HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS VIII SMPN 3 PARIAMAN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMAN 1 KINALI

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SAWAHLUNTO RANI HELFANI

HUBUNGAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 1 SUNGAI LIMAU

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 12 PADANG

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS RANGKUMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 11 PADANG

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LUBUK BASUNG

KORELASI KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PAINAN

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 PARIAMAN

HUBUNGAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENULIS WACANA EKSPOSISI SISWA KELAS X SMAN 5 PADANG

HUBUNGAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA N 3 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARTIKEL POPULER SISWA KELAS XI SMA NEGERI 5 PADANG

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MENULIS ARGUMENTASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BRAINSTORMING

KORELASI KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN TEKS EKSPOSISI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI KELAS X SMA NEGERI 2 KOTO XI TARUSAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI

ELVA YETRI NPM

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANG KAPAS ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI TEKS CERITA PENDEK DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS XI SMA SEMEN PADANG

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK MELENGKAPI PARAGRAF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUTERA ARTIKEL ILMIAH

ABSTRACT. Kata kunci: korelasi, keterampilan membaca pemahaman teks laporan hasil observasi, dan keterampilan menulis teks laporan hasil observasi

Hubungan Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Keterampilan Menulis Paragraf Deduktif siswa kelas XI SMA Negeri I Dua Koto Kabupaten Pasman.

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN NASKAH DRAMA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 13 PADANG

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 GUGUAK KABUPATEN 50 KOTA

Abstract. Pendahuluan

PERBANDINGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BACAAN DAN MEDIA POSTER SISWA KELAS KELAS X SMAN 1 RANAH PESISIR

PENGARUH TEKNIK BRAINSTORMING TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH

Inovasi Pendidikan Vol. I. No. 17, Maret 2017

PENINGKATAN MENARASIKAN TEKS WAWANCARA DENGAN TEKNIK PEMODELAN SISWA KELAS VII.4 SMPN 6 BUKITTINGGI

PENGARUH STRATEGI POINT TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMPN 3 TALAMAU

KORELASI KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS VIII.1 SMP NEGERI 7 BUKITTINGGI

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 IV JURAI KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL

KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN I KINALI KABUPATEN PASAMAN BARAT

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PADANG

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KEMAMPUAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RAO KABUPATEN PASAMAN

KEMAMPUAN MENULIS NARASI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS VII SMPNEGERI 1 SIBERUT SELATAN KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI TEKS WAWANCARA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS VII SMP N 1 V KOTO TIMUR PARIAMAN

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN PERJALANAN DALAM BENTUK PARAGRAF DESKRIPSI SISWA KELAS VIII SEMESTER I SMPN 3 X KOTO SINGKARAK TAHUN PELAJARAN 2013/2014

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI NARASI SISWA KELAS VII SEMESTER II MTs SWASTA SAWAHLUNTO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 FEBRI HARIANITA ABSTRACK

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA APRESIATIF DENGAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA PEMBANGUNAN LABOLATORIUM UNP

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA FOTO TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PANCUNG SOAL ABSTRACT

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS KEMBALI DONGENG SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 LINTAU BUO KABUPATEN TANAH DATAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG TEKS DESKRIPSI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 8 PADANG

JURNAL ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

HUBUNGAN KETERAMPILAN MENYIMAK TEKS CERPEN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERPEN SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-6 PADANG JURNAL ILMIAH

HUBUNGAN MINAT BACA FIKSI DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA MORAL/FABEL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 SIJUNJUNG

PENGARUH TEKNIK MENULIS PUISI BERDASARKAN CERITA TERHADAP MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 11 PADANG BERDASARKAN KERANGKA KARANGAN ARTIKEL ILMIAH RIRIN SEPRIWINNI NPM

PENGARUH SEARCH REWRITE AND TEST (SRT) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMPN 8 PADANG

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI DENGAN KEMAMPUAN BERCERITASISWA KELAS VII SMP N 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

KONTRIBUSI PENGETAHUAN KALIMAT EFEKTIF TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS SURAT RESMI SISWA KELAS VIII SMPN 1 PARIANGAN

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG GELUGUR KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 16 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POSTER

Bunga Lestari Dr. Wisman Hadi, M.Hum. ABSTRAK

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAI PUAR KABUPATEN AGAM

ARTIKEL ILMIAH SYAFRI YULLANDA NIM

Jurnal Pedagogika dan Dinamika Pendidikan

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 5 BINTAN TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK STRIP TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TANJUNG RAYA KABUPATEN AGAM

ABSTRACT. Kata kunci: membaca, membaca apresiatif cerpen, menulis teks cerpen

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI BERDASARKAN TEKS WAWANCARA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 RANAH PESISIR KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SUGESTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MENYELESAIKAN CERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 SIJUNJUNG

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK BERITA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 BATUSANGKAR ARTIKEL ILMIAH

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METODE SRT (SEARCH, REWRITE, AND TEST) TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 20 PADANG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMAN 1 2X11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERDASARKAN MEDIA GAMBAR ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING SISWA KELAS X MAN KOTO BERAPAK BAYANG KAB. PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK PEMODELAN BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA SMP NEGERI 12 PADANG

ABSTRACT

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA KRITIS DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII MTsN DURIAN TARUNG PADANG ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 11 PADANG

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 PADANG BERBANTUAN MEDIA AUDIO DENGAN TEKNIK KERANGKA TULISAN ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN BERITA DAN KETERAMPILAN MENULIS BERITA SISWA KELAS X SMK NEGERI 2 PAINAN

KEMAMPUAN MEMBACAKAN BERITA SISWA KELAS XI SMA N 1 PAINAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL E- JURNAL ILMIAH

KEMAMPUAN MENGUBAH TEKS WAWANCARA MENJADI KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LEMBAH MELINTANG KABUPATEN PASAMAN BARAT JURNAL

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK SQ3R TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN

Hubungan Kemampuan Penalaran dengan Keterampilan Menulis Argumentasi Siswa Kelas X SMA PGRI 1 Padang E-JURNAL ILMIAH. Nela Pakra Roza NPM

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK COPY THE MASTER TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 SUNGAI TARAB E- JURNAL ILMIAH

KEMAMPUAN MEMBEDAKAN PARAGRAF DEDUKTIF DAN INDUKTIF SISWA KELAS XI SMA ADABIAH 2 PADANG MELALUI KEGIATAN MEMBACA PEMAHAMAN

KONTRIBUSI PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 IV NAGARI BAYANG UTARA KABUPATEN PESISIR SELATAN ABSTRACT

PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK PEMODELAN BERBASIS MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS BERITA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 15 PADANG

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMAN 1 PASAMAN DENGAN TEKNIK PEMODELAN E-JURNAL ILMIAH LINDA OKTAVIA SARI NPM

HUBUNGAN MINAT BACA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL ILMIAH

E JURNAL ILMIAH TRIA ULANDARI NIM Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan ( Strata 1)

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII SMP PERTIWI 2 PADANG DALAM MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG

KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR BERSERI SISWA KELAS X SMA NEGERI 7 PADANG ARTIKEL ILMIAH

ABSTRACT. Kata kunci: Pengaruh, Media Objek Langsung, Menulis, Teks Laporan Hasil Observasi

KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SIPORA KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PETA KONSEP

PEMBELAJARAN MENULIS SEBAGAI SUATU KETERAMPILAN BERBAHASA

PENGARUH PENGGUNAAN METODE SIRE TERHADAP KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 26 PADANG ARTIKEL ILMIAH ROZA YULIANA NPM

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 19 PADANG ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGUASAAN KOSAKATA BIDANG LINGKUNGAN DENGAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPLANASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 8 PADANG

KEMAMPUAN SISWA KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 8 BINTAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI MEDIA GAMBAR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA I)

HUBUNGAN PEMAHAMAN POLA PENALARAN DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF PERSUASI PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TAHUN PEMBELAJARAN

KETERAMPILAN MEMBACA TEKS DRAMA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 30 PADANG ARTIKEL MIA JULITA SARI NPM

Transkripsi:

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA KRITIS DENGAN KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI SISWA KELAS VIII SMPN 3 PARIAMAN Oleh: Rika Yulianda 1, Agustina 2, Nursaid 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang email: rikayulianda33@yahoo.com ABSTRACT The purpose of this study was to see the results of the following descriptions. First, the ability to read critically VIII Junior High School students in grade 3 Pariaman. Second, the ability to write arguments class VIII students of SMP Negeri 3 Pariaman. Third, the relationship of critical reading skills with the ability to write arguments class VIII students of SMP Negeri 3 Pariaman. Data of this study, namely the ability to read critically VIII Junior High School students in grade 3 Pariaman and the ability to write arguments VIII Junior High School students in grade 3 Pariaman. The research data obtained through the test of critical reading skills and the ability to write arguments class VIII students of SMP Negeri 3 Pariaman. Data was collected using correlational research methods. The study's findings that there is a significant relationship between critical reading skills with the ability to write arguments class VIII students of SMP Negeri 3 Pariaman. Difference is seen in the 0.05 significance level with degrees of freedom n-2 that is obtained is t count t table = 3.9832 and 1.70 in the sense t count greater than t table. Kata kunci: hubungan; membaca kritis; menulis argumentasi A. Pendahuluan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Ruang lingkup pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah mencakup empat aspek keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dalam pelaksanaan pembelajarannya, keempat keterampilan ini terintegrasi antara satu dengan yang lainnya. Keterampilan membaca dan menulis saling berkaitan. Tanpa membaca, ide menulis akan kering. Sebaliknya, tanpa menulis pencapaian membaca tidak terukur. Membaca dapat menambah pengetahuan dan wawasan di berbagai bidang. Akan lebih baik jika pengetahuan dan wawasan yang didapat setelah membaca dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Menulis merupakan pemindahan pikiran atau perasaan dalam bentuk lambang-lambang bahasa dan diperlukan pengetahuan tentang ejaan dan tanda baca (Semi, 2003:2). Semi menambahkan bahwa menulis merupakan suatu proses kreatif. Sebagai suatu proses kreatif, ia 1 Mahasiswa penulis skripsi Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, wisuda periode September 2012 2 Pembimbing I, Dosen FBS Universitas Negeri Padang 3 Pembimbing II, Dosen FBS Universitas Negeri Padang 304

Hubungan Kemampuan Membaca Kritis dengan Menulis Argumentasi Rika Yulianda, Agustina, dan Nursaid harus mengalami suatu proses yang secara sadar dilalui dan secara sadar pula dilihat hubungan satu dengan yang lain, sehingga berakhir pada satu tujuan yang jelas. Salah satu keterampilan menulis yang penting dimiliki oleh siswa adalah keterampilan menulis argumentasi. Menurut Keraf (2005:3), argumentasi merupakan suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan penulis. Melalui argumentasi, penulis berusaha merangkaikan fakta sedemikian rupa, sehingga mampu menunjukkan apakah suatu pendapat atau sesuatu hal itu benar atau tidak. Dalam kenyataannya, masih banyak siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pariaman yang belum mampu menulis argumentasi dengan baik. Bukti ketidakmampuan siswa dalam menulis argumentasi yaitu nilai yang diperoleh cenderung berada di bawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu berada di bawah 70. Hal tersebut dapat dilihat dari kurang berminatnya siswa dalam belajar menulis, khususnya pembelajaran menulis paragraf argumentasi. Siswa kesulitan dalam mengembangkan ide-ide ataupun mempertahankan pendapat atau argumennya. Faktor yang melatarbelakangi hal tersebut diantaranya sebagai berikut: (1) siswa kesulitan dalam menentukan topik, (2) siswa kurang memahami teknik mengembangkan gagasan sehingga tulisan sering bertele-tele dan sering ditemui pengulangan bagian-bagian tertentu yang menimbulkan kebosanan bagi pembaca, dan (3) alokasi waktu yang kurang untuk melatih keterampilan menulis siswa dengan berbagai teknik yang ada. Dalam menulis argumentasi, siswa harus mengetahui langka-langkahnya. Adapun langkah-langkah menulis argumentasi menurut Semi (2003:48) adalah kumpulkan data dan fakta, tentukan sikap dan posisi, nyatakan sikap pada bagian awal atau pengantar dengan paragraf yang singkat dan jelas, kembangkan penalaran dengan urutan yang jelas, ujilah argumen dengan mencoba mengendalikan diri berada pada posisi yang kontras, hindari menggunakan istilah yang terlalu umum yang dapat menimbulkan prasangka atau melemahkan pendapat, dan penulis harus menetapkan secara tepat ketidaksepakatan yang akan diargumentasikan tersebut. Selain itu, sebelum menulis argumentasi siswa terlebih dahulu harus tahu cirri-ciri tulisan argumentasi. Munaf (2008: 90) menyatakan ciri-ciri argumentasi yaitu, (1) bertujuan meyakinkan pembaca, (2) berusaha membuktikan kebenaran suatu pernyataan pokok persoalan, (3) mengubah pendapat pembaca, dan (4) fakta yang ditampilkan merupakan bahan pikiran. Untuk memudahkan siswa dalam menulis argumentasi, maka siswa harus memahami teknik penalaran penulisan argumentasi. Berdasarkan jenisnya, penalaran terbagi dua yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Semi (2007: 74) mengatakan bahwa penalaran induktif adalah metode bernalar dengan terlebih dahulu mengemukakan uraian, penjelasan, dan contoh-contoh, kemudian mengemukakan kesimpulan. Bukti yang dikumpulkan harus relevan dengan topik karangan dan tujuan penulisan. Selanjutnya, Keraf (2005: 57) menyatakan penalaran deduktif merupakan suatu proses penalaran yang bertolak dari sesuatu proposisi yang sudah ada, meniru kepada suatu proposisi baru yang berbentuk suatu kesimpulan. Dalam proses penalaran, semua bahan pengetahuan diseleksi dalam usaha untuk mempertalikan suatu proposisi yang bersifat umum untuk menurunkan proposisi yang baru. Selanjutnya, Atmazaki (2006: 98) mengatakan bahwa deduktif dapat juga didefenisikan dengan proses penarikan keismpulan berdasarkan keadaan yang bersifat umum untuk dijelaskan secara khusus. Dengan kata lain, deduktif adalah pola pengembangan paragraf yang meletakkan kalimat utamanya di awal paragraf dan diikuti dengan beberapa kalimat penjelas yang mendukung topik. Selain menulis, keterampilan membaca juga memiliki peranan yang sangat penting. Membaca merupakan suatu proses aktif yang bertujuan dan memerlukan strategi. Hal ini didukung oleh pendapat Tarigan (2008:8), membaca merupakan proses berpikir untuk memahami yang tersirat dalam yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung dalam kata-kata yang tertulis. Selanjutnya, Harris dan Spray (dalam Abdurahman dan Ellya Ratna, 2003:129) 305

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 1 September 2012; Seri B 87 - mengemukakan bahwa membaca adalah suatu proses yang kompleks yang di dalamnya melibatkan pengenalan dan pemahaman terhadap simbol-simbol tertulis dipengaruhi oleh keterampilan, pengalaman layar belakang pikiran, dan kemampuan bernalar pembaca ketika mengartikan hal-hal yang telah dibacanya.dengan demikian, dapat dikatakan bahwa membaca melibatkan berbagai kegiatan berpikir dalam rangka memperoleh makna. Salah satu bentuk keterampilan membaca yang penting untuk dikuasai siswa dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada kelas VIII semester 2 yaitu membaca intensif khususnya membaca kritis. Berdasarkan informasi dari salah seorang guru di SMP Negeri 3 Pariaman, diperoleh gambaran ternyata pembelajaran membaca sebagai keterampilan berbahasa kurang maksimal. Selain itu, pembelajaran membaca dianggap sebagai sampingan saja. Jika siswa telah menguasai tata bahasa dan kosa kata bahasa yang dipelajarinya, dianggap dengan sendirinya siswa telah menguasai keterampilan membaca. Dalam kenyataannya, kegiatan membaca yang dilakukan sebagian besar siswa tidak melibatkan proses berpikir yang kritis. Proses membaca yang dilakukan dipandang sebagai usaha menyerap informasi dari bacaan ke dalam ingatan. Apa yang tertulis dalam ingatan lalu dinyatakan kembali, bila perlu sama dengan apa yang dinyatakan pengarangnya. Hal itu disebabkan karena dalam pembelajaran membaca, keterampilan membaca kritis jarang dilatihkan kepada siswa karena keterbatasan waktu yang dialokasikan untuk melatihkan keterampilan tersebut. Akibatnya, siswa hanya mengenal dan menangkap yang tersurat saja dalam bacaan. Apabila kebiasaan membaca siswa rendah, maka akan rendah pula kemampuan membaca kritisnya. Nurhadi (2010: 59) menyatakan bahwa membaca kritis adalah kemampuan pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis untuk menemukan keseluruhannya makna bahan bacaan, baik makna tersurat maupun makna tersiratnya melalu tahap mengenal, memahami, menganalisis, mensintesis, dan menilai. Mengolah secara kritis artinya dalam proses membaca, seorang pembaca tidak hanya menangkap makna yang tersurat, tetapi juga menemukan makna antara baris, baik makna di balik baris. Harjasujana (dalam Munaf, 2008:94-95) menyatakan bahwa tujuan dari membaca kritis adalah untuk menilai karya tulis serta melibatkan pikiran kedalamnya secara lebih mendalam dengan jalan membuat analisis yang terpercaya. Jika pembaca dapat memenuhi persyaratan pokok dalam membaca kritis, pembaca dapat merasakan tiga manfaat. Manfaat yang dimaksud yaitu sebagai berikut: (1) pemahaman yang mendalam dan keterlibatan yang padu sebagai hasil usaha menganalisis sifat-sifat yag dimiliki oleh bacaan, (2) kemampuan mengingat yang lebih kuat sebagai hasil usaha memahami hubungan antara bacan itu dengan bacaan atau pengalaman pembaca, dan (3) keperayaan terhadap diri sendiri yang lebih mantap untuk memberikan penilaian secara kritis sehingga dapat pula memberikan dukungan terhadap berbagai pendapat tentang isi bacaan. Manfaat dari membaca kritis menurut Tarigan (2008:89) yaitu sebagai berikut. Manfaat yang pertama, kita dapat memahami benar-benar bahwa membaca kritis meliputi penggalian lebih dalam terhadap bahan bacaan serta merupakan upaya untuk menemukan alasan-alasan mengapa sang penulis mengatakan apa yang dilakukannya. Manfaat yang kedua, membaca kritis merupakan modal utama bagi mahasiswa untuk mencapai kesuksesan dalam studinya. Dalam membaca kritis, siswa harus menguasai aspek-aspeknya. Menurut Nurhadi (2010: 59-60) aspek-aspek membaca kritis yang dikaitkan dengan ranah kognitif dalam taksonomi Bloom adalah kemampuan menginterpretasikan makna tersirat, mengaplikasikan konsepkonsep, menganalisis, membuat sintesis, dan menilai isi bacaan. Menulis dan membaca memiliki hubungan yang sangat erat. Keduanya memiliki ciri yang sama, yaitu digunakan dalam komunikasi tidak langsung. Bedanya, menulis bersifat produktif dan ekspresif, sedangkan membaca bersifat apresiatif dan reseptif. Dengan kata lain keterampilan menulis didasari oleh keterampilan membaca. 306

Hubungan Kemampuan Membaca Kritis dengan Menulis Argumentasi Rika Yulianda, Agustina, dan Nursaid Kemampuan membaca kritis siswa berpengaruh terhadap kemampuan menulis siswa, khususnya menulis paragraf argumentasi. Oleh sebab itu, kemampuan menulis sangat berkaitan dengan kemampuan membaca. Semakin tinggi kemampuan membaca kritis seseorang, semakin kritislah kemampuan menuangkan idenya dalam bentuk tulisan, salah satunya dalam bentuk tulisan argumentasi. Tarigan (2008: 89) menyatakan bahwa dalam membaca kritis, pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis sehingga hasil dari pemikiran kritisnya dapat dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Demikianlah hubungan antara menulis dan membaca. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Mendeskripsikan kemampuan membaca kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pariaman. (2) Mendeskripsikan kemampuan menulis argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pariaman. (3) Mendeskripsikan hubungan antara membaca kritis dengan kemampuan menulis argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pariaman. B. Metode Penelitian Penelitian ini adalah penelitian korelasi dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian korelasi bertujuan untuk membahas tentang derajat hubungan antara variabel-vaiabel (Sudjana, 2005: 367). Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang kegiatan pengumpulan data lazim digunakan dengan menngunakan alat ukur yang berupa tes maupun nontes, hasil pengukuran diwujudkan dalam bentuk angka-angka atau skor, dan analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik statistik (Rofi uddin, 2003: 20). Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian korelasional, yaitu penelitian yang melibatkan dua variabel yaitu variabel X (kemampuan membaca kritis) dan variabel Y (kemampuan menulis argumentasi). Data dalam penelitian ini adalah skor kemampuan membaca kritis dan skor kemampuan menulis argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pariaman yang diperoleh dari tes objektif untuk membaca kritis dan tes unjuk kerja untuk menulis argumentasi. Data yang sudah terkumpul dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, melakukan pemeriksaan dan memberi skor terhadap tes hasil kemampuan membaca kritis siswa dengan cara memberi skor 1 untuk skor yang benar dan skor 0 untuk jawaban yang salah. Kedua, memeriksa hasil tulisan siswa sesuai dengan aspek yang dinilai. Ketiga, mengubah skor mentah tes kemampuan membaca kritis dan tes kemampuan menulis argumentasi siswa menjadi nilai. Keempat, mengkonversikan nilai ke dalam patokan persentase skala sepuluh. Kelima, mencari rata-rata hitung kedua kemampuan tersebut. Keenam, membuat histogram kemampuan membaca kritis dan kemampuan menulis argumentasi. Ketujuh, mengorelasikan kedua variabel. Kedelapan, melakukan pengujian hipotesis. Kesembilan, menyimpulkan hasil penelitian. C. Pembahasan 1. Kemampuan Membaca Kritis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Pariaman Nurhadi (2010: 59) menyatakan bahwa membaca kritis adalah kemampuan pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis untuk menemukan keseluruhannya makna bahan bacaan, baik makna tersurat maupun makna tersiratnya melalu tahap mengenal, memahami, menganalisis, mensintesis, dan menilai. Mengolah secara kritis artinya dalam proses membaca, seorang pembaca tidak hanya menangkap makna yang tersurat, tetapi juga menemukan makna antara baris, baik makna di balik baris. Nurhadi (2010: 59-60) menguraikan aspek-aspek membaca kritis yang dikaitkan dengan ranah kognitif dalam taksonomi Bloom sebagai berikut: (1) menginterpretasi makna tersirat, (2) mengaplikasikan konsep-konsep bacaan, (3) kemampuan menganalisis, (4) kemampuan membuat sintesis, dan (5) kemampuan menilai isi bacaan. Dari hasil penelitian dan analisis data diketahui bahwa kemampuan membaca kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pariaman terbagi atas dua kualifikasi yaitu baik sekali dan baik. Ratarata kemampuan membaca kritis siswa adalah 85,14583 dengan kualifikasi baik dan berada pada rentangan 76-85%. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) kelas VIII SMP Negeri 3 Pariaman 307

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 1 September 2012; Seri B 87 - untuk mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah 70. Jika KKM tersebut dibandingkan dengan rata-rata kemampuan membaca kritis siswa, dapat disimpulkan bahwa secara umum kemampuan siswa dalam membaca kritis berada di atas KKM. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kemampuan membaca kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pariaman tergolong baik. Kemampuan membaca kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pariaman untuk gabungan kelima indikator dapat digambarkan dalam bentuk histogram berikut ini. 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 Frekuensi Frekuensi Gambar 1. Histogram Kemampuan Membaca Kritis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Pariaman Dari kelima indikator kemampuan membaca kritis, indikator yang paling dikuasai siswa adalah kemampuan mengaplikasi konsep bacaan dengan rata-rata nilai 90,833 berada pada kualifikasi baik pada rentangan 86-95%. Sebaliknya, indikator yang ketiga, yaitu menganalisis isi bacaan kurang dikuasai siswa dengan rata-rata nilai 77,779333 berada pada kualifikasi baik. 2. Kemampuan Menulis Argumentasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Pariaman Secara Umum Berdasarkan Indikator Menurut Semi (2003:47), argumentasi adalah tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis. Melalui tulisan argumentasi, pembaca diyakinkan dengan memberikan pembuktian, alasan, ulasan secara objektif dan meyakinkan. Dalam menulis argumentasi, data dan fakta yang dimiliki dirangkaikan dan dihubungkan sebagai bukti untuk mempertahankan pendapat atau menyanggah pendapat orang lain. Menurut Keraf (2005: 5), penalaran adalah suatu proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan. Pemakaian pola penalaran, berkaitan dengan kemampuan mengembangkan tulisan, baik secara deduktif maupun secara induktif. Berdasarkan jenisnya, penalaran terbagi dua yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif. Kemampuan menulis argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pariaman dinilai berdasarkan indikator yang diteliti, yaitu ketepatan pola penalaran, kesesuaian antara kalimat topik dengan kalimat penjelas, dan cukupnya fakta-fakta untuk meyakinkan pembaca. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan menulis argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pariaman tergolong lebih dari cukup dengan rata-rata kemampuan menulis argumentasi siswa 308

Hubungan Kemampuan Membaca Kritis dengan Menulis Argumentasi Rika Yulianda, Agustina, dan Nursaid adalah 74,99966667 dengan kualifikasi lebih dari cukup dan berada pada rentangan nilai 66-75 %. Nilai siswa tersebut telah memenuhi KKM SMP Negeri 3 Pariaman (70%). Kemampuan menulis argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pariaman dapat digambarkan dalam bentuk histogram berikut ini. 12 10 8 6 frekuensi 4 2 frekuensi 0 Gambar 2. Histogram Kemampuan Menulis Argumentasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Pariaman Contoh data tulisan argumentasi siswa yang memperoleh skor 3 ditulis oleh sampel 17 berikut ini. Pengaruh Internet di Kalangan Remaja Internet merupakan suatu alat komunikasi yang canggih yang digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia. Internet digunakan untuk mempermudah seseorang mendapatkan informasi. Dengan internet kita bisa mengakses apapun yang hendak kita cari. Tetapi banyak yang menyalahgunakan internet tersebut. Terutama dikalangan remaja banyak sekali yang menyalahgunakan penggunaan internet. Sehingga bisa merusak cara pergaulan remaja tersebut. Misalnya internet digunakan untuk menonton video-video yang tidak seharusnya dilihat. Kemudian sebagai sarana bermain yang bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk di warnet. Saya setuju jika internet dijadikan sebagai media pembelajaran oleh para remaja. Misalnya digunakan untuk mencari bahan-bahan pelajaran ataupun untuk tugas dari sekolah. Bisa juga untuk mengirim tugas kepada guru melalui email. Maka dari itu orang tua harus bisa mengontrol kegiatan anaknya dalam hal apapun, termasuk penggunaan internet. Orang tua harus membatasi penggunaan internet oleh anaknya terutama yang remaja. Karena internet juga dapat merusak cara kerja otak pada anak. (Sampel 17) Dari data Sampel 17 tersebut dapat dilihat bahwa tulisannya sudah memenuhi ketiga indikator yang dinilai. Tulisan tersebut menggunakan pola deduktif, yaitu penalarannya dimulai dari hal yang umum, yaitu internet merupakan suatu alat komunikasi yang canggih yang 309

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 1 September 2012; Seri B 87 - digunakan untuk mempermudah pekerjaan manusia, menuju hal yang khusus, yaitu internet digunakan untuk mempermudah seseorang mendapatkan informasi. Dengan internet kita bisa mengakses apapun yang hendak kita cari. Di dalamnya terdapat keterkaitan antara kalimat topik dengan klimat penjelas yang masing-masing paragraf terdiri dari dua kalimat penjelas. Fakta yang ditulis untuk meyakinkan pembaca sudah cukup, yaitu misalnya internet digunakan untuk menonton video-video yang tidak seharusnya dilihat, kemudian sebagai sarana bermain yang bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk di warnet. Contoh data tulisan argumentasi siswa yang memperoleh skor 2, ditulis oleh Sampel 19 sebagai berikut ini. Pengaruh internet dikalangan remaja Pengaruh internet telah mengubah cara hidup para remaja. Sehingga menimbulkan pengaruh yang tidak baik. Internet digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan, dan internet juga mempunyai dampak positif dan negatif bagi para remaja. Tapi sangat disayangkan penggunaan internet banyak disalahgunakan oleh para remaja. Seperti melihat situs video porno dll. Pemerintah mengeluarkan peraturan yaitu bagi para remaja yang ketahuan melihat video porno akan diberi sanksi, namun peraturan itu sia-sia, dan masih ada remaja yang melihatnya. Oleh karena itu, pemerintah bekerja sama dengan para orang tua dan penjaga warnet supaya tidak mengaktifkan situs yang berhubungan dengan video porno yang berpengaruh bagi para remaja, karena para remaja adalah penerus bangsa. (Sampel 19) Dari data Sampel 19 tersebut dapat dilihat bahwa tulisannya belum memenuhi kriteria untuk mendapatkan skor 3. Tulisan tersebut menggunakan pola penalaran deduktif, yaitu penalaran dimulai dari hal umum, yaitu pengaruh internet telah mengubah cara hidup para remaja, menuju hal khusus, yaitu Sehingga menimbulkan pengaruh yang tidak baik. Internet digunakan untuk menambah ilmu pengetahuan, dan internet juga mempunyai dampak positif dan negatif bagi para remaja. Dalam tulisan tersebut tidak terdapat kaitan yang baik antara kalimat topik dengan kalimat penjelas, dan kurangnya fakta yang mendukung topik yang hanya menyebutkan satu bukti yaitu seperti melihat situs video porno dll, sehingga kurang bisa meyakinkan pembaca. Oleh sebab itu, sampel ini diberikan skor 2. Contoh data tulisan argumentasi yang memperoleh skor 1 ditulis oleh Sampel 16 sebagai berikut ini. Pengaruh Internet di Kalangan Remaja Pengaruh internet di kalangan remaja terjadi di mana-mana. Hal itu membuat remaja sekarang melakukan tindakan di luar aturan. Masyarakat mengeluh atas tindakan remaja sekarang yang tidak bermoral itu, sekarang banyak ibuk-ibuk mengingatkan putrinya agar berhatihati dengan remaja sekarang, banyak remaja melakuakan tindakan ini di atas angkot. Justru itu, pemerintah mencoba untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya pemerintah menyarankan kepada masyarakat untuk berhati-hati saat naik kendaraan umum. Sekarang sudah ada pedagang menjual alat kejut listrik, alat ini sangat berguna bagi anak perempuan. Ketika pelaku menyerang segera anda menggunakan alat itu. (Sampel 16) Dari data Sampel 16 ini dapat dilihat bahwa idenya sudah dimulai dari hal yang umum, yaitu pengaruh internet di kalangan remaja terjadi di mana-mana, tetapi tidak diakhiri dengan 310

Hubungan Kemampuan Membaca Kritis dengan Menulis Argumentasi Rika Yulianda, Agustina, dan Nursaid hal yang khusus dan tidak ada keterkaitan dengan topik, seperti pada paragraf keempat, serta tidak ada fakta yang mendukung pernyataannya. Argumen yang diajukan tidak jelas, setuju atau tidak setuju dengan pernyataan awal. 3. Hubungan Kemampuan Membaca Kritis dengan Kemampuan Menulis Argumentasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Pariaman Berdasarkan hasil deskripsi dan analisis data dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan membaca kritis dengan kemampuan menulis argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pariaman pada taraf signifikansi 95% dengan derajat kebebasan n-2 (30-2=28). Dengan demikian H 0 ditolak dan H 1 diterima karena hasil pengujian membuktikan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel yaitu yaitu 3,983251424 > 1,70. Dengan demikian dapat diketahui bahwa semakin tinggi kemampuan kritis siswa semakin baik pula kemampuannya dalam menulis argumentasi. D. Simpulan dan Saran Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan tiga hal berikut. Pertama, kemampuan membaca kritis siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pariaman berada pada kualifikasi baik. Kedua, kemampuan menulis argumentasi siswa kelas VIII SMP negeri 3 Pariaman berada pada kualifikasi lebih dari cukup. Ketiga, terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan membaca kritis dengan kemampuan menulis argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pariaman. Perbedaan tersebut terlihat pada taraf signifikansi 0,05 dengan derajat kebebasan n-2 yaitu t hitung yang diperoleh adalah 3,9832 dan t tabel = 1,70 dalam arti t hitung lebih besar dari t tabel. Dengan demikian, terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan membaca kritis dengan kemampuan menulis argumentasi siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pariaman. Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan, dapat diajukan saran-saran sebagai berikut. Pertama, bagi siswa, sebaiknya menambah pengetahuan tentang konsep membaca dan menulis dan memperbanyak latihan membaca dan menulis, khususnya membaca kritis dan menulis argumentasi. Kedua, bagi guru Bahasa Indonesia, khususnya guru SMP Negeri 3 Pariaman, hendaknya lebih banyak memberikan latihan membaca dan menulis pada siswa. Ketiga, bagi pihak sekolah, untuk lebih banyak lagi menyediakan sarana dan prasarana yang dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis. Catatan: artikel ini disusun berdasarkan hasil penelitian untuk penulisan skripsi penulis dengan Pembimbing I Prof. Dr. Agustina, M.Hum., dan Pembimbing II Drs. Nursaid, M.Pd. Daftar Rujukan Abdurrahman dan Ellya Ratna. 2003. Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastera Indonesia (Buku Ajar). Padang: Fakultas Bahasa Sastra dan Seni Universitas Negeri Padang. Atmazaki. 2006. Kiat-Kiat Mengrang dan Menyunting. Padang: Citra Budaya Indonesia. Keraf, Gorys. 2005. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Munaf, Yarni. 2008. Rangkuman Pengajaran Keteranpilan Membaca (Bahan Ajar). Padang: FBSS UNP. Nurhadi. 2010. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 311

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Vol. 1 No. 1 September 2012; Seri B 87 - Rofi uddin. 2003. Rancangan Penelitian Pengajaran Bahasa Indonesia. (Buku Ajar). Malang: Universitas Malang. Semi, M. Atar. 2003. Menulis Efektif. Bandung: Angkasa Raya. Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Angkasa. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: 312