Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

dokumen-dokumen yang mirip
5. Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan

KATA PENGANTAR. Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan

DIPA BADAN URUSAN ADMINISTRASI TAHUN ANGGARAN 2014

BALAI PROTEKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA ACEH

APLIKASI MODEL PERAMALAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN TANAMAN PADI

KATA PENGANTAR. keterampilan para petani dan petugas melalui sekolah lapangan serta pelatihan pemandu (PL I, PL II, PL III).

KAJIAN KEBIJAKAN PERBERASAN

4. Upaya yang telah dilakukan dalam mengendalikan serangan OPT dan menangani banjir serta kekeringan adalah sebagai berikut:

NOTA DINAS banjir OPT banjir kekeringan OPT banjir kekeringan OPT

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Juli 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan September, Oktober dan November 2012 KATA PENGANTAR

NOTA DINAS banjir Jawa Tengah, Jawa Timur dan Lampung kekeringan OPT banjir kekeringan OPT banjir

DIREKTORAT PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN

KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2014

Dihasilkan : 23-Feb-2013

Buletin Analisis Hujan Bulan Januari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Maret, April dan Mei 2013 KATA PENGANTAR

PEDOMAN TEKNIS BANTUAN SARANA PRODUKSI DALAM RANGKA ANTISIPASI DAMPAK KEKERINGAN

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan April 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2012 KATA PENGANTAR

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling. atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Desember 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Februari, Maret dan April 2013 KATA PENGANTAR

Dihasilkan : 23-Feb-2013

1

Dihasilkan : 23-Feb

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : LONG HUBUNG KAB/KOTA : MAHAKAM HULU, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR

I. KEBERADAAN OPT PADI

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA WILAYAH MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 (dalam rupiah)

Buletin Analisis Hujan Bulan Februari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013 KATA PENGANTAR

PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA (Angka Tetap 2013 dan Angka Ramalan I 2014)

Dicetak : 19-Sep-2013

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 08 /PMK.07/2011 TENTANG

Katalog BPS

EVALUASI PELAKSANAAN DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) PROVINSI JAWA BARAT

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

Kontribusi Parameter Iklim Untuk Peringatan Dini Serangan Wereng Batang Coklat (WBC)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA WILAYAH MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (dalam rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan. Peningkatan produksi padi dipengaruhi

CAPAIAN PRODUKSI PADI TAHUN 2014

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

DATA PERKEMBANGAN REALISASI INVESTASI PMA DAN PMDN SE JAWA BARAT PERIODE LAPORAN JANUARI - MARET TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan di daerah setempat. Penyediaan lapangan kerja berhubungan erat dengan

DOMINASI HAMA PENYAKIT UTAMA PADA USAHATANI PADI DI JAWA TIMUR

global warming, periode iklim dapat dihitung berdasarakan perubahan setiap 30 tahun sekali.

EKSISTENSI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN PADI PADA TINGKAT PETANI DI SULAWESI TENGAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, HARGA PRODUSEN GABAH DAN HARGA BERAS DI PENGGILINGAN

MODAL DASAR PD.BPR/PD.PK HASIL KONSOLIDISASI ATAU MERGER

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

Keadaan Serangan OPT Komoditas Bawang Merah di Kabupaten Cirebon, Provinsi Jawa Barat

PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU

ANALISIS TINGKAT SERANGAN WERENG BATANG COKLAT

Mengukur Serangan Penyakit Terbawah Benih (Hawar Daun) Pada Pertanaman Padi

I. PENDAHULUAN. Peramalan OPT dan Bencana Alam di Sumatera Barat Periode Januari - Juni 2015 # 1

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 12 Tahun 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENGGUNAAN DAN PENGALOKASIAN DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Divisi ton beras dari petani nasional khususnya petani di wilayah Jawa

BAB I PENDAHULUAN. kita kenal dengan istilah Beras (Purnomo & Purnamawati, 2007).

VIII. MEKANISME/PROSEDUR, PELAPORAN, PENGAWASAN PESTISIDA

HASIL DAN PEMBAHASAN

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN GERAKAN PENGENDALIAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT) SEREALIA

Tabel 24.1 Status Kualitas Air Sungai di Provinsi Jawa barat Tahun Frekuensi Sampling. 1 Sungai Ciliwung 6 5 memenuhi-cemar ringan

GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 50 TAHUN 2010 TENTANG

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : BALIKPAPAN UTARA KAB/KOTA : BALIKPAPAN, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

Tabel 45. Pencairan Dana Bantuan Hibah Gubernur Tahun TOTAL ANGGARAN (Rp) PENCAIRAN % NO KEGIATAN LOKASI. Laporan Tahunan

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2014)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya. Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Sumedang.

X.105 Pengendalian Penggerek Batang Padi Kuning dan Hawar Daun Bakteri dengan Biorational Pestisida

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : BONTANG SELATAN KAB/KOTA : BONTANG, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

Tabel 16. Data Produksi Benih Yang Dihasilkan Oleh UPTD/Balai Lingkup Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2014

CAPAIAN INDIKATOR MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN AREA MANAJEMEN TRIWULAN I TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kandungan Zat Gizi Komoditas Kedelai. Serat (g) Kedelai Protein (g) Sumber: Prosea 1996 ( Purwono: 2009)

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : MUARA MUNTAI KAB/KOTA : KUTAI KARTANEGARA, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGUATAN PERLINDUNGAN TANAMAN PANGAN DARI GANGGUAN OPT DAN DPI TRIWULAN II 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jenis Bencana Jumlah Kejadian Jumlah

BAB I. PENDAHULUAN. tanggal 28 Juni 1975 tentang Pelaksanaan Perbaikan Statistik. Pertanian. tanggal 17 Desember 1984 tentang Keseragaman Metode untuk

Jumlah penduduk Jawa Barat berdasarkan hasil SP2010 sebanyak 43 juta orang dengan laju pertumbuhan sebesar 1,91 persen per tahun

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : TABALAR KAB/KOTA : BERAU, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT III 2014 KECAMATAN : BATU SOPANG KAB/KOTA : PASER, PROVINSI : KALIMANTAN TIMUR

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

KESIAPAN JATENG MENGANTISIPASI DAMPAK ANOMALI IKLIM UNTUK MEMANTAPKAN KETAHANAN PANGAN

Keragaan Data Iklim, Organisme Pengganggu Tanaman dan Bencana Alam

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2010 Kementerian Keuangan. Dana Bagi Hasil. Pertambangan. Panas Bumi.

ANALISIS DATA KRITERIA KERUSAKAN AKIBAT SERANGAN OPT TANAMAN PADI MT.2012/2013 (Oktober - Maret) DIWILAYAH IP3OPT/LPHP PINRANG

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara Lintang

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.

GubernurJawaBarat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 49 TAHUN 2010 TENTANG

KALENDER TANAM TERPADU MUSIM TANAM : MT II 2014 KECAMATAN : RAMBAH HILIR KAB/KOTA : ROKAN HULU, PROVINSI : RIAU

ASURANSI PERTANIAN DI INDONESIA

We Take Care of Your Risk with The Best Possible Solution MEKANISME PENGAJUAN KLAIM ASURANSI USAHA TANI PADI (AUTP)

Lampiran 1. Lampiran 3 Peraturan Menteri Pertanian No. 5/ Permentan/OT. 140/1/2007

SOSIALISASI KALENDER TANAM MT II TIM GUGUS KATAM BPTP Kep. Bangka Belitung

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertanian organik adalah sistem manajemen produksi terpadu yang

INDEKS PEMBANGUNAN GENDER DAN INDEKS PEMBERDAYAAN GENDER KOTA BEKASI TAHUN 2013

Transkripsi:

Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Organisme Pengangganggu an (OPT) utama yang menyerang padi ada 9 jenis, yaitu : Tikus, Penggerek Batang, Wereng Batang Coklat, Tungro, Ulat Grayak, BLB, Walangsangit, Ganjur, dan Blast. Eksplosi serangan OPT tersebut biasanya dipicu oleh oleh faktor cuaca, seperti kondisi curah hujan yang tinggi dan kelembaban tinggi saat pertanaman berada pada fase generatif (pertumbuhan cepat), akan sangat mendorong perkembangan berbagai OPT utama tanaman pangan, sehingga dapat menyebabkan luas dan tingkat serangan yang tinggi. Berdasarkan hasil evaluasi kinerja pengendalian 9 jenis OPT utama padi, luas serangan tahun 2012 dibanding tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 20 berikut. Tabel 20. Perkembangan OPT Utama/Penting di Jawa Barat Tahun 2012 No Jenis OPT Serangan (Ha) Puso 2012 2011 2012 (Ha) 1 Tikus (Rattus rattus argentiventer) 50.100 23.121 60 2 Penggerek Batang (Scirpophaga sp) 42.565 41.785 7 3 Wereng Coklat (Nilaparvata lugens) 8.013 3.213-4 Walang Sangit (Leptocorisa oratorius) 4.528 3.318-5 Ulat Grayak ( Spodoptera sp.) 414 138-6 Ganjur (Orseolia oryzae) 1.075 657-7 Tungro (Virus) 3.307 1.702-8 Blas (Pyricularia oryzae) 4.489 7.903-9 Bakteri Hawar Daun / BLB - 45.244 28.905 (Xanthomonas campestris) JUMLAH 159.735 110.742 67 Keterangan : 2011 berarti MH 2010/2011 + MK 2011 2012 berarti MH 2011/2012 + MK 2012

Serangan 9 OPT Utama Padi Tahun 2012 menurun dibandingkan Tahun 2011 dan secara kumulatif pada Tahun 2012 di Jawa Barat mampu menekan serangan OPT di bawah 5%. Permasalahan yang dihadapi saat ini : (1)Masih adanya Kondisi Pertanaman yang mendukung perkembangan OPT, (2)Belum optimalnya pengendalian OPT dengan Agen Hayati dan Pestisida Nabati. Solusi : (1)Pembelajaran Petani melalui kegiatan SL-PHT, (2)Dukungan sarana pengendalian (Alat dan Pestisida ramah lingkungan). Tabel 21. Perbandingan Kumulatif Serangan 9 Jenis OPT Utama Padi di Jawa Barat Pada MH. 2011/2012 dan MH. 2010/2011 SERANGAN OPT MH. 2011/2012 SERANGAN OPT MH. 2010/2011 Chart Title NO URAIAN INTENSITAS Serangan (Ha) 2011 2012 159,735 110,742 (Ha) (Ha) 1 Total Serangan 60.419 5,32 % 88.063 7,34 % a. Ringan 58.517 5,16 % 83.862 6,99 % b. Sedang 1.521 0,13 % 3.027 0,25 % c. Berat 314 0,03 % 592 0,05 % d. Puso 67 0,01 % 582 0,05 % 2 Tingkat Gangguan (Berat + Puso) Keterangan : 381 0,03 % 1.174 0,10 % Oktober - Maret 2011/2012 : 1.135.115 ha Oktober - Maret 2010/2011 : 1.199.398 ha

Sedang, Ringan, Berat, Puso, Sedang, Ringan, Berat, Puso, SERANG SERANG AN OPT AN OPT SERANGAN SERANGAN MH. MH. OPT MH. OPT MH. 2011/2012 2010/2011 Puso 67 582 Berat 314 592 Sedang 1,521 3,027 Ringan 58,517 83,862 Serangan Kumulatif 9 OPT di musim hujan 2011/2012 terjadi penurunan dibandingkan Musim Hujan 2010/2011 serta Puso akibat WBC dan Tikus MH 2010/2011 mencapai 582 ha sudah mampu dikendalikan melalui perbaikan pola tanam dan Gerakan pengendalian OPT. Tabel 22. Perbandingan Kumulatif Serangan 9 Jenis OPT Utama Padi di Jawa Barat Pada MK. 2012 dan MK. 2011 SERANGAN OPT MK. 2012 SERANGAN OPT MK. 2011 NO URAIAN INTENSITAS (Ha) (Ha) 1 Total Serangan 50.323 5,65 % 71.672 8,60 % a. Ringan 48.921 5,50 % 6.780 0,81 % b. Sedang 1.252 0,14 % 2.072 0,25 % c. Berat 150 0,02 % 61 0,01 % d. Puso - - 756 0,09 % 2 Tingkat Gangguan (Berat + Puso) Keterangan : 150 0,02 % 817 0,10 % MK Apr-Sept 2012 : 890.130 ha Sumber : Balai Proteksi an Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, 2012 MK Apr-Sept 2011 : 833.188 ha SERANGAN OPT MK. 2012 SERANGAN OPT MK. 2011 Puso 0 756 Berat 150 61 Sedang 1,252 2,072 Ringan 48,921 6,780 Serangan OPT di musim kemarau 2012 juga terjadi penurunan dibandingkan musim kemarau 2011, hal ini merupakan kontribusi kegiatan gerakan pengendalian di Tingkat lapang serta dropping bahan pengendali (Pestisida) dari Direktorat Perlindungan an Pangan Jakarta cukup tersedia (Keadaan stok pestisida November 2012 sebanyak 114.250 Kg).

Tabel 23. Gangguan Dampak Perubahan Iklim (Kebanjiran, Kekeringan dan Longsor) Terhadap an Pangan Tahun 2012 No Bencana Alam 2011 2012 1 Kebanjiran Okt-Mar 2010/2011 Okt-Mar 2011/2012 a. Terkena 17.334 18.943 b. Puso 3.181 1.474 2 Kekeringan April-Sept 2011 April-Sept 2012 a. Terkena 49.192 75.689 b. Puso 12.783 35.729 3 Longsor Okt-Mar 2010/2011 Okt-Mar 2011/2012 a. Terkena 48 127 b. Puso 44 41 Sumber : Balai Proteksi an Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, 2012 Bencana alam banjir, kekeringan dan longsor pada tanaman padi tahun 2012 lebih tinggi dibandingkan 2011. Kekeringan tahun 2012 lebih luas daripada tahun 2011 dan ratarata 5 musim kemarau (2007 s/d 2011) hal ini disebabkan karena : (1) Menurunnya debit air, (2) terlambat, (3) Kerusakan infrastruktur. Solusinya : (1) Pemberdayaan petani melalui sekolah Lapang Iklim (SLI), (2) Perbaikan infrastruktur, (3) Bantuan Benih dari CBN(Cadangan Benih Nasional) dan (4) Bantuan Ponpanisasi. Dari tabel 21 s/d 23 diatas, dapat disimpulkan bahwa gangguan OPT tahun 2012 mengalami penurunan sedangkan dampak perubahan iklim mengalami kenaikan yang cukup tinggi diikuti dengan luas tanam tahun 2012 terjadi penurunan. Dengan demikian pengaman produksi pangan khususnya beras cukup terkendali. Untuk mengantisipasi pengendalian organisme OPT utama tanaman padi ke depan, hal-hal yang harus dilakukan antara lain : a. Melaksanakan pengamatan yang intensif di lokasi tanaman terancam b. Pengawalan lapangan melalui pemantauan intensif oleh petugas Dinas Pertanian Kabupaten, petugas lapangan dan petani. Apabila terdapat sumber serangan lakukan langkah pengendalian secara dini. c. Penyebarluasan dan pemasyarakatan rekomendasi pengendalian OPT dengan memanfaatkan sarana secara optimal sampai ketingkat kelompok tani.

d. Meningkatkan motivasi petani dan petugas terkait dalam pengendalian OPT e. Melaksanakan bimbingan teknis secara intensif, antara lain melalui gerakan pengendalian OPT pada daerah sumber serangan. f. Meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait maupun stake holder. Dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman di Jawa Barat, secara operasional menjadi tugas pokok dan fungsi Balai Proteksi an Pangan dan Hortikultura. Institusi ini didukung oleh sarana-prasarana yang relatif memadai, khususnya tenaga fungsional Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan yang tersebar di 26 kabupaten/kota, Laboratorium Kimia Agro di Lembang Bandung, Laboratorium Lapangan, dan Brigade Proteksi an (BPT) sebagai pusat gerakkan dan fasilitasi pengendalian OPT di lapangan, yaitu sebanyak 5 BPT di 5 wilayah kerja. Dengan kelengkapan ini, maka langkah antisipasi dapat lebih dioptimalkan. Bahkan dengan dukungan Laboratorium Kimia Agro, analisis unsur kimia, kandungan pestisida, pupuk dan lain-lain dapat diketahui. Untuk Wilayah Kerja Brigade Proteksi an dapat dilihat pada tabel 24 berikut. Tabel 24. Wilayah Kerja BPT Jawa Barat Tahun 2012 No BPT KEDUDUKAN WILAYAH KERJA 1 II (Bogor) Kabupaten Cianjur Kab. Bogor, Kota Bogor, Kab. Sukabumi, Kota Sukabumi, Kota Depok, Kab. Cianjur 2 III (Cirebon) Kab. Indramayu (Loh Bener) Kab.Cirebon, Kota Cirebon, Kab. Kuningan, Kab. Majalengka, Kabupaten Indramayu 3 IV (Purwakarta) Kab. Subang (Sukasari) Kab. Subang, Kab. Purwakarta, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Karawang 4 V Kab. Bandung Kabupaten Bandung, Kota Bandung, (Bandung) (Buahbatu) Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut 5 VI (Ciamis) Kabupaten Ciamis Kabupaten Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar Sumber : BPTPH Provinsi Jawa Barat, 2012