2014 OPTIMASI KONDISI HIDROGENASI ETANOL-NATRIUM UNTUK MENINGKATKAN KADAR MENTOL PADA MINYAK PERMEN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rut, 2014 Peningkatan Kadar Mentol Pada Minyak Permen Dementolized Menggunakan Katalis Raney Nikel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

S. Alfisyah Nur Aziza, Rurini Retnowati*, Suratmo

Kata kunci : mentol, minyak permen, mentha piperita, hidrogenasi, natrium

BAB I PENDAHULUAN. terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut

BAB I PENDAHULUAN. diutamakan. Sedangkan hasil hutan non kayu secara umum kurang begitu

ISOLASI DAN KARAKTERISASI KOMPONEN MINYAK MINT

BABI PENDAHULUAN 1-1. Bab I-Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN I.1

I. PENDAHULUAN. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang

ISOLASI DAN KARAKTERISASI TERHADAP MINYAK MINT DARI DAUN MENTHA ARVENSIS SEGAR HASIL DISTILASI UAP-AIR ABSTRAK ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Sorbitol dari Tepung Tapioka dan Gas Hidrogen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam tersebut adalah tumbuh-tumbuhan. Berbagai macam tumbuhan tersebut

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Tanaman sereh banyak dibudidayakan pada ketinggian dpl.

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR. A.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. penghasil minyak atsiri yang cukup penting, dikenal dengan nama Patchauly Oil,

BAB I PENDAHULUAN. barang (good product) maupun jasa (services product) dan konservasi. Produk

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan akan bahan bakar minyak disebabkan oleh terjadinya peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +

BAB I PENDAHULUAN. buah, biji maupun dari bunga dengan cara penyulingan dengan uap. Meskipun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gel pengharum ruangan tersebut menghambat pelepasan zat volatile, sehingga

2016 PROFIL FISIKOKIMIA BUAH CABE JAWA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dapat mencapai hingga 90% atau lebih. Terdapat dua jenis senyawa santalol dalam minyak cendana, yaitu α-santalol dan β-santalol.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sumberdaya hayati Indonesia sangat berlimpah dan beranekaragam.

BAB I PENDAHULUAN. Bahan-bahan alam banyak dimanfaatkan sebagai obat-obatan, termasuk dalam

BAB I PENDAHULUAN. 2000). Secara tradisional rimpang jahe dimanfaatkan untuk beberapa keperluan

BAB I PENDAHULUAN. malam cukup tinggi yang disebabkan adanya variasi manfaat. Keharuman bunga

BAB 1 PENGANTAR. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama disebabkan oleh kurangnya kebersihan. Penanganan penyakit yang

PENGARUH WAKTU UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

Struktur Aldehid. Tatanama Aldehida. a. IUPAC Nama aldehida dinerikan dengan mengganti akhiran a pada nama alkana dengan al.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk salah satu negara penghasil utama minyak atsiri di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB I PENDAHULUAN. Nilam (Pogostemon cablin Benth) yang termasuk dalam keluarga Labiatea

METODE DESTILASI AIR MINYAK ATSIRI PADA HERBA SERAI WANGI (Andropogon nardus Linn.) Indri Kusuma Dewi, Titik Lestari Poltekkes Kemenkes Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. non kayu diantaranya adalah daun, getah, biji, buah, madu, rempah-rempah, rotan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cengkeh dengan nama ilmiah Eugenia caryophyllata berasal dari

Analisis Kadar Patchouli Alcohol menggunakan Gas Chromatography pada Pemurnian Minyak Nilam menggunakan Adsorben Zeolit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENINGKATAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DISTILASI VACUM GELOMBANG MIKRO

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh masyarakat serta bahan-bahannya banyak terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia. Hal ini dikarenakan hampir 60% dari total berat badan orang

BALSEM JAHE STICK USAHA PENGOPTIMALAN PEMANFAATAN REMPAH JAHE MELALUI BALSEM SEBAGAI ALTERNATIFNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Citra Pramesti Indriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. volatile. Definisi minyak atsiri adalah senyawa yang pada umumnya berwujud

ISOLASI EUGENOL DALAM MINYAK CENGKEH DENGAN PROSES DISTILASI FRAKSIONASI TEKANAN RENDAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

Suplemen Majalah SAINS Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

C3H5 (COOR)3 + 3 NaOH C3H5(OH)3 + 3 RCOONa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kulit batang, kayu, dan akar tumbuh-tumbuhan. Tumbuhan tersebut dapat berupa

STUDI PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK MINYAK NILAM

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan tanaman obat di Indonesia perlu digali lebih mendalam, khususnya

VARIETAS UNGGUL MENTHA MEARSIA 1

TEKNOLOGI PEMBUATAN KRISTAL JAHE Oleh: Masnun (BPP Jambi) BAB I PENDAHULUAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-234

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Biomassa adalah segala material yang berasal dari tumbuhan atau hewan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan sebagai usaha tanaman industri. Rimpangnya memiliki banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

apakah memenuhi syarat SNI atau tidak - Untuk dapat mengetahui mutu minyak sereh yang di uji. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

II. METODOLOGI PENELITIAN

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Asam Salisilat dan Metanol dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENGANTAR

TEKNOLOGI REMPAH-REMPAH DAN MINYAK ATSIRI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-39

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri kimia yang membutuhkan adiponitril sebagai bahan baku di dalam

EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I

BAB I PENDAHULUAN. atsiri yang dikenal dengan nama Patchouli oil. Minyak ini banyak dimanfaatkan

I. PENDAHULUAN. palm oil). Dari 1 kilogram bahan baku CPO bisa menghasilkan sedikitnya 1 liter

TUGAS AKHIR METODE DISTILASI VAKUM UNTUK PEMBUATAN MINYAK JERUK PURUT DENGAN MENGGUNAKAN AIR SEBAGAI PELARUT. Solvent)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

menghasilkan minyak atsiri adalah bunga cengkeh yang mengandung eugenol (80-90%), eugenol asetat (2-27%), β- kariofilen (5-12%), metil salisilat,

I PENDAHULUAN. tebu, bit, maple, siwalan, bunga dahlia dan memiliki rasa manis. Pohon aren adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman cengkeh berasal dari kepulauan Maluku. Pada abad ke-18 Perancis

BAB I PENDAHULUAN. Hasil hutan non kayu sebagai hasil hutan yang berupa produk di luar kayu

BAB I PENDAHULUAN. Bab I-Pendahuluan I-1. I.1. Latar Belakang. Indonesia sejak dahulu dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber

J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-

DISTILASI VAKUM AMPAS JAHE SECARA KOHOBASI DAN DISTILASI UAP AIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN. Minyak atsiri banyak digunakan dalam industri obat-obatan, flavor, dalam agroindustri minyak atsiri (Laksamanaharja, 2002).

Isolasi dan Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri dari Daun, Batang dan Bunga Tumbuhan Salembangu (Melissa sp.)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gigitan nyamuk sering membuat kita risau karena. rasanya yang gatal. Akan tetapi nyamuk tidak hanya

PENETAPAN KADAR EUGENOL DALAM MINYAK ATSIRI DARI TIGA VARIETAS BUNGA CENGKEH (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L.M. Perry) SECARA KROMATOGRAFI GAS

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP RENDEMEN DAN KUALITAS MINYAK ATSIRI DAUN LEDA (Eucalyptus deglupta)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-93

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal dengan kekayaan alamnya seperti rempah-rempah. Banyak rempah-rempah Indonesia yang telah diketahui khasiatnya, hal ini menyebabkan minyak atsiri menjadi salah satu komoditas ekspor Indonesia. Minyak atsiri dapat diperoleh dari proses isolasi batang, daun, bunga, kulit buah, kayu, biji dan tangkai tumbuhan. Minyak atsiri merupakan zat yang memberikan aroma pada tumbuhan. Minyak atsiri adalah komponen volatil dengan karakteristik tertentu. Saat ini, minyak atsiri telah digunakan sebagai parfum, kosmetik, bahan tambahan makanan dan obat (Buchbauer, 1991). Minyak atsiri memiliki sifat mudah menguap pada suhu kamar tanpa mengalami dekomposisi, mempunyai rasa getir, berbau wangi sesuai dengan bau tanaman penghasilnya, umumnya larut dalam pelarut organik dan tidak larut dalam air (Guenther, 2006). Salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang terkenal khasiatnya adalah tanaman dari genus mentha. Genus mentha ini memiliki 25-30 spesies yang berkembang di wilayah Eurasia, Australia, dan Afrika Selatan (Lange, 1999). Minyak atsiri yang dihasilkan dari ekstraksi tanaman Genus mentha ini biasa disebut dengan minyak permen. Ada 3 spesies Genus mentha yang biasa digunakan sebagai penghasil minyak permen yaitu tanaman Mentha arvensis, yang menghasilkan minyak cornmint (Cornmint oil). Tanaman Mentha Piperita yang menghasilkan minyak peppermint (Peppermint Oil), dan Mentha Spicata yang menghasilkan minyak spearmint (Spearmint Oil) (Ma mun, 2006). Berdasarkan ketiga spesies tersebut, tanaman Mentha arvensis merupakan jenis tanaman yang paling berpotensi dikembangkan di Indonesia, karena Indonesia

memiliki kondisi lingkungan yang sesuai untuk tumbuhnya tanaman ini.(pribadi, 2010). Tanaman dari genus mentha ini merupakan salah satu tanaman herbal aromatik penghasil minyak atsiri yang saat ini merupakan komoditas masa depan yang cukup prospektif sebagai penambah aroma dan rasa pada makanan, minuman, obat, kosmetik, dan produk penyegar lainnya. Untuk mendapatkan minyak atsiri dari tanaman dari genus mentha ini dapat dilakukan dengan metode destilasi uap. Saat ini minyak permen telah banyak digunakan sebagai bahan baku makanan dan minuman minuman, sebagai bahan campuran di beberapa produk pakai seperti, pasta gigi, balsem, sabun, shampoo, dan berbagai obat-obatan. Sastrohamidjojo (2004) menemukan bahwa minyak cornmint memiliki beberapa kandungan utama yaitu mentol, menton, isomenton, piperiton dan mentil asetat, dengan mentol sebagai kandungan tertinggi. Mentol biasa dimanfaatkan sebagai obat karminatif (penenang), antispasmodik (anti batuk) dan diaforetik (menghangatkan dan menginduksi keringat). Mentol merupakan senyawa organik dari jenis monoterpen yang dapat disintesis atau diperoleh secara alami dari minyak permen. Mentol merupakan senyawa volatil yang memiliki aroma dan rasa yang khas, sehingga sering dimanfaatkan sebagai bahan campuran untuk makanan, minuman, dan produk pakai seperti sabun, sampo, dan pasta gigi. Di Indonesia mentol digunakan dalam industri makanan berbahan dasar coklat dan kembang gula (confectionery), minuman ringan, farmasi, rokok kretek, jamu, sabun, dan bahan pembersih keperluan rumah tangga termasuk pasta gigi, kosmetik dan perekat/lem (BPSb, 2007). Pada tahun 2004, Indonesia mengimpor minyak permen sebanyak 242 ton/tahun dengan nilai US $ 1,756 juta dan kristal mentol 483 ton/tahun dengan nilai US $ 3,277 juta. Sementara pada tahun 2005, Indonesia mengimpor minyak permen sebanyak 345 ton/tahun dengan nilai US $ 3,99 juta dan kristal mentol

684,1 ton/tahun dengan nilai US $ 4.6 juta. Kebutuhan minyak atsiri dari tanaman genus mentha, (DMO (Demenhtolized Oil)) dan kristal mentol terus meningkat dari tahun ke tahun, sehingga pengembangan tanaman genus mentha ini dinilai akan sangat menguntungkan jika dikembangkan di Indonesia, sehingga dapat mengurangi ketergantungan impor, menghemat devisa, menambah lapangan kerja, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani lokal (Rut, 2014). Kebutuhan minyak pepermint dalam negeri rata-rata 300 ton per tahun yang hampir seluruh kebutuhan tersebut masih dipasok dari luar negeri dengan nilai devisa yang cukup besar (Dawud, 2010). Usaha-usaha pengembangan tanaman pepermin perlu dilakukan dengan mengintroduksi jenis-jenis, pemuliaan jenisjenis yang ada, mencari alternatif cara pembudidayaannya dan teknik pengolahannya (Balittro, 1986). Permintaan yang tinggi akan produk mentol mendorong banyak peneliti melakukan penelitian tentang cara mengekstrak minyak atsiri dari tanaman penghasil minyak permen untuk menghasilkan kadar mentol yang lebih tinggi. Penelitian Zheljazkov (2009) melaporkan bahwa komponen utama penyusun minyak mint dengan metode distilasi uap selama 1 jam yang berasal dari Mississippi, Amerika adalah mentol. Penelitian Sastrohamidjojo (2004) melaporkan bahwa isolasi minyak permen dengan metode distilasi uap yang berasal dari Sleman, Indonesia mempunyai komponen utama yaitu mentol (54,7 %), menton (14,8 %), mentil asetat (10,9 %), piperiton (4,7 %), dan isomenton (4,5 %). Penelitian Vivek (2009) melaporkan bahwa hasil isolasi minyak permen dengan metode distilasi air yang dilakukan di tiga tempat yang berbeda yaitu Fatehpur, Dhameta, Patiala di India.Komponen utama penyusun minyak permen berasal dari daerah Fatehpur antara lain menton (29,4%), mentol (21,3 %), iso-menton (7,0 %), eukaliptol (6,9 %) dan neo-mentol (4,7 %). Komponen utama penyusun minyak permen dari daerah Dhameta antara lain menton (27,1 %), mentol (20,3 %), piperiton oksida (6,5 %), iso-menton (4,1 %) dan eukaliptol (4,0 %), sedangkan komponen utama penyusun

minyak permen yang berasal dari daerah Patiala menunjukkan adanya komponen karvon (60,3 %), limonen (19,3 %), trans-dihidrokarvon (6,4%), germakren D (2,4 %), dan trans-kariofilen (1,5 %).Penelitian Yustisia (2007) melaporkan bahwa komponen utama penyusun minyak permen dengan metode distilasi uap-air yang berasal dari Indonesia yaitu karvon (64,0 %), piperitenon oksida (16,9 %), limonen (8,6 %), karyofilen oksida (2,8 %), dan bourbonen (2,6 %). Penelitian terbaru menemukan bahwa, ada beberapa senyawa yang terkandung dalam minyak permen yang dapat dikonversi menjadi mentol, sehingga kadar mentol pada minyak permen tersebut dapat meningkat. Penelitian Rut (2014) melaporkan bahwa ada senyawa-senyawa (menton, piperiton, dan mentil asetat) yang dapat diubah menjadi mentol dengan metode hidrogenasi menggunakan katalis raney nikel. Penelitian ini dilakukan dengan mereaksikan minyak permen dengan gas hidrogen H 2 dengan katalis raney nikel selama 4 jam. Hasil kemudian dianalisis menggunakan instrument GC. Dari hasil analisis GC didapatkan bahwa dengan metode tersebut kadar mentol pada minyak permen meningkat dari kadar awal sebesar 72,84% menjadi 76,44%. Metode hidrogenasi dengan katalis raney nikel terbukti mampu meingkatkan kadar mentol pada minyak permen, namun metode ini hanya mampu meningkatkan kadar mentol sebesar 3,6%, sehingga penggunaan metode ini untuk skala industri dinilai kurang efektif, oleh karena itu dibutuhkan alternatif lain yang dapat digunakan untuk meingkatkan kadar mentol pada minyak permen yang mampu meningkatkan kadar mentol yang lebih tinggi dan mampu diterapkan di skala industri. Penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti akan mereaksikan logam natrium dan etanol (C 2 H 5 OH) untuk menghasilkan gas hidrogen, gas hidrogen ini yang mengkonversi senyawa lain (menton dan mentil asetat) yang terkandung dalam minyak permen menjadi mentol.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkonversi senyawa pada minyak permen yaitu menton dan mentil asetat menjadi mentol. Metode yang digunakan adalah hidrogenasi, yaitu dengan melakukan reaksi reduksi pada senyawa organik tersebut. Reaksi hidrogenasi ini akan mengakibatkan reaksi adisi pada senyawa yang mengandung ikatan rangkap. Hidrogen yang digunakan pada penelitian ini merupakan hasil reaksi antara etanol dengan logam natrium yang langsung direaksikan dengan minyak permen. Peneliti akan mencoba untuk menkonversi senyawa menton dan mentil asetat menjadi mentol dari minyak permen melalui proses hidrogenasi dan mencari kondisi optimum untuk menghasilkan kadar mentol yang tertinggi. Variabel suhu, massa natrium, dan volume etanol divariasi dan dipilih untuk memberikan kadar mentol tertinggi, variabel ini dipilih karena merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi jalannya reaksi yang berlangsung. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini meliputi : 1. Apakah kadar mentol pada minyak permen mentha piperita dapat meningkat dengan proses hidrogenasi etanol-natrium? 2. Bagaimana pengaruh suhu, massa natrium, dan volume etanol pada proses hidrogenasi etanol-natrium minyak permen mentha piperita? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan ini adalah untuk memperoleh informasi mengenai kondisi optimum berupa suhu, massa natrium, dan volume etanol yang dibutuhkan pada proses hidrogenasi etanol-natrium minyak permen mentha piperita sehingga menghasilkan kadar mentol tertinggi, kemudian untuk

mengetahui apakah kadar mentol pada minyak permen mentha piperita dapat ditingkatkan dengan proses hidrogenasi etanol-natrium. 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaaan dari penelitian ini adalah untuk memberikan kontribusi bagi dunia sains dan memperkaya hasil-hasil penelitian di bidang pendidikan, perkembangan ilmu pengetahuan, masyarakat umum, dan industri. Selain itu juga dapat menjadi metode alternatif dalam meningkatkan kadar mentol pada minyak permen mentha piperita. 1.5 Sistematika Penulisan Skripsi ini terdiri dari lima bab yang meliputi bab 1 tentang pendahuluan, bab 2 tentang tunjauan pustaka, bab 3 tentang metode penelitian, bab 4 tentang hasil dan pembahasan, serta bab 5 tentang kesimpulan dan saran. Bab 1 yang merupakan pendahuluan berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penulisan. Latar belakang penelitian membahas tentang kerangka pemikiran penelitian yang dilakukan. Rumusan masalah mencangkup masalah-masalah yang dimunculkan pada penelitian. Tujuan penelitian berisi tentang tujuan untuk memecahkan masalah yang diangkat pada penelitian. Manfaat penelitian berisi tentang manfaat penelitian secara keseluruhan, serta sistematika penulisan yang berisi tentang sistematika penulisan skripsi secara keseluruhan. Bab 2 yang mencangkup tinjauan pustaka membahas mengenai teori-teori yang mendasari penelitian yang akan dilakukan serta telusur pustaka mengenai penelitian-penelitian terdahulu yang pernah dilakukan. Pada Bab 2 dijelaskan secara dasar mengenai minyak atsiri, tinjauan umum mengenai minyak permen, serta teori-teori dasar tentang mentol. Pada Bab ini juga dibahas mengenai telusur pustaka dari penelitian-penelitian yang sebelumnya telah dilakukan.

Bab 3 berisi tentang metode penelitian yang dilakukan termasuk tahapantahapan penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang dapat menjawab masalah yang diangkat. Pada Bab ini dijelaskan beberapa butir yang mencangkup penjelasan mengenai sampel dan lokasi penelitian, alat dan bahan penelitian, bagan alir dari metode penelitian, serta tahapan dan cara kerja hidrogenasi etanol-natrium secara utuh. Bab 4 berisi tentang hasil penelitian beserta pembahasan mengenai hasil yang didapatkan. Secara umum pada Bab ini dijelaskan dan dibahas beberapa hal yang mencangkup hasil hidrogenasi etanol-natrium, dan hasil analisa GC. Bab 5 berisi tentang kesimpulan penelitian yang menjawab masalah yang diangkat pada penelitian serta saran untuk penelitian yang dapat dilakukan selanjutnya. Pada akhir skripsi ini terdapat daftar pustaka yang merupakan rujukan-rujukan dari jurnal ilmiah maupun buku untuk mendukung dasar-dasar penelitian.