ANALISIS KESESUAIAN PENCATATAN AKTIVA TETAP PADA HOTEL PINANGSIA PALEMBANG TERHADAP STANDAR STANDAR YANG BERLAKU

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENERAPAN PSAK 16 REVISI 2011 ATAS ASET TETAP PADA PT. MITRA PALMA SEJAHTERA

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

Analisis Perlakuan Akuntansi Atas Aset Tetap Berdasarkan SAK ETAP Pada CV. Sekonjing Ogan Ilir

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Pada Pt.XYZ Tanjungpinang Adelyana Agness Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORITIS

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Carl (2015:3), Akuntansi (accounting) dapat diartikan sebagai

BAB II LANDASAN TEORI

Implementasi PSAK 16 Tentang Aset Tetap pada PT. SBP

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB XVIII AKUNTANSI ASET TETAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENYUSUTAN AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA PT. GAS (GASINDO ARTHA SURYA) DI BALIKPAPAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terutama dalam penyajian laporan keuangan. Didalam mencapai tujuan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN. Aktiva tetap memiliki pengertian yang berbeda-beda tapi pada prinsipnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Melisa Rahma Sari. Jl. Manyar No.3 D FLAT Komp. Krakatau Steel, Cilegon. ABSTRAK

TINJAUAN PADA CV. PURNAMA GEMILANG TERHADAP PENGAKUAN DAN METODE PENYUSUTAN ASET TETAP

BAB II LANDASAN TEORITIS. atau mempertanggungjawabkan. bersangkutan dengan hal-hal yang dikerjakan oleh akuntan dalam

AKTIVA TETAP BERWUJUD

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN KEBIJAKAN AKUNTANSI ASET TETAP BERDASARKAN PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.16 PADA PT.WAHANA WIRAWAN MANADO

PEMBUATAN NERACA FISKAL (PSAK No. 46) BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL (Studi Kasus Pada PT Razaaqi Selaras Persada Jakarta)

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a.

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG

BAB II LANDASAN TEORITIS

EVALUASI PERENCANAAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK PC

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP PADA CV. KRUWING INDAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD DAN HUBUNGANNYA TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA PT MULYA JATRA SIDOARJO

JURNAL PENYESUAIAN. Armini Ningsih Politeknik Negeri Samarinda

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

KOMPUTER AKUNTANSI ACCURATE Irsan Lubis, SE.Ak, BKP Suryani, SE. Lembaga Studi Akuntansi Perpajakan Indonesia

EVALUASI PENERAPAN PSAK 16 MENGENAI ASET TETAP PADA PENCATATAN TANAH, BANGUNAN, DAN MESIN DI PT DONG BANG INDO TENGARAN

PERLAKUAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP BERWUJUD SERTA PENYAJIANNYA DALAM LAPORAN KEUANGAN PADA CV TANTERI KERAMIK DI KABUPATEN TABANAN TAHUN 2013

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

Materi: 7, 8 & 10 PROSES/SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada bab ini akan dikemukakan teori-teori yang dikutip dari literatur

BAB IV PEMBAHASAN. CV Scala Mandiri akan memperoleh beberapa manfaat, antara lain: 1. Dapat menyusun laporan keuangannya sendiri.

AKTIVA TETAP BERWUJUD (FIXED ASSETS)

PENGAKUAN PENDAPATAN JASA PT. INFIMEDIA SOLUSI PRATAMA

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

Analisis penerapan psak no. 45

BAB IV PEMBAHASAN. dengan aset tetaplah, hampir semua kegiatan operasional dapat dilakukan. Oleh karena

AKTIVA TETAP & PENYUSUTAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

BAB II LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Dan Latar Belakang Konvergensi. usaha harmonisasi) standar akuntansi dan pilihan metode, teknik

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI

PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP PADA PT RAK PRIMA PATAMPANUA KABUPATEN PINRANG

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN DAMPAKNYA TERHADAP LABA PERUSAHAAN PADA PT. ARTHA KINDO PERKASA PALEMBANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. benar-benar sesuai dengan kebutuhan, sehingga investasi yang dilakukan terhadap

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD PADA CV WIDITAMA MANDIRI. Hartono Saputra Jurusan Akuntansi Politeknik PalComTech Palembang

Materi: AKUNTANSI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbentuk CV Hasjrat Abadi, berdiri pada tanggal 31 Juli 1952 bertempat di

ABSTRACT. Keywords: sale and leaseback, early recognition, measurement, presentation.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan tentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai. tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

Analisis Implementasi Akuntansi Belanja Modal Pada Pemerintah Kota Palembang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Enti Megawati Suhadak Moch. Dzulkirom AR Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan ekonomi saat ini banyak perusahaan yang

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN JASA

BAB II LANDASAN TEORI. adalah bahasa bisnis(business language). Akuntansi menghasilkan informasi yang

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SATU SEMESTER SEMESTER GENAP PERIODE : JANUARI JUNI 2018

BAB I PENDAHULUAN. unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat

BAB II BAHAN RUJUKAN

Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Menurut PSAK No.16 (Revisi 2011) di RSU Pancaran Kasih Manado

BAB II KAJIAN TEORI. jangka waktu kurang dari 1 tahun (seperti tagihan) modal, semua milik usaha yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

jumlah yang sangat besar. Hal ini dikarenakan peranannya yang sangat penting

BAB III SISTEM AKUNTANSI PENYUSUTAN ASET TETAP BERWUJUD PADA PT HERFINTA FRAM AND PLANTATION

BAB II LANDASAN TEORITIS

Irsan Lubis, SE.Ak Suryani, SE

ANALISIS AKUNTANSI AKTIVA TETAP PADA PT. SRI AGUNG MULIA PEKANBARU

ANALISIS PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (PSAK NO.16) ATAS ASET TETAP PADA PT PELAYARAN LIBA MARINDO TANJUNGPINANG

ABSTRACT. Keywords: Machine, PSAK No.16 Revision 2011, Recognition and Measurement. viii Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH PENCABUTAN PSAK 27 TERHADAP PELAPORAN AKUNTANSI KEUANGAN INDUSTRI KOPERASI (STUDI KASUS: KOPERASI KARYAWAN PT. ADIS)

Transkripsi:

ANALISIS KESESUAIAN PENCATATAN AKTIVA TETAP PADA HOTEL PINANGSIA PALEMBANG TERHADAP STANDAR STANDAR YANG BERLAKU Erlando Stevano Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530, Indonesia, Tel: (+62-21) 53696969, Fax: (+62-21) 530-0655, Stevanoerlando@yahoo.co.id Iswandi, SE., Ak., M.M., BKP, CA, CFE Universitas Bina Nusantara, Jl. Kebon Jeruk Raya No.27, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11530, Indonesia, Tel: (+62-21) 53696969, Fax: (+62-21) 530-0655 ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kesesuaian pencatatan aktiva tetap berupa kendaraan, gedung, dan peralatan serta depresiasi yang diterapkan oleh Hotel Pinangsia Palembang telah sesuai dengan PSAK 16 tahun 2011. Metoda penelitian yang digunakan adalah metoda penelitian kualitatif dengan mengumpulkan data dengan cara studi pustaka (library research) dan studi lapangan (field research). Objek penelitian dilakukan di Hotel Pinagsia Palembang, jalan Jenderal Sudirman No.12 Palembang. Analisis yang dilakukan dengan melihat laporan laba rugi serta laporan posisi keuangan apakah sudah sesuai dengan PSAK 16 tahun 2011. Hasil yang dicapai adalah dalam laporan laba rugi Hotel Pinangsia Palembang tidak menambah biaya bea balik nama STNK pada kendaraan, biaya penambahan ruang kamar hotel pada gedung, dan menambah biaya pemasangan, biaya angkut, dan biaya pengecatan sebagai harga perolehan serta tidak menghitung biaya depresiasi, pada laporan posisi keuangan Hotel Pinangsia Palembang. Kesimpulan Pencatatan pada laporan keuangan yang dilakukan oleh Hotel Pinangsia Palembang tidak sesuai dengan PSAK 16 tahun 2011.(ES) Kata Kunci :Aktiva Tetap, Harga Perolehan, Biaya Penyusutan

ABSTRACT The research objective was to determine the suitability of property and equipment such as vehicles, buildings, and equipment and depreciation applied by Hotel Pinangsia Palembang in accordance with SFAS 16, 2011. The method used in this research is qualitative research methods to collect data by means of literature (library research) and field research. The object of research conducted at the Hotel Pinagsia Palembang, Palembang 12 Sudirman street. Analysis is done by looking at the income statement and statement of financial position if it is in accordance with SFAS 16, 2011. The results achieved are in the income statement Pinangsia Hotel Palembang do not add to the cost of the transfer tax vehicle registration in the vehicle, the cost of additional hotel rooms in the building space, and add to installation costs, freight costs, and the cost of painting as well as the acquisition price does not calculate the cost of depreciation, in the statement of financial position Pinangsia Hotel Palembang. Recording conclusion on the financial statements conducted by the Hotel Pinangsia Palembang is not in accordance with SFAS 16, 2011. (ES) Kata Kunci :Fixed Assets, Acquisition Cost, Depreciation Cost PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan sebagai salah satu pelaku ekonomi dalam pencapaian tujuan yang di tetapkan, tidak terlepas dari kemampuannya mengolah sumber daya yang tersedia. Aktiva yang merupakan sumber daya potensial adalah sarana dan prasarana yang harus ada dalam kegiatan operasional perusahaan. Aktiva tetap merupakan aktiva yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang jangka penggunaannya lebih dari suatu periode akuntansi dan tidak dimaksudkan untuk di jual kembali dalam rangka operasional perusahaan. Aktiva tetap dalam suatu perusahaan dapat berupa tanah, gedung, mesin, dan peralatan. Pengaruh aktiva tetap sangat dominan bagi perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perhotelan. Hal ini di sebabkan karena aktiva tetap di gunakan untuk memproduksi jasa. Dengan kata lain, pendapatan perusahaan berasal dari penyewaan aktiva tetapnya, baik berupa penyewaan ruang gedung, tempat menginap atau mengadakan pertemuan, kendaraan untuk transportasi tamu, dan berbagai aktiva lainnya yang mendukung terciptanya kenyamanan bagi pelanggan hotel tersebut. Untuk mencapai tujuan perusahaan yang efektif dan efisien dibutuhkan adanya manajemen yang baik dan terencana. Dalam perencanaan dan pengelolaan aktiva tetap, perusahaan sering mengalami beberapa masalah yang timbul antara lain mengenai cara perolehan aktiva tetap, penilaian aktiva tetap pembebanan biaya setelah aktiva tersebut digunakan, penyusutan dan penghentian operasianal aktiva yang tetap digunakan. Untuk itu dibutuhkan suatu perlakuan akuntansi terhadap aktiva tetap yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Pada prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum ini di jelaskan perlakuan akuntansi yang di terapkan dalam aktiva tetap yaitu tentang pengklasifikasian aktiva tetap, penentuan harga perolehan, pengeluaran setelah masalah perolehan, penyusutan, penghentian dan penghapusan aktiva tetap serta penyajiannya dalam laporan keuangan. Dalam perolehan aktiva tetap perusahaan harus mencatat sebesar harga perolehannya. Harga perolehan aktiva tetap meliputi semua pengeluaran yang di keluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap tersebut sampai siap untuk digunakan. Unsur-unsur yang terkait untuk mendapatkan aktiva tetap diantaranya seperti biaya balik nama, biaya angkut dan biaya-biaya lainnya harus di masukkan ke

dalam harga perolehan aktiva tetap. Setelah harga perolehan ditetapkan, pelaporan aktiva di neraca harus dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Untuk aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah, pada neraca akan dilaporkan sebesar harga perolehan dan untuk aktiva tetap lainnya yang umurnya terbatas seperti mesin akan disajikan di neraca sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi penyusutan. Selama masa pemakaian aktiva tetap, perusahaan mungkin melakukan pengeluaranpengeluaran baik itu dalam hal penambahan, perbaikan, pemeliharaan, dan penggantian aktiva tetap. Hal yang harus di perhatikan sehubungan dengan pengeluaran ini adalah adanya perbedaan perlakuan akuntansi antara pengeluaran yang dicatat sebagai capital expenditure atau revenue expenditure. Jika pengeluaraan itu bertujuan untuk memperpanjang umur manfaat ekonomi aktiva tetap tersebut, bersifat penting dan jumlahnya relatif besar biasanya di anggap sebagai capital expenditure sedangkan jika manfaatnya hanya dalam tahun yang bersangkutan dan jumlahnya relatif kecil dianggap sebagai revenue expenditure. Seiring berjalannya waktu dan pemakainan aktiva tetap dalam kegiatan normal perusahaan, jenis aktiva tetap yang memiliki umur terbatas secara bersamaan nilainya akan turun. Hal ini terjadi karena berangsur-angsur aktiva tetap akan kehilangan kemampuannya untuk menghasilkan jasa. Masalah penyusutan merupakan masalah yang penting selama masa penggunaan aktiva tetap. Penyusutan merupakan sebagian dari harga perolehan aktiva tetap secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi. Suatu aktiva tetap seharusnya mengalami penyusutan berdasarkan taksiran masa manfaatnya. Hotel pinangsia adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa perhotelan. Dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan memiliki aktiva tetap yang cukup besar, terdiri dari tanah, bangunan,peralatan hotel, inventaris, dan kendaraan. Pendapatan Hotel Pinangsia Palembang diperoleh dari penyewaan aktiva tetapnya baik berupa penyewaan ruang gedung, tempat menginap, atau mengadakan pertemuan, kendaraan untuk transportasi tamu, dan berbagai aktiva lainnya yang mendukung terciptanya kenyamanan bagi pelanggan hotel tersebut. Neraca Hotel Pinangsia per 31 Desember 2014 tercatat jumlah aktiva tetap sebesar Rp. 1.242.750.750,00 sedangkan total aktiva Rp. 1.132.850.000,00 berarti total aktiva tetap perusahaan lebih kurang 90% dari aktiva prusahaan. Pada bulan Juli 2013 perusahaan membeli kendaraan untuk aktivitas operasianalnya. Harga kendaraan tersebut dicatat sebesar harga bersih pembelian tunai yaitu Rp. 76.000.000. Untuk biaya kendaraan lainnya seperti biaya balik nama STNK sebesar Rp. 4.500.000,00 tidak dimasukan perusahaan sebagai harga perolehan melainkan dicatat sebagai biaya kendaraan kedalam laporan L/R sebagai biaya tahun berjalan periode tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum bahwa harga perolehan aktiva tetap meliputi semua pengeluaran yang dikeluarkan untuk mendapatkan aktiva tetap tersebut sampai aktiva tersebut digunakan termasuk biaya balik nama, biaya pemasangan, biaya angkut dan biaya-biaya lainnya. Perusahaan telah melakukan penambahan terhadap ruangan bangunan pada bulan Oktober 2014 dengan jumlah Rp. 17.500.000,00. Oleh perusahaan biaya tersebut tidak dimasukan untuk menambah harga perolehan bangunan, melainkan dicatat dalam laporan laba/rugi sebagai biaya perbaikan bangunan pada tahun berjalan. Ini tidak sesuai dengan Raja Adri Satriawan Surya (2012:161) yang menyatakan bahwa biaya perolehan aset tetap yang di konstruksi sendiri sama dengan biaya untuk memproduksi aset serupa untuk di jual. Apabila biaya membuat sendiri lebih rendah dari harga apabila aset tersebut dibeli, tidak boleh diakui sebagai laba. Karena laba berasal dari penjualan bukan karena membuat sendiri. Pada bulan April 2014 perusahaan membeli peralatan untuk aktifitas operasionalnya. Harga peralatan tersebut dicatat sebesar harga bersih pembelian tunai sebesar Rp. 37.390.000,00, untuk biaya lainnya seperti biaya pemasangan, biaya angkut dan biaya pengecatan senilai Rp. 1.150.000,00 tidak dimasukan perusahaan kedalam harga perolehan. Permasalahan selanjutnya berkaitan dengan penilaian dan penyajian aktiva tetap yaitu perusahaan tidak pernah memperhitungkan berapa beban penyusutan aktiva tetap setiap periodenya.

Hal ini bertentangan dengan perinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Jika nilai aktiva tetapnya dikaitakan dengan waktu dan pemakaian dalam kegiatan normal perusahaan, maka jenis aktiva tetap yang memiliki umur terbatas secara bersamaan nilainya akan turun. Hal ini terjadi karena berangsurangsur aktiva tetap akan kehilangan kemampuannya untuk menghasilkan jasa. Penurunan nilai taksiran masa manfaat tersebut merupakan penyusutan aktiva tetap dan nilai aktiva tersebut harus mengalami penyusutan secara sistematis berdasarkan taksiran masa manfaatnya. Setiap permasalahan diatas memiliki dampak dalam penyajian aktiva tetap, seperti perusahaan tidak pernah menghitung besarnya penyusutan aktiva tetap, di dalam laporan keuangan perusahaan tidak menampilkan akumulasi penyusutan aktiva tetap pada laporan posisi keuangan dan beban penyusutan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain. Selain itu, perusahaan tidak mencatat total nilai bangunan setelah penambahan ruangan hotel. Berdasarkan permasalahan di atas, penulis tertarik mengkaji lebih lanjut mengenai masalah ini dalam suatu penelitian dengan judul Analisis Kesesuaian Pencatatan Aktiva Tetap Pada Hotel Pinangsia Palembang Terhadap Standar-standar Akuntansi Yang Berlaku. 1.2. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dikemukakan penulis sebelumnya, maka penulis bermaksud mengangkat suatu permasalahan yang akan di bahas pada penulisan ini yaitu : 1. Apakah pencatatan aktiva tetap kecuali tanah pada Hotel Pinangsia Palembang telah sesuai dengan standar-standar akuntansi PSAK 16 revisi 2011? 2. Apakah Hotel Pinangsia Palembang telah menerapkan metode penyusutan aktiva tetap sesuai dengan PSAK 16 revisi 2011? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah 1. Untuk mengetahui kesesuaian pencatatan aktiva tetap kecuali tanah yang di terapkan oleh Hotel Pinangsia Palembang telah sesuai dengan PSAK 16 tahun 2011. 2. Untuk menganalisis depresiasi aktiva tetap pada Hotel Pinangsia Palembang apakah telah sesuai dengan pencatatan aktiva tetap yang berlaku pada PSAK 16 tahun 2011. 1.4. Kajian Pustaka No. Nama Peneliti Judul Objek Penelitian Metode Hasil 1. Nyoman Ari Surya Darmawan (2014) Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Pada Yayasan Dana Punia Singaraja. Yayasan Dana Punia Singaraja. Kualitatif dengan pengumpulan data literatur, survei, interview, dan observasi. Yayasan Dana Punia Singaraja tidak melakukan pencatatan aktiva tetap sesuai dengan PSAK 16 karena rendahnya kualitas sumber daya manusia, tidak ada tuntutan akuntabilitas, tidak ada pengawasan independen, serta tidak membutuhkan pertanggungjawaban

resmi. 2. Shanti Mellisa (2011) Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap dan Penerapan Metode Depresiasi Pada PT. Bakrie Sumatra Plantations. Tbk. PT. Bakrie Sumatra Plantations. Tbk. Kualitatif dengan pengumpulan data literatur, survei, interview, dan observasi. PT. Bakrie Sumatra Plantations. Tbk. Telah melaksanakan standar akuntansi aktiva tetap dan depresiasi. PT. Bakrie Sumatra Plantations. Tbk. Melakukan metode punyusutan garis lurus (straight line method) yang berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset. METODE PENELITIAN a.) Jenis penelitian Jenis penelitian yang di gunakan oleh penulis untuk meneliti kasus di atas adalah jenis penelitian kualitatif. b.) Objek penelitian Objek yang di teliti adalah penulis melakukan penelitian aktiva tetap pada Hotel Pinangsia yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman No.12 Palembang. c.) Desain penelitian Dengan digunakan metode kualitatif ini maka data yang didapatkan akan lebih lengkap,lebih mendalam, dan bermakna, sehingga tujuan penelitian dapat tercapai. Desain penelitian kualitatif ini di bagi dalam empat tahap, yaitu: 1. Perencanaan Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini adalah analisis standar sarana dan prasarana, penyusunan rancangan penelitian, penetapan tempat penelitian, dan penyusunan instrumen penelitian. 2. Pelaksanaan Pada tahap ini penulis akan melaksanakan riset untuk mengumpulkan data-data kualitatif yang diperlukan untuk penelitian di Hotel Pinangsia Palembang dan juga akan melakukan wawancara dengan manajer keuangan dan mengumpulkan data secara langsung di Hotel Pinangsia Palembang 3. Analisis data Analisis data dilakukan setelah peneliti melakukan wawancara kepada manajer keuangan Hotel Pinangsia Palembang dan memperoleh data-data langsung dari Hotel Pinangsia Palembang.

4. Evaluasi Setelah data-data sudah di analisis penulis mencoba membuat sebuah kesimpulan dari temuan-temuan yang telah didapat sehingga dapat memberikan saran-saran dan kritik yang berguna untuk kemajuan perusahaan. Dalam penelitian ini penulis mendapatkan data kualitatif berdasarkan : 1. Studi pustaka (library Research) Studi pustaka ini dilakukan penulis untuk mempelajari teori dan konsep-konsep dari berbagai literatur yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. Hasil studi kepustakaan merupakan landasan teori dari penelitian. 2. Studi lapangan (field reserarch) Penulis melakukan studi lapangan ini menggunakan 2 metode yaitu: a) Metode observasi Cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap objek yang akan diteliti pada waktu terjadinya kejadian sehingga informasi yang diperoleh dapat lebih objektif untuk diteliti. b) Metode interview Cara pengumpulan data dengan melakukan wawancara dengan Manejer perusahaan yang bernama Bapak Sukron Tolib serta bagian umum yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas pada kasus ini. Tujuan dilakukannya wawancara ini agar penulis dapat mengetahui dengan jelas masalah yang sedang terjadi pada Hotel Pinangsia Palembang terutama pada permasalahan yang sedang dibahas pada skripsi ini. HASIL DAN BAHASAN 4.1. Pencatatan Akuntansi Aktiva Tetap Yang Diterapkan Hotel Pinangsia Palembang 4.1.1. Kendaraan Daftar Kendaraan yang ada pada Hotel Pinangsia Palembang : No Jenis Kendaraan Tahun Pembuatan Tahun Pembelian Keadaan Harga Pembelian 1. Mobil Suzuki carry 2. Motor Honda Supra 2009 Juli 2013 Bekas Rp 65.530.000,00 2011 Juli 2013 Bekas Rp 10.470.000,00 Total Rp 76.000.000,00 1.Pengukuran Menurut PSAK 16 par 16(a), Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon dan potongan lain. Sebagai fakta yang ada di perusahaan adalah Perusahaan mencatat harga perolehan kendaraan sebesar Rp. 76.000.000,00. Sedangkan biaya yang telah dikeluarkan perusahaan atas kepemilikan kendaraan seperti biaya balik nama STNK sebesar Rp. 4.500.000,00 tidak dimasukan sebagai harga perolehan, melainkan dicatat

kedalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif sebagai biaya tahun berjalan periode tersebut. 2. Penilaian Kendaraan PSAK par 30 menyatakan bahwa setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Dalam fakta yang terjadi di Hotel Pinangsia Palembang, perusahaan tidak mencatat biaya perolehan yang dikurangi dengan akumulasi penyusutan. 3. Penyusutan Kendaraan Untuk semua jenis aktiva tetap kecuali tanah memiliki usia manfaat yang terbatas. Seiring berlalunya waktu, daya pakai aktiva tetap dan kemampuannya untuk menghasilkan akan semakin menurun secara bertahap. Dikarenakan hal tersebut maka diperlukan suatu pengalokasian jumlah suatu nilai aktiva tetap yang dapat menyusut secara bertahap sepanjang masa manfaatnya. Seperti yang diungkapkan dalam PSAK 16 par 45 bagian yang signifikan dari aset tetap mungkin memiliki umur manfaat dan metode penyusutan yang sama dengan umur manfaat dan metode penyusutan bagian signifikan lain dari aset tersubut. Bagian tersebut dapat dikelompokkan dalam penentuan beban penyusutan. Dalam fakta yang terjadi, perusahaan tidak pernah memperhitungkan besarnya peyusutan terhadap aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan operasionalnya. 4. Pengungkapan/Penyajian kendaraan Dalam penyajian aktiva tetap pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif, penulis menemukan permasalahan bahwa perusahaan hanya menampilkan aktiva tetap yang dihitung berdasarkan harga beli, perusahaan tidak menampilkan biaya depresiasi pada laporan laba rugi dan komprehensif lain dan tidak memperhitungkan akumulasi penyusutan kendaraan. 4.1.2. Gedung 1. Pengukuran Menurut PSAK 16 par 16(a), Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon dan potongan lain.sebagai fakta yang terjadi Pada Hotel Pinangsia Palembang, perusahaan memperoleh aktiva tetapnya dengan cara pembelian, kecuali bangunan, yang digunakan sebagai kantor, diperoleh dengan cara dibangun sendiri yang selesai dibangun pada pertengahan tahun 1998 dengan biaya sebesar Rp. 600.000,000,00 dan digunakan pada awal 1999. Pada Oktober 2014 perusahaan telah melakukan penambahan terhadap ruang kamar hotel dengan biaya sebesar Rp. 17.500.000,00. Oleh perusahaan biaya tersebut tidak dimasukan untuk menambah harga perolehan bangunan melainkan dicatat dalam laporan laba rugi sebagai biaya perbaikan bangunan pada tahun berjalan, sehingga harga perolehan bangunan yang dicatat oleh perusahaan lebih rendah dari nilai seharusnya. 2. Penilaian Gedung PSAK 16 par 30 menyatakan setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Dalam fakta yang terjadi pada Hotel Pinangsia Palembang, bahwa perusahaan tidak pernah menghitung jumlah akumulasi penyusutan terhadap bangunan yang digunakan. Selain itu perusahaan tidak mengkapitalisasi biaya penambahan bangunan ke dalam jumlah yang tercatat, sehingga nilai pada bangunan di laporan posisi keuangan menjadi kecil. 3. Penyusutan Gedung

Dalam PSAK 16 par 45 bagian yang signifikan dari aset tetap mungkin memiliki umur manfaat dan metode penyusutan yang sama dengan umur manfaat dan metode penyusutan bagian signifikan lain dari aset tersubut. Bagian tersebut dapat dikelompokkan dalam penentuan beban penyusutan. Dalam fakta yang terjadi, perusahaan tidak pernah memperhitungkan besarnya peyusutan terhadap aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan operasionalnya. 4. Pengungkapan/Penyajian Gedung Dalam penyajian aktiva tetap pada laporan posisi keuangan dan laba rugi dan penghasilan komprehensif, penulis menemukan permasalahan bahwa perusahaan hanya menampilkan nilai aktiva tetap yang dihitung berdasarkan harga beli awal. Perusahaan tidak menampilkan total nilai bangunan setelah penambahan ruang hotel dan perusahaan tidak menampilkan akumulasi penyusutan pada laporan posisi keuangan dan beban penyusutan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif. 4.1.3. Peralatan 1. Pengukuran Peralatan Menurut PSAK 16 par 16(a), Harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon dan potongan lain. Sebagai fakta yang ada di perusahaan adalah Perusahaan mencatat harga perolehan kendaraan sebesar Rp. 37.390.000,00. Sedangkan biaya yang telah dikeluarkan perusahaan seperti Biaya pemasangan, biaya angkut, dan biaya pengecatan sebesar Rp. 1.150.000,00 tidak dimasukan sebagai harga perolehan. 2. Penilaian Peralatan PSAK par 30 menyatakan bahwa setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Dalam fakta yang terjadi di Hotel Pinangsia Palembang, perusahaan tidak mencatat biaya perolehan yang dikurangi dengan akumulasi penyusutan. 3. Penyusutan Peralatan Untuk semua jenis aktiva tetap kecuali tanah memiliki usia manfaat yang terbatas. Seiring berlalunya waktu, daya pakai aktiva tetap dan kemampuannya untuk menghasilkan akan semakin menurun secara bertahap. Dikarenakan hal tersebut maka diperlukan suatu pengalokasian jumlah suatu nilai aktiva tetap yang dapat menyusut secara bertahap sepanjang masa manfaatnya. Seperti yang diungkapkan dalam PSAK 16 par 45 bagian yang signifikan dari aset tetap mungkin memiliki umur manfaat dan metode penyusutan yang sama dengan umur manfaat dan metode penyusutan bagian signifikan lain dari aset tersubut. Bagian tersebut dapat dikelompokkan dalam penentuan beban penyusutan. Dalam fakta yang terjadi, perusahaan tidak pernah memperhitungkan besarnya peyusutan terhadap aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan operasionalnya 4. Pengungkapan/Penyajian Peralatan Dalam penyajian aktiva tetap pada laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif, penulis menemukan permasalahan bahwa perusahaan hanya menampilkan aktiva tetap yang dihitung berdasarkan harga beli, perusahaan tidak menampilkan biaya depresiasi pada laporan laba rugi dan komprehensif lain dan tidak memperhitungkan akumulasi penyusutan peralatan. 4.2. Analisis Kesesuaian Pencatatan Akuntansi Aktiva Tetap Kendaraan Pada Hotel Pinangsia Palembang 4.2.1. Kendaraan 1. Pengukuran Kendaraan

Dalam penentuan harga perolehan aktiva tetap, Hotel Pinangsia Palembang hanya mencatat harga beli yang dibeli pada Juli 2013 sebesar Rp. 76.000.000,00, seharusnya harga perolehan yang dicatat Hotel Pinangsia palembang yaitu : Kendaraan Rp. 76.000.000,00 Biaya balik nama STNK Rp. 4.500.000,00 + Rp. 80.500.000,00 Untuk jurnal yang seharusnya dibuat oleh Hotel Pinangsia Palembang pada tahun 2013 untuk mencatat bea balik nama STNK adalah : Kendaraan Rp. 4.500.000,00 2. Penilaian Kendaraan Kas Rp. 4.500.000,00 Kemampuan setiap aset (kecuali tanah) untuk memberikan jasa dan untuk menghasilkan pendapatan akan menurun nilainya seiring dengan berlalunya waktu, semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aktiva tetap sampai tiba ditempat dan siap dipakai harus dimasukan sebagai bagian dari harga perolehan aktiva yang bersangkutan. Penurunan taksiran manfaaat aktiva tetap tersebut merupakan penyusutan aktiva tetap dan harus dilakukan secara sistematis dan layak berdasarkan masa manfaat. Asumsi Penulis : a) Nilai sisa pada periode ke 5 adalah Rp. 5.000.000,00 b) Umur ekonomis 5 tahun Kendaraan diperoleh pada tanggal 1 Juli 2013 dengan harga perolehan sebesar Rp.80.500.000,00 dan memiliki umur ekonomis 5 tahun (20%). Penyusutan = Harga perolehan Nilai Sisa Umur Ekonomis = Rp. 80.500.000,00 Rp. 5.000.000,00 = Rp. 15.100.000,00 5 Penyusutan 20% per tahun = 20% x Rp. 75.500.000,00 = Rp. 15.100.000,00. Besarnya biaya penyusutan untuk tahun 2013 yaitu 1 Juli s/d 31 Desember 2013 = 6/12 x Rp. 15.100.000,00 = Rp. 7.550.000,00. Ket : Biaya penyusutan Juli s/d Desember 2013 + Biaya penyusutan 2014 :Rp. 7.550.000,00 + Rp. 15.100.000,00 = Rp. 22.650.000,00 Biaya lain seperti balik nama STNK pada kendaraan ini seharusnya menambah harga perolehan kendaraan dan didebetkan ke rekening aktiva yang bersangkutan. Jurnal koreksi pembelian kendaraan tahun 2015 yang seharusnya dicatat oleh perusahaan adalah : Kendaraan Rp. 4.500.000,00 Laba ditahan Rp. 4.500.000,00

Perusahaan tidak pernah melakukan penyusutan sampai tahun 2014 mengingat laporan keuangan tahun 2013 dan 2014 sudah ditutup, maka dilakukan jurnal koreksi tahun 2015 sebagai berikut : Laba ditahan Rp. 22.650.000,00 3. Penyusutan Kendaraan Tahun Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp. 22.650.000,00 Tabel Penyusutan Kendaraan Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1/1 2013 - - 80.500.000 30/6 2013 7.550.000 7.550.000 72.950.000 2014 15.100.000 22.650.000 57.850.000 2015 15.100.000 37.750.000 42.750.000 2016 15.100.000 52.850.000 27.650.000 2017 15.100.000 67.950.000 12.550.000 30/6 2018 7.550.000 75.500.000 5.000.000 4.3. Analisis Kesesuaian Pencatatan Akuntansi aktiva Tetap Gedung Pada Hotel Pinangsia Palembang 4.3.1. Gedung 1. Pengukuran Gedung Kebijakan yang diterapkan perusahaan terhadap penentuan biaya perolehan aktiva tetap terjadi kesalahan dalam memperlakukan biaya yang dimasukan kedalam unsur biaya perolehan aktiva tetap. Dari hasil penelitian perusahaan tidak memasukan biaya penambahan gedung kedalam harga perolehan aktiva tetap, sehingga harga perolehan aktiva tetap dibukukan lebih rendah dari nilai seharusnya. Pengalokasian biaya harus dilakukan dengan tepat, karena berpengaruh terhadap perhitungan laba untuk beberapa periode. Kebijaksanaan perusahaan dalam mencatat biaya perolehan aktiva tetap menyebabkan laba pada tahun berjalan (tahun pembelian aktiva tetap) akan kecil. Hotel Pinangsia Palembang mencatat harga perolehan gedung sebesar Rp. 600.000.000,00 sedangkan biaya penambahan atau perluasan bangunan kamar hotel sebesar Rp. 17.500.000,00 tidak ditambahkan kedalam harga perolehan gedung. Jurnal untuk penambahan gedung hotel yang seharusnya dicatat perusahaan pada tahun 2014 sebagai berikut : Gedung Rp. 17.500.000,00 2. Penilaian Gedung Kas Rp. 17.500.000,00 Gedung merupakan aktiva tetap yang memiliki umur terbatas dan nilainya akan menurun secara bertahap sehingga gdung juga memerlukan suatu pencatatan sistematis atas penyusutan yang terjadi.

Pada bulan Juli 1998 dengan harga prolehan Rp. 600.000.000,00 kemudian pada Oktober 2014 perusahaan melakukan penambahan bangunan senilai Rp. 17.500.000,00. Umur ekonomis 20 tahun (5%). Asumsi penulis : a) Nilai sisa pada periode ke 20 adalah Rp. 20.000.000,00 b) Umur ekonomis 20 tahun Penyusutan = Harga perolehan Nilai Sisa Umur Ekonomis = Rp. 600.000.000,00 Rp. 20.000.000,00 = Rp. 29.000.000,00 20 Penambahan ini langsung menambah nilai bangunan lama dan langsung dihitung penyusutannya sebagai berikut : Penyusutan tiap bulan = 1/12 x 5% x Rp. 580.000.000,00 = Rp. 2.416.667,00 Penyusutan tiap tahun = 5% x Rp. 580.000.000,00 = Rp. 29.000.000,00 Penyusutan dari 1 Juli 1998 31 Desember 2013 = 15 tahun 6 bulan. Jadi, 15 x Rp. 29.000.000,00 = Rp. 435.000.000,00 6 x Rp. 2.416.667,00 = Rp. 14.500.002,00 + Rp. 449.500.002,00 Nilai buku gedung per 30 September 2014 : 1 januari 2014-30 September 2014 = Rp. 2.416.667,00 x 9 = Rp. 21.750.003,00 Nilai buku gedung per 30 September 2014 : Rp.580.000.000,00 Rp. 449.500.002,00 Rp. 21.750.003,00 = Rp. 108.749.995,00 Nilai penambahan gedung Rp. 17.500.000,00 + Nilai buku per 30 September 2014 Rp. 126.249.995,00 Umur ekonomis gedung selama 20 tahun yaitu dari 1 Juli 1998 dan berakhir pada 30 Juni 2018. Umur ekonomis gedung dikurangi penyusutan selama 16 tahun 3 bulan yaitu tersisa 3 tahun 9 bulan (45 bulan). Perhitungan penyusutan setelah penambahan gedung adalah sebagai berikut : Nilai buku gedung per 1 Oktober 2014 = Rp. 126.249.995,00 Penyusutan / bulan = Rp. 126.249.995,00 : 45 = Rp. 2.805.555,00 Penyusutan / tahun = Rp. 2.805.555,00 x 12 = Rp. 33.666.665,00 Sehingga akumulasi penyusutan setelah ada penambahan bangunan yaitu:

1 Juli 1998 31 Desember 2013 = Rp. 449.500.002,00 1 Januari 2014 30 September 2014 = Rp. 21.750.003,00 1 Oktober 2014 31 Desember 2014 (Rp. 2.805.555,00 x 3) = Rp. 8.416.665,00 + = Rp. 479.666.670,00 Perusahaan tidak pernah melakukan penyusutan sampai tahun 2014 mengingat laporan keuangan tahun 2013 dan 2014 sudah ditutup, maka dilakukan jurnal koreksi tahun 2015 sebagai berikut : Laba ditahan Rp. 479.666.670,00 Akumulasi Penyusutan Kendaraan Rp. 479.666.670,00 Ket : 1 Juli 1998 31 Desember 2013 = Rp. 449.500.002,00 1 Januari 2014 30 September 2014 = Rp. 21.750.003,00 1 Oktober 2014 31 Desember 2014 = Rp. 8.416.665,00 + = Rp. 479.666.670,00 Biaya penambahan gedung Hotel Pinangsia Palembang ini seharusnya menambah harga perolehan gedung dan di debetkan ke rekening aktiva yang bersangkutan. Jurnal koreksi penambahan ruang kamar gedung tahun 2015 yang seharusnya dicatat oleh perusahaan adalah: 3. Penyusutan Gedung Rp. 17.500.000,00 Laba ditahan Rp. 17.500.000,00 Tabel Depresiasi Gedung Tahun Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1/11998 - - 600.000.000 30/61998 14.500.000 14.500.000 585.500.000 1999 29.000.000 43.500.000 556.500.000 2000 29.000.000 72.500.000 527.500.000 2001 29.000.000 101.500.000 498.500.000 2002 29.000.000 130.500.000 469.500.000 2003 29.000.000 159.500.000 440.500.000 2004 29.000.000 188.500.000 411.500.000 2005 29.000.000 217.500.000 382.500.000

2006 29.000.000 246.500.000 353.500.000 2007 29.000.000 275.500.000 325.000.000 2008 29.000.000 304.500.000 295.500.000 2009 29.000.000 333.500.000 266.500.000 2010 29.000.000 362.500.000 237.500.000 2011 29.000.000 391.500.000 208.500.000 2012 29.000.000 420.500.000 179.500.000 2013 29.000.000 449.500.000 150.500.000 Penyusutan Gedung 1 januari 2014 31 Desember 2018 Tahun Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1/12014 - - 150.500.000 30/92014 21.750.000 471.250.000 128.750.000 31/122014 8.416.666 479.666.670 137.833.330 2015 33.666.665 513.333.335 104.166.665 2016 33.666.665 547.000.000 70.500.000 2017 33.666.665 580.666.665 36.833.335 30/62018 16.833.333 597.500.000 20.000.000 4.4. Analisis Kesesuaian Pencatatan Akuntansi aktiva Tetap Peralatan Pada Hotel Pinangsia Palembang 4.4.1. Peralatan 1. Pengukuran Peralatan Dalam penentuan harga perolehan aktiva tetap, Hotel Pinangsia Palembang hanya mencatat harga beli yang dibeli pada April 2014 sebesar Rp. 37.390.000,00, seharusnya harga perolehan yang dicatat Hotel Pinangsia palembang yaitu : Peralatan Rp. 37.390.000,00 Biaya pemasangan, angkut, dan pengecatan Rp. 1.150.000,00 + Rp. 38.540.000,00 Untuk jurnal yang seharusnya dibuat oleh Hotel Pinangsia Palembang pada tahun 2014 untuk mencatat biaya pemasangan, biaya angkut, dan biaya pengecatan adalah : Peralatan Rp. 1.150.000,00

2. Penilaian Peralatan Kas Rp. 1.150.000,00 Kemampuan setiap aset (kecuali tanah) untuk memberikan jasa dan untuk menghasilkan pendapatan akan menurun nilainya seiring dengan berlalunya waktu, semua biaya yang terjadi untuk memperoleh suatu aktiva tetap sampai tiba ditempat dan siap dipakai harus dimasukan sebagai bagian dari harga perolehan aktiva yang bersangkutan. Penurunan taksiran manfaaat aktiva tetap tersebut merupakan penyusutan aktiva tetap dan harus dilakukan secara sistematis dan layak berdasarkan masa manfaat. Asumsi Penulis : a) Nilai sisa pada periode ke 5 adalah Rp. 2.000.000,00 b) Umur ekonomis 5 tahun Kendaraan diperoleh pada tanggal 1 April 2014 dengan harga perolehan sebesar Rp.38.540.000,00 dan memiliki umur ekonomis 5 tahun (20%). Penyusutan = Harga perolehan Nilai Sisa Umur Ekonomis = Rp. 38.540.000,00 Rp. 2.000.000,00 = Rp. 7.308.000,00 5 Penyusutan 20% per tahun = 20% x Rp. 36.540.000,00 = Rp. 7.308.000,00. Besarnya biaya penyusutan untuk tahun 2014 yaitu 1 April s/d 31 Desember 2014 = 4/12 x Rp. 7.308.000,00 = Rp. 2.436.000,00. Ket : Biaya penyusutan Juli s/d Desember 2014 + Biaya penyusutan 2014 :Rp. 2.436.000,00 + Rp. 7.308.000,00 = Rp. 9.744.000,00 Biaya lain seperti biaya pemasangan, biaya angkut, biaya pengecatan pada peralatan ini seharusnya menambah harga perolehan peralatan dan didebetkan ke rekening aktiva yang bersangkutan. Jurnal koreksi pembelian peralatan tahun 2015 yang seharusnya dicatat oleh perusahaan adalah : Peralatan Rp. 1.150.000,00 Laba ditahan Rp. 1.150.000,00 Perusahaan tidak pernah melakukan penyusutan sampai tahun 2014 mengingat laporan keuangan tahun 2013 dan 2014 sudah ditutup, maka dilakukan jurnal koreksi tahun 2015 sebagai berikut : Laba ditahan Rp. 9.744.000,00 Akumulasi Penyusutan Peralatan Rp. 9.744.000,00 3. Penyusutan Peralatan Tabel Penyusutan Peralatan

Tahun Beban Penyusutan Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1/1 2014 - - 38.540.000 30/4 2014 2.436.000 2.436.000 36.104.000 2015 7.308.000 9.744.000 28.796.000 2016 7.308.000 17.052.000 21.488.000 2017 7.308.000 24.360.000 14.180.000 2018 7.308.000 31.668.000 6.872.000 30/6 2018 4.872.000 36.540.000 2.000.000 4.5.Pengungkapan/Penyajian Aktiva Tetap Pada laporan posisi keuangan dalam penyajian aktiva tetap perusahaan harus menampilkan total nilai kendaraan, gedung, dan peralatan setelah melakukan Biaya balik nama STNK, penambahan ruang kamar hotel, dan biaya pemasangan angkut dan pengecatan pada peralatan dan perusahaan menampilkan akumulasi penyusutan pada laporan posisi keuangan dan biaya penyusutan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif serta mengungkapkan dasar pemilihan yang digunakan untuk menentukan jumlah tercatat bruto, metode penyusutan yang digunakan, dan akumulasi penyusutan pada awal periode. Tabel Umur Ekonomis Aktiva Tetap Jenis Aktiva Kendaraan Gedung Peralatan Umur Ekonomis 5 tahun 20 tahun 5 tahun 31 Desember 2014 Tabel Pengungkapan Aktiva Saldo Awal Penambahan / Koreksi Pengurangan Saldo Akhir

Harga Perolehan Gedung 600.000.000 17.500.000 617.500.000 Tanah 100.000.000 100.000.000 Kendaraan 76.000.000 4.500.000 80.500.000 Peralatan 356.850.000 1.150.000 358.000.000 1.137.350.000 1.156.000.000 Akumulasi Penyusutan Gedung Kendaraan Peralatan 479.666.670 22.650.000 9.744.000 479.666.670 22.650.000 9.744.000 Nilai Buku 1.132.850.000 643.939.330 Dikarenakan Hotel Pinangsia Palembang selama ini tidak pernah menerapkan metode penyusutan aktiva tetap maka oleh karena itu diperlukan perbaikan dalam sistem pengungkapan kendaraan, gedung, dan peralatan sesuai dengan PSAK 16 tahun 2011. Dengan cara menambahkan biaya balik nama STNK, biaya Penambahan Kamar Hotel, biaya pengecatan, biaya pemasangan dan perhitungan akumulasi penyusutan kendaraan, gedung, dan peralatan ke dalam tabel pengungkapan aktiva tetap. 4.6. Analisis kesesuaian Pencatatan Aktiva tetap Hotel Pinangsia Palembang Pada Laporan Posisi Keuangan Berikut adalah laporan Posisi keuangan pada Hotel Pinangsia Palembang sebelum dan sesudah di analisa sesuai perhitungan yang di bahas dalam sub bab di atas adalah : Perhitungan laba ditahan pada 31 Desember 2014 : Tabel Perhitungan Laba Ditahan 31 Desember 2014 Saldo laba ditahan 93.282.250 Koreksi tahun 2013

Kendaraan Peralatan Koreksi Tahun 2014 4.500.000 1.150.000 17.500.000 Akumulasi Penyusutan : Ak. Dep Kendaraan Ak. Dep Peralatan Ak. Dep Gedung Laba di tahan setelah Koreksi ( 22.650.000) (9.744.000) (479.666.670) (395.628.420) HOTEL PINANGSIA PALEMBANG LAPORAN POSISI KEUANGAN PER 31 DESEMBER 2014 Tabel Pencatatan Laporan Posisi Keuangan Perusahaan dan Penulis Keterangan Perusahaan Penulis 31 Desember 2014 31 Desember 2014 AKTIVA

Aktiva Lancar : Kas Bank (atas nama pemilik) Piutang Perlengkapan Total Aktiva Lancar Aktiva Tetap : Gedung Ak. Dep. Gedung Tanah Kendaraan Ak. Dep. Kendaraan Peralatan Ak. Dep. Peralatan Total Aktiva Tetap TOTAL AKTIVA PASIVA Hutang Usaha Modal : Modal Pemilik Laba Ditahan Laba TOTAL PASIVA & MODAL 17.920.000 78.030.750 7.400.000 6.550.000 109.900.750 600.000.000-100.000.000 76.000.000-356.850.000-1.132.850.000 1.242.750.750 1.149.468.500-93.828.250 1.242.750.750 17.920.000 78.030.750 7.400.000 6.550.000 109.900.750 617.500.000 (479.666.670) 100.000.000 80.500.000 (22.650.000) 358.000.000 (9.744.000) 643.939.330 753.840.080-1.149.468.500 (395.628.420) - 753.840.080 4.7. Dampak Yang Terjadi Pada Laporan Keuangan Sesuai dengan hasil analisa di atas maka pada pelaporan keuangan pada Hotel Pinangsia Palembang terjadi beberapa dampak perubahan pada setiap pos yang bersangkutan terutama pada : a) Laporan Posisi Keuangan Sebelum adanya perbaikan metode pencatatan aktiva tetap perusahaan, terjadi understated pada akun aktiva tetap kendaraan, gedung, dan peralatan perusahaan, karena harga perolehan aktiva tetap kendaraan, gedung, dan peralatan tidak di tambahkan kedalam akun kendaraan dan gedung. Perusahan tidak menggunakan metode penyusutan, sehingga nilai buku akun gedung, kendaraan, dan peralatan menjadi overstated.

Setelah adanya perbaikan metode pencatatan aktiva tetap dan metode penyusutan aktiva tetap Sesuai PSAK 16 tahun 2011 maka nilai akun aktiva tetap berupa kendaraan dan gedung menjadi nilai yang seharusnya setelah ditambahkan harga perolehan yang seharusnya di tambahkan. Dan setelah dilakukan perhitungan metode penyusutan maka terjadi penambahan akun akumulasi depresiasi kendaraan, gedung, dan peralatan dan mengurangi nilai dari aktiva tetap kendaraan dan gedung itu sendiri, sehingga nilai yang didapat seharusnya menjadi lebih kecil dari sebelum dilakukannya perhitungan metode penyusutan. b) Laporan Laba Rugi dan penghasilan komprehensif Sebelum perusahaan mempunyai metode penyusutan, laba yang diperoleh menjadi overstated pada Laporan Laba Rugi dan penghasilan komprehensif. Pada akun laba ditahan sebelum dikoreksi menjadi overstated karena belum dikurangi nilai penyusutan. Dan biaya-biaya menjadi understated karena belum dimasukan nilai depresiasi. c) Laba ditahan Sebelum dikoreksi laba ditahan menjadi overstated, setelah dikoreksi nilai laba ditahan akan lebih kecil dari pencatatan yang dilakukan oleh perusahaan karena terjadi penyesuaian pada tahun 2013 dan 2014. SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan penulis, maka kesimpulan yang didapat diambil tentang kesesuaian pencatatan aktiva tetap pada Hotel Pinangsia Palembang adalah sebagai berikut : a) Hotel Pinangsia Palembang melakukan pencatatan aktiva tetap tidak sesuai dengan standar PSAK 16 tahun 2011. b) Hotel Pinangsia Palembang tidak menerapkan Metode Peyusutan aktiva tetap kendaraan, gedung, dan peralatan sesuai dengan PSAK 16 tahun 2011. 5.2. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis ingin memberikan beberapa saran sebagai berikut : a) Sebaiknya dalam hal Pengukuran aktiva tetap, perusahaan harus memperhatikan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam kepemilikan aktiva tetap dan mengkapitalisasikan biaya-biaya tersebut kedalam harga perolehan. b) Hotel Pinangsia Palembang harus menghitung nilai penyusutan aktiva tetap,karena setiap aaktiva tetap yang digunakan akan mengalami penurunan nilai. c) Sebaiknya dalam hal pengukuran, penilaian dan penyajian aktiva tetap, perusahaan harus mengikuti standar PSAK 16 karena apabila jika perusahaan tidak mengikuti standar PSAK 16 maka akan terjadi dampak sebagai berikut : 1. Pada pengukuran akun aktiva tetap di laporan posisi keuangan tidak mencerminkan harga perolehan yang sesungguhnya. 2. Nilai net income menjadi overstated atau tidak akurat dan nilai akumulasi depresiasi menjadi understated. 3. Pada penyajian agar nilai angka dalam laporan keuangan dapat memberikan gambaran kondisi sesungguhnya yang terjadi.

d) Sebaiknya perusahaan melakukan koreksi terhadap laporan keuangan sesuai dengan PSAK 16 Tahun 2015. e) Untuk peneliti selanjutnya agar memperhatikan pencatatan laporan keuangan yang dilakukan oleh Hotel Pinangsia Palembang sesuai dengan standar PSAK 16. REFERENSI Darmawan, Nyoman Ari Surya. (2014). Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Pada Yayasan Dana Punia Singaraja. (11-3-2015). Dunia, A. Firdaus. (2010). Iktisar Lengkap Pengantar Akuntansi. Edisi ketiga. Cetakan Kedua 2010. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2011). Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2011. Penerbit : Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Kieso, D. E., Weygandt, J. J. and Warfield,T. D. (2011). Intermediate Accounting IFRS Edition. United States of America : Wiley & Sons, Inc. Rudianto. (2012). Pengantar Akuntansi. Edisi Adaptasi IFRS. Jakarta : Penerbit Erlangga. Shanti Mellisa. (2011). Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap dan Penerapan Metode Depresiasi Pada PT. Bakrie Sumatra Plantations, Tbk. (12-3-2015). Surya, Raja Adri Satriawan. (2012). Akuntansi Keuangan Versi IFRS. Edisi Pertama. Yogyakarta : Penerbit Graha Ilmu. Weygandt, J. J., Kimmel, P. D. And Kieso, D. E. (2011). Financial Accounting. IFRS Edition. United States of America : Wiley & Sons, Inc. RIWAYAT PENULISAN Nama : Erlando Stevano Tempat / Tanggal lahir : Jambi, 06 April 1993 Pendidikan S1 :Universitas Bina Nusantara, Akuntansi dan Keuangan (2011-2015) Pekerjaan : -