BAB I PENDAHULUAN. gigi pada satu lengkung rahang atau gigi antagonis. Maloklusi dapat dikoreksi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dihubungkan dengan jumlah kehilangan gigi yang semakin tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. praktek kedokteran giginya adalah keterampilan. Keterampilan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. telah tanggal. Selama lebih dari 35 tahun dental implantology telah terbukti

BAB I PENDAHULUAN. Kehilangan struktur mahkota gigi dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti

BAB I PENDAHULUAN. Dokter gigi sering mengalami kesulitan dalam merestorasi gigi pasca

Kata kunci : Dental bridge, nanokomposit Mg-Al-Si-Zr, teknik solgel, geopolimer, alkali aktivator, cotton fiber

BAB I PENDAHULUAN. pada gigi yang umumnya berakibat pada kehilangan gigi dan dapat menimbulkan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pasien untuk mencari perawatan (Walton dan Torabinejad, 2008).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. permukaan koronal mahkota klinis gigi asli, yang dapat memperbaiki morfologi,

BAB I PENDAHULUAN. Resin akrilik telah banyak digunakan di bidang kedokteran gigi sebagai

I. PENDAHULUAN. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang

BAB IV ANALISIS & HASIL PERCOBAAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pemanfaatan tenaga nuklir dalam bidang energi adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. gigi secara bersamaan, dan dapat melakukan penggerakan gigi yang tidak mungkin

BAB I PENDAHULUAN. endemik. Bambu merupakan jenis rumput rumputan yang beruas. yang tinggi. Beberapa jenis bambu mampu tumbuh hingga sepanjang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan semen gigi yang baik ini bertujuan untuk memperbaiki susunan gigi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. keadaan ini dapat meningkatkan resiko kehilangan gigi. Kehilangan gigi dapat

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Asma merupakan penyakit inflamasi kronis saluran napas yang ditandai

Deskripsi SEMEN CEPAT GEOPOLIMER DAN METODA PEMBUATANNYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh variasi..., Agung Prasetyo, FT UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. terus meningkat. Perawatan ortodonsi bertujuan untuk memperbaiki oklusi dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 RESIN KOMPOSIT. yang dihasilkan dari restorasi resin komposit, sebuah restorasi yang paling digemari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Amobilisasi Kation Logam Berat Cr 3+ pada Geopolimer Berbahan Baku Abu Layang PT. IPMOMI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. langsung pada kavitas gigi dalam sekali kunjungan. Restorasi tidak langsung

I. PENDAHULUAN. bidang kesehatan bahan ini biasa diimplankan di dalam tubuh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu tindakan restorasi gigi tidak hanya meliputi pembuangan karies

BAB I PENDAHULUAN. Putih kekuning-kuningan, kuning keabu-abuan, dan putih keabu-abuan. warna atau yang dinamakan diskolorisasi gigi (Grossman, 1995).

BAB 2 IMPLAN GIGI. perlindungan gigi tetangga serta pengembangan rasa percaya diri (9).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang hilang serta jaringan sekitarnya (Zweemer, 1993). Penggunaan gigi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perawatan ortodontik bertujuan memperbaiki maloklusi gigi, kelainan -

BAB 2 RESIN KOMPOSIT YANG DIGUNAKAN DALAM RESTORASI RIGID

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat kumur saat ini sedang berkembang di lingkungan

I. PENDAHULUAN. berbeda menjadi material baru yag memiliki sifat yang lebih baik dari material

BAB I PENDAHULUAN. biomaterial logam, keramik, polimer dan komposit. kekurangan. Polimer mempunyai kekuatan mekanik yang sangat rendah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. stomatognatik tidak akan berjalan baik (Mc Laughlin dkk., 2001). Perawatan

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan tingginya permintaan dilakukan perawatan ortodonsi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuan

BAB I PENDAHULUAN. fungsional, maupun piranti ke dalam skala nanometer.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Dan Kami turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan

BAB IV PEMBAHASAN. seperti semula sehingga dapat berfungsi kembali. Hal ini menunjukkan bahwa

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi, salah satunya dengan perawatan ortodontik. Kebutuhan perawatan ortodontik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehingga didapatkan fungsi dan estetik geligi yang baik maupun wajah yang

toksisitas amalgam yang dikaitkan dengan merkuri yang dikandungnya masih hangat dibicarakan sampai saat ini. 1,2,3 Resin komposit adalah suatu bahan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan penyakit yang terjadi pada gigi. Kedokteran gigi pencegahan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. karena selain dapat menghasilkan senyum yang indah juga sangat membantu

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi laka lantas MABES Polri tercatat ada 61,616 kasus kecelakaan lalu lintas di

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. material tunggal atau komposit. Suatu bentuk material komposit dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah banyak dibangun di beberapa negara di

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. penampilan seseorang secara keseluruhan (Torres dkk., 2012). Salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan gigi dan mulut, yang salah satunya digambarkan oleh indeks DMF-T

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. lunak dan merupakan tempat melekatnya anasir gigitiruan. 1 Berbagai macam bahan

BAB 1 PENDAHULUAN. silikat dan semen polikarboksilat pertama kali diperkenalkan oleh Wilson dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan bahan restorasi juga semakin meningkat. Bahan restorasi warna

BAB I PENDAHULUAN. diperkenalkan pada akhir tahun 1940-an dan awal 1950-an, bahan tersebut hanya

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT MEKANIK BAHAN NANOKOMPOSIT EPOXY-TITANIUM DIOKSIDA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini mengungkapkan metode penelitian secara keseluruhan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang material komposit,

I. PENDAHULUAN. komposit. Jenis material ini menjadi fokus perhatian karena pemaduan dua bahan

I. PENDAHULUAN. Nanoteknologi diyakini akan menjadi suatu konsep teknologi yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuanpenemuan

Biokeramik pada Dental Implant

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni.

Hariadi Aziz E.K

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari gigi dan mencegah kerusakan selanjutnya (Tylman, 1970).

Karakterisasi Bentuk Partikel SiC yang Dilapisi dengan MgAl 2 O 4 Berdasarkan Variabel Konsentrasi Ion Logam

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. modifikasi polyacid), kompomer, giomer (komposit modifikasi glass filler),

I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan, salah satunya adalah Air Polisher Devices (APDs).

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. inovasi, salah satunya dengan ketersediaan bahan restorasi sewarna gigi (Giachetti

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ortodonsia merupakan bagian dari Ilmu Kedokteran Gigi yang bertujuan

ABSTRAK. Identitas penyusun : Vania Christiani Wiryadi Nama Pembimbing : Angela Evelyna, drg., M.Kes. Prof. Dr. Ir. Bambang Sunendar P., M. Eng.

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sifat yang estetis. Sifat estetis bahan ini terletak pada warna yang mirip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terhadap penampilan. Tuntutan dan kebutuhan perawatan gigi estetik masa kini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. (RelyX) dan semen ionomer kaca tipe 1 tipe 1 terhadap restorasi veneer

I. PENDAHULUAN. Al yang terbentuk dari 2 (dua) komponen utama yakni silika ( SiO ) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Resin komposit dikenal sebagai salah satu bahan restorasi yang sering

STUDI PENAMBAHAN MgO SAMPAI 2 % MOL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN SIFAT MEKANIK KERAMIK KOMPOSIT Al 2 O 3 ZrO 2

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini berarti meningkat pula kebutuhan manusia termasuk dari

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar lebih mudah mengalami

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Maloklusi adalah suatu penyimpangan oklusi dari relasi normal, baik antara gigi pada satu lengkung rahang atau gigi antagonis. Maloklusi dapat dikoreksi dengan perawatan menggunakan alat ortodontik cekat. Alat ortodontik cekat terdiri dari berbagai macam komponen, salah satu komponen yang penting adalah bracket. 1 Bracket merupakan komponen pasif pada alat ortodontik cekat yang menempel pada gigi dan berfungsi menyalurkan gaya ke gigi. Bracket berdasarkan bahannya diklasifikasikan menjadi 4, yaitu: logam, plastik, keramik, dan kombinasi. Bahan bracket yang paling sering digunakan hingga saat ini adalah jenis logam khususnya bahan stainless steel. Bahan ini sering digunakan karena harga relatif murah, modulus elastisitas tinggi, dan ketahanan terhadap fraktur yang baik, namun memiliki kelemahan yaitu potensi korosi pada keadaan rongga mulut asam, potensi alergi, pewarnaan pada gigi, dan nilai estetik relative rendah. 2,3,4 Perkembangan ilmu material kedokteran gigi saat ini tidak hanya mementingkan fungsi mekanis namun juga fungsi estetik, sehingga bracket keramik mulai sering digunakan karena nilai estetik yang lebih baik. Bracket keramik selain memiliki nilai estetik yang lebih baik, bahan ini juga memiliki karakteristik antara lain resistensi korosi tinggi, biokompatibilitas sangat baik, dan kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan bracket stainless steel. Keramik sebagai 1

2 bracket juga memiliki kekurangan seperti brittle dan harga relatif mahal sehingga dibutuhkannya bahan alternatif yang dapat digunakan bahan bracket, salah satunya yaitu komposit. 4 Komposit secara umum merupakan pencampuran dua atau lebih bahan material yang memiliki struktur dan karakteristik yang berbeda sehingga dapat meningkatkan sifat material yang lebih baik dibandingkan dengan komponen tunggal. Terdapat berbagai macam pengembangan komposit, salah satu yang sedang berkembang hingga saat ini adalah nanokomposit. Nanokomposit merupakan komposit yang memiliki setidaknya satu senyawa yang berukuran nanometer (10-9 m). 5-7 Komponen utama pada komposit antara lain matriks dan filler. Matriks merupakan bahan utama yang mengikat partikel filler, matriks yang sering digunakan dalam material kedokteran gigi adalah Bis-GMA, TEG-DMA, dan UDMA. Filler merupakan komponen penguat komposit yang tersebar diantara komponen matriks. Bahan material yang dapat digunakan sebagai filler antara lain alumina, magnesia, dan silika. 8,9,10 Matriks nanokomposit yang digunakan adalah matriks geopolimer. Geopolimer merupakan senyawa inorganik aluminasilikat diaktivasi menggunakan larutan alkali kuat. Metode geopolimerisasi saat ini sedang berkembang karena memiliki sifat yang lebih unggul dibanding polimer pada umumnya, seperti strength tinggi dan shrinkage rendah. 8,9 Bahan material yang dapat digunakan sebagai filler adalah alumina. Alumina merupakan senyawa keramik yang berasal dari bauksit yang sangat biokompatibel

3 dan kekerasan yang tinggi. Penggunaan alumina dalam bidang kedokteran gigi umumnya digunakan sebagai bahan poles pada restorasi logam, komposit, dan keramik. Sifat unggul yang khas dari alumina yaitu kemampuan mencegah adanya retakan yang lebih lanjut pada suatu spesimen. 11,12 Magnesia merupakan senyawa oksida yang memiliki berat paling ringan dan resistensi korosi yang sangat baik. Bahan material ini pada material kedokteran gigi digunakan sebagai campuran pada semen, implan, dan bahan restorasi lain. senyawa logam yang umum digunakan di bidang kedokteran gigi sebagai campuran semen, implan, dll. Bahan material magnesia sering dicampur dengan alumina untuk membentuk suatu fasa khusus yang disebut spinel. 13,14 Spinel khususnya magnesia alumina spinel merupakan fasa dengan bentuk menyerupai mineral spinel yang terdiri dari ikatan magnesia oksida dan alumina oksida yang memiliki ikatan dapat meningkatkan sifat mekanis dan fisik. Sifat spinel yang dinilai menguntungkan antara lain densitas ringan, tahan terhadap korosi dan suhu tinggi, sintesis sederhana, dan transmisi spinel dapat berwarna transparan. 14-16 Bahan material yang paling sering digunakan dalam bidang kedokteran gigi adalah silika. Bahan kedokteran gigi yang menggunakan silika antara lain glass ionomer, komposit dental, kompomer, pasta gigi, dan bahan poles. Silika banyak digunakan karena ketersediaan bahan yang mudah didapat, kekerasan yang cukup baik, dan dapat meningkatkan nilai estetik pada suatu bahan. 11,17 Berdasarkan latar belakang tersebut, maka pada penelitian ini melakukan sintesis nanokomposit berbasis geopolimer dengan filler alumina, magnesia, dan

4 silika untuk mengembangkan bahan nanokomposit yang mungkin dapat dijadikan bahan alternatif bracket ortodontik cekat. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan di atas, penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh perbedaan pada perbandingan filler alumina:magnesia:silika 48:40:12 dan 65:30:5 terhadap karakteristik nanokomposit berbasis geopolimer untuk aplikasi bracket ortodontik cekat? 2. Apakah terdapat pengaruh perbedaan pada perbandingan filler alumina:magnesia:silika 48:40:12 dan 65:30:5 terhadap kekerasan nanokomposit berbasis geopolimer untuk aplikasi bracket ortodontik cekat? 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mendapatkan komposit alumina-magnesiasilika berukuran nano yang mungkin dapat digunakan sebagai bahan bracket keramik pada ortodontik cekat. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis ada tidaknya pengaruh perbedaan pada perbandingan filler alumina:magnesia:silika 48:40:12 dan 65:30:5 terhadap karakteristik nanokomposit berbasis geopolimer untuk aplikasi bracket ortodontik cekat.

5 2. Menguji ada tidaknya pengaruh perbedaan pada perbandingan filler alumina:magnesia:silika 48:40:12 dan 65:30:5 terhadap kekerasan nanokomposit berbasis geopolimer untuk aplikasi bracket ortodontik cekat. 1.4. Manfaat Penelitian Kegunaan dari penelitian ini terdiri dari kegunaan ilmiah dan kegunaan praktis yang akan diuraikan sebagai berikut: 1.4.1. Manfaat Ilmiah Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan pengetahuan ilmu material kedokteran gigi, khususnya bahan alternatif nanokomposit alumina-magnesia-silika. 1.4.2. Manfaat Praktis Penelitian nanokomposit alumina-magnesia-silika berbasis geopolimer diharapkan dapat memperoleh nanokomposit alternatif yang mungkin dapat digunakan sebagai bahan bracket pada perawatan ortodontik cekat. 1.4.3. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini digunakan untuk memperoleh data awal dan mengembangkan ilmu kedokteran gigi, khususnya dalam bidang material kedokteran gigi.

6 1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Bracket berdasarkan bahan yang digunakan diklasifikasikan menjadi 4 jenis, yaitu: logam, keramik, plastik, dan kombinasi. Bahan bracket yang sering digunakan saat ini adalah logam stainless steel. Bahan stainless steel memiliki keunggulan antara lain tensile strength tinggi, fracture toughness tinggi, dan harga yang ekonomis. 1-4 Bracket keramik saat ini mulai sering digunakan karena memiliki estetik yang lebih baik dibandingkan bracket jenis lain. Bracket keramik yang terdapat dipasaran hingga saat ini adalah bahan zirkonia, alumina monokristalin, dan alumina polikristalin. Ketiga bahan tersebut terdiri dari dua macam warna, pada bracket zirkonia dan alumina polikristalin berwarna opak sedangkan pada bracket alumina monokristalin berwarna translusen. 4 Bracket alumina monokristalin merupakan bracket transparan yang terbuat dari alumina oksida dengan suhu pembakaran 2100 0 C. Bracket jenis ini memiliki nilai estetika yang paling baik karena berwarna translusen, selain itu bracket alumina monokristalin juga lebih biokompatibel, resisten terhadap korosi dan diskolorisasi baik, dan permukaan yang lebih halus. Bracket alumina monokristalin memiliki sifat yang merugikan seperti fracture toughness yang rendah, brittle, dan harga yang relatif mahal sehingga dibutuhkan bahan alternatif lain seperti komposit. 4 Komposit secara umum didefinisikan sebagai hasil pencampuran dua bahan atau lebih yang memiliki struktur dan karakteristik yang berbeda. Komposit berukuran nanomater (10-9 m) merupakan salah satu jenis komposit yang telah

7 berkembang saat ini. Nanokomposit memiliki luas permukaan interaksi yang lebih banyak sehingga dapat meningkatkan sifat mekanis dan fisik suatu bahan. 6,7,18 Matriks geopolimer merupakan senyawa aluminosilikat yang diaktivasi menggunakan larutan alkali kuat. Geopolimerisasi melalui proses ekstotermal kompleks yang menghasilkan struktur khas dari ikatan geopolimer yaitu ikatan tiga dimensi antara Si-O-Al atau Si-O-Si. Geopolimer terbuat dari ikatan aluminosilikat yang disebut polisialat, sialat merupakan penamaan dari ikatan silicon-oxo-aluminate (-Si-O-Al-O-). Proses geopolimerisasi ini terjadi dalam suhu kurang dari 100 0 C. Kegunaan aktivator dalam proses geopolimerisasi adalah untuk meningkatkan sifat mekanis bahan pada fase awal pemanasan, sehingga struktur ikatan geopolimer bergantung pada tahap polikondensasi aluminosilikat. 9,19,20 Alumina merupakan keramik yang berasal dari bauksit dengan sifat biokompatibilitas yang sangat baik dan kekerasan tinggi. Sifat mekanis dari alumina lainnya yaitu resistensi korosi tinggi, resistensi diskolorisasi yang baik, dan kemampuan untuk mencegah terbentuknya retakan lebih lanjut pada suatu bahan. Alumina saat menjadi bahan tunggal memiliki kekurangan yaitu warna alumina yang opak dan brittle sehingga perlu adanya penambahan bahan material lain untuk meningkatkan karakteristik dan estetik alumina. 18,21 Magnesia adalah senyawa oksida yang memiliki berat paling ringan. Pada perkembangan ilmu material kedokteran gigi, magnesia dianggap cukup biokompatibel sehingga digunakan untuk campuran pada pembuatan semen dan pasak gigi. Magnesia juga memiliki kelebihan antara lain ketahanan terhadap

8 korosi dan stabilisasi dimensional yang baik. Pencampuran magnesia dengan alumina akan membentuk ikatan kompleks yang disebut struktur spinel, dimana ikatan ini memiliki sifat fisik dan mekanis yang baik. 13,18,21 Magnesia alumina spinel merupakan keramik yang memiliki rumus kimia MgAl 2 O 4 dengan struktur kristal berbentuk kubik yang terdiri dari ikatan tetrahedral antara magnesia dan oksigen serta oktahedral antara alumina dengan oksigen. Keramik ini memiliki karakteristik antara lain densitas yang rendah, ketahanan terhadap suhu tinggi dan korosi, serta transmisi warna pada spinel yang dapat menghasilkan objek transparan. 14-16 Silika merupakan senyawa polimorfik yang banyak digunakan dalam bidang kedokteran gigi. Bahan kedokteran gigi yang menggunakan silika contohnya yaitu: glass-ionomer, kompomer, komposit, bahan poles, pasta gigi. Silika ditambahkan pada suatu bahan umumnya digunakan untuk meningkatkan nilai optik suatu bahan. Penggunaan silika pada berbagai bahan kedokteran gigi karena silika mudah ditemukan di alam dan silika dapat meningkatkan nilai estetik suatu bahan. Silika terbagi menjadi beberapa bentuk, salah satu bentuk yang paling umum digunakan adalah quartz. Quartz merupakan bentuk kristalin material silika yang memiliki transparansi paling baik. 17,22-24 Perbandingan filler yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok. Kelompok I yaitu filler dengan perbandingan mol alumina-magnesiasilika sebesar 48:40:12, sedangkan pada kelompok II dengan perbandingan filler alumina-magnesia-silika 65:30:5. Perbandingan tersebut mengacu pada daerah fasa spinel pada diagram ternary Al-Mg-Si seperti yang terlihat pada gambar 4.6.

9 Kelompok I dengan perbandingan filler 48:40:12 berdasarkan diagram ternary akan terbentuk struktur ikatan yang berada pada titik sapphirine, sedangkan kelompok II dengan perbandingan filler 65:30:5 akan terbentuk struktur ikatan pada titik spinel. Perbandingan filler alumina:magensia:silika pada kelompok II juga mengacu pada perbandingan spinel sesuai stokiometri dengan perbandingan alumina dan magnesia yaitu 2 : 1. 25 Gambar 1.1. Diagram Ternary Mg-Al-Si 26 Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, hipotesis penelitian ini adalah perbedaan konsentrasi filler alumina-magnesia-silika menyebabkan adanya perbedaan karakteristik dan kekerasan pada nanokomposit berbasis geopolimer untuk aplikasi bracket ortodontik cekat.

10 1.6. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental atau eksperimental semu. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji t-test independent dengan perangkat lunak SPSS, kemaknaan berdasarkan nilai p < 0,05 dan analisis dilakukan dengan menggunakan program komputer. 1.7. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Advanced Material Processing Laboratorium ITB, Laboratorium Scanning Electron Microscope Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Bandung (karakterisasi SEM), Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB (uji kekerasan) dari bulan Januari sampai Agustus 2015.