Lampiran 1. Tata cara pengukuran untuk SO 4 2-, PO 4 3-, Alkalinitas Total, COD, dan BOD

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 115 TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 Tanggal 14 Desember Tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kriteria mutu air berdasarkan kelas (PP Nomor 82 Tahun 2001) PARAMETER SATUAN KELAS I II III IV FISIKA

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

Lampiran 1. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) (Suin, 2002) Sampel Air. Sampel Dengan Endapan Putih/Coklat 1 ml H 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2011 NOMOR

Peraturan Pemerintah RI No. 20 tahun 1990, tanggal 5 Juni 1990 Tentang Pengendalian Pencemaran Air

PENENTUAN STATUS MUTU AIR

: Baku mutu air kelas I menurut Peraturan Pemerintah RI no. 82 tahun 2001 (hanya untuk Stasiun 1)

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT No Seri D

Lampiran 1 ph. Hasil seperti pada tabel berikut : Tabel 1 Hasil pengukuran ph sebelum dan sesudah elektrokoagulasi ph. Pengambilan Sampel 1 4,7 6,9

LAMPIRAN I. No Jenis Parameter Satuan 1 Parameter yang berhubungan langsung dengan kesehatan

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air

ANALISIS BOD dan COD DI SUNGAI SROYO SEBAGAI DAMPAK INDUSTRI DI KECAMATAN JATEN

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

LEMBARAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT

PENENTUAN STATUS MUTU AIR

Lampiran 1. Alat dan Satuan yang Dipergunakan dalam Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Perairan.

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Metode Pengambilan Contoh Penentuan lokasi

Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini bertujuan untuk :

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

Lampiran A. Prosedur Analisa Logam Berat Pb dan Cd Dalam Kerang Bulu (Anadara inflata) Diambil daging. Ditambah 25 ml aquades. Ditambah 10 ml HNO 3

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1990 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR

LAMPIRAN I PROSEDUR ANALISA TSS

Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

III. METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran A. Bagan Kerja Metode Winkler untuk Mengukur Kelarutan Oksigen (DO) 1 ml MnSO 4 1 ml KOH KI dikocok didiamkan

Lampiran 1. Perhitungan komposisi pencampuran air

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Agustus sampai September 2011,

BAB IV METODE PENELITIAN

PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 34 TAHUN 2015 TENTANG BAKU MUTU AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI BARAT,

BAB V HASIL PENELITIAN. 5.1 Data Hasil Analisis Laboratorium Terhadap Air Tanah di Desa Dauh Puri Kaja Kota Denpasar

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

BAB 3 METODE PERCOBAAN Penentuan Kadar Kebutuhan Oksigen Kimiawi (KOK) a. Gelas ukur pyrex. b. Pipet volume pyrex. c.

INDEKS KUALITAS AIR (IKA)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PENELITIAN. Sistematika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya.

I. ACARA : DISSOLVED OXYGEN (DO), CHEMICAL OXYGEN DEMAND (COD) DAN CO 2 : 1. Untuk Mengetahui Kadar CO 2 yang terlarut dalam air 2.

Tabel Lampiran 2. Sifat fisik dan kimia air permukaan

ph TSS mg/l 100 Sulfida mg/l 1 Amonia mg/l 5 Klor bebas mg/l 1 BOD mg/l 100 COD mg/l 200 Minyak lemak mg/l 15

GUNAKAN KOP SURAT PERUSAHAAN FORMULIR PERMOHONAN IZIN PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE SUMBER AIR

Air dan air limbah Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri (modifikasi azida)

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : KEP- 51/MENLH/10/1995 TENTANG BAKU MUTU LIMBAH CAIR BAGI KEGIATAN INDUSTRI

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 51 TAHUN 2004 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

LAMPIRAN A DATA HASIL PENGUJIAN KARBON AKTIF KAYU BAKAU

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

Analisa BOD dan COD ANALISA BOD DAN COD (BOD AND COD ANALYSIST) COD (Chemical Oxygen Demand) BOD (Biochemical Oxygen Demand)

METODOLOGI PENELITIAN. pengambilan sampel pada masing-masing 3 lokasi sampel yang berbeda

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BAKU MUTU AIR LAUT

LAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna. Di Pipet

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu Dan Tempat Penelitian. B. Alat dan Bahan

Laporan Pemantauan Kualitas Air di Pravinsi Papua Tahun

Lampiran 1 Bagan alir penelitian

Lampiran 1. Prosedur Analisis

PENGARUH LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI PAAL 4 KECAMATAN TIKALA KOTA MANADO

TARIF LINGKUP AKREDITASI

STUDI STATUS MUTU AIR SUMUR DANGKAL DI KECAMATAN MANGGALA KOTA MAKASSAR

Penentuan parameter kualitas air secara kimiawi. oleh: Yulfiperius

Oleh : Putri Paramita ( )

LAMPIRAN. 200 mg / L Minyak dan lemak 25 mg/l. Amoniak (N-NH.-,) 0,5 nig/l

BAB III METODE PENELITIAN. stasiun pengambilan terlampir pada Lampiran 1. Proses identifikasi pada sampel

Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

BAB III. METODE PENELITIAN

SLHD Kabupaten Sinjai Tahun 2013 BUKU DATA I- 1

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner yang digunakan pada penelitian dampak pemupukan N dosis tinggi pada usahatani sayuran dataran tinggi.

Lampiran F - Kumpulan Data

Stasiun I Padang Lamun, Pulau Tarahan. Stasiun II Karang, Pulau Tarahan. Stasiun III Dermaga, Pulau Panjang. Stasiun IV Pemukiman, Pulau Panjang

METODELOGI PENELITIAN. penduduk yang dilalui saluran lindi bermuara ke laut dengan jarak drainase 2,5

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

JURNAL APLIKASI FISIKA VOLUME 11 NOMOR 1 FEBRUARI 2015

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

3. METODE PENELITIAN. Gambar 3. Peta lokasi pengamatan dan pengambilan sampel di Waduk Cirata

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

PENENTUAN STATUS PENCEMARAN KUALITAS AIR DENGAN METODE STORET DAN INDEKS PENCEMARAN (Studi Kasus: Sungai Indragiri Ruas Kuantan Tengah)

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

FORMULIR ISIAN IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR KE LAUT. 1. Nama Pemohon : Jabatan : Alamat : Nomor Telepon/Fax. :...

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

METODE PENELITIAN. Sokaraja dengan kondisi lingkungan dominan pemukiman penduduk

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2001

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/331/KPTS/013/2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR, 4. Peraturan Pemerintah Nomor 93 Tahun 1999 tentang Perusahaan Umum Jasa Tirta I ;


A = berat cawan dan sampel awal (g) B = berat cawan dan sampel yang telah dikeringkan (g) C = berat sampel (g)

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Lampiran. Tata cara pengukuran untuk SO 4 -,, Alkalinitas Total,, dan BOD -. Pengukuran SO 4 (HACH, 99) ml sampel dan ml akuades (blanko) masing masing ditambah dengan ml reagen Sulfaver 4, kemudian diguncang sampai bercampur semua. ml reagen Sulfide ditambahkan ke dalam ke dalamnya lalu diguncang hingga bercampur sempurna. Kandungan So - 4 diukur dengan spektrofotometer HACH DREL 000 pada panjang gelombang 680 nm.. Pengukuran (HACH, 99) Satu Phosver 3 Phospate Powder Pillow ditambahkan ke dalam ml sampel air. Kemudian dikocok sampai larut dan didiamkan selama menit agar reaksinya berjalan dengan sempurna. Mengukur kandungan dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 890 nm, sebagai blanko digunakan sampel. 3. Pengukuran Kesadahan Total (HACH, 988) 0 sampel dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 00 ml. Ditambahkan dengan 80 ml akuades kedalam erlenmeyer. Kemudian ditambahkan ke dalamnya 3 tetes Bromocressol Green Methil Red. Larutan ini kemudian dititrasi dengan Titration Cartridge H SO 4,6 N hingga titik akhir berwarna merah muda. Alkalinitas total (dalam mg CaCO 3 /l) dihitung dengan mengalikan digit volume titrasi yang dibutuhkan (digit required) dengan digit multiplier sesuai HACH (988), dalam hal ini digit multiplier adalah 5. 4. Pengukuran (Winarno dan Fardiaz, 974) ml HgSO 4 dimasukkan ke dalam erlenmeyer 00 ml. Ditambahkan dengan 0 ml sampel, kemudian ditambahkan 5 ml larutan diges (K Cr O 7 ). Dipanaskan pada air medidih selama 0 menit, setelah dingin ditambahkan 37,5 ml akuades. Ditambahkan,5 gram KI, kemudian dititrasi dengan larutan Na S O 3 0,00 N hingga berwarna kuning pucat. Setelah itu ditambahkan ml Amilum % dan diteruskan titrasi dengan Na S O 3 0,00 N hingga terbentuk warna hijau. Perhitungan = Blanko sampel N Na SO3 8000 ml conto h pengenceran

Lampiran. (Lanjutan) 5. Penentuan Kadar Biologycal Oxygen Demand (BOD) (Alerts dan Santika,987) Cara Kerja:. Ke dalam sampel yang sudah ada dalam botol Winkler tambahkan dengan pipet ml larutan mangan sulfat di bawah permukaan cairan.. Tambahkan ml larutan alkali - iodida azida dengan pipet yang lain. Botol ditutup kembali dengan hati-hati untuk mencegah terperangkapnya udara dari luar, kemudian dikocok dengan membalik-balikkan botol beberapa kali. 3. Biarkan gumpalan mengendap selama 0 menit. 4. Bila proses pengendapan sudah sempurna, maka bagian larutan yang jernih dikeluarkan dari botol dengan menggunakan pipet, sebanyak 0 ml dipindahkan ke dalam erlenmeyer. 5. Tambahkan ml H SO 4 pekat pada sisa larutan yang mengendap dalam botol Winkler yang dialirkan melalui diding bagian dalam dari leher botol, kemudian botol segera ditutup kembali. 6. Botol digoyangkan dengan hati-hati sehingga semua endapan melarut. Seluruh isi botol dituangkan secara kuantitatif ke dalam Erlenmeyer 500 ml (butir 3). 7. Iodin yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, kemudian dititrasi dengan larutan tiosulfat 5 N sehingga terjadi warna coklat muda. 8. Tambahkan indicator kanji ml (akan timbul warna biru). Titrasi dengan tiosulfat dilanjutkan, sehingga warna biru tepat hilang. 9. Untuk menaikkan ketelitian analisa, dibuat duplikat setiap analisa. Perhitungan BOD5 = ( X 0 X 5) ( B0 B5)( I P) P BOD5 = sebagai mg O /l X0 X5 B0 B5 P = OT (oksigen terlarut) sampel saat t = 0 (mg O /l) = OT (oksigen terlarut) sampel saat t = 5 hari (mg O /l) = OT blangko saat t= 0 (mg O /l) = OT blangko saat t= 5 hari (mg O /l) = derajat pengenceran.

Lampiran. (Lanjutan) Perhitungan OT (mg O /l) = a. N.8000 V 4 OT a N V = oksigen terlarut (mg O /l) = volume titran natrium tiosulfat. = normalitas larutan natrium tiosulfat (ek/l) = volume botol Winkler (ml).

Lampiran. PP No.8 Tahun 00 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air Kriteria Mutu Air Berdasarkan Kelas Parameter Satuan Kelas Keterangan Fisika I II III IV Temperatur C Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 3 Deviasi 5 Deviasi tempertur dari keadaan alamiahnya Residu terlarut mg/l 000 Residu tersuspensi mg/l 50 50 400 400 Bagi pengolahan air minum secara konvensional, residu tersuspensi 5000mg/L KIMIA ANORGANIK 5-9 Apabila secara alamiah diluar rentang tersebut, maka ditentukan berdasarkan kondisi alamiah BOD mg/l 3 6 mg/l 0 50 00 DO mg/l 6 4 3 0 Angka batas minimum Total Fosfat mg/l 5 sebagai P NO 3 sebagai N mg/l 0 0 0 0 NH 3 -N mg/l - - - Bagi perikanan, kandungan amoniak bebas untuk ikan yang peka Arsen mg/l 0,05 Kobalt mg/l Barium mg/l - - - Boron mg/l Selenium mg/l 0,05 0,05 0,05 mg/l sebagai NH 3

Lampiran. (Lanjutan) KIMIA ANORGANIK Kadmium mg/l Krom(VI) mg/l 0,05 0,05 0,05 Tembaga mg/l Bagi pengolahan air minum secara konvensional, Cu mg/l Besi mg/l - - - Bagi pengolahan air minum secara konvensional, Fe 5 mg/l Timbal mg/l Bagi pengolahan air minum secara konvensional, Pb 0. mg/l Mangan mg/l 0, - - - Air raksa mg/l 0,00 0,00 0,00 0,004 Seng mg/l 0,05 0,05 0,05 Bagi pengolahan air minum secara konvensional, Zn 5 mg/l Klorida mg/l 600 - - - Sianida mg/l - Fluorida mg/l,5,5 - Nitrit sebagai N mg/l 0,06 0,06 0,06 - Bagi pengolahan air minum secara konvensional, NO -N mg/l Sulfat mg/l 400 - - - Klorin bebas mg/l - Bagi ABAM tidak dipersyaratkan Belerang sebagai H s mg/l 0,00 0,00 0,00 - Bagi pengolahan air minum secara konvensional, S sebagai H S 0, mg/l

Lampiran. (Lanjutan) MIKROBIOLOGI Fecal coliform Jml/00ml 00 000 000 Total coliform Jml/00ml 5000 0 0 RADIOAKTIVITAS Gross - A Bq/L 0, 0, 0, 0, Gross -B Bq/L KIMIA ORGANIK Minyak dan g/l - lemak Detergen g/l 00 00 00 - sebagai MBAS Senyawa fenol g/l - sebagai fenol BHC g/l 0 0 0 - Aldrin/ Dieldrin g/l 7 - - - Klordan g/l 3 - - - DDT g/l Heptaklor dan g/l 8 - - - heptaklor epoksida Lindane g/l 56 - - - Metoksiklor g/l 35 - - - Endrin g/l 4 4 - Toxaphan g/l 5 - - - Bagi pengolahan air minum secara konvensional, fecal koliform 000 jml/00 ml dan total coliform 0 jml/00 ml.

Lampiran. (Lanjutan) Keterangan: mg = miligram g = mikrogram ml = mililiter L = liter Bq = Bequerel MBAS = Methylene Blue Active Substance ABAM = Air Baku untuk Air Minum Logam berat merupakan logam terlarut Nilai di atas merupakan batas maksimum, kecuali untuk dan DO Bagi merupakan nilai rentang yang tidak boleh kurang atau lebih dari nilai yang tercantum Nilai DO merupakan batas minumum Arti di atas menyatakan bahwa untuk kelas termasuk, parameter tersebut tidak dipersyaratkan Tanda adalah lebih kecil atau sama dengan Tanda adalah lebih kecil PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ttd. MEGAWATI SOEKARNO PUTRI

Lampiran 3. Keputusan Menteri Negara Ligkungan Hidup nomor 5 Tahun 003. Penentuan Status Mutu Air dengan Metoda Indeks Pencemaran Lampiran II Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup. Nomor : 5 Tahun 003 Tanggal: 0 Juli 003 PENENTUAN STATUS MUTU AIR DENGAN METODA INDEKS PENCEMARAN I. Uraian Metode Indeks Pencemaran Sumitomo dan Nemerow (9), Universitas Texas, A.S., mengusulkan suatu indeks yang berkaitan dengan senyawa pencemar yang bermakna untuk suatu peruntukan. Indeks ini dinyatakan sebagai Indeks Pencemaran (Pollution Index) yang digunakan untuk menentukan tingkat pencemaran relatif terhadap parameter kualitas air yang diizinkan (Nemerow, 974). Indeks ini memiliki konsep yang berlainan dengan Indeks Kualitas Air (Water Quality Index). Indeks Pencemaran (IP) ditentukan untuk suatu peruntukan, kemudian dapat dikembangkan untuk beberapa peruntukan bagi seluruh bagian badan air atau sebagian dari suatu sungai. Pengelolaan kualitas air atas dasar Indeks Pencemaran (IP) ini dapat memberi masukan pada pengambil keputusan agar dapat menilai kualitas badan air untuk suatu peruntukan serta melakukan tindakan untuk memperbaiki kualitas jika terjadi penurunan kualitas akibat kehadiran senyawa pencemar. IP mencakup berbagai kelompok parameter kualitas yang independent dan bermakna.

Lampiran 3. (Lanjutan) II. Definisi Jika Lij menyatakan konsentrasi parameter kualitas air yang dicantumkan dalam Baku Peruntukan Air (j), dan Ci menyatakan konsentrasi parameter kualitas air (i) yang diperoleh dari hasil analisis cuplikan air pada suatu lokasi pengambilan cuplikan dari suatu alur sungai, maka PIj adalah Indeks Pencemaran bagi peruntukan (j) yang merupakan fungsi dari Ci/Lij. PIj = (C/Lj, C/Lj,,Ci/Lij)....(-) Tiap nilai Ci/Lij menunjukkan pencemaran relatif yang diakibatkan oleh parameter kualitas air. Nisbah ini tidak mempunyai satuan. Nilai Ci/Lij =,0 adalah nilai yang kritik, karena nilai ini diharapkan untuk dipenuhi bagi suatu Baku Mutu Peruntukan Air. Jika Ci/Lij >,0 untuk suatu parameter, maka konsentrasi parameter ini harus dikurangi atau disisihkan, kalau badan air digunakan untuk peruntukan (j). Jika parameter ini adalah parameter yang bermakna bagi peruntukan, maka pengolahan mutlak harus dilakukan bagi air itu. Pada model IP digunakan berbagai parameter kualitas air, maka pada penggunaannya dibutuhkan nilai rata-rata dari keseluruhan nilai Ci/Lij sebagai tolok-ukur pencemaran, tetapi nilai ini tidak akan bermakna jika salah satu nilai Ci/Lij bernilai lebih besar dari. Jadi indeks ini harus mencakup nilai Ci/Lij yang maksimum PIj = {(Ci/Lij)R,(Ci/Lij)M}.....(-) Dengan (Ci/Lij)R : nilai,ci/lij rata-rata (Ci/Lij)M : nilai,ci/lij maksimum Jika (Ci/Lij)R merupakan ordinat dan (Ci/Lij)M merupakan absis maka Pij merupakan titik potong dari (Ci/Lij)R dan (Ci/Lij)M dalam bidang yang dibatasi oleh kedua sumbu tersebut. (Ci/Lij) R (Ci/Lij) M Gambar.. Pernyataan Indeks untuk suatu Peruntukan (j) Perairan akan semakin tercemar untuk suatu peruntukan (j) jika nilai (Ci/Lij)R dan atau (Ci/Lij)M adalah lebih besar dari,0. Jika nilai maksimum Ci/Lij dan atau nilai rata-rata

Lampiran 3. (Lanjutan) Ci/Lij makin besar, maka tingkat pencemaran suatu badan air akan makin besar pula. Jadi panjang garis dari titik asal hingga titik Pij diusulkan sebagai faktor yang memiliki makna untuk menyatakan tingkat pencemaran m Ci Lij R Pij = m Ci Lij (-3) Dimana m = faktor penyeimbang Keadaan kritik digunakan untuk menghitung nilai m PIj =,0 jika nilai maksimum Ci/Lij =,0 dan nilai rata-rata Ci/Lij =,0 maka,0 = m ( ) () m = /, maka persamaan 3 menjadi PIj = Ci Lij Ci Lij m R..(-4) Metoda ini dapat langsung menghubungkan tingkat ketercemaran dengan dapat atau tidaknya sungai dipakai untuk penggunaan tertentu dan dengan nilai parameter-parameter tertentu. Evaluasi terhadap nilai PI adalah : 0 PIj,0 memenuhi baku mutu (kondisi baik),0 < PIj 5,0 cemar ringan 5,0 < PIj 0 cemar sedang PIj > 0 cemar berat III. Prosedur Penggunaan Jika Lij menyatakan konsentrasi parameter kualitas air yang dicantumkan dalam Baku Mutu suatu Peruntukan Air (j), dan Ci menyatakan konsentrasi parameter kualitas air (i) yang diperoleh dari hasil analisis cuplikan air pada suatu lokasi pengambilan cuplikan dari suatu alur sungai, maka PIj adalah Indeks Pencemaran bagi peruntukan (j) yang merupakan fungsi dari Ci/Lij.

Lampiran 3. (Lanjutan) Harga Pij ini dapat ditentukan dengan cara :. Pilih parameter-parameter yang jika harga parameter rendah maka kualitas air akan membaik.. Pilih konsentrasi parameter baku mutu yang tidak memiliki rentang. 3. Hitung harga Ci/Lij untuk tiap parameter pada setiap lokasi pengambilan cuplikan. 4.a. Jika nilai konsentrasi parameter yang menurun menyatakan tingkat pencemaran meningkat, misal DO. Tentukan nilai teoritik atau nilai maksimum Cim (misal untuk DO, maka Cim merupakan nilai DO jenuh). Dalam kasus ini nilai Ci/Lij hasil pengukuran digantikan oleh nilai Ci/Lij hasil perhitungan, yaitu : Cim Ci (Ci/Lij)baru = Cim Lij hasilpengukuran 4.b. Jika nilai baku Lij memiliki rentang - untuk Ci < Lij rata-rata (Ci/Lij) baru = Ci Lij rata Lij Lij min imum - untuk Ci > Lij rata-rata rata rata rata (Ci/Lij) baru = Ci Lij rata Lij maksimum Lij rata rata rata 4.c. Keraguan timbul jika dua nilai (Ci/Lij) berdekatan dengan nilai acuan,0, misal C/Lj = 0,9 dan C/Lj =, atau perbedaan yang sangat besar, misal C3/L3j = 5,0 dan C4/L4j = 0,0. Dalam contoh ini tingkat kerusakan badan air sulit ditentukan. Cara untuk mengatasi kesulitan ini adalah : () Penggunaan nilai (Ci/Lij)hasil pengukuran kalau nilai ini lebih kecil dari,0. () Penggunaan nilai (Ci/Lij)baru jika nilai (Ci/Lij)hasil pengukuran lebih besar dari,0. (Ci/Lij)baru =,0 + P.log(Ci/Lij)hasil pengukuran P adalah konstanta dan nilainya ditentukan dengan bebas dan disesuaikan dengan hasil pengamatan lingkungan dan atau persyaratan yang dikehendaki untuk suatu peruntukan (biasanya digunakan nilai 5). 4. Tentukan nilai rata-rata dan nilai maksimum dari keseluruhan Ci/Lij ((Ci/Lij)R dan (Ci/Lij)M).

Lampiran 3. (Lanjutan) 5. Tentukan harga PIj PIj = Ci Lij Ci Lij m R IV. Contoh Perhitungan Pada contoh berikut ini diberikan data untuk suatu sampel sungai yang akan ditentukan indeks pencemarannya (IP). Hasil pengukuran sampel diberikan pada kolom (Ci) dan baku mutu perairan tersebut diberikan pada kolom 3 (LiX). Pada contoh perhitungan hanya digunakan 6 parameter saja. Contoh yang diberikan berikut ini hanya bertujuan agar pemakai metoda Indeks Pencemaran dapat memahami cara menghitung harga PIj. Tabel.. Contoh penentuan IP untuk baku mutu x Parameter Ci Lix Ci/Lix Ci/Lixbaru TSS DO Fecal coliform BOD Se 00 8 000 8 50 6 8 4,0 7,0,5 8,5 4,0 5, Contoh perhitungan TSS : C /L X = 00 / 50 = C /L X > Maka gunakan persamaan (Ci/Lij)baru (C /L X )baru =,0 + 5 log =,5 Catatan : Ci/Lij baru dihitung karena nilai Ci/Lij yang berjauhan untuk Ci/Lij < digunakan Ci/Lij hasil pengukuran, tetapi bila Ci/Lij > perlu dicari Ci/Lij baru. Contoh perhitungan DO : DO merupakan parameter yang jika harga parameter rendah maka kualitas akan menrun. Maka sebelum menghitung C/LX harus dicari terlebih dahulu harga C baru. DOmaks = 7 pada temperatur 0C

Lampiran 3. (Lanjutan) C baru = 7 7 6 5 3 C/LX = (5/3) / 6 = 8 Contoh perhitungan : Karena harga baku mutu memiliki rentang, maka penetuan C 3 /L 3X dilakukan dengan 6 9 cara : L 3X rata-rata = C 3 /L 3X = 8 7,5 = 9 8 = 7,5 C 3 > L 3X rata-rata Tentukan nilai (Ci/LiX)R =,58 (nilai rata-rata dari kolom 5) Tentukan nilai (Ci/LiX)M = 5, (nilai maksimum dari kolom 5) Dengan menggunakan persamaan pada langkah no 5 (lihat prosedur 3.), maka dapat ditentukan nilai P IX = 4,0. Apabila kemudian data air sungai yang sama ingin dibandingkan terhadap baku mutu yang berbeda, misalnya Y (kolom II, Tabel 3.3), maka perhitungannya menjadi sebagai berikut: Tabel.3. Contoh penentuan IP untuk baku mutu Y Parameter Ci Liy Ci/Liy Ci/Liybaru TSS DO BOD Se 00 8 8 400 0 5 8 5 3 8 Dari Tabel.3., maka dapat ditentukan nilai-nilai berikut: (Ci/Li Y ) R = (Ci/Li Y ) M = 8 PI Y = 6 Jika dibandingkan antara contoh pada Tabel. dengan contoh pada Tabel.3, maka dapat diambil kesimpulan bahwa air sungai yang diukur memenuhi baku mutu Y dan tidak memenuhi baku mutu X. Jadi bila nilai PI lebih kecil dari,0, maka sampel air tersebut memenuhi baku mutu termaksud, sedangkan bila lebih besar dari,0, sampel dinyatakan tidak memenuhi baku mutu.

Lampiran 3. (Lanjutan) Ditetapkan di : Jakarta pada tanggal : 0 Juli 003 Menteri Negara Lingkungan Hidup, ttd Nabiel Makarim, MPA, MSM Salinan sesuai dengan aslinya Deputi MENLH Bidang Kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup, Hoetomo, MPA.

Lampiran 4. Penentuan Indeks Pencemaran ditelaah berdasarkan konsentrasi dan dan beberapa parameter fisiko kimiawi air sumur di dusundusun sekitar TPA Ngronggi, Salatiga. Nomor Sumur Parameter Ci Li Ci/Li Ci/Li baru Nilai IP Kategori TDS TDS 3 TDS 4 TDS 5 TDS 6 TDS 7 TDS 00 5,8 7, 7 00 6,0 36,94 00 6,,46 4 0,00 0 6,4 9,44 6 0,00 80,07 5,55 7 0,00 0,00 0 5,6 7,49 0, 0,004 40 5,8,38 0 0,00 0,,3,09,35 0,,48 8 0, 0,90, 0,,5 3,3,07,35 0, 0,,7 0,5,3 6,5 0, 0,,7,8,65 0,,85 5,5 0, 0,90,40 0,,88 3,57,5,65 0, 0,,5 0,88,7 6,99 0,,3 Cemar ringan 4,00 Cemar ringan,47 Cemar ringan, Cemar ringan, Cemar ringan,47 Cemar ringan,4 Cemar ringan

Nomor Sumur Parameter Ci Li Ci/Li Ci/Li baru Nilai IP Kategori 8 TDS 9 TDS 0 TDS TDS TDS 3 TDS 4 TDS 0 6, 9,44 0,006 60 5,5 7,49 6 0,004 50 5,5 9,44 9 5,7,34 7 0,008 0,00 50 5,7,7 8 0 6,5 3,33 5 0,006 6,7,38 3 0,00 5 7, 0,06,33 0 3,3 0,05,33,45 7, 5 3,93 0 0,05,,0,4 7,75,5 3 6,5 5 7,6 0,06,6 0 3,59 0,05,6,8 7.40 5 3,93 0 0,05,40,0,90 7,,88 3 6,30 0,9 Kondisi baik,68 Cemar ringan,44 Cemar ringan,88 Cemar ringan,8 Cemar ringan,74 Cemar ringan,03 Cemar ringan

Nomor Sumur Parameter Ci Li Ci/Li Ci/Li baru Nilai IP Kategori 5 TDS 6 TDS 7 TDS 8 TDS 9 TDS 0 TDS TDS 50 6 9,44 0,005 50 6,4 9 0,00 80 6,,34 4 0,004 0,04 6,3,7 7 0,00 80 5,9 5,55 0,00 0,06 00 5,7 3,33 8 0,00 60 5,6 3,6 5 0,04 0,05 5,5 0,05 3 0,9,5 7 5,,0,85,07,6 0, 3 0,,,4 0, 0,06,7 4 3,75 0,05 5,88 0,05 3 0,9,88 7 5,40,5,0 3,7,5 3,07 0, 3,39 0,,40,90 0, 0,06,5 4 3,87,5,97 Cemar ringan,44 Cemar ringan,9 Cemar ringan,4 Cemar ringan,59 Cemar ringan,6 Cemar ringan,93 Cemar ringan

Nomor Parameter Ci Li Ci/Li Ci/Li baru Nilai IP Kategori Sumur TDS 5,7 3,6 8 0,00, 4 4,4 0,,40 4 4, 0, 3,0 Cemar ringan 3 TDS 4 TDS TDS 6 TDS 7 TDS 8 TDS 00 6,4,46 4 0,004 60 6,3,46 0,007 6,3 4,7 7 0,005 0,04 90 6,,7 7 0,005 0,04 00 6,3,46 3 0,007 80 6 4,98 0,00 0,04 0, 3 0,90,7 0,06 0,90,6,5 0,99, 7,0,85 0, 0,90,65 99, 0, 3 0,90,5 0,06 0,90,0,88 0,99,76 7,0,34,5 0, 0,90,09 99,0,505,6 Cemar ringan,6 Cemar ringan,07 Cemar ringan,97 Cemar ringan,6 Cemar ringan,89 Cemar ringan

Nomor Parameter Ci Li Ci/Li Ci/Li baru Nilai IP Kategori Sumur 9 TDS 90 5,7 8,7 4 0,00, 488,,5,3959 488,3959,8805,49 Cemar ringan 30 TDS 3 TDS 3 TDS 33 TDS 34 TDS 35 TDS 6 7,49 4 0,005 80 6, 5,55 00 6 4,98 0,00 00 5,8 4,98 0,007 0,06 60 5,7 4,98 3 0,006 5,8,7 0,004 996,,05 0, 99,,5 0,,3 99 5 3, 99,5,3,008,5,5 996,3959,059 0, 99,0,8805 0,,3 99 5 3,3856,3959 99,3035,754,033,8805,8805,3 Cemar ringan 9 Kondisi baik,4 Cemar ringan,5 Cemar ringan,5 Cemar ringan,54 Cemar ringan

Nomor Parameter Ci Li Ci/Li Ci/Li baru Nilai IP Kategori Sumur 36 TDS 0 5,9,38 6 0,006 0,06 0,,07 55,3 3 0,,469 55,5697 3,3856,56 Cemar ringan 37 TDS 38 TDS 39 TDS 40 TDS 4 TDS 4 TDS 80 5,8 8,7 0,00 80 5,5 7, 0,00 0 5,9 9,44 3 0,008 5,9 9,44 8 0,004 0,05 80 6 37,44 0,00 00 5,7 4,8 0,9,3 488,33,0888,6 0,,07,5,5,07,4,5,50, 0, 0,,,65 0,95,654 488,693,847 3,0749 0,,5,30,88,5,90,99,88, 0, 0,,40,09 0,95 0,98 Kondisi baik,34 Cemar ringan,5 Cemar ringan,33 Cemar ringan,44 Cemar ringan,63 Cemar ringan

Nomor Sumur Parameter Ci Li Ci/Li Ci/Li baru Nilai IP Kategori 43 TDS 44 TDS 45 TDS 46 TDS 47 TDS 48 TDS 49 TDS 30 5,5,38 4 0,04 90 5,9 3,33 4 0,005 0 5,6 9 8 40 5,8 8,7 0, 90 5,5 9 0 0,006 0 5,7 5,55 0,00 00 5,7,38 4 0,005,33 6,7,07, 0,,7,4,3 5,5,33,,55,5 0,, 6,,6 6,5,5,5,7 0,,5,73,7 5,88,6,40,95,88 0,,40 6,40,00 Cemar ringan,04 Cemar ringan,39 Cemar ringan,45 Cemar ringan,30 Cemar ringan,56 Cemar ringan,4 Cemar ringan

Nomor Sumur Parameter Ci Li Ci/Li Ci/Li baru Nilai IP Kategori 50 TDS 5 TDS 5 TDS 53 TDS 54 TDS 55 TDS 56 TDS 00 6 7,49 0,00 00 6,3 8,7 9 0,00 0,04 6, 9,44 6 0,00 00 6, 9,44 5 0,004 5,5 8,7 0 0,008 40 5,7,38 8 0,00 6,0 5,55 4 0,005 0, 0,6 0, 0, 5,45 0,,3 0, 7,75,5,33 5,5 4, 6 3,4, 0,,0 0, 0, 5,95 0,,5,57 0, 7,,88,6 5,5,88 4,40 6 3,66,7,54 Cemar ringan, Cemar ringan,3 Cemar ringan,73 Cemar ringan,99 Cemar ringan,7 Cemar ringan,04 Cemar ringan

Nomor Sumur Parameter Ci Li Ci/Li Ci/Li baru Nilai IP Kategori 57 TDS 58 TDS 59 TDS 60 TDS 6 TDS 6 TDS 63 TDS 40 6,3,75 8 0,00 0 5,9 9 3 0,004 0,04 5,6 3,33 7 0,006 90 5,9,7, 0,00 90 6, 5,55 6 0,00 30 5,8,66 0,00 80 5,5 6,75 0,0 0,04 7,4 0,,5 0,,07,5,7,35,07,0 6,,8 3,3 7,5 0,,5,33 7 7,90 0,,88 0,,5,30,5,5,86,5,0 4,93,8 3,7 7,88 0,,88,6 7,5,0 Cemar ringan,9 Cemar ringan,8 Cemar ringan 3,6 Cemar ringan, Cemar ringan,50 Cemar ringan,90 Cemar ringan

Nomor Sumur Parameter Ci Li Ci/Li Ci/Li baru Nilai IP Kategori 64 TDS 65 TDS 66 TDS 67 TDS 68 TDS 69 TDS TDS 00 5,6 9 0, 0,00 30 5,6 7,86 0,004 90 5,8 5,48 0,9 5,4 6,75 0,00 0,04 0 5,6 6,75 0,06 0,006 40 5,6 3,33 5 0,004 5,9,38 7 0,00 0,,7 5 0,,5,7 5,5,3 0,95,4 7 0,,7 7,5 4,7 3,75,07 6,35 0, 0,,5 5 0,,88,5 5,88,7 0,95,73 7,5 0,,5 7,88 4,5 3,87,5 6,65 0,,45 Cemar ringan,46 Cemar ringan,03 Cemar ringan,9 Cemar ringan,46 Cemar ringan,89 Cemar ringan,30 Cemar ringan

Nomor Parameter Ci Li Ci/Li Ci/Li baru Nilai IP Kategori Sumur 7 TDS 90 6, 6,85 0,004 0,0674 0,0674 4 Kondisi baik 7 TDS 73 TDS 74 TDS 75 TDS 76 TDS 80 6, 3,33 8 0,004 0 6 7,49 6 0,00 90 5,9 43,06 0,00 80 5,7,38 0,00 5,9 7,49 5 7,4,5 0,,8,07,7, 6,5,07 0 4,,5 7,73,88 0,,8,5,8,4 6,88,5 0 4,4,88,5 Cemar ringan,73 Cemar ringan,67 Cemar ringan,47 Cemar ringan 3,08 Cemar ringan