULASI NUMERIK UJI EKSPERIMENTAL PROFIL ALIRAN SALURAN MULTI BELOKAN DENGAN VARIASI SUDU PENGARAH

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA

PRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh: Zulfa Hamdani. PowerPoint Template NRP :

FISIKA FLUIDA YUSRON SUGIARTO, STP, MP, MSc yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id. Didit kelas D: Arga kelas G:

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS

Studi Numerik Karakteristik Separasi dan Reattachment Aliran Di Belakang Gundukan (BUMP) Setengah Lingkaran. Setyo Hariyadi S.P. 1

FORMULASI PENGETAHUAN PROSES MELALUI SIMULASI ALIRAN FLUIDA TIGA DIMENSI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Thrust bearing [2]

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PERHITUNGAN PARAMETER PENSTOCK

SIMULASI DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KELEMBABAN RELATIF RUANGAN DARI SISTEM DEHUMIDIFIKASI MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUIDS DYNAMICS (CFD)

STUDI NUMERIK VARIASI TURBULENSI MODEL PADA ALIRAN FLUIDA MELEWATI SILINDER TUNGGAL YANG DIPANASKAN (HEATED CYLINDER)

BAB 4 ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL EKSPERIMEN

STUDI NUMERIK RADIUS VOLUTE TONGUE RUMAH KEONG PADA BLOWER SENTRIFUGAL

Bab IV Analisis dan Diskusi

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

ANALISIS CASING TURBIN KAPLAN MENGGUNAKAN SOFTWARE COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS/CFD FLUENT

MEKANIKA FLUIDA DI SUSUN OLEH : ADE IRMA

DAFTAR NOTASI. A : sebuah konstanta, pada Persamaan (5.1)

MASUK FAISAL HAJJ MESINN TEKNIK MEDAN Universitas Sumatera Utara

Prosiding SNaPP2015 Sains dan Teknologi ISSN EISSN Subagyo

REYNOLDS NUMBER K E L O M P O K 4

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

BAB II LANDASAN TEORI. dapat dilakukan berdasarkan persamaan kontinuitas yang mana prinsif dasarnya

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN OBSTACLE BENTUK PERSEGI PADA PIPA TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS.

1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah

STUDI EKSPERIMEN dan NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN KEKASARAN PERMUKAAN TERHADAP KARAKTERISTIK BOUNDARY LAYER MELINTASI BUMP (Re = 21000)

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B36

PENELITIAN KARAKTERISTIK AERODINAMIKA AEROFOIL SUDU SKEA NELAYAN NILA 80

SIDANG TUGAS AKHIR KONVERSI ENERGI

TUGAS AKHIR. OLEH : Mochamad Sholikin ( ) DOSEN PEMBIMBING Prof.DR.Basuki Widodo, M.Sc.

STUDI NUMERIK DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KECEPATAN UDARA PADA RUANG KEDATANGAN TERMINAL 2 BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

Transkripsi:

ANALISIS LAPISAN BATAS ALIRAN DALAM NOSEL STUDI KASUS: NOSEL RX 122 Ahmad Jamaludin Fitroh, Saeri Peneliti Pustekwagan, LAPAN Email : ahmad_fitroh@yahoo.com ABSTRACT The simulation and calculation of boundary layer along inside nozzle has been studied. Test study is nozzle RX 122. The nozzle has inlet, throat, and exit diameter of 100, 34, and 96 mm respectively. The characteristic flow inside nozzle was simulated with 59 bars and 3,000 K of inlet condition. The result shows that boundary layer still occurred from inlet to nozzle exit. The boundary layer thickness increases to inlet and exit region. The boundary layer thickness around inlet and exit are 0.28 and 0,67 mm respectively. Key words: Boundary layer, Nozzle ABSTRAK Telah dilakukan simulasi dan perhitungan lapisan batas permukaan dinding bagian dalam nosel. Studi kasusnya adalah nosel RX 122. Nosel mempunyai diameter inlet, throat, dan exit masing-masing 100, 34, dan 96 mm. Simulasi dan analisis lapisan batas dilakukan dengan kondisi batas tekanan dan temperatur ruang bakar masing - masing 59 bar dan 3.000 K. Hasil simulasi menunjukkan bahwa lapisan batas tetap terjadi mulai dari nosel bagian depan (up stream throat) hingga ke belakang (down stream throat). Lapisan batas semakin menebal pada posisi mendekati inlet dan exit.. Tebal lapisan batas di dekat inlet dan di dekat exit masing-masing adalah 0,28 dan 0,67 mm. Kata kunci : Lapisan batas, Nosel 1 PENDAHULUAN Salah satu komponen utama motor roket adalah nosel. Energi potensial yang berasal dari ruang bakar diubah menjadi energi kinetik melalui nosel. Perkalian antara laju aliran massa gas hasil pembakaran dengan perubahan kecepatan antara aliran yang masuk dan yang keluar dari nosel menghasilkan gaya dorong. Aliran dalam nosel dipercepat mulai dari inlet hingga exit. Kecepatan aliran gas di throat berkisar satu Mach. Dengan adanya no slip condition, maka terjadi perbedaan kecepatan antara permukaan bagian dalam nosel dengan kecepatan di sekitar sumbu nosel. Perbedaan kecepatan tersebut menghasilkan profil kecepatan aliran di sekitar permukaan dinding. Tebal aliran di permukaan dinding dimana kecepatannya mendekati kecepatan aliran bebasnya didefinisikan sebagai tebal lapisan batas. Objek penelitian lapisan batas ini dipilih nosel RX 122 Nosel tersebut dipilih karena merupakan salah satu nosel LAPAN yang berbentuk cone sehingga mempunyai bentuk permukaan divergen yang lurus. Nosel tersebut mempunyai geometri dan dimensi seperti terlihat pada Gambar 1-1: Gambar 1-1: Geometri nosel 122 126

Analisis Aliran... (Ahmad Jamaludin Fitroh et al.) Diameter inlet Diameter throat Diameter exit Panjang nosel Dimensi = 100 mm = 34 mm = 96 mm = 239 mm = axi-symmetric Nosel tersebut dialiri gas dari ruang bakar dengan tekanan dan temperatur sebesar 59 bar dan 3.000 K. Data tekanan tersebut diperoleh dari hasil perhitungan pada Laporan Kerja sedangkan temperatur sebesar 3.000 K merupakan temperatur kerja standar ruang bakar motor roket berbahan bakar propelan padat. Kondisi aliran gas dalam nosel diperoleh melalui simulasi Computational Fluid Dynamic (CFD). Hasil simulasi dapat berupa kontur parameter aliran, baik di dalam maupun di belakang nosel. Selain itu hasil simulasi dapat juga dinyatakan dalam bentuk kuantitatif. Hasil simulasi selanjutnya diolah kembali untuk mendapatkan profil kecepatan di sekitar permukaan bagian dalam nosel. Dengan menggunakan definisi tebal lapisan batas tertentu, maka diperoleh distribusi lapisan batas di sepanjang dinding nosel mulai dari inlet hingga exit. Dengan diketahui tebal lapisan batas di exit nosel, maka diperoleh luas efektif exit. Perbandingan antara luas exit hasil desain dengan luas efektifnya akibat adanya lapisan batas dapat dijadikan koreksi untuk penentuan diameter exit yang sebenarnya. 2 TUJUAN DAN BATASAN MASALAH 2.1 Tujuan Kegiatan utama dalam penelitian ini adalah mensimulasikan aliran dalam nosel. Karakteristik aliran hasil simulasi difokuskan pada profil kecepatan di sekitar permukaan. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk: Mendapatkan profil dan tebal lapisan batas di sepanjang permukaan dalam nosel. Memperoleh luas exit efektif nosel dan membandingkan dengan luas exit hasil desain dan produksi. Profil dan tebal lapisan batas yang terbentuk di sepanjang dinding nosel akan disajikan dalam bentuk plot atau kurva. 2.2 Batasan Masalah Beberapa batasan masalah dan asumsi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Tekanan dan temperatur inlet dianggap konstan selama operasi sebesar 59 bar dan 3.000 K. Nosel dioperasikan pada kondisi atmosfer permukaan laut (sea level). Kondisi aliran bersifat tunak (steady). Massa atom relatif (Mr) gas hasil pembakaran propelan dan γ gas masing-masing sebesar 25 gr/mol dan 1,2. Nosel berbentuk axi-symmetric sempurna. Metode turbulensi yang digunakan adalah k epsilon standard. Tebal lapisan batas didefinisikan pada suatu titik dimana kecepatan aliran lokal sebesar 0,90 kecepatan aliran bebasnya. Dalam penelitian ini profil dan tebal lapisan batas hanya diperoleh dari hasil simulasi yang diolah terlebih dahulu. Sedangkan untuk memvalidasi hasil simulasi, maka parameter aliran di exit akan dibandingkan terlebih dahulu dengan hasil perhitungan secara analitis. Penelitian ini hanya membahas mengenai lapisan batas saja. Prestasi nosel berupa gaya dorong tidak diikut sertakan dalam perhitungan dan analisis. 3 DASAR TEORI Sebuah fluida yang mengalir melintasi sebuah permukaan mempunyai distribusi kecepatan yang tidak seragam, khususnya aliran di dekat permukaan tersebut. Partikel aliran yang bersentuhan 127

langsung dengan permukaan mempunyai kecepatan sama dengan nol. Fenomena tersebut dikenal dengan istilah no slip condition. Adanya perbedaan kecepatan aliran antara pertikel fluida yang menempel pada permukaan dengan partikel lainnya menghasilkan distribusi atau profil kecepatan di sekitar permukaan yang disebut sebagai lapisan batas. Gambar 3-1 menunjukkan sketsa profil kecepatan di sekitar permukaan. du la min ar (3-1a) dy u la min ar (3-1b) y dimana τ = tegangang geser µ = viskositas u = kecepatan aliran searah permukaan y = arah tegak lurus permukaan Gambar 3-2: Profil lapisan batas laminar dan turbulen 128 Gambar 3-1: Sketsa lapisan batas U dan u (y) masing-masing menunjukkan kecepatan aliran bebas dan kecepatan aliran lokal dalam lapisan batas. Dengan kondisi permukaan yang sama, maka semakin tinggi kecepatan aliran akan mengakibatkan lapisan batas yang semakin tebal (John D. Anderson Jr., 2003; Catatan Kuliah, 2003). Merujuk geometri nosel pada Gambar 1-1, maka nosel merupakan tipe nosel konvergen-divergen dimana kecepatan aliran dipercepat mulai dari inlet hingga exit nosel. Dengan demikian lapisan batas yang terbentuk semakin tebal hingga exit nosel. Menurut bentuknya, lapisan batas dapat digolongkan menjadi dua, yaitu lapisan batas laminar dan lapisan batas turbulen. Lapisan batas turbulen mempunyai gradien kecepatan pada permukaan yang lebih tinggi sehingga menghasilkan gaya gesek yang lebih besar. Pernyataan tersebut didukung dengan persamaan tegangan geser yang dinyatakan dalam persamaan (3-1) (Catatan Kuliah, 2003). Sketsa kedua jenis lapisan batas tersebut disajikan dalam Gambar 3-2. Lapisan batas turbulen lebih tebal dibandingkan dengan lapisan batas laminar. Selain itu lapisan batas turbulen mempunyai gradien kecepatan pada permukaan yang lebih besar sehingga profil kecepatannya kelihatan lebih melengkung (John D. Anderson Jr., 2003; Rott, N., Lewelen W.S., 1966; Schlihcting, H., 1977; Catatan Kuliah, 2003). 4 METODE Secara umum penelitian dan pengembangan dapat dilakukan dengan tiga metode, yaitu metode analitis, metode numerik atau simulasi, dan metode pengujian. Biasanya ketiga metode tersebut dilakukan secara berurutan. Metode analitis menggunakan beberapa persamaan dasar untuk mendapatkan parameter awal dan estimasi prestasi objek penelitian. Metode numerik menggunakan persamaan-persamaan yang lebih detail dan biasanya diperlukan iterasi untuk mendapatkan hasil perhitungan. Iterasi diterapkan pada setiap titik atau elemen domain perhitungan yang biasa disebut dengan mesh atau grid. Metode numerik biasanya dipadukan dengan simulasi sehingga hasil-hasil perhitungan dapat disajikan dalam bentuk kuantitatif

Analisis Aliran... (Ahmad Jamaludin Fitroh et al.) maupun gambar. Untuk permasalahan fluida, metode numerik biasanya disebut dengan Computational Fluid Dynamic (CFD). Kondisi aliran di dalam dan di luar nosel disimulasikan secara CFD. Untuk memvalidasi hasil simulasi CFD, maka parameter aliran di exit nosel juga dihitung secara analitis. Selanjutnya parameter aliran di exit hasil simulasi dibandingkan dengan hasil analitis. Apabila kedua metode tersebut memberikan hasil yang relatif sama, maka hasil simulasi dianggap cukup valid. Pada paragraf sebelumnya telah diasumsikan bahwa geometri nosel bersifat axi-symmetric sempurna. Dengan demikian simulasi cukup dilakukan secara setengah geometri. Pemodelan dan grid yang digunakan disajikan dalam Gambar 4-1. Pemodelan viskositas untuk aliran turbulen yang tersedia adalah sebagai berikut (Manual FLUENT): Spalart Allmaras k epsilon - Standard - RNG - Realizable k omega - Standard - SST Reynolds Stress Turbulensi aliran dalam nosel biasanya tidak terlalu besar sehingga dapat dimodelkan dengan k epsilon. Dalam penelitian ini pemodelan yang digunakan adalah k epsilon standard. Analisis secara CFD berarti memecahkan beberapa persamaan secara diskrit. Semakin halus bentuk diskrit yang digunakan, maka semakin akurat hasilnya. Dalam penelitian ini diskritisasi yang digunakan adalah second order upwind. 5 HASIL Gambar 4-1a: Pemodelan dan meshing Gambar 4-1b: Pemodelan dan meshing (detail) Seperti yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya bahwa interaksi antara aliran dan permukaan adalah no slip condition. Dengan demikian aliran bersifat viskos. Dengan adanya viskositas aliran, maka terbentuk lapisan batas. Apabila simulasi menggunakan setting aliran laminar, maka akan terbentuk lapisan batas laminar saja di sepanjang dinding nosel. Dengan demikian simulasi akan menggunakan setting aliran turbulen untuk mengantisipasi terbentuknya kedua jenis lapisan batas tersebut (Manual FLUENT). Parameter aliran di exit berdasarkan metode analitis dan simulasi CFD disajikan dalam Tabel 5-1: Tabel 5-1: PARAMETER ALIRAN DI EXIT Parameter Analitis CFD 1.Laju massa (kg/det) 2.Tekanan total (bar) 3.Tekanan statik (bar) 4.Kecepatan (Mach) 3,44 59,0 1,00 3,12 3,40 56,4 1,25 3,05 Kedua metode tersebut menghasilkan harga parameter aliran di exit yang hampir sama. Dengan demikian hasil simulasi CFD dianggap telah valid. Hasil simulasi menunjukkan bahwa lapisan batas sudah terbentuk mulai dari inlet. Lapisan batas paling tipis terjadi di throat sedangkan lapisan batas paling tebal terjadi di exit. Distribusi tebal lapisan batas sepanjang dinding nosel disajikan dalam Tabel 5-2. 129

Tabel 5-2: DISTRIBUSI TEBAL LAPISAN BATAS 0.30 x (mm) y (mm) δ (mm) δ / y (%) 15 29 44 81 104 126 149 171 194 216 47 35 22 21 24 28 32 36 40 44 0,28 0,09 0,03 0,18 0,27 0,39 0,47 0,56 0,64 0,67 0,6 0,3 0,1 0,8 1,1 1,4 1,5 1,6 1,6 1,5 Dimana: x = jarak aksial dihitung dari inlet nosel y = jari-jari lokal nosel, merupakan fungsi dari x δ = tebal lapisan batas Distribusi tebal lapisan batas pada Tabel 5-2 dapat juga disajikan dalam bentuk kurva pada Gambar 5-1. 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0.0 delta (mm) x (mm) 0 50 100 150 200 250 Gambar 5-1a: Distribusi tebal lapisan batas 1.8 1.5 1.2 0.9 0.6 0.3 0.0 delta / y (%) x (mm) 0 50 100 150 200 250 Gambar 5-1b: Distribusi δ/y Seperti yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya bahwa tebal lapisan batas diasumsikan pada batas u/u = 0,90. Profil lapisan batas, baik di up stream maupun di down stream throat disajikan dalam Gambar 5-2. 0.25 0.20 0.15 0.10 0.05 r (mm) x = 15 mm x = 29 mm x = 44 mm u / U 0.00 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 Gambar 5-2a: Profil lapisan batas di up stream throat 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 r (mm) x = 81 mm x = 104 mm x = 126 mm x = 149 mm x = 171 mm x = 194 mm x = 216 mm u / U 0.0 0.0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1.0 Gambar 5-2b: Lapisan batas di down stream Tabel 5-2 menunjukkan bahwa tebal lapisan batas di sekitar exit adalah sebesar 0,67 mm. Tebal tersebut setara dengan δ/y = 1,5 %. Dengan demikian dapat diestimasi bahwa luas efektif exit nosel sebesar (100 %-1,5 %) 2 = 97 % kali luas berdasarkan geometri. 6 ANALISIS Bagian ini membahas semua hasil yang telah disajikan dalam paragraf sebelumnya. Pembahasan difokuskan pada: Harga parameter aliran di exit nosel yang diperoleh dengan menggunakan metode analitis dan simulasi CFD. Distribusi tebal lapisan batas, baik di up stream maupun di down stream throat. 130

Analisis Aliran... (Ahmad Jamaludin Fitroh et al.) Luas efektif exit nosel beserta pengaruhnya, baik terhadap kecepatan aliran maupun tekanan statik di exit. Penjelasan selengkapnya disajikan dalam beberapa paragraf selanjutnya. 6.1 Analisis Harga Parameter Aliran di Exit Harga laju aliran massa adalah konstan di sepanjang nosel. Hal tersebut sesuai dengan hukum kekekalan massa (John D Anderson Jr., 2003; Zuchrow, Maurice J., 1976). Harga laju aliran massa hasil dari metode analitis dan simulasi CFD masing-masing adalah 3,44 dan 3,40 kg/det. Selisih kedua harga tersebut sangat kecil, yaitu 1,16 %. Dengan demikian hasil simulasi ditinjau dari laju aliran massa dianggap cukup valid. Roket balistik RX 122 dirancang untuk beroperasi pada tekanan dan temperatur ruang bakar masing-masing sebesar 59 bar dan 3.000 K. Dengan demikian kondisi tersebut sama dengan kondisi di inlet nosel. Metode analitis mengasumsikan bahwa tidak ada pressure loss di sepanjang nosel sehingga tekanan total di exit sama dengan di inlet, yaitu sebesar 59 bar. Dengan mengkondisikan no slip condition dalam simulasi CFD, maka terdapat gradien kecepatan di permukaan nosel. Perkalian antara viskositas aliran gas dengan gradien kecepatan tersebut menghasilkan tegangan gesek yang nantinya dapat dikonversi menjadi energi gesek. Apabila tidak ada separasi aliran dalam nosel, maka gesekan antara aliran gas dan permukaan nosel mengakibatkan pressure loss. Dengan demikian terjadi penurunan tekanan total di exit menjadi 56,4 bar atau sekitar 4,4 %. Pada paragraf sebelumnya telah disebutkan bahwa adanya lapisan batas menyebabkan luas efektif nosel menjadi berkurang, yaitu menjadi 97 % kali luas geometri di sekitar exit. Nosel RX 122 ini mempunyai konfigurasi konvergen- divergen. Daerah konvergen juga disebut sebagai up stream throat sedangkan daerah divergen disebut juga sebagai down stream throat. Pada daerah divergen semakin besar perbandingan antara luas exit dan luas throat, maka semakin besar kecepatan aliran di exit. Dengan luas throat yang sama, maka semakin besar luas exit akan menghasilkan kecepatan aliran di exit yang semakin tinggi pula. Dengan adanya lapisan batas, maka luas efektif exit menjadi berkurang sehingga kecepatan aliran di exit juga menjadi lebih kecil dari rancangan. Ditinjau dari komponen pergerakan partikelnya, maka tekanan fluida dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu tekanan total, tekanan statik, dan tekanan dinamik (John D. Anderson Jr, 2003; Liepmann, H.W., Roshko, A., 1977 Zuchrow, Maurice J., Hoffman, Joe D., 1976). Tekanan total merupakan penjumlahan antara tekanan statik dan tekanan dinamik. Pengurangan kecepatan aliran di sekitar exit menyebabkan pengurangan tekanan dinamik sehingga secara tidak langsung menyebabkan kenaikan tekanan statik aliran di sekitar exit nosel. 6.2 Analisis Distribusi Tebal Lapisan Batas Lapisan batas terbentuk akibat adanya viskositas fluida dan kondisi no slip. Dengan batas luar yang sama, maka semakin tinggi kecepatan aliran bebasnya menghasilkan lapisan batas yang semakin tebal. Pada daerah divergen (down stream throat) aliran dipercepat sehingga lapisan batas yang terbentuk juga semakin tebal. Selain kecepatan aliran bebas, tebal lapisan batas juga dipengaruhi oleh batas luarnya. Pada daerah konvergen (up stream throat) geometri nosel dipersempit hingga throat. Penyempitan geometri menyebabkan batas luar aliran bebasnya juga menjadi semakin kecil. Pengurangan batas luar yang signifikan menyebabkan lapisan batas semakin menipis. 131

6.3 Analisis Efek Luas Efektif Pembahasan pengaruh adanya lapisan batas terhadap luas efektif nosel telah diuraikan pada paragraf sebelumnya. Lapisan batas pada permukaan bagian dalam nosel menyebabkan luas efektif di sekitar exit menjadi 97 % kali luas berdasarkan geometri. Pengurangan luas aliran di sekitar exit nosel menyebabkan kecepatan aliran di daerah tersebut juga berkurang karena rasio luas antara exit dan throat menjadi semakin kecil. Penurunan kecepatan aliran menyebabkan kenaikan tekanan statik. 7 KESIMPULAN Beberapa kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain : Lapisan batas sudah terbentuk mulai dari inlet hingga exit nosel. Lapisan batas semakin menipis hingga throat dan kembali semakin menebal hingga exit nosel. Tebal lapisan batas di daerah inlet, throat, dan exit masing-masing adalah 0,28, 0,03, dan 0,67 mm. Adanya lapisan batas menyebabkan luas efektif di sekitar exit menjadi 97 % kali luas geometri sehingga kecepatan aliran berkurang dan tekanan statiknya meningkat. Besaran tebal lapisan batas dan luas efektif di atas hanya berlaku untuk nosel RX 122 dengan geometri dan daerah kerja tertentu. Perubahan tekanan ruang bakar atau inlet nosel akan mempengaruhi karakteristik lapisan batas pada dinding nosel. DAFTAR RUJUKAN Catatan Kuliah, 2003. Teknik Penerbangan, ITB. John D. Anderson Jr, 2003. Modern Compressible Flow, third edition, Mcgraw-Hill International. Liepmann, H.W.; Roshko, A., 1977. Elements of Gas Dynamics, John Wiley & Sons, New York. Manual FLUENT. Rott, N.; Lewellen, W.S., 1966. Boundary Layers and Their Interactions in Rotating Flows Volum 7, 1966, Progress in Aeronautical Science, Pergamon Press. Schlihcting, H., 1977. Boundary Layer Theory, Mc. Graw-Hill, New York. Sutton, George P., 2001. Rocket Propulsion Elements 7 th Edition, John Wiley and Sons. Zuchrow, Maurice J.;.Hoffman, Joe D., 1976. Gas Dynamic Volume 1, John Wiley and Sons. 132