1 LAPORAN SURVEI NASIONAL & MEDIA MONITORING RESAERCH PREDIKSI ELEKTABILITAS PARTAI PADA PEMILU TEMUAN SURVEI NASIONAL MARET Poltracking APRIL Jl. Pangrango 3A, Guntur, Setiabudi, Jakarta Selatan-12980 Telp. +6221-83701545, +6221-83794995, Faks.+6221-83795016 Website: www.poltracking.com, Email: contact@poltracking.com
2 TEMA PREDIKSI ELEKTABILITAS PARTAI POLITIK PEMILU LEGISLATIF
Latar Belakang 3 Sistem pemilihan langsung di Indonesia saat ini memberikan kebebasan sepenuhnya bagi masyarakat pemilih untuk menentukan partai dan kandidat yang akan mereka pilih. Pemilu membuka ruang bagi banyak kandidat capres untuk berkontestasi karena presiden incumbent secara konstitusional tak bisa lagi mencalonkan diri. Di sisi lain, ketatnya kualifikasi kepesertaan pemilu menyebabkan tingginya derajat kompetisi (competitiveness) partai peserta pemilu yang hanya diikuti 12 partai. Di titik ini prospek kandidat calon presiden RI, calon anggota DPR RI, dan partai politik peserta pemilu menjadi penting untuk dibaca melalui kacamata publik. Karena itu, membaca pergerakan perilaku pemilih menggunakan metode survei menjadi penting untuk dilakukan, dan disampaikan kepada khalayak. Hasil survei tersebut dapat menjadi masukan amat penting bagi partai politik sebagai organisasi, calon anggota legislatif, dan kandidat calon presiden. Jarak Pemilihan Umum tersisa beberapa hari lagi sehingga isu politik baik soal kepartaian dan kandidasi calon presiden semakin ramai di beritakan oleh banyak media. Namun sejauh ini, publik ditanya dan diukur untuk merespon perilaku politik dan figur-figur yang diwacanakan dalam partai politik. Sedangkan di sisi lain, persepsi publik juga dipengaruhi oleh bagaimana media mewartakan aktor-aktor dan figur politik tersebut. Peran media cukup efektif dalam mempengaruhi opini dan persepsi publik. Menurut Hamad (2004) dalam kerangka pembentukan opini dan persepsi publik, media melakukan tiga kegiatan sekaligus; menggunakan simbol-simbol politik (language politic), melaksanakan strategi pengemasan pesan (framing strategies), dan fungsi agenda media (agenda setting function). Ketiganya inilah yang pada akhirnya nanti akan menghasilkan citra bagi partai/aktor politik.
Pengukuran Survei 4 Pengukuran pendapat dan sikap publik dalam survei ini mencakup hal-hal berikut: Preferensi dan perilaku memilih publik dalam pemilu presiden dan pemilu legislatif Latar belakang pilihan publik terhadap partai politik peserta pemilu dan tokoh-tokoh yang menjadi kandidat calon presiden Mengukur elektabilitas partai politik peserta pemilu Mengukur elektabilitas kandidat capres
Metodologi 5 Populasi Survei ini adalah warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu warga yang minimal berusia 17 tahun atau sudah menikah pada saat wawancara, serta bukan anggota TNI/POLRI. Jumlah sampel dalam survei ini adalah 1200 responden dengan margin error +/- 2,83% pada tingkat kepercayaan 95%. Metode pengumpulan data adalah responden terpilih diwawancara secara tatap muka menggunakan kuesioner oleh pewawancara yang telah dilatih. Setiap pewawancara bertugas mewawancarai 10 responden untuk setiap satu desa atau kelurahan. Wawancara dikontrol secara sistematis oleh peneliti/supervisor pusat dan koordinator wilayah dengan melakukan cek ulang di lapangan (spot check) sekitar 20-30% dari total data masuk, untuk menjamin akurasi data yang diperlukan. Dalam proses penjaminan metodologi dan akurasi data tidak ditemukan kesalahan berarti.
Metodologi 6 Kendali mutu survei adalah pewawancara lapangan minimal mahasiswa atau sederajat dan mendapatkan pelatihan (workshop) di setiap pelaksanaan survei. Pengambilan data survei (penentuan responden dan wawancara di lapangan) dilaksanakan pada 17-24 Maret. Pengambilan data dilakukan secara serentak dan nasional di 33 provinsi. Validasi data dilakukan dengan membandingkan karakteristik demografis dari sampel yang diperoleh dari survei dengan populasi yang diperoleh melalui data sensus (BPS) terakhir Survei ini didanai oleh PT Pol-Tracking Indonesia
Prosedur Penarikan Sample 7 Metode penarikan sampel adalah multi-stage random sampling dengan stratifikasi dan tingkatan cluster sebagai berikut: Stratifikasi pertama: populasi dikelompokan menurut provinsi, dan masing-masing provinsi diberi kuota sesuai dengan total pemilih di masing-masing provinsi. Stratifikasi kedua: populasi dikelompokan menurut jenis kelamin: 50% laki-laki, dan 50% perempuan. Stratifikasi ketiga: populasi dikelompokan ke dalam kategori yang bertempat tinggal di pedesaan (desa, 60%) dan perkotaan (kelurahan, 40%). Cluster 1: Di masing-masing provinsi (33 provinsi dengan data BPS terakhir) ditentukan jumlah pemilih sesuai dengan populasi pemilih masing-masing provinsi. Atas dasar ini, dipilih desa dan kelurahan secara random sebagai primary sampling unit.
Lanjutan 8 Jumlah desa/kelurahan tergantung persentase jumlah pemilih di masing-masing provinsi. Ditetapkan untuk setiap desa dipilih 10 pemilih (5 laki-laki, dan 5 perempuan) secara random. Proporsi jumlah desa di setiap provinsi terlihat di dalam peta survei dalam laporan presentasi ini. Cluster 2: Di masing-masing desa terpilih, kemudian didaftar populasi RT atau yang setingkat. Kemudian dipilih secara random 5 RT dengan ketentuan di masingmasing RT akan dipilih secara random dua keluarga. Cluster 3: Di masing-masing RT terpilih, populasi keluarga didaftar, kemudian dipilih secara random 2 keluarga. Di masing-masing keluarga terpilih, kemudian didaftar seluruh anggota keluarga yang punya hak pilih laki-laki atau perempuan, dan kemudian dipilih secara random siapa yang akan menjadi responden di antara mereka. Bila pada keluarga pertama yang dipilih adalah responden perempuan, maka pada keluarga berikutnya harus laki-laki.
Flowchart Penarikan Sampel 9 Provinsi 1 1 1 2 3 n 1 2 1 2 RW 2 3 4 5 Provinsi X KK Desa/Kel. RT/Lingkungan Menggunakan Teknik Multistage Random Sampling: Populasi desa/kelurahan tingkat nasional. Desa/kelurahan di tingkat provinsi dipilih secara random dengan jumlah proporsional. Di setiap desa/kelurahan dipilih sebanyak 5 RT dengan cara random. Di masing-masing RT/lingkungan dipilih secara random dua KK. Di KK terpilih dipilih secara random satu orang dewasa lakilaki/perempuan yang berhak memilih L P Responden
10 PETA SURVEI
METODOLOGI MEDIA MONITORING Survei Media Habit & Riset Media Monitoring : Partai Politik (Selama Musim Kampanye) April Purposive Sampling Kriteria: media cetak nasional, rating online, televisi berita, dan kepemilikan media TV One Metro TV SCTV RCTI Trans7 Detik.com Kompas.com Viva.co.id Merdeka.com Okezone.com Kompas Koran Tempo Media Indonesia Republika Seputar Indonesia Televisi (Berita siang dan sore; senin-jumat) Media Online (Segmen News) Media Cetak (Rubrik Politik Nasional) Pengumpulan Berita Parpol Berita Capres Analisis Frekuensi & Cross-tab Tema Berita Narasumber Nada Pemberitaan Tanggal 16 Maret 31 Maret
Survei Media Habit & Riset Media Monitoring : Partai Politik (Selama Musim Kampanye) April TEMUAN SURVEI OPINI PUBLIK TENTANG MEDIA
PENGARUH MEDIA TERHADAP PILIHAN POLITIK BAGI PUBLIK Survei Media Habit & Riset Media Monitoring : Partai Politik (Selama Musim Kampanye) April Oktober 2013 Desember 2013 Maret 73.78% 74.48% 75.00% Dalam data tiga survei terakhir memiliki temuan, yaitu Publik yang menyatakan pengaruh Media terhadap pilihan politik selalu berada di atas 70%. Untuk survei Maret, sebanyak 75%. Karena itu, pengaruh media memiliki peranan yang signifikan dalam pilihan politik yang dimunculkan oleh fungsi media sebagai pembentuk opini publik. 18.02% 18.02% 15.30% 8.20% 8.20% 7.90% BERPENGARUH TIDAK BERPENGARUH TIDAK TAHU/TIDAK JAWAB
SUMBER INFORMASI PUBLIK TERHADAP PARPOL Survei Media Habit & Riset Media Monitoring : Partai Politik (Selama Musim Kampanye) April Pemberitaan media massa Iklan media massa Lingkungan Tempat Tinggal Keluarga Sosialisasi Parpol Tokoh Parpol Lainnya Tidak tahu/tidak jawab 4.0% 2.6% 2.9% 5.0% 4.1% 2.8% 4.8% 2.0% 1.8% 1.4% 1.4% 3.0% 6.5% 7.6% 9.1% 10.6% 13.1% 12.7% 24.9% 22.3% 23.0% 40.7% 47.0% 46.9% Mar-14 Des-13 Okt-13 Pada temuan survei Maret 2013, sebanyak 40,7% Publik menyatakan Pemberitaan Media Massa merupakan media yang paling tinggi dalam memberikan informasi kepada publik. Temuan itu nilainya turun dibanding dua survei sebelumnya. Sedangkan, temuan untuk Iklan Media Massa mengalami kenaikan menjadi 24,9% sebagai media untuk mengetahui informasi terkait parpol.
SEGMEN MEDIA & FREKUENSI PEMANFAATANNYA Survei Media Habit & Riset Media Monitoring : Partai Politik (Selama Musim Kampanye) April 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Koran (OKT) Koran (DES) Koran (MAR) TV (OKT) TV (DES) TV (MAR) Radio (OKT) Radio (DES) Radio (MAR) Internet (OKT) Internet (DES) Internet (MAR) Tidak Pernah 42.96% 45.20% 36.10% 1.38% 1.70% 8.50% 42.62% 48.50% 47.80% 64.00% 65.20% 49.60% Jarang 29.48% 25.90% 20.00% 5.83% 6.50% 6.40% 28.54% 25.90% 21.00% 12.69% 10.40% 8.50% 1-2 hari/minggu 5.98% 6.30% 5.80% 4.35% 2.90% 3.60% 6.52% 5.70% 7.90% 3.56% 4.30% 5.20% 3-4 hari/minggu 6.02% 8.90% 9.10% 9.78% 10.20% 8.20% 5.43% 6.20% 6.40% 4.20% 6.10% 4.80% Hampir setiap hari 8.05% 10.00% 19.30% 75.60% 77.10% 69.40% 7.85% 9.40% 7.20% 5.23% 7.20% 11.20% Tidak tahu/tidak jawab 7.51% 3.70% 9.80% 3.06% 1.60% 3.80% 9.04% 4.30% 9.70% 10.32% 6.80% 20.70% Segmen media yang paling banyak diakses oleh publik setiap harinya pada survei Maret masih tetap sama dibanding dua survei sebelumnya yaitu TV, yaitu sebanyak 69,4% (MAR), nilainya turun dari survei sebelumnya 77,1% (DES). Sebanyak 19,3% (MAR) publik yang membaca koran setiap harinya, naik dari survei sebelumnya. Dan hanya 11,2% (MAR) publik yang mengakses internet setiap harinya, naik dari survei sebelumnya.
PROGRAM TV YANG BANYAK DITONTON Survei Media Habit & Riset Media Monitoring : Partai Politik (Selama Musim Kampanye) April Berita Hiburan Infotainment Dialog Politik Ekonomi Lainnya Tidak tahu/tidak Jawab 1.70% 2.25% 2.52% 1.20% 0.83% 0.64% 4.60% 4.59% 5.04% 4.20% 5.09% 4.59% 3.20% 6.51% 8.94% 5.51% 9.38% 16.00% 29.83% 32.80% Mar-14 Des-13 Okt-13 0% 10% 20% 30% 36.20% 36.14% 39.07% 39.06% Pada Survei Maret, Program TV berita, masih menjadi program TV yang paling banyak ditonton oleh publik yaitu sebanyak 32,8%, meskipun angkanya mengalami penurunan dari dua survei sebelumnya. Tempat kedua ditempati program Hiburan 36,2% tidak jauh berbeda dari Survei Desember. Dan Infotainment menempati posisi ketiga sebanyak 4,6%.
Survei Media Habit & Riset Media Monitoring : Partai Politik (Selama Musim Kampanye) April TEMUAN MEDIA MONITORING BERITA PARPOL (Per-Segmen Media)
TEMUAN FREKUENSI BERITA PARPOL Survei Media Habit & Riset Media Monitoring : Partai Politik (Selama Musim Kampanye) April Televisi 14.2% Cetak 11.1% Jenis Jumlah (N) Berita Parpol 3184 Online 74.7% Karakter penyajian berita pada media online yang cepat dan running news, membuat komposisi pemberitaan media online secara frekuensi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan segmen Media Cetak dan SCTV 2% RCTI 2% Trans7 1% Seputar Indonesia 2% Republika 3% TV One 5% Metro TV 5% Okezone 10% Viva.co.id 12% Detik.com 21% Merdeka.com 18% Kompas 1% Kompas.com 13% Media Indonesia 2% Koran Tempo 3%
FREKUENSI PEMBERITAAN PARPOL DI MEDIA ONLINE Riset Media Monitoring : Partai Politik (Selama Musim Kampanye) April Pemberitaan Parpol di Media Online selama 16-31 Maret, tiga besar partai yang paling banyak diberitakan: PDIP (20,9%), Golkar (13,6%), PD (10,2%). PKB 6.0% PKS 11.5% PKPI 3.4% PPP 4.8% PDIP 20.9% PD 10.2% Gerindra 11.5% Golkar 13.6% PBB 0.8% Hanura 7.4% NasDem 3.5% PAN 6.4%
PROPORSI TONE PEMBERITAAN PARPOL DI MEDIA ONLINE - AGREGATIF Riset Media Monitoring : Partai Politik (Selama Musim Kampanye) April 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% 8.0 10.8 14.2 17.0 13.4 12.6 10.6 4.9 5.3 3.8 3.0 3.8 9.3 5.2 2.3 0.7 1.0 0.4 8.8 9.9 14.1 25.2 6.7 19.6 6.2 13.7 3.8 3.1 9.3 3.6 3.0 10.5 5.4 5.0 19.1 6.5 Negatif Netral Positif
PROPORSI TONE PEMBERITAAN PARPOL DI MEDIA ONLINE POSITIF Riset Media Monitoring : Partai Politik (Selama Musim Kampanye) April 30.0 25.0 Positif 20.0 15.0 10.0 25.2 5.0 0.0 10.8 10.6 9.3 9.3 8.8 8.0 6.7 3.8 3.6 3.1 0.7 PDIP (25,2%), Golkar (10,8%), Hanura (10,6%) adalah tiga partai yang memiliki proporsi tone pemberitaan positif yang tertinggi (>10%) dibanding partai lainnya untuk media online. Tingginya berita PDIP di media online terutama terkait kegiatan kampanye, sama halnya dengan Golkar dan Hanura.
PROPORSI TONE PEMBERITAAN PARPOL DI MEDIA ONLINE NEGATIF Riset Media Monitoring : Partai Politik (Selama Musim Kampanye) April 25.0 20.0 Negatif 15.0 10.0 5.0 0.0 19.1 14.1 13.7 13.4 12.6 6.5 5.3 5.0 3.8 3.8 2.3 0.4 PKS (19,1%), PD (14,1%), PDIP (13,7) adalah partai yang memiliki proporsi tone pemberitaan negatif paling tinggi dibanding partai lain (>10%). Munculnya tone negatif PKS terkait pelanggaran kampanye yang melibatkan anakanak, sedangkan PD terkait dugaan penggunaan fasilitas negara. Sedangkan PDIP pemberitaan negatif disebabkan pemberitaan terkait reaksi negatif sejumlah pihak atas pencapresan Jokowi dan pengalaman saat PDIP memimpin
FREKUENSI PEMBERITAAN PARPOL DI MEDIA CETAK Riset Media Monitoring : Partai Politik (Selama Musim Kampanye) April Parpol yang paling banyak diberitakan (disorot) oleh media cetak: PDIP (23%), Golkar (12%), Hanura (12%), P. Demokrat (10%). PKB 3% PKPI 2% PKS 8% PPP 5% Gerindra 7% Golkar 12% PDIP 23% PD 10% PAN 8% Hanura 12% NasDem 9% PBB 1%
PROPORSI TONE PEMBERITAAN PARPOL DI MEDIA CETAK - AGREGATIF Riset Media Monitoring : Partai Politik (Selama Musim Kampanye) April 100% 90% 80% 70% 60% 7.0 8.6 13.7 14.1 11.9 10.8 1.1 5.4 13.7 23.2 3.2 3.2 6.5 4.3 7.8 50% 40% 11.8 2.0 3.9 27.5 3.9 9.8 30% 20% 10% 0% 3.8 21.2 11.5 3.9 1.9 0.0 3.8 0.0 21.2 17.3 1.9 2.0 0.0 11.5 3.8 Negatif Netral Positif
PROPORSI TONE PEMBERITAAN PARPOL DI MEDIA CETAK POSITIF Riset Media Monitoring : Partai Politik (Selama Musim Kampanye) April 25.0 20.0 Positif 15.0 10.0 5.0 0.0 23.2 14.1 11.9 10.8 8.6 7.0 6.5 5.4 4.3 3.2 3.2 1.1 PDIP (23,2%), Hanura (14,1%), NasDem (11,9%), PAN (10,8%) adalah empat partai yang memiliki proporsi tone pemberitaan positif yang lebih tinggi (>10%) dibanding partai lainnya untuk media cetak. Kontribusi tingginya tone positif untuk PDIP disebabkan oleh berita kampanye dan pencapresan Jokowi. Sedangkan, NasDem & Hanura tone positif disebabkan oleh kuatnya pemberitaan yang juga berkaitan dengan tema kampanye.
Golkar (21,2%), PD (21,2%), PDIP (17,3), Hanura (11,5%) dan PKS (11,5%) adalah lima partai yang memiliki proporsi tone pemberitaan negatif paling tinggi (>10%) dibanding partai lain. Munculnya tone negatif disebabkan adanya dugaan pelanggaran kampanye yang menggunakan fasilitas negara oleh kader PD dan Golkar terutama mencuatnya evaluasi atas pencapresan Ical. Sedangkan PDIP pemberitaan negatif disebabkan pemberitaan terkait reaksi negatif sejumlah pihak atas pencapresan Jokowi. Untuk Hanura terutama terkait adanya dugaan pelanggaran kampanye pembagian uang. Dan PKS terkait PROPORSI TONE PEMBERITAAN PARPOL DI MEDIA CETAK NEGATIF Riset Media Monitoring : Partai Politik (Selama Musim Kampanye) April 25.0 20.0 15.0 Negatif 10.0 5.0 0.0 21.2 21.2 17.3 11.5 11.5 3.8 3.8 3.8 1.9 1.9 0.0 0.0
FREKUENSI PEMBERITAAN PARPOL DI TV Riset Media Monitoring : Partai Politik (Selama Musim Kampanye) April Parpol yang paling banyak diberitakan di segmen media Televisi: Golkar (17,5%), PD (14,1%), PKS (10,2%), NasDem (10%). PKB 6.6% PKPI 2.0% PDIP 9.8% PKS 10.2% PD 14.1% PPP 6.1% Gerindra 6.4% NasDem 10.0% Golkar 17.5% Hanura 9.5% PBB 2.7% PAN 5.0%
PROPORSI TONE PEMBERITAAN PARPOL DI TV - AGREGATIF 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 6.4 16.4 10.2 11.1 40.7 0.0 9.7 4.2 13.9 11.1 7.4 5.6 2.6 12.3 5.8 11.1 3.7 0.0 23.6 2.8 2.8 8.2 14.8 15.3 6.7 11.1 4.2 2.6 10.8 6.4 0.0 0.0 11.1 6.9 0% 0.0 Negatif Netral Positif
Golkar (16,4%), Demokrat (12,3%), NasDem (11,1%), PKS (10,8) dan Hanura (10,2%) adalah lima partai yang memiliki proporsi tone pemberitaan positif yang lebih tinggi (>10%) dibanding partai lainnya untuk media online. Kontribusi tingginya tone positif untuk NasDem, Golkar dan Hanura disebabkan coverage tema kampanye yang tinggi dibanding partai lainnya dan kuatnya jejaring media dengan partai tersebut. Tone positif untuk PD tinggi berkaitan dengan tema kebijakan politik dan visi-mis kampanye. PKS terkait maraknya peserta kampanye terbuka dibeberapa daerah. PROPORSI TONE PEMBERITAAN PARPOL DI TV POSITIF Riset Media Monitoring : Partai Politik (Selama Musim Kampanye) April 18.0 16.0 14.0 12.0 10.0 8.0 6.0 4.0 2.0 0.0 16.4 12.3 11.1 10.8 10.2 8.2 Positif 6.7 6.4 6.4 5.8 2.6 2.6
PROPORSI TONE PEMBERITAAN PARPOL DI TV NEGATIF Riset Media Monitoring : Partai Politik (Selama Musim Kampanye) April 25.0 20.0 15.0 10.0 5.0 0.0 23.6 15.3 13.9 11.1 9.7 Negatif 6.9 5.6 4.2 4.2 2.8 2.8 0.0 PD (31,6%), PDIP (17,9%), Golkar (12,6) adalah partai yang memiliki proporsi tone pemberitaan negatif paling tinggi dibanding partai lain (>10%). Munculnya tone negatif disebabkan adanya dugaan pelanggaran kampanye yang dituduhkan kepada PD dan Golkar juga terkait hal yang sama (penggunaan fasilitas negara). Sedangkan PDIP pemberitaan negatif disebabkan pemberitaan terkait reaksi negatif sejumlah pihak atas pencapresan Jokowi.
LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 31 TEMUAN SURVEI
32 PROFIL DEMOGRAFI RESPONDEN (%) (Validasi Sampel)
Proporsi Gender dan Penduduk (%) LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 33 KATEGORI SAMPEL BPS 2010 GENDER LAKI-LAKI 50.0 50.0 PEREMPUAN 50.0 50.0 DESA - KOTA DESA 60.00 59.4 KOTA 40.00 40.6
Etnis (Suku) LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 34 Jawa 40.0 KATEGORI SAMPEL BPS 2010 JAWA 40.0 40.2 Sunda Melayu Bugis Batak Madura Banjar Minangkabau Bali Sasak Minahasa 4.8 4.7 3.6 2.8 2.4 2.3 1.4 0.9 0.9 17.0 SUNDA 17.5 15.5 MELAYU 4.8 2.3 BATAK 3.6 3.6 BUGIS 4.7 2.7 MINANGKABAU 2.3 2.7 BANJAR 2.4 1.7 ACEH 0.9 1.7 BALI 1.4 1.5 MADURA 2.8 3.0 Aceh 0.9 Dayak 0.4 Papua 0.2 Tionghoa 0.1 Lainnya 17.6 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 45.0 DAYAK 0.4 1.3 SASAK 0.9 1.3 MINAHASA 0.9 0.5 PAPUA 0.2 1.1 TIONGHOA 0.1 1.2 LAINNYA 17.6 19.4
Agama LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 35 AGAMA SAMPEL BPS 2010 ISLAM 90.0 87.9 90% 4% 3% 1% 1% 0.2% 0.2% 0.8% Islam Protestan Katolik Hindu TT/TJ Budha Kong Hu Cu PROTESTAN 4.1 6.9 KATOLIK 2.5 2.9 HINDU 1.2 1.7 BUDHA 0.2 0.7 KONG HU CU 0.2 0.1 Lainnya LAINNYA 0.8 0.5
Perbandingan Demografi Sampel dan Penduduk Per Provinsi LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 36 KATEGORI SAMPEL BPS 2010 KATEGORI SAMPEL BPS 2010 Aceh 1.67 1.90 Bali 1.67 1.65 Banten 4.17 4.52 Bengkulu 0.83 0.73 Kalimantan Selatan 1.67 1.54 Kalimantan Tengah 0.83 0.94 Kalimantan Timur 1.67 1.51 Kep. Bangka Belitung 0.83 0.52 Daerah Istimewa Yogyakarta 1.67 1.47 Kepulauan Riau 0.83 0.72 DKI Jakarta 3.33 3.20 Gorontalo 0.83 0.44 Jambi 1.67 1.31 Jawa Barat 18.33 18.26 Jawa Tengah 13.33 13.75 Jawa Timur 15.83 15.91 Kalimantan Barat 1.67 1.86 Lampung 3.33 3.22 Maluku 0.83 0.65 Maluku Utara 0.83 0.44 Nusa Tenggara Barat 1.67 1.91 Nusa Tenggara Timur 1.67 1.99 Papua 0.83 1.21 Papua Barat 0.00 0.32
Lanjutan LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 37 KATEGORI SAMPEL BPS 2010 Riau 2.50 2.38 Sulawesi Barat 0.83 0.49 Sulawesi Selatan 3.33 3.41 Sulawesi Tengah 0.83 1.12 Sulawesi Tenggara 0.83 0.95 Sulawesi Utara 0.83 0.96 Sumatera Barat 1.99 2.06 Sumatera Selatan 2.99 3.16 Sumatera Utara 5.47 5.51
LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 38 TERHADAP PEMILU LEGISLATIF
PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP JADWAL PEMILU LEGISLATIF LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 39 Apakah Bapak/Ibu/Saudara mengetahui kapan jadwal pemilihan atau pencoblosan Pemilu Legislatif? 17.9% 4.6% 77.5% Ya Belum atau Tidak TT/TJ Survei ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi pemilih beberapa hari menjelang pemilu legislatif mempunyai potensi yang besar. Hal ini ditunjukkan oleh minat masyarakat yang besar untuk menggunakan hak pilihnya (88,3%) dan pernyantaan mayoritas responden (88,2%) untuk menggunakan hak pilihnya pada saat wawancara survei. Namun demikian, minat dan potensi partisipasi pemilih yang besar ini tidak diimbangi oleh pengetahuan masyarakat yang masih kurang terkait jadwal pemilu legislatif (pemungutan suara): 22,5% pemilih belum mengetahui jadwal pemungutan suara pemilu legislatif.
MINAT PUBLIK UNTUK IKUT MEMILIH PADA PEMILU LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 40 Apakah Bapak/Ibu/Saudara sangat berminat, cukup berminat, kurang berminat atau sangat tidak berminat untuk ikut memilih pada April? Kurang Berminat, 8.2 Sangat Tidak Berminat, 0.8 TT/TJ, 2.7 Sangat Berminat, 46.6 Cukup Berminat, 41.7
TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT PADA PEMILU LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 41 Jika pemilu dilaksanakan hari ini, apakah Bapak/Ibu/Saudara akan menggunakan hak pilih? 5.0% 6.8% Ya Tidak TT/TJ 88.2%
KEDEKATAN DENGAN PARTAI POLITIK (PARTY ID) LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 42 Apakah Bapak/Ibu/Saudara merasa dekat dengan partai politik tertentu? 17.6% 25.1% 57.3% Ya Tidak TT/TJ Party ID atau pemilih yang merasa dekat dengan partai sebesar 25.1 persen. Artinya ada sekitar 74.9 persen yang masing mungkin berpindah dan tergolong sebagai pemilih mengambang (swing voters).
ELEKTABILITAS PARTAI POLITIK PADA PEMILU LEGISLATIF (SIMULASI SURAT SUARA) LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 43 Seandainya pemilu legislatif dilaksanakan hari ini, partai politik mana yang Anda pilih? PDIP 22.2 GOLKAR 17.2 GERINDRA 7.3 DEMOKRAT PKB PKS HANURA PPP NASDEM PAN PBB 0.2 3.6 3.2 3.2 2.7 6.6 5.9 5.1 Dalam elektabilitas partai (simulasi surat suara), PDIP cenderung unggul dengan angka 22,2%, disusul Golkar 17,2%; Gerindra 7,3%; Demokrat 6,6%; PKB 5,9%; PKS 5,1%; Hanura 3,6%; PPP 3.2%; Nasdem 3,2%; PAN 2,7%; dengan PBB dan PKPI di bawah 1%. Artinya, ada dua partai yang konstan dua digit dengan posisi ketiga ditempati oleh Gerindra. Namun demikian, kurang lebih ada 10 partai yang tetap berpeluang mendapatkan kursi di parlemen atau lolos parliamentary threshold 3,5% jika memperhatikan nilai margin of error survei ini sebesar 2,83%. Di sisi lain, mayoritas pemilih (71,3%) menyatakan sudah yakin terhadap pilihannya, dan hanya 9% menyatakan tidak yakin, dengan 19,7% tidak memberikan jawaban. Artinya, potensi fluktuasi perolehan suara dengan elektabilitas survei masih tetap ada walaupun mempunyai interval yang relatif kecil. PKPI 0.1 TT/TJ 22.7
44 PREDIKSI ALIRAN SUARA SWING VOTER (SIMULASI SURAT SUARA) UNDECIDED VOTERS DIABAIKAN LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU Seandainya pemilu legislatif dilaksanakan hari ini, partai politik mana yang Anda pilih? PDIP 28.7 GOLKAR 22.3 GERINDRA 9.4 DEMOKRAT 8.5 PKB PKS HANURA PPP NASDEM PAN 4.7 4.1 4.1 3.5 7.6 6.6 10 partai yang berpeluang memperoleh kursi parlemen adalah PDIP (28,7%), Golkar (22,3%), Gerindra (9,4%), Demokrat (8,5%), PKB (7,6%), PKS (6,6%), Hanura (4,7%), PPP (4,1%), Nasdem (4,1%), dan PAN (3,5%) berdasarkan kalkulasi prediksi partai politik yang lolos parliamentary threshold 3,5%. PBB 0.3 PKPI 0.2
PREDIKSI ALIRAN SUARA UNDECIDED VOTERS SECARA PROPORSIONAL LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 45 PDIP GOLKAR GERINDRA DEMOKRAT PKB PKS HANURA PPP NASDEM PAN PBB PKPI TT/TJ 0.2 0.3 0.1 0.2 0.0 7.3 9.4 6.6 8.5 5.9 7.6 5.1 6.6 3.6 4.7 3.2 4.1 3.2 4.1 2.7 3.5 17.2 22.2 22.3 22.7 28.7 Elektabilitas Saat Kampanye Prediksi Suara Saat hari pemungutan
PERGERAKAN ELEKTABILITAS PARTAI PER TRIWULAN LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 46 25.0 22.4 22.2 20.0 15.0 10.0 5.0 18.5 16.9 8.8 6.6 15.9 8.7 7.9 17.2 6.6 7.3 PDIP GOLKAR DEMOKRAT GERINDRA 0.0 OKTOBER 2013 DESEMBER 2013 MARET
PERGERAKAN ELEKTABILITAS PARTAI PER TRIWULAN LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 47 7.0 6.0 5.9 5.0 4.0 3.0 2.0 4.6 4.3 4.5 3.5 3.4 2.9 3.0 5.1 3.6 3.2 PKB PKS HANURA PPP 1.0 0.0 OKTOBER 2013 DESEMBER 2013 MARET
PERGERAKAN ELEKTABILITAS PARTAI PER TRIWULAN LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 48 3.5 3.0 2.5 2.0 1.5 1.0 0.5 0.0 3.2 2.7 2.5 2.7 2.1 2.0 0.7 0.1 0.3 0.0 0.2 0.1 OKTOBER 2013 DESEMBER 2013 MARET NASDEM PAN PBB PKPI
KEYAKINAN PILIHAN POLITIK PADA PEMILU LEGISLATIF LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 49 Apakah Bapak/Ibu/Saudara yakin dengan pilihan tersebut? 1.6% 7.4% 19.7% 27.9% Sangat Yakin Cukup Yakin Kurang Yakin Sangat Tidak Yakin TT/TJ 43.4% Dalam elektabilitas partai (simulasi surat suara), PDIP cenderung unggul dengan angka 21,51%, disusul Golkar 16,13%; Gerindra 8,07%; Demokrat 5,55%; PKB 5,38%; PKS 4,96%; Hanura 3,45%; PPP 2,77%; PAN 2,52%; Nasdem 2,52%; dengan PBB dan PKPI di bawah 1%. Artinya, ada dua partai yang konstan dua digit dengan posisi ketiga ditempati oleh Gerindra. Namun demikian, kurang lebih ada 10 partai yang tetap berpeluang mendapatkan kursi di parlemen atau lolos parliamentary threshold 3,5% jika memperhatikan nilai margin of error survei ini sebesar 2,83%. Di sisi lain, mayoritas pemilih (71,3%) menyatakan sudah yakin terhadap pilihannya, dan hanya 9% menyatakan tidak yakin, dengan 19,7% tidak memberikan jawaban. Artinya, potensi fluktuasi perolehan suara dengan elektabilitas survei masih tetap ada walaupun mempunyai interval yang relatif kecil.
ALASAN PILIHAN POLITIK PADA PEMILU LEGISLATIF LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 50 Apakah Bapak/Ibu/Saudara yakin dengan pilihan tersebut? Mempunyai visi misi dan program kerja yang baik (sesuai) 32.5 Mempunyai tokoh partai yang diidolakan 16.8 Memiliki keluarga atau kerabat yang menjadi simpatisan partai 11.8 Sesuai dengan keyakinan atau ajaran agama/ kepercayaan 8.1 Lainnya 9.4 TT/TJ 21.4
PARTAI POLITIK PALING IDEOLOGIS DAN PROGRAMNYA JELAS LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 51 Menurut anda, partai apa yang paling ideologis dan programnya jelas? PDIP 18.6 GOLKAR 15 GERINDRA 8.1 DEMOKRAT PKS PKB 5.2 5 5.8 HANURA NASDEM PPP PAN PBB 3.6 2.6 2.2 2 1.7 PKPI 0.1 TT/TJ 30.1
PARTAI POLITIK PALING IDEOLOGIS DAN PROGRAMNYA JELAS LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 52 Menurut anda, partai apa yang paling ideologis dan programnya jelas? PDIP 18.6 GOLKAR 15.0 GERINDRA 8.1 DEMOKRAT PKS PKB 5.2 5.0 5.8 HANURA NASDEM PPP PAN PBB 3.6 2.6 2.2 2.0 1.7 PKPI 0.1 TT/TJ 30.1
PARTAI POLITIK PALING DEKAT DAN PEDULI DENGAN RAKYAT LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 53 Menurut anda, partai apa yang paling dekat dan peduli dengan rakyat? PDIP 18.7 GOLKAR 14.9 GERINDRA DEMOKRAT 6.4 7.4 PKS PKB HANURA 4.8 4.5 4.4 PAN PPP NASDEM 2.2 2.1 1.8 PKPI PBB 0.1 0.1 TT/TJ 32.6
PARTAI POLITIK PALING BERSIH DAN ANTI KORUPSI LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 54 Menurut anda, partai apa yang paling bersih dan anti-korupsi? PDIP 13.4 GOLKAR 10.7 GERINDRA 7.9 PKB 5.6 HANURA DEMOKRAT NASDEM PKS PPP PAN 3.8 3.5 3.5 3.4 2.3 2.2 PKPI PBB 0.2 0.2 TT/TJ 43.3
HAL YANG MEMPENGARUHI KESUKSESAN PARTAI POLITIK PADA PEMILU LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 55 Menurut Bapak/Ibu/Saudara faktor apakah yang paling mempengaruhi kesuksesan Partai Politik dalam Pemilu? Citra partai sebagai partai yang anti korupsi 32.2 Kinerja Kader sebagai pejabat publik baik/buruk 19.7 Tokoh partai 9.3 Pemberitaan positif media massa terhadap partai 7.8 Soliditas atau kekompakan kader 4.3 Ideologi partai 1.6 Lainnya 2.9 Tidak tahu/tidak tahu 22.2
FAKTOR YANG PALING MEMPENGARUHI KEGAGALAN PARTAI POLITIK PADA PEMILU LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 56 Menurut Bapak/Ibu/Saudara faktor apakah yang paling mempengaruhi kegagalan Partai Politik dalam Pemilu mendatang? Korupsi 47.3 Menurunkan kepuasan masyarakat terhadap kinerja partai 17.7 Tingginya pemberitaan negatif media massa terhadap partai 8.3 Perilaku kader partai tang tidak cerdas dan santun 4.2 Konflik internal antara elit partai 2.7 Lainnya 3.6 Tidak tahu/tidak jawab 16.2
LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 57 TERHADAP POPULARITAS DAN ELEKTABILITAS CAPRES
ELEKTABILITAS CALON PRESIDEN YANG AKAN DIPILIH PADA PEMILU (TOP OF MIND) LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 58 Jika Pemilu Presiden dilakukan hari ini, Siapa yang akan Bapak/Ibu/Saudara pilih sebagai calon presiden? (pertanyaan terbuka JOKO WIDODO PRABOWO SUBIANTO ABURIZAL BAKRIE WIRANTO MAHFUD MD JUSUF KALLA MEGAWATI SUKARNOPUTRI RHOMA IRAMA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO HATTA RAJASA ANIS MATTA SURYA PALOH DAHLAN ISKAN AHMAD HERYAWAN HIDAYAT NUR WAHID ANIES BASWEDAN AKBAR TANDJUNG YUSRIL IHZA MAHENDRA TRI RISMAHARINI TIFATUL SEMBIRING SURYA DHARMA ALI PRAMONO EDHIE W MUHAIMIN ISKANDAR EDI BASKORO AMIN RAIS PRABOWO/WIRANTO MARZUKI ALI ISRAN NOOR GITA WIRJAWAN BASUKI T. PURNAMA TT/TJ 2.6 2.3 2.0 1.8 1.2 1.2 1.1 0.8 0.6 0.5 0.3 0.3 0.3 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.2 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 5.3 8.1 12.4 23.4 34.2 Dalam elektabilitas capres (top of minde), Jokowi jauh memimpin elektabilitas dengan 34,2% pemilih dalam pertanyaan terbuka, disusul oleh Prabowo 12,4%, Aburizal Bakrie 8,1%, dan Wiranto (5,3). Tetapi, responden pemilih diajukan pertanyaan dengan daftar nama maka 15,26%; Aburizal Bakrie 13%; dan Wiranto 11%; sedangkan kandidat lain dalam skenario tanpa Jokowi ini mempunyai elektabilitas di bawah 10%. Namun, semua kemungkinan bisa terjadi dalam skema kompetisi politik karena ada 57% pilihan publik masih mungkin berubah.
PERGERAKAN KANDIDAT CAPRES PER TRIWULAN LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 59 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 39.4 OKTOBER 2013 37.9 34.2 10.7 10.6 10.3 12.4 8.1 5.7 5.4 5.9 5.3 DESEMBER 2013 MARET JOKO WIDODO PRABOWO SUBIANTO ABURIZAL BAKRIE WIRANTO
KANDIDAT PRESIDEN LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 60 Diantara nama-nama di bawah ini, siapa yang akan Bapak/Ibu/Saudara pilih sebagai Presiden Republik Indonesia? Joko Widodo 41.2 Prabowo Subianto Aburizal Bakrie Wiranto 8.1 12.2 15.2 Jika pemilu presiden diikuti oleh empat kandidat Jokowi, Prabowo, Aburizal Bakrie, dan Wiranto, sebagai kandidat capres yang sudah pasti diajukan oleh masing-masing partai, maka Jokowi (41,2%) jauh memimpin elektabilitas, diikuti oleh Prabowo (15,2), Aburizal Bakrie (12,2%), dan Wiranto (8,1%). Artinya, perlu ada skenario koalisi yang dilakukan oleh partai lain melalui formula pemasangan cawapres. Tidak tahu/tidak jawab 23.3
KEMANTAPAN PILIHAN CAPRES/ CAWAPRES LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 61 Apakah pilihan capres/cawapres Bapak/Ibu/Saudara sudah mantap atau masih mungkin berubah? 18.3 35.7 Sudah mantap masih mungkin berubah Tidak tahu/tidak jawab 46
PENYEBAB PILIHAN BERUBAH 62 Apabila pilihan Bapak/Ibu/Saudara masih mungkin berubah, apakah yang menyebabkan pilihan Bapak/Ibu/Saudara berubah? 21.5 Terpengaruh lingkungan 39.9 Visi, misi, dan program kerja capres Faktor uang lainnya 32.3 Tidak tahu/tidak jawab 2.2 4.1
LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 63 KESIMPULAN
KESIMPULAN LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 64 Berdasarkan Temuan Riset Media Monitoring selama musim kampanye 16 Maret - 31 Maret, perhatian publik pada berita partai politik didominasi tema pemberitaan parpol di semua jenis media: Kampanye (41,2%), Kebijakan Politik (14,7%) dan Pencapresan (7,2%) serta Pelanggaran Kampanye (6,8%). Parpol yang paling banyak diberitakan di semua jenis media: PDIP (18,1%), Golkar (13,5%), Gerindra (10,7%), PKS (10,4%), PD (10,3%). Secara Agregatif, untuk seluruh media: PDIP (23,8%), PD (12,8%), Golkar (11,1%) adalah tiga partai yang memiliki proporsi tone pemberitaan positif yang lebih tinggi dibanding partai lainnya (di atas10%) secara agregatif. Kontribusi tingginya tone positif untuk PDIP disebabkan oleh berita kampanye terutama terkait janji politik dan pencapresan Jokowi. Sedangkan, PD & Golkar tone positif disebabkan oleh kebijakan politik dan juga janji politik saat kampanye. Secara Agregatif, untuk seluruh media: PDIP (15,5%), PD (14,7%), PKS (14,2%), Golkar (12,3%) dan Gerindra (11,1%) adalah partai yang memiliki proporsi tone pemberitaan negatif paling tinggi dibanding partai lain (>10%). Munculnya tone negatif lebih banyak disebakan oleh pemberitaan pelanggaran kampanye.
KESIMPULAN LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 65 Survei ini menunjukkan bahwa tingkat partisipasi pemilih beberapa hari menjelang pemilu legislatif mempunyai potensi yang besar. Hal ini ditunjukkan oleh minat masyarakat yang besar untuk menggunakan hak pilihnya (88,3%) dan pernyataan mayoritas responden (88,2%) untuk menggunakan hak pilihnya pada saat wawancara survei. Namun demikian, minat dan potensi partisipasi pemilih yang besar ini tidak diimbangi oleh pengetahuan masyarakat yang masih kurang terkait jadwal pemilu legislatif (pemungutan suara): 22,5% pemilih belum mengetahui jadwal pemungutan suara pemilu legislatif. Adapun kedekatan pemilih terhadap partai atau Party ID cenderung meningkat menjelang pemilu legislatif, yaitu sebesar 24.9%, berbeda dengan Party ID pada survei September (17%) dan Desember (19%). Perilaku pemilih dalam bilik suara (balloting behavior) tetap menunjukkan Figur ID yang lebih besar dibandingkan dengan Party ID. Berarti masing ada potensi pergerakan suara dari pemilih mengambang (swing voters) sebesar 74.9 persen. Dalam elektabilitas partai (simulasi surat suara), PDIP unggul dengan angka 22,2%, disusul Golkar 17,2%; Gerindra 7,3%; Demokrat 6,6%; PKB 5,9%; PKS 5,1%; Hanura 3,6%; PPP 3.2%; Nasdem 3,2%; PAN 2,7%; dengan PBB dan PKPI di bawah 1%. Artinya, ada dua partai yang konstan dua digit dengan posisi ketiga ditempati oleh Gerindra. Namun demikian, kurang lebih ada 10 partai yang tetap berpeluang mendapatkan kursi di parlemen atau lolos parliamentary threshold 3,5 Di sisi lain, mayoritas pemilih (71,3%) menyatakan sudah yakin terhadap pilihannya, dan hanya 9% menyatakan tidak yakin, dengan 19,7% tidak memberikan jawaban. Artinya, potensi fluktuasi perolehan suara dengan elektabilitas survei masih tetap ada walaupun mempunyai interval yang relatif kecil.
KESIMPULAN LAPORAN HASIL SURVEI TERHADAP PEMILU 66 10 partai yang berpeluang memperoleh kursi parlemen adalah PDIP (28,7%), Golkar (22,3%), Gerindra (9,4%), Demokrat (8,5%), PKB (7,6%), PKS (6,6%), Hanura (4,7%), PPP (4,1%), Nasdem (4,1%), dan PAN (3,5%) berdasarkan kalkulasi prediksi partai politik yang lolos parliamentary threshold 3,5% dengan menghitung total responden yang menjawab pilihan partai politiknya dan tidak memasukkan responden yang masih belum menentukan pilihan. Tentu masih ada kemungkinan lain jika memperhatikan nilai margin of error sebesar 2,83%. Dalam elektabilitas capres (top of mind), Jokowi jauh memimpin elektabilitas dengan 34,2% pemilih dalam pertanyaan terbuka, disusul oleh Prabowo 12,4%, Aburizal Bakrie 8,1%, dan Wiranto (5,3). Namun, semua kemungkinan bisa terjadi dalam skema kompetisi politik karena ada 46% pilihan publik masih mungkin berubah terhadap pilihan capres mereka. Jika pemilu presiden diikuti oleh empat kandidat Jokowi, Prabowo, Aburizal Bakrie, dan Wiranto, sebagai kandidat capres yang sudah pasti diajukan oleh masing-masing partai, maka Jokowi (41,2%) jauh memimpin elektabilitas, diikuti oleh Prabowo (15,2), Aburizal Bakrie (12,2%), dan Wiranto (8,1%). Skema ini merupakan asumsi optimis Pilpres, walaupun pergerakan masih fluktuatif tergantung hasil Pemilu Legislatif dan konstelasi politik di tingkatan elit dalam menentukan koalisi dan Cawapres.