PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - PERANCIS PERIODE : JANUARI - MEI 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Perancis 1. Total perdagangan Perancis periode Januari-Mei 2014 tercatat sebesar 392,19 miliar, atau mengalami penurunan sebesar 2,02% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang tercatat senilai 400,30 miliar. Total perdagangan tersebut, terdiri dari ekspor sebesar 180,94 miliar atau turun 1,51% dibandingkan periode yang sama tahun 2013, dan impornya mencapai 211,25 miliar, atau turun 2,46%. Neraca perdagangan Perancis pada periode Januari-Mei 2014 defisit sebesar 30,32 miliar, atau mengalami penurunan sebesar 7,76% dibanding periode yang sama tahun 2013, yang mencapai angka sebesar 32,87 miliar. 2. Negara tujuan utama ekspor Perancis pada periode Januari-Mei 2014, umumnya ke kawasan Uni Eropa, yaitu : Jerman sebesar 31,30 miliar, pangsanya 17,30%, meningkat sebesar 3,82%; Spanyol sebesar 13,29 milar, pangsanya 7,34% (+4,65%); Italia sebesar 13,21 miliar, pangsanya 7,30% (+0,96%); dan Belgia sebesar 13,09 miliar, pangsanya 7,23% (-8,26%). Kontribusi keempat negara tersebut terhadap total ekspor Perancis pada periode ini, sebesar 39,17%. Bagi Perancis Indonesia hanya menjadi negara tujuan ke-57, sedangkan, Singapura dan Malaysia masing-masing di urutan ke-16 dan ke-37. 3. Beberapa komoditi ekspor utama Perancis ke Dunia pada periode Januari-Mei 2014, yang meningkat dibanding periode yang sama tahun 2013, antara lain : Nuclear Reactors, Boilers, Machinery sebesar 20,76 milar, pangsanya 11,47% dan naik sebesar 0,89%, juga merupakan komoditi dengan nilai ekspor yang tertinggi pada periode ini ; Aircraft, Spacecraft, And Parts Thereof sebesar 17,64 milar, pangsanya 9,75% dan naik sebesar 0,33%; Vehicles Other Than Railway Or Tramway sebesar 15,61 miliar, pangsanya 8,63% dan naik sebesar 4,27%. Sedangkan, yang mengalami penurunan nilai ekspor, antara lain : Powered Aircraft "E.G. Helicopters And Aeroplanes"; sebesar 15,12 miliar, pangsanya 8,36%, dengan penurunan sebesar 0,16%;
Electrical Machinery And Equipment And Parts Thereof; sebesar 13,70 miliar, pangsanya 7,57% dan turun sebesar 2,10%. Pharmaceutical Products sebesar 10,62 miliar, pangsanya 5,87%, dengan penurunan sebesar 10,35%; Medicaments Consisting Of Mixed Or Unmixed Products For Therapeutic sebesar 8,02 miliar, pangsanya 4,43%, dengan penurunan sebesar 11,11%. 4. Sementara itu, untuk negara asal impor Perancis pada periode Januari-Mei 2014, umumnya juga dari kawasan Uni Eropa. Impor Perancis dari Jerman sebesar 41,11 miliar, dengan pangsa 19,46%, turun sebesar 1,71%; Belgia sebesar 23,57 miliar, (11,16% ) dan turun 4,06%; Italia sebesar 16,33 miliar, (7,73%) dan naik 1,92%, serta Belanda sebesar 15,47 miliar, (7,32%) dan naik 3,04%. Keempat negara tersebut, memberi kontribusi sebesar 45,67% terhadap total impor Perancis pada periode ini. Vietnam dan Singapura merupakan negara-negara ASEAN yang tercatat sebagai negara asal impor Perancis dengan peringkat masing-masing ke-35 dan ke-37. Sementara itu, Indonesia posisinya di peringkat ke-51. Sedangkan, Thailand dan Malaysia peringkatnya masih di atas Indonesia masing-masing di peringkat ke-40 dan ke-42. 5. Beberapa komoditi impor utama Perancis dari Dunia pada periode Januari-Mei 2014, yang meningkat dibanding periode yang sama tahun 2013, antara lain : Nuclear Reactors, Boilers, Machinery sebesar 23,97 miliar, pangsanya 11,35%, dengan kenaikan sebesar 0,21%; Pharmaceutical Products sebesar 8,62 milar, pangsanya 4,08% dan naik sebesar 3,59%; Plastics And Articles Thereof sebesar 8,45 miliar, pangsanya 4,00% dan naik sebesar 2,79%. Sedangkan, yang mengalami penurunan nilai impor, antara lain : Mineral Fuels, Mineral Oils And Products Of Their Distillation; sebesar 31,66 milar, pangsanya 14,99% dan turun sebesar 12,75% ; Vehicles Other Than Railway Or Tramway sebesar 18,63 miliar, pangsanya 8,82% dan turun sebesar 0,15%; Electrical Machinery And Equipment And Parts Thereof; sebesar 17,04 miliar, pangsanya 8,07%, dengan penurunan sebesar 1,94%; Petroleum Oils & Oils Obtained Frm Bitum Minerals, Crude sebesar 12,74 miliar, pangsanya 6,03%, dengan penurunan sebesar 15,52%.
B. Perkembangan perdagangan bilateral Perancis dengan Indonesia 1. Pada periode Januari-Mei 2014, total perdagangan Perancis dengan Indonesia tercatat senilai 742,66 juta, turun sebesar 33,54% dibandingkan dengan total perdagangan periode yang sama tahun 2013, dengan nilai 1.117,44 juta. Realisasi total perdagangan tersebut terdiri dari ekspor senilai 323,31 juta, dan impor sebesar 419,35 juta. Apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013, ekspor turun sebesar 50,21%. Sedangkan, untuk impor turun sebesar 10,43%. Sehingga, neraca perdagangan antara Perancis dengan Indonesia pada periode Januari-Mei 2014 tercatat surplus bagi Indonesia sebesar 96,04 juta atau turun sebesar 153,02% jika dibandingkan dengan periode Januari-Mei 2013 yang tercatat defisit bagi Indonesia sebesar 181,14 juta. 2. Ekspor Perancis ke Indonesia pada periode Januari-Mei 2014 terdiri dari : Dairy Produce; Birds' Eggs; Natural Honey; meningkat sebesar 120,06%, dari 22,71 juta menjadi 49,97 juta; Electrical Machinery And Equipment And Parts Thereof; mengalami penurunan sebesar 0,45%, dari 39,07 juta menjadi 38,90 juta; Aircraft, Spacecraft, And Parts Thereof turun sebesar 89,93%, dari 345,61 juta menjadi 34,81 juta. 3. Impor Perancis dari Indonesia pada periode Januari-Mei 2014 terdiri dari : Electrical Machinery And Equipment And Parts Thereof; mengalami penurunan sebesar 18,31%, dari 172,74 juta menjadi 141,11 juta; Rubber And Articles Thereof, turun sebesar 12,93%, dari 58,78 juta menjadi 51,18 juta; Natural Rubber, Balata, Gutta-Percha, Guayule, mengalami penurunan sebesar 14,93%, dari 54,21 juta menjadi 46,12 juta; Electrical Apparatus For Switching Or Protecting Electrical Circuits, turun sebesar 9,01%, dari 37,55 juta menjadi 34,16 juta. C. Informasi lainnya 1. Perkembangan indikator ekonomi Perancis kuartal I tahun 2014 Perancis merupakan ekonomi terbesar ke-5 di dunia dan ke-2 terbesar di Uni Eropa. Pada kuartal pertama tahun 2014 PDB annual growth rate Perancis meningkat 0,70 persen bila dibanding periode yang sama tahun 2013. Sektor jasa, kontribusinya terbesar
yaitu 79% dari total PDB Perancis, dan yang sangat berperan adalah wholesale & retailer trade (perdagangan besar & eceran), transportasi, akomodasi & jasa makanan (19% dari PDB), real estate (13,2%), administasi publik, pertahanan dan jaminan sosial (8%), pendidikan (6%), kesehatan (6%), IT (5%), jasa keuangan dan asuransi (5%). Sementara, sektor industri menyumbang 19% dari PDB (manufaktur, pertambangan, penggalian menyumbang 12,8%, dan konstruksi menyumbang 6%). Dan, sektor pertanian menyumbang 2% dari total PDB. Di samping itu, tingkat inflasi Perancis bulan Juni 2014 mencapai 0,50% atau mengalami penurunan bila dibandingkan dengan dua bulan sebelumnya yang mencapai 0,70%. Hal ini disebabkan harga makanan dan produk yang diproduksi mengalami penurunan. 2. Trade Policy (kebijakan perdagangan) Perancis dan Uni Eropa saat ini Perdana Menteri Rusia, mengumumkan (07/08) embargo selama setahun terhadap produk makanan dari Uni Eropa, Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Norwegia. Embargo ini sebagai jawaban Rusia kepada negara-negara Barat yang memberi sanksi atas krisis Ukraina. Ditutupnya pasar Rusia memicu terjadinya perang harga antar produsen buah, sayur, daging dan produk susu di pasar Eropa. Pemerintah Rusia juga mengembargo produk sektor penerbangan dan otomobil. Presiden Vladimir Poutine bahkan mengeluarkan larangan melintasi langit wilayah Rusia yang ditujukan kepada perusahaan penerbangan barat untuk melayani pasar Asia. Kebijakan embargo sektor aeronatik, kapal dan otombil lebih cenderung sebagai langkah "protektor" industri dalam negeri, dimana nilai perdagangan industri tersebut dengan Uni Eropa mencapai 107 milyar Euros (dibanding 15 milyar Euros dari komoditas produk makanan). Pengamat politik menyatakan bahwa embargo ini mengakibatkan melambungnya harga buah dan sayur sebesar 25%, sehingga menyebabkan inflasi 7,5% di bulan Juli 2014. Menurut, Biro Pertanian AS bahwa dampak terburuk kebijakan ini yaitu konsumen Rusia harus membayar mahal atas kelangkaan produk embargo. Gedung Putih AS menyatakan bahwa sanksi terhadap Rusia atas krisis Ukraina dan embargo Rusia kepada Negara Barat membuat ekonomi Rusia semakin lemah. Menurut Dewan Penasehat Ekspor AS, untuk komoditi perternakan unggas dan telur, nilai ekspornya hanya sebesar 7%, meskipun Rusia merupakan pasar ekspor kedua. AS yakin akan menemukan pasar pengganti untuk ekspor komoditi yang diembargo Rusia. Ditambahkan, dampak embargo sangat kecil efeknya untuk AS karena dapat menjual ayam dan kalkunnya ke 130 negara di seluruh dunia.
Komiditi ekspor unggas AS ke Rusia sebesar 304 ribu ton atau senilai US$ 309 juta. Sedangkan, komoditas kacang kenari, Amanda dan pistas mempunyai nilai ekspor sebesar US$ 172 juta tahun 2013. Bahkan, sudah 6 bulan AS tidak menjual Amandanya ke Rusia. Dampak embargo Rusia bagi Perancis? Perancis merupakan pemasok kesepuluh untuk Rusia setelah Jerman dan Polandia, di depan Italia dan Spanyol. Menurut Xavier Beulin, presiden FNSEA (Sindikat Agrikulture) bahwa ekspor produk makanan ke Rusia mencapai 1 milyar Euros. Omset tersebut terus meningkat sebesar 10% setiap tahunnya selama sepuluh tahun terakhir. Keputusan Presiden Poutine sengaja ditujukan untuk produk yang tidak tahan lama seperti buah-buahan, dengan tujuan agar terjadi perang harga di pasar Eropa. Sehingga, resiko jual murah buah-buahan tersebut menimpa negara Belanda, Jerman dan Polandia yang merupakan pemasok terbesar untuk Rusia. Bagaimana dengan sayur-sayuran? Perancis ekspor 10.000 ton setiap tahunnya, diantaranya ketimun, tomat, brokoli, wortel dan lobak. Dengan ditolaknya komoditi sayur oleh Rusia, makin menambah permasalahan di Perancis. Omset komoditi sayuran pun mengalami penurunan 15-25% akibat melemahnya tingkat konsumsi sayuran di Perancis. Kondisi serupa juga ditunjukkan komoditi buah-buahan. Solusi untuk masalah ini perlu adanya kebijakan "patriotisme ekonomi". Sedangkan Xavier Beulin mengatakan bahwa pemecahannya ada di tangan dua organisasi yaitu Organisasi Perdagangan Dunia (OMC) dan Komunitas Uni Eropa. Xavier Beulin berencana akan bertemu dengan Presiden Hollande. Menurut Menteri Agrikultur, dalam seminggu ke depan, ada pertemuan di tingkat Uni Eropa untuk membahas masalah ini. Sumber : Laporan Atdag Paris, Perancis, Juli 2014