BAB II LANDASAN TEORI
|
|
- Yenny Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan tentang gangguan pada sistem tenaga listrik, sistem proteksi tenaga listrik, dan metoda proteksi pada transformator daya. 2.1 Gangguan dalam Sistem Tenaga Listrik Dalam penyediaan energi listrik pada konsumen ada tiga unsur utama yang terlibat yaitu, pembangkitan (generation), penyaluran (transmission), dan distribusi (distribution). Ketiga unsur tersebut tidak boleh terpisahkan yang berarti pula bahwa masing-masing unsur tersebut harus bekerja dengan baik dalam rangka menyuplai kebutuhan listrik pada konsumen. Oleh karena itu, diperlukan keadaan sistem yang handal dari segala gangguan yang mungkin terjadi agar penyaluran listrik dapat tetap berlangsung walaupun sistem dalam keadaan yang tidak normal karena gangguan tersebut. Analisis akan adanya gangguan yang mungkin terjadi merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan dalam perancangan jaringan sistem tenaga listrik. Mengingat bahwa gangguan tersebut tidak mungkin untuk dicegah sehingga perlu antisipasi secara maksimal terhadap masing-masing gangguan tersebut. Dalam kenyataannya akan didapat banyak gangguan terjadi, yaitu gangguan hubung singkat serta gangguan lainnya berupa pembebanan berlebih yang dapat merusak peralatan maupun gangguan luar dari alam sebagai contoh ialah petir. Gangguan hubung singkat ialah gangguan yang paling sering terjadi dalam pengoperasian sistem tenaga listrik. Gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik berdasarkan jenis timbulnya gangguan dapat dibedakan dalam dua kelompok sebagai berikut : a) Gangguan hubung singkat seimbang (simetris) atau disebut juga gangguan hubung singkat tiga fasa (K K K) 8
2 b) Gangguan hubung singkat tidak seimbang, yaitu : Hubung singkat satu fasa ke tanah (K T) Hubung singkat fasa ke fasa (K K) Hubung singkat dua fasa ke tanah (K K T) Setiap gangguan yang mungkin terjadi memiliki masing-masing cara yang spesifik pada pengantisipasiannya. Oleh karena itu diperlukan pengelompokan dalam skema proteksi yang dijalankan. Pada penelitian ini, yang menitikberatkan proteksi pada transformator daya, akan dibahas gangguan yang terjadi di sekitar komponen penting ini beserta metoda proteksi yang dijalankan. Gangguan hubung singkat berdasarkan daerah lokasi gangguan pada daerah transformator daya dapat dibedakan menjadi : a) Gangguan dalam (internal fault), yaitu gangguan yang dimana lokasi gangguannya terletak didalam zona dari trafo arus pada sistem proteksi transformator daya (Current Trafo/CT) b) Gangguan luar (eksternal fault),yaitu gangguan yang dimana lokasi gangguannya terletak diluar zona dari trafo arus pada sistem proteksi transformator daya (Current Trafo/CT) Pada sistem proteksi untuk sebuah transformator daya, disaat gangguan internal timbul dalam sistem maka relai harus bekerja seakurat dan secepat mungkin untuk melindungi transformator daya dari kerusakan yang parah. Melainkan disaat gangguan eksternal timbul dari sistem maka relai harus tetap mengindikasikan transformator agar tetap bekerja dan sistem transmisi berjalan dengan normal. Pada kejadian magnetizing inrush current yaitu saat kondisi transien dimana transformator pada permulaan diberi tegangan. Pengoperasian transformator harus tetap berjalan dengan stabil pada keadaan transien inrush karena kondisi ini tidak termasuk dalam kategori gangguan. 2.2 Sistem Proteksi Tenaga Listrik Instalasi yang tertanam dalam suatu sistem penyediaan tenaga listrik berupa fasilitas-fasilitas pembangkitan, transmisi, dan distribusi demikian besarnya sehingga 9
3 perlu diatur agar seluruh sistem tidak hanya dioperasikan dengan efisiensi setinggi mungkin, tetapi seluruh peralatannya juga diamankan dan dilindungi terhadap kerusakan. Kerusakan pada instalasi sistem penyediaan tenaga listrik tidak hanya menyebabkan kerugian pada pemasangan instalasi baru, melainkan hasil produksi yang menurun karena terhambat dan waktu yang banyak terbuang. Oleh karena itu diperlukan adanya perencanaan dan perancangan yang akurat pada sistem tenaga listrik Perancangan dari sistem tenaga listrik memiliki banyak alternatif yang dapat digunakan untuk meminimalisasi efek dari kejadian tidak normal yang timbul dari sistem itu sendiri atau peralatan peralatan pendukungnya. Berbagai alternatif untuk perancangan sistem tenaga listrik dianalisis dan disimulasikan untuk mendapatkan keandalan sistem sebaik mungkin. Dari berbagai alternatif tersebut dipilih desain yang layak dari berbagai pertimbangan seperti, memiliki tingkat keandalan yang paling baik, tingkat ekonomis yang tinggi, maupun disesuaikan dengan daerah tempat instalasi akan dipasang. Desain yang akan digunakan pada sistem perancangan sistem tenaga tersebut memiliki banyak aspek tujuan meliputi : 1. Mengisolasi secara cepat bagian sistem yang terganggu dari sistem dan menjaga agar bagian lain dari sistem tetap bekerja dalam keadaan normal. Hal ini juga termasuk meminimalisasi kerusakan pada bagian yang mengalami gangguan tersebut 2. Meminimalisasi besaran (magnitude) dari arus short circuit yang dapat dihasilkan dan sehingga dapat meminimalisasi potensial kerusakan yang dapat terjadi pada sistem, peralatan-paralatan, dan utilisasi pendukungnya. 3. Mempersiapkan rangkaian alternatif, automatic throwovers, atau peralatan recloser otomatis ataupun keduanya untuk peralatan-peralatan pendukung lain. Gangguan listrik terberat yang terjadi dalam suatu sistem tenaga listrik adalah yang mengakibatkan terjadinya peningkatan arus listrik dan penurunan tegangan, frekuensi, dan faktor daya. Relai-relai pengaman tidak dapat menghilangkan 10
4 kemungkinan adanya gangguan pada sistem, melainkan baru dapat bekerja setelah terjadinya gangguan. Dalam pengerjaan sebuah desain dasar dari sistem proteksi maka dibutuhkan skema proteksi dari peralatan-peralatan yang digunakan secara spesifik pada bagian sebuah sistem. Beberapa proteksi khusus tersebut harus dikoordinasikan dengan dasar sistem perancangan sistem proteksi yang akan digunakan serta kendala maupun gangguan yang diprediksi akan muncul dalam sistem tenaga listrik tersebut. Hal-hal tersebut saling berkaitan yaitu meliputi : 1. Proteksi pada konduktor 2. Proteksi pada motor 3. Proteksi pada transformator 4. Proteksi pada generator 5. Proteksi pada bus dan switch gear 6. Proteksi pada transmisi jaringan pendukung (feeder) Proteksi pada transformator daya akan menjadi topik yang dititikberatkan dalam penelitian ini. Transformator daya merupakan salah satu komponen yang paling krusial dalam sistem jaringan tenaga listrik. Beberapa metode konvensional sistem proteksi pada transformator daya masih digunakan hingga saat ini, antara lain : 1. Relai Buchholz 2. Proteksi hubungan tanah 3. Proteksi termal 4. Proteksi diferensial Relai Buchholz merupakan sistem proteksi yang khas untuk transformator, khususnya untuk transformator minyak. Bilamana di dalam bejana transformator terjadi suatu gangguan, maka minyak akan mengalami pemanasan berlebih sehingga terbentuk gas. Pembentukan gas tersebut itu merupakan alat untuk mendeteksi terjadinya gangguan dalam bejana transformator dengan relai Buchholz. Proteksi hubungan tanah dipakai pada transformator yang lebih kecil dari 1 MVA. Pada transformator dengan kapasitas lebih besar dari 1 MVA menggunakan relai diferensial. Pemilihan ini didasarkan pada harga untuk pengaman diferensial 11
5 yang cenderung mahal. Tujuan dari proteksi hubungan tanah adalah untuk mendeteksi arus gangguan hubungan tanah pada transformator daya. Proteksi termal menggunakan relai termal yang dilengkapi dengan elemen suhu. Pada kasus saat sebuah transformator mengalami beban lebih yang tidak begitu besar selama suatu jangka waktu yang agak lama. Disebabkan beban lebih yang tidak terlalu banyak maka proteksi arus lebih tidak akan bekerja. Tetapi karena beban lebih itu berlangsung untuk jangka waktu yang cukup lama maka transformator akan menjadi panas. Kenaikan suhu itu dapat merusak keadaan isolasi transformator, oleh karena itu dipergunakan proteksi termal pada transformator. 2.3 Proteksi Differensial pada Transformator Daya Metode yang telah sering dipakai ialah dengan melakukan pengukuran arus diferensial antara sisi tegangan tinggi dengan sisi tegangan rendah. Jika amplitudo dari arus differensial melebihi batas yang telah ditentukan maka relai akan mendeteksi adanya gangguan serta secepatnya bekerja untuk melindungi transformator dari kerusakan yang parah serta menjaga sistem agar tetap stabil. Sistem proteksi relai diferensial ini menggunakan relai diferensial yang komponen utamanya terdiri dari operating coil dan restraint coil. Pada gambar 2.1, yang merupakan suatu skema prinsip kerja proteksi dengan relai diferensial. Objek yang diamankan adalah protected equipment. Pada sisi kiri dan sisi kanan dari objek terpasang dua trafo arus yaitu TA 1 dan TA 2, yang dihubungkan pada kumparan-kumparan dari relai proteksi seperti tampak pada gambar. Bilamana tidak terdapat suatu gangguan pada objek, maka arus listrik di sebelah kiri maupun kanan dari objek adalah sama, yaitu I (I 1 = I 2 = I). Sedangkan arus yang mengalir di dalam trafo arus adalah sebesar i. Operating Coil (OC) pada relai diferensial yang terletak di tengah-tengah rangkaian sedemikian rupa, sehingga tidak akan dialiri arus bilamana baik TA 1 maupun TA 2 dialiri arus yang besarnya 12
6 sama. Perlu dikemukakan bahwa sistem dibumikan, yaitu sistem yang dihubungkan dengan tanah. Apabila suatu gangguan hubung singkat terjadi pada pada titik didalam zona pengukuran trafo arus, karena sistem dibumikan maka, arus gangguan akan mengalir ke tanah dari titik gangguan. Kemudian melalui tanah dan titik pembumian kembali ke sistem rangkaian listrik. Dapat diketahui bahwa karena terdapat hubungan tanah pada titik A, trafo arus TA 2 tidak dialiri arus listrik. Di lain pihak, pada trafo arus TA 1 akan mengalir arus listrik, yang juga akan melewati kumparan OC pada relai diferensial yang karenanya akan bekerja, dan menyebabkan trip pada saklar dan objek yang dilindungi telah diamankan. Dari prinsip kerja diatas maka diketahui bahwa daerah yang diamankan oleh sistem proteksi ini adalah yang terletak di antara kedua trafo arus TA 1 dan TA 2. Bilamana gangguan terjadi diluar daerah itu, maka relai tidak akan bekerja. Daerah jankauan trafo arus tersebut dinamakan zona proteksi dari transformator daya. Gambar 2.1 Skema Proteksi Differensial Menggunakan Relai Differensial Gambar 2.2 memperlihatkan skema proteksi differensial untuk transformator tiga fasa, hubungan bintang-delta, dan sistem dibumikan. Pada situasi titik bintang dibumikan, trafo-trafo arus dihubungkan delta pada sisi primer dan sekunder. Apabila diumpamakan rasio transformasi sebesar satu. Gangguan berupa hubungan ke tanah terjadi pada titik A, di luar daerah proteksi. Terlihat bahwa kumparan relai tidak dialiri arus listrik sehingga sistem proteksi diferensial tidak akan bekerja. 13
7 Bilamana gangguan terjadi di dalam daerah pengaman, maka dapat dilihat bahwa sistem proteksi akan bekerja. Gambar 2.2 Skema Proteksi Differensial 3 Fasa Metoda proteksi diferensial memiliki beberapa permasalahan umum, permasalahan pertama ialah Ketika adanya penambahan beban maka sisi beban akan mengalami tegangan jatuh (voltage drop) yang lebih besar, sehingga untuk kembali menaikkan tegangan di sisi beban, maka pada transformator daya akan dilakukan perubahan tap (tap changing). Perubahan tap changer pada transformator daya tersebut akan mempengaruhi besaran arus yang terdeteksi pada relai diferensial. Hal tersebut terjadi karena penetapan rasio CT tidak berubah antara sisi tegangan tinggi dan sisi tegangan rendah transformator daya pada sistem proteksi. Perubahan besaran arus yang mengalir melewati relai diferensial akan menimbulkan sinyal trip yang seharusnya tidak terdeteksi sebagai gangguan. Permasalahan kedua ialah adanya kesalahan rasio trafo arus (CT-ratio mismatch) pada pemasangan trafo arus sistem proteksi diferensial untuk transformator daya. CT-ratio mismatch dapat menimbulkan ketelitian besaran arus 14
8 yang tidak sesuai dengan relai diferensial sehingga mengakibatkan timbulnya sinyal trip. Permasalahan ini didukung karena keterbatasan rasio CT di pasaran untuk memenuhi kebutuhan perbandingan arus yang spesifik. 2.4 Metode-Metode Proteksi Diferensial Transformator Daya dan Permasalahannya Dalam perkembangan ilmu sistem tenaga listrik, telah diajukan beberapa metoda yang menitikberatkan pada masalah proteksi dari gangguan di sekitar trafo daya, diantaranya adalah : 1. Masalah magnetizing inrush current dan saturasi transformator arus (CT) [10,11] 2. Membedakan Magnetizing Inrush Current dengan gangguan internal [12,13] 3. Proteksi Digital Wavelet-Based [2,3] Magnetizing inrush current ialah kejadian pada kondisi transien yang timbul saat permulaan transformator daya diberi tegangan. Selama terjadinya megnetizing inruh current hanya akan ada arus yang masuk ke sisi primer dan tidak ada arus yang keluar dari sisi sekunder transformator, maka pada relai diferensial akan tampak seperti terjadi gangguan internal. Arus inrush memiliki beberapa karakteristik antara lain, amplitudonya akan menjadi kurang lebih 16 kali lebih besar dari arus beban penuh. Kemudian akan menurun secara perlahan-lahan, sekitar 10 siklus untuk unit transformator yang kecil hingga 1 menit untuk unit transformator besar. Komponen harmonisa dari arus inrush berbeda dengan arus pada beban normal maupun arus saat terjadi gangguan. Tipikal bentuk gelombang pada arus inrush memiliki komponen frekuensi fundamental yang besar, komponen DC dan komponen harmonisa kedua dan kelima. Komponen harmonisa kedua tidak akan tampak pada transformator daya pada kondisi lain kecuali pada saat permulaan transformator daya saat mengalami energisasi. Kejadian ini bukanlah termasuk gangguan, oleh karena itu pengoperasian transformator harus tetap stabil berjalan pada kejadian transien tersebut. Permasalahan saturasi trafo arus termasuk permasalahan yang umum terjadi. Trafo arus memperlihatkan bentuk gelombang yang sepadan dengan sisi arus primer 15
9 sampai dengan inti trafo arus tersebut mengalami saturasi. Disaat inti dari trafo arus mengalami saturasi, saturasi ini mempengaruhi bentuk gelombang pada sisi sekunder trafo arus sehingga dapat mempengaruhi besaran arus yang terdeteksi pada kumparan relai. Faktor-faktor yang menyebabkan saturasi pada trafo arus ialah arus primer trafo yang besar, residual flux, burden yang besar dari sisi sekunder trafo arus, ataupun kombinasi dari ketiga faktor ini. Ketiga faktor ini menyebabkan tingginya rapat fluks pada inti trafo arus. Jika kerapatan fluks pada inti trafo arus telah melampaui batasan yang telah ditetapkan maka terjadi saturasi trafo arus. Pada kondisi ini tingkat akurasi dari trafo arus menjadi sangat rendah dan output yang dihasilkan pada kumparan sekunder terdistorsi oleh komponen harmonik. Pada proteksi dengan menggunakan Wavelet-Based, sinyal input yang diperoleh akan diolah menjadi bentuk koefisien wavelet. Metode ini dapat dipakai untuk membedakan kejadian antara gangguan dalam, gangguan luar maupun magnetizing inrush dengan menggunakan kedua sinyal input tersebut. Metoda Wavelet-Based dilakukan dengan menganalisa komponen harmonik. Ide utama dari analisa ini adalah menguraikan harmonik fundamental (pertama), ke-2 dan ke-5 pada suatu sinyal arus differensial kemudian membandingkan rasio harmonik ke-2 dan harmonik fundamental ( M 2 / M1) dengan suatu nilai k 1 dan membandingkan rasio harmonik ke-5 dan harmonik fundamental ( M 5 / M1) dengan suatu nilai k 2. Rele tidak akan memberikan sinyal trip apabila kondisi M / M k dan M / M ) ( k2 terpenuhi. Kekurangan analisa harmonik ini adalah bahwa pada transformator modern, yang memiliki rugi-rugi inti besi yang rendah maka transformator mengandung arus dengan harmonik ke-2 dan ke-5 yang rendah saat terjadinya arus magnetizing inrsuh sehingga rele akan memberikan sinyal trip untuk kondisi ini. Respon rele yang dihasilkan dari pendekatan analisa harmonik adalah ¼ siklus sampai dengan 2 siklus [3]. Berbagai metoda diatas dikembangkan untuk melakukan analisis gangguan secara cepat dan akurat sehingga dapat memberikan gambaran kondisi sistem secara tepat kepada operator dilapangan, dengan demikian dapat dilakukan tindakan untuk 16
10 mencegah terjadinya masalah yang lebih besar pada sistem. Pada penelitian tugas akhir ini, dikembangkan metoda yang bertujuan untuk memperoleh perbaikan kinerja dari sebuah proteksi menggunakan relai diferensial dan metoda-metoda deteksi gangguan yang telah dikembangkan sebelumnya. Adapun analisis kinerja dari metoda yang telah dikembangkan sebelumnya sebagai berikut : 1. Menggunakan arus dan tegangan sebagai data masukan dalam pengukuran (adanya trafo arus dan trafo tegangan) 2. Diperlukan adanya rasio trafo arus yang cocok antara satu fasa dengan yang lain 3. Dapat menimbulkan kesalahan rasio trafo arus (CT-Ratio mismatch) karena adanya tap changer transformator daya Metoda proteksi transformator daya menggunakan transformasi Hilbert akan diajukan untuk memperbaiki kinerja dari metoda sebelumnya yang telah dikembangkan. Pada penelitian tugas akhir ini, metode ini telah diujikan dan bekerja secara realtime atau online pada simulasi yang dilakukan. Pengembangan kinerja dari metoda yang diajukan dibandingkan metoda sebelumnya adalah sebagai berikut : 1. Menggunakan arus sebagai data masukan dalam pengukuran, tidak menggunakan data tegangan sebagai parameter pengukuran. 2. Tidak membutuhkan adanya trafo tegangan (potential transformer) 3. Tidak memerlukan adanya rasio trafo arus yang cocok antara satu dengan yang lain 4. Kesalahan rasio trafo arus (CT-Ratio mismatch) dapat dihindari 17
BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Peralatan proteksi merupakan komponen penting dalam sistim tenaga yang berguna untuk mendeteksi dan mengisolasi adanya gangguan. Skema proteksi yang tepat
Lebih terperinciBAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HILBERT
BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HILBERT Pada bab ini akan dijelaskan tentang metoda panggunaan transformasi Hilbert untuk analisis gangguan pada transformator daya dan implementasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam sistem tenaga listrik, maka diperlukan proteksi dengan teknik yang tepat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peralatan proteksi merupakan komponen penting dalam sistem tenaga listrik yang berguna untuk mendeteksi dan mengisolasi adanya gangguan. Skema proteksi yang
Lebih terperinciBAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA
41 BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA 3.1 Pengamanan Terhadap Transformator Tenaga Sistem pengaman tenaga listrik merupakan sistem pengaman pada peralatan - peralatan yang terpasang pada sistem tenaga
Lebih terperinciBAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK
BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK 2.1 PENGERTIAN GANGGUAN DAN KLASIFIKASI GANGGUAN Gangguan adalah suatu ketidaknormalan (interferes) dalam sistem tenaga listrik yang mengakibatkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar-Dasar Sistem Proteksi 1 Sistem proteksi adalah pengaman listrik pada sistem tenaga listrik yang terpasang pada : sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga, transmisi
Lebih terperinciBAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Data yang Diperoleh Dalam penelitian ini menggunakan data di Pembangkit listrik tenaga panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang telah dikumpulkan
Lebih terperinciPENGGUNAAN RELAY DIFFERENSIAL. Relay differensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya berdasarkan
PENGGUNAAN RELAY DIFFERENSIAL Relay differensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya berdasarkan kesimbangan (balance), yang membandingkan arus-arus sekunder transformator arus (CT) terpasang pada
Lebih terperinciBAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)
27 BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR) 4.1 Umum Sistem proteksi merupakan salah satu komponen penting dalam system tenaga listrik secara keseluruhan yang tujuannya untuk menjaga
Lebih terperinciBAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET. 1980, dalam bahasa Prancis ondelette, yang berarti gelombang kecil.
BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET A. Dasar Teori Transformasi Kata dikemukakan oleh Morlet dan Grossmann pada awal tahun 1980, dalam bahasa Prancis ondelette, yang berarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau konsumen, peranan transformator daya pada Gardu Induk Pauh Limo
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menyalurkan daya listrik dari sistem pembangkit menuju ke beban atau konsumen, peranan transformator daya pada Gardu Induk Pauh Limo sangatlah penting. Kenyataannya,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi dapat berfungsi melokalisir gangguan dan mengamankan peralatan instalasi terhadap gangguan. Ini berarti apabila terjadi gangguan di suatu bagian
Lebih terperinciTEKNIK PROTEKSI DIFFERENSIAL DIJITAL PADA TRANSFORMATOR DAYA TIGA FASA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HILBERT LAPORAN TUGAS AKHIR
TEKNIK PROTEKSI DIFFERENSIAL DIJITAL PADA TRANSFORMATOR DAYA TIGA FASA DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HILBERT LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh: MUHAMMAD FAUZY ABDULLAH NIM : 132 03 087 / Teknik Tenaga Elektrik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Proteksi Pada suatu sistem tenaga listrik, meliputi pelayanan umum, industri, komersil, perumahan maupun sistem lainnya, mempunyai maksud yang sama yaitu menyediakan energi
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN RELAY DEFERENSIAL DAN RELEY DEFERENSIAL GRL 150
BAB III PEMBAHASAN RELAY DEFERENSIAL DAN RELEY DEFERENSIAL GRL 150 Secara garis besar bagian dari relay proteksi terdiri dari tiga bagian utama, seperti pada blok diagram berikut, Gambar 3.1 Blok diagram
Lebih terperinciSTUDI SISTEM PROTEKSI RELE DIFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR PT. PLN (PERSERO) KERAMASAN PALEMBANG
STUDI SISTEM PROTEKSI RELE DIFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR PT. PLN (PERSERO) KERAMASAN PALEMBANG Subianto Program Studi Teknik Elektro Universitas Palembang Email : subidan11@gmail.com Abstract The distribution
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan IPTEK pada saat ini memberikan pengaruh besar dan mengakibatkan timbulnya banyak persaingan dan tantangan yang mengharuskan kita untuk dapat membuka
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Relai Proteksi Relai proteksi atau relai pengaman adalah susunan peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi atau merasakan adanya gangguan atau mulai merasakan adanya ketidak
Lebih terperinciGround Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay
Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay Seperti telah disebutkan sebelumnya, maka tentang relay akan dilanjutkan dengan beberapa tipe relay. Dan kali ini yang ingin dibahas adalah dua tipe
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tenaga Listrik disalurkan ke konsumen melalui Sistem Tenaga Listrik. Sistem Tenaga Listrik terdiri dari beberapa subsistem, yaitu Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dasar Koordinasi Proteksi Pada Sistem Kelistrikan Keandalan dan kemampuan suatu sistem tenaga listrik dalam melayani konsumen sangat tergantung pada sistem proteksi yang digunakan.
Lebih terperinciANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB
ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB 252 Oleh Vigor Zius Muarayadi (41413110039) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Sistem proteksi jaringan tenaga
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distributed Generation Distributed Generation adalah sebuah pembangkit tenaga listrik yang bertujuan menyediakan sebuah sumber daya aktif yang terhubung langsung dengan jaringan
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga
BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK 3.1. Umum Tenaga listrik merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga
Lebih terperinciANALISA PROTEKSI TRANSFORMATOR 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN RELE DIFERENSIAL DI PLTG PAYA PASIR
ANALISA PROTEKSI TRANSFORMATOR 150 kv DENGAN MENGGUNAKAN RELE DIFERENSIAL DI PLTG PAYA PASIR LAPORAN TUGAS AKHIR Ditulis Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III PROGRAM STUDI TEKNIK
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi 1 Bagian dari sistem tenaga listrik yang paling dekat dengan pelanggan adalah sistem distribusi. Sistem distribusi adalah bagian sistem tenaga listrik yang
Lebih terperinciInstitut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. TATAP MUKA X&XI. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT.
Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK TATAP MUKA X&XI. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT. 2011 1/25/2011 1 Relay Differential Relay differential merupakan pengaman
Lebih terperinciBAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti
6 BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN 2.1 Sistem Tenaga Listrik Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti PLTA, PLTU, PLTD, PLTP dan PLTGU kemudian disalurkan
Lebih terperinciBAB 10. Proteksi relay / peralatan yang digunakan tergantung pada ukuran, kepentingan dan konstruksi (tekan changer jenis) dari trafo.
MINGGU XII Transformer protection Types of protection Thermal Overload protection Over-flux protection BAB 10 10.1 Proteksi Transformator Transformator daya yang paling mahal yaitu elemen tunggal sistem
Lebih terperinciTeknik Proteksi Diferensial Transformator Daya Tiga Fasa Menggunakan Transformasi Wavelet
Teknik Proteksi Diferensial Transformator Daya Tiga Fasa Menggunakan Transformasi Wavelet Candra Reza 1, Wasimudin Surya S 2, Maman Somantri 2 1 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Universitas
Lebih terperinciABSTRAK Kata Kunci :
ABSTRAK Transformator 3 pada GI Pesanggaran mendapat penambahan 4 blok pembangkit dengan daya maksimum sebesar 60 MW daya dari keempat blok pembangkit tersebut digunakan untuk mensuplai beban penyulang
Lebih terperinciANALISIS ARUS INRUSH TERHADAP PENGARUH KINERJA RELAI DIFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR 150 KV
ANALISIS ARUS INRUSH TERHADAP PENGARUH KINERJA RELAI DIFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR 150 KV Oxiandra Ali Rizki, Muhamad Mujahidin, ST., MT, Ibnu Kahfi Bachtiar, ST, M.Sc Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem proteksi merupakan bagian penting dalam sebuah sistem kelistrikan yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan bagian dari sistem
Lebih terperinciStudi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1 Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3) Ahmad Yusuf Kurniawan, Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT. 1), Ir. Arif Musthofa, MT 2). Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Transformator Tenaga Transformator tenaga adalah merupakan suatu peralatan listrik statis yang berfungsi untuk menyalurkan tenaga / daya listrik arus bolak-balik dari tegangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Sistem Tenaga listrik di Indonesia tersebar dibeberapa tempat, maka dalam penyaluran tenaga listrik dari tempat yang dibangkitkan sampai ke tempat
Lebih terperinciPENGUJIAN RELAY DIFFERENSIAL GI
EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 9 No. 2 Mei 2013 ; 74-79 PENGUJIAN RELAY DIFFERENSIAL GI Hery Setijasa Jurusan Teknik Elektro Polines Jln. Prof. Sudarto Tembalang Semarang abstrak Salah satu peralatan
Lebih terperinciANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH
ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH I K.Windu Iswara 1, G. Dyana Arjana 2, W. Arta Wijaya 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Energi listrik disalurkan melalui penyulang-penyulang yang berupa saluran udara atau saluran kabel tanah. Pada penyulang distribusi ini terdapat
Lebih terperinciIII PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Umum Berdasarkan standard operasi PT. PLN (Persero), setiap pelanggan energi listrik dengan daya kontrak di atas 197 kva dilayani melalui jaringan tegangan menengah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proteksi Sistem Tenaga Listrik Proteksi terhadap suatu sistem tenaga listrik adalah sistem pengaman yang dilakukan terhadap peralatan- peralatan listrik, yang terpasang pada sistem
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING
BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Suatu sistem tenaga listrik dikatakan ideal jika bentuk gelombang arus yang dihasilkan dan bentuk gelombang tegangan yang disaluran ke konsumen adalah gelombang sinus murni.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Penyaluran Tenaga Listrik Ke Konsumen Didalam dunia kelistrikan sering timbul persoalan teknis, dimana tenaga listrik dibangkitkan pada tempat-tempat tertentu, sedangkan
Lebih terperinciGT 1.1 PLTGU Grati dan Rele Jarak
Evaluasi Setting Rele Overall Differential GT 1.1 PLTGU Grati dan Rele Jarak GITET Grati pada Bus 500 kv Hari Wisatawan 2209106057 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PROTEKSI GENERATOR PADA PUSAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR WONOGIRI
ANALISIS SISTEM PROTEKSI GENERATOR PADA PUSAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR WONOGIRI TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Elektro
Lebih terperinciSTUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK
STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK Nama : Sandi Agusta Jiwantoro NRP : 2210105021 Pembimbing : 1. Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT. 2. Dr. Dedet Candra Riawan, ST.
Lebih terperinciMETODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA TRANSFORMATOR
METODE ANALISIS REDUKSI ARUS INRUSH PADA TRANSFORMATOR Zainal Abidin ) Dosen dpk pada Fakultas Teknik Prodi Elektro Universitas Islam Lamongan Abstrak Transformasi energi dalam sebuah transformator tak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atau penurunan tegangan yang diakibatkan pusat-pusat pembangkit tenaga listrik
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Salah satu masalah yang terdapat dalam sistim tenaga listrik adalah perubahan atau penurunan tegangan yang diakibatkan pusat-pusat pembangkit tenaga listrik berada
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Tenaga Listrik adalah sistem penyediaan tenaga listrik yang terdiri dari beberapa pembangkit atau pusat listrik terhubung satu dengan
Lebih terperinciBAB III PENGAMAN TRANSFORMATOR TENAGA
BAB III PENGAMAN TRANSFORMATOR TENAGA 3.1. JENIS PENGAMAN Trafo tenaga diamankan dari berbagai macam gangguan, diantaranya dengan peralatan proteksi (sesuai SPLN 52-1:1983) Bagian Satu, C) : Relai Buchollz
Lebih terperinciGambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Umum Secara umum suatu sistem tenaga listrik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu, pusat pembangkitan listrik, saluran transmisi dan sistem distribusi. Perlu dikemukakan
Lebih terperinciD. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii HALAMAN PERNYATAAN... v MOTTO... vi HALAMAN PERSEMBAHAN... vii KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv INTISARI...
Lebih terperinciLANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk
II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah Sistem Distribusi Tenaga Listrik adalah kelistrikan tenaga listrik mulai dari Gardu Induk / pusat listrik yang memasok ke beban menggunakan
Lebih terperinciBAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk
BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK Gardu Induk merupakan suatu instalasi listrik yang terdiri atas beberapa perlengkapan dan peralatan listrik dan menjadi penghubung listrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia pada masa sekarang ini. Energi listrik mempunyai sifat fleksibel,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA HASIL PENYETINGAN RELAI DIFFERENSIAL
60 BAB IV ANALISA HASIL PENYETINGAN RELAI DIFFERENSIAL 4.1 Data sistem di PLTGU Muara Karang Tabel 4.1 Data Transformator Step Up 11,5/150 kv PLTGU Muara Karang Pabrikan Daya Transformator Tegangan Primer
Lebih terperinciBAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT)
BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT) 3.1 Definisi Trafo Arus 3.1.1 Definisi dan Fungsi Trafo Arus (Current Transformator) yaitu peralatan yang digunakan untuk melakukan pengukuran besaran
Lebih terperinciINSTRUMENT TRANSFORMERS. 4.1 Pendahuluan
MINGGU IV Instrument Transformers Introduction Current transformers Measuring and protective current transformers Selecting core material Connection of a CT INSTRUMENT TRANSFORMERS 4.1 Pendahuluan Instrumen
Lebih terperinciAnalisa Koordinasi Rele Pengaman Transformator Pada Sistem Jaringan Kelistrikan di PLTD Buntok
Analisa Koordinasi Rele Pengaman Transformator Pada Sistem Jaringan Kelistrikan di PLTD Buntok Yusuf Ismail Nakhoda, Awan Uji Krismanto, dan Maskur Usmanto Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Nasional
Lebih terperinciANALISA TROUBLE DIFFERENTIAL RELAY TERHADAP TRIP CB ( CIRCUIT BREAKER ) 150 KV TRANSFORMATOR 30 MVA PLTGU PANARAN
ANALISA TROUBLE DIFFERENTIAL RELAY TERHADAP TRIP CB ( CIRCUIT BREAKER ) 150 KV TRANSFORMATOR 30 MVA PLTGU PANARAN Muhammad Irsyam Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kepulauan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia saat ini, dimana hampir semua aktivitas manusia berhubungan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia saat ini, dimana hampir semua aktivitas manusia berhubungan dengan listrik. Tenaga
Lebih terperinciBAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA
BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA 3.1 Sistem Proteksi Pada Transformator Daya 3.1.1 Peralatan Proteksi Jaringan tenaga listrik secara garis besar terdiri dari pusat pembangkit, jaringan transmisi (gardu
Lebih terperinciAnalisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka
Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka Erwin Dermawan 1, Dimas Nugroho 2 1) 2) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. pernah dilakukan sebagai rujukan penulis guna mendukung penyusunan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berikut beberapa penelitian mengenai analisis proteksi serta setting rele diferensial pada Busbar di suatu Switchyard atau Gardu induk yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu peralatan yang sangat penting pada bagian distribusi yaitu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu peralatan yang sangat penting pada bagian distribusi yaitu transformator distribusi. Transformator distribusi berfungsi untuk mengubah tenaga atau daya listrik
Lebih terperinciMEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008
40 MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008 Riana TM, Estimasi Lokasi Hubung Singkat Berdasarkan Tegangan dan Arus ESTIMASI LOKASI HUBUNG SINGKAT BERDASARKAN TEGANGAN DAN ARUS Riana T. M Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Distribusi Pada dasarnya, definisi dari sebuah sistem tenaga listrik mencakup tiga bagian penting, yaitu pembangkitan, transmisi, dan distribusi, seperti dapat terlihat
Lebih terperinciperalatan listrik yang umum digunakan saat ini menerapkan prinsip elektronika
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi pada peralatan listrik, hampir semua peralatan listrik yang umum digunakan saat ini menerapkan prinsip elektronika daya yang dapat disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem transmisi memegang peranan yang sangat penting dalam proses penyaluran daya. Oleh karena itu pengaman pada saluran transmisi perlu mendapat perhatian
Lebih terperinciStudi Perencanaan Penggunaan Proteksi Power Bus di Sistem Kelistrikan Industri Gas
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Studi Perencanaan Penggunaan Proteksi Power Bus di Sistem Kelistrikan Industri Gas Sandi Agusta Jiwantoro, Margo Pujiantara, dan Dedet Candra Riawan Teknik
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformator Daya Transformator merupakan peralatan listrik yang berfungsi untuk menyalurkan daya/tenaga dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya. Transformator
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gardu Induk Gardu Induk (GI) adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang kebutuhan listrik konsumen maupun sebagai pengatur pelayanan tenaga listrik yang didapatkan
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI
BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI 3.1 Pola Proteksi Gardu Induk Sistem proteksi merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu instalasi tenaga listrik, selain untuk melindungi peralatan utama
Lebih terperinciBAB 2 KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI DAN PROTEKSINYA
3 BAB 2 KARAKTERISTIK SALURAN TRANSMISI DAN PROTEKSINYA 2. PENGERTIAN SALURAN TRANSMISI Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transformator Transformator adalah suatu peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkain listrik ke rangkaian
Lebih terperinciBAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
BAB II SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Awalnya energi listrik dibangkitkan di pusat-pusat pembangkit listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP dan PLTD dengan tegangan menengah 13-20 kv. Umumnya pusat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Proses Perancangan Alat Perancangan rangkaian daya Proteksi perangkat daya Penentuan strategi kontrol Perancangan rangkaian logika dan nilai nominal Gambar 3.1 Proses
Lebih terperinciAnalisis Implementasi Saturated Iron Core Superconducting Fault Current Limiter pada Jaring Distribusi PT. PERTAMINA RU V BALIKPAPAN
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-19 Analisis Implementasi Saturated Iron Core Superconducting Fault Current Limiter pada Jaring Distribusi PT. PERTAMINA RU V
Lebih terperinciANALISA TEMPERATUR MINYAK TERHADAP KINERJA TRANSFORMATOR DI UNIT 6 PLTG PAYA PASIR LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA TEMPERATUR MINYAK TERHADAP KINERJA TRANSFORMATOR DI UNIT 6 PLTG PAYA PASIR LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma 3 PROGRAM
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum [1] Generator ialah mesin pembangkit tenaga listrik, pembangkitan diperoleh dengan menerima tenaga mekanis dan diubah menjadi tenaga listrik, tenaga mekanis untuk generator
Lebih terperinciMakalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI PADA TRANSFORMATOR TENAGA GAS TURBINE GENERATOR 1.1 PLTGU TAMBAK LOROK
Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM PROTEKSI PADA TRANSFORMATOR TENAGA GAS TURBINE GENERATOR 1.1 PLTGU TAMBAK LOROK Mahasiswa dan Dionisius Vidi N., Karnoto, ST, MT. Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciBAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG
BAB IV RELAY PROTEKSI GENERATOR BLOK 2 UNIT GT 2.1 PT. PEMBANGKITAN JAWA-BALI (PJB) MUARA KARANG 4.1 Tinjauan Umum Pada dasarnya proteksi bertujuan untuk mengisolir gangguan yang terjadi sehingga tidak
Lebih terperinciBAB III. Tinjauan Pustaka
BAB III Tinjauan Pustaka 3.1 Pengertian Sistem Distribusi Tenaga Listrik Sistem Distribusi Merupakan Bagian dari sistem tenaga listrik.sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari
Lebih terperinciPEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)
PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT) Oleh : Agus Sugiharto Abstrak Seiring dengan berkembangnya dunia industri di Indonesia serta bertambah padatnya aktivitas masyarakat,
Lebih terperinciSTUDI PENYETELAN RELAI DIFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA
STUDI PENYETELAN RELAI DIFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA Liem Ek Bien & Dita Helna* Dosen Jurusan Teknik Elektro-FTI, Universitas Trisakti Abstract The quality of an electric
Lebih terperinciPenentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa
1 Penentuan Kapasitas CB Dengan Analisa Hubung Singkat Pada Jaringan 70 kv Sistem Minahasa Filia Majesty Posundu, Lily S. Patras, ST., MT., Ir. Fielman Lisi, MT., dan Maickel Tuegeh, ST., MT. Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Saluran Transmisi Sistem transmisi adalah suatu sistem penyaluran energi listrik dari satu tempat ke tempat lain, seperti dari stasiun pembangkit ke substation ( gardu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi listrik memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Peran penting ini terlihat dimana penggunaan energi listrik dibutuhkan dimana-mana seperti di rumah
Lebih terperinciSTUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA
1 STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA Muhammad Reza A 1), Ontoseno Penangsang 2), dan Teguh
Lebih terperinciPUSPA LITA DESTIANI,2014
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sistem yang digunakan di PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan yaitu sistem pembangkit tenaga listrik terisolir. Sistem Pembangkit Terisolir merupakan
Lebih terperinciBAB II SALURAN DISTRIBUSI
BAB II SALURAN DISTRIBUSI 2.1 Umum Jaringan distribusi adalah salah satu bagian dari sistem penyaluran tenaga listrik dari pembangkit listrik ke konsumen. Secara umum, sistem penyaluran tenaga listrik
Lebih terperinciTRAFO TEGANGAN MAGNETIK
TRAFO TEGANGAN Pada Gambar 6.1 diperlihatkan contoh suatu trafo tegangan. Trafo tegangan adalah trafo satu fasa step-down yang mentransformasi tegangan sistem ke suatu tegangan rendah yang besarannya sesuai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Proteksi Sistem proteksi merupakan sistem pengaman yang terpasang pada sistem distribusi tenaga listrik, trafo tenaga transmisi tenaga listrik dan generator listrik.
Lebih terperinciSISTEM TENAGA LISTRIK
Modul ke: SISTEM TENAGA LISTRIK PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK Fakultas TEKNIK IMELDA ULI VISTALINA SIMANJUNTAK,S.T.,M.T. Program Studi TEKNIK ELEKTRO www.mercubuana.ac.id LATAR BELAKANG DAN PENGERTIAN
Lebih terperinciBAB VI. RELE DIFFERENTIAL
BAB VI. RELE DIFFERENTIAL 6.1 Pendahuluan. Relay differential merupakan pengaman utama pada generator, transformator dan bus-bar, sangat selektif, cepat bekerja tidak perlu berkoordinasi dengan relay lain
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
15 BAB III LANDASAN TEORI Tenaga listrik dibangkitkan dalam Pusat-pusat Listrik seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTP dan PLTD kemudian disalurkan melalui saluran transmisi yang sebelumnya terlebih dahulu dinaikkan
Lebih terperinciBAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI
BAB III SISTEM PROTEKSI JARINGAN DISTRIBUSI 3.1 Umum Sebaik apapun suatu sistem tenaga dirancang, gangguan pasti akan terjadi pada sistem tenaga tersebut. Gangguan ini dapat merusak peralatan sistem tenaga
Lebih terperinciSIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK
Simulasi Over Current Relay (OCR) Menggunakan Karateristik Standar Invers. Selamat Meliala SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Gangguan-Gangguan Pada Sistem Tenaga Listrik Gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik sangat beragam besaran dan jenisnya. Gangguan dalam sistem tenaga listrik adalah
Lebih terperinci