PENGARUH IMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT KARKAS DAN BOBOT LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER UMUR 3-5 MINGGU

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Imbangan Energi dan Protein Ransum terhadap Energi Metabolis dan Retensi Nitrogen Ayam Broiler

PengaruhImbanganEnergidan Protein RansumterhadapKecernaanBahanKeringdan Protein KasarpadaAyam Broiler. Oleh

BAB III MATERI DAN METODE. protein berbeda pada ayam lokal persilangan selama 2 10 minggu dilaksanakan

PENGARUH TINGKAT PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL PUYUH JANTAN

Pengaruh Lanjutan Substitusi Ampas Tahu pada Pakan Basal (BR-2) Terhadap Penampilan Ayam Broiler Umur 4-6 Minggu (Fase Finisher)

BOBOT AKHIR, PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER YANG DIPANEN PADA UMUR YANG BERBEDA

PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG AMPAS TAHU DI DALAM RANSUM TERHADAP BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN INCOME OVER FEED COST AYAM SENTUL

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi Ternak Percobaan. Kandang dan Perlengkapan

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG KETELA RAMBAT (Ipomea Batatas L) SEBAGAI SUMBER ENERGI TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING FASE FINISHER

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGGUNAAN KUNYIT DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kandungan Nutrien

Animal Agriculture Journal 3(3): , Oktober 2014 On Line at :

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Gathot (Ketela

I. PENDAHULUAN. peternakan pun meningkat. Produk peternakan yang dimanfaatkan

Ali, S., D. Sunarti dan L.D. Mahfudz* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro Semarang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pakan Penelitian

I. TINJAUAN PUSTAKA. hingga diperoleh ayam yang paling cepat tumbuh disebut ayam ras pedaging,

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan waktu, pertambahan jumlah penduduk,

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2004

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam kampung jenis sentul

BAB III MATERI DAN METODE. Laut (Gracilaria verrucosa) terhadapproduksi Karkas Puyuh (Cotunix cotunix

I. PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan dan kecerdasan bangsa. Permintaan masyarakat akan

PENGARUH DOSIS EM-4 (EFFECTIVE MICROORGANISMS-4) DALAM AIR MINUM TERHADAP BERAT BADAN AYAM BURAS

KINERJA AYAM KAMPUNG DENGAN RANSUM BERBASIS KONSENTRAT BROILER. Niken Astuti Prodi Peternakan, Fak. Agroindustri, Univ. Mercu Buana Yogyakarta

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

BAB III METODE PENELITIAN. yang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai pengaruh frekuensi dan periode pemberian pakan

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas ayam buras salah satunya dapat dilakukan melalui perbaikan

Efektifitas Berbagai Probiotik Kemasan Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Burung Puyuh (Coturnix coturnix japonica)

BOBOT POTONG, BOBOT BAGIAN EDIBLE DAN IN EDIBLE AYAM HASIL PERSILANGAN PEJANTAN BANGKOK DENGAN BETINA RAS PETELUR

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 26 hari mulai 15 April--10 Mei 2014, di

Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal

EFEK PENGGUNAAN KONSENTRAT PABRIKAN DAN BUATAN SENDIRI DALAM RANSUM BABI STARTER TERHADAP EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM. S.N.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam tipe petelur yang jantan dikenal dengan sebutan ayam jantan tipe medium,

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. jenis sentul dengan umur 1 hari (day old chick) yang diperoleh dari Balai

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bangkok dengan betina ras petelur tipe medium keturunan pertama pada umur

PENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

Peternakan Tropika Journal of Tropical Animal Science

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan sekitarnya, sehingga lebih tahan terhadap penyakit dan cuaca. dibandingkan dengan ayam ras (Sarwono, 1991).

PERFORMA PRODUKSI TELUR PUYUH (Coturnix coturnix japonica) YANG DI PELIHARA PADA FLOCK SIZE YANG BERBEDA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3. Suhu Kandang Selama Lima Minggu Penelitian Pengukuran Suhu ( o C) Pagi Siang Sore 28-32

II KAJIAN KEPUSTAKAAN

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Daun Singkong dalam Ransum Komersial terhadap Performa Broiler Strain CP 707

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pengaruh penggunaan tepung daun katuk (Sauropus

PEMANFAATAN AMPAS SAGU FERMENTASI DAN NON FERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP KARKAS AYAM KAMPUNG (Gallus domesticus) UMUR 12 MINGGU

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak yang digunakan untuk penelitian ini adalah Ayam Kampung Unggul

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. adalah Day Old Duck (DOD) hasil pembibitan generasi ke-3 sebanyak 9 ekor itik

Pengaruh Pengaturan Waktu Pemberian Air Minum yang Berbeda Temperatur terhadap Performan Ayam Petelur Periode Grower.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Februari 2014 di

Pengaruh Penambahan Lisin dalam Ransum terhadap Berat Hidup, Karkas dan Potongan Karkas Ayam Kampung

TEPUNG UBI JALAR SEBAGAI SUMBER ENERGI PAKAN DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS KARKAS AYAM PEDAGING

PENGARUH SUPLEMENTASI ASAM AMINO DL-METIONIN DAN L-LISIN KADALUARSA DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER

MATERI DAN METODE. Sumber : Label Pakan BR-611 PT. Charoen Pokphand Indonesia.

Yunilas* *) Staf Pengajar Prog. Studi Peternakan, FP USU.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan bobot tubuh yang dapat dicapai oleh ayam, maka dikenal tiga tipe

PENDAHULUAN. Tingkat keperluan terhadap hasil produksi dan permintaan masyarakat berupa daging

I. PENDAHULUAN. Protein hewani memegang peran penting bagi pemenuhan gizi masyarakat. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler termasuk ke dalam ordo Galliformes,familyPhasianidae dan

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BEBAS PILIH (Free choice feeding) TERHADAP PERFORMANS PRODUKSI TELUR BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica)

Tepung Ampas Tahu Dalam Ransum, Performa Ayam Sentul... Dede Yusuf Kadasyah

PEMANFAATAN TEPUNG LIMBAH ROTI DALAM RANSUM AYAM BROILER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP EFISIENSI RANSUM SERTA

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2013 di

Animal Agricultural Journal, Vol. 2. No. 2, 2013, p Online at :

The Using of Milk Powder Waste as Supplement in Commercial Feed toward Carcass and Abdominal Fat Percentage of Male Broiler

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan selama 5 minggu pada tanggal 25 Oktober 2016

TINJAUAN PUSTAKA Kemangi (Ocimum basilicum Linn.) sebagai Tanaman Herbal. Tanaman Kemangi ( Ocimum basilicumlinn.) merupakan

BAB III MATERI DAN METODE. Merah (Hylocereus polyrhizus) terhadap Performa Burung Puyuh Betina Umur 16

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang pemanfaatan tepung olahan biji alpukat sebagai

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang digunakan adalah Itik Peking Mojosari Putih (PMp)

[Evaluasi Hasil Produksi Ternak Unggas]

Performan Pertumbuhan dan Produksi Karkas Itik CA [Itik Cihateup x Itik Alabio] sebagai Itik Pedaging

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan dan perkembangan ayam broiler sangat dipengaruhi oleh

EFEKTIVITAS PEMBERIAN TEPUNG KENCUR

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh penggunaan ampas kecap sebagai subsitusi

PENGARUH PEMBERIAN FEED ADDITIVE RI.1 DAN JENIS PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PENAMPILAN AYAM BROILER SKRIPSI ATA RIFQI

Pengaruh Jenis dan Waktu Pemberian Ransum terhadap Performans Pertumbuhan dan Produksi Ayam Broiler

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. kelompok dan setiap kelompok diulang sebanyak 5 kali sehingga setiap kandang

METODE PENELITIAN. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. hijau terhadap bobot relatif dan panjang organ pencernaan itik Magelang jantan

PENGARUH PENAMBAHAN ASAM SITRAT DALAM RANSUM SEBAGAI ACIDIFIER TERHADAP KECERNAAN PROTEIN DAN BOBOT BADAN AKHIR PADA ITIK JANTAN LOKAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ayam broiler tidak dibedakan jenis kelamin jantan atau betina, umumnya dipanen

Pengaruh Penambahan Tepung Kunyit...Rafinzyah Umay Adha

PENGARUH KEPADATAN KANDANG DAN PENAMBAHAN EKSTRAK UBI JALAR UNGU

BAB III MATERI DAN METODE

EFEK PENGGUNAAN TEPUNG DAUN KELOR (Moringa oleifera) DALAM PAKAN TERHADAP PENAMPILAN PRODUKSI AYAM PEDAGING

JANHUS Journal of Animal Husbandry Science Jurnal Ilmu Peternakan Fakultas Pertanian, Universitas Garut ISSN :

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

EFEK LAMA WAKTU PEMBATASAN PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERFORMANS AYAM PEDAGING FINISHER

Pengaruh Pemberian Air Minum Mengandung Sari Buah Mengkudu (Morinda citrifolia Linn.) terhadap Edible dan In-Edible Ayam Broiler

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

Ade Trisna*), Nuraini**)

Peubah yang diamati meliputi berat badan awal, berat badan akhir, pertambahan berat badan, konsumsi pakan, feed convertion ratio (FCR), kecernaan

Penggaruh Ransum Mengandung Limbah Udang Abdus Sobri Asyidiqi

PENAMPILAN PRODUKSI AYAM BROILER YANG DIBERI TEPUNG GAMBIR (Uncaria Gambir Roxb) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN.

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. hari (DOC) sebanyak 38 ekor. Ayam dipelihara secara semiorganik sampai umur

Transkripsi:

PENGARUH IMBANGAN ENERGI DAN PROTEIN RANSUM TERHADAP BOBOT KARKAS DAN BOBOT LEMAK ABDOMINAL AYAM BROILER UMUR 3-5 MINGGU oleh Syzka Mita Gultom, Rd. Hery Supratman, Abun Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran e-mail: syzkamita119@yahoo.om ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh imbangan energi dan protein ransum yang menghasilkan bobot karkas tertinggi dan bobot lemak abdominal terendah pada ayam broiler umur 3-5 minggu. Penelitian mengunakan 120 ekor ayam broiler dengan menggunakan metode eksperimental, Ranangan Aak Lengkap yang terdiri atas 6 perlakuan yaitu P1 (EM 3200 kkal/kg : P 18%), P2 (EM 3000 kkal/kg : P 18%), P3 (EM 3200 kkal/kg : P 20%), P4 (EM 3000 kkal/kg : 20%), P5 (EM 3200 kkal/kg : P 22%) dan P6 (EM 3000 kkal/kg : P 22%) yang diulang sebanyak 4 kali. Hasil penelitian diperoleh bahwa ransum dengan kandungan EM 3000 kkal/kg dan Protein 20% (P4) menghasilkan bobot karkas yang tinggi dan bobot lemak abdominal yang rendah pada ayam broiler umur 3-5 minggu. Kata Kuni: Energi, protein, karkas, lemak abdominal, broiler THE EFFECT OF ENERGY AND PROTEIN BALANCE IN RATIONS ON CARCASS WEIGHT AND ABDOMINAL FAT WEIGHT OF BROILER CHICKENS 3-5 WEEKS ABSTRACT This researh was to obtain energy and protein balane in rations that produe high arass weight and low abdominal fat weight of broiler hiken 3-5 weeks. The treatment was used 120 broiler hikens by using experimental methods, Completely Randomized Design (CRD), onsisting of six treatments P1 (EM 3200 kal/kg : P 18%), P2 (EM 3000 kal/kg : P 18%), P3 (EM 3200 kal/kg : P 20%), P4 (EM 3000 kal/kg : 20%), P5 (EM 3200 kal/kg : P 22%), P6 (EM 3000 kal/kg : P 22%) and repeated four times. The results obtained that rations ontaining Metaboli Energy 3000 kal/kg and Protein 20% (P4) produed high arass weight and low abdominal fat weight of broiler hiken 3-5 weeks. Keywords: Energy, protein, arass, abdominal fat, broiler. Pendahuluan Pertumbuhan ayam broiler dari waktu ke waktu semakin baik, ditunjukkan dengan semakin epatnya umur panen dan semakin optimalnya angka Feed Conversion Ratio (FCR). Hal ini disebabkan karena perbaikan genetik yang didukung oleh faktor lingkungan yang sesuai. Faktor lingkungan salah satunya adalah pakan. Keseimbangan energi dan protein memiliki peranan yang sangat penting dalam menyusun ransum ayam broiler, apabila tidak seimbang akan mengakibatkan kelebihan atau kekurangan asupan energi dan protein dalam tubuhnya (Wahyu, 1997). Banyaknya pakan yang dikonsumsi akan mempengaruhi daya produksi dari

ternak tersebut, apabila energi yang dikonsumsi berlebih maka dimanfaatkan untuk disimpan dalam bentuk lemak tubuh (Tillman, 1998; Jull, 1979). Sehingga untuk menegah lemak yang berlebih, maka ransum yang dikonsumsi harus memiliki kandungan energi yang tepat. Tingkat protein ransum sangat berpengaruh terhadap penapaian bobot badan ternak. Kandungan protein dalam ransum diperlukan ternak untuk pertumbuhan jaringan, perbaikan jaringan dan pengelolaan produksi serta bagian dari struktur enzim, sehingga protein dikenal sebagai salah satu unsur pokok penyusun sel tubuh dan jaringan (Ahmad dan Herman, 1982). Hal ini menunjukkan bahwa protein berperan penting dalam penapaian bobot karkas yang diinginkan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk memperoleh imbangan energi dan protein ransum yang menghasilkan bobot karkas tertinggi dan bobot lemak abdominal terendah pada ayam broiler umur 3-5 minggu. Materi dan Metode Penelitian menggunakan ayam broiler berumur satu hari (DOC) sebanyak 120 ekor tanpa pemisahan jenis kelamin. Susunan ransum penelitian sebagai berikut: P 1 ( Energi 3200 Kkal/kg dan protein 18%); P 2 (Energi 3000 Kkal/kg dan protein 18%); P 3 (Energi 3200 Kkal/kg dan protein 20%); P 4 (Energi 3000 Kkal/kg dan protein 20%); P 5 (Energi 3200 Kkal/kg dan protein 22%) dan P 6 (Energi 3000 Kkal/kg dan protein 22%). Tahap persiapan meliputi persiapan kandang, penyediaan bahan baku, pembuatan ransum serta pengadaan ternak. Kemudian tahap pemeliharaan dimana ayam dipelihara dari umur satu hari sampai umur 14 hari dan diberikan ransum yang sama dengan protein 23% dan energi 3200 Kkal/kg (Wahju, 1997). Setelah berumur 14 hari (2 minggu), ayam diberikan ransum perlakuan. Ransum perlakuan diberikan seara ad-libitum pagi dan sore hari, demikian pula air minum selalu tersedia dalam keadaan segar dan bersih. Penegahan stress pada ayam akibat gangguan perjalanan, penimbangan bobot badan, vaksinasi atau uaa buruk digunakan Vita Stress yang diberikan melalui air minum. Penegahan penyakit New Castle Disease atau ND dilakukan melalui vaksinasi dengan ara tetes mata pada waktu anak ayam berumur 3 hari dan diulang pada umur 21 hari melalui air minum. Data diambil pada minggu kelima pemeliharaan, diperoleh

dengan ara mengambil sampel 1 ekor ayam dari tiap kandang yang bobot badannya mendekati berat rata-rata ayam setiap kandang tersebut lalu disembelih. Sebelum dipotong ayam ditimbang dahulu untuk mendapatkan bobot hidup, data yang diamati meliputi bobot karkas yaitu tubuh tanpa darah, bulu, leher, kaki, kepala, dan seluruh isi rongga perut dan bobot lemak abdominal yaitu bobot lemak yang diperoleh dari lemak yang berada di sekeliling gizzard, organ reproduksi dan lemak yang terdapat diantara otot abdominal, usus serta disekitar kloaka. Analisis statistik yang digunakan adalah Ranangan Aak Lengkap (RAL) dengan enam perlakuan dan empat ulangan, dan untuk membedakan antara kelompok perlakuan dilakukan Uji Jarak Berganda Dunan. Hasil dan Pembahasan Pengaruh imbangan energi dan protein ransum terhadap bobot karkas dan bobot lemak abdominal ayam broiler dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel Pengaruh Perlakuan terhadap Bobot Karkas dan Bobot Lemak Abdominal Ayam Broiler umur 3-5 Minggu. Perlakuan Parameter Bobot Karkas (gram) Bobot Lemak (gram) P1 567,25 a 17,25 a P2 632,00 a 20,75 ab P3 769,25 b 25,00 b P4 840,00 b 24,25 b P5 880,25 31,75 b P6 890,75 23,75 Keterangan : Huruf yang tidak sama pada kolom memperlihatkan adanya perbedaan yang nyata. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot karkas dan bobot lemak abdominal ayam broiler. Perbedaan antar perlakuan diketahui melalui uji Dunan yang dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan bobot karkas dari P1 menuju P6 sejalan dengan peningkatan kadar protein (18%, 20% dan 22%) ransum. Bobot karkas yang tertinggi diperoleh dari perlakuan yang memiliki kandungan protein tinggi yaitu P4, P5 dan P6. Ramina (2001) menyatakan bahwa dengan meningkatkan kandungan protein dalam ransum

seara nyata dapat meningkatkan berat karkas dan persentase karkas. Selain memiliki bobot karkas tertinggi, P6 juga memiliki konsumsi protein yang tertinggi dari perlakuan lain, sehingga asupan protein dan asam-asam amino terukupi di dalam tubuhnya dan metabolisme sel-sel dalam tubuh berlangsung seara normal. Rizal (2006) juga menyatakan bahwa konsumsi protein yang tinggi akan menghasilkan pertumbuhan yang lebih epat sehingga juga berpengaruh terhadap karkas ayam. Konsumsi ransum setiap perlakuan menunjukkan tidak adanya perbedaan seara nyata, sehingga dengan konsumsi yang sama menunjukkan dampak yang berbeda yaitu perlakuan P4, P5 dan P6 menghasilkan bobot karkas yang lebih tinggi dibanding perlakuan lainnya. Semakin rendah energi dan protein dalam ransum menyebabkan harga ransum lebih murah, sehingga apabila dilihat dari sisi ekonomis P4 (EM 3000 Kkal/kg : P 20 %) adalah ransum yang memiliki harga lebih murah. Perlakuan P5 memiliki rataan bobot lemak abdominal yang paling tinggi dibandingkan dengan ransum perlakuan lainnya. Holsheimer dan Veerkamp (1992) menyatakan bahwa pakan yang mengandung energi tinggi seara nyata meningkatkan kandungan lemak abdominal. Pada penelitian ini pun tampak bahwa lemak abdominal yang tinggi diperoleh P3 dan P5 yang masing-masing mengandung EM 3200 kkal, sebab energi apabila dikonsumsi berlebih maka akan disimpan dalam bentuk lemak sebagai adangan energi. Keilnya bobot lemak abdominal P1 sejalan dengan keilnya bobot badan akhir yang diperoleh dari hasil penelitian. Berdasarkan hasil penelitian Littlefielt (1972) dan Deaton,dkk., (1973) menyatakan bahwa berat lemak abdominal enderung meningkat dengan bertambahnya berat badan, demikian sebaliknya. Bobot badan yang keil disebabkan karena konsumsi protein dari P1 (Protein 18%) menunjukkan angka yang terkeil yang mengakibatkan asupan protein untuk pertumbuhan tidak terukupi dalam tubuhnya sehingga ayam tidak tumbuh dengan baik dan berpengaruh ke bobot lemak abdominal yang dihasilkan rendah. Rataan bobot lemak abdominal terendah yang memiliki bobot karkas yang tinggi terdapat pada P4 dan P6 yang menunjukkan tidak terjadinya perbedaan seara nyata sehingga apabila dilihat dari sisi ekonomis P4 (EM 3000 Kkal/kg : P 20 %) adalah ransum yang memiliki harga lebih murah.

Kesimpulan Ransum yang mengandung Energi Metabolis 3000 kkal/kg dan Protein 20% (P4) memiliki bobot karkas yang tinggi dan bobot lemak abdominal yang rendah pada ayam broiler umur 3-5 minggu. Daftar Pustaka Ahmad BH., Herman R. 1982. Perbandingan produksi antara ayam kampung dan ayam petelur. Media Peternakan 7 : 19-34. Deaton, J. W., F. W. Reee, L. F. Kubena and J. D. May. 1973. Rearing Broiler Sexes Separate versus Combined. Poultry Si. 52 : 16-19. Holsheimer, J.P. and C.H. Veerkamp. 1992. Effet of dietary energy, protein and lysine ontent on performane and yields of two strains of male broiler hiks. Poultry Si. 71:872-879. Jull, M.A. 1979. Poultry Nutrition. 5 th Edition. Tata MGraw-Hill Publishing.Co. In. New Delhi. Littlefielt, L. H. 1972. Strain Different and Quantity of Abdominal Fat in Broiler. Poul. Si. 51 :1829. Ramia, I. K. 2001. Suplementasi Probiotik dalam RansumuBerprotein Rendah Terhadap Bobot dan Komposisi Fisik Karkas. Karya Ilmiah. Majalah Ilmiah Peternakan. Fakultas Peternakan. Universitas Udayana. Denpasar. 3. 82-86. Tillman, A.D., 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Cetakan ke-4. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. Rizal, Yose. 2006. Ilmu Nutrien Unggas. Andalas University Press. Padang. Wahju, 1997. Ilmu Nutrisi Unggas. Cetakan ke - 4. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.