KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KERJA SAMA OMBUDSMAN RI DAN STAKEHOLDERS PENGANTAR
|
|
|
- Hendra Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KERJA SAMA OMBUDSMAN RI DAN STAKEHOLDERS KUESIONER PERWAKILAN OMBUDSMAN ID Responden (diisi oleh Ombudsman RI) Yth. Ibu/Bapak. PENGANTAR Saat ini Ombudsman Republik Indonesia sedang melakukan pengumpulan data untuk Monitoring dan evaluasi pelakasanaan kerja sama Ombudsman RI dan stakeholders. Pengumpulan data ini dilakukan menggunakan kuesioner terlampir, yang dalam proses penyusunannya dikonsultasikan terlebih dahulu kepada instansi Ibu/Bapak. Pengumpulan data ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai pelaksanaan kerja sama antara Ombudsman RI dengan stakeholders yang selama ini tertuang dalam bentuk Nota Kesepahaman, Perjanjian Kerja Sama, atau dalam nama lainnya. Monitoring dan evaluasi ini juga ditujukan untuk mengukur ruang lingkup atau bidang kerja sama yang perlu ditingkatkan dalam pelaksanaan kerja sama di masa mendatang, dan sekaligus sebagai ruang evaluasi terhadap pencapaian kinerja dari suatu kerja sama yang dilakukan. Monitoring dan evaluasi ini diharapkan dapat menghasilkan identifikasi hambatan dan tantangan yang terjadi dalam pelaksanaan kerja sama, identifikasi instansi yang belum melaksanakan ruang lingkup yang tertuang dalam kerjasama, dan memberikan pijakan untuk langkah tindak lanjut bagi Ombudsman RI terutama terkait konsep penyusunan dan pelaksanaan kerja sama dengan stakeholders di masa mendatang. Untuk itu, mohon kesediaan Ibu/Bapak untuk mengisi kuesioner berikut ini dan menyampaikannya kembali kepada Ombudsman RI, selambatnya dalam 22 November Kami menjamin kerahasiaan data yang Ibu/Bapak berikan dan hanya akan digunakan untuk tujuan dari Monitoring dan evaluasi ini. Apabila kuesioner ini telah selesai diisi, mohon kesediaan Ibu/Bapak untuk mengembalikan kepada Ombudsman RI dengan alamat sbb: Ombudsman RI u.p Bagian Organisasi dan Kerjasama Jalan HR Rasuna Said Kuningan Jakarta Selatan Telepon Faks Terima kasih atas kerja sama dari Ibu/Bapak 1
2 PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN KERJA SAMA OMBUDSMAN RI DAN STAKEHOLDERS 1. Kuesioner berisi pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. 2. Dalam hal pertanyaan terbuka, silahkan Ibu/Bapak menuliskan jawaban dalam baris yang tersedia. Contoh penulisan jawaban dalam cetak tebal: IR01 Nama Responden: Nursyahbani IR02 Jabatan Responden: Kepala Biro Kerjasama 3. Dalam hal pertanyaan tertutup, silahkan Ibu/Bapak melingkari angka atau huruf yang sesuai dengan jawaban Ibu/Bapak. Contoh: PK03 Dalam bentuk apa kerja sama tersebut dituangkan? 01. Nota Kesepahaman. Lanjut ke PK Perjanjian Kerja Sama. 95. Lainnya (sebutkan) 4. Dalam hal Ibu/Bapak memilih jawaban 95.Lainnya atau V.Lainnya, silahkan menuliskan penjelasan lebih lanjut pada baris yang tersedia. Contoh: PK03 Dalam bentuk apa kerja sama tersebut dituangkan? 01. Nota Kesepahaman. Lanjut ke PK Perjanjian Kerja Sama. 95. Lainnya (sebutkan) Kesepakatan Bersama 5. Dalam hal jawaban yang Ibu/Bapak pilih diikuti dengan tanda panah ( ), silahkan Ibu/Bapak melanjutkan isian ke pertanyaan sesuai yang tertulis setelah tanda panah. Contoh: PK03 PK04 Dalam bentuk apa kerja sama tersebut dituangkan? Apakah Perjanjian Kerja Sama sudah disusun untuk menindaklanjuti Nota Kesepahaman tersebut? 01. Nota Kesepahaman. Lanjut ke PK Perjanjian Kerja Sama. 95. Lainnya (sebutkan) Lanjut ke PK04 1. Ya. Lanjut ke PK06 3. Tidak. Lanjut ke PK05 8. Tidak tahu. 2
3 IR. Identitas Responden IR01 Nama Responden: IR02 Jabatan Responden: IR03 Lama Bekerja di Instansi: 1 IR04 Apakah Ibu/Bapak penanggung jawab pelaksanaan kerjasama instansi Ibu/Bapak dengan Ombudsman RI? 1. Ya. 3. Tidak. 95. Lainnya (sebutkan) KL. Kelembagaan KL01 Provinsi: KL02 KL03 KL04 KL05 Nama penandatangan kerja sama: Jabatan penandatangan kerja sama: Nama penanggung jawab pelaksanaan kerja sama: Jabatan penanggung jawab pelaksanaan kerja sama: 1 Untuk memudahkan penulisan, yang dimaksud Instansi di sini adalah: Kementerian/Lembaga/Pemerintah/Pemerintah Provinsi/Pemerintah Kabupaten/Pemerintah Kota/Perguruan Tinggi/Organisasi Lainnya yang bekerja sama dengan Ombudsman RI. 3
4 PK. Pembentukan Kerjasama PK01 PK02 Instansi mana yang mempunyai inisiatif untuk membangun kerja sama? Mengapa kerja sama tersebut perlu dilakukan? (jawaban dapat lebih dari satu) 01. Ombudsman RI 02. Instansi stakeholders 95. Lainnya (sebutkan). A. Penyelenggaraan pelayanan publik di lingkungan instansi perlu dioptimalkan. B. Pemahaman masyarakat/civitas akademika mengenai perlunya pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik masih rendah. C. Maraknya Maladministrasi dalam pelayanan publik di lingkungan instansi. V. Lainnya (sebutkan) PK03 Dalam bentuk apa kerja sama tersebut dituangkan? 01. Nota Kesepahaman. Lanjut ke PK Perjanjian Kerja Sama. Lanjut ke PK Lainnya (sebutkan) Lanjut ke PK04 PK04 PK05 Apakah Perjanjian Kerja Sama sudah disusun untuk menindaklanjuti Nota Kesepahaman tersebut? Mengapa Nota Kesepahaman atau Kesepakatan Bersama tersebut tidak ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerja Sama? 1. Ya. Lanjut ke PK06 3. Tidak. Lanjut ke PK05 8. Tidak tahu. Lanjut ke PK06 A. Nota Kesepahaman tidak mengatur perlu ditindaklanjuti dengan Perjanjian Kerja Sama. B. Nota Kesepahaman atau Kesepakatan Bersama mengikat para pihak sehingga tidak perlu diatur lebih lanjut dalam Perjanjian Kerja Sama. C. Jangka waktu berlakunya Nota Kesepahaman sudah berakhir sebelum Perjanjian Kerja Sama disusun. V. Lainnya (sebutkan) PK06 Berapa jumlah lembaga yang menjadi Pihak dalam Nota Kesepahaman tersebut? 01. Dua lembaga Lanjut ke PK Lebih dari dua lembaga Lanjut ke PK08 4
5 PK07 Mengapa Nota Kesepahaman tersebut melibatkan dua lembaga saja? Lanjut ke PK09 A. Kerja sama yang dibangun akan efektif jika melibatkan hanya dua pihak. B. Koordinasi menjadi lebih mudah dengan dua pihak. C. Tidak teridentifikasi pihak lain yang memiliki kepentingan yang sama. V. Lainnya (sebutkan) PK08 Mengapa Nota Kesepahaman tersebut melibatkan lebih dari dua lembaga? Lanjut ke PK09 A. Kerja sama yang dibangun akan efektif jika melibatkan lebih dari dua pihak. B. Koordinasi menjadi lebih mudah dengan banyak pihak. C. Banyak pihak yang memiliki kepentingan yang sama. V. Lainnya (sebutkan) PK09 Apa harapan dengan diselenggarakannya kerja sama dengan Ombudsman RI? (jawaban dapat lebih dari satu) A. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik di lingkungan instansi. B. Membangun pemahaman masyarakat/civitas akademika mengenai perlunya pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik. C. Mencegah terjadinya Maladministrasi di lingkungan instansi. V. Lainnya (sebutkan) PK10 Berapa lama jangka waktu berlakunya kerja sama? (satu) tahun. 02. > 1 (satu) tahun. PK11 Kapan kerja sama tersebut mulai berlaku? 01. Sebelum Oktober Sesudah Oktober RK. Implementasi Kerja Sama RK01 Apa saja bidang yang menjadi ruang lingkup kerja sama? (jawaban dapat lebih dari satu) A. Pendidikan. Lanjut ke RK02 B. Penelitian. Lanjut ke RK04 C. Pengabdian Masyarakat. Lanjut ke RK06 D. Pertukaran Tenaga Ahli. Lanjut ke RK08 E. Pembentukan Sahabat Ombudsman. Lanjut ke RK10 F. Penguatan inspektorat. Lanjut ke RK12 G. Magang. Lanjut ke RK14 H. Sosialisasi. Lanjut ke RK16 I. Pengawasan Penyelenggaraan Pelayanan Publik. Lanjut ke RK18 5
6 J. Tindak Lanjut Laporan/Pengaduan Masyarakat. Lanjut ke RK20 K. Pengkajian Regulasi. Lanjut ke RK22 L. Komunikasi dan Informasi tentang Pelayanan Publik. Lanjut ke RK Lainnya (sebutkan) Lanjut ke RK yang mendekati rumusan bidang ini. RK02 Apa yang dilakukan oleh instansi stakeholders untuk pendidikan? (jawaban dapat lebih dari satu) A. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di lingkungan internal institusi terkait pelayanan publik. Lanjut ke RK03 B. Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di lingkungan eksternal institusi terkait pelayanan publik. Lanjut ke RK03 C. Menyusun kurikulum yang mengintegrasikan materi pelayanan publik. Lanjut ke RK03 D. Menyelenggarakan kuliah umum mengenai pelayanan publik. Lanjut ke RK03 E. Tidak ada kegiatan. Lanjut ke RK27 V. Lainnya (sebutkan) Lanjut ke RK03.. RK03 RK04 Kapan dan di mana kegiatan tersebut diselenggarakan? Siapa yang menjadi audience dari kegiatan tersebut? Lanjut ke RK26 Apa yang dilakukan oleh instansi stakeholders untuk penelitian? (jawaban dapat lebih dari satu) A. Menyelenggarakan penelitian terkait penyelenggaraan pelayanan publik. Lanjut ke RK05 B. Menyiapkan tenaga peneliti terkait penyelenggaraan pelayanan publik. Lanjut ke RK05 C. Tidak ada kegiatan. Lanjut ke RK27 V. Lainnya (sebutkan) Lanjut ke RK05.. RK05 Kapan dan di mana kegiatan tersebut diselenggarakan? Siapa yang menjadi audience dari kegiatan tersebut? Lanjut ke RK26 RK06 Apa yang dilakukan oleh instansi stakeholders untuk pengabdian masyarakat? (jawaban dapat lebih dari satu) A. Menyelenggarakan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat terkait penyelenggaraan pelayanan publik. Lanjut ke RK07 B. Menyiapkan tenaga penyuluh yang akan melakukan penyuluhan ke masyarakat terkait pelayanan publik. Lanjut ke RK07 C. Tidak ada kegiatan. Lanjut ke RK27 6
7 V. Lainnya (sebutkan) Lanjut ke RK07.. RK07 Kapan dan di mana kegiatan tersebut diselenggarakan? Siapa yang menjadi audience dari kegiatan tersebut? Lanjut ke RK26 RK08 Apa yang dilakukan oleh instansi stakeholders untuk pertukaran tenaga ahli? (jawaban dapat lebih dari satu) A. Menunjuk tenaga ahli yang akan bertugas dalam pertukaran tenaga ahli dengan Ombudsman RI. Lanjut ke RK09 B. Menyiapkan penugasan tenaga ahli yang ditugaskan oleh Ombudsman RI bertugas di instansi. Lanjut ke RK09 C. Tidak ada kegiatan. Lanjut ke RK27 V. Lainnya (sebutkan) Lanjut ke RK09.. RK09 Lanjut ke RK26 RK10 Apa yang dilakukan oleh instansi stakeholders untuk pembentukan Sahabat Ombudsman? (jawaban dapat lebih dari satu) A. Menyelenggarakan pelatihan bagi anggota masyarakat yang potensial menjadi Sahabat Ombudsman. Lanjut ke RK11 B. Menyelenggarakan pertemuan berkala dengan anggota masyarakat yang potensial menjadi Sahabat Ombudsman Lanjut ke RK11. C. Menyediakan database anggota masyarakat atau anggota komunitas yang potensial menjadi Sahabat Ombudsman Lanjut ke RK11 D. Tidak ada kegiatan. Lanjut ke RK27 V. Lainnya (sebutkan) Lanjut ke RK11.. RK11 Lanjut ke RK26 RK12 Apa yang dilakukan oleh instansi stakeholders untuk penguatan inspektorat? (jawaban dapat lebih dari satu) A. Merancang pembentukan badan koordinasi inspektorat. Lanjut ke RK13 B. Menyelenggarakan rapat rutin dengan inspektorat dari berbagai instansi Lanjut ke RK13 C. Menjembatani komunikasi Ombudsman RI dengan inspektorat dari berbagai instansi Lanjut ke RK13 D. Tidak ada kegiatan. Lanjut ke RK27 V. Lainnya (sebutkan) Lanjut ke RK13.. 7
8 RK13 Lanjut ke RK26 RK14 Apa yang dilakukan oleh instansi stakeholders untuk magang? (jawaban dapat lebih dari satu) A. Menyediakan sumber daya manusia yang akan magang di Ombudsman RI Lanjut ke RK15 B. Mengoptimalkan sumber daya manusia yang telah magang di Ombudsman RI dalam pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik Lanjut ke RK15 C. Mendokumentasikan pengalaman dan pengetahuan peserta magang. Lanjut ke RK15. E. Tidak ada kegiatan. Lanjut ke RK27 V. Lainnya (sebutkan) Lanjut ke RK15.. RK15 Kapan dan di mana kegiatan tersebut diselenggarakan? Siapa yang terlibat? Lanjut ke RK26 RK16 Apa yang dilakukan oleh instansi stakeholders untuk sosialisasi? (jawaban dapat lebih dari satu) A. Menyebarluaskan informasi mengenai pelayanan publik kepada masyarakat melalui media sosial. Lanjut ke RK17 B. Menyebarluaskan informasi mengenai pelayanan publik kepada masyarakat melalui forum tatap muka (ceramah, diskusi, rapat, dll) Lanjut ke RK17. C. Tidak ada kegiatan. Lanjut ke RK27 V. Lainnya (sebutkan) Lanjut ke RK17.. RK17 Lanjut ke RK26 RK18 Apa yang dilakukan oleh instansi stakeholders untuk pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik? (jawaban dapat lebih dari satu) A. Menyampaikan laporan/pengaduan Maladministrasi ke instansi Terlapor. Lanjut ke RK19. B. Menyampaikan laporan/pengaduan Maladministrasi ke Ombudsman RI Lanjut ke RK19. C. Tidak ada kegiatan. Lanjut ke RK27 V. Lainnya (sebutkan) Lanjut ke RK19.. RK19 Lanjut ke RK26 8
9 RK20 Apa yang dilakukan oleh instansi stakeholders untuk tindak lanjut laporan/pengaduan masyarakat? (jawaban dapat lebih dari satu) A. Menyusun standar pelayanan Lanjut ke RK26 B. Membuka unit pengaduan Lanjut ke RK26 C. Melakukan peningkatan kapasitas petugas pelayanan publik. Lanjut ke RK26 F. Tidak ada kegiatan. Lanjut ke RK27 V. Lainnya (sebutkan) Lanjut ke RK26.. RK21 Lanjut ke RK26 RK22 Apa yang dilakukan oleh instansi stakeholders untuk pengkajian regulasi? (jawaban dapat lebih dari satu) A. Menyelenggarakan review regulasi terkait pelayanan publik di lingkungan instansi Lanjut ke RK23 B. Menyusun pertimbangan dan saran untuk optimalisasi regulasi terkait pelayanan publik di lingkungan instansi. Lanjut ke RK23 C. Tidak ada kegiatan. Lanjut ke RK27 V. Lainnya (sebutkan) Lanjut ke RK23.. RK23 Lanjut ke RK26 RK24 Apa yang dilakukan oleh instansi stakeholders untuk komunikasi dan informasi tentang pelayanan publik? (jawaban dapat lebih dari satu) A. Membangun komunikasi dengan Ombudsman RI mengenai pelayanan publik di instansi, termasuk penanganan laporan/pengaduan masyarakat Lanjut ke RK25 B. Tidak ada kegiatan. Lanjut ke RK27 V. Lainnya (sebutkan) Lanjut ke RK25.. RK25 Lanjut ke RK26 RK26 Menurut Ibu/Bapak, apakah tanpa adanya kerja sama Ombudsman RI dengan stakeholders, kegiatan tersebut tetap dapat diselenggarakan oleh instansi stakeholders? Lanjut ke RK28 1. Ya. 3. Tidak. 8. Tidak tahu. 9
10 RK27 RK28 RK29 Mengapa tidak ada kegiatan untuk melaksanakan ruang lingkup kerja sama? Bagaimana penyelenggaraan unit pengaduan yang dibentuk di instansi stakeholders setelah adanya kerja sama dengan Ombudsman RI? (jawaban dapat lebih dari satu) Apa yang dilakukan oleh instansi stakeholders untuk percepatan penyelesaian laporan Maladministrasi di lingkungan instansi stakeholders setelah adanya kerja sama dengan Ombudsman RI? (jawaban dapat lebih dari satu) A. Tidak ada anggaran. B. Tidak ada sumber daya manusia yang melaksanakan. C. Tidak ada arahan dari pimpinan. D. Tidak ada arahan dari Ombudsman RI. E. Tidak ada kegiatan terkait ruang lingkup kerja sama dalam dokumen perencanaan instansi. F. Tidak ada Perjanjian Kerja Sama sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan. V. Lainnya (sebutkan) A. Bekerja dengan optimal. B. Berproses untuk memberikan penanganan yang lebih baik atas laporan/pengaduan masyarakat. C. Unit pengaduan menyampaikan informasi kepada Ombudsman RI terkait laporan/pengaduan yang ditangani oleh lembaga. V. Lainnya (sebutkan). A. Menyusun standar pelayanan dalam hal belum adanya standar pelayanan. B. Mengoptimalkan standar pelayanan. C. Menyampaikan informasi kepada Ombudsman RI mengenai penanganan laporan/pengaduan masyarakat. D. Berkoordinasi dengan Ombudsman RI dalam rangka menanggapi laporan/pengaduan masyarakat terkait instansi sebagai Terlapor. V. Lainnya (sebutkan). RK30 RK31 Apakah setelah adanya Nota Kesepahaman atau Perjanjian Kerja Sama, instansi stakeholders menunjuk atau menugaskan pejabat penghubung dengan Ombudsman RI terkait penyelesaian laporan Maladministrasi yang diterima oleh Ombudsman RI? Siapa yang ditugaskan oleh instansi sebagai pejabat penghubung terkait penyelesaian laporan Maladministrasi yang diterima oleh Ombudsman RI? (jawaban dapat lebih dari satu) 1. Ya. Lanjut ke RK31 3. Tidak. Lanjut ke RK32 8. Tidak tahu. Lanjut ke RK32 A. Pejabat di Inspektorat. B. Sekretaris Jenderal. C. Sekretaris Menteri. D. Biro/Bagian Kerja Sama. V. Lainnya (sebutkan) 10
11 RK32 Setelah adanya Nota Kesepahaman atau Perjanjian Kerja Sama, bagaimana koordinasi dengan Ombudsman RI terkait penyelesaian laporan/pengaduan dari masyarakat yang melaporkan/mengadukan instansi stakeholders sebagai Terlapor kepada Ombudsman RI? A. Koordinasi menjadi semakin intensif. RK33 B. Koordinasi terjalin seperti biasa sebagaimana sebelum adanya kerja sama. RK33 C. Tidak ada tanggapan terhadap koordinasi dari Ombudsman RI. RK34 V. Lainnya (sebutkan). RK33 RK33 Dalam bentuk apa koordinasi dilakukan? 01. Telepon 02. Text message (SMS, WA ) 03. Surat menyurat Rapat koordinasi. 95. Lainnya (sebutkan) RK34 RK35 RK36 RK37 Setelah adanya kerja sama, apakah terdapat perbaikan penyelenggaraan pelayanan publik di instansi stakeholders? Dalam hal apa perbaikan penyelenggaraan pelayanan publik itu dilakukan? Apakah setelah adanya kerja sama, instansi stakeholders dapat meningkatkan kepatuhan terhadap standar penyelenggaraan pelayanan publik? Apakah setelah adanya kerja sama, instansi stakeholders menunjuk pejabat atau struktur di instansi stakeholders untuk menindaklanjuti saran dan/atau rekomendasi Ombudsman RI? 1. Ya. Lanjut ke RK35 3. Tidak. Lanjut ke RK36 8. Tidak tahu. Lanjut ke RK36 A. Penyelenggaraan pelayanan publik lebih tepat waktu. B. Petugas pelayanan publik lebih ramah. C. Tersedia kotak penilaian mengenai kualitas pelayanan publik (puas, tidak puas). V. Lainnya (sebutkan) 1. Ya. 3. Tidak. 8. Tidak tahu. 1. Ya. (Sebutkan). 3. Tidak. 8. Tidak tahu. TP. Teknik Pengawalan Kerja Sama TP01 Apakah Perwakilan Ombudsman menunjuk tenaga penghubung dengan instansi stakeholders dalam rangka menindaklanjuti kerja sama? 1. Ya. 3. Tidak. 8. Tidak tahu. 11
12 TP02 TP03 Apakah di Ombudsman RI ada mekanisme rapat internal terkait Monitoring dan evaluasi kerja sama dengan instansi stakeholders? Jika ada, bagaimana hal itu dilaksanakan (kapan, dimana, siapa yang terlibat?) 1. Ya. TP03 3. Tidak. TP04 8. Tidak tahu. TP04 TP04 Jika tidak, mengapa demikian? A. Mekanisme rapat internal tidak berjalan. B. Tidak ada arahan dari pimpinan mengenai mekanisme rapat internal terkait monitoring dan evaluasi kerja sama. C. Tidak ada anggaran. D. Tidak ada pejabat yang menginisiasi pelaksanaan rapat internal. V. Lainnya (sebutkan) TP05 Apakah Perwakilan Ombudsman berinisiatif menyelenggarakan rapat koordinasi bersama instansi stakeholders untuk memonitoring dan evaluasi kerja sama dengan Ombudsman RI? TP06 Jika iya, bagaimana hal itu dilaksanakan (kapan, di mana, siapa yang terlibat?) 1. Ya. TP06 3. Tidak. TP07 8. Tidak tahu. TP07 TP07 Jika tidak, mengapa demikian? A. Mekanisme rapat koordinasi tidak berjalan. B. Tidak ada arahan dari pimpinan mengenai mekanisme rapat koordinasi dengan mitra terkait monitoring dan evaluasi kerja sama. C. Tidak ada anggaran. D. Tidak ada pejabat yang menginisiasi pelaksanaan rapat internal. V. Lainnya (sebutkan) TP08 Apakah di Perwakilan Ombudsman membangun komunikasi internal untuk mencermati efektivitas dari kerja sama dengan instansi stakeholders? 1. Ya. Lanjut ke TP09 3. Tidak. Lanjut ke TP10 8. Tidak tahu. Lanjut ke TP10 12
13 TP09 TP10 TP11 Jika iya, bagaimana hal itu dilakukan (kapan, dimana, siapa yang terlibat?) Apabila kerja sama menurut Perwakilan Ombudsman efektif, apakah menurut Ibu/Bapak kerja sama perlu diperpanjang? Apabila kerja sama menurut Perwakilan Ombudsman tidak efektif, hal-hal apa yang menyebabkan kerja sama tidak efektif? 1. Ya. 3. Tidak. Lanjut ke TP11 8. Tidak tahu. A. Tanpa adanya kerja sama, para pihak tetap melaksanakan kewajiban sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan. B. Tidak ada perubahan kinerja terkait pelayanan publik setelah adanya kerja sama. C. Ruang lingkup kerja sama yang dibangun tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk memperoleh penyelenggaraan pelayanan publik yang berkualitas. V. Lainnya (sebutkan) 13
, No.2010 Indonesia Nomor 5234); 3. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tent
No.2010, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAKORKAMLA. Pembentukan. Perka. Tata Cara. PERATURAN KEPALA BADAN KEAMANAN LAUT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 012 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN
BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK
BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI, Menimbang : a. bahwa
PANDUAN OPERASIONAL BAKU (POB) BIDANG KERJASAMA DALAM NEGERI
A. Tujuan PANDUAN OPERASIONAL BAKU (POB) BIDANG KERJASAMA DALAM NEGERI Panduan Operasional Baku ini ditujukan sebagai panduan serta acuan bagi setiap unit kerja yang berada di lingkungan civitas akademika
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, DAN TATA KERJA PERWAKILAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.135, 2012 OMBUDSMAN. Pembentukan. Tata Kerja. Perwakilan. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG
2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1507, 2017 KEMENKUMHAM. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG KODE
MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA NOMOR 24 TAHUN 2014
SALINAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG
2015, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1842, 2015 KEMEN-ESDM. Pengaduan Masyarakat. Pengelolaan. Pedoman. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN
DI LINGKUNGAN BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
4 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN KERJASAMA ANTAR LEMBAGA I. PENDAHULUAN A. UMUM PEDOMAN KERJASAMA ANTAR LEMBAGA 1. Sesuai Pasal 34 Undang-Undang
NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA DENGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
1 NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA DENGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : M.HH-06.HM.05.02 TAHUN 2016 NOMOR : B/7/I/2016 TAHUN 2016 TENTANG
BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan magang ini, penulis mendapat kesempatan untuk menganalisa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk dan Bidang Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha Dalam pelaksanaan magang ini, penulis mendapat kesempatan untuk menganalisa dunia kerja sebenarnya yang sesuai dengan pendidikan yang dapat
2 Korupsi di Badan Koordinasi Penanaman Modal sudah tidak sesuai dengan kondisi saat ini; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
No.578, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Whistleblowing System. Tindak Pidana Korupsi. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG
WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN FORUM KONSULTASI PUBLIK DI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN
NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA, KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, DAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR NO. POL. NOMOR : KEP-109/A/JA/09/2007 : B / 2718 /IX/2007
2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, T
No.1387, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAN-RB. Penyelenggaraan MAL. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN
-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG
-1- BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 50 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.134, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA OMBUDSMAN. Pelayanan. Informasi Publik. Tata Cara. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PELAYANAN INFORMASI PUBLIK OLEH
PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENANGANAN LAPORAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI YUDISIAL REPUBLIK
2 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Lembaran Negara
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1874, 2014 LIPI. Kerja Sama. Pedoman PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG KERJA SAMA DI LINGKUNGAN LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.316, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Data Kinerja. Pengumpulan. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 11 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGUMPULAN
BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa pelayanan publik merupakan
-2- pembangunan nasional di pusat maupun di daerah sebagaimana penjabaran dari Nawa Cita demi mewujudkan Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepr
No.1831, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEJAKSAAN. T4P. Mekanisme Kerja Teknis. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER - 014/A/JA/11/2016 TENTANG MEKANISME KERJA TEKNIS DAN ADMINISTRASI
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.603, 2010 OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA. Organisasi. Tata Kerja.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.603, 2010 OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DI LINGKUNGAN
, No Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 tahun 2014 tentang Pedoman Standar Pelayanan (Be
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1828, 2015 KEMENAKER. Pelayanan Publik. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KEMENTERIAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-19/PJ/2014 TENTANG
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-19/PJ/2014 TENTANG PANDUAN PENYUSUNAN KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA DIREKTORAT JENDERAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PERTAHANAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTAHANAN
BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis pada Bab VI dan V, dapat disimpulkan
BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis pada Bab VI dan V, dapat disimpulkan bahwa LOD DIY cukup efektif dalam merespon dan menindaklanjuti keluhan masyarakat. Efektivitas LOD DIY tersebut
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Re
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 103/PMK.09/2010 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DAN TINDAK LANJUT PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
2017, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1035, 2017 OMBUDSMAN. Laporan. Penerimaan, Pemeriksaan, dan Penyelesaian. Pencabutan. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA PENERIMAAN,
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN FASILITASI PENGADUAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN
KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG
KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PERTAHANAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) DUGAAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN FORUM KONSULTASI PUBLIK DI LINGKUNGAN UNIT PENYELENGGARA PELAYANAN
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GUGUS TUGAS (TASK FORCE) DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGAMPUNAN PAJAK
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GUGUS TUGAS (TASK FORCE) DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA
- 1 - SALINAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN
UNTUK KEMENTERIAN/LEMBAGA
KUESIONER EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PP NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN UNTUK KEMENTERIAN/LEMBAGA Biro Hukum Kementerian PPN/BAPPENAS Jakarta,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 76 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa sesuai dengan
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG
SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN FASILITASI PENGADUAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GUGUS TUGAS (TASK FORCE) DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGAMPUNAN PAJAK
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG GUGUS TUGAS (TASK FORCE) DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.340, 2015 DJSN. Informasi Publik. Pelayanan. PERATURAN DEWAN JAMINAN SOSIAL NASIONAL NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN DEWAN JAMINAN
KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
V KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENANGANAN LAPORAN ADANYA DUGAAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, DAN TATA KERJA PERWAKILAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1255, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI INFORMASI PUBLIK. Pengelolaan. Pelayanan. Pedoman. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN
2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala LIPI tentang Pengelolaan Pengadu
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.258, 2015 LIPI. Whistleblowing System. Pengaduan. Pengelolaan. PERATURAN KEPALA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN PENGADUAN WHISTLEBLOWING
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.2132, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKUMHAM. Penataan Kerjasama. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN KERJA SAMA DI LINGKUNGAN
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 064 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka
PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL NOMOR '6 TAHUN 2014 TENTANG
BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NASIONAL NOMOR '6 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PRODUK HUKUM DI LINGKUNGAN BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.78/Menlhk-Setjen/2015 T E N T A N G PEDOMAN KERJA SAMA DALAM NEGERI
BAB V PENUTUP. A. Komunikasi dengan masyarakat umum (khalayak) pendidikan melalui seni budaya, diskusi yang melibatkan stakeholder, klinik
BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Komunikasi eksternal yang dilakukan Ombudsman Republik Indonesia dalam menjalankan fungsi, tugas dan kewenangannya sebagai lembaga pengawas pelayanan publik dalam rangka public
Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT. NOMOR : 4 Tahun 2009
Menimbang Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 4 Tahun 2009 TENTANG MEKANISME PENANGANAN NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT, : a.
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT,
PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN
PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN
PENGADUAN PELAYANAN SALAH SATU BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PUBLIK
PENGADUAN PELAYANAN SALAH SATU BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAYANAN PUBLIK Oleh : RINI F. JAMRAH, S.Pd, MM WIDYAISWARA MUDA BADAN DIKLAT PROVINSI SUMBAR ABSTRAK Perbaikan kinerja pelayanan publik
Nomor : 18 / MPP-PA / D.II / 05 /2011 Nomor : M.HH.04-HM Tahun 2011
NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA DAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENINGKATAN EFEKTIVITAS PENGARUSUTAMAAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
2017, No Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2015 tentang Kementerian Penday
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.404, 2017 KEMENPAN-RB. Kode Etik. Kode Perilaku Pegawai. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, DAN TATA KERJA PERWAKILAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK
KUESIONER UNTUK PENYELENGGARA
BASELINE SURVEI PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN 2013 KUESIONER UNTUK PENYELENGGARA ID RESPONDEN (Diisi Petugas) Responden yang akan mengisi kuesioner ini adalah petugas/pelaksana/pegawai
PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP
PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMENEP NOMOR : 4 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI KABUPATEN SUMENEP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : : BUPATI SUMENEP
WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT
WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 54 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PENGADUAN PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.822, 2017 KEMENLU. Pengawasan Intern. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN INTERN DI KEMENTERIAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:
NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG
NOTA KESEPAHAMAN ANTARA KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI REPUBLIK INDONESIA KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Nomor : Nomor : TENTANG KERJA SAMA DALAM PEMBERANTASAN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1371, 2012 OMBUDSMAN. Penjejangan Karier. Asisten Ombudsman. Persyaratan. PERATURAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENENTUAN, PERSYARATAN,
BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Sistem Penanganan Pengaduan. Tindak Pidana Korupsi.
No.95, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. Sistem Penanganan Pengaduan. Tindak Pidana Korupsi. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR
KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT )
2016 PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT ) PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA PT. ASURANSI JIWA BRINGIN JIWA SEJAHTERA GEDUNG GRAHA IRAMA LT. 2, 5, 7, 8, 11 & 15 JL HR.
SOP Pelaporan Gratifikasi dan Aplikasi Pelaporan Gratifikasi Secara Online
SOP Pelaporan Gratifikasi dan Aplikasi Pelaporan Gratifikasi Secara Online Nama Inovasi SOP Pelaporan Gratifikasi dan Aplikasi Pelaporan Gratifikasi Secara Online Produk Inovasi Peningkatan Integritas
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG I. UMUM Peraturan Pemerintah ini merupakan pelaksanaan Pasal 65
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PENANGANAN PENGADUAN MASYARAKAT TERPADU DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.951, 2012 BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR. Pengelolaan Informasi Publik. Standar Layanan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR
MANUAL MUTU FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS
MANUAL MUTU FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MURIA KUDUS MM FT UMK UPM 2 1 Revisi : 1 Tanggal : 24 Desember 2012 Dikaji ulang oleh : Wakil Dekan I Dikendalikan oleh : Unit Penjaminan Mutu Disetujui oleh : Dekan
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2010 TENTANG BENTUK DAN TATA CARA PERAN MASYARAKAT DALAM PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 / HUK / 2011 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN NASKAH HUKUM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL
MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 13 / HUK / 2011 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN NASKAH HUKUM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.59,2012 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.02/MEN/2011 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN
REPUBLIK PRESIDEN. Menimbang: bahwa untuk Ombudsman. Mengingat: Nomor. Nomor. Republik Indonesia. Indonesia. Lembaran Negara Republik
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN, DAN TATA KERJA PERWAKILAN OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA DI DAERAH DENGANN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
-1- BUPATI TUBAN PERATURAN BUPATI TUBAN NOMOR 49 TAHUN 2017
-1- BUPATI TUBAN PERATURAN BUPATI TUBAN NOMOR 49 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN JARINGAN DOKUMENTASI DAN INFORMASI HUKUM DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI YUDISIAL
PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 / HUK / 2011 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN NASKAH HUKUM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL
PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 / HUK / 2011 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN NASKAH HUKUM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,
PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENYELESAIAN TINDAK LANJUT LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN INTERNAL DAN EKSTERNAL DI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA
2017, No Indonesia Tahun2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2012 t
No.1218, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BATAN. Standar Pelayanan Publik. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PELAYANAN
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PEMBERIAN IZIN LINGKUNGAN DI KABUPATEN SUKOHARJO
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PEMBERIAN IZIN LINGKUNGAN DI KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang
LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN
LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN Saya mahasiswa Jurusan Ilmu Perpustakaan Universitas Sumatera Utara yang sedang melakukan penelitian tentang Evaluasi Kompetensi Pustakawan Pelayanan Referensi di Perpustakaan
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.405, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN SOSIAL. Prosedur. Penyusunan. Naskah Hukum. Pencabutan. PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN
KEBIJAKAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)
KEBIJAKAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO) KEBIJAKAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA
MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAB V MONITORING DAN EVALUASI SOP
BAB V MONITORING DAN EVALUASI SOP Monitoring pelaksanaan SOP adalah suatu proses penilaian atas penyelenggaraan kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan SOP yang ditetapkan. A. Manfaat Monitoring dan
PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG
PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG
PERATURAN NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG PROSEDUR PENYUSUNAN NASKAH HUKUM DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, Menimbang : a. bahwa dengan disahkannya Undang-Undang Nomor 12
2018, No Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional (Lembaran Negara Republik Indone
No.290, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. Kerja Sama. PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN KERJA SAMA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
PERENCANAAN PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG PERSIAPAN PENYUSUNAN UNDANG-UNDANG PENGAJUAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG
SATKER TERKAIT Sestama K/L LAIN BIRO HUKUM DAN HUMAS TEAM KERJA PRESIDEN DPR RI KEPALA BPOM MENKUMHAM SESNEG POM-01.01.CFM.01 Pembentukan Undang-ndang Bidang Pengawasan Obat dan Makanan PERENCANAAN PENYUSUNAN
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP STATIS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ARSIP STATIS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa arsip statis sebagai bukti kinerja yang merekam aktivitas penyelenggaraan
2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 157, 2017 KEMENDAGRI. Pelayanan Informasi dan Dokumentasi. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN
PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN
Draft terbaru, Tim perumus 31 Maret 2008 PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS DAN FUNGSI LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN
BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANA TORAJA, Menimbang : a. bahwa
-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.248, 2016 BPKP. Pengaduan. Penanganan. Mekanisme. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG MEKANISME
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.925, 2013 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Pengawasan Intern. Perwakilan Republik Indonesia. Pedoman. PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2013 TENTANG