BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA

Pertama-tama izinkanlah, saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan anda untuk membaca buku ini. Mudah-mudahan ucapan ini bukan sekadar basa-basi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Universitas Negeri Medan sebagai lembaga pendidikan tinggi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan sosial merupakan bagian dari perubahan kebudayaan, perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pola perilaku konsumsi masyarakat. Globalisasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. informasi dan gaya hidup. Globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tampil cantik dan modis dengan gaya elegan, feminine, atau simple kini dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Nuke Farida ÿ. UG Jurnal Vol. 7 No. 09 Tahun Kata Kunci: Semiotika Pierce, Iklan, Hedonisme

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ( Pada zaman orde baru pemerintah melarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat cepat. Begitu pula dengan gaya hidup masyarakat yang juga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam.

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

BAB I PENDAHULUAN. Ini bisa dilihat dengan begitu maraknya shopping mall atau pusat

BAB V PENUTUP. menengah perkotaan, mereka menyadari bahwa penampilan memegang peranan

I. PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu dan era globalisasi, saat ini dapat terlihat fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Gaya hidup secara luas didefenisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perubahan dalam gaya hidup. Kehidupan yang semakin modern menjadikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis dalam sektor jasa saat ini terus berkembang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keadaan modern (modernitas) adalah berkaitan dengan suatu keadaan

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis diatas, diperoleh hasil yang menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan zaman modern kini, banyak dijumpai para remaja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih cerdas dalam memilih suatu produk, terutama untuk produk fashion seperti

I. PENDAHULUAN. aspek. Banyak masyarakat dari daerah-daerah tertarik dan terinspirasi untuk masuk ke dalam

BAB IV PENUTUP. dalam hal ini yaitu kota Yogyakarta bertujuan untuk melihat pola-pola yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Globalisasi saat ini telah merambah cepat ke seluruh pelosok dunia, tak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Teknologi komunikasi yang semakin maju dan berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. 2016). Belakangan ini, fenomena perkembangan fashion yang sedang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Mereka sangat memperhatikan penampilan selain menunjukan jati diri ataupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini. Globalisasi adalah ketergantungan dan keterkaitan antar manusia dan antar bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini persaingan pasar di industri fashion yang semakin ketat secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Sarlito (2013) batasan umum usia remaja adalah tahun

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, negara-negara di dunia

BAB I PENDAHULUAN. dan terkait dengan tren yang sedang berlaku. Masyarakat sudah menyadari

BAB II LANDASAN TEORI. (1994) sebagai orang yang memiliki uang untuk dibelanjakan dan tinggal di kota

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam menciptakan brand identity, position, dan image yang kuat

BAB I PENDAHULUAN. dengan strategi masing-masing dalam mendapatkan konsumen yang diharapkan akan

BAB II KERANGKA TEORI. Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas individu

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan dari budaya terhadap perilaku konsumen adalah, budaya digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cintya Iftinan, 2014 Manfaat Hasil Belajar Costume Performing Art Sebagai Kesiapan Menjadi Costume D esigner

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kebutuhan konsumen yang bervariasi memberikan peluang bagi para pelaku bisnis terutama di

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MATA KULIAH PROYEK DESAIN MODE SEBAGAI KESIAPAN MENJADI FASHION VISUAL MERCHANDISER

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari. Dari tahun ke tahun pakaian telah berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecantikan pada kulit wajah dan tubuh sudah menjadi prioritas utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan. Salah satu aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini yang diiringi dengan pertumbuhan ekonomi, memaksa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berimpitan, lokasi penduduk padat, dan sarana-prasarana memadai serta

BAB I PENDAHULUAN. daerah terkaya jika di bandingkan dengan negeri-negeri muslim lainya.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. budaya sebagai sosok yang jantan, perkasa, tidak terlalu memperdulikan penampilan,

BAB I PENDAHULUAN. produk fashion yang bisa disebutkan. Produk fashion merupakan suatu pasar

menjadi tren di pasaran. Mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Tak hanya pakaian dan alat-alat kecantikan. Beberapa aksesoris pendukung pun mulai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan. Tidak hanya dikalangan remaja, namun ibu-ibu juga

BAB 1 PENDAHULUAN. ingin menunjukkan eksistensi dirinya dalam sosialitas. Bagi wanita, kecantikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan pembelian merupakan kesimpulan terbaik konsumen untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku membeli pada masyarakat termasuk remaja putri. Saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. yang menginginkan lokasi belanja yang lebih bersih tertata dan rapi. Utami

BAB VI KESIMPULAN. dalam kehidupan masyarakat. Gaya hidup yang menjadi pilihan bebas bagi

BAB I PENDAHULUAN. penutup aurat wanita kini sedang ramai dipergunakan sebagai trend center di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk individu mengarah kepada karakteristik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN. utama, dengan kata lain mengikuti sebuah tren menjadi salah satu cara jitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Balakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan bagi perempuan untuk menjaga fitrahnya. Berhijab adalah. Sebagaimana kewajiban berhijab dalam Al-Qur'an Q.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO

Bab 2. Data dan Analisa. Data dan informasi yang digunakan untuk analisa dan konsep proyek ini didapat dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Life style atau gaya hidup, salah satu unsur penting di kalangan masyarakat modern. Gaya hidup sudah menjadi bagian dari salah satu ciri-ciri masyarakat modern, yang bisa dijadikan suatu patokan untuk membedakan status sosial di lapisan masyarakat. Gaya hidup bisa mengendalikan pikiran setiap orang secara tidak disadari, sehingga tidak saja memenuhi hasrat setiap orang lewat fungsi, kesenangan dan kemudahan yang ditawarkannya, akan tetapi sekaligus menimbulkan ketergantungan. Jakarta termasuk salah satu kota Metropolitan, salah satu kota yang sedang berkembang, kota yang didalamnya terdapat masyarakat yang mempunyai tren kosmopolitan, dengan adanya life style global, atau globalisasi gaya hidup, misalnya tren apa saja, baik itu berupa merk, atau fashion yang sedang terjadi di Hongkong, Italy, Jepang, Amerika Serikat, atau kota-kota besar yang menjadi pusat fashion dunia lainnya, menjadi salah satu patokan yang bisa dicontoh disini, entah bagaimana caranya, untuk masyarakat lapisan atas dan sebagian publik figur yang biasanya mereka rela untuk mengeluarkan uang dalam jumlah banyak untuk mendapatkan barang-barang tersebut, yang tidak lama kemudian, kita bisa menemukan barangbarang serupa di pusat perbelanjaan, yang tidak asing lagi, yang biasanya menjual barang-barang yang menyerupai yang dapat dijangkau oleh masyarakat kelas menegah. Sudah menjadi sifat dasar wanita ingin selalu terlihat lebih menarik, yang menyebabkan dirinya bisa disebut dengan istilah masyarakat konsumerisme karena selalu ingin memenuhi kebutuhannya tersebut. Manusia itu senantiasa terdorong untuk menilai atau mencari yang lebih baik dalam kehidupannya, baik disadari

maupun tidak, manusia selalu dipenuhi oleh berbagai keinginannya kepada segala sesuatu yang lebih. Masyarakat Indonesia, terlebih di kota-kota besar tampaknya tumbuh beriringan dengan sejarah globalisasi ekonomi serta transformasi kapitalisme konsumerisme yang bisa dilihat dari gejalanya dengan menjamurnya pusat perbelanjaan untuk kalangan atas, seperti shopping mall, dimana di pusat perbelanjaan, industri mode, industri kecantikan, industri kuliner, industri entertainment, apartemen, dan industri high-tech. Gaya hidup di kota Mertopolitan tidak sebatas dalam penggunaan produk dan merk tertentu saja, untuk yang beragama Islam, sebagian masyarakat mempunyai asumsi bahwa wanita yang menggunakan jilbab bisa dikatakan lebih mengerti tentang agama, dibandingkan wanita yang tidak mengenakan jilbab, padahal belum tentu seperti itu. Ada pula yang lebih spesifik lagi seperti komodifikasi religi, disini menawarkan suatu barang yang dijual dengan mengatasnamakan barang yang digunakan tersebut Islami, mulai dari kosmetik yang bernuansa Islami, busana yang lebih Islami tetapi tetap mempunyai fashion yang terbaru, munculnya iklan dan industri jasa yang menawarkan wisata religius, seperti umroh bersama kyai beken, berdirinya sekolah-sekolah Islam yang mahal, kafe khusus Muslim, menjamurnya konter-konter berlabel Exclusive Moslem Fashion, kegandrungan kelas menengah yang memanfaatkan sensibilitas keagamaan untuk keuntungan bisnis. Sementara maraknya penerbitan majalah anak muda Islam (khususnya muslimah) nyaris tidak jauh berbeda sensibilitasnya dengan majalah anak muda pada umumnya. Yang ditawarkan adalah mode, shopping, soal gaul, seks dan pacaran yang dianggap pengelolanya sebagai yang Islami, padahal di dalam agama Islam tidak mengenal sama sekali istilah pacaran, karena hanya akan mengundang dan menuju pada perzinahan. Di peradaban modern seperti sekarang ini wanita bisa menunjukkan eksistensi dan keberadaannya di masyarakat luas, wanita sudah lebih berkembang, sebagai contohnya, dengan adanya kesetaraan pada pencapaian karir, sehingga pada saaat ini banyak sekali wanita yang ingin menunjukkan atau mencapai kesuksesan dengan berprofesi sebagai wanita karir. Dalam menjalankan pekerjaannya sebagai wanita

karir, biasanya wanita dituntut untuk mengenakan pakaian resmi yang sesuai dengan pekerjaannya, misalnya menggunakan blazer, kemeja, tatanan rambut ditata rapih,menggunakan sepatu hak tinggi. Secara tidak sadar terciptalah sebuah anggapan yang stereotype, apa bila seorang wanita mengenakan pakaian seperti yang telah disebutkan diatas, ia dapat dikenali sebagai wanita karir. Dapat disimpuklan pekerjaan atau identitas seseorang, salah satunya dapat diketahui dari pakaian yang dikenakannya. Dalam perkembangannya pada saat ini anggapan tersebut tidak dapat lagi dijadikan sebagai sebuah patokan, karena pada kenyataannya belum tentu konstruk visual bisa mengambarkan identitas seseorang. Kota Metropolitan seperti Jakarta telah menciptakan satu tata masyarakat kelas menengah baru, yang dapat menentukan gaya hidupnya secara bebas, sesuai dengan pilihannya, tanpa perlu terikat oleh norma-norma sosial dan kultural yang ada. Fenomena wanita karir yang terjadi di kota-kota besar seperti Jakarta, seperti yang dimuat dalam buku Jakarta under cover, ditulis oleh Moammar Emka. Image dari wanita karir disini sangat memenuhi karakter tersebut, dimana wanita karir yang biasa bekerja 9 to 5, kemudian mempunyai kehidupan malam yang luar biasa, dengan konstruk visual pada waktu Nine to Five yang dapat dikatakan begitu elegan, terpelajar, ketika malam ia menjadi kaum social lite, mencari kesenangan untuk memenuhi kebutuhan biologis sampai menjelang pagi. Menjadi wanita karir bisa dijadikan salah satu keinginan setiap wanita kedalam kategori mapan dan mandiri, karena untuk bisa memenuhi kebutuhan gaya hidupnya dibutuhkan biaya yang lebih untuk mengikuti kebutuhan gaya hidup yang membutuh kan biaya yang tidak sedikit. Biasanya mereka mengekspresikan gaya hidup itu seperti fashion, yang dapat dicoba, dipertahankan dan ditinggalkan.. Fenomena-fenomena yang bisa dikatakaan sisi negatif dari gaya hidup itulah yang menginspirasikan saya untuk membuat karya yang objeknya adalah sesosok wanita, dan objek itu adalah saya sendiri. Saya menyimbolkan diri saya menjadi wanita-wanita yang menjadi fenomena dalam pandangan saya. Dalam proses berkarya saya membuat 6 karakter wanita. Kemudian penulis mengeksplorasi dan

menggabungkan kepribadian dan identity dari karakter-karakter wanita tersebut yang akan dipisahkan dari konstruk visualnya, saya memvisualisasikan dengan kepalakepala yang mempunyai objek yaitu saya sendiri. 1.2 Rumusan Masalah Melalui karya ini saya sedang mencoba untuk mengkritisi gaya hidup wanita kelas menengah yang hidup di kota-kota metropolitan yang muncul akibat ketidak sadaran mereka akan peng-konstruksian gaya hidup. 1.3 Batasan Masalah Saya akan memberi batasan pada gaya hidup wanita di kota Jakarta, terutama pada kelas menengah, yang menggunakan merk fashion yang terkenal. Merk terkenal tersebut saya batasi pada merk fashion Louis Vuitton, merk teknologi yang bisa dikategorikan menjadi gaya hidup, yaitu Ipod, kemudian wanita dengan identitasnya dan kepribadian yang dimilikinya yang kemudian dalam visualisasi karyanya berupa dari sindiran dan bagaimana pandangan masyarakat itu sendiri melihat karakterkarakter wanita yang dibuat. 1.4 Tujuan Penulisan Tulisan ini disusun oleh penulis untuk menyertai keseluruhan Tugas Akhir dan untuk memenuhi mata kuliah penulisan Pengantar Tugas Akhir SM 40S1 dan sebagai syarat untuk menyelesaikan jenjan S1 di Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB.

1.5 Sistematika Penulisan Bab I PENDAHULUAN Mengenai latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dari tulisan ini dibuat, sistematika penulisan, kerangka pemikiran. Bab II LANDASAN TEORI 2.1 Pembahasan secara singkat mengenai apa itu gaya hidup 2.2Pembahasan seniman dari referensi karya 2.3 Pembahasan pendekatan karya melalui teori seni Bab III KONSEP KARYA Bab IV PROSES KREASI BERKARYA 4.1 PROSES BERKARYA Material yang digunakan, teknik pembuatan hingga menjadi karya keramik. 4.2 TINJAUAN KARYA Penjelasan secara sepsifik mengenai karya. Bab V KESIMPULAN Bab ini membahas tentang kesimpulan dari seluruh karya. DAFTAR PUSTAKA