pareparekota.bps.go.id

dokumen-dokumen yang mirip
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PAREPARE TAHUN 2014

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA PAREPARE 2012

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O15

ANALISIS HASIL INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAKARTA SELATAN 2014

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GUNUNG MAS 2017

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Mamuju

Katalog BPS :

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O14

BAB IV GAMBARAN UMUM

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) D.I. Yogyakarta TAHUN 2016 TERUS MENINGKAT

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

jayapurakota.bps.go.id

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI GORONTALO 2015

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN YAHUKIMO, TAHUN 2013

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROVINSI NTB TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BENGKULU TAHUN 2015

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2016

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

BPS KABUPATEN EMPAT LAWANG. Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Maluku Utara Tahun 2016

INDEKS PEMBANGUNAN M A N U S I A K A B U P A T E N K E P U L A U A N S E L A Y A R

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI RIAU SEBESAR 71,20

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEBESAR 73,75

Harapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa me

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) PROPINSI NTB TAHUN 2015

Katalog : pareparekota.bps.go.id

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016


INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB IV GAMBARAN UMUM

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KALIMANTAN UTARA TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Kepada semua pihak yang telah membantu menyusun publikasi ini kami sampaikan terima kasih. Temanggung, November 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR TABEL HALAMAN. iii

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

BAB IV GAMBARAN UMUM INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI BANTEN

Katalog BPS :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung terletak di ujung tenggara Pulau Sumatera. Luas wilayah

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

Gambar 1 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Jawa Tengah,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) DKI JAKARTA TAHUN 2016 TERUS MENINGKAT

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDIKATOR PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PULAU MOROTAI 2015

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2015 di Kabupaten Asmat


INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BACUKIKI BARAT 2012

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2015

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 PROVINSI KEPULAUAN RIAU SEBESAR 73,99

PEMBANGUNAN MANUSIA BERBASIS GENDER TAHUN 2015

Katalog BPS:

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016

BERITA RESMI STATISTIK

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BENGKONG

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumberdaya manusia merupakan proses untuk. ini juga merupakan proses investasi sumberdaya manusia secara efektif dalam

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. KATALOG BPS :

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

I. PENDAHULUAN. setiap negara, terutama di negara-negara berkembang. Negara terbelakang atau

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA(IPM) TAHUN 2015

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

Transkripsi:

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN IPM Kota Parepare Tahun 2015 3

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA PAREPARE 2015 I S S N : 2460-2442 No. Publikasi : 73720.1506 Katalog BPS : 4102002.7372 Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah Penyunting : 21 cm x 15 cm : 104 Halaman : Badan Pusat Statistik Kota Parepare : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Gambar Kulit : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Diterbitkan Oleh Dicetak Oleh : : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Catatan: Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya.

PENGANTAR KEPALA BPS KOTA PAREPARE Publikasi INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA PAREPARE 2015 ini merupakan publikasi statistik tahunan yang diterbitkan BPS Kota Parepare. IPM Tahun 2015 ini menggunakan metode baru dalam penghitungannya sehingga dengan adanya perubahan ini dapat lebih memperoleh gambaran menyeluruh mengenai tingkat kesejahteraan rakyat dan indikator yang berfungsi sebagai ukuran pencapaian keberhasilan pembangunan daerah. Berhasilnya penerbitan publikasi ini karena dukungan serta kerja sama yang baik dari semua pihak yang turut membantu. Menyadari hal tersebut, maka melalui kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh pimpinan Dinas/Badan/Instansi terkait serta lembaga pemerintah dan swasta atas bantuan dan peran sertanya dalam penerbitan publikasi ini. Diharapkan, kerja sama yang baik ini dapat lebih ditingkatkan pada masa yang akan datang guna memenuhi keperluan data yang makin esensial bagi pembangunan dalam rangka penerapan otonomisasi yang luas, nyata, dan bertanggung jawab. Akhir kata, untuk perbaikan di masa yang akan datang, saran dan kritik dari berbagai pihak sangat diharapkan. Semoga buku ini dapat digunakan oleh seluruh kalangan dan bemanfaat adanya. Parepare, Oktober 2015 KEPALA BPS KOTA PAREPARE, Ir. ARI PRIHANDINI, M.Si NIP: 19680222 199401 2 001 iii

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN KATALOG PUBLIKASI... PENGANTAR KEPALA BPS KOTA PAREPARE... i ii iii DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Tujuan Penulisan... 4 1.3 Sumber Data... 5 1.4 Sistematika Penulisan... 6 BAB II METODOLOGI.. 11 BAB III TINJAUAN UMUM 3.1 Geografis... 25 3.2 Kependudukan... 25 iv vi vii viii 3.3 Ekonomi... 27 3.4 Potensi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam... 30 BAB IV POSISI PEMBANGUNAN MANUSIA 4.1 Komponen IPM... 35 4.2 IPM Kota Parepare... 40 iv

BAB V KESEHATAN 5.1 Angka Harapan Hidup... 49 5.2 Pemerataan Pelayanan Kesehatan... 50 5.3 Status Kesehatan Masyarakat... 53 5.4 Peningkatan Peran Serta Masyarakat... 58 BAB VI BAB VII BAB VIII PENDIDIKAN 6.1 Sarana dan Prasarana Pendidikan... 63 6.2 Angka Harapan Lama Sekolah... 66 6.3 Rata-Rata Lama Sekolah... 67 6.4 Angka Partisipasi Sekolah... 68 KETENAGAKERJAAN 7.1 Angkatan Kerja... 74 7.2 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja... 75 7.3 Tingkat Pengangguran Terbuka... 77 7.4 Penyerapan Tenaga Kerja... 78 PERUMAHAN 8.1 Kondisi Fisik Tempat Tinggal... 84 8.2 Fasilitas Tempat Tinggal... 86 8.3 Fasilitas Penerangan... 88 LAMPIRAN... 93 v

DAFTAR TABEL Tabel 1. Nilai Maksimum dan Minimum Komponen IPM yang Digunakan Dalam Penghitungan... 13 Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Kota Parepare, Tahun 2012 2014... 28 Tabel 3. Perbandingan IPM Kabupaten/Kota di Ajattapareng, Tahun 2013 2014... 43 Tabel 4. Persentase Balita Menurut Penolong Persalinan di Kota Parepare, Tahun 2014 (Persen)... 50 Tabel 5. Statistik Pelayanan Kesehatan di Kota Parepare, Tahun 2013 2014... 52 Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Menurut Jenis Kelamin di Kota Parepare,Tahun 2014 (Persen)... 54 Persentase Penduduk yang Menderita Sakit Menurut Jenis Kelamin dan Jumlah Hari Sakit di Kota Parepare, Tahun 2014 (Persen)... 57 Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah (7 24 Tahun) di Kota Parepare, Tahun 2014 (Persen)... 70 Tabel 9. Data Angkatan Kerja dan Penduduk Kota Parepare, Tahun 2012 2014... 75 Tabel 10. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan Utama Selama Seminggu yang Lalu di Kota Parepare, Tahun 2013 2014 (Persen)... 76 Tabel 11. Persentase Rumah Tangga Menurut Kualitas Rumah yang Ditempati dan Luas Lantainya di Kota Parepare, Tahun 2013 2014 (Persen)... 86 Tabel 12. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum, Penggunaan Kakus, dan Jarak ke Penampungan Terakhir di Kota Parepare, Tahun 2013 2014 (Persen)... 87 Tabel 13. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan di Kota Parepare, Tahun 2013 2014 (Persen)... 89 vi

DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Grafik IPM Kota Parepare dan Provinsi Sulawesi Selatan, Tahun 2012 2014... 43 Gambar 2. Grafik Angka Harapan Hidup (AHH; e0) Kota Parepare, Tahun 2013 2014 (Tahun)... 49 Gambar 3. Gambar 4. Grafik Persentase Penduduk yang Menyatakan Mengalami Keluhan Menurut Ada Tidaknya Gangguan Kesehatan dan Jenis Kelamin di Kota Parepare, Tahun 2014 (Persen)... 56 Grafik Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) Kota Parepare, Tahun 2012 2014 (Persen)... 66 Gambar 5. Grafik Rata-Rata Lama Sekolah Kota Parepare, Tahun 2012 2014 (Tahun)... 68 Gambar 6. Gambar 7. Grafik Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Parepare, Tahun 2012 2014 (Persen)... 77 Persentase Penduduk Usia 15 tahun ke atas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha, Kota Parepare Tahun 2014... 78 vii

DAFTAR TABEL LAMPIRAN Tabel 1. Beberapa Indikator Kependudukan Di Kota PArepare, Tahun 2013-2014... 93 Tabel 2. Beberapa Indikator Dasar Kependudukan dan Geografis di Kota Parepare, Tahun 2012-2014... 94 Tabel 3. Tabel 4. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen IPM Kota Parepare, Tahun 2012-2014... 96 Beberapa Indikator Ketenagakerjaan di Kota Parepare, Tahun 2012-2014... 99 Tabel 5. Grafik Rata-Rata Lama Sekolah Kota Parepare, Tahun 2012 2014 (Tahun)... 68 Tabel 6. Beberapa Indikator Perumahan di Kota Parepare, Tahun 2012-2014 (persen)... 100 Tabel 7. PDRB ADH Berlaku dan ADH KOnstan 2010 Menurut Sektor Ekonomi di Kota Parepare, Tahun 2012-2014 (Juta Rupiah)... 101 viii

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sebelum tahun 1970-an, pembangunan semata-mata dipandang sebagai fenomena ekonomi saja. (Todaro dan Smith). Pengalaman pada decade tersebut menunjukkan adanya tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi tetatpi gagal memperbaiki taraf hidup sebagian besar penduduknya. Pada tahun 1991 Bank Dunia menerbitkan laporannya yang menegaskan bahwa tantangan uatama pembangunan.adalah memperbaiki kualitas kehidupan (World Development Report). Pembangunan harus dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur social, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional. Konsep pembangunan muncul untuk memperbaiki kelemahan konsep pertumbuhan ekonomi karena selain memperhitungkan aspek pendapatan juga memperhitungkan aspek kesehatan dan pendidikan. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Pembangunan manusia menempatkan manusia sebagai tujuan akhir dari pembangunan, bukan hanya alat dari pembangunan. Tujuan utama pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang IPM Kota Parepare Tahun 2015 3

Pendahuluan memungkinkan rakyat untuk menikmati umur panjang,sehat dan menjalankan kehidupan yang produktif (United Nation Development Programme-UNDP). Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk (a process of enlarging people s choices). 1.2 TUJUAN PENULISAN Publikasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Parepare Tahun 2015 disusun dalam kerangka untuk menempatkan dimensi manusia sebagai titik sentral dalam pembangunan, dengan bercirikan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sehingga diharapkan daerah mempunyai indikator yang berfungsi sebagai ukuran pencapaian pembangunan, terutama yang terkait erat dengan upayaupaya peningkatan kualitas hidup manusia. IPM menjelaskan tentang bagaimana manusia mempunyai kesempatan untuk mengakses hasil dari suatu proses pembangunan, sebagai bagian dari haknya seperti dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya. IPM dibentuk oleh 3 (tiga) dimensi dasar yaitu Umur Panjang dan hidup sehat (a long and healthy life), Pengetahuan (knowledge), Satandar hidup layak (decent standart of living). 4 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Pendahuluan Adapun manfaat atau kegunaan data IPM adalah sebagai berikut: - IPM merupakan indicator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia (masyarakat/penduduk). - IPM juga dijadikan salah satu indicator target pembangunan pemerintah - IPM juga digunakan sebagai salah satu alokator dalam penentuan Dana Alokasi Umum (DAU). - IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu wilayah/negara 1.3 SUMBER DATA Sumber data yang digunakan untuk menghitung Indeks Pembangunan Manusia adalah data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), Sensus Penduduk (SP), dan Survei Penduduk Antar Sensus (Supas). Hasil Susenas merupakan data pokok dalam perhitungan indeks pembangunan manusia, sedangkan data selain itu digunakan sebagai data pendukung. Sejak tahun 1993, data Susenas menjadi alat untuk mengkaji dan memantau hasil pembangunan di bidang sosial dan kesejahteraan IPM Kota Parepare Tahun 2015 5

Pendahuluan masyarakat serta pembangunan manusia hingga tingkat kabupaten/ kota. Variabel-variabel yang terdapat dalam survei tersebut adalah kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, fertilitas dan keluarga berencana serta konsumsi/pengeluaran rumah tangga sebulan. Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara langsung antara pengumpul data (pencacah) dengan responden. Pengumpul data diusahakan berasal dari lokasi survei dan dikoordinir oleh seorang Koordinator Statistik Kecamatan. Direkrutnya pencacah dari lokasi suvei diharapkan lebih mempermudah operasional lapangannya. Hasil pencacahan tersebut diperiksa oleh tim pemeriksa lapangan dan diedit oleh tim pengolahan untuk dientri. Data Susenas adalah hasil dari pelaksanaan survei, oleh sebab itu sebelum dipublikasikan harus dilakukan estimasi terhadap populasi. 1.4 SISTEMATIKA PENULISAN Publikasi Indeks Pembangunan Manusia Kota Parepare 2015 disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Menguraikan latar belakang, tujuan penulisan, dan sistematika penulisan. 6 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Pendahuluan Bab II Metodologi Membahas tentang metodologi, yang meliputi pengertian, konsep, metode yang digunakan, penjelasan IPM dan komponennya, cara penghitungan indeks masing-masing komponen, dan sumber data yang digunakan. Bab III Tinjauan Umum Membahas gambaran Umum Kota Parepare berdasarkan letak geografis, kependudukan, ekonomi (PDRB) potensi pemanfaatan sumber daya alam dan tren alokasi APBD Bab IV Posisi Pembanguan Manusia Membahas mengenai posisi pembangunan manusia yang meliputi Indeks Kesehatan, Indeks Pendidikan, Indeks Paritas Daya Beli, dan IPM. Bab V Kesehatan Membahas masalah kesehatan yang meliputi Angka Kematian Bayi dan Angka Harapan Hidup, pelayanan kesehatan, status gizi, status kesehatan masyarakat, dan peningkatan peran serta masyarakat. Bab VI Pendidikan Membahas mengenai pendidikan yang meliputi sarana dan prasarana pendidikan, tingkat pendidikan yang ditamatkan, serta partisipasi sekolah. IPM Kota Parepare Tahun 2015 7

Pendahuluan Bab VII Ketenagakerjaan Membahas mengenai ketenagakerjaan yang meliputi angkatan kerja, lapangan pekerjaan utama, sektor informal, dan angka pengangguran. Bab VIII Perumahan Membahas mengenai perumahan yang meliputi kondisi fisik tempat tinggal dan fasilitas tempat tinggal. Lampiran 8 IPM Kota Parepare Tahun 2015

BAB II METODOLOGI

Bab 2 Metodologi - Rumus IPM - Variabel IPM

Metodologi BAB II METODOLOGI Kebutuhan untuk melihat fenomena atau masalah sering menuntut adanya ukuran baku dengan menyusun indeks agregat yang memungkinkan diturunkannya satu angka yang merangkum berbagai dimensi masalah yang sedang menjadi topik bahasan. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh pemberdayaan masyarakat yang telah dicapai adalah dengan menggunakan indikator komposit. Beberapa indikator komposit yang telah dikembangkan dan direkomendasi oleh United Nations Development Programme (UNDP) adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Jender (IPJ), Indeks Pemberdayaan Jender (IDJ), dan Indeks Kemiskinan Manusia (IKM). Dalam publikasi ini hanya IPM yang akan dibahas lebih lanjut. IPM dapat dijadikan salah ukuran untuk melihat tingkat pencapaian pembangunan manusia secara keseluruhan. Meskipun demikian ukuran komposit ini sangat penting untuk meningkatkan kesadaran bagi para perencana pembangunan di daerah tentang kualitas pembangunan manusia perkembangan fenomena yang sifatnya kuantitatif, dimulai dengan memahami konsep dan definisi serta batasan baku masalah yang hendak diukur. Oleh sebab itu dalam publikasi ini disajikan konsep dan definisi dari beberapa indikator yang digunakan serta sumber data yang dibutuhkan. IPM merupakan indeks komposit yang dihitung sebagai rata-rata aritmatik dari Indeks Kesehatan (Harapan Hidup e 0 ), Indeks Pendidikan Rata yang telah dicapai selama ini. Langkah yang ditempuh untuk menghadapi IPM Kota Parepare Tahun 2015 11

Metodologi Rata Lama Sekolah dan Harapan Lama Sekolah), dan Indeks Standar Hidup Layak (Indeks Paritas Daya Beli), yang dirumuskan sebagai berikut: Dengan menggunakan rata-rata geometric dalam menyusun IPM dapat diartikan bahwa capaian satu dimensi tidak dapat ditutupi oleh capaian di dimensi lain. Artinya, untuk mewujudkan pembangunan manusia yang baik, ketiga dimensi harus memperoleh perhatian yang sama besar karena sama pentingnya. Nilai indeks hasil hitungan masing-masing komponen tersebut adalah antara 0 (keadaan terburuk) dan 1 (keadaan terbaik). Dalam penulisan ini, indeks tersebut dinyatakan dalam angka ratusan (dikalikan 100) untuk mempermudahkan penafsiran, seperti yang disarankan oleh BPS dan UNDP tahun 1996. Masing-masing indeks komponen IPM tersebut merupakan perbandingan antara selisih nilai suatu indikator dan nilai minimumnya dengan selisih nilai maksimum dan nilai minimum indikator yang bersangkutan. Rumusnya adalah sebagai berikut: Indeks X(i) = X(i) X(i) min X(i) maks X(i) min 12 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Metodologi Dimana, X(i) = Indikator ke-i, dengan i = 1, 2, dan 3 X(i) maks = Nilai Maksimum X(i) X(i) min = Nilai Minimum X(i) Tabel 1. Nilai Maksimum dan Minimum Komponen IPM yang Indikator Komponen IPM [=X(i)] Digunakan dalam Penghitungan Maksimum Nilai Minimum Angka Harapan Hidup 85 20 Harapan Lama Sekolah (HLS) Rata-Rata Lama Sekolah (RLS) Konsumsi Perkapita yang Disesuaikan (Pendekatan Terhadap Daya Beli) 18 0 15 0 107.721 (PPP U$) 26.572.352 (Rp)* 100 (PPP U$) 1.007.436 (Rp)** Catatan Sesuai Standar Global (UNDP) Sesuai Standar Global (UNDP) Sesuai Standar Global (UNDP) UNDP Menggunakan PDB Perkapita Riil yang Disesuaikan Ket :*) Daya beli maksimum merupakan nilai tertinggi kabupaten yang diproyeksikan hingga 2025 (akhir RPJPN) yaitu perkiraan pengeluaran perkapita Jakarta Selatan tahun 2025 **) Daya beli minimum merupakan garis kemiskinan terendah kabupaten tahun 2010 (data empiris) yaitu di Toliakra-Papua Variabel dalam IPM : a. Angka Harapan Hidup Saat Lahir (e 0 ) IPM Kota Parepare Tahun 2015 13

Metodologi Penggunaan angka harapan hidup didasarkan atas pertimbangan bahwa angka ini merupakan resultante dari berbagai indikator kesehatan. AHH didefinisikan sebagai rata-rata perkiraan banyak tahun yang ditempuh oleh seseorang sejak lahir. AHH mencerminkan derajat kesehatan suatu masyarakat. AHH dihitung dari hasil Proyeksi SP2010. Indeks Harapan Hidup, dihitung berdasarkan angka harapan hidup sejak seseorang dilahirkan dengan mempertimbangkan angka harapan hidup terendah dan tertinggi (UNDP). Secara matematik dapat ditulis sebagai berikut: Keterangan : Ahh 20 X1= ---------------- X 100 85-20 X1 : Indeks harapan hidup Ahh : angka harapan hidup 25 : nilai terendah 85 : nilai tertinggi Angka Harapan Hidup dapat diperoleh melalui suatu paket program Mortpack (metode Trussel dengan model West), dengan meng-input data hasil Susenas yaitu rata-rata jumlah anak yang dilahirkan hidup (ALH) dan rata-rata jumlah anak yang masih hidup (AMH) per wanita yang berumur 15-49 14 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Metodologi tahun. Rumus untuk memperoleh rata-rata anak yang dilahirkan hidup (children ever born), adalah sebagai berikut: 7 Σ alhi i=1 Ralh = ----------------- 7 Σ wi i=1 Keterangan : Ralh : rata-rata anak lahir hidup alh : anak lahir hidup menurut kelompok umur ibu ke-i w : wanita menurut kelompok umur ke-i I : kelompok umur 15-19; 20-24; 25-29;30-34; 35-39;40-44; 45-49 Rumus untuk memperoleh rata-rata anak yang masih hidup (children surviving), adalah sebagai berikut: 7 Σ amshi i=1 Ramsh = -------------------- 7 Σ wi i=1 Keterangan : Ramsh : rata-rata anak yang masih hidup IPM Kota Parepare Tahun 2015 15

Metodologi Amsh : anak yang masih hidup menurut kelompok umur ibu ke-i w : wanita menurut kelompok umur ke-i I : kelompok umur 15-19; 20-24; 25-29;30-34;35-39;40-44;45-49 Angka harapan hidup dianggap sebagai resultan dari berbagai indikator kesehatan. Angka harapan hidup merupakan cerminan dari ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, sanitasi lingkungan, pengetahuan ibu tentang kesehatan, gaya hidup masyarakat, dan pemenuhan gizi ibu & bayi. b. Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Rata-rata Lama Sekolah (RLS) didefinisikan sebagai jumlah tahun yang digunakan oleh penduduk dalam menjalani pendidikan formal. Cakupan penduduk yang dihitung RLS adalah penduduk berusia 25 tahun ke atas. RLS dihitung untuk usia 25 tahun ke atas dengan asumsi pada umur 25 tahun proses pendidikan sudah berakhir dan dalam kondisi normal rata-rata lama sekolah suatu wilayah tidak akan turun. Perhitungan RLS pada usia 25 tahun ke atas juga mengikuti standard internasional yang digunakan oleh UNDP. Teknik Menghitung RLS : - Seleksi Penduduk pada umur 15 tahun ke atas 16 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Metodologi - Mengelompokkan jenjang pendidikan yang pernah/sedang diduduki - Mengelompokkan ijazah/sttb tertinggi yang dimiliki - Mengkonversi tahun lama sekolah menurut ijazah terakhir IPM Kota Parepare Tahun 2015 17

Metodologi - Menghitung lamanya bersekolah sampai kelas terakhir. - Menghitung lamanya bersekolah Sumber data rata-rata lama sekolah didapatkan dari Survei social ekonomi (Susenas KOR) yang dilakukan oleh BPS. c. Harapan Lama Sekolah (HLS) Angka Harapan Lama Sekolah didefinisikan lamanya sekolah (dalam tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada 18 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Metodologi umur tertentu di masa mendatang. Diasumsikan bahwa peluang anak tersebut akan tetap bersekolah pada umur-umur berikutnya sama dengan peluang penduduk yang bersekolah per jumlah penduduk untuk umur yang sama saat ini. Angka Harapan Lama Sekolah dihitung untuk penduduk berusia 7 tahun ke atas. HLS dapat digunakan untuk mengetahui kondisi pembangunan system pendidikan di berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap anak. HLS dihitung pada usia 7 tahun keatas karena mengikuti kebijakan pemerintah yaitu program wajib belajar. Untuk mengakomodir penduduk yang tidak tercakup dalam susenas, HLS dikoreksi dengan siswa yang bersekolah di Pesantren (sumber data pesantren yaitu Direktorat Pendidikan Islam).Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : Keterangan : t EYS a : Harapan Lama Sekolah pada umur a di tahun t t E i t P i EYS t a t E P i a : Partisipasi sekolah penduduk usia I pada tahun t : Populasi penduduk usia I yang bersekolah pada tahun t i : Usia (a, a+1,, n) t i t i IPM Kota Parepare Tahun 2015 19

Metodologi Teknik menghitung HLS : - Menghitung Jumlah Penduduk menurut umur (7 tahun ke atas) - Menghitung jumlah penduduk yang masih sekolah menurut umur (7 tahun keatas) - Menghitung rassio penduduk masih sekolah menurut umur - Menghitung harapan lama sekolah d. Pengeluaran per Kapita yang disesuaikan Pengeluaran per kapita yang disesuaikan ditentukan dari nilai pengeluaran per kapita dan paritas daya beli (Purchasing Power Parity-PPP). Rata-rata pengelluaran per kapita setahun diperoleh dari Susenas, dihitung dari level propinsi hingga level kab/kota. Rata-rata pengeluaran per kapita dibuat konstan/riil dengan tahun dasar 2012=100. Perhitungan paritas daya beli pada metode baru menggunakan 96 komoditas dimana 66 komoditas merupakan makanan dan sisanya merupan komoditas nonmakanan. Metode penghitungan paritas daya beli menggunakan Metode Rao. Daya beli yang disesuaikan Y = pengeluran per kapita PPP = paritas daya beli 20 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Metodologi Keterangan : P i,j = harga per unit komoditi j yang dikonsumsi di provinsi/ kabupaten i P k,j = harga per unit komoditi j di Jakarta Selatan Q i,j = volume komoditi j (unit) yang dikonsumsi di provinsi/ kabupaten i Teknik Penghitungan Pengeluaran per Kapita disesuaikan: - Menghitung rata-rata pengeluaran per kapita dari susenas - Menghitung nilai riil dari rata-rata pengeluaran per kapita - Menghitung PPP - Menghitung pengeluaran per kapita disesuaikan IPM Kota Parepare Tahun 2015 21

Metodologi 22 IPM Kota Parepare Tahun 2015

BAB III TINJAUAN UMUM

Bab 3 Tinjauan Umum - Geografis - Kependudukan - Ekonomi - Potensi dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam

Tinjauan Umum BAB III TINJAUAN UMUM 3.1 GEOGRAFIS Kota Parepare terletak di bagian tengah Provinsi Sulawesi Selatan dengan posisi antara 03 o.57 39-04 o.04 49 Lintang Selatan dan 119 o.36 24-119 o.43 40 Bujur Timur. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Pinrang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Barru, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Sidrap dan sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar. Luas wilayah Kota Parepare adalah sekitar 99,33 km 2, yang terdiri dari 4 kecamatan dan 22 kelurahan. Sekitar 20 persen dari luas Kota Parepare merupakan daerah pantai dan 80 persen merupakan daerah yang berbukit- bukit, dengan ketinggian antara 0-500 meter di atas permukaan laut. Selama tahun 2013, Kota Parepare memiliki iklim tropis basah dengan curah hujan rata-rata 182,75 mm. 3.2 KEPENDUDUKAN Penduduk Kota Parepare pada tahun 2014 sekitar 136.903 jiwa yang terdiri dari 67.217 jiwa laki-laki dan 69.686 jiwa IPM Kota Parepare Tahun 2015 25

Tinjauan Umum perempuan. Sex rasionya adalah sekitar 96 yang berarti terdapat sekitar 96 orang laki-laki diantara 100 perempuan. Diduga salah satu penyebabnya adalah karena penduduk laki-laki di daerah ini lebih banyak keluar daerah untuk sekolah, bekerja dan mencari pekerjaan. Berdasarkan Hasil Sensus Penduduk (SP) tahun 1980,1990, dan 2000, 2010 laju pertumbuhan penduduk Kota Parepare pada kurun waktu 1980-1990 adalah 1,62 persen per tahun, 1990-2000 turun menjadi 0,66 persen pertahun. Sementara pada tahun 2014 pertumbuhan penduduknya adalah sekitar 1,44 persen per tahun. Pertumbuhan penduduk yang tinggi tersebut, oleh banyak pihak dianggap sebagai suatu hal yang merisaukan apalagi bila tidak dibarengi dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi pula. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tapi tidak merata juga berpotensi menimbulkan kesenjangan sosial, terutama bila tidak diimbangi dengan pertambahan lapangan kerja. Dengan kata lain apabila pertumbuhan penduduk lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan ekonomi maka pertumbuhan penduduk akan menjadi masalah, terlebih bila terdapat kesenjangan pendapatan yang cukup tinggi. Pertumbuhan penduduk yang positif akan memperluas lahan hunian dan mengurangi lahan usaha bagi penduduk itu sendiri. 26 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Tinjauan Umum Tren data yang ada memperlihatkan bahwa kepadatan penduduk Kota Parepare semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2013 kepadatan penduduk Kota Parepare adalah sekitar 1.361 orang/km 2 naik menjadi 1.378 orang/km 2 pada tahun 2014. Peningkatan kepadatan penduduk tentunya akan menambah beban pemerintah dalam penyediaan berbagai macam fasilitas, tetapi jika hal itu diikuti dengan peningkatan potensi penduduk terutama dari segi ekonomi, maka peningkatan kepadatan penduduk justru akan memberikan dampak yang positif. Pada tahun 2014 jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun) di Kota Parepare adalah sekitar 39.829 orang, penduduk usia produktif (15-64 tahun) sekitar 90.814 orang, dan penduduk usia lanjut (65 tahun keatas) sekitar 6.260 orang. Angka beban tanggungan penduduk Kota Parepare pada tahun 2014 adalah sebesar 50,75 artinya setiap 100 penduduk usia produktif menanggung beban ekonomi sekitar 51 orang usia tidak produktif. Angka beban tanggungan ini menurun dibanding tahun 2013 yang berkisar 56 orang. 3.3 EKONOMI Perkembangan maupun petumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan kondisi utama bagi kelangsungan IPM Kota Parepare Tahun 2015 27

Tinjauan Umum pembangunan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai PDRB (atas dasar harga konstan) yang berhasil diperoleh pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai PDRB tahun sebelumnya. Penggunaan angka atas dasar harga konstan ini dimaksudkan untuk menghindari pengaruh perubahan harga. Perubahan yang diukur adalah perubahan produksi sehingga menggambarkan pertumbuhan riil ekonomi. Pertumbuhan ekonomi baik nasional maupun regional provinsi dan kabupaten/kota dihitung dengan menggunakan harga konstan 2010 sebagai tahun dasar. Tabel di bawah ini menyajikan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi Kota Parepare Tahun 2012-2014. Bila diperhatikan selama periode 2012-2014, terlihat bahwa perekonomian Kota Parepare mengalami perlambatan dalam pertumbuhannya. Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Kota Parepare, Tahun 2012 2014 ADH Berlaku ADH Konstan 2000 Tahun PDRB Perkembangan Ekonomi PDRB Pertumbuhan Ekonomi (Juta Rupiah) (Persen) (Juta Rupiah) (Persen) 2012 3.501.130,2 13,89 3.150.257,4 8,80 2013* 3.938.494,7 12,49 3.401.319,8 7,97 28 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Tinjauan Umum 2014** 4.428.046,5 12,42 3.608.584,8 6,09 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Catatan : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara Struktur ekonomi Kota Parepare dalam kurun waktu tahun 2012-2014 tampaknya tidak mengalami pergeseran dan masih didominasi oleh sektor-sektor sekunder dan tersier dalam pembentukan angka PDRB. Pada tahun 2014 Sektor sekunder memberikan andil sebesar 18,77 persen, sedangkan sektor tersier memberikan andil sangat besar yaitu 73,86 persen. Sebagai Kota, andil tertinggi PDRB di Kota Parepare adalah dari Lapangan Usaha Konstruksi sebesar 16,73 persen Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 14,94 persen, dan Lapangan Usaha Jasa, terutama Administrasi Pemerintahan, pertahanan dan jaminan social sebesar 11,21 persen. Sektor lain yang juga memberikan andil cukup tinggi bagi struktur ekonomi Kota Parepare adalah Real Estate sebesar 9,16 persen. Sedangkan Kontribusi terkecil untuk total PDRB Kota Parepare adalah Lapangan usaha Pengadaan Listrik dan Gas, dikarenakan pengeluaran yang dihitung adalah pengeluaran riil rumah tangga setelah dikeluarkan unsur subsidi di dalamnya. PDRB perkapita Kota Parepare dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. PDRB perkapita merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar IPM Kota Parepare Tahun 2015 29

Tinjauan Umum aktivitas ekonomi yang terjadi di suatu wilayah dan dalam kurun waktu tertentu. Selama tahun 2012 2014 PDRB Perkapita Kota Parepare meningkat dari Rp. 26,51 juta menjadi Rp. 32,34 juta Walaupun demikian, angka tersebut relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan PDRB perkapita Provinsi Sulawesi Selatan yang sebesar Rp. 35,59 juta pada tahun 2014. Kenaikan pendapatan perkapita secara makro belum tentu meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata, tergantung dari sektor pekerjaan masing-masing. 3.4. POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM Kota Parepare memiliki areal seluas 99,33 km², terbagi menjadi 4 Kecamatan dan 22 Kelurahan. Dari empat Kecamatan yang ada, hanya Kecamatan Bacukiki yang memiliki potensi di sektor pertanian tanaman pangan. Pada tahun 2014 produksi padi sawah di Kota Parepare adalah sekitar 5.282 ton, sedikit penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu sekitar 6.109 ton, dikarenakan tahun ini luas panen berkurang 16,21 persen dari tahun sebelumnya. Lahan sawah di Kota Parepare merupakan sawah tadah hujan yang tidak dapat berproduksi secara optimal dan luas areal persawahan tidak lebih dari 10 persen terhadap luas total Kota Parepare. Selain itu, topografi Kota Parepare 85 persen 30 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Tinjauan Umum merupakan daerah berbukit-bukit dan sisanya merupakan wilayah dataran yang umumnya digunakan sebagai pusat pemukiman maupun kegiatan ekonomi penduduk. Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa hasil produksi yang ada belum cukup memenuhi permintaan konsumsi penduduk Kota Parepare, sehingga harus dipenuhi dengan mendatangkannya dari daerah lain. Di subsektor tanaman hortikultura, ada beberapa jenis komoditi tanaman sayuran yang cukup potensi di Kota Parepare yaitu petsai/sawi, kangkung, dan bayam. Tanaman tersebut terutama berada di Kecamatan Soreang. Selain sayuran, terdapat pula berbagai jenis tanaman buah-buahan yang dihasilkan seperti manga, pisang dan nangka. Berdasarkan penelitian agrocultumate, untuk jenis tanah yang ada di Kota Parepare memang cocok untuk ditanami pohon mangga dan nangka. Ikan sebagai salah satu bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani merupakan komoditas yang cukup banyak di Kota Parepare. Pada tahun 2014 produksi perikanan laut di Kota Parepare mencapai 2.566,69 Ton. Di sub sektor peternakan, secara keseluruhan populasi ternak besar (sapi, kerbau, dan kuda) maupun ternak kecil pada tahun 2014. Ternak besar berupa sapi adalah 4.713 ekor, kerbau 25 ekor, kuda 22 ekor dan ternak kecil IPM Kota Parepare Tahun 2015 31

Tinjauan Umum yaitu kambing sebanyak 2.079 ekor, Ayam kampung sebanyak 306.500 ekor, ayam ras 239.700 ekor, dan itik 4.440 ekor. 32 IPM Kota Parepare Tahun 2015

BAB IV POSISI PEMBANGUNAN MANUSIA

Bab 4 Posisi Pembangunan Manusia - Komponen IPM - IPM Kota Parepare

Posisi Pembangunan Manusia BAB IV POSISI PEMBANGUNAN MANUSIA 4.1 KOMPONEN IPM Pembangunan manusia merupakan model pembangunan yang menurut United Nations Development Programm (UNDP) ditujukan untuk memperluas pilihan-pilihan yang dapat ditumbuhkan melalui upaya pemberdayaan penduduk. Pemberdayaan penduduk ini dicapai melalui upaya yang menitikberatkan pada peningkatan kemampuan dasar manusia yaitu meningkatnya derajat kesehatan, pengetahuan, dan keterampilan agar dapat digunakan untuk mempertinggi partisipasi dalam kegiatan ekonomi produktif, sosial budaya, dan politik. Model pembangunan manusia telah menempatkan manusia sebagai titik sentral pembangunan yang berarti bahwa pembangunan yang dilaksanakan adalah dari rakyat (of people), untuk rakyat (for people), dan oleh rakyat (by people). Pembangunan dari rakyat mengandung makna pemberdayaan yaitu peningkatan kapabilitas melalui pendidikan, pelatihan, pemeliharaan kesehatan yang lebih baik, perumahan layak huni dan perbaikan gizi. Pembangunan untuk rakyat berarti hasil pembangunan benar-benar diterima semua rakyat secara adil, buah pertumbuhan ekonomi harus terlihat pada IPM Kota Parepare Tahun 2015 35

Posisi Pembangunan Manusia kehidupan rakyat sehari-hari, tidak terjadi ketimpangan dalam masyarakat. Proses ini biasanya tidak secara otomatis tampak, akan tetapi memerlukan waktu serta manajemen kebijakan yang hati-hati. Pembangunan oleh rakyat berarti rakyat harus benar-benar ikut mengambil bagian dan berperan aktif dalam pembangunan, bukan sebagai penonton dan penerima hasil pembangunan. Dengan berperan aktif berarti ikut serta berkontribusi dalam pengambilan keputusan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kehidupannya. Dua hal yang ditekankan pada konsep pembangunan manusia, yaitu peningkatan kapabilitas atau pemberdayaan, dan penciptaan peluang. Antara kapabilitas dan peluang harus imbang. Bila kapabilitas berhasil ditingkatkan melalui pembangunan SDM, namun tidak ada peluang atau sebaliknya bila peluang telah tercipta tapi tidak ditopang oleh kemampuan SDM maka akan menimbulkan pengaruh yang tidak baik. IPM dapat digunakan sebagai ukuran kebijakan dan upaya yang dilakukan dalam kerangka pembangunan manusia khususnya upaya pemberdayaan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan partisipasi dalam pembangunan. Namun indeks ini hanya akan memberikan gambaran perbandingan antar waktu dan perbandingan antar wilayah. Sebelum pembahasan mengenai perbandingan IPM antar waktu, perlu diuraikan terlebih dahulu 36 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Posisi Pembangunan Manusia mengenai keadaan dari masing-masing indikator (komponen) pembentuk IPM. Masing-masing komponen tersebut adalah indeks kesehatan, indeks pendidikan, dan indeks paritas daya beli. Model pembangunan adalah suatu model pembangunan yang memiliki konsep yang lebih luas mengenai pilihan-pilihan manusia yang sangat tidak terbatas jumlahnya dan bahkan cenderung berubah setiap waktu. Namun sejumlah pilihan ini, ada 3 pilihan yang sangat esensial untuk dipenuhi yaitu, (1) pilihan untuk hidup sehat dan berumur panjang, (2) pilihan untuk memiliki ilmu pengetahuan, dan (3) pilihah untuk mempunyai akses ke berbagai sumber yang diperlukan agar dapat memenuhi standar kehidupan yang layak. Apabila ketiga pilihan mendasar ini dapat terpenuhi maka seseorang akan mudah meningkatkan kemampuannya dalam aktifitas seharihari serta memiliki kemampuan pula untuk meraih pilihan-pilihan lain yang juga tidak kalah pentingnya seperti pilihan untuk berpartisipasi dalam bidang politik, kebebasan mengeluarkan pendapat dan sebagainya. Ketiga pilihan yang esensial tersebut di atas dapat tercermin dari komponen-komponen indeks pembangunan manusia sebagai berikut: a. Indeks Kesehatan IPM Kota Parepare Tahun 2015 37

Posisi Pembangunan Manusia Indeks kesehatan ini diperoleh dari angka harapan hidup seseorang sejak dilahirkan. Angka harapan hidup ini sering digunakan sebagai proxy terhadap keadaan dan sistem pelayanan kesehatan suatu masyarakat. Hal itu dapat dipandang sebagai suatu bentuk akhir dari upaya peningkatan taraf kesehatan secara makro. Indeks kesehatan yang diwakili oleh Angka Harapan Hidup (e 0 ) diharapkan dapat mencerminkan pembangunan manusia dibidang kesehatan. Pada tahun 2014 angka harapan hidup Kota Parepare tercatat sekitar 70,39 tahun. Hal ini dapat diartikan bahwa kondisi kesehatan masyarakat Kota Parepare semakin baik dalam kurun waktu 2014, jika dibandingkan dengan Angka Harapan Hidup Sulawesi Selatan yang hanya 69,60 tahun. Indeks kesehatan Kota Parepare tahun 2014 yaitu 77,52 persen juga masih lebih tinggi dibandingkan dengan Sulawesi Selatan yang hanya sebesar 76,30 persen. Walaupun indeks kesehatan di daerah ini, relatif membaik atau sedikit lebih tinggi dibanding rata-rata Sulawesi Selatan, tetapi perhatian di bidang ini harus terus ditingkatkan. Untuk lebih lengkapnya lagi mengenai indeks kesehatan dan turunannya, dapat dilihat pada tabel yang ada di lampiran. 38 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Posisi Pembangunan Manusia b. Indeks Pendidikan Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa indeks pendidikan terdiri dari dua unsur yaitu rata-rata Harapan Lama Sekolah (HLS) penduduk 7 tahun ke atas dan rata-rata lama sekolah (RLS) penduduk 25 tahun ke atas. Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, komponen rata-rata Harapan Lama Sekolah pada tahun 2014 mengalami sedikit peningkatan dari 13,65 tahun menjadi 14,04 tahun. Begitu juga, rata-rata lama sekolah pada tahun 2014 meningkat menjadi 9,95 tahun dibandingkan tahun 2013 sebesar 9,89 tahun. Angka ini lebih tinggi daripada angka Sulawesi Selatan yang hanya sekitar 7,49 tahun. Indeks Pendidikan Kota Parepare Tahun 2014 sebesar 72,17 persen, sedangkan Propinsi Sulawesi Selatan hanya sekitar 60,79 persen. Untuk lebih lengkapnya lagi mengenai indeks pendidikan dan turunannya, dapat dilihat pada tabel yang ada di lampiran. c. Indeks Paritas Daya Beli Komponen PPP (Purchasing Power Parity) atau dikenal sebagai komponen kemampuan daya beli atau standar hidup layak, IPM Kota Parepare Tahun 2015 39

Posisi Pembangunan Manusia dalam laporan ini digunakan PDRB riil perkapita. Penggunaan PDRB riil perkapita ini karena data yang ideal (modul konsumsi susenas) belum sampai estimasi kabupaten/kota. Namun dengan asumsi bahwa PDRB Kota Parepare dapat dinikmati oleh sebagian besar penduduk, maka dianggap masih relevan dengan tingkat pendapatan sebagai indikator standar hidup layak. Daya beli penduduk Kota Parepare pada tahun 2014 sekitar 12.692 ribu rupiah. Sementara itu, ratarata daya beli penduduk Sulawesi Selatan pada tahun 2014 hanya sekitar 9.723 ribu rupiah. 4.2 IPM KOTA PAREPARE Manusia sebagai subjek dan sekaligus objek pembangunan harus mampu meningkatkan kualitas hidupnya, untuk itu peran pemerintah dan masyarakat sangat dibutuhkan. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Pembangunan sumber daya manusia secara fisik dan mental mengandung makna sebagai peningkatan kemampuan dasar penduduk. Kemampuan dasar penduduk tersebut diperlukan untuk memperbesar kesempatan berpartisipasi dalam proses pembangunan. 40 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Posisi Pembangunan Manusia IPM merupakan suatu jawaban untuk menilai tingkat kinerja pembangunan manusia secara keseluruhan dari tingkat pencapaian pembangunan manusia. Indikator ini juga secara mudah dapat memberikan posisi kinerja pembangunan (output pembangunan) yang dicapai oleh suatu daerah. Makin tinggi nilai IPM suatu daerah, maka makin tinggi pula tingkat kinerja pembangunan yang dicapai wilayah tersebut. Indeks Pembangunan Manusia Kota Parepare pada tahun 2014 sekitar 75,66 persen. Posisi IPM Kota Parepare pada tahun 2014 berada pada peringkat ke 2 (dua) dari 24 kabupaten/kota se- Sulawesi Selatan, sedangkan posisi pertama adalah Kota Makassar (79,35 %) dan posisi terakhir Kabupaten Jeneponto (61,45). Pada tahun 2014 IPM Kota Parepare sedikit mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya, dan masih lebih tinggi dari rata-rata IPM kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan (68,49 %). Hal ini diduga karena adanya kesadaran masyarakat Parepare akan pentingnya kesehatan yang tercermin pada meningkatnya angka harapan hidup, kesadaran akan pentingnya pendidikan yang tercermin pada meningkatnya Harapan Lama Sekolah dan rata-rata lama sekolah, serta daya beli masyarakat yang semakin tinggi. Capaian Nilai IPM diklasifikasikan menjadi beberapa kategori : - IPM 80 = Sangat Tinggi IPM Kota Parepare Tahun 2015 41

Posisi Pembangunan Manusia - 70 IPM < 80 = Tinggi - 60 IPM <70 = Sedang - IPM 60 = Rendah Sesuai dengan kriteria tersebut, IPM Kota Parepare tergolong IPM tinggi, baik pada tahun 2013 maupun tahun 2014. Perbandingan antar indikator (komponen IPM seperti yang diuraikan pada sub-bab sebelumnya) merupakan tinjauan parsial, artinya tingkat keberhasilan pembangunan baru diukur dari satu komponen saja. Akan tetapi dengan adanya indikator tunggal IPM merupakan suatu jawaban untuk menilai tingkat kinerja pembangunan manusia secara keseluruhan dari tingkat pencapaian pembangunan manusia. Indikator ini juga secara mudah dapat memberikan posisi kinerja pembangunan (output pembangunan) yang dicapai oleh suatu daerah. Makin tinggi nilai IPM suatu daerah, maka makin tinggi pula tingkat kinerja pembangunan yang dicapai wilayah tersebut. Untuk lebih lengkapnya lagi mengenai indeks paritas daya beli dan turunannya, dapat dilihat pada tabel yang ada di lampiran. 42 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Posisi Pembangunan Manusia Gambar 1. Grafik IPM Kota Parepare dan Provinsi Sulawesi 80.00 75.00 70.00 65.00 60.00 Selatan,Tahun 2012 2014 Tabel 3. Perbandingan IPM Kabupaten/Kota di Ajattapareng,Tahun Kabupaten/ Kota IPM Kota Parepare dan Sul-Sel Tahun 2011-2013 74.67 75.10 75.66 67.26 67.92 68.49 2012 2013 2014 IPM Sulawesi Selatan 2013-2014 Kota Parepare 2013* 2014** Peringkat Peringkat se-prov. IPM se-prov. Sul-Sel Sul-Sel (1) (2) (3) (4) (5) Pinrang 68,14 6 68,92 6 Parepare 75,10 2 75,66 2 Sidrap 67,15 7 68,14 7 Enrekang 68,39 5 69,37 5 Barru 67,02 8 67,94 8 Sulawesi 67,92 68,49 IPM Kota Parepare Tahun 2015 43

Posisi Pembangunan Manusia Selatan Sumber Catatan : Badan Pusat Statistik Kota Parepare : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara 44 IPM Kota Parepare Tahun 2015

BAB V KESEHATAN

Bab 5 Kesehatan - Angka Harapan Hidup - Pemerataan Pelayanan Kesehatan - Status Kesehatan Masyarakat - Peningkatan Peran Serta Masyarakat

Kesehatan BAB V KESEHATAN Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan dan status kesehatan penduduk, ketersediaan serta keterjangkauan fasilitas dan sarana kesehatan merupakan salah satu faktor yang penting. Ketersediaan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas dalam pelayanan kesehatan penduduk menjadi suatu keharusan. Pada umumnya di daerah perkotaan tersedia rumah sakit dan juga puskesmas, sedangkan di daerah pedesaan umumnya hanya terdapat puskesmas (termasuk puskesmas pembantu atau puskesmas keliling). Fasilitas kesehatan yang dimaksudkan dalam bab ini adalah banyaknya rumah sakit dan puskesmas termasuk puskesmas pembantu atau puskesmas keliling. Perbandingan ketersediaan fasilitas kesehatan dengan jumlah penduduk dirasakan masih belum optimal. Hidup sehat merupakan kebutuhan dasar manusia, dan setiap insan mempunyai hak untuk menikmati derajat kesehatan yang tinggi bagi kehidupannya. Agar dapat dicapai derajat kesehatan yang tinggi, penduduk juga harus mendapatkan hak-haknya atas kecukupan dalam memperoleh makanan, air minum, pakaian, pemukiman, pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelayanan sosial. IPM Kota Parepare Tahun 2015 47

Kesehatan Pemerintah mempunyai peranan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan penduduk, karena kesehatan merupakan investasi untuk meningkatkan SDM. Disamping itu, setiap individu bertanggung jawab terhadap kesehatan dirinya, keluarganya dan lingkungannya. Kemajuan dalam pembangunan kesehatan akan mempunyai pengaruh terhadap pembangunan nasional dan sebaliknya pembangunan nasional akan mempunyai dampak penting terhadap derajat kesehatan penduduk. Pada hakekatnya derajat kesehatan penduduk sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor perilaku masyarakat, lingkungan hidup, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Oleh sebab itu, pembangunan kesehatan yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat guna mewujudkan derajat kesehatan yang tinggi perlu dijalankan dengan mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat. Untuk mengetahui keberhasilan pembangunan dibidang kesehatan dapat dilihat dari derajat kesehatan & gizi penduduk, meningkatnya pelayanan kesehatan, serta bertambah baiknya lingkungan kesehatan masyarakat. 48 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Kesehatan 5.1 ANGKA HARAPAN HIDUP Salah satu indikator kesejahteraan rakyat di bidang kesehatan adalah Angka Harapan Hidup (AHH). Angka Harapan Hidup Kota Parepare mengalami peningkatan sangat kecil pada tahun 2013 AHH adalah 70,38 tahun dan AHH pada tahun 2014 adalah 70,39 tahun. Gambar 2. Angka Harapan Hidup Kota Parepare Tahun 2013 2014 70.39 70.385 70.38 70.375 70.38 70.39 2013 2014 Jika dibandingkan dengan Angka Harapan Hidup Sulawesi Selatan tahun 2013 dan tahun 2014, tampak bahwa Angka Harapan Hidup Kota Parepare masih lebih tinggi. Pada tahun 2013 Angka Harapan Hidup Sulawesi Selatan adalah sekitar 69,50 tahun sedangkan tahun 2014 sekitar 69,60 tahun. Besar kecilnya Angka Harapan Hidup dipengaruhi oleh banyak variabel baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung, dapat seketika maupun dengan tenggang waktu (time lag) tertentu. Variabel yang IPM Kota Parepare Tahun 2015 49

Kesehatan diperkirakan sangat berpengaruh terhadap AHH/e0. adalah balita yang ditolong kelahirannya oleh tenaga medis. Persalinan yang ditolong oleh tenaga medis di Kota Parepare pada tahun 2014 adalah sekitar 99,61 persen. Tabel 4. Persentase Balita Menurut Penolong Persalinan Penolong Persalinan Terakhir di Kota Parepare, Tahun 2014 (Persen) Pertama Terakhir Dokter 29,78 26,26 Bidan 69,83 73,74 Tenaga Paramedis Lain - - Dukun - - Keluarga 0,39 - Lainnya - - Total 100,00 100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare 5.2 PEMERATAAN PELAYANAN KESEHATAN Dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat secara menyeluruh, pemerintah melaksanakan program kesehatan gratis. 50 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Kesehatan Sebagai penunjang utama adalah fasilitas dan tenaga kesehatan yang memadai. Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat, selain terdapat 3 rumah sakit besar, dan 1 rumah sakit khusus kusta. Kota Parepare juga dilengkapi dengan 6 buah Puskesmas dan 22 buah Puskesmas Pembantu (Pustu) yang tersebar di empat kecamatan. Di Kota Parepare terdapat Rumah Sakit Umum Tipe B, yang merupakan tempat rujukan rumah sakit dari beberapa kabupaten lain. Dinas Kesehatan Kota Parepare tidak mendapat kesulitan untuk menjangkau semua penduduk dalam wilayah kerja masingmasing karena secara umum Kota Parepare mempunyai kondisi geografis yang tidak sulit. Walaupun masih ada masyarakat yang hidup di daerah pegunungan, mereka ditunjang dengan fasilitas layanan kesehatan yang disebut Puskesmas Pembantu (Pustu). Jumlah tenaga medis dan paramedis di Kota Parepare cenderung berfluktuasi. Pada tahun 2014 jumlah dokter yang ada di Kota Parepare adalah sebanyak 96 orang dengan rincian dokter umum sebanyak 43 orang, dokter spesialis 32 orang, dokter gigi 21 orang, sedangkan tenaga bidan sebanyak 90 orang, paramedic keperawatan 422 orang, apoteker sebanyak 53 orang dan refraksionis sebanyak 5 orang. IPM Kota Parepare Tahun 2015 51

Kesehatan Tabel 5. Statistik Pelayanan Kesehatan di Kota Parepare, Tahun 2013 2014 Rincian 2013 2014 Fasilitas Kesehatan: Rumah Sakit 3 3 Rumah Sakit Khusus 1 1 Puskesmas dengan RRI 6 6 Puskesmas Pembantu (Pustu) 19 22 Poskesdes - - Rumah Bersalin 2 3 Balai Pengobatan - 1 Laboratorium Klinik 1 1 Optikal 7 6 Apotik 33 39 Gudang Farmasi - 1 Toko Obat Berizin 11 11 Praktek Perorangan : Dokter Umum 17 17 Dokter Spesialis 7 7 Dokter Gigi 3 3 Bidan 25 25 52 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Kesehatan Refraksionis 2 2 Fisioterapi 1 - Tenaga Kesehatan: Dokter Umum 54 43 Dokter Gigi 19 21 Dokter Ahli 18 32 Apoteker 44 53 Bidan 110 90 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Parepare Pada tahun 2014 jumlah penduduk Kota Parepare adalah sebanyak 136.903, dengan jumlah dokter sebanyak 75 orang dokter umum dan ahli (tidak termasuk dokter gigi), maka diperoleh rasio 1:1.825, sehingga dapat dikatakan bahwa setiap dokter secara ratarata melayani 1.825 orang. Tenaga medis lain seperti bidan jumlahnya relatif berfluktuasi. Pada tahun 2013 jumlah bidan adalah sebanyak 110 orang, menurun menjadi 90 orang pada tahun 2014. 5.3 STATUS KESEHATAN MASYARAKAT Dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia, sejak dini keadaan gizi perlu mendapat perhatian yang lebih serius. IPM Kota Parepare Tahun 2015 53

Kesehatan Status gizi balita dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain pemberian zat besi terhadap ibu-ibu hamil, pemberian kapsul yodium (untuk ibu hamil, ibu nifas & wanita usia subur), dan pemberian kapsul vitamin A kepada balita. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Parepare pada tahun 2009 masih ada balita yang berstatus gizi buruk, tetapi telah ditangani dengan baik sehingga pada awal tahun 2010,2011 sampai 2014 tidak ada lagi kasus gizi buruk. Variabel lain yang berpengaruh terhadap AHH/e 0 yaitu persentase penduduk dengan keluhan kesehatan dan persentase penduduk yang sakit. Secara umum diharapkan bahwa semakin sedikit persentase penduduk dengan keluhan kesehatan dan persentase penduduk yang sakit maka akan semakin tinggi kemungkinan kelangsungan hidupnya. Tabel 6. Persentase Penduduk yang Mengalami Keluhan Menurut Jenis Kelamin di Kota Parepare, Tahun 2013 2014 (Persen) Rincian 2013 2014 Ya Tidak Ya Tidak Laki-Laki 19,59 80,41 29,02 70,98 Perempuan 18,79 81,21 29,63 70,37 Laki-Laki + Perempuan 19,18 80,82 29,33 70,67 54 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Kesehatan Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare (Susenas) Jika dilihat dari jenis kelamin tampak bahwa persentase laki-laki yang mengeluh sakit adalah sekitar 29,02 persen, sedangkan perempuan sekitar 29,63 persen dari total penduduk pada tahun 2014 sedangkan Pada tahun 2013 jumlah laki-laki yang mengeluh sakit sebanyak 19,59 persen, sedangkan perempuan sebanyak 18,79 persen. Data Susenas menunjukkan bahwa persentase penduduk yang mengalami keluhan di Kota Parepare sekitar 19,18 persen pada tahun 2013, naik menjadi 29,33 persen pada tahun 2014. Penduduk yang mengeluh diduga akibat perubahan cuaca yang tidak menentu. Pada tahun 2014, dari 29,33 persen penduduk Kota Parepare (laki-laki + perempuan) yang mengalami keluhan tersebut, maka dapat dirinci lebih dalam lagi apakah penduduk tersebut benar-benar ada gangguan kesehatan atau tidak. Persentase penduduk yang menyatakan mengalami keluhan menurut ada tidaknya gangguan kegiatan, jenis kelamin di Kota Parepare pada tahun 2014 dapat dilihat pada gambar grafik di bawah ini. IPM Kota Parepare Tahun 2015 55

Kesehatan Gambar 3. Grafik Persentase Penduduk yang Menyatakan Mengalami Keluhan Menurut Ada Tidaknya Gangguan Kegiatan, Jenis Kelamin di Kota Parepare, Tahun 2014 (Persen) 58.78 80 60 41.22 40 20 39.47 0 Laki-laki Perempuan Total 60.53 59.68 Ada Tidak 40.32 Tidak Ada Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa di Kota Parepare pada tahun 2014, dari 29,33 persen penduduk (laki-laki + perempuan) yang menyatakan ada keluhan, yang benar-benar terganggu kesehatannya adalah sekitar 40,32 persen, sedangkan sisanya 59,68 persen tidak ada gangguan kesehatan. Sementara itu, dari 29,02 persen penduduk laki-laki yang menyatakan ada keluhan, yang benar-benar terganggu kesehatannya adalah sekitar 41,22 persen, sedangkan sisanya sekitar 58,78 persen tidak ada gangguan 56 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Kesehatan kesehatan. Kemudian, dari 29,63 persen penduduk perempuan yang menyatakan ada keluhan, yang benar-benar terganggu kesehatannya adalah sekitar 39,47 persen, sedangkan sisanya 60,53 persen tidak ada gangguan kesehatan. Dari 41,19 persen penduduk (laki-laki + perempuan) yang benar-benar terganggu kesehatannya, dapat dirinci lebih lanjut berdasarkan jumlah hari sakitnya tersebut, seperti yang ditampilkan pada tabel di bawah ini. Tabel 7. Persentase Penduduk yang Menderita Sakit Menurut Jenis Kelamin dan Jumlah Hari Sakit di Kota Parepare, Tahun 2014 (Persen) Rincian Laki-Laki Perempuan L + P < 4 71,01 65,83 68,40 4 7 18,25 23,03 20,66 8 14 5,05 1,74 3,38 15 21 0,47-0,24 22 30 5,23 9,40 7,53 Jumlah 100,00 100,00 100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare (Susenas) Pada tahun 2014, persentase penduduk terbesar jumlah hari sakitnya adalah kurang dari 4 hari yaitu sebanyak 68,40 persen, IPM Kota Parepare Tahun 2015 57

Kesehatan dimana penduduk laki-laki sebanyak 71,01 persen dan penduduk perempuan sebanyak 65,83 persen. Sedangkan persentase terkecil adalah penduduk yang jumlah hari sakitnya antara 15 21 hari yaitu sebesar 0,24 persen, dimana hanya penduduk laki-laki sebanyak 0,47 persen. 5.4 PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT Kesehatan merupakan kebutuhan setiap insan oleh sebab itu kesehatan mestinya tercermin dari kegiatan tersebut. Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan diarahkan melalui 3 kegiatan, yaitu: - Kepemimpinan, dengan melakukan suatu intervensi kepemimpinan yang berwawasan kesehatan untuk semua, - Pengorganisasian, yaitu melakukan intervensi dibidang kesehatan pada setiap kelompok masyarakat sehingga muncul Usaha Kesehatan Bersama Masyarakat (UKBM), dan - Pendanaan, yaitu dengan mengembangkan sumber dana yang ada untuk membiayai beberapa kegiatan di bidang kesehatan. Peningkatan peran serta masyarakat secara kasar dapat dilihat dengan melihat keberadaan jenis UKBM, misalnya Posyandu, Polindes, POD (Pos Obat Desa), BKB (Bina Keluarga Balita), dan lain 58 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Kesehatan sebagainya. Namun karena keterbatasan data pada publikasi ini, maka yang dapat disampaikan hanya keberadaan Posyandu saja yang ada di Kota Parepare. Peningkatan peran serta masyarakat secara kasar dapat dilihat melalui keberadaan jenis UKBM misalnya Posyandu, Pos KB, dan BKM (Bina Keluarga Balita ) dan lain lain. Namun karena keterbatasan data pada publikasi ini hanya dapat disampaikan keberadaan posyandu dan pos KB di Kota Parepare. Di Kota Parepare terjadi perubahan yang cukup signifikan terhadap kualitas peran serta masyarakat selama dua tahun terakhir ini. Disamping tenaga kesehatan, kader binaan posyandu memegang peranan yang sangat penting bagi kelangsungan posyandu. Biasanya kader ini direkrut dari penduduk sekitar tempat posyandu didirikan dan ditempatkan di rumah-rumah penduduk sehingga sangat akrab dengan penduduk sekitarnya. Adanya kader ini menunjukkan betapa pedulinya penduduk terhadap kesehatan dilingkungan tempat tinggalnya. IPM Kota Parepare Tahun 2015 59

Kesehatan 60 IPM Kota Parepare Tahun 2015

BAB VI PENDIDIKAN

Bab 6 Pendidikan - Sarana dan Prasarana Pendidikan - Angka Harapan Lama Sekolah - Rata-Rata Lama Sekolah - Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan - Angka Partisipasi Sekolah

Pendidikan BAB VI PENDIDIKAN 6.1 SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN Sumber daya manusia sangat penting peranannya dalam proses pembangunan. Untuk itu, pembangunan yang dilakukan bermuara pada pembangunan manusia. Salah satu komponen dalam pembangunan manusia adalah peningkatan di bidang pendidikan, karena merupakan suatu sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan keterampilan manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah Sulawesi Selatan sangat konsisten dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Program Pembangunan Daerah (Propeda) Sulawesi Selatan tahun 2011 2016 yang menyebutkan strategi yang dilakukan di antaranya adalah perluasan dan pemerataan di dalam memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh masyarakat melalui peningkatan anggaran pendidikan secara berarti. Sektor pendidikan merupakan salah satu sektor yang mendapat prioritas utama dalam pembangunan nasional. Hal ini disadari karena pendidikan dipandang sebagai unsur utama dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan IPM Kota Parepare Tahun 2015 63

Pendidikan pendidikan telah diupayakan pemerintah melalui berbagai program, di antaranya pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, program wajib belajar, beasiswa, progam Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dan lain sebagainya. Program pendidikan mempunyai andil yang sangat besar terhadap kemajuan bangsa, ekonomi, dan sosial. Sehingga keberhasilan pembangunan di bidang pendidikan merupakan salah satu parameter untuk mengetahui kesejahteraan masyarakat. Ketersediaan fasilitas pendidikan dan tenaga pengajar merupakan dua hal yang memegang peranan penting terhadap maju mundurnya dunia pendidikan. Salah satu hal yang selama ini masih menjadi kendala adalah kelangkaan jumlah guru pada daerah-daerah terpencil. Isu yang masih sering terdengar adalah sebagian besar guru enggan ditempatkan pada daerah terpencil, sehingga mengakibatkan menumpuknya jumlah guru di daerah-daerah perkotaan. Untuk melihat ketersediaan dan penyebaran guru pada suatu daerah dapat dilihat dengan membandingkan jumlah guru. Walaupun belum ada angka ideal sebagai patokan namun semakin kecil angka ini maka akan menggambarkan beban seorang guru yang semakin kecil pula. 64 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Pendidikan Untuk melihat ketersediaan guru dapat diketahui dengan membandingkan antara jumlah guru dan jumlah murid pada setiap jenjang pendidikan yang ada di masing-masing daerah. Semakin kecil angka ini maka akan semakin kecil pula beban seorang guru. Rasio murid guru SD di Kota Parepare selama kurun waktu 2012-2014 hampir sama. Pada tahun 2012 dan 2014 rasio murid-guru SD sekitar 13, ini berarti pada tahun 2014 secara rata-rata ada sekitar 13 murid SD yang harus ditangani oleh seorang guru pada sekolah tempatnya mengajar. Rasio murid guru SLTP selama kurun waktu 2012-2014 juga hampir sama. Pada tahun 2014 terdapat 11 murid dari setiap guru. Begitupun itu, rasio murid guru SMU, pada tahun 2012-2014 relatif sama yaitu 1 guru menangani 8 orang siswa. Untuk melihat rata-rata banyaknya murid yang bersekolah dalam setiap jenjang pendidikan dapat diketahui dengan membandingkan jumlah murid terhadap sekolah. Salah satu kegunaannya adalah untuk melihat apakah sudah waktunya pemerintah atau pihak swasta membangun sekolah baru pada suatu tempat. Rasio murid-sekolah SD di Kota Parepare pada tahun 2014 sekitar 188 murid per sekolah. Sedangkan Rasio murid sekolah SLTP pada tahun 2014 adalah dari 346 siswa per sekolah. Sementara itu, IPM Kota Parepare Tahun 2015 65

Pendidikan rasio siswa SMU terhadap sekolah pada tahun 2014 adalah 193 siswa per sekolah. 6.2 ANGKA HARAPAN LAMA SEKOLAH Tingkat pendidikan yang tinggi secara tidak langsung akan mencerminkan keberhasilan program pendidikan yang telah diusahakan. Beberapa indikator penting yang dapat digunakan untuk melihat tingkat pendidikan di suatu daerah salah satunya adalah Angka Harapan Lama Sekolah (HLS). Angka harapan lama sekolah penduduk usia 7 tahun ke atas di Kota Parepare pada tahun 2014 adalah 14,04 tahun. Bisa diartikan bahwa penduduk parepare yang berusia 7 tahun ke atas akan menempuh pendidikan sampai 14 tahun ke depan atau diperkirakan sampai semester 4 perguruan tinggi. Sedangkan pada tahun 2013, penduduk umur 7 tahun ke atas diperkirakan bisa menyelesaikan pendidikannya sampai semester 2 perguruan tinggi, dimana HLS tahun 2013 adalah 13,65 tahun. Gambar 4. Grafik Angka Harapan Lama Sekolah (HLS) Kota Parepare,Tahun 2012 2014 (Tahun) 14.2 14 13.8 13.6 13.58 13.65 14.04 66 13.4 IPM Kota Parepare Tahun 2015 13.2 2012 2013 2014

Pendidikan Dengan demikian, Rata-rata penduduk Kota Parepare yang berumur 7 tahun keatas dapat menyelesaikan pendidikannya sampai tingkat SLTA bahkan sampai semester 4 perguruan tinggi atau setara dengan diploma II. Sedangkan angka harapan lama sekolah Propinsi Sulawesi Selatan di tahun 2014, angka HLS yaitu 12,90 tahun sehingga bisa diartikan bahwa rata-rata penduduk Propinsi Sulawesi Selatan yang berumur 7 tahun diperkirakan dapat menyelesaikan pendidikannya sampai lulus SLTA. 6.3 RATA-RATA LAMA SEKOLAH Selain angka harapan lama sekolah, indikator penting lain yang dapat digunakan untuk melihat tingkat pendidikan di suatu daerah adalah Rata-Rata Lama Sekolah. Indikator ini dapat memberikan informasi tentang sejauh mana tingkat pendidikan yang dicapai oleh penduduk. Rata-rata lama sekolah penduduk Kota Parepare yang berumur 25 tahun ke atas pada tahun 2013 sekitar 9,89 tahun, dan mengalami kenaikan pada tahun 2014 IPM Kota Parepare Tahun 2015 67

Pendidikan menjadi 9,95 tahun. Dengan melihat angka tersebut dapat dikatakan bahwa pada tahun 2013 penduduk Kota Parepare rata-rata menyelesaikan pendidikan hingga tingkat SD dan SLTP, demikian juga pada tahun 2014. Jika dibandingkan dengan 24 kabupaten/kota lainnya maka angka rata-rata lama sekolah penduduk Kota Parepare berada di atas rata-rata angka Sulawesi Selatan yaitu 7,49 tahun atau lulus SD. Fenomena ini mencerminkan bahwa kesadaran masyarakat Kota Parepare dibidang pendidikan sudah semakin baik. Gambar 5. Grafik Rata-Rata Lama Sekolah Kota Parepare, Tahun 2012 2014 (Tahun) 10 9.9 9.8 9.7 9.6 9.68 9.89 9.95 9.5 2012 2013 2014 Rata-rata lama sekolah 6.4 ANGKA PARTISIPASI SEKOLAH Tinggi rendahnya kualitas sumberdaya manusia antara lain ditandai dengan adanya unsur kreativitas dan produktivitas yang 68 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Pendidikan direalisasikan dengan hasil kerja atau kinerja yang berkualitas secara perorangan atau kelompok. Beberapa cara untuk menampilkan hasil kerja produktif diantaranya dengan mengasah pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan yang umumnya dapat diperoleh melalui pendidikan formal. Perhatian pemerintah terhadap sumber daya manusia secara dini semakin meningkat, hal tersebut juga terkait dengan program wajib belajar sembilan tahun yang dicanangkan pemerintah dalam upaya meningkatkan partisipasi sekolah pada jenjang pendidikan sekolah dasar (7-12 tahun) dan sekolah lanjutan pertama (13-15 tahun). Untuk mengetahui keberhasilan program tersebut, dapat dilihat dari Angka Partisipasi Sekolah (APS) yaitu gambaran secara umum mengenai banyaknya kelompok umur tertentu yang sedang bersekolah tanpa memandang atau tanpa memperhatikan jenjang pendidikan yang sedang diikuti. APS untuk SD misalnya, diperoleh dengan membagi jumlah penduduk usia Sekolah Dasar (7 12 tahun) yang masih/sedang bersekolah pada setiap jenjang pendidikan dengan jumlah penduduk usia Sekolah Dasar. Begitu juga perlakuannya pada jenjang pendidikan SLTP, SLTA, dan sebagainya. Keberhasilan pembangunan dibidang pendidikan juga dapat dilihat dari peningkatan angka partisipasi sekolah (APS). IPM Kota Parepare Tahun 2015 69

Pendidikan APS di sini adalah persentase penduduk umur tertentu yang masih sekolah terhadap seluruh penduduk usia tersebut. Meningkatnya Angka Partisipasi Sekolah menunjukkan adanya keberhasilan di bidang pendidikan, terutama yang berkaitan dengan upaya memperluas jangkauan pelayanan pendidikan. Tabel 8. Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Usia Sekolah (7 24 Tahun) dan jenis kelamin di Kota Parepare,Tahun 2014 (Persen) Usia Sekolah (Tahun) Laki-laki Perempuan Total Penduduk 7 12 (SD) 98,10 100,00 98,93 13 15 (SLTP) 98,52 96,47 97,52 16 18 (SLTA) 74,87 78,32 76,66 19 24 (D1 S1) 36,64 38,90 36,87 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Angka Partisipasi Sekolah (APS) untuk usia sekolah dasar (7-12 tahun) di Kota Parepare untuk laki-laki sebesar 98,10 persen sedangkan untuk perempuan sebesar 100 persen sehingga semua perempuan berumur 7-12 tahun telah bersekolah. APS usia SLTP (13-15 tahun) laki-laki sebesar 98,52 persen, sedangkan perempuan nilai APS-nya lebih kecil dibandingkan Laki-laki yaitu 96,47 persen. 70 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Pendidikan Sedangkan APS usia SLTA (16-18 tahun) sebesar 76,66 persen dengan APS laki-laki sebesar 74,80 persen dan perempuan sebesar 78,32 persen. APS usia D1-S1 (19-24 tahun) sebesar36,87 persen. IPM Kota Parepare Tahun 2015 71

BAB VII KETENAGAKERJAAN

Bab 7 Ketenagakerjaan - Angkatan Kerja - Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja - Tingkat Pengangguran Terbuka

Ketenagakerjaan BAB VII KETENAGAKERJAAN Sektor ketenagakerjaan merupakan salah satu sektor penting bagi pembangunan ekonomi, khususnya dalam upaya pemerintah untuk mengurangi penduduk miskin dengan menitikberatkan pada masalah perluasan kesempatan kerja bagi angkatan kerja yang terus bertambah. Dengan demikian pemerintah perlu strategi pembangunan yang berorientasi pada perluasan/pembukaan kesempatan kerja. Kemudian sejauhmana pemerintah mengambil strategi seperti itu dan menjalankannya seefektif mungkin, telah dianggap sebagai salah satu batu ujian yang penting artinya bagi keberhasilan pembangunan. Masalah ketenagakerjaan mencakup banyak aspek seperti pengangguran, tingkat upah yang rendah, tidak adanya jaminan sosial dan sebagainya. Pada umumnya tenaga kerja yang bekerja pada sektor formal mempunyai tingkat upah, produktivitas dan jaminan sosial yang lebih baik dibanding mereka yang bekerja disektor informal. Ketenagakerjaan merupakan aspek yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. IPM Kota Parepare Tahun 2015 73

Ketenagakerjaan 7.1 ANGKATAN KERJA Dalam konsep BPS, usia kerja yang digunakan untuk keperluan pengumpulan data ketenagakerjaan adalah 15 tahun ke atas. Penduduk usia kerja ini dibagi lagi menjadi penduduk yang masuk sebagai angkatan kerja dan penduduk yang bukan angkatan kerja. Angkatan kerja adalah penduduk yang ikut berpartisipasi dalam lapangan kerja, baik statusnya sudah bekerja maupun yang pengangguran, sedangkan bukan angkatan kerja aktivitasnya adalah yang tidak terkait dengan bekerja secara produktif misalnya sekolah dan mengurus rumahtangga. Setiap pembicaraan mengenai angkatan kerja pasti akan terkait dengan masalah kependudukan, karena angkatan kerja merupakan bagian dari penduduk dan tenaga kerja terus bertambah sejalan dengan perkembangan penduduk. Perkembangan angkatan kerja tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan ekonomi secara makro, karena proses penciptaan lapangan kerja mengacu kepada kecenderungan pergerakan sektor ekonomi. Jumlah angkatan kerja di Kota Parepare mengalami kenaikan dari 53.678 orang pada tahun 2013 menjadi 58.978 orang pada tahun 2014 (Hasil Sakernas). 74 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Ketenagakerjaan Tabel 9. Data Angkatan Kerja dan Penduduk Kota Parepare Tahun 2012 2014 Tahun Angkatan Kerja Bukan Angkatan Kerja Jumlah TPAK 2012 54.095 35.505 89.600 60,37 2013 53.678 39.327 93.005 57.72 2014 58.978 38.318 97.296 60,62 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare 7.2 TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah salah satu ukuran yang dapat menggambarkan partisipasi penduduk usia kerja dalam kegiatan ekonomi. TPAK merupakan perbandingan jumlah angkatan kerja yaitu jumlah penduduk yang bekerja dan mencari pekerjaan terhadap jumlah seluruh penduduk usia kerja (15 tahun ke atas). Penduduk lainnya adalah bukan angkatan kerja yaitu penduduk yang tidak terlibat dalam kegiatan ekonomi, yaitu penduduk yang sekolah, mengurus rumah tangga, dan lain sebagainya. IPM Kota Parepare Tahun 2015 75

Ketenagakerjaan Tabel 10. Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan Utama Selama Seminggu yang Lalu di Kota Parepare, Tahun 2013 2014 (Persen) Rincian (Persen) 2013 2014 Angkatan Kerja: 57,72 60,62 - Bekerja 54,91 56,34 - Pengangguran Terbuka 2,80 4,28 Bukan Angkatan Kerja: 42,28 39,38 - Sekolah 14,80 13,26 - Mengurus RT 21,57 20,30 - Lainnya 5,92 5,81 Penduduk Usia Kerja (15 Tahun ke Atas) Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare 100,00 100,00 TPAK di Kota Parepare pada tahun 2014 mancapai 60,62 persen, yang berarti bahwa pada setiap 100 orang penduduk usia kerja (15 tahun ke atas) sekitar 60 orang di antaranya adalah termasuk angkatan kerja. TPAK tahun 2014 ini naik bila dibandingkan tahun 2013 yakni sekitar 57,72 persen. Untuk lebih lengkapnya dapat 76 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Ketenagakerjaan dilihat pada tabel di bawah ini. Sebagai catatan bahwa persentase angkatan kerja yang ditampilkan tidak lain adalah TPAK itu sendiri. 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 7.3 TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA Pengangguran terbuka dapat diartikan sebagai: - Mereka yang sedang mencari pekerjaan, - Mereka yang sedang mempersiapkan usaha baru, - Mereka tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin dapat pekerjaan (putus asa), dan - Mereka sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja. Sedangkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) merupakan 4.21 4.86 8.39 perbandingan antara jumlah pengangguran terbuka dengan jumlah angkatan kerja. 2012 2013 2014 TPT Gambar 6. Grafik Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Parepare, Tahun 2012 2014 (Persen) Selama kurun waktu IPM Kota Parepare Tahun 2015 77

Ketenagakerjaan tahun 2012 2014, TPT Kota Parepare terus mengalami kenaikan. Jika pada tahun 2012 TPT Kota Parepare sebesar 4,21 persen, maka pada tahun 2013 naik menjadi 4,86 persen, dan pada tahun 2014 meningkat menjadi 8,39 persen. 7.4 PENYERAPAN TENAGA KERJA Penyerapan tenaga kerja untuk setiap sektor ekonomi pada tahun 2014 tercatat sebanyak 54.812 pekerja. Dari 5 sektor ekonomi yang dicakup, sektor yang paling dominan menyerap tenaga kerja adalah sektor perdagangan yaitu sekitar 37,69 persen. Gambar 7. Persentase Penduduk Usia 15 tahun Keatas Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha, Kota Parepare Tahun 2014 78 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Ketenagakerjaan 7.25 2.56 37.69 21.66 30.84 Pertanian Industri Perdagangan, Restoran & Hotel Jasa Kemasyarakatan lainnya Selama ini sektor perdagangan, restoran dan hotel masih merupakan lapangan usaha bagi sebagian besar penduduk di Kota Parepare. Persentase penduduk yang bekerja pada sektor ini 37,69 persen pada tahun 2014, Selanjutnya sebanyak 30,84 persen penduduk di Kota Parepare bekerja pada sektor jasa. IPM Kota Parepare Tahun 2015 79

Ketenagakerjaan 80 IPM Kota Parepare Tahun 2015

BAB VIII PERUMAHAN

Bab 8 Perumahan - Kondisi Fisik Tempat Tinggal - Fasilitas Tempat Tinggal

Perumahan BAB VIII PERUMAHAN Perumahan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia disamping sandang dan pangan. Keberadaan rumah tidak hanya berfungsi sebagai tempat berlindung, tetapi rumah sudah menjadi bagian dari gaya hidup dan simbol status bahkan juga menunjukkan identitas pemiliknya. Rumah selain berfungsi sebagai tempat istirahat atau berlindung dari hujan dan panasnya matahari, juga berfungsi sebagai tempat untuk membina kehidupan rumahtangga dan bersosialisasi antar individu dalam rumah dan mengembangkan diri. Dengan sifatnya sebagai mahluk sosial, manusia selalu ingin hidup bersama dengan orang lain dan berinteraksi antara satu dengan lainnya, sehingga satu persatu bangunan rumah tinggal bermunculan sampai terbentuk suatu pemukiman penduduk. Pemerintah telah berupaya untuk mempermudah masyarakat untuk mendapatkan rumah melalui berbagai program diantaranya menyediakan fasilitas kredit kepemilikan rumah (KPR). Rumah dapat dijadikan sebagai indikator untuk mengukur tingkat sosial masyarakat dan keberhasilan pembangunan di bidang perumahan. Keberadaan rumah yang dimaksud tidak saja IPM Kota Parepare Tahun 2015 83

Perumahan menyangkut kuantitas, tetapi juga mengenai kualitas rumah. Kualitas rumah tinggal menunjukkan tingkat kesejahteraan suatu rumah tangga, dimana kualitas tersebut ditentukan oleh fisik rumah tersebut yang dapat terlihat dari fasilitas yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai fasilitas yang mencerminkan kesejahteraan rumahtangga tersebut diantaranya dapat terlihat dari luas lantai rumah, sumber air minum dan fasilitas tempat buang air besar. Peningkatan kesejahteraan rakyat dan kualitas masyarakat diwujudkan dengan pembangunan nasional di segala bidang secara berimbang. Dalam bidang perumahan, pembangunan tidak hanya menyangkut segi kuantitatif, melainkan juga segi kualitatif yang memungkinkan terselenggaranya perumahan sesuai dengan hakikat dan fungsinya. 8.1 KONDISI FISIK TEMPAT TINGGAL Kondisi perumahan dan lingkungan mencerminkan kondisi penduduk yang tinggal dari perumahan dan lingkungan tersebut. Oleh karena itu, laporan terhadap kondisi perumahan dan lingkungan adalah merupakan bagian dari laporan pembangunan manusia. 84 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Perumahan Gambaran kondisi perumahan dan lingkungan tidak hanya dilihat secara fisik saja tapi juga dilihat dari akses penghuni rumah tersebut ke berbagai fasilitas seperti air bersih, penggunaan jamban, dan sebagainya. Kenyamanan tempat tinggal dapat dilihat dari luas lantai perkapita yang digunakan. Selama kurun waktu tahun 2013-2014 luas lantai perkapita rumah di Kota Parepare cenderung mengalami kemajuan. Pada tahun 2014 persentase rumah tangga yang menempati rumah dengan luas lantai kurang dari 20 meter persegi sekitar 4,19 persen. Selanjutnya rumah tangga di Kota Parepare yang menempati rumah dengan luas lantai 20-49 meter persegi sekitar 31,35 persen pada tahun 2014. Sedangkan luas lantai 50-99 meter persegi adalah 49,12 persen dan luas lantai 100-149 meter persegi adalah 15,33 persen. IPM Kota Parepare Tahun 2015 85

Perumahan Tabel 11. Persentase Rumah Tangga Menurut Kualitas Rumah yang Ditempati di Kota Parepare,Tahun 2013 2014 (Persen) Rincian 2013 2014 Rumah Tangga Menurut Kualitas Rumah (Persen): Lantai Bukan Tanah Atap Seng Dinding Tembok Tidak Ada Kakus 100 99,06 91,10 88,27 37,94 45,96 0,16 3,99 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare (Susenas) 8.2 FASILITAS TEMPAT TINGGAL Fasilitas perumahan merupakan indikator penting untuk mengukur kesejahteraan keluarga. Adapun fasilitas perumahan yang dimaksud antara lain sumber air minum, penggunaan jamban/kakus oleh rumah tangga, dan jarak sumber air minum ke tempat penampungan kotoran/tinja tedekat. Sumber air minum merupakan indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan keluarga. Air bersih adalah sumber air minum yang berasal dari leding, pompa, sumur terlindung, mata air terlindung dan air kemasan. 86 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Perumahan Tabel 12. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Air Minum, Penggunaan Kakus, dan Jarak ke Penampungan Terakhir di Kota Parepare, Tahun 2013 2014 (Persen) Rincian 2013 2014 Sumber Air Minum 100,00 100,00 - Air Bersih 87,80 98,53 - Bukan Air Bersih 12,20 1,48 Penggunaan Kakus 100,00 100,00 - Ada Kakus 94,77 97,49 - Tidak Ada Kakus 5,23 3,99 Jarak ke Penampungan 100,00 100,00 0 10 m 43,90 25,21 > 10 m 50,34 63,45 Tidak Tahu 5,77 11,34 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Pada tahun 2014, rumah tangga di Kota Parepare yang menggunakan air bersih sekitar 98,53 persen. Sedangkan rumah tangga yang menggunakan bukan air bersih yaitu sebesar 1,48 persen Sumber air minum tidak bersih ini berasal dari sumur tidak IPM Kota Parepare Tahun 2015 87

Perumahan terlindung, mata air tidak terlindung, sungai, danau/ waduk, dan air hujan. Sementara itu, kesehatan lingkungan dapat dilihat dari penggunaan kakus oleh rumah tangga. Pada tahun 2014, rumah tangga di Kota Parepare yang menggunakan kakus (kakus milik sendiri, bersama, dan umum) adalah sekitar 97,49 persen, sedangkan yang tidak menggunakan kakus sekitar 3,99 persen. Jika dilihat dari jarak ke penampungan terakhir, maka persentase rumah tangga yang tinggal di rumah dengan jarak ke penampungan terakhir dari 0 10 m pada tahun 2014 di Kota Parepare adalah sekitar 25,21 persen, lebih dari 10 m adalah sekitar 50,34 persen, dan yang tidak tahu ada sekitar 5,77 persen. Angka ini semakin meningkat dari tahun sebelumnya. 8.3 FASILITAS PENERANGAN Listrik sudah menjadi kebutuhan primer bagi penduduk, hampir seluruh rumah tangga di Kota Parepare sudah menggunakan listrik sebagai sumber penerangan. Pada tahun 2014, rumah tangga yang menggunakan PLN sebagai sumber penerangan sekitar 99,6 persen, 0,17 persen menggunakan listrik non PLN dan Sisanya sekitar 0,23 persen menggunakan sumber penerangan petromak/aladin. Sarana listrik yang disediakan oleh pemerintah 88 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Perumahan (PLN) dan swasta sudah menjangkau seluruh wilayah Kota Parepare. Kemungkinan rumah tangga yang belum menggunakan listrik sebagai sumber penerangan disebabkan oleh faktor kesulitan ekonomi rumah tangga. Tabel 13. Persentase Rumah Tangga Menurut Sumber Penerangan, di Kota Parepare, Tahun 2013 2014 (Persen) Sumber Penerangan 2013 2014 Listrik PLN 99,41 99,60 Listrik Non PLN - 0,17 Petromak/Aladin 0,21 0,23 Pelita/Sentir/Obor 0,38 - Lainnya - - Jumlah 100,00 100,00 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare IPM Kota Parepare Tahun 2015 89

Perumahan 90 IPM Kota Parepare Tahun 2015

LAMPIRAN

Pada bagian lampiran ini terlampir 8 (delapan) tabel utama yang berkaitan dengan IPM Kota Parepare.

Lampiran LAMPIRAN Tabel 1. Beberapa Indikator Kependudukan di Kota Parepare,, Tahun 2013 2014 Rincian Tahun 2012 2013 2014 1. Penduduk 132.048 135.200 136.903 a. Laki-Laki 63.763 66.274 67.217 b. Perempuan 68.285 68.926 69.686 2. Sex Ratio 96 96 96 3. Laju Pertumbuhan Penduduk 1,12 1,50 1,44 4. Kepadatan Penduduk 1.329 1.361 1.378 5. Penduduk Menurut Kelompok Umur a. 0 14 Tahun 40.798 42.479 39.829 b. 15 64 Tahun 86.632 86.546 90.814 c. 65 Tahun ke Atas 5.887 6.175 6.260 6. Angka Beban Tanggungan 53,88 56,21 50,75 7. Jumlah Rumah Tangga*) 30.049 28.940-8. Rata 2 Anggota Rum. Tangga 4 4 4 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare IPM Kota Parepare Tahun 2015 93

Lampiran Tabel 2. Beberapa Indikator Dasar Kependudukan dan Geografis di Kota Parepare, Tahun 2012 2014 Rincian Tahun 2012 2013 2014 1. Jumlah Kecamatan 4 4 4 2. Jumlah Desa/Kelurahan 22 22 22 a. Desa/Kelurahan Pantai 10 10 10 b. Desa/Kelurahan Bukan Pantai 12 12 12 3. Luas Wilayah (Km 2 ) 99,33 km 2 99,33 km 2 99,33 km 2 4. Letak Astronomis 3 57 39-4 04 49 LS dan 119 36 24-119 43 40 BT, 5. Letak Geografis Jaraknya sekitar 155 km ke arah utara atau sekitar 3 4 jam perjalanan darat dari ibu Kota Provinsi. Posisinya tepat di pesisir Selat Makassar yang memisahkan Pulau Sulawesi dan Pulau Kalimantan. Berbatasan dengan Kabupaten Pinrang di sebelah utara, Kabupaten Sidrap di sebelah timur, Kabupaten Barru di sebelah selatan dan 94 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Lampiran Selat Makassar di sebelah barat. 6. Rata2 Jumlah Penduduk per Kecamatan* 7. Rata2 Jumlah Penduduk per Desa/Kelurahan* 33.012 33.800 34.225 6.002 6.145 6.222 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare IPM Kota Parepare Tahun 2015 95

Lampiran Tabel 3. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Komponen IPM Kota Parepare, Tahun 2012 2014 Jenis Indikator 2012 2013 2014* Angka Harapan Hidup (e 0 ) (Tahun) 70,37 70,38 70,39 Angka Harapan Lama Sekolah (Persen) Rata-Rata Lama Sekolah (Tahun) Pengeluaran Perkapita Riil Disesuaikan (Ribu Rupiah) 13,58 13,65 14,04 9,68 9,89 9,95 12.419 12.554 12.692 Indeks Kesehatan 77,49 77,51 77,52 Indeks Pendidikan 69,99 70,89 72,17 Indeks Paritas Daya Beli 76,76 77,09 77,42 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Catatan : * Angka Sementara 74,67 75,10 75,66 96 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Lampiran Tabel 4. Beberapa Indikator Pendidikan di Kota Parepare, Tahun 2012 2014 1. Jumlah Sekolah Rincian 2012 2013 2014 - SD 89 89 89 - SLTP 22 22 22 - SLTA 21 22 41 2. Jumlah Murid - SD 17.005 16.759 16.715 - SLTP 7.106 7.451 7.619 - SLTA 7.752 7.658 7.918 3. Jumlah Guru - SD 1.364 1.199 1.293 - SLTP 622 655 667 - SLTA 921 937 976 4. Rasio Murid-Guru - SD 1:12 1:13 1:13 - SLTP 1:11 1:11 1:11 - SLTA 1:8 1:8 1:8 IPM Kota Parepare Tahun 2015 97

Lampiran 5. Rasio Murid Sekolah 6. - SD 1:191 1:188 1:188 - SLTP 1:323 1:339 1:346 - SLTA 1:369 1:360 1:193 Angka Partisipasi Sekolah (persen) - 7 12 Tahun - 13 15 Tahun - 16 18 Tahun - 19 24 Tahun Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare 98,82 98,77 98,93 91,37 91,73 97,52 65,73 72,55 76,66 41,68 35,28 36,87 98 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Lampiran Tabel 5. Beberapa Indikator Ketenagakerjaan di Kota Parepare, Tahun 2012 2014 No. Indikator 2012 2013 2014 1. Angkatan Kerja (Jiwa) 54.095 53.678 58.978 - Bekerja (%) 57,83 54,91 56,33 2. 3. 4. - Pengangguran (%) 2,54 2,80 4,28 Bukan Angkatan Kerja (Jiwa) 35.505 39.327 38.318 - Sekolah (%) 2,62 14,80 13,26 - Mengurus RT (%) 23,88 21,57 20,30 - Lainnya (%) 13,13 5,92 5,82 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (Persen) 60,37 58,13 60,62 Tingkat Pengangguran Terbuka (Persen) 4,21 4,86 7,06 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare IPM Kota Parepare Tahun 2015 99

Lampiran Tabel 6. Beberapa Indikator Perumahan di Kota Parepare, Tahun 2012 2014 (Persen) 1. Lantai Rincian 2012 2013 2014 - < 20 m 2 2,56 4,19-20 49 m 2 32,41 31,35-50 99 m 2 40,83 49,12 - > 100 m 2 24,19 15,33 2. Sumber Air Minum - Air Bersih 97,24 87,80 98,53 - Bukan Air Bersih 2,76 12,20 1,48 3. Fasilitas Tempat Buang Air Besar - Ada 95,64 94,77 96,01 - Tidak Ada 4,36 5,23 3,99 4. Jarak ke Penampungan Terakhir - 0 10 m 31,57 43,90 25,21 - > 10 m 52,20 50,34 63,45 - Tidak Tahu 16,22 5,77 11,34 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare 100 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Lampiran Tabel 7. PDRB ADH Berlaku dan ADH Konstan 2010 Menurut Sektor Ekonomi di Kota Parepare, Tahun 2012 2014 (Juta Rupiah) Sektor Ekonomi Nilai (Rupiah) 2012 2013* 2014** PDRB ADH Berlaku 3.501.130,2 3.938.494,7 4.428.046,5 1. Pertanian,Kehutanan, dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 194.992,32 225.286,43 291.556,59 10.206,08 12.425,76 16.067,81 3. Industri Pengolahan 73.373,57 82.273,56 93.682,21 4. Pengadaan Listrik dan Gas 5. Pengadaaan Air,Pengelolaan Sampah,limbah dan Daur ulang 2.886,03 2.738,01 2.967,43 10.700,95 11.956,81 12.141,59 6. Konstruksi 553.645,03 642.422,52 740.899,31 7. Perd. Besar dan Eceran :REparasi Mobil dan Sepeda Motor 568.928,92 620.227,06 661.585,66 8. Transportasi dan Pergudangan 174.555,93 199.407,12 242.359,82 9. Penyediaan 200.600,78 229.327,56 269.057,72 IPM Kota Parepare Tahun 2015 101

Lampiran Akomodasi dan Makan Minum 10. Informasi dan Komunikasi 233.042,17 236.368,94 221.108,78 11. Jasa Keuangan dan Asuransi 258.316,16 313.758,76 350.731,23 12. Real Estate 295.484,77 351.099,80 405.506,71 13. Jasa Perusahaan 9.452,45 10.773,18 11.862,81 14. Administrasi Pemerintahan,Pertahan an dan Jaminan Sosial 432.247,22 456.803,88 496.528,35 15. Jasa Pendidikan 241.982,51 271.505,47 295.831,34 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 141.036,93 157.966,70 183.238,92 17. Jasa Lainnya 99.678,35 114.153,15 132.920,21 PDRB ADH Konstan 2010 1. Pertanian,Kehutanan, dan Perikanan 3.150.257,39 3.401.319,79 3.608.584,81 166.535,99 185.561,50 210.413,18 2. Pertambangan dan Penggalian 7.845,42 8.285,52 9.144,60 3. Industri Pengolahan 67.557,88 73.485,74 77.463,70 102 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Lampiran 4. Pengadaan Listrik dan Gas 5. Pengadaaan Air,Pengelolaan Sampah,limbah dan Daur ulang 3.023,33 3.093,01 3.419,37 10.163,47 10.677,62 10.772,22 6. Konstruksi 472.273,16 516.837,34 536.793,69 7. Perd. Besar dan Eceran :REparasi Mobil dan Sepeda Motor 8. Transportasi dan Pergudangan 9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 518.487,48 557.547,44 586.035,85 170.340,71 183.209,74 207.051,09 175.353,99 189.270,82 206.935,03 10. Informasi dan Komunikasi 230.846,45 253.663,39 254.436,01 11. Jasa Keuangan dan Asuransi 223.340,33 238.099,41 268.080,29 12. Real Estate 268.827,93 306.363,19 334.324,87 13. Jasa Perusahaan 8.414,84 9.155,01 9.607,01 14. Administrasi Pemerintahan,Pertahan an dan Jaminan Sosial 375.100,65 383.560,85 386.563,21 IPM Kota Parepare Tahun 2015 103

Lampiran 15. Jasa Pendidikan 224.490,95 238.764,47 243.053,15 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 134.529,23 145.437,45 160.418,88 17. Jasa Lainnya 93.125,59 98.307,29 104.072,67 Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Parepare Catatan : * Angka Sementara ** Angka Sangat Sementara 104 IPM Kota Parepare Tahun 2015

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN IPM Kota Parepare Tahun 2015 3