6 BAB II KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Pengembangan Usaha 2.1.1 Pengertian pengembangan Menurut Hafsah (2000 : 198) pengambangan adalah upaya yang dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat melalui pemberian bimbingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan meningakatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi usaha yang tangguh dan mandiri. Mangkuprawira (2004:135) menyatakan bahwa pengembangan merupakan upaya meningkatan pengetahuan yang mungkin digunakan segera atau sering untuk kepentingan di masa depan. Sedangkan menurut Kellog (dalam Moekijat:2001) bahwa pengembangan sebagai suatu perubahan dalam orang yang memungkinkan yang bersangkutan bekerja efektif. Dari beberapa pengertian di atas makadapat disimpulkan bahwa pengembangan adalah upaya atau usaha untuk meningkatkan kemampuan serta pengetahuan untuk melakukan sebuah perubahan ke arah yang lebih baik. 2.1.2 Pengertian usaha Menurut suherman (2008:6) usaha adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produksi baru
7 dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik atau memperoleh keuntungan besar. Menurut Ducker (dalam Kasmir:2006) usaha merupakan kemampua n dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Sedangkan menurut Saparudin (2003: 1) menyatakan bahwa usaha adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok untuk mendapatkan pengahasilan dengan tujuan memperoleh keuntungan. Dari pengertian di atas maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa usaha adalah suatu sikap atau kemampuan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok untuk mewujudkan atau melaksanakan apa yang telah di rencanakan sebelumnya demi tercapainya satu tujuan yang diinginkan 2.2 Strategi Pengembangan Usaha Untuk menangkap peluang-peluang dari perubahan fundamental tersebut itu harus ada strategi yang tepat, yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1. peningkatan akses kepada aset produktif, terutama modal, di samping juga teknologi, manajemen, dan segi-segi lainya yang penting. 2. peningkatan akses pada pasar, yang meliputi suatu spektrum kegiatan yang luas, mulai dari pencadangan usaha, sampai pada informasi pasar, bantuan produksi, dan prasarana serta sarana pemasaran. Khususnya, bagi usaha kecil di perdesaan, prasarana ekonomi yang dasar dan akan sangat membantu adalah prasarana perhubungan. 3. kewirausahaan, seperti yang telah dikemukakan di atas. Dalam hal ini pelatihanpelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan yang
8 diperlukan untuk berusaha teramat penting. Namun, bersamaan dengan atau dalam pelatihan itu penting pula ditanamkan semangat wirausaha. Bahkan hal ini harus diperluas dan dimulai sejak dini, dalam sistem pendidikan kita, dalam rangka membangun bangsa Indonesia yang mandiri, yakni bangsa niaga yang maju dan bangsa industri yang tangguh. Upaya ini akan memperkuat proses transformasi ekonomi yang sedang berlangsung karena didorong oleh transformasi budaya, yakni modernisasi sistem nilai dalam masyarakat. 4. kelembagaan. Kelembagaan ekonomi dalam arti luas adalah pasar. Maka memperkuat pasar adalah penting, tetapi hal itu harus disertai dengan pengendalian agar bekerjanya pasar tidak melenceng dan mengakibatkan melebarnya kesenjangan. Untuk itu diperlukan intervensi-intervensi yang tepat, yang tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah yang mendasar dalam suatu ekonomi bebas, tetapi tetap menjamin tercapainya pemerataan sosial (social equity). 5. kemitraan usaha. Kemitraan usaha merupakan jalur yang penting dan strategis bagi pengembangan usaha ekonomi rakyat. Kemitraan telah terbukti berhasil diterapkan di negara-negara lain. 2.3 Strategi Pemasaran Menurut Bennett (dalam Tjiptono:2008) strategi pemasaran merupakan pernyataan (baik secara implisit maupun eksplisit) mengenai bagaimana suatu merek atau lini mencapai tujuannya.
9 Menurut Tjiptono (2008:6) pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam kaitannya dalam variabel variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, positioning, elemen bauran pemasaran dan biaya bauran pemasaran. Menurut Corey (dalam Tjiptono:2008) strategi pemasaran terdiri dari lima elemen yang saling berkaitan, kelima elemen tersebut adalah: a. Pemilihan pasar yaitu memilih pasar yang akan dilayani. b. Perencanaan produk, meliputi produk spesifik yang dijual, pembentukan lini produk dan mendesain penawaran individual pada masing masing lini. c. Penetapan harga yaitu menentukan harga yang dapat mencerminkan nilai kuantitatif dari produk kepada pelanggan. d. Sistem distribusi, yaitu saluran perdagangan grosir dan eceran yang dilalui produk sehingga mencapai konsumen akhir yang membeli dan menggunakannya. e. Komunikasi pemasaran (promosi) yang meliputi periklanan, personal selling, promosi penjualan, direct marketing dan public relations. Menurut Michaelson, dkk (2002:13) ada beberapa prinsip strategi pemasaran yakni: 1. Hormati pelanggan. 2. Mengatur inteligensi. 3. Mempertahankan tujuan. 4. Posisi yang aman. 5. Kejutan.
10 6. Manuver. 7. Konsentrasi sumber daya. 8. Ekonomi kekuatan. 9. Struktur komando. 10. Kepemimpinan pribadi. 11. Kesederhanaan. 2.4 Langkah Langkah Strategi Pemasaran Menurut Kotler dkk (2001:27) rencana strategis mendefinisikan misi dan tujuan perusahaan secara keseluruhan. Dalam setiap unit bisnis, pemasaran memainkan peran dalam membantu pencapaian seluruh tujuan strategis. Untuk mencapai kesuksesan dalam persaingan pada saat ini, perusahaan harus berorientasi pada pelanggan, memenangkan pelanggan dari pesaing dan mempertahankan mereka dengan memberikan nilai yang lebih besar. Namun sebelum memuaskan konsumen hal pertama yang harus dilakukan oleh sebuah perusahaan adalah memahami kebutuhan dan keinginan mereka. Dalam hal ini, pemasaran yang baik memerlukan suatu analisis yang cermat terhadap konsumen. Perusahaan mengetahui bahwa mereka tidak dapat memuaskan seluruh konsumen dalam suatu pasar tertentu, sekurang kurangnya tidak semua konsumen dilayani dengan cara yang sama. Terlalu banyak konsumen yang berbeda beda dengan beragam macam kebutuhan yang berbeda dan beberapa perusahaan berada pada posisi yang lebih baik dalam melayani pasar tertentu. Maka setiap perusahaan harus membagi seluruh pasar, memilih segmen terbaik dan merancang strategi untuk melayani pilihan segmen yang lebih baik
11 menghasilkan laba dari pada pesaingnya, proses ini terdiri dari tiga langkah yakni: a. Segmentasi pasar Pasar terdiri dari berbagai tipe konsumen, produk dana kebutuhan sehingga pemasar harus menentukan segmen mana yang menawarkan kesempatan terbaik untuk mencapai tujuan perusahaan. Konsumen dapat dikelompokan dan dilayani dengan berbagai cara berdasarkan faktor geografis, demografis, psikografis dan perilaku. Proses pembagian pasar menjadi beberapa kelompok pembeli yang berbeda beda berdasarkan kebutuhan, karakteristik dan perilaku yang mungkin memerlukan produk dan bauran pemasaran yang berbeda. b. Menetapkan Pasar Sasaran Penetapan pasar sasaran terdiri dari evaluasi dari setiap daya tarik segmen pasar dan pemilihan satu atau lebih segmen yang dimasuki. Satu perusahaan harus menetapkan segmen sasaran sehingga dapat menciptakan nilai konsumen paling besar dan mempertahankannya dalam waktu yang lama. c. Menempatkan posisi (Positioning) Pasar Menempatkan posisi pasar adalah mengatur sebuah produk agar mendapat tempat yang jelas, dapat dibedakan dan diharapkan secara relatif terhadap produk pesaing dalam benak konsumen sasaran. Oleh karena itu pemasar merencanakan posisi yang membedakan produk mereka dari pesaing serta memberikan manfaat strategis yang sangat besar dalam pasar sasaran mereka.
12 2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Usaha Menurut Tjiptono (2008:7) Dalam merumuskan strategi pemasaran dibutuhkan pendekatan pendekatan analitis. Kemampuan strategi pemasaran suatu perusahaan untuk menanggap perubahan kondisi pasar dan faktor pengembangan usaha. tergantung pada analisis terhadap faktor faktor berikut: a. Faktor Lingkungan Analisis terhadap faktor lingkungan seperti pertumbuhan populasi dan peraturan pemerintahan sangat penting untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkannya pada bisnis perusahaan. b. Faktor Pasar Setiap perusahaan perlu selalu memperhatikan dan mempertimbangkan faktor-faktor seperti ukuran pasar, tingkat pertumbuhan, tahap perkembangan, trend dalam sistem distribusi, pola perilaku pembeli, permintaan musiman, segmen pasar yang ada saat ini atau yang dapat dikembangkan lagi dan peluang peluang yang belum terpenuhi. c. Persaingan Dalam kaitannya dengan persaingan, setiap perusahaan perlu memahami siapa pesaingnya, bagaimana posisi produk/pasar pesaing tersebut, apa strategi mereka, kekuatan dan kelemahan pesaing, struktur biaya pesaing dan kapasitas produksi pesaing. d. Analisis Kemampuan Internal Setiap perusahaan perlu menilai kekuatan dan kelemahan dibandingkan para pesaingnya. Penilaian tersebut dapat didasarkan pada faktor-faktor seperti
13 teknologi, sumber daya finansial, kemampuan pemanufakturan, kekuatan pemasaran dan basis pelanggan yang dimiliki. e. Perilaku Konsumen Perilaku konsumen perlu dipantau dan dianalisis karena hal ini sangat bermanfaat bagi pengembangan produk, desain produk, penetapan harga, pemilihan saluran distribusi dan penentuan strategi promosi. Analisis perilaku konsumen dapat dilakukan dengan penelitian (riset pasar) baik melalui observasi maupun metode survei. f. Analisis Ekonomi Dalam analisis ekonomi, perusahaan dapat memperkirakan pengaruh setiap peluang pemasaran terhadap kemungkinan mendapatkan laba. Analisis ekonomi terdiri atas analisis terhadap komitmen yang diperlukan, analisis BEP (break even point), penilaian resiko/laba dan analisis faktor ekonomi pesaing. Menurut Kotler (2000:116) untu k memahami proses pemasaran kita harus memperhatikan proses yang meliputi beberapa tahapan yakni tahap pertama, pemilihan nilai, merupakan pekerjaan rumah yang harus dilakukan pemasaran sebelum produknya ada. Staff pemasaran mulai melakukan segmentasi pasar, memilih pasar sasaran yang tepat dan menyusun positioning nilai bagi penawarnya. Setelah unit bisnis nilai yang akan diberikan kepada pasar sasaran, maka unit bisnis yang bersangkutan harus menyediakan nilai tersebut. Produk fisik dan jasa/pelayanan harus dijabarkan secara rinci, target harga harus ditetapkan dan produk harus dibuat serta didistribusikan. Perancangan karakteristik, harga dan distribusi produk terjadi pada tahap ini dan menjadi
14 bagian pemasaran taktikal. Tahapan terakhir adalah mengkomunikasikan nilai. Di sini pemasaran taktikal berperan dalam menggunakan wiraniaga, promosi penjualan, periklanan dan tugas tugas promosi lainnya. Menurut Guiltinan, dkk (1994:13) empat langkah pokok dalam proses perencanaan pemasaran yakni: a. Melakukan analisis situasi Sebelum mengembangkan suatu rencana tindakan, pengambilan keputusan harus memahami situasi dan kecenderungan suatu saat yang mempengaruhi masa depan organisasi. Secara khusus, mereka harus menetapkan masalah dan peluang yang ditimbulkan oleh perubahan perubahan pembeli, pesaing, biaya, dan peraturan. b. Menetapkan sasaran Setelah menyelesaikan analisis situasi, para pengambil keputusan kemudian harus menetapkan sasaran tertentu. Sasaran menyatakan tingkat prestasi yang diharapkan akan dicapai pada saat tertentu, berdasarkan kenyataan dari masalah dan peluang lingkungan serta kekuatan dan kelemahan perusahaan. c. Mengembangkan strategi dan program Untuk mencapai sasaran yang ditetapkan, pengambil keputusan harus mengembangkan baik strategi (tindakan jangka panjang untuk mencapai sasaran) maupun program (tindakan jangka pendek untuk menetapkan strategi).
15 d. Menyediakan alat koordinasi dan pengendalian Rencana yang cukup komprehensif biasanya mencakup beberapa strategi dan program. Masing masing strategi dan program merupakan tanggung jawab darimanajer yang berlainan. Karenanya, suatu mekanisme harus dikembangkan untuk memastikan bahwa strategi dan program tersebut dilaksanakan secara efektif.