BAB VI. RELE DIFFERENTIAL

dokumen-dokumen yang mirip
Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. TATAP MUKA X&XI. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT.

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA

PENGUJIAN RELAY DIFFERENSIAL GI

PENGGUNAAN RELAY DIFFERENSIAL. Relay differensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya berdasarkan

BAB III PEMBAHASAN RELAY DEFERENSIAL DAN RELEY DEFERENSIAL GRL 150

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau konsumen, peranan transformator daya pada Gardu Induk Pauh Limo

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500kV PT PLN (PERSERO) di Kediri

Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya

Sidang Tugas Akhir (Genap ) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

BAB III METODOLOGI. 3.2 Tahap Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akhir

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

BAB IV ANALISA HASIL PENYETINGAN RELAI DIFFERENSIAL

STUDI PENYETELAN RELAI DIFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU EMBALUT, PT. CAHAYA FAJAR KALTIM

BAB III PENGAMAN TRANSFORMATOR TENAGA

TUGAS AKHIR. ANALISA PENGGUNAAN DAN PENYETINGAN RELAI DIFFERENSIAL PADA TRAFO STEP UP 11,5/150 kv di PLTGU BLOK I U.P MUARA KARANG

BAB III. Transformator

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

STUDI SISTEM PROTEKSI RELE DIFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR PT. PLN (PERSERO) KERAMASAN PALEMBANG

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3)

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH

Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3)

Praktikum SISTEM PROTEKSI

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

Analisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma

RELE. Klasifikasi Rele

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI BAB II DASAR TEORI

OCR/FGR untuk mendeteksi gangguan fasa-fasa dan fasa-tanah.

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI

ANALISIS ARUS INRUSH TERHADAP PENGARUH KINERJA RELAI DIFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR 150 KV

ABSTRAK Kata Kunci :

BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA

Penentuan Setting Rele Arus Lebih Generator dan Rele Diferensial Transformator Unit 4 PLTA Cirata II

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GT 1.1 PLTGU Grati dan Rele Jarak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENENTUAN VECTOR GROUP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Suatu sistem pengaman terdiri dari alat alat utama yaitu : Pemutus tenaga (CB)

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)

STUDI KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. BOC GASES GRESIK JAWA TIMUR

KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41

BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT)

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pengaturan Ulang Rele Arus Lebih Sebagai Pengaman Utama Compressor Pada Feeder 2F PT. Ajinomoto Mojokerto

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak

BAB IV HASIL DAN ANALISA A. Pengujian Trafo Arus Proteksi dan Metering Lulus Uji (Passed) Trafo Arus Proteksi 300A/5A 5P-15 (Passed)...

ANALISA TROUBLE DIFFERENTIAL RELAY TERHADAP TRIP CB ( CIRCUIT BREAKER ) 150 KV TRANSFORMATOR 30 MVA PLTGU PANARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

SISTEM PROTEKSI PADA GENERATOR DI PLTG MUSI 2 PALEMBANG

STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang. b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing)

Dosen Pembimbing II. Ir. Sjamsjul Anam, MT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

BAB V RELE ARUS LEBIH (OVER CURRENT RELAY)

dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam

KOORDINASI PROTEKSI TEGANGAN KEDIP DAN ARUS LEBIH PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI, GRESIK JAWA TIMUR

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. pernah dilakukan sebagai rujukan penulis guna mendukung penyusunan

FEEDER PROTECTION. Penyaji : Ir. Yanuar Hakim, MSc.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertemuan ke :2 Bab. II

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

ANALISIS SETTING RELE OGS SEBAGAI SISTEM PENGAMAN TRANSFORMATOR 3 UNTUK MENJAGA KONTINYUITAS ALIRAN DAYA DI GARDU INDUK PESANGGARAN

Perancangan Sistem Proteksi (Over Current dan Ground Fault Relay) Untuk Koordinasi Pengaman Sistem Kelistrikan PT. Semen Gresik Pabrik Tuban IV

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

Koordinasi Proteksi Sebagai Upaya Pencegahan Terjadinya Sympathetic Trip Di Kawasan Tursina, PT. Pupuk Kaltim

KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00)

BAB II LANDASAN TEORI

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI INDONESIA, GRESIK JAWA TIMUR. Studi Kasus Sistem Kelistrikan PT.

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

Laporan Kerja Praktek di PT.PLN (Persero) BAB III TINJAUAN PUSTAKA. 3.1 Pengertian PMCB (Pole Mounted Circuit Breaker)

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM BUSBAR DI GARDU INDUK KAPAL

Transkripsi:

BAB VI. RELE DIFFERENTIAL 6.1 Pendahuluan. Relay differential merupakan pengaman utama pada generator, transformator dan bus-bar, sangat selektif, cepat bekerja tidak perlu berkoordinasi dengan relay lain dan tidak dapat digunakan sebagai pengaman cadangan untuk seksi atau daerah berikutnya. Relay differential mengamankan peralatan tersebut diatas dari gangguan hubung singkat yang terjadi di dalam generator ataupun transformator, antara lain hubung singkat antara kumparan dengan kumparan atau antara kumparan dengan tangki Relai ini harus bekerja kalau terjadi gangguan di daerah pengamanan, dan tidak boleh bekerja dalam keadaan normal atau gangguan di luar daerah pengamanan. Ini juga merupakan unit pengamanan dan mempunyai selektifitas mutlak 6.2 Prinsip kerja relay differential Relay differential prinsip kerjanya berdasarkan hukum kirchof, dimana arus yang masuk pada suatu titik, sama dengan arus yang keluar dari titik tersebut seperti gambar dibawah..

I 1 I 2 I 1 = I 2 Gambar 6.1 Prinsip hk Khirchof Yang dimaksud titik pada proteksi differential adalah daerah pengamanan, dalam hal ini dibatasi oleh dua buah trafo arus seperti yang terlihat pada gambar dibawah Daerah pengamanan I 1 I 2 CT 1 CT 2 87 Gambar 6.2 Daerah pengamanan relay differential Relay differential bekerja berdasarkan perbandingan arus masukan dan arus keluaran. Jika terjadi perbedaan maka relay akan mendeteksi adanya gangguan pada peralatan yang diamankan. Relay ini efektif untuk mengamankan gangguan yang bersifat internal. Untuk gangguan yang bersifat ekternal, arus masukan dan arus keluaran transformator sama besar meskipun arus tersebut melebihi arus maksimal transformator, oleh sebab itu relay tidak meresponnya sebagai gangguan. 6.2.1 Gangguan di luar daerah pengamanan I 1 I 2 G CT 1 CT 2 beban i d i 1 i 2 Gambar 6.3 Gangguan di luar daerah pengamanan relay differential

Arau yang mengalir pada relay adalah : i d = i 1 - i 2 = 0 Dimana : i 1 = arus yang mengalir pada CT 1 i 2 = arus yang mengalir pada CT 2 Maka relay tidak akan bekerja jika terjadi gangguan di luar daerah pengamanannya. 6.2.2 Gangguan di dalam daerah pengamanan 1. Transformator disuplai dari satu arah I 1 I 2 =0 G CT 1 CT 2 beban i d i 1 i 2 =0 Gambar 6.4 Gangguan di dalam daerah pengamanan, sumber satu arah Untuk gangguan di dalam transformator : I 1 = i 1 I 2 = 0 I d = i 1 - i 2 = i 1 Maka relay akan bekerja 6.2.3. Transformator disuplai dari dua arah

I 1 I 2 G 1 G 2 CT 1 CT 2 i d i 1 I 2 Gambar 6.5 Gangguan di dalam daerah pengamanan, sumber dua arah G 1 arus mengalir kearah gangguan. G 2 arus mengalir kearah gangguan Sehingga : I d = i 1 + i 2 Maka relay akan bekerja. 6.3. Single line diagram relay differential GGN 1 DIFF GGN 2 OCR. PNY Gambar 6.6 Contoh single line diagram relay differential transformator

Wiring diagram relay differential φr φs φt CT PRIMER IR IS IT SEKUNDER I IS CT IR φr φs φt ir is it ACT Yd RelayDifferensial i i i i i i i i i ACT Dy 1 ir is it Gambar 6.7 Contoh wiring diagram relay differential transformator YNyn0 6.4 Ketidak seimbangan arus relay differential Gambar 6.8 Perbedaan karakteristik CT yang menyebabkan timbulnya ketidak seimbangan arus Hal hal yang mempengaruhi I ub adalah :

1. Karakteristik kelengkungan magnetik dari CT1 dan CT2, terutama pada arus hubungan singkat yang besar menyebabkan arus sekunder tidak lagi linear terhadap arus primer karena kejenuhan CT. 2. Burden CT1, burden CT2. 3. Adanya komponen dc pada waktu hubungan singkat mempercepat kejenuhan CT. Dengan melihat adanya I ub di atas, dibuatlah relay differential dengan jenis prosentase yang mempunyai karakteristik kerja mengikuti kemungkinan terjadinya I ub. Karakteristik percentage differential relay ditunjukkan pada gambar di bawah ini. 6.5 Karakteristik relay differential I 1 -I 2 Daerah kerja (I 1 +I 2 )/ Gambar 6.9 karakteristik relay differential Syarat sambungan relay differential transformator daya dapat kita lihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6.1 Hubungan CT dan Aux. CT untuk relay Differential Hubungan trafo daya CT Primer Aux. CT Y Y Y Δ Δ Y Y Y Y Δ Sekunder Δ Y

Untuk mendapatkan arus perbandingan yang sama besar rasio CT antara primer dan sekunder transformator harus disesuaikan dengan rasio transformator itu sendiri. Misalkan Transformator 42 MVA, 150 kv/20kv dengan hubungan YNyn0, maka rasio CTnya : Arus nominal sisi primer transformator adalah : 42000kVA I p = = 161, 66A 150kV 3 Maka primer CT dipilih : 161,66* 3 = 280A Arus nominal sisi sekunder transformator adalah : 42000kVA I s = = 1212, 4A 20kV 3 Maka primer CT dipilih : 1212,4* 3 = 2099A Sedangkan untuk pengenal sekunder CT 1, 2 dan 5 A. Sehingga rasio CT sisi primer dapat dipilih 300/5 dan rasio CT sisi sekunder 2000/5. Karena arus primer tidak sama dengan arus sekunder serta arus primer belum tentu sefasa dengan arus sekunder ( tergantung vector groupnya ) maka secara umum diperlukan trafo arus bantu atau Aux CT. Aux. CT berfungsi untuk : 1. Menyesuaikan arus yang akan masuk ke relay differential. 2. Menyesuaikan pergeseran sudut fasa yang akan masuk ke relay differential. Pemasangan Aux. CT 1. Jika berfungsi untuk menyesuaikan pergeseran fasa selalu dipasang pada sisi Y transformator dayanya, dan disisi lainnya dapat dipasang atau tidak. 2. jika berfungsi hanya penyesuaian arus dapat dipasang disisi primer maupun sekunder, atau kedua duanya. 3. bila CT disisi primer mempunyai sekunder 1 A dan disisi sekunder 5 A, umumnya Aux. CT dipasang dikedua sisi.

Dari contoh di atas maka arus yang masuk ke relay adalah sebesar : Sisi 150 kv : 5 I primer = 162A 300 I primer = 2, 7A Maka arus yang masuk ke relay adalah : I primer = 2,7 3A Sisi 20 kv : I primer = 4, 67A 5 I sekunder = 1212A 2000 I sekunder = 3, 03A Maka arus yang masuk ke relay adalah : I sekunder = 3,03A I sekunder = 5, 24A 3 Untuk menyamakan arus yang masuk ke relay antara primer dan sekunder maka digunakan Aux. CT, dengan cara pengaturan posisi tap Aux. CT. x 4,67A TapAux. CT = = 5 5,24A 4,67A TapAux. CT = 5 5,24A TapAux. CT = 4,5 Settigan relay differential diset sedemikian rupa dengan mempertimbangkan beberapa hal : 1. Faktor kesalahan CT1dan CT2. 2. Perubahan rasio trafo daya karena bekerjanya on load tap changer. 3. Arus magnetisasi. Untuk transformator daya dengan kapasitas yang besar umumnya memiliki fasilitas tap changer yang berfungsi untuk mendapatkan tegangan operasi sekunder yang

lebih baik (diinginkan) dari tegangan jaringan yang berubah-ubah. Arus sisi sekunder CT dapat dibuat macth hanya pada satu titik dari rentang pengubahan tap. Pada posisi lain akan timbul arus beda. Misalkan untuk transformator daya 42 MVA mempunyai posisi tap tertinggi -10 dan terendah +7, maka dapat diketahui besarnya arus beda akibat perubahan posisi tap (untuk settingan relay differential dihitung arus beda pada posisi tap tertinggi). Untuk tegangan operasi 150 kv : Posisi tap changer I n sisi primer Posisi tap terendah : = 162 A I n sisi sekunder = 1212 A I n primer = 148 A CT I sekuner = 5 300 I sekuner CT = 4, 27A 148A* 3 Posisi tap tertinggi : I n primer = 190 A CT I sekuner = 5 300 I sekuner CT = 5, 48A 190A* 3 Pada kondisi Tap tertingi I sekunder CTnya sebesar 5,48 Ampere, sementara Tap Aux. CT telah diset pada posisi 4,5, sehingga I sekunder CT menjadi 6,05 Ampere. Maka arus beda akibat selisih tap changer pada posisi tertinggi adalah : I beda = 6,05A 5, 24A I beda = 0,81 A 6.6 Prinsip Kerja Relay Differential Sebagai Pengaman Busbar. Prinsip kerjanya adalah keseimbangan arus ( membandingkan jumlah arus yg masuk dengan arus yg keluar busbar ) artinya bila bila terjadi perbedaan antar kedua

penjumlahan arus diatas maka relay akan bekerja berdasarkan prinsipnya dapat dilihat pada gambar 6.10 dibawah. a. Kondisi tidak ada gangguan di bus-bar CT 1 i1 CT 2 i2 CT 5 i5 i I1 I2 id I3 i CT 3 i3 CT 4 i4 Gambar 6.10a Keadaan tidak ada gangguan pada bus-bar I 1 + I 2 +!3 = I 3 + I 4 CT1 =CT2 =CT3 = CT4 = CT5. ia = I1 + I2 + I3. Ib = I3 + I4 Dari arah arus dpt dilihat : Id = ia ib = 0 RELAY TIDAK BEKERJA b. Kondisi Ada Gangguan di Bus-bar Busbar yg menghubungkan antara dua sistem dan kedua sistem terdapat pembangkit maka dapat dilihat pada gambar 6.10b dibawah,

CT 1 i1 CT 2 i2 CT 5 i5 i I1 I2 id I3 I4 ib CT 3 i3 CT 4 i4 Gambar 6.10b Keadaan ada gangguan pada bus-bar I1 + I2 + I3 + I4 = If ; I5 = 0 CT1 = CT2 = CT3 = CT4 = CT5 Ia = i1 + i2 ; i5 = 0 Ib = i3 + i4 Dari arah arus dpt dilihat bhw : Id = ia - ib. RELAY AKAN BEKERJA MAKA CB 1 S.D. CB 5 LEPAS c. Gangguan Diluar Daerah Pengamanan

CT 1 i1 CT 2 i2 CT 5 i5 ia I1 I2 I5 id I3 I4 ib CT 3 i3 CT 4 i4 Gambar 6.10c Keadaan ada gangguan pada bus-bar I 1 + I 2 + I 3 - I 4 ; I 5 = 0 CT1 = CT2 = CT3 = CT4 = CT5. Ia = I 1 + I 2 ; ib = i3 Dari arah sekundair dpt dilihat bhw : Id = ia + ib - i4 = 0 SEHINGGA RELAY TIDAK BEKERJA.