REVITALISASI ARMADA PELAYARAN RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN KAPAL BAJA LAMBUNG PELAT DATAR

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KELAYAKAN INVESTASI KAPAL YACHT KATAMARAN PELAT DATAR 20 PAX SEBAGAI KAPAL CHARTER WISATA PENYEBERANGAN JAKARTA KE KEPULAUAN SERIBU

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kekayaan yang luar biasa bagi bangsa Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT PENETAPAN KRITERIA DAERAH PELAYARAN KAPAL PELAYARAN RAKYAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 17 TAHUN 1988 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN PRESENTASI TUGAS AKHIR 2

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Penangkap Ikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

JUDUL TUGAS AKHIR STUDI PERBANDINGAN PERENCANAAN KAPAL KATAMARAN DAN MONOHULL SEBAGAI KAPAL RISET DIPERAIRAN BENGKALIS RIAU

KRITERIA HIERARKI PELABUHAN

PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT Peraturan Pemerintah (Pp) Nomor : 17 Tahun 1988 Tanggal: 21 Nopember Presiden Republik Indonesia,

Analisis Perbandingan Perhitungan Teknis Dan Ekonomis Kapal Kayu Pelayaran Rakyat Menggunakan Regulasi BKI Dan Tradisional

Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Desain Kapal Penumpang Katamaran untuk Rute Dermaga Boom Marina, Banyuwangi Pelabuhan Benoa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PRESENTASI TUGAS AKHIR (MN091382)

DESAIN KAPAL PENUMPANG BARANG UNTUK PELAYARAN GRESIK-BAWEAN

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

BAB 1 PENDAHULUAN dan luas perairannya Indonesia adalah Negara

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Bab

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1988 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KAJIAN JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN LAUT NASIONAL UNTUK MUATAN PETIKEMAS DALAM MENUNJANG KONEKTIVITAS NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tema I Potensi dan Upaya Indonesia Menjadi Negara Maju

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

[Standar Pelayanan Minimum KM. Andalus] 1

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Industri pelayaran merupakan salah satu industri padat modal (capital

1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PELABUHAN SUNGAI

EKSPEDISI PERAHU LAYAR TRADISIONAL PHINISI NUSANTARA, JAKARTA-VANCOUVER 1986

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

Wilayah Nusantara yang

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LAPORAN KEMAJUAN M PROGRAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LITBANG IPTEK (PROLIPTEK) TAHUN 2012 (KORIDOR-I)

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis terhadap aspek ekonomi, juga memiliki

Desain Self-Propelled Barge Pengangkut Limbah Minyak Di Kawasan Pelabuhan Indonesia III

PENGARUH BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP TAHANAN KAPAL

BAB I PENDAHULUAN. lautan 38% : 62%, memiliki pulau, dimana 6000 di antaranya telah

Desain Kapal Pembangkit Listrik Menggunakan Tenaga Gelombang Air Laut Untuk Daerah Papua

KAPAL NELAYAN PELAT BAJA DATAR PERTAMA HASIL KARYA PUTRA BANGSA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MODEL PENENTUAN UKURAN KAPAL OPTIMUM KORIDOR PENDULUM NUSANTARA

1 BAB I PENDAHULUAN. pelabuhan pelabuhan hub disertai feeder dari Sumatera hingga ke Papua dengan

4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

FINAL KNKT Laporan Investigasi Kecelakaan Laut

POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA II

Tinjauan Terhadap Tarif Angkutan Kapal Cepat KM. Expres Bahari Lintas Palembang-Muntok di Pelabuhan Boom Baru Palembang

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. gelombang laut, maka harus dilengkapi dengan bangunan tanggul. diatas tadi dengan menggunakan pemilihan lapis lindung berupa

2016, No Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1980 tentang Pengesahan International Convention For The Safety of Life at Sea, 1974; 6. Peratur

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Desain Kapal Pengangkut LPG dengan Memanfaatkan Teknologi ISO TANK Untuk Memenuhi Kebutuhan di Kepulauan Karimunjawa

Sejarah Peraturan Perikanan. Indonesia

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

OPTIMALISASI DERMAGA PELABUHAN BAJOE KABUPATEN BONE

ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK)

PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TINJAUAN TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA DALAM KECELAKAAN KAPAL PELAYARAN DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,

TATANAN KEPELABUHAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 53 TAHUN 2002 MENTERI PERHUBUNGAN,

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

STUDI MODERNISASI INDUSTRI KAPAL RAKYAT DI JAWA TIMUR

BAB V PENUTUP. rahim kedaulatan internal sebuah negara pantai / kepulauan atas territorial laut dan

KEBISINGAN PADA KAPAL MOTOR TRADISIONAL ANGKUTAN ANTAR PULAU DI KABUPATEN PANGKAJENE

Kegiatan Badan Litbang Perhubungan tahun 2014 dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kegiatan studi/penelitian yang terdiri dari studi besar, studi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Letak Geografis dan Astronomis Indonesia Serta Pengaruhnya

SETDIJEN PERHUBUNGAN DARAT

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2015 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I. Indonesia adalah Negara yang terdiri atas ± pulau, sehingga dapat

Keterkaitan antar lokasi atau ruang dapat dilihat secara fisik maupun nonfisik.

PENGENALAN ANALISIS OPERASI & EVALUASI SISTEM TRANSPORTASI SO324 - REKAYASA TRANSPORTASI UNIVERSITAS BINA NUSANTARA 2006

Pesawat Polonia

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ISTA RICKY SURYOPUTRANTO ( ) PEMBIMBING: PROF. DJAUHAR MANFAAT. Ph,D

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. 2006), hampir 83% pergerakan barang di Indonesia terjadi di pulau Jawa, 10% di

Desain Kapal Pengangkut LPG dengan Memanfaatkan Teknologi ISO TANK Untuk Memenuhi Kebutuhan di Kepulauan Karimunjawa

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUTAN MULTIMODA. pengangkutan barang dari tempat asal ke tempat tujuan dengan lebih efektif dan

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

REVITALISASI ARMADA PELAYARAN RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN KAPAL BAJA LAMBUNG PELAT DATAR Trizkia Woro Astiti 1106007981 Mahasiswa S1, Program Studi Teknik Perkapalan, Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424 Email: trizkiaworo@gmail.com ABSTRAK Seiring dengan perkembangan teknologi dan kebutuhan yang semakin meningkat, pelayaran rakyat tidak lagi dapat bergantung pada kapal kayu tradisional. Selain materialnya susah didapat dan harganya mahal, proses pembuatannya pun tidak praktis. Pada skripsi ini, penulis merevitalisasi armada pelayaran rakyat menggunakan kapal berbahan dasar baja dengan lambung pelat datar. Tujuannya, untuk menyukseskan pengaplikasian teknologi ini menjadi kapal Nasional, maka pemerintah perlu bekerja sama dengan perusahaan pelayaran rakyat. Pembiayaan modal investasi dalam tugas akhir ini dibebankan kepada pemerintah dan perusahaan pelayaran rakyat dengan pilihan presentase masing-masing 40, 50, dan 60, dan tingkat suku bunga peminjaman modal 10,5%. Kata kunci: revitalisasi, pelat datar, kapal pelayaran rakyat 1. Pendahuluan Negara Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau sebanyak 17504, dimana luas lautan Indonesia secara kedaulatan mencapai 3,1 juta kilometer dan garis pantai sepanjang 81.000 kilometer. Sebagai negara yang memiliki banyak pulau, tentunya kapal merupakan alat transportasi yang sangat dibutuhkan untuk menghubungkan pulau-pulau tersebut agar kebutuhan penduduknya dapat terpenuhi. Mengingat besarnya wilayah perairan Indonesia yaitu mencapai dua pertiga dari luas wilayah dan banyaknya pulau, tidak semua pulau dapat dijangkau dengan mudah oleh kapal besar dikarenakan kedalaman laut yang rendah dan infrastruktur pelabuhan yang tidak memadai. Oleh karena itu dibutuhkan kapal yang berukuran kecil atau sedang agar dapat menjangkau daerah-daerah tersebut. Kapal-kapal kecil hingga sedang ini termasuk ke dalam usaha pelayaran rakyat (Pelra). Perusahaan pelayaran rakyat pada umumnya identik dengan

kapal kayu tradisional. Contoh kapal kayu yang sudah terkenal sejak abad ke-14 adalah kapal pinisi, kapal tradisional yang berasal dari suku Bugis dan suku Makassar, Sulawesi Selatan. Keunikan dari kapal pinisi adalah pembuatannya yang masih tradisional tanpa peralatan modern dan seluruh bagian kapalnya menggunakan kayu. Seiring dengan perkembangan jaman, kebutuhan dan tuntutan masyarakat semakin meningkat, dipilih sebuah alternatif dalam pembuatan kapal yaitu dengan menggunakan material baja. Salah satu solusi yang ditawarkan dalam menekan biaya produksi kapal yang akan menggunakan pelat baja sebagai bahan dasar lambung yaitu dengan desain lambung yang tidak perlu dilengkungkan atau kapal pelat datar. Kapal lambung pelat datar ini dipasang pada gading-gading yang lurus. Seluruh pelat dan gading-gadingnya dibuat tanpa alat pelengkung sehingga dapat memberi kemudahan dalam proses pembuatan, assembly dan memungkinkan pengurangan pekerjaan bending dan curving, seperti pada produksi kapal konvensional yang cukup memakan biaya. Pada penelitian ini digunakan concept design dari kapal dengan konstruksi lambung pelat datar ukuran 40 m yang direncanakan untuk berlayar di perairan Jakarta Balikpapan. Perencanaan awal kapal dan data pokok lainnya untuk mengestimasi harga pembangunan kapal dan operasional kapal, dan kapal direncanakan akan berlayar dengan muatan maksimum dengan rute Sunda Kelapa Jakarta Semayang Balikpapan. 2. Landasan Teori 2.1 Industri Pelayaran Industri pelayaran merupakan usaha industri jasa transportasi laut yang memberikan manfaat sangat besar bagi perpindahan suatu barang melalui perairan. Saat ini, industri pelayaran sudah sangat berkembang dan kapal merupakan moda transportasi laut yang paling efektif untuk membawa barang dengan permintaan yang besar. Berdasarkan kegiatannya, pelayaran terbagi atas pelayan niaga dan pelayaran non niaga. Adapun berdasarkan trayek yang dilayari terbagi atas pelayaran internasional dan pelayaran nasional. 2.2 Pelayaran Rakyat Pelayaran rakyat adalah jasa angkutan barang dan penumpang yang umumnya dilaksanakan dengan menggunakan perahu layar motor dengan trayek antar pulau melalui laut atau sungai dengan kedalaman rendah. Pelayaran rakyat mengandung nilai-nilai budaya bangsa yang tidak hanya terdapat pada cara pengelolaan usaha serta pengelolanya, tetapi juga

pada jenis dan bentuk kapal yang digunakan. Peran pelayaran rakyat adalah sebagai angkutan rakyat yang dapat memberikan kontribusi bagi penyeberangan barang konsumsi dan komoditas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya ke pulau - pulau terpencil dan terisolasi dari jangkauan infrastruktur pembangunan. Perusahaan pelayaran rakyat pada umumnya identik dengan kapal kayu tradisional yang dioperasikan oleh pelaut alami dengan manajemen sederhana. Kapal yang digunakan merupakan kapal kayu khas suku Bugis yaitu pinisi. Gambar. Pinisi Lamba bermesin 2.3 Kapal Pelat Datar Sesuai dengan batasan masalah pada penulisan tugas akhir ini, desain kapal yang akan digunakan adalah kapal pelat datar 40 m. Kapal pelat datar (flat hull) merupakan salah satu bentuk kapal alternatif selain kapal berbentuk lengkung (streamline). Kapal ini pertama kali dirancang oleh Prof. Gallin dari TU Delft pada tahun 1977 1979 dikenal dengan nama Kapal Pioneer, kapal lambung pelat datar ini dipasang pada gading-gading yang lurus. Seluruh pelat dan gading-gadingnya dibuat tanpa alat pelengkung. Gambar. Lines Plan Kapal "Pioneer" 2.4 Perencanaan Kapal

Perencanaan kapal atau rancang bangun kapal adalah suatu proses perencanaan untuk menghasilkan desain bangunan terapung yang bergerak/ berpindah atau terpasang di laut secara menetap/permanen. Tahapan perencanaan kapal secara umum dapat dibagi menjadi: a. Concept Design b. Preliminary Design c. Contract Design d. Detail Design 3. Metode penelitian 3.1 Tinjauan Geografis dan Iklim Perairan Indonesia Berdasarkan letak geografisnya, Indonesia berada diantara 2 benua yaitu Asia dan Australia membuat Indonesia bisa menjalin hubungan yang baik antara negara-negara di kedua benua tersebut. Posisi geografis membuat dua samudera Indonesia berada dijalur lalu lintas internasional dan dapat menjadi transit jalur perdagangan dunia. Letak astronomis Indonesia yaitu 6 o LU - 11 o LS dan antara 95 o BT - 141 o BT. Dengan luas wilayah sekitar 5.180.053 km². Pada musim Barat pusat tekanan udara tinggi berekembang diatas benua Asia dan pusat tekanan udara rendah terjadi diatas benua Australia sehingga angin berhembus dari barat laut menuju Tenggara. Sedangkan, pada musim Timur pusat tekanan udara rendah yang terjadi diatas Benua Asia dan pusat tekanan udara tinggi diatas Benua Australia menyebabkan angin behembu dari Tenggara menuju Barat Laut. Angin gradien di wilayah Indonesia umumnya bertiup dari arah Barat Daya Barat Laut dengan kecepatan berkisar antara 3-10 Knot. Suhu Air Laut pada Perairan Indonesia yang terletak di daerah tropik, maka hampir sepanjang tahun suhu lapisan permukaan air lautnya tinggi, berkisar 26 C 30 C. Sedangkan kelembaban udaranya berada pada kisaran 56% 95%. Tinggi gelombang signifikan di perairan Indonesia sebesar 0,5 1,25 meter, sedangkan tinggi gelombang maksimalnya mencapai 0,75 2,5 meter. 3.2 Concept Design Kapal Pelat Datar Spesifikasi utama dari kapal pelat datar rancangan sebagai berikut : Loa = 40 m Lpp = 38,4 m

B = 11 m H = 5 m T = 3,5 m Service Speed = 11,5 knot Payload = 700 ton Lalu koordinat koordinat dari desain kapal dimasukkan pada perangkat lunak Maxsurf Pro untuk membuat gambaran lines plan kapal seperti pada gambar di bawah ini: dibawah ini: Gambar. Lines plan Setelah lines plan dibuat maka didapatkan general arrangement seperti gambar Gambar. General Arrangement

Konstruksi dari kapal pelat datar direncanakan akan menggunakan baja sebagai pelat alas setebal 8 mm, pelat lambung setebal 6 mm dan struktur konstruksinya juga menggunakan baja. Sedangkan untuk pelat geladak direncanakan akan menggunakan baja tebal 6 mm dan dilapisi kayu tebal 30 mm. Untuk bangunan atas dengan kayu tebal 30 mm. Acuan dalam perencanaan konstruksi berdasarkan Standar Kapal Non-Konvensi Berbendera Indonesia BAB II, Kementrian Perhubungan Replubik Indonesia (2009). 3.3 Pengumpulan Data Ekonomis Untuk menganalisis kelayakan investasi dari kapal yang dibahas penulis, maka diperlukan data data yang bersifat ekonomis. Pengumpulan data dilakukan dengan survey dan wawancara ke berbagai sumber yang terkait dengan penelitian. Survey dan wawancara yang dilakukan penulis dilakukan untuk mendapatkan: Estimasi Harga Pembuatan Kapal. Berdasarkan survey dan wawancara pada tempat pembuatan kapal, hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu: biaya material badan kapal, biaya pengecatan, harga mesin utama dan generator set, biaya peralatan dan tenaga kerja, harga peralatan geladak dan fasilitas kapal, pajak dan administrasi. 4. Investasi Pengadaan Kapal Pada bab ini akan dibahas mengenai pembangunan kapal pelat datar yang akan diajukan ke pemerintah sebagai armada pelayaran rakyat. Selama ini pelayaran rakyat menggunakan kapal dengan material kayu. Kapal baja pelat datar ini dimaksudkan untuk menjadi salah satu program pemerintah dalam menghidupkan lagi pelayaran rakyat yang kini meredup. 4.2 Arus Kas Investasi Besar biaya yang dibutuhkan untuk membangun 1 unit kapal pelat datar. Berdasarkan data data dasar dari perencanaan, maka dapat ditemukan informasi dari material yang dibutuhkan untuk membangun badan kapal kosong. Dengan rata rata harga material yang didapat dari beberapa supplier material di Jakarta.

Tabel 4.3 Biaya Investasi Item Bagian Biaya Material Kapal Kosong Rp2.871.125.650 Mesin Utama Rp1.009.984.299 Generator Set Rp114.937.875 Peralatan Kapal Rp799.209.565 Peralatan Geladak Rp532.806.377 Sub Total Teknis Rp5.328.063.765 Inflasi Pajak Currencies Administrasi TOTAL INVESTASI Rp372.964.464 Rp532.806.377 Rp532.806.377 Rp53.280.638 Rp6.819.921.619 4.3 Keuntungan Kapal Baja Pelat Datar Dengan adanya revitalisasi armada pelayaran rakyat yang awalnya menggunakan kapal kayu menjadi baja dengan lambung pelat datar, diharapkan muatan yang diangkut dapat ditingkatkan jumlah maupun jenisnya karena pengoperasian yang lebih terjamin keamanannya. Selain itu karena kemampuannya untuk menjangkau berbagai pelosok Nusantara dan dilengkapi dengan peralatan navigasi dan komunikasi yang memadai maka armada ini dapat berfungsi juga untuk mendukung unsur ketahanan nasional dan kesatuan teritorial negara Indonesia. Dengan tetap mempertahankan keaslian bentuknya maka terbuka peluang kapal kayu ini untuk dijadikan pendukung pariwisata kelautan Indonesia. 4.4 Investasi Kapal Misi utamanya adalah menjadikan kapal ini sebagai kapal Nasional. Apabila program ini disetujui pemerintah, dengan adanya kerja sama dengan pihak swasta yaitu perusahaan Pelayaran Rakyat, maka mimpi tersebut dapat diwujudkan. Pembiayaan modal investasi dalam tugas akhir ini dibebankan kepada pemerintah dan perusahaan Pelayaran Rakyat.

Tabel.Presentase Modal Investasi Pelayaran Pemerintah Rakyat 40% 60% Rp2.727.968.700 Rp4.091.953.000 50% 50% Rp3.409.961.000 Rp3.409.961.000 60% 40% Rp4.091.953.000 Rp2.727.968.700 Biaya angsuran modal perlu dipertimbangkan oleh perusahaan Pelayaran Rakyat jika terdapat pinjaman modal investasi dari bank. Dengan rata rata Suku Bunga Dasar Kredit oleh sejumlah Bank BUMN di Indonesia pada saat penelitian ini dilakukan adalah sebesar 10,5% per tahun. Direncanakan bahwa pilihan waktu angsuran akan dilakukan selama 3, 5, atau 8 tahun, dan biaya angsuran dibebankan setiap bulan. Tabel.Biaya Angsuran Modal Bulan 60% Modal Angsuran per Bulan 36 Rp132.998.471 60 Rp4.091.953.000 Rp87.952.030 96 Rp63.179.821 Bulan 50% Modal Angsuran per Bulan 36 Rp110.832.065 60 Rp3.409.961.000 Rp73.293.362 96 Rp52.649.853 Bulan 40% Modal Angsuran per Bulan 36 Rp88.665.658 60 Rp2.727.969.000 Rp58.634.694 96 Rp42.119.886

5. Kesimpulan Dengan adanya tuntutan kemajuan maritim Indonesia, tentu kapal ini layak diwujudkan. Dibandingkan dengan armada pelayaran rakyat sebelumnya, yaitu menggunakan bahan dasar kayu, kapal ini tentu lebih tahan lama, pembuatannya praktis sehingga tidak memakan banyak waktu, dan perawatannya lebih mudah. Manfaat kapal ini untuk Nusantara kedepannya yaitu, pelayaran antar pulau lebih lancar, daerah-daerah terpencil dapat dijangkau, dapat memantau keamanan laut Indonesia, dan dapat meningkatkan wisata Indonesia. Kapal ini dapat diwujudkan dengan adanya kerjasama dari Pemerintah dan Perusahaan Pelayaran Rakyat.

DAFTAR PUSTAKA [1] Albert Talahatu, Marcus. (1985). Teori Merancang Kapal. Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia [2] Blank, Lelank., Anthony, Tarquin. (2002) Engineering Economy Fifth Edition. Boston: McGraw-Hill Higher Education. [3] Schneekluth, H., V, Bertram. (1998). Ship Design for Efficiency and Economy 2nd Edition.. Cornwall: MPG Books Ltd. [4] Eyres, D. J. (2001). Ship Construction 5th Edition. Cornwall:MPG Books Ltd. [5] Sofi i, Muhammad., Indra, Kusna Djaja. (2008). Teknik Konstruksi Kapal Baja. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. [6] Guswondo, Dwidjo. (2009). Analisa Kelayakan Investasi Kapal Lambung Pelat Rata Sebagai Armada Pelayaran Rakyat. Depok : Universitas Indonesia. [7] Bagus Anugrah, Prianto. (2014). Analisis Kelayakan Investasi Kapal Yacht Katamaran Pelat Datar 20 Pax Sebagai Kapal Charter Wisata Penyeberangan Jakarta Ke Kepulauan Seribu. Depok: Universitas Indonesia [8] Kementerian Perhubungan. (2009). Standar Kapal Non-Konvensi Berbendera Indonesia Bab II. Jakarta. [9] Asmiati, M. Yamin Jinca, Syamsu Alam. (2012). Manjemen Usaha Pelayaran Rakyat. Makassar: Universitas Hasanuddin