PEMAHAMAN UMAT HINDU TENTANG HARI RAYA SARASWATI DI KOTA PALU PROPINSI SULAWESI TENGAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA. A. Deskripsi aktivitas keagamaan menurut pemikiran Joachim Wach

TUGAS AGAMA DEWA YADNYA

Penyusunan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar. Menunjukkan contoh-contoh ciptaan Sang Hyang Widhi (Tuhan)

BAB I PENDAHULUAN. keragaman tradisi, karena di negeri ini dihuni oleh lebih dari 700-an suku bangsa

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat luas yang masyarakatnya terdiri

PERANAN SEKOLAH TINGGI AGAMA HINDU (STAH) DHARMA SENTANA SULAWESI TENGAH DALAM MENINGKATKAN ETIKA MAHASISWA DI LINGKUNGAN KAMPUS

PEMBINAAN KEBERAGAMAAN REMAJA HINDU DI DESA TIRTASARI KABUPATEN PARIGI MOUTONG. Ni luh Ayu Eka Damayanti * ABSTRAK

BHAKTI ANAK TERHADAP ORANG TUA (MENURUT AJARAN AGAMA HINDU) Oleh Heny Perbowosari Dosen Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

NILAI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG PADA WUKU SINTA SEBAGAI WUJUD KEDISPLINAN DIRI

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

PENDIDIKAN AGAMA HINDU

Ni Luh Ayu Eka Damayanti * ABSTRAK

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Dasar (SD)

16. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)

UPACARA NGADEGANG NINI DI SUBAK PENDEM KECAMATAN JEMBRANA KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Nilai Pendidikan Agama Hindu)

BAB I PENDAHULUAN. Negara menjamin setiap warga untuk memeluk agama masing-masing dan

EKSISTENSI PURA TELEDU NGINYAH PADA ERA POSMODERN DI DESA GUMBRIH KECAMATAN PEKUTATAN KABUPATEN JEMBRANA (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

Desain Penjor, Keindahan Yang Mewarnai Perayaan Galungan & Kuningan

OLEH : I NENGAH KADI NIM Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar. Pembimbing I

MAKALAH : MATA KULIAH ACARA AGAMA HINDU JUDUL: ORANG SUCI AGAMA HINDU (PANDHITA DAN PINANDITA) DOSEN PEMBIMBING: DRA. AA OKA PUSPA, M. FIL.

PEMAHAMAN UPACARA CARU PENGERUWAK MASYARAKAT HINDU DI DESA SAUSU TAMBU KECAMATAN SAUSU KABUPATEN PARIGI MOUTONG (Perspektif Pendidikan Agama Hindu)

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan yang berbeda-beda,karena kebudayaan

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

BHAKTI MARGA JALAN MENCAPAI KEBAHAGIAAN. Om Swastyastu, Om Anobadrah Krtavoyantu visvatah, (Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru)

SILABUS PEMBELAJARAN

27. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SD

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian yang

TRADISI NYAKAN DI RURUNG DALAM PERAYAAN HARI RAYA NYEPI DI DESA PAKRAMAN BENGKEL KECAMATAN BUSUNGBIU KABUPATEN BULELENG (Kajian Teologi Hindu)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Keindahan Desain Tamiang, Menghiasi Hari Raya Kuningan di Desa Penarungan

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai di masyarakat. Karya sastra ini mengandung banyak nilai dan persoalan

BAB III METODE PENELITIAN

3. Pengertian Hukum Karmaphala dalam Ajaran Agama Hindu adalah

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif, di mana dalam pelaksanaan dilakukan secara alamiah, apa adanya,

DUDONAN UPAKARA/UPACARA LAN RERAHINAN SUKA DUKA HINDU DHARMA BANJAR CILEDUG DAN SEKITARNYA TAHUN 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Furchan (1992:21), metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

DAFTAR PUSTAKA. Agus, Bustanuddin, Agama Dalam Kehidupan Manusia, Pengantar Antropologi Agama.Jakarta : Raja Grafindo Persada.2007.

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. hari suci tersebut seperti yang dikemukakan Oka (2009:171), yaitu. Hal ini didukung oleh penjelasan Ghazali (2011:63) bahwa dalam

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: RIAK KEHIDUPAN. PENCIPTA : IDA AYU GEDE ARTAYANI. S.Sn, M. Sn

1. PENDAHULUAN. berdasarkan fungsi yang dilaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Jika

BAB I PENDAHULUAN. nenek moyang yang memiliki nilai-nilai luhur budaya. Bali bukan hanya sebagai

PEMAHAMAN KONSEP TRI HITA KARANA UMAT HINDU DI KOTA PALU. I Gede Made Suarnada * ABSTRAK

researc yang berarti usaha atau pekerjaan untuk mencari kembali yang dilakukan

ETIKA PERSEMBAHYANGAN PURNAMA DAN TILEM DI PURA AGUNG MUNCAK SARI DUSUN II PULUK-PULUK SARI DESA BERABAN KECAMATAN BALINGGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB III PENYAJIAN DATA. observasi angket, dan wawancara, yang diperoleh dari responden. Adapun

PEMBANGUNAN APLIKASI MOBILE PEMBELAJARAN MANTRA HARI RAYA HINDU TUGAS AKHIR

BAB III DESKRIPSI HASIL PENELITIAN. Secara geografis lokasi penelitian ini berada di Jl. Ketintang Wiyata

MIMAMSA DARSANA. Oleh: IGN. Suardeyasa, S.Ag dkk

BAB I PENDAHULUAN. di Bali, perlu dimengerti sumbernya. Terdapat prinsip Tri Hita Karana dan Tri Rna

PEMBELAJARAN AGAMA HINDU

BAB III METODE PENELITIAN. dapat membantu memudahkan peneliti dalam menjalankan proses penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. KH.Drs. Muhammad Qoyyim Ya qub dan lewat beliau Tarekat Syadziliyah

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Agama Hindu merupakan agama tertua didunia dan masih ada hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia berbeda dengan yang ada di India, ini disebabkan oleh

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA

D. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA HINDU DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Buddha untuk Sekolah Dasar (SD)

BAB III METODE PENELITIAN

ESTETIKA SIMBOL UPAKARA OMKARA DALAM BENTUK KEWANGEN

BERKURANGNYA PERAJIN PRETIMA DI BANJAR ANGGABAYA PENATIH, DENPASAR TIMUR, BALI. I Wayan Dirana

FUNGSI DAN MAKNA UPACARA MAPAG TOYA DI SUBAK ULUN SUWI DESA NAMBARU KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG. Ni Ketut Ratini * ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Agama Hindu meyakini bahwa Tuhan itu bersifat Monotheisme. Transendent, Monotheisme Imanent, dan Monisme. Monotheisme Transendent,

21. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunalaras (SMALB - E)

Kata Kunci: Lingga Yoni., Sarana Pemujaan., Dewi Danu

NILAI PENDIDIKAN AGAMA HINDU DALAM PENEMPATAN PATUNG GANESHA DI DESA MANISTUTU KECAMATAN MELAYA KABUPATEN JEMBRANA

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE PENELITIAN

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Hari Raya Nyepi tahun Baru Saka 1935, Jakarta, 7 April 2013 Minggu, 07 April 2013

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh Ni Putu Ayu Putri Suryantari Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

PERAN ORANG TUA DALAM MENERAPKAN AJARAN TRI KAYA PARISUDHA PADA ANAK DI BANJAR TUNJUNG SARI KOTA PALU PROVINSI SULAWESI TENGAH.

I. PENDAHULUAN. Etnis Bali memiliki kebudayaan dan kebiasaan yang unik, yang mana kebudayaan

BAB III METODE PENELITIAN. Alokasi waktu dalam penelitian ini berlangsung selama 2 bulan sejak

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian untuk menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. proses dan objek penelitian, dengan jenis analisis isi (Content Analysis).

BAB I PENDAHULUAN. Kalimantan, sebagaimana dengan wilayah Indonesia lainnya yang kaya akan

BAB III METODE PENELITIAN. melainkan berupa gambaran dan kata-kata. 1

Depertemen Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan 2010

BAB V ANALISA DATA. A. Upacara Kematian Agama Hindu Di Pura Krematorium Jala Pralaya

eksistensi tradisi nyadran di Gunung Balak dalam arus globalisasi yang masuk dalam kehidupan masyarakat.

RITUAL MEKRAB DALAM PEMUJAAN BARONG LANDUNG DI PURA DESA BANJAR PACUNG KELURAHAN BITERA KECAMATAN GIANYAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research), yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Rangkang Kecamatan Bukit batu Kota Palangka Raya ini dilakukan

Oleh Ni Putu Dwiari Suryaningsih Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

KARYA ILMIAH: KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA: MELASTI PENCIPTA: A.A Gde Bagus Udayana, S.Sn.,M.Si. Art Exhibition

BAB III METODE PENELITIAN. Biasa Tunarungu Karya Mulia Surabaya. Penelitian ini digunakan untuk

KEGIATAN PEMBELAJARAN. Tahap-tahap perkembangan agama Hindu di India. Kejadian sejarah agama Hindu di India.

Aplikasi Mobile Pembelajaran Hari Suci Tumpek Landep Berbasis Android

BAB III METODE PENELITIAN

PERANG TOPAT 2015 KABUPATEN LOMBOK BARAT Taman Pura & Kemaliq Lingsar Kamis, 26 November 2015

17. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Hindu untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

PEMAHAMAN UMAT HINDU TENTANG HARI RAYA SARASWATI DI KOTA PALU PROPINSI SULAWESI TENGAH IG M. SUARNADA Program Studi Pendidikan Agama Hindu STAH Dharma Sentana Sulawesi Tengah Email: suarnada66@gmail.com ABSTRAK Hari raya saraswati adalah hari turunnya ilmu pengetahuan bagi umat hindu. Hari Raya Sarawasti dirayakan setiap 6 ( enam) bulan sekali atau 210 (dua ratus sepuluh) hari, pada hari Saniscara Umanis Wuku Watugunung. Hari ini diyakini oleh Umat Hindu sebagai hari turunnya ilmu pengetahuan. Pelaksanaan hari Saraswati dilaksanakan mulai pagi hari sampai tengah yang merupakan waktu untuk memeberikan penghormatan kepada Dewi Saraswati sebagai penguasa ilmu pengetahuan. Namun dikota palu umat melaksanakan persembahyangan pada pagi hari dan sore hari. Pada keesokan harinnya melakukan banyu pinaruh kepantai. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1). Bagaimanakah pemahaman Umat Hindu tentang Hari tentang Hari Raya Saraswati dikota palu Propinsi Sulawesi Tengah?, (2) Bagaimanakah Implementasi tentang Hari Raya Saraswati bagi umat hindu dikota apalu propinsi sulawesi tengah?. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui Pemahaman umat hindu tentang Hari raya Saraswtai di kota palu. (2) Untuk mengetahui bagaimana implementasi tentang Hari Raya Saraswati bagi umat hindu dikota palu propinsi sulawesi tengah. Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif dengan objek penelitian pemahaman dan implementasi tentang hari raya saraswati di kota palu. Penentuan informan dilakukan dengan menggunakan teknik Purposive Sampling, dengan metode pengumpulan data wawancara, studi kepustakaan dan dokumnetasi. Analisis data dalam penelitian ini mencakup tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan atau verifikasi. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa : (1) pemahaman umat hindu tentang hari raya saraswati sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari beberapa informan yang menyatakan perayaan hari raya saraswati adalah hari turunnya ilmu pengetahuan bagi umat hindu. implementasi tentang hari raya saraswati sudah berjalan cukup baik, namun masih ada umat yang tidak memahami dan melaksanakan rangkaian dari perayaan saraswati tersebut. Kata Kunci: Pemahaman, Hari Raya, Saraswati 1. Pendahuluan Agama Hindu merupakan agama yang tertua di dunia, ajaran-ajarannya bersumber pada kitab suci Veda yang merupakan wahyu Tuhan Yang Maha Esa. Di dalam ajaran agama hindu terdapat banyak upacara salah satunya adalah upacara dewa yadnya. Upacara dewa Yadnya adalah upacara pemujaan dan persembahan sebagai wujud bahkti kepada Hyang Widhi Wasa dan segala manifestasinya, yang diwujudkan dalam bentuk upakara. Upacara ini bertujuan untuk pengucapan terimakasih kepada Hyang Widhi Wasa atas kasih rahmat dan karunianya sehingga kehidupan dapat berjalan damai. Upacara dewa yadnya dapat dilakukan setiap hari dan ada juga dilakukan secara periodik atau berkala.contoh dari upacara dewa yadnya yang dilakukan setiap hari (nitya karma) adalah puja Tri Sandya dan yajna sesa, sedangkan upacara dewa yadnya yang dilakukan pada hari-hari tertentu adalah (naimitika karma) seperti WIDYA GENITRI Volume 7, Nomor 1, Desember 2015 87

galungan, kuningan, saraswati, siwalatri, purnama dan tilem dan piodalan lainnya. Hari raya saraswati merupakan hari raya suci yang dirayakan setiap 6 bulan sekali atau 210 hari, setiap hari sabtu umanis wuku watugunung. Hari raya ini merupakan hari raya turunnya ilmu pengetahuan dan dewi saraswati merupakan dewinya ilmu pengetahuan. Kata saraswati berasal dari bahasa sansekerta yaitu dari kata Saras dan wati. Saras yang artinya sesuatu yang mengalir dan wati yang artinya mengalir, sebagai sumber pengetahuan dengan gelar kehormatannya adalah Dewi Saraswati, Dewi Kebijksanaan, Dewi Ilmu pengetahuan, Sumber Bahasa. Dewi Saraswati merupakan sakti Dewa Brahma (manifestasi Sang Hyang Widhi dalam hal mencipta) yang mempunyai kekuatan yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan. Dewi saraswati merupakan sakti dewa brahma (manifestasi sang hyang widhi dalam hal pencipta) yang mempunyai kekuatan yang luar biasa dalam bidang ilmu pengetahuan. Dari ilmu pengetahuan muncul ciptaan-ciptaan baru yang ada di dunia, tanpa ilmu pengetahuan manusia tidak mungkin dapat menciptakan yang baru. Dewi saraswati diwujudkan dengan aksara Om Kare dan dipersonifikasikan sebagai seorang dewi yang sangat cantik bertangan empat, yang masingmasing memegang genitri, kropak, vina, dan teratai serta didekatnya terdapat burung merak dan angsa. Secara tradisional hari raya saraswati dirayakan pada waktu pagi hari di pura atau ditempat-tempat suci hindu lainnya. Pada hari raya saraswati diadakan persembahnyangan bersama dan para bijaksana biasanya melakukan tapa barata, yoga dan samadhi yang kadang kadang dilengkapi dengan monabratha yakni tidak berbicara. Sedangkan malam harinnya diadakan malam sastra. Hal ini bertujuan untuk menghormati dan mengangungkan Sang Hyang Widhi dan memohon anugrahnya (Oka, 1997:76) Sloka yang dapat dijadikan acuan tentang ilmu penegtahuan terkait dengan saraswati adalah sebagai berikut : Persembahan berupa ilmu pengetahuan, O Arjuna lebih mulia daripada persembahan materi, dalam keseluruhan semua kerja ini akan mendapat apa yang diinginkan dalam ilmu pengetahuan, oh Partha. ( Bhagawadgita IV.33) Dalam upacara atau hari raya saraswati, bagi umat hindu indonesia upacara diharurkan dalam tumpukan lontar-lontar atau buku-buku keagamaan dan sastra termasuk pula bukubuku ilmu pengetahuan lainnya. Bagi umat hindu di indonesia aksara yang merupakan lambang itulah sebagai istana Dewi Saraswati. Aksara dalam buku atau lontar adalah rangkaian huruf yang membangun ilmu pengetahuan Aparawidya maupun parawidya. Aparawidya maupun parawidya. Di kota palu masyarakat sudah memahami rangkaian dari hari raya saraswati. Adapun rangakain itu yaitu hari raya saraswati, banyu pinaruh, some ribek, sabuh mas dan pagerwesi. Peneliti hanya ingin meneliti rangkain perayaan hari raya saraswati yang dirayakan setiap 6 (enam) bulan sekali atau 210 (dua ratus sepuluh) hari, pada hari saniscara Umanis Wuku Watugunung. Hal ini diyakini oleh umat hindu sebagai hari turunnya ilmu penegtahuan. Penelitian ini dilakukan di kota palu propinsi sulawesi tengah. Penelitian khusus tentang pemahaman umat hindu tentang hari raya saraswati dikota palu propinsi sulawesi tengah. Penelitian ini termasuk penelitian yang memakai pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah (Sugiyono, 2007). Sumber data dalam penelitian ini yaitu data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan tokoh masyarakat yang 88 WIDYA GENITRI Volume 7, Nomor 1, Desember 2015

mengetahui permasalahan yang diteliti, dan data sekunder yaitu buku-buku penunjang atau referensi yang mempunyai kaitan dengan penelitian.teknik analisis data yang digunakan adalah1)reduksi data, 2) Display/penyajian data, 3) Verifikasi atau penyimpulan. 2. Hasil dan Pembahasan Setelah melakukan tahapan proses pengumpulan data, dan proses analisis data, maka pemahaman umat hindu tentang hari raya saraswati di kota palu propinsi sulawesi tengah sudah cukup baik. Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh umat dikota palu yaitu : menurut saya hari raya saraswati adalah hari turunnya ilmu pengetahuan, persembahnyagan hari raya saraswati dikota palu diadakan pada pagi hari dan sore hari. Kenapa demikian karena mengingat beraneka ragamnya aktifitas umat. Tidak sempat pagi maka bisa melakuakn persembahnygan pada sore hari.(selamat wawancara 29 juli 2014) Hal senada juga diungkapkan oleh PHDI tentang pemahamannnya tentang hari raya saraswati yaitu : Menurut saya hari raya sarsawati adalah hari turunnya ilmu pengetahuan bagi umat hindu. Pada waktu perayaan saraswati tidak boleh membaca buku dan kitab-kitab suci. Umat mengumpulkan buku, kitab dan lontar untuk di bantenin Dari hasil wawancara kedua diatas, bahwa uamat hindu sudah memahami tentang perayaan saraswati, hal ini sejalan dengan pengertian dari perayaan Sarasati. Dimana umata mengatakan bahwa hari raya Saraswati merupakan hari turunnya ilmu penegtahuan bagi umat hindu. Pada saat perayaan saraswati umat tidak diperbolehkan membaca buku atau kitab-kitab suci. Selanjutnya hasil wawancara peneliti dengan umat lainnya yang juga mengemukakan pendapat mereka tentang hari raya saraswati. menurut saya hari raya saraswati adalah hari turunnya ilmu pengetahuan, dimana pada hari raya ini umat hindu tidak diperbolehkan untuk membaca buku. Persembahnyangan pada waktu perayaan saraswati dilakukan pada pagi hari. Umat juga membantenin bukubuku dan kitab-kitab suci, ( Astiti, wawancara 30 Juli 2014) Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahawa pemahaman umat hindu yang ada dikota palu tentang hari raya saraswati sudah cukup memahami ini terlihat dari hasil wawancara dengan tokoh umat dan warga hindu dikota palu. Umat hindu juga memahami kalau hari raya saraswati merupakan hari turunya ilmu pengetahuan dan ada juga yang mengatakan bahwa hari raya saraswati merupakan hari raya suci agama hindu berdasarkan pawukon. Dengan melihat permasalahan dilapangan tentang pemahaman umat hindu kota palu tentan hari raya sarasawati dikota palu maka sangat relevan dengan teori simbol dimana teori simbol adalah suatu keadaan yang merupakan pengataran pemahaman terhadap objek. Simbol befungsi memimpin pemahaman subjek dan atas objek. Ketika masyarakat majemuk berinteraksi dengan masyarakat yang lain yang berbeda budaya maka tattkala proses komonikasi dilakukan secara tidak langsung. Penggunaan simbol simbol ini acapkali menghasilkan makna-makna berbeda dari eplaku komonikasi, walau tak jarang pemaknaan atas simbol akan menghasilkan arti yang sama sesuai harapan pelaku komonikasi. Hari Raya Saraswati hendaknya dijadikan momentum untuk meningkatkan pembelajaran diri dengan menumbuhkan perilaku atau perbuatan-perbuatan yang baik dan benar berlandaskan Dharma. Implementasi merupakan bnetuk tindakan atau prilaku yang dilakuakn oleh seseorang yang meliputi berbicara, bekerja, sembahyang dan aktivitas lainnya, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati langsung oleh pihak luar. WIDYA GENITRI Volume 7, Nomor 1, Desember 2015 89

Prilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merspon (Wandira, 2011:44) Sikap dan prilkau umat hindu, mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan beragama, karena agama merupakan pedoman dan bimbingan dalam diri untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik. Agama memberikan motivasi hidup dan penghidupan serta merupakan alat pengembangan dan pengenalan diri yang sangat penting. Oleh karena itu agama snagat penting untuk dikethaui, dipahami dna diyakini oleh umat hindu dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Pelaksanaan hari suci saraswati dilaksnakan mulai pagi hari sampai tengah hari yang merupakan waktu utnuk memberikan penghormatan kepada Dewi Saraswati sebagai penguasa ilmu pengetahuan yang diwujudkan dengan memberikan banten saraswati diatas buku-buku yang dikumpulkan pada satu tempat. Pada pagi hari umata hindu melkauakn persembhnyangan kemudian pada malam harinya umat hindu melakukan malam sastra, besoknya pada hari redite (Minggu) Paing Wuku Sinta umat Hindu melaksanakan banyu pinaruh. Untuk melakukan implementasinya tentang hari raya saraswasti bagi umat hindu dikota palu maka peneliti melakuakn wawancara dengan beberapa informan yang ada dikota palu. Adapun hasil wawancara dengan pemangku adalah sebagai berikut : Hari raya saraswati sangat penting untuk dirayakan oleh umat hindu, karena pada hari raya saraswati merupakan hari turunnya ilmu pengetahuan. Pada saat perayaannya umat mnegumpulkan kitab-kitab suci, lontar dan buku untuk dibantenin dan kemudiaan melakukan persembahnyangan bersama. Selanjutnya wawancara dengan umat hindu di kota palu yaitu sebagai berikut : menurut bapak implementasi tentang hari raya saraswati di kota palu, sudah cukup baik. Karenan persembahanyangan diadakan pagi dan sore hari kemudian malam hari diadakan malam sastra dan besoknnya melkaukan banyupinaruh ke panati dupa.(subantra, wawancara 30 Juli 2014) Berdasarkan hasl wawancara yang telah dilakukan dengan beberapa umat hindu dan tokoh umat hindu maka implementasi hari raya saraswati sudah cukup baik. Dan hampir sesuai dengan sastra yang ada di dalam kitab suci. Nilai-nilai dari perayaan hari raya saraswati, secara umum perayaan hari raya saraswati merupakan suatu momentum untuk menungkatkan kecerdesan baik secara jasmaniah maupun rohaniah. Perayaan ini mengandung suatu nasehat kepada umat hindu, betapa pentignya ilmu pengetahuan di dalam hidup ini karena dengan ilmu pengetahuan kita dapat mempermudah hidup. Dengan ilmu pengetahuan manusia mampu mengolah alam ini dengan baik sehingga dapat bermanfaat dengan kehidupan kita semua. Rangkaian pelaksanaan perayaan hari raya saraswati sudah dimulai sejak pagi hari. Menurut lontar tutur sarasawati semua lontarlontar, pustaka-pustaka keagamaan dan bukubuku pengretahuan lainnya diatur sebagai lingga stana pemujaan terhadap Sang Hyang Saraswati. Seperti disebutkan dalam kitab sarasamuscaya sebagai berikut : hendaklah digunakan sebaik-baiknya masa muda, selagi badan sedang kuatnya, hendaklah dipergunakan untuk usaha menuntut dharma, artha dan ilmu pengetahuan sebab tidak sama kekuatan orang tua dengan kekuatan anak muda contolhnya ialah seperti ilalang yang telah tua itu menjadi rebah dan ujungnya tidak tajam lagi. (Kadjeng dkk, 2005:23) 90 WIDYA GENITRI Volume 7, Nomor 1, Desember 2015

Sloka tersebut mengingatkan kepada kita akan pentingnya dharma dlaam kehidupan. Pergunakan masa muda dengan sebaikbaiknya untuk mencari ilmu cari dan raih tersebut secepat mungkin. Jangan menunda waktu karen akita tidak pernah tahu apa yang terjadi esok hari. 3. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian implementasi umat hindu tentang perayaan saraswati di kota plau maka dapat disimpulkan Pemahaman umat Hindu tentang hari raya saraswasti sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari beberapa pendapat informan yang menyatakan bahwa hari raya saraswasti adalah hari turunnya ilmu pengetahuan kemudian umat hindu wajib melkaukan persembahnyagan dan membantenin lontarlontar, kitab suci dan buku-buku pengetahuan lainnya, kemudian dalam satu hari itu umat dilarang membaca buku maupun kitab suci yang lainnya. Dan pada malam harinya baru bsa dibaca kitab atau buku untuk melakukan malam sastra. Implementasi tentang hari raya saraswasti dikota palu juga sudah cukup baik. Umat melakukan persembahnyangan pada pagi dan sore hari. Walaupun di lontar dikatakan persembahnyagan hanya boleh sampai siang hari tetapi umat dikota palu tetap melakukan persembahnygan di sore hari juga kenapa demikian mengingat pencaharian umat hindu dikota palu yang bnayk bekerja di pemerintahan. Habis melakukan persembahyangan disore hari malamnya diadakan malam sastra dan keesokan harinya melkaukan banyupinaruh dipantai dupa. ------------------------------------- 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Burhan, Bungin. 2003. Analisis Data Kualitatif, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada Damayanti, Niluh eka.2011. Pembinaan keberagaman Remaja Hindu di Dusun Tirtasari Kabupaten Parigi Moutong. Tesis (Tidak diterbitkan). Denpasar: Universitas Hindu Indonesia. Hariwijaya, M.2009. Cara Mudah Menyusun Prposal, Skripsi, Tesis dan Disertasi,. Yogyakarta : Pararaton. Kadjeng I Nyoman, dkk. 2003. Sarasamuccaya. Paramitha Surabaya. DAFTAR PUSTAKA Amirin Tatang M. 1986. Menyusn rencana penelitian. Jakarata:PT. Raja Grafindo Persada. Arikunto, Suharsimi. 1997. PT. Raja Grafindo Persada WIDYA GENITRI Volume 7, Nomor 1, Desember 2015 91