BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang pernah dilakukan di Indonesia. tenaga kerja dengan variabel pertumbuhan ekonomi.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II STUDI KEPUSTAKAAN. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara ketimpangan dan pertumbuhan ekonomi. pembangunan ekonomi yang terjadi dalam suatu negara adalah pertumbuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si.

TEORI PERTUMBUHAN WALT WHITMAN ROSTOW

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pandang yang berbeda oleh para ekonom. Boediono (1999) mengemukakan bahwa

Development) dengan pertumbuhan ekonomi (Economic Growth), diantaranya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEORI PEMBANGUNAN KLASIK. Andri Wijanarko,SE,ME

BAB II TINJAUAN TEORI. Tenaga Kerja adalah penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut

Teori-teori Alternatif dan Arti Pembangunan

BAB II URAIAN TEORITIS

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

PENAWARAN AGREGAT. Minggu 14

BAB II. Teori Klasik dan Keynes mengenai Penentuan Tingkat Kegiatan Ekonomi Negara

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan sangat mempengaruhi kesejahteraan masyarakatnya, perubahan

1. Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis a. Frederich List ( ) 1) Masa berburu dan mengembara 2) Masa beternak dan bertani

Fungsi produksi adalah sebuah fungsi yang menunjukkan hubungan antara output (jumlah produksi barang/jasa) dan faktor-faktor produksi (input).

Teori Pertumbuhan Ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi dan hubungan antara ketimpangan.

EKONOMI PEMBANGUNAN PERTANIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sektor utama ke ekonomi modern yang didominasi oleh sektor-sektor

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pembangunan dan Pertumbuhan Ekonomi. Salah satu indikator yang sangat penting daam menganalisis

IV. TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN EKONOMI ANDRI HELMI M, SE., MM.

TEORI UTAMA PEMBANGUNAN

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PENGARUH BELANJA MODAL, PENGANGGURAN DAN PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN AGAM DAN KABUPATEN PASAMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diartikan sebagai pertambahan output atau pertambahan pendapatan nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia dalam konstitusi negara adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. investasi merupakan faktor penting yang berperan besar dalam pertumbuhan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam. perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan indikator

PERTUMBUHAN EKONOMI,PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI, DAN KRISIS EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB IV. KERANGKA PEMIKIRAN. Bab ini merupakan rangkuman dari studi literatur dan kerangka teori yang

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, INFLASI DAN PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA SURAKARTA TAHUN

Permintaan Agregat & Penawaran Agregat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PEMBANGUNAN EKONOMI DAN KEMISKINAN

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan pendudukyang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KAUSALITAS ANTARA PDRB DENGAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DI PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keahlian-keahlian, kemampuan untuk berfikir yang dimiliki oleh tenaga

DAMPAK PERKEMBANGAN INDUSTRI BESAR TERHADAP SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN TEMANGGUNG TUGAS AKHIR. Oleh: RIZKI OKTARINDA L2D

TEORI MAKROEKONOMI KLASIK

Perkembangan Teori Pertumbuhan Ekonomi. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP Peneliti dan Pengamat Ekonomi Pedesaan Blog:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. pada satu tahun tertentu saja, melainkan memperlihatkan dan membandingkan

MAKALAH PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA. Oleh

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian suatu negara dalam jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi suatu negara, khususnya di negara berkembang. Semakin

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. rata-rata pendapatan riil dan standar hidup masyarakat dalam suatu wilayah. Oleh

laporan penelitian ini dan menyajikan hipotesis. dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data.

BAB I PENDAHULUAN BAB II PEMBAHASAN Penawaran Agregat

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap

PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

kesenjangan antara pertumbuhan jumlah angkatan kerja disatu pihak dan

BAB I PENDAHULUAN. yang melambat ditandai dengan meningkatnya angka inflasi dan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

melakukan analisis tentang pembangunan ekonomi yang terjadi pada suatu Karena pada dasarnya aktivitas perekonomian adalah suatu proses penggunaan

II. TEORI EKONOMI MAKRO KLASIK

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah ekonomi dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi yag pesat merupakan feneomena penting yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah ketenagakerjaan hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi angka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. terdahulu oleh Arifatul Chusna (2013) dalam penelitiannya Pengaruh Laju

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi infrastruktur dalam kamus besar bahasa Indonesia, dapat diartikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan usaha meningkatkan pendapatan

TEORI KLASIK DAN KANEYSIAN.

VI. TEORI PERTUMBUHAN EKONOMI

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian pada umumnya mengalami fluktuasi. Pertumbuhan ekonomi nasional yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Pendekatan Pengeluaran (Expenditure Approach)

II. TINJAUAN PUSTAKA. padahal pertumbuhan dan pembangunan itu berbeda. Menurut sadono sukirno

SMP kelas 9 - EKONOMI BAB 9. Perkembangan Masyarakat Indonesia Menuju Negara MajuLatihan Soal 9.2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akademisi ilmu ekonomi, secara tradisional pembangunan dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Ekonomi Makro

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia seutuhnya serta

I. PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan proses multidimensional yang mencakup berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan diuraikan mengenai landasan teori yang menjadi dasar dari pokok permasalahan yang diamati, studi empiris dari penelitian sebelumnya dan Studi empiris yang dibahas merupakan studi penelitian tentang kausalitas penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang pernah dilakukan di Indonesia. 2.1. Landasan Teori Teori yang akan dibahas terdiri dari definisi tenaga kerja, teori pertumbuhan ekonomi. Selain itu juga akan dibahas tentang hubungan antara variabel penyerapan tenaga kerja dengan variabel pertumbuhan ekonomi. 2.1.1. Definisi Tenaga Kerja Pengertian dasar tenaga kerja yaitu setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Undang-Undang pokok ketenagakerjaan No.14 tahun 1969). Tenaga kerja adalah penduduk usia kerja 10 tahun ke atas yang mampu melakukan pekerjaan baik dalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kesejahteraan penduduk merupakan sasaran utama dari pembanggunan ekonomi sebagaimana tertuang dalam Garis Besar Haluan Negara (GBHN). 24

25 Kesempatan tenaga kerja selalu diikuti penyerapan tenaga kerja dan kesempatan tenaga kerja adalah employment dalam Bahasa Inggris berasal dari kata kerja to employ yang berarti menggunakann dalam suatu proses, atau mempekerjakan, atau usaha memberikan pekerjaan atau disertai penghidupan. Jadi employment berarti keadaan orang yang sedang mempunyai pekerjaan atau keadaan penggunaan tenaga kerja orang. Penggunaan istilah employment seharihari biasa dinyatakan dengan jumlah orang, dan dimaksudkan adalah jumlah yang ada dalam pekerjaan atau mempunyai pekerjaan. Pengertian istilah ini mempunyai dua unsur yaitu lapangan atau kesempatan kerja, dan orang yang dipekerjakan atau yang melakukan pekerjaan tersebut. Dengan ini pengertian employment dalam bahasa inggris yaitu kesempatan kerja yang diduduki, atau jumlah orang yang menduduki. Dalam Gambar 2.1 di bawah ini akan dijelaskan pengertian di atas. Gambar 2.1 Kesempatan Kerja dan Persediaan Tenaga Kerja Segi empat ABCD = Lapangan atau kesempatan kerja yang ada di dalam masyarakat. Segi empat EFGH = Seluruh tenaga kerja yang tersedia bekerja atau angkatan kerja dalam masyarakat.

26 Segi empat EBCH = Employment = kesempatan kerja yang diduduki = jumlah orang yang mempunyai pekerjaan atau dikerjakan = penggunaan tenaga kerja. Segi empat AEHD= Lowongan = kesempatan kerja yang tidak atau belum diduduki. Segi empat BFGC = Penggunaan = merupakan angkatan kerja yang belum mempunyai pekerjaan. 2.1.2. Kurva penawaran tenaga kerja menurut kaum Klasik Kaum ekonomi klasik menyatakan, bahwa tenaga kerja/karyawan mendasarkan penawaran tenaga kerja atas dasar upah riil (W/P). Oleh karena itu, kenaikan upah nominal tidak akan merubah penawaran tenaga kerja apabila kenaikan upah tersebut disertai dengan tingkat harga yang sepadan. Orang yang merasa lebih kaya karena kenaikan upah nominal dan kenaikan tingkat harga yang sama dikatakan sebagai ilusi uang (money ilusion). Orang yang rasional tidak akan terkena ilusi uang dikarenakan mereka hanya mau mengubah penawaran tenaga kerja apabila terjadi perubahan dalam upah riil. Oleh karena itu, kurva penawaran tenaga kerja menurut kaum klasik adalah. Dengan demikian, interaksi antara kurva permintaan dan penawaran tenaga kerja akan menentukan jumlah tenaga kerja yang digunakan, yaitu jumlah tenaga kerja yang ditawarkan (S L ) sama dengan jumlah tenaga kerja yang diminta (D L ) pada tingkat upah tertentu, atau : S L = D L. Setelah jumlah tenaga kerja yang menunjukkan S L = D L dapat ditentukan maka dari fungsi produksi akan dapat ditentukan berapa produksi total yang dihasilkan produsen.

27 L Fungsi produksi Pasar tenaga kerja S L Y = f (L) N 2 L 0 N 0 N 1 D L Y P Penawaran agregat (W/P) 11 (W/P) 0 Tingkat upah mominal W/P As P 0 P 0 A W 0 P 1 P 1 W 1 0 Y Y (W/P) 1 (W/P) 0 W/P Gambar 2.2 Kurva Penawaran Agregatif Dalam model ini, tingkat upah nominal diasumsikan fleksibel ke bawah. Dengan demikian ketika harga merosot ke P 1, menimbujkan pengangguran terpaksa sebanyak N 1 -N 2 dipasar tenaga kerja, para pekerja bersaing untuk memperoleh pekerjaan yang tersedia dengan menawarkan diri untuk bekerja dengan upah nominal dibawah W 0. Persaingan di pasar tenaga kerja ini berlangsung sampai pasar tenaga kerja seimbang, yang terjadi jika tingkat pemanfaatan tenaga kerja kembali sama dengan N 0 dan upah riil kembali sama dengan (W/P) 0. Tetapi, karena tingkat harga telah jatuh dari P 0 ke P 1, pemulihan upah riil ini mengharuskan upah nominal turun

28 dalam proporsi yang sama. Dengan demikian, fungsi upah nominal bergeser kekanan ke W 1. Hasilnya adalah bahwa tingkat pemanfaatan tenaga kerja, kembali ke tingkat semula, dengan demikian tingkat keluaran menjadi sama seperti sebelumnya, karena itu tingkat keluaran Y 0 dihasilkan pada semua tingkat harga, sehingga dalam fungsi penawaran agragat versi klasik bebas dari tingkat harga. Karena itu, kurva penawaran agregat berbentuk garis vertikal pada tingkat keluaran yang sesuai dengan pasar tenaga kerja yang seimbang. 2.1.3. Teori pertumbuhan ekonomi Pada umumnya para ekonom memberikan pengertian sama untuk pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Para ekonom mengartikan pertumbuhan atau pembangunan ekonomi sebagai kenaikan GDP/GNP. Dalam arti yang luas, pertumbuhan ekonomi digunakan untuk menyatakan perkembangan di negara negara maju. Sedangkan pembangunan ekonomi untuk menyatakan perkambangan di negara sedang berkembang. Untuk membahas pertumbuhan ekonomi timbul teori pertumbuhan yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi diantaranya adalah (Arsyad, 1992 : 39) : 2.1.3.1. Teori Rostow Teori Rostow mengenai pembangunan ekonomi sangat terkenal dan banyak mendapat komentar dari para ahli. Teori ini merupakan artikel Rostow yang dimuat dalam Economic Journal (maret 1956) yang dikembangkan dalam buku yang berjudul The Stages of Economic Growth (1960). Menurut Rostow, proses pembangunan ekonomi bisa dibedakan kedalam 5 (lima) tahap yaitu:

29 a. Masyarakat Tradisional Menurut Rostow, masyarakat tradisional adalah masyarakat yang fungsi produksinya terbatas yang ditandai oleh cara produksi yang relatif masih primitif dan cara hidup masyarakat yang masih dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional, tetapi kebiasaan itu masih terus turun temurun. b. Tahap Prasyarat Tinggal Landas Menurut Rostow, tahap ini merupakan suatu masa transisi dimasyarakat. Untuk mempersiapkan diri agar mencapai pertumbuhan dengan menggunakan kekuatan sendiri (self-sustained growth). Namun pertumbuhan ekonomi hanya akan tercapai jika diikuti oleh perubahan-perubahan lain dalam masyarakat. Perubahan-perubahan tersebut meliputi: kemampuan masyarakat untuk menggunakan ilmu pengetahuan modern dan membuat penemuan-penemuan baru yang bisa menurunkan biaya produksi. Penemuan baru tersebut harus digunakan untuk memodernisasi cara produksi yang didukung oleh kelompok masyarakat yang menciptakan tabungan dan pinjaman pada wiraswasta, sehingga akan meningkatkan produksi dan meningkatkan produktivitas. c. Pada Awal Tahap Tinggal Landas Pertumbuhan ekonomi terjadi dimana itu harus terlihat dengan adanya suatu perubahan drastis dalam masyarakat. Misalnya adanya revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam inovasi atau berupa terbukanya pasarpasar baru. Menurut Rostow, terdapat 3 (tiga) ciri utama negara yang sudah

30 mencapai tinggal landas, yaitu: (1). Terjadinya kenaikan investasi produktif dari 5% atau kurang menjadi 10% produk nasional bersih (Net National Product = NNP), (2). Terjadinya perkembangan satu atau atau beberapa sektor industri dengan tingkat pertumbuhan yang sangat tinggi (leading sectors), (3). Terciptanya kerangka dasar politik, sosial, dan kelembagaan yang bisa menciptakan perkembangan sektor modern dan eksternalitas ekonomi yang bisa menyebabkan pertumbuhan ekonomi terus terjadi. d. Tahap Menuju Kedewasaan Menurut Rostow, tahap ini merupakan tahap dimana masyarakatsudah secara efektif menggunakan teknologi modern pada hampir semua kegiatan produksi. e. Tahap Konsumsi Energi Tahap konsumsi ini merupakan tahap akhir pembangunan ekonomi Rostow. Tahap ini masyarakat menekankan pada masalah-masalah yang berkaitan dengan konsumsi kesejahteraan masyarakat bukan masalah produksi. Dalam tahap ini ada 3 (tiga) tujuan masyarakat yaitu: (1). Memperbesar kekuasaan dan pengaruh keluar negeri, kecenderungan ini bisa berakhir pada penjajahan terhadap bangsa lain, (2). Menciptakan kesejahteraan negara dengan mengusahakan terciptanya pembagian yang lebih merata melalui sistem pajak yang progresif, (3). Meningkatkan konsumsi masyarakat melebihi kebutuhan pokok yang juga meliputi barang konsumsi tahan lama dan barang barang mewah.

31 Dasar pembedaan proses pembangunan menjadi 5 (lima) tahap tersebut adalah karakteristik perubahan ekonomi, sosial, dan politik yang terjadi. Menurut Rostow pembangunan ekonomi atau transformasi suatu masyarakat tradisional. Pembangunan ekonomi bukan berarti perubahan struktur ekonomi suatu negara yang ditujukanoleh menurunnya oleh penurunan peranan sektor pertanian dan peningkatan peranan sektor industri jasa (arsyad, 1992: 41). 2.1.3.2. Teori Klasik Adam Smith dalam bukunya An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nasions (1776). Menyatakan bahwa proses pertumbuhan ekonomi terdapat dua aspek utama yaitu: 1. Pertumbuhan output total adalah sumberdaya alam yang tersedia, sumberdaya insani, dan stok barang modal yang ada. Menurut Adam Smith, sumberdaya alam yang tersedia merupakan wadah yang paling mendasar dari kegiatan produksi suatu masyarakat. Jumlah sumberdaya alam yang tersedia merupakan batas maksimum bagi pertumbuhan suatu perekonomian. Maksudnya, jika sumberdaya ini belum digunakan sepenuhnya, maka jumlah penduduk dan stok modal yang ada yang memegang peranan dalam pertumbuhan output. Tetapi pertumbuhan output tersebut akan berhenti jika semua sumberdaya alam tersebut telah digunakan secara penuh. Menurut Adam Smith, sumberdaya insani (jumlah penduduk) mempunyai peranan yang pasif dalam proses pertumbuhan output.

32 Maksudnya, jumlah penduduk akan menyesuaikan diri dengan kebutuhan akan tenaga kerja. Menurut Adam Smith, stok modal merupakan unsur produksi yang secara aktif menentukan tingkat output. Peranannya sangat sentral dalam proses pertumbuhan output. Jumlah dan tingkat pertumbuhan output tergantung pada laju pertumbuhan stok modal (sampai batas maksimum dari sumberdaya alam). 2. Pertumbuhan penduduk menurut Adam Smith, jumlah penduduk akan meningkat jika tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari tingkat upah subsisten yaitu tingkat upah yang pas-pasan untuk hidup. Jika tingkat upah diatas tingkat upah subsisten, maka orang-orang akan kawin pada umur muda, tingkat kematian menurun, dan jumlah kelahiran meningkat. Sebaliknya jika tingkat upah upah yang berlaku lebih rendah dari tingkat upah subsisten, maka jumlah penduduk akan menurun. Tingkat upah yang berlaku menurut Adam Smith ditentukan oleh tari-menarik antara kekuatan permintaan dan penawaran tenaga kerja. Tingkat upah tinggi dan meningkat jika permintaan akan tenaga kerja (D L ) tumbuh lebih cepat daripada penawaran tenaga kerja (S L ). Permintaan akan tenaga kerja ditentukan oleh stok modal dan tingkat output masyarakat. Oleh karena itu, laju pertumbuhan permintaan akan tenaga kerja ditentukan oleh laju pertumbuhan stok modal (akumulasi modal) dan laju pertumbuhan output.

33 Teori David Ricardo (1772-1823), dalam bukunya yang berjudul The Principles of Political Economy and Taxation tahun 1917. Tidak berbeda jauh dengan Adam Smith yang berpendapat proses pertumbuhan ekonomi masih pada perpacuan antara laju pertumbuhan penduduk dan laju pertumbuhan output. Selain itu David Ricardo juga menganggap bahwa jumlah faktor produksi tanah (sumberdaya alam) tidak bisa bertambah, sehingga akhirnya menjadi faktor pembatas dalam proses pertumbuhan suatu masyarakat. Dengan terbatasnya luas tanah, maka pertumbuhan penduduk (tenaga kerja) akan menurunkan produk marginal (marginal product) yang kita kenal dengan istilah the law of diminishing returns. Selama buruh yang dipekerjakan pada tanah tersebut bisa menerima tingkat upah diatas tingkat upah alamiah, maka penduduk (tenaga kerja) akan terus bertambah, dan hal ini akan menurunkan lagi produk marginal tenaga kerja dan pada gilirannya akan menekankan tingkat upah ke bawah. Tingkat upah akan terhenti jika tingkat upah turun sampai tingkat upah alamiah. Jika tingkat upah turun sampai dibawah tingkat upah alamiah, maka jumlah penduduk (tenaga kerja) menurun. Dan tingkat upah akan naik lagi sampai tingkat upah alamiah. Pada posisi ini jumlah penduduk konstan. Jadi dari segi faktor produksi tanah dan tenaga kerja, ada suatu kekuatan dinamis yang selalu menarik perekonomian kearah tingkat upah minimum, yaitu bekerjanya the law of diminishing returns. Menurut David Ricardo, peranan akumulasi modal dan kemajuan teknologi adalah cenderung meningkatkan produktivitas tenaga kerja, artinya, bisa memperlambat bekerjanya the law of diminishing return yang pada gilirannya akan memperlambat penurunan tingkat hidup kearah tingkat hidup minimal.

34 2.1.3.3. Teori Neo Klasik (Solow-Swan) Teori Neo Klasik Robert Solow (1987), pertumbuhan ekonomi adalah tergantung pada pertambahan faktor-faktor produksi (penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal) dan tingkat kemajuan teknologi. Menurut Solow (1957) mengatakan bahwa peran dari kemajuan teknologi di dalam ekonomi sangat tinggi. Temuan Solow bahwa pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang setinggi 2,75 persen per tahun pada periode 1909-1949, sebesar 1,5 persen merupakan sumbangan dari kemajuan teknologi sedangkan sisanya disebabkan oleh pertambahan jumlah penggunaan faktor produksi. Sifat teori pertumbuhan Neo Klasik bisa digambarkan seperti pada Gambar 2.3 produksi ditunjukkan oleh l 2, l 2 dan seterusnya. Dalam fungsi produksi yang berbentuk demikian, suatu tingkat output tertentu dapat diciptakan dengan menggunakan dengan berbagai kombinasi modal dan tenaga kerja, misalnya untuk menciptakan output sebesar l 1, kombinasi modal dan tenaga kerja yang dapat digunakan antara lain (a) K 3 dengan L 3, (b) dengan L 2, dan (c) K 1 dengan L 1. Dengan demikian, walaupun jumlah modal berubah tetapi terdapat kemungkinanbahwa tingkat output tidak mengalami perubahan. Modal K 3 A D K 2 B C I 2 K 1 I 1 Tenaga Kerja L 3 L 4 L 2 L 1 Gambar 2.3 Pertumbuhan Ekonomi Neo Klasik

35 Di samping itu, jumlah output dapat mengalami perubahan walaupun jumlah modal tetap, misalnya walaupun modal tetap sebesar K 3, jumlah output dapat diperbesar menjadi I 2, jika tenaga kerja digunakan ditambah dari L 3 menjadi L 4. 2.1.3.4. Teori Schumpeter Teori Schumpeter dalam bukunya yang berjudul The Theory of Economic Development mengemukakan bahwa sistem kapitalisme merupakan sistem yang paling baik untuk menciptakan pembangunan ekonomi yang pesat. Faktor utama yang menyebabkan perkembangan ekonomi menurut Schumpeter adalah proses inovasi yang dilakukan oleh para wiraswasta. Kemajuan ekonomi atau peningkatan output total suatu masyarakat yang hanya bisa diterapkan dengan adanya inovasi dari para wiraswasta. Menurut Schumpeter, pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan output masyarakat yang disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi masyarakat tanpa adanya perubahan teknologi itu sendiri. Sedangkan pembangunan ekonomi adalah kenaikan output yang disebabkan oleh inovasi yang dilakukan oleh para wiraswasta. Inovasi dalam teori ini menciptakan perbaikan teknologi. Inovasi menyangkut perbaikan kuantitatif dari sistem itu sendiri yang bersumber dari kreativitas para swasta (Arsyad, 1992 : 63). Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu masyarakat adalah (Arsyad, 1992 : 161): Akumulasi modal, Pertumbuhan penduduk, Kemajuan teknologi.

36 2.2. Studi Empiris Dalam studinya Yuni Prihadi Utomo & Anik Saryani (2005), tentang studi Kausalitas Penyerapan Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta, Tahun 1977-2003. Dengan studi kausalitas penyerapan Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta memperlihatkan beberapa fenomena yang menarik. Variabel Penyerapan Tenaga Kerja (TK) dan Pertumbuhan Ekonomi (PDRB) Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan variabel time-series yang tidak stasioner. Keduanya juga bukan merupakan variabel yang terkointegrasi. Kondisi tidak stasioner ini, ternyata bisa teratasi melalui proses differencing tahap pertama. Pada tahun 1977-2003 kausalitas penyerapan tanaga kerja dan pertumbuhan ekononi di Daerah Istimewa Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian dan olah data memperlihatkan bahwa FPE regresi dengan variabel independen Lag D(TK) mencapai FPE minimum pada waktu kelambanan maksimum 6-5,671E+09, yang berarti pengaruh optimal dari variabel TK masa kini terjadi sampai 6 periode sebelumnya. Karena model terbaik terjadi pada waktu kelambanan 6, maka dengan tetap mempertahankan variabel independen lag D(PDRB) hingga waktu kelambanan maksimum 6, masih dimungkinkan untuk melihat pengaruh dari D(PDRB) terhadap variabel TK. Kelambanan maksimum untuk D(PDRB) dapat mencapai 9. Nilai FPE dari hasil regresi dengan variabel independen Lag, ternyata mencapai minimum pada waktu kelambanan 2-3,261+09. FPE yang terakhir ternyata lebih kecil dari FPE awal -5,671E+09. Hal ini menunjukkan hasil regresi dengan adanya variabel D(PDRB) lebih baik dibanding dengan regresi yang tidak ada variabel D(PDRB) artinya, variabel pertumbuhan ekonomi (PDRB) menyebabkan penyerapan variabel tenaga kerja.

37 Kesimpulannya penyerapan tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta menunjukkan pola kausalitas satu arah, yakni pertumbuhan ekonomi menyebabkan penyerapan tenaga kerja sebaliknya pertumbuhan ekonomi Daerah Istimewa Yogyakarta menyebabkan penyerapan tenaga kerja Daerah Istimewa Yogyakarta. Analisis kausalitas FPE memperlihatkan pola kausalitas satu arah pertumbuhan ekonomi menyebabkan penyerapan tenaga kerja. Pola kausalitas satu arah semacam ini pada dasarnya menunjukkan beberapa persoalan. (1). Persoalan rendahnya produktivitas tenaga kerja, (2). Walau belum sampai tahab biasa terhadap tenaga kerja, proses pembangunan ekonomi di Yogyakarta cenderung bersifat pada modal, (3). Apabila laju penyerapan tenaga kerja yang terjadi ternyata lebih kecil dari laju pertumbuhan angkatan kerja, maka trend pengangguran di Daerah Istimewa Yogyakarta akan membesar di masa yang akan datang. Abdul Wahab (2008), kurun waktu 1981-2005, Analisis Ekspor Komoditi Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi dan Kesempatan kerja di Daerah Istimewa Propinsi Sulawesi Selatan. Berdasarkan hasil penelitian dan olah data melalui program AMOS 5,0 analisis pengaruh exchange rate, APBD sektor pertanian dan kredit sektor pertanian terhadapkesempatan kerja melalui investasi, ekspor, dan pertumbuhan ekonomi diperoleh hasil-hasil yang membuktikan bahwa exchange rate berpengaruh positif dan signifikan terhadap investasi. Pengeluaran pembangunan, kredit, dan exchange rate berpengaruh positif dan signifikan terhadap investasi sebesar 88,6%.

38 Exchange rate, pengeluaran pemerintah, dan kredit berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor sebesar 88,1%. Exchange rate, pengeluaran pembangunan, investasi, ekspor, dan pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesempatan kerja sebesar 8,745%. Exchange rate, APBD sektor pertanian, kredit sektor pertanian, investasi, dan ekspor berpengaruh positif dan signifikan.