Antisipasi Gangguan Bencana Alam dan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Organisme Pengangganggu an (OPT) utama yang menyerang padi ada 9 jenis, yaitu : Tikus, Penggerek Batang, Wereng Batang Coklat, Tungro, Ulat Grayak, BLB, Walangsangit, Ganjur, dan Blast. Eksplosi serangan OPT tersebut biasanya dipicu oleh oleh faktor cuaca, seperti kondisi curah hujan yang tinggi dan kelembaban tinggi saat pertanaman berada pada fase generatif (pertumbuhan cepat), akan sangat mendorong perkembangan berbagai OPT utama tanaman pangan, sehingga dapat menyebabkan luas dan tingkat serangan yang tinggi. Berdasarkan hasil evaluasi kinerja pengendalian 9 jenis OPT utama padi, luas serangan tahun 2012 dibanding tahun 2011 dapat dilihat pada tabel 20 berikut. Tabel 20. Perkembangan OPT Utama/Penting di Jawa Barat Tahun 2012 No Jenis OPT Serangan (Ha) Puso 2012 2011 2012 (Ha) 1 Tikus (Rattus rattus argentiventer) 50.100 23.121 60 2 Penggerek Batang (Scirpophaga sp) 42.565 41.785 7 3 Wereng Coklat (Nilaparvata lugens) 8.013 3.213-4 Walang Sangit (Leptocorisa oratorius) 4.528 3.318-5 Ulat Grayak ( Spodoptera sp.) 414 138-6 Ganjur (Orseolia oryzae) 1.075 657-7 Tungro (Virus) 3.307 1.702-8 Blas (Pyricularia oryzae) 4.489 7.903-9 Bakteri Hawar Daun / BLB - 45.244 28.905 (Xanthomonas campestris) JUMLAH 159.735 110.742 67 Keterangan : 2011 berarti MH 2010/2011 + MK 2011 2012 berarti MH 2011/2012 + MK 2012
Serangan 9 OPT Utama Padi Tahun 2012 menurun dibandingkan Tahun 2011 dan secara kumulatif pada Tahun 2012 di Jawa Barat mampu menekan serangan OPT di bawah 5%. Permasalahan yang dihadapi saat ini : (1)Masih adanya Kondisi Pertanaman yang mendukung perkembangan OPT, (2)Belum optimalnya pengendalian OPT dengan Agen Hayati dan Pestisida Nabati. Solusi : (1)Pembelajaran Petani melalui kegiatan SL-PHT, (2)Dukungan sarana pengendalian (Alat dan Pestisida ramah lingkungan). Tabel 21. Perbandingan Kumulatif Serangan 9 Jenis OPT Utama Padi di Jawa Barat Pada MH. 2011/2012 dan MH. 2010/2011 SERANGAN OPT MH. 2011/2012 SERANGAN OPT MH. 2010/2011 Chart Title NO URAIAN INTENSITAS Serangan (Ha) 2011 2012 159,735 110,742 (Ha) (Ha) 1 Total Serangan 60.419 5,32 % 88.063 7,34 % a. Ringan 58.517 5,16 % 83.862 6,99 % b. Sedang 1.521 0,13 % 3.027 0,25 % c. Berat 314 0,03 % 592 0,05 % d. Puso 67 0,01 % 582 0,05 % 2 Tingkat Gangguan (Berat + Puso) Keterangan : 381 0,03 % 1.174 0,10 % Oktober - Maret 2011/2012 : 1.135.115 ha Oktober - Maret 2010/2011 : 1.199.398 ha
Sedang, Ringan, Berat, Puso, Sedang, Ringan, Berat, Puso, SERANG SERANG AN OPT AN OPT SERANGAN SERANGAN MH. MH. OPT MH. OPT MH. 2011/2012 2010/2011 Puso 67 582 Berat 314 592 Sedang 1,521 3,027 Ringan 58,517 83,862 Serangan Kumulatif 9 OPT di musim hujan 2011/2012 terjadi penurunan dibandingkan Musim Hujan 2010/2011 serta Puso akibat WBC dan Tikus MH 2010/2011 mencapai 582 ha sudah mampu dikendalikan melalui perbaikan pola tanam dan Gerakan pengendalian OPT. Tabel 22. Perbandingan Kumulatif Serangan 9 Jenis OPT Utama Padi di Jawa Barat Pada MK. 2012 dan MK. 2011 SERANGAN OPT MK. 2012 SERANGAN OPT MK. 2011 NO URAIAN INTENSITAS (Ha) (Ha) 1 Total Serangan 50.323 5,65 % 71.672 8,60 % a. Ringan 48.921 5,50 % 6.780 0,81 % b. Sedang 1.252 0,14 % 2.072 0,25 % c. Berat 150 0,02 % 61 0,01 % d. Puso - - 756 0,09 % 2 Tingkat Gangguan (Berat + Puso) Keterangan : 150 0,02 % 817 0,10 % MK Apr-Sept 2012 : 890.130 ha Sumber : Balai Proteksi an Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, 2012 MK Apr-Sept 2011 : 833.188 ha SERANGAN OPT MK. 2012 SERANGAN OPT MK. 2011 Puso 0 756 Berat 150 61 Sedang 1,252 2,072 Ringan 48,921 6,780 Serangan OPT di musim kemarau 2012 juga terjadi penurunan dibandingkan musim kemarau 2011, hal ini merupakan kontribusi kegiatan gerakan pengendalian di Tingkat lapang serta dropping bahan pengendali (Pestisida) dari Direktorat Perlindungan an Pangan Jakarta cukup tersedia (Keadaan stok pestisida November 2012 sebanyak 114.250 Kg).
Tabel 23. Gangguan Dampak Perubahan Iklim (Kebanjiran, Kekeringan dan Longsor) Terhadap an Pangan Tahun 2012 No Bencana Alam 2011 2012 1 Kebanjiran Okt-Mar 2010/2011 Okt-Mar 2011/2012 a. Terkena 17.334 18.943 b. Puso 3.181 1.474 2 Kekeringan April-Sept 2011 April-Sept 2012 a. Terkena 49.192 75.689 b. Puso 12.783 35.729 3 Longsor Okt-Mar 2010/2011 Okt-Mar 2011/2012 a. Terkena 48 127 b. Puso 44 41 Sumber : Balai Proteksi an Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, 2012 Bencana alam banjir, kekeringan dan longsor pada tanaman padi tahun 2012 lebih tinggi dibandingkan 2011. Kekeringan tahun 2012 lebih luas daripada tahun 2011 dan ratarata 5 musim kemarau (2007 s/d 2011) hal ini disebabkan karena : (1) Menurunnya debit air, (2) terlambat, (3) Kerusakan infrastruktur. Solusinya : (1) Pemberdayaan petani melalui sekolah Lapang Iklim (SLI), (2) Perbaikan infrastruktur, (3) Bantuan Benih dari CBN(Cadangan Benih Nasional) dan (4) Bantuan Ponpanisasi. Dari tabel 21 s/d 23 diatas, dapat disimpulkan bahwa gangguan OPT tahun 2012 mengalami penurunan sedangkan dampak perubahan iklim mengalami kenaikan yang cukup tinggi diikuti dengan luas tanam tahun 2012 terjadi penurunan. Dengan demikian pengaman produksi pangan khususnya beras cukup terkendali. Untuk mengantisipasi pengendalian organisme OPT utama tanaman padi ke depan, hal-hal yang harus dilakukan antara lain : a. Melaksanakan pengamatan yang intensif di lokasi tanaman terancam b. Pengawalan lapangan melalui pemantauan intensif oleh petugas Dinas Pertanian Kabupaten, petugas lapangan dan petani. Apabila terdapat sumber serangan lakukan langkah pengendalian secara dini. c. Penyebarluasan dan pemasyarakatan rekomendasi pengendalian OPT dengan memanfaatkan sarana secara optimal sampai ketingkat kelompok tani.
d. Meningkatkan motivasi petani dan petugas terkait dalam pengendalian OPT e. Melaksanakan bimbingan teknis secara intensif, antara lain melalui gerakan pengendalian OPT pada daerah sumber serangan. f. Meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait maupun stake holder. Dalam pengendalian organisme pengganggu tanaman di Jawa Barat, secara operasional menjadi tugas pokok dan fungsi Balai Proteksi an Pangan dan Hortikultura. Institusi ini didukung oleh sarana-prasarana yang relatif memadai, khususnya tenaga fungsional Pengamat Organisme Pengganggu Tumbuhan yang tersebar di 26 kabupaten/kota, Laboratorium Kimia Agro di Lembang Bandung, Laboratorium Lapangan, dan Brigade Proteksi an (BPT) sebagai pusat gerakkan dan fasilitasi pengendalian OPT di lapangan, yaitu sebanyak 5 BPT di 5 wilayah kerja. Dengan kelengkapan ini, maka langkah antisipasi dapat lebih dioptimalkan. Bahkan dengan dukungan Laboratorium Kimia Agro, analisis unsur kimia, kandungan pestisida, pupuk dan lain-lain dapat diketahui. Untuk Wilayah Kerja Brigade Proteksi an dapat dilihat pada tabel 24 berikut. Tabel 24. Wilayah Kerja BPT Jawa Barat Tahun 2012 No BPT KEDUDUKAN WILAYAH KERJA 1 II (Bogor) Kabupaten Cianjur Kab. Bogor, Kota Bogor, Kab. Sukabumi, Kota Sukabumi, Kota Depok, Kab. Cianjur 2 III (Cirebon) Kab. Indramayu (Loh Bener) Kab.Cirebon, Kota Cirebon, Kab. Kuningan, Kab. Majalengka, Kabupaten Indramayu 3 IV (Purwakarta) Kab. Subang (Sukasari) Kab. Subang, Kab. Purwakarta, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Kabupaten Karawang 4 V Kab. Bandung Kabupaten Bandung, Kota Bandung, (Bandung) (Buahbatu) Kabupaten Sumedang, Kabupaten Garut 5 VI (Ciamis) Kabupaten Ciamis Kabupaten Ciamis, Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kota Banjar Sumber : BPTPH Provinsi Jawa Barat, 2012