BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis pada Bab VI dan V, dapat disimpulkan

dokumen-dokumen yang mirip
2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. sebuah negara Republik Indonesia yang membawa rakyatnya pada suasana

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Maladministrasi banyak terjadi di berbagai instansi pemerintah di Indonesia.

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) SK DIREKSI NO KEP/216/072014

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM)

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PELAPORAN PELANGGARAN MELALUI WHISTLE BLOWING SYSTEM TAHUN PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang selanjutnya disebut Perseroan terus

KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KERJA SAMA OMBUDSMAN RI DAN STAKEHOLDERS PENGANTAR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2011 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

2017, No Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2015 tentang Kementerian Penday

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG

SUSTAINABILITY STANDARD OPERATING PROCEDURE. Prosedur Penyelesaian Keluhan

Henry MP Siahaan Kemitraan

2017, No Gubernur, Bupati, dan Wali Kota menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23, Tambahan Lembaran Neg

PENGELOLAAN DAN PELAPORAN WHISTLE BLOWING SYSTEM (WBS) DI PT PERTAMINA TRANS KONTINENTAL. Jakarta, 12 Desember 2014

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 24 TAHUN 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); M

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.603, 2010 OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA. Organisasi. Tata Kerja.

MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP

BAB VII SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian pada Bab I sampai dengan Bab VI, disusun

REPUBLIK PRESIDEN. Menimbang: bahwa untuk Ombudsman. Mengingat: Nomor. Nomor. Republik Indonesia. Indonesia. Lembaran Negara Republik

DAFTAR ISI Peraturan Mediasi KLRCA

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penanganan Kecurangan sebelum Sistem Pelaporan Pelanggaran

PENGADUAN PELAYANAN SALAH SATU BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PUBLIK

STANDAR PELAYANAN PUBLIK

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA

2017, No Tahun 2002 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4169); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian N

PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI PERATURAN MEDIASI KLRCA SKEMA UU MEDIASI 2012 PANDUAN PERATURAN MEDIASI KLRCA. Peraturan Mediasi KLRCA. Bagian I. Bagian II.

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

WHISTLE BLOWING SYSTEM

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 24 Tahun 2015 Seri E Nomor 16 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kewajiban pemerintah adalah untuk menyelenggarakan

PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. bahwa Pemerintah Daerah Kabupaten Mimika kurang optimal dalam pengelolaan

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN PENGEMBANGAN SISTEM PERIZINAN PEMANFAATAN SUMBER RADIASI PENGION

2013, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indone

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 67 TAHUN 2017 TENTANG KOMITE DAERAH PERLINDUNGAN DAN PEMENUHAN HAK PENYANDANG DISABILITAS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. 1.1 Peranan Perwakilan ORI DIY dalam Menangani Laporan Masyarakat. Peranan Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia DI.

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

5. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

Nomor 4150); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR UTAMA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KESEHATAN,

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR

PROSEDUR PENGADUAN PADA PENGADILAN TINGGI AGAMA MEDAN

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

SISTEM PELAPORAN DUGAAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM

BAB I PENDAHULUAN. melakukan kontrol terhadap penyelenggaraan pelayanan.

WHISTLE BLOWING SYSTEM (WBS)

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.04/MEN/2011 PEDOMAN PENGAWASAN INTERN LINGKUP KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

No. 16/16/DKSP Jakarta, 30 September 2014 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PENYELENGGARA DAN KONSUMEN JASA SISTEM PEMBAYARAN DI INDONESIA

2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150);

2 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4150); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Ind

Fraud adalah tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi Perusahaan atau Unit Syari

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

Arsip Nasional Republik Indonesia

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PELAYANAN PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA DENPASAR BAB I

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PENDAHULUAN. PEDOMAN TEKNIS PPM PNPM Mandiri Perkotaan Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis faktor-faktor penyebab

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLE BLOWING SYSTEM)

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR TAHUN : TENTANG PUSAT PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT KOTA SEMARANG

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PENGAWAS RUMAH SAKIT ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN

Persyaratan dan Kelengkapan Menerima pendaftaran korban tindak kekerasan dan mencatat dalam agenda

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

2017, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 t

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Pelanggaran di Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih da

TENTANG KERJASAMA DALAM PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

Sistem Pelaporan Atas Dugaan Penyimpangan atau Pelanggaran (Whistle Blowing System)

Transkripsi:

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis pada Bab VI dan V, dapat disimpulkan bahwa LOD DIY cukup efektif dalam merespon dan menindaklanjuti keluhan masyarakat. Efektivitas LOD DIY tersebut dilihat dari 5 (lima) aspek dimensi respon penanganan keluhan yaitu fasilitasi pengaduan, kredibilitas, responsivitas, privasi dan kerahasiaan serta perbaikan kinerja. 1. Aspek fasilitasi pengaduan, LOD DIY memberi kemudahan kepada masyarakat dengan membuka akses pengaduan melalui berbagai media komunikasi baik datang secara langsung ke kantor LOD DIY, melalui surat, telepon, sms, email maupun fax. Disamping itu, LOD DIY menerapkan prosedur pengaduan yang sederhana, fleksibel dan diinformasikan dengan jelas. Prosedur pengaduan terdiri dari proses yang sederhana yaitu pelaporan, pencatatan dan pemenuhan persyaratan. Struktur organisasi LOD DIY yang tidak hirarkhi memudahkan masyarakat untuk melaporkan langsung keluhannya kepada Anggota LOD DIY. Persyaratan yang ditetapkan berupa identitas lengkap pelapor dan terlapor serta kronologi kasus dapat dengan mudah dipenuhi masyarakat. Bahkan pemenuhan persyaratan, dengan pertimbangan tertentu dapat dibantu oleh petugas LOD DIY atau dipenuhi seiring penanganan kasus berjalan. Petugas LOD DIY selalu 185

menginformasikan secara jelas kepada masyarakat mengenai prosedur pengaduan pada LOD DIY baik secara langsung maupun melalui berbagai media informasi seperti radio dan televisi. Kemudahan lainnya adalah setiap proses pengaduan pada LOD DIY diselenggarakan secara gratis dan tanpa imbalan dalam bentuk apapun. 2. Aspek kredibilitas, LOD DIY membangun kepercayaan masyarakat dalam menyelesaikan keluhannya dengan melakukan tindak lanjut secara objektiv atau berdasarkan data dan fakta yang ada. Petugas LOD DIY memiliki komitmen kuat untuk mengungkap fakta keluhan baik melalui identifikasi maupun klarifikasi dan investigasi. Agar terhindar dari konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya sebagai Ombudsman maka, Anggota LOD DIY diharuskan tidak merangkap jabatan. Disamping itu, LOD DIY merupakan lembaga mandiri yang tidak memiliki hubungan hirarkhi dengan lembaga manapun. Sehingga, dalam melaksanakan kewenangannya, LOD DIY tidak dapat di intervensi pihak manapun. Setiap pengaduan masyarakat ditindaklanjuti berdasarkan kewenangan yang dimiliki bukan berdasarkan kepentingan pihak tertentu. Hal ini diperkuat dengan rekruitmen personil yang diseleksi ketat dan terbuka terhadap penilaian publik. 3. Aspek responsivitas, LOD DIY menanggapi keluhan masyarakat dengan standar waktu yang jelas. Standar waktu penanganan keluhan tercantum dalam SOP LOD DIY dan diinformasikan kepada pelapor. Setiap pelapor mendapatkan informasi yang berkelanjutan dari LOD 186

DIY mengenai perkembangan penanganan kasus yang diadukannya. Sementara dalam melayani keluhan masyarakat, petugas LOD DIY dengan sigap menerima setiap keluhan masyarakat tanpa membedakan status sosial, ekonomi, pendidikan atau batasan lainnya. LOD DIY mendekatkan akses pelayanan pengaduan kepada masyarakat dengan upaya jemput bola dengan membuka Klinik Pengaduan bagi masyarakat yang wilayahnya jauh dari kantor LOD DIY. 4. Aspek Privasi dan Kerahasiaan, LOD DIY melindungi data dan informasi terkait pelapor dengan tidak memberi akses terhadap siapapun kecuali untuk kepentingan penelitian ilmiah. Data dan informasi pelapor disimpan oleh masing- masing petugas yang menangani laporan masyarakat dan tidak akan memberikan akses kepada siapapun tanpa izin dari pelapor. LOD DIY juga memberikan perlindungan kepada whistle blower dengan menyembunyikan identitas pelapor dan menjadikan kasus yang diadukan sebagai kasus inisiatif LOD DIY. 5. Aspek Perbaikan Kinerja, sesuai dengan kewenangannya, LOD DIY memberikan solusi atau penyelesaian atas permasalahan yang dikeluhkan masyarakat melalui klarifikasi, mediasi dan rekomendasi. Penyelesaian melalui klarifikasi dapat dicapai jika, pihak terlapor langsung menyadari mal administrasi yang dilakukannya dan berjanji untuk memperbaiki diri. Klarifikasi dilakukan LOD DIY dengan mengkonfirmasi keluhan yang disampaikan pelapor kepada terlapor. Klarifikasi yang dilakukan dapat menjembatani ketimpangan informasi 187

antara pelapor dengan terlapor atas pelayanan yang dikeluhkan. Sementara, penyelesaian melalui mediasi dilakukan dengan mempertemukan pihak pelapor dan terlapor untuk mencapai suatu kesepakatan. Mediasi membuka jalan bagi pelapor untuk mengkomunikasikan secara langsung permasalahan yang dikeluhkan kepada terlapor sehingga mencapai kesepakatan untuk perbaikan. Hasil yang dicapai melalui mediasi akan dituangkan dalam nota kesepakatan yang ditandatangani kedua belah pihak. Sedangkan penyelesaian akhir dari proses penanganan keluhan masyarakat pada LOD DIY adalah melalui rekomendasi. Rekomendasi merupakan produk hukum LOD DIY yang diterbitkan sebagai saran perbaikan bagi terlapor. Rekomendasi dirumuskan dengan dasar analisis data dan fakta serta dasar hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. Untuk mengontrol pelaksanaan dari penyelesaian kasus keluhan baik klarifikasi, mediasi maupun rekomendasi, LOD DIY melakukan kontrol secara rutin. Monitoring dilakukan dengan cara melakukan pantauan secara langsung, melalui surat atau informasi dari pelapor. LOD DIY juga melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat untuk membangun komitmen pelaksanaan rekomendasi. 188

B. Rekomendasi : Berdasarkan kesimpulan diatas, Peneliti merekomendasikan beberapa hal untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan keluhan masyarakat pada LOD DIY : 1. LOD DIY memudahkan akses masyarakat untuk mengadukan keluhannya dengan membuka berbagai media saluran komunikasi. Akan tetapi tidak semua media tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat. Media SMS dan telepon masih menggunakan tarif pulsa sehingga hanya efektif untuk keluhan- keluhan yang sifatnya sederhana dan informatif. Oleh karena, penyediaan saluran pengaduan bebas pulsa tentu perlu dilakukan. Hal ini akan sangat membantu masyarakat dalam menyampaikan pengaduan terutama masyarakat yang wilayahnya jauh dari kantor LOD DIY. 2. LOD DIY membangun kepercayaan masyarakat dengan bertindak independen dalam menindaklanjuti keluhan masyarakat. Namun, keberadaan LOD DIY yang didasari oleh Peraturan Gubernur membuat sebagian masyarakat meragukan independensi LOD DIY. Keberadaan LOD DIY sebagai ombudsman eksekutif dikhawatirkan masih dipengaruhi oleh kepentingan birokrasi pemerintah dalam menyelesaikan keluhan masyarakat. Disamping itu, penetapan LOD DIY dengan pergub dapat mengancam keberadaan LOD DIY dimasa yang akan datang seiring dengan adanya pergantian gubernur nantinya. Oleh 189

karena, sangat perlu adanya perubahan dasar hukum LOD DIY menjadi Peraturan Daerah sehingga LOD DIY menjadi ombudsman parlementer. 3. Dalam menangani keluhan masyarakat, tidak semua keluhan masyarakat dapat diselesaikan dengan cepat oleh LOD DIY. Keterbatasan personil dan luasnya wilayah kerja menyebabkan lamanya waktu penanganan keluhan yang sifatnya komplek dan sistemik. Selama ini LOD DIY memiliki 5 (lima) Anggota, 4 (empat) Asisten dan 2 (dua) orang petugas sekretariat. Jumlah ini masih jauh dari yang ditentukan Pergub DIY 21/2008 bahwa LOD DIY untuk kelancaran tugas dan fungsinya Anggota LOD DIY dapat dibantu oleh 5 (lima) Asisten dan 5 (lima) petugas sekretariat. Dengan jumlah yang terbatas, pelaksanaan tugas menjadi tumpang tindih dan over load. Asisten tidak hanya membantu Anggota LOD DIY menindaklanjuti kasus keluhan tapi juga menjalankan program dan tugas keadministrasian lainnya. Untuk itu perlu adanya penambahan personil khususnya Asisten dan petugas sekretariat. Sehingga, semua keluhan dapat diselesaikan dengan cepat. 4. LOD DIY memberikan perlindungan kepada whistle blower dengan menyembunyikan identitasnya. Akan tetapi, mekanisme perlindungan kepada whistle blower belum diatur secara jelas dan tegas pada Peraturan Gubernur yang menjadi landasan hukum keberadaan LOD DIY maupun dalam SOP yang menjadi acuan penanganan keluhan pada LOD DIY. Pada Pergub DIY 21/2008 dinyatakan bahwa hal- hal yang belum diatur dalam pergub sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya 190

dapat diatur lebih lanjut oleh LOD DIY. Oleh karena itu, LOD DIY harus mengatur suatu aturan yang jelas mengenai perlindungan whistle blower. Sehingga dapat terhindar dari penyimpangan pelaksanaan dikemudian hari. 5. Rekomendasi LOD DIY yang tidak mengikat secara hukum melainkan secara moral. Sehingga rawan terhadap pengabaian dalam pelaksanaannya. Untuk itu, LOD DIY perlu melakukan pendekatan persuasif kepada pihak birokrasi pemerintah dengan memberikan sosialisasi dan pemahaman- pemahaman mengenai penyelenggaraan pelayanan publik yang berkualitas. Dengan demikian, akan memunculkan kesadaran birokrasi pelayanan untuk melaksanakan rekomendasi LOD DIY. 191