DINAS PERTANIAN KABUPATEN PONOROGO Jl. Urip Sumohardjo No. 58 Ponorogo

dokumen-dokumen yang mirip
BAB. I PENDAHULUAN. untuk menilai Kinerja Dinas Pertanian dan Perkebunan beserta perangkat-perangkatnya.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN KINERJA (LKJ)

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

BAB III KEBIJAKAN PEMBANGUNAN TAHUN Target. Realisasi Persentase URAIAN (Rp)

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

.000 WALIKOTA BANJARBARU

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Uraian Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur

LAPORAN KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

Dinas Perkebunan, Pertanian, Peternakan Perikanan dan Kehutanan Kota Prabumulih 1

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

WALIKOTA TASIKMALAYA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

RENSTRA BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF D I N A S P E R T A N I A N

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

14. LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 (RINGKASAN)

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG

WALIKOTA MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

LAPORAN KINERJA (LKjIP) 2016 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 60 TAHUN 2016

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A Gambaran Umum

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 78 TAHUN 2001 SERI D.75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

Trenggalek, Mei Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Trenggalek

DINAS PETERNAKAN KABUPATEN KUPANG. Bagian Pertama. Dinas. Pasal 21

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

TENTANG STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN BENGKAYANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN Jalan Patriot No. 14, (0262) Garut

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

PEMERINTAH KOTA TEGAL DINAS KELAUTAN DAN PERTANIAN Jalan Lele Nomor 6 (0283) Tegal BAB I

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

LAMPIRAN PERJANJIAN KINERJA NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET PROGRAM KEGIATAN ALOKASI ANGGARAN (RP)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN URUSAN PILIHAN

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kinerja Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Madiun Th

DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN, PERJANJIAN KINERJA, PENGUKURAN KINERJA, INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

Renstra BKP5K Tahun

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

BAB II. PERJANJIAN KINERJA

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

RENCANA KINERJA TAHUN 2017 DINAS PERTANIAN KABUPATEN PACITAN

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN PENDANAAN INDIKATIF

KABUPATEN BADUNG RENCANA STRATEGIS DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN BADUNG TAHUN

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 608 TAHUN 2003 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS PERTANIAN, KEHUTANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN JEMBRANA BUPATI JEMBRANA,

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR RENCANA KERJA ( RENJA )

II. GAMBARAN PELAYANAN DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

Kata Pengantar. Padang, September 2016 Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Sumatera Barat

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN PETERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BPPT KOTA BANDUNG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

INDIKATOR KINERJA UTAMA

BUPATI MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MOJOKERTO,

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I P E N D A H U L U A N. 1. Latar Belakang

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN

Renstra Dinas Pertanian Kab. Soppeng KATA PENGANTAR

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

(1), Kepala Dinas mempunyai fungsi sebagai berikut: a. penyusunan rencana strategis dinas, berdasarkan rencana strategis pemerintah daerah; b. perumus

BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

BUPATI TAPIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

DINAS PERTANIAN KABUPATEN PONOROGO Jl. Urip Sumohardjo No. 58 Ponorogo

KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas kehendak-nya Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo mampu menyelesaikan penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2015. Dinas Pertanian sebagai salah satu SKPD di Kabupaten Ponorogo, selaku leading sektor pembangunan di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan mempunyai tugas yang strategis dalam menunjang roda pembangunan perekonomian di Kabupaten Ponorogo. Mengingat pertanian dalam arti luas mempuinyai peranan yang penting dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dimana sektor pertanian sebagai penyumbang terbesar angka PDRB tentu dibutuhkan perhatian yang lebih serius untuk pembangunan pertanian kedepan. Laporan Kinerja (LKj) Dinas Pertanian tahun 2015 adalah cerminan akuntabilitas kinerja dinas Pertanian selama kurun waktu 1 (satu) tahun anggaran dalam rangka pencapaian sasaran, yang dilakukan dalam bentuk program dan kegiatan. Kami menyadari bahwa selain beberapa keberhasilan yang telah dicapai masih terdapat kendala atau permasalahan yang dihadapi, baik secara teknis, sumberdaya manusia, maupun manageman dan administrasi. Namun demikian harapan kita semuanya untuk selalu meningkatkan kinerja Dinas Pertanian, melalui pemanfaatan peluang yang tersedia, mengatasi semaksimal mungkin permasalahan yang ada untuk melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang lebih baik, transparan, dan akuntabel. Penyusunan laporan Kinerja (LKj) Dinas Pertanian Tahun 2015 tentu tidak sendiri, namun demikian berkat kerjasama dari berbagai pihak, baik internal Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo yang terdiri atas Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Bidang Peternakan dan Perikanan, Bidang Perkebunan, Bidang Kehutanan, serta Badan Penyuluh Pertanian,serta Dinas terkait lainnya, untuk itu kami apresiasikan dengan ucapan terimakasih yang sebesar-sebesarnya, sehingga Laporan Kinerja (LKj) dapat terwujud sebagai representasi hasil kegiatan Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Tahun 2015. Namun demikian kami sangat menyadari, penyusunan ini, masih jauh dari kata sempurna, untuk itu saran dan kritik yang konstruktif kami tunggu, demi perbaikan penyusunan di tahun mendatang. i

Harapan kami semoga substansi dari Laporan Kinerja (LKj) ini dapat memberikan gambaran kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo yang selanjutnya bisa dijadikan bahan evaluasi, serta masukan pengambil kebijakan khususnya dan pembaca umumnya. Dan sebagai kalimat akhir pengantar Laporan Kinerja (LKj) ini kami mengajak seluruh pihak yang ikut andil dalam pembangunan pertanian di Kabupaten Ponorogo untuk bekerja lebih baik, amanah, ikhlas dan dengan semangat yang tinggi sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing bagian guna mendukung keberhasilan pembangunan pertanian di masa yang akan datang. Ponorogo, Februari 2016 KEPALA DINAS PERTANIAN KABUPATEN PONOROGO Ir. H. HARMANTO, MMA Pembina Utama Muda NIP. 19590601 198202 1 005 ii

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL IKHTISAR EKSEKUTIF... Halaman BAB I PENDAHULUAN...... 1 A. LATAR BELAKANG..... 1 B. MAKSUD DAN TUJUAN 2 C. GAMBARAN UMUM DINAS PERTANIAN KABUPATEN PONOROGO... 3 D. RUANG LINGKUP 17 BAB II PERENCANAAN KINERJA... 18 A RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010-2015... 18 A.1 Visi... 18 A.2 Misi... 19 A.3 Tujuan dan Sasaran... 20 A.4 Strategi dan Kebijakan... 21 B. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)... 23 C. PERJANJIAN KINERJA... 25 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 26 A PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA TAHUN 2014... 26 B EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA 27 B.1 Sasaran Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Pertanian dan Perkebunan... 29 B.2 Sasaran Meningkatnya Produksi dan Populasi Peternakan.. 33 B.3 Sasaran Meningkatnya Produksi Perikanan dan Konsumsi Ikan 34 B.4 Sasaran Menurunnya Lahan Kritis.. 36 C. AKUNTABLITAS KEUANGAN... 37 BAB V P E N U T U P... 43 LAMPIRAN I BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DINAS PERTANIAN KAB. PONOROGO i iii v vii iii

LAMPIRAN II PENGUKURAN KINERJA DINAS PERTANIAN KAB. PONOROGO TAHUN 2015 LAMPIRAN III PERJANJIAN KINERJA DINAS PERTANIAN KAB.PONOROGO TA. 2015 LAMPIRAN IV MATRIK INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) LAMPIRAN VI REALISASI ANGGARAN TAHUN 2014 DAN 2015 iv

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Profil Pegawai Negeri Sipil di masing-masing Perangkat Dinas Pertanian Kab. Ponorogo Keadaan per Desember 2015.. 3 Tabel 2. Status Kepegawaian dan Pangkat Pegawai Dinas`Pertanian Kab.Ponorogo Kedaan per Desember 2015... 3 Tabel 3. Tingkat Pendidikan Pegawai Dinas Pertanian Kab. Ponorogo Keadaan per Desember 2015... 3 Tabel 4. Produktivitas Tanaman Pangan Kabupaten Ponorogo... 5 Tabel 5. Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Ponorogo... 6 Tabel 6. Luas Areal Panen Perkebunan Kabupaten Ponorogo... 6 Tabel 7. Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Ponorogo... 7 Tabel 8. Perkembangan Populasi Ternak Kabupaten Ponorogo... 8 Tabel 9. Produksi Peternakan Kabupaten Ponorogo... 8 Tabel 10. Data Hasil Inseminasi Buatan Tahun 2009-2015 di Kabupaten Ponorogo... 9 Tabel 11. Rehabilitasi Hutan dan Lahan di Luar Kawasan Tahun 2009 s/d 2015 Kabupaten Ponorogo... 11 Tabel 12. Data Lahan Kritis di Luar Kawasan Hutan Tahun 2010-2015. 11 Tabel 13 Matrik Hubungan Antara Misi dan Tujuan... 19 Tabel 14 Matrik Hubungan Antara Tujuan dan Sasaran... 20 Tabel 15. Rencana Kinerja Tahun 2015 Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo... 24 Tabel 16. Skala Pengukuran Capaian Indikator Kinerja Tahun 2015... 27 Tabel 17. Target Realisasi dan Capaian IKU Tahun 2015... 28 Tabel 18 Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Pertanian dan Perkebunan... 29 Tabel 19. Pengukuran Kinerja Sasaran Meningkatnya Produksi dan Populasi Peternakan... 34 Tabel 20. Pengukuran Kinerja Sasaran Produksi Perikanan dan Konsumsi Ikan... 35 v

Tabel 21. Pengukuran Kinerja Sasaran Menurunnya Lahan Kritis... 36 Tabel 22. Realisasi Anggaran Masing-masing Kegiatan Tahun 2015... 38 vi

IKHTISAR EKSEKUTIF Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) mengacu pada Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari korupsi dan nepotisme. Peraturan Presiden RI No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP); Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 merupakan tahun terakhir dari pelaksanaan Rencana strategis (Renstra) Dinas Pertanian tahun 2010-2015. Dalam amanah Renstra Dinas Pertanian Tahun 2010-2015 kemudian ditindak lanjuti dengan perumusan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Perjanjian Kinerja. Berdasarkan Peraturan Bupati Ponorogo No. 61 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo dalam pelaksanaan tugasnya menyelenggarakan fungsi (1) perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian, (2) penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pertanian, (3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pertanian, (4) penyelenggaraan dan pengelolaan administrasi dan urusan rumah tangga dinas, (5) pelaksanaan koordinasi dengan lembaga pemerintah/swasta yang berkaitan dengan lingkup tugas di bidang pertanian, (6) pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya. Berdasarkan RPJMD Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2015 yang menjabarkan Visi dan Misi kedalam bentuk agenda dan prioritas pembangunan, program dan kegiatan, salah satu diantara agenda dan prioritas pen mbangunan tersebut adalah pembangunan di bidang pertanian, terutama untuk memacu produk unggulan pertanian, yang nantinya diharapkan Kabupaten Ponorogo sebagai ikon Wilayah Agropolitan. Selanjutnya agenda dimaksud dijabarkan dalam Renstra Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2015. vii

Renstra Dinas Pertaniang dengan Visi Terwujudnya pertanian, perikanan, dan kehutanan yang tangguh untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Guna mewujudkan Visi Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo maka dirumuskan Misi Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2015 sebagai berikut (1) Meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pertanian dan perkebunan untuk meningkatkan pendapatan petani melalui konsep agribisnis; (2) Meningkatkan produksi komoditas peternakan dan pengamanan ternak melalui pengembangan produk unggulan; (3) Mewujudkan masyarakat perikanan yang sejahtera melalui pengelolaan perikanan yang berkelanjutan; (4) Rehabilitasi hutan dan lahan kritis serta pemberdayaan masyarakat sekitar hutan untuk pengamanan hutan dan peningkatan pendapatan petani. Selanjutnya untuk mendukung agenda pembangunan nasional, serta menjawab tantangan dunia pertanian dalam arti yang luas, menetapkan 4 (Empat) Tujuan Dinas Pertanian, yaitu (1) Terwujudnya usaha pertanian yang mandiri dan berkelanjutan melalui peningkatan kemampuan lembaga tani; (2) Terwujudnya usaha peternakan yang berkelanjutan melalui peningkatan populasi ternak dan produksi hasil peternakan; (3) Terwujudnya usaha perikanan yang mandiri dan berkelanjutan serta meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi ikan; (4) Terwujudnya perilaku masyarakat dalam perlindungan dan pengamanan hutan. Dari tujuan yang telah ditetapkan kemudian dijabarkan dalam bentuk penetapan sasaran strategis,yang selanjutnya untuk menyusunan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian, serta menetapkan alokasi sumber daya yang ada, baik dari sumber daya manusia maupun anggaran. Dengan berakhirnya tahun anggaran, berakhir pula Program dan Kegiatan dalam 1 (satu) tahun, maka sebagai konsekuensi logis dilakukan pengukuran atas target kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Dinas Pertanian mempunyai 4 (Empat) Kinerja Utama/Sasaran strategis dengan 10 (sepuluh) Indikator Kinerja. Beberapa Indikator Kinerja yang dengan predikat sangat baik adalah (1) Produktivitas tanaman pangan yang meliputi 5 (lima) komoditi unggulan dengan rata-rata persentase tingkat capaian 104.35%; (2) Produktivitas Tanaman Perkebunan yang terdiri dari 6 (enam) komoditi unggulan dengan rata-rata viii

persentase tingkat capaian 117,30%; (3) Produksi Tanaman Perkebunan; (4) Produksi Peternakan dengan rata-rata persentase capaian 253,72%; (5) Konsumsi perikanan mempunyai persentase capaian 104,17% dan (6) Persentase kerusakan kawasan hutan dengan capaian 39,38%. Adapun Indikator Kinerja dengan predikat baik antara lain (1) Produksi tanaman pangan dengan rata-rata persentase tingkat capaian sebesar 95,8%: (2) Populasi ternak dari 10 (sepuluh) jenis hewan ternak mempunyai rata-rata persentase tingkat capaian 98,41%. Sedang Indikator Kinerja dengan capaian cukup adalah (1) Produksi ikan dengan persentase tingkat capaian sebesar 55,45%. Kemudian Indikator Kinerja dengan capaian kurang yaitu (1) Pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan kritis dengan capaian sebesar 6,04%. Dari segi akuntabilitas keuangan, total alokasi anggaran belanja sebesar Rp.59.688.530.257,- (Lima puluh sembilan milyar enam ratus delapan puluh delapan juta lima ratus tiga puluh ribu dua ratus lima puluh tujuh rupiah). Realisasi anggaran selama Tahun Anggaran 2015 sejumlah Rp.49.524.475.506,00 (Empat puluh sembilan juta lima ratus dua puluh empat juta empat ratus tujuh puluh lima ribu lima ratus enam rupiah), atau terealisasi sebesar 82,97%. Jika dibandingkan dengan capaian tahun sebelumnya, persentase realisasi anggaran menurun sebesar 7,38%, tapi jika dilihat dari nominal rupiahnya, serapan anggaran Tahun Anggaran 2015 jauh lebih besar jika dibanding tahun sebelumnya yaitu naik sebesar 12, 28%. ix

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan pertanian pada Tahun 2015 adalah pelaksanaan tahun terakhir dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ponorogo dan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Tahun 2011-2015. Pada periode tahun kelima ini, pertanian masih mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan di Kabupaten Ponorogo. Dalam rangka mendukung tercapainya pembangunan di bidang pertanian, Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo selalu berusaha untuk melakukan penataan manajemen melalui pengembangan sumberdaya aparatur. Salah satunya melalui penerapan manajemen pembangunan pertanian yang akuntabel sesuai dengan prinsip Good Governance and Clean Government yaitu mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa. Guna mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara, diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas dan legitimate agar penyelenggaraan Pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdayaguna, berhasilguna, bersih dan bertanggungjawab, serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo sebagai unsur pelaksana teknis Pemerintah Daerah yang melaksanakan kewenangan daerah dibidang pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan, dan kehutanan dituntut untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dalam kaitannya dengan peningkatan daya saing produk-produk pertanian, agribisnis, kelestarian lingkungan, optimalisasi peningkatan sumber daya lokal dan peningkatan kesejahteraan petani. Laporan Kinerja (LKj) ini disusun berdasarkan Rencana Kinerja Tahunan serta Perjanjian Kinerja Tahun 2015 sebagai amanah dari Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. 1

Selanjutnya dalam rangka mengetahui capaian kinerja dan untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian melalui kewenangannya di bidang pertanian, peternakan, perikanan, perkebunan serta kehutanan yang diharapkan mampu memberikan manfaat secara nyata di tataran masyarakat maka disusun Laporan Kinerja (LKj) yang didalamnya berisi konstelasi perencanaan strategis dan implementasinya serta tolok ukur keberhasilan berbagai indikator yang telah ditetapkan untuk mencapai visi dan misi organisasi. Sebagai landasan hukum penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1. Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 2. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 3. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah; 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; B. MAKSUD DAN TUJUAN Laporan Kinerja (LKj) Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo tahun 2015 merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang telah dipercayakan kepada Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo atas penggunaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kab. Ponorogo. Hal yang terpenting adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara memadai atas hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Tujuan penyusunan Laporan Kinerja (LKj) Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo adalah sebagai sarana bagi Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo dalam menyampaikan pertanggungjawaban informasi kinerja yang terukur kepada seluruh stakeholders (Bupati, DPRD dan Masyarakat) atas pelaksanaan tugas, fungsi dan 2

kewenangan pengelolaan sumber daya yang telah dipercayakan berdasarkan target dan realisasi kinerja Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo. Selain sebagai bahan evaluasi, Laporan Kinerja (LKj) diharapkan dapat bermanfaat dalam rangka : 1. Mendorong Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo untuk dapat melaksanakan tugas pembangunan di bidang pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan dan perikanan secara baik dan benar, sesuai tugas pokok dan fungsi yang didasarkan kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku, kebijakan yang transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat di seluruh Kabupaten Ponorogo; 2. Menjadikan Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo yang akuntabel, sehingga dapat berperan dalam penggunaan sumberdaya secara efisien, efektif berkeadilan dan berkelanjutan ; 3. Menjadikan masukan dan umpan balik untuk menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar pelaku pembangunan dan pemangku kepentingan dalam pembangunan pertanian di Kabupaten Ponorogo ; 4. Terpeliharanya kepercayaan masyarakat di Kabupaten Ponorogo terhadap penyelenggara Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo. C. GAMBARAN UMUM DINAS PERTANIAN KABUPATEN PONOROGO 1. Sumber Daya Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Secara keseluruhan sampai dengan Desember 2015 jumlah pegawai di Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo berjumlah 243 orang. Terbagi pada Sekretariat, Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, Bidang Perkebunan, Bidang Kehutanan, Bidang Peternakan dan Perikanan, Bapeluh serta Kepala UPTD. Secara rinci tersaji pada Tabel 1 sampai dengan Tabel 3 dibawah ini. 3

Tabel 1 : Profil Pegawai Negeri Sipil di masing-masing Perangkat Dinas Pertanian Kab. Ponorogo Keadaan Desember 2015 No Bagian/ Sub Bagian Jumlah (Orang) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Sekretariat Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura - Staf teknis TPH di Kecamatan Bidang Perkebunan Bidang Peternakan dan Perikanan - Staf teknis peternakan di Kecamatan Bidang Kehutanan - Penyuluh Kehutanan/PKL Penyuluh Pertanian Kepala UPTD 24 20 2 14 31 17 15 11 88 21 JUMLAH 243 Tabel 2 : Status Kepegawaian dan Pangkat Pegawai Dinas Pertanian Kab.Ponorogo Keadaan per Desember 2015 No Golongan Jumlah (Orang) 1. 2. 3. 4. Golongan IV 46 Golongan III 157 Golongan II 38 Golongan I 2 J U M L A H 243 Tabel 3 : Tingkat Pendidikan Pegawai Dinas Pertanian Kab. Ponorogo Keadaan per Desember 2015 No Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) 1. 2. 3. 4. 5. 6. Pasca Sarjana Sarjana/Diploma IV Diploma III SLTA SLTP SD 22 147 10 57 4 3 J U M L A H 243 2. Kinerja Pelayanan Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo a. Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Luas lahan sawah di Kabupaten Ponorogo adalah 34.638 Ha. Sebagian besar luas lahan sawah di Kabupaten Ponorogo menggunakan 4

pengairan teknis, yaitu seluas 29.929 ha. Untuk sisanya lahan sawah dengan pengairan setengah teknis, non teknis dan tadah hujan. Pada Tahun 2015, angka sementara dari bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo untuk produktivitas tanaman pangan unggulan, khususnya padi (sawah dan ladang) sebesar 64,60 ku/ha naik sebesar 1,60% dibandingkan tahun 2014. Sedangkan produksi padi tahun 2015 adalah sebesar 468.594 naik sebesar 6,04% dibanding tahun 2014. Komoditi Jagung pada tahun 2015 untuk produktivitasnya naik 1,6% jika dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu sebesar 69,23 Ku/Ha. Produksi jagung mencapai 245.663 ton naik sebesar 24.66% jika dibanding tahun sebelumnya. Dari tabel dibawah dapat dilihat produksi dan produktivitas tanaman pangan sangat fluktuatif dari 2009 sampai dengan tahun 2015. Salah satu penyebabnya adalah faktor perubahan iklim dan cuaca. Hal ini menimbulkan pergeseran musim sehingga jadwal tanam terganggu yang bisa berpotensi penurunan produksi. Selain hal tersebut, petani masih sangat tergantung pada pupuk anorganik, dimana pada waktu pemupukan sering terjadi kelangkaan pupuk, wabah hama penyakit tanamanpun masih tinggi, dan yang menjadi catatan bersama adalah ancaman alih fungsi lahan yang secara pelan namun pasti mengurangi areal persawahan yang berakibat penurunan produksi pertanian. Secara terperinci produksi dan produktivitas tanaman pangan unggulan di Kabupaten Ponorogo dapat dilihat pada tabel 4 dan 5. No 1 2 3 4 5 Komoditi Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Ubi Kayu Tabel : 4. Produktivitas Tanaman Pangan Kabupaten Ponorogo Produktivitas ( Ku/Ha ) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 64,88 62,64 16,07 17,64 138,09 66,18 63,24 16,06 16,04 124,71 50,83 51,32 15,05 15,13 233,13 64,19 68,55 16,52 24,12 282,99 60,88 71,88 16,78 31,34 239,15 63,58 60,08 19,97 15,35 258,08 64,60 69,23 16,24 18,49 191,16 5

No 1 2 3 4 5 Komoditi Padi Jagung Kedelai Kacang Tanah Ubi Kayu Laporan Kinerja (LKj) Dinas Pertanian Th. 2015 Tabel : 5. Produksi Tanaman Pangan Kabupaten Ponorogo Produksi ( Ton ) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 394.278 138.994 28.622 2.401 445.695 422.281 199.983 29.598 3.117 364.032 326.668 176.059 30.953 3.499 564.594 427.652 241.330 22.254 4.879 681.779 426.800 256.540 16.023 4.808 536.007 441.919 197.062 23.221 2.440 582.873 468.594 245.663 28.148 3.098 416.652 b. Bidang Perkebunan Secara umum perkembangan luas areal tanaman perkebunan di Kabupaten Ponorogo selama enam tahun terakhir mengalami kenaikan dan juga ada beberapa komoditi yang mengalami penurunan. Tabel : 6. Luas Areal Panen Perkebunan Kabupaten Ponorogo No Komoditi Luas Panen (ha) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Tebu 1.826,25 1.871,97 1.760,51 2.415,05 1.788,70 1.776,19 1.112,65 2 Tembakau Virginia 62,26 40,04 41,52 50,27 46,93 4,00 559,01 3 Tembakau Jawa 187,28 179,29 100,00 132,95 126,06 250,00 275,34 4 Tembakau Ram - 142,91 191,96 384,63 400,00 307,00 0 5 Janggelan 737,00 508,84 99,90 124,84 391,72 391,72 0 6 Kelapa 851,27 897,54 922,00 827,44 982,48 1069,34 1365,26 7 Kopi Arabika 78,63 80,98 81,45 110,57 126,76 132,58 158,56 8 Kopi Robusta 223,74 235,97 236,10 246,79 273,05 281,88 323,86 9 Cengkeh 1.552,92 1.529,01 1.504,33 1.189,89 1.088,64 1.116,91 1.177,67 10 Jambu Mete 734,01 716,50 713,12 719,19 828,71 875,04 1.017,98 11 Kapuk Randu 1.357,55 1.304,81 1.302,48 1.259,43 627,11 619,41 598,88 12 Kakao 463,32 495,64 539,98 689,30 822,17 852,78 963,02 Melihat data pada tabel diatas luas panen tanaman tahunan ada yang mengalami kenaikan seperti pada tanaman tembakau virginia, kelapa,kopi arabika, kopi robusta, cengkeh,jambu mete dan kakao. Komoditi yang mengalami penurunan luas areal panen yang cukup tajam pada tahun 2015 seperti tebu, tembakau ram dan kapuk randu. Hal ini disebabkan banyak tanaman yang mati sudah tua dan sebagian disebabkan adanya serangan hama 6

dan penyakit, selain itu petani mempunyai kecenderungan menanam komoditi yang sudah jelas pangsa pasarnya, seperti pada tembakau ram petani sudah enggan membudidayakan kembali dikarenakan tidak ada pangsa pasar yang jelas. Tingkat produksi tanaman perkebunan ditentukan oleh luas areal pertanaman dan tingkat produktifitas. Beberapa produksi perkebunan mengalami penurunan yang sangat tajam, contohnya pada komoditi tebu, tembakau ram. Sedangkan yang mengalami peningkatan adalah tembakau Virginia, tembakau jawa, jambu mete dan kakao.bsecara umum produksi tanaman perkebunan dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel : 7. Produksi Tanaman Perkebunan Kabupaten Ponorogo No Komoditi Produksi (Ton) 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Tebu 8.515,28 9.115,33 9.133,22 13.939,40 9.610,40 10.288,25 5.017,38 2 Tembakau Virginia 70,42 40,07 73,41 85,40 68,30 5,92 796,87 3 Tembakau Jawa 186,85 269,86 568,09 109,56 94,29 203,07 241,37 4 Tembakau Ram - 92,51 200,04 514,84 513,85 341,95 0 5 Janggelan 533,30 71,76 111,90 124,64 208,64 217,87 0 6 Kelapa 14.002,20 4.348,24 2.999,33 6.484,94 4.463,43 6.170,09 5.373,11 7 Kopi Arabika 31,88 37,83 35,74 35,49 59,62 56,21 55,70 8 Kopi Robusta 116,64 118,23 123,09 103,30 122,87 131,60 137,16 9 Cengkeh 297,94 393,16 236,04 317,24 206,79 200,99 186,34 10 Jambu Mete 176,32 130,08 173,88 170,87 190,28 229,77 276,07 11 Kapuk Randu 203,49 233,32 283,15 187,65 141,00 174,84 171,84 12 Kakao 339,65 363,30 390,45 496,22 520,31 593,70 661,22 c. Bidang Peternakan dan Perikanan Berdasarkan hasil ST2013, rumah tangga pertanian, khususnya sub sektor peternakan terbanyak ke dua setelah sub sektor tanaman pangan. Ada 151.011 Rumah Tangga yang memelihara/berkecimpung dengan usaha peternakan. Adapun hewan ternak yang paling banyak di pelihara adalah kambing, sapi dan ayam. Kelompok ternak ini dibedakan menjadi 4 (empat) yaitu (1) kelompok ternak besar (sapi, kerbau, kuda); (2) kelompok ternak kecil (kambing, domba, babi); (3) kelompok unggas (ayam, itik) serta (4) kelompok ternak lainnya ( kelinci, burung puyuh, angsa, kalkun). 7

Perkembangan populasi ternak di Kabupaten Ponorogo selama Tahun 2009-2015 tersaji pada Tabel 8. Demikian pula perkembangan produksi hasil peternakan selama kurun waktu tahun 2009-2015 dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel : 8. Perkembangan populasi ternak di Kabupaten Ponorogo Populasi Ternak No Jenis Ternak 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Sapi Potong 50.532 62.304 89.148 84.315 84.751 84.854 81.807 2 Sapi Perah 1.716 1.025 2.151 2.127 1.882 1.634 1.898 3 Kerbau 93 85 282 299 301 275 249 4 Kuda 123 88 119 129 120 114 92 5 Kambing 80.961 84.050 151.308 163.713 191.800 163.704 218.414 6 Domba 19.800 19.770 17.020 15.205 16.120 17.481 22.507 7 Ayam Kampung 520.700 464.299 723.340 700.777 735.267 716.240 860.639 8 Itik 28.251 28.948 24.563 40.652 30.026 69.051 51.882 9 Entog 13.323 13.550 27.283 38.961 622.010 28.965 22.481 11 Kelinci 9.056 53.486 12.286 7.706 46.425 7.255 6.048 Tabel : 9. Produksi Peternakan Kabupaten Ponorogo No Komoditas Satuan Realisasi 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Daging Kg 3.338.704 3.931.67 1.659.188 1.569.240 1.577.352 1.570.279 1.528.250 2. Susu Liter 1.030.992 1.384.200 2.355.428 2.454.680 2.171.932 1.268.885 2.178.564 3. Telur Kg 1.980.356 1.182.904 1.813.016 1.574.468 1.522.216 1.996.512 1.663.797 Beberapa kegiatan di Dinas Pertanian, khususnya untuk bidang peternakan guna meningkatkan populasi ternak, salah satunya adalah melalui Inseminasi buatan dan embrio transfer. Hal ini sebagai salah satu terobosan bioteknologi dalam perbaikan mutu genetik ternak. Untuk pelayanan inseminasi buatan di Kabupaten Ponorogo semuanya dilaksanakan secara swadaya. Ikhtisar kegiatan inseminasi buatan di Kabupaten Ponorogo sebagai berikut : 1. Lokasi pelayanan inseminasi buatan telah menjangkau keseluruhan Kecamatan. 2. Petugas Inseminasi Buatan (IB) sebanyak 42 orang, terdiri dari petugas IB Dinas sebanyak 35 orang dan petugas IB swadaya sebanyak 17 orang. 3. Petugas pemeriksa kebuntingan (PKB) sebanyak 12 orang. 8

4. Petugas pembantu/asisten teknis reproduksi sebanyak 6 orang. 5. Petugas ahli kemajiran 4 orang Dokter Hewan. Tabel 10. Data Hasil Inseminasi Buatan Tahun 2009-2015 di Kabupaten Ponorogo No Tahun Jml. Akseptor Inseminasi (Ekor) Kelahiran 1. 2009 36.072 38.724 25.649 2. 2010 30.493 38.294 23.450 3. 2011 47.557 63.412 23.780 4. 2012 31.619 34.855 13.653 5. 2013 28.881 31.541 10.878 6. 2014 30.742 33.818 11.347 7. 2015 31.382 33.500 22.289 Pengamanan ternak mempunyai arti penting dan kedudukan strategis dalam mewujudkan sasaran pembangunan peternakan yaitu meningkatkan populasi dan produksi ternak melalui penekanan angka kematian, angka penularan serta peningkatan reproduksi ternak. Pemeriksaan penyakit ternak pada hewan sangat penting, juga di dalam pengendalian serta pencegahan terjadinya penularan penyakit dari hewan ke manusia lewat pemeriksaan daging di rumah potong hewan. Pelayanan kesehatan hewan dilaksanakan oleh petugas teknis peternakan di 21 Kecamatan sebanyak 18 petugas kesehatan dan 2 diantaranya Dokter Hewan. Program penanggulangan flu burung merupakan kegiatan yang harus terus dilaksanakan karena setiap tahun masih terjadi kematian meski dari tahun ke tahun semakin berkurang. Upaya-upaya yang dilakukan untuk penanggulangan wabah flu burung adalah dengan program vaksinasi, penerapan biosekuriti yang ketat di kandang-kandang peternakan, pengawasan lalu lintas ternak unggas yang keluar masuk Ponorogo dan pembinaan/penyuluhan. Pengembangan budidaya perikanan di Kabupaten Ponorogo, mempunyai andil yang cukup bagus, terutama budidaya ikan air tawar. Potensi kolam seluas 9

107,4 Ha dengan potensi produksi sebesar 5.350 ton. Adapun jumlah Rumah Tangga Pembudidaya (RTP) sejumlah 2.096 orang. Sedangkan untuk potensi jaring apung seluas 160 m 2 dengan produksi 26.120 ton. Jumlah RTP jaring apung sebanyak 75 orang. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan Dinas Pertanian selaku motor penggerak pembangunan bidang perikan yaitu dengan melaksanakan beberapa kegiatan, diantaranya adalah pendampingan pada kelompok tani pembudidaya ikan, pengembangan sarana dan prasarana pembenihan, penyediaan sarana penyuluhan, penyediaan maupun rehabilitasi sarana dan prasarana pemasaran hasil perikanan. d. Bidang Kahutanan Luas daratan di Kabupaten Ponorogo 140.883,03 Ha, sedangkan luas kawasan hutan adalah seluas 46.932,25 Ha. Berdasarkan data BKPH di wilayah kabupaten Ponorogo, luas kawasan hutan dimaksud telah ditetapkan fungsinya sebagai hutan lindung seluas 16.763,60 Ha, hutan produksi seluas 22.497,05 Ha dan Suaka alam 270,80 Ha, Magersaren 152,60 Ha dan Lainnya 7.248, 20 Ha. Dari kawasan hutan tersebut, diantaranya digunakan untuk kepentingan sektor lain sehingga tidak semua kawasan hutan berfungsi secara optimal. Upaya rehabilitasi lahan dan konservasi tanah pada lahan kritis bukanlah pekerjaan yang sederhana dan mudah, sehingga diperlukan kemauan dan kemampuan dari berbagai pihak, terlebih masyarakat luas. Rehabilitasi lahan kritis melalui penghijauan menggunakan pendekatan Daerah Aliran Sungai (DAS) prioritas sebagai satuan wilayah pengelolaannya, diarahkan untuk mampu mengurangi laju kerusakan lahan kritis di luar kawasan hutan. Beberapa program yang dilakukan oleh Dinas Pertanian, khususnya bidang Kehutanan untuk upaya rehabilitasi lahan kritis dibagi menjadi 2 yaitu secara vegetatif melalui penanaman di lahan kritis, agak kritis dan potensial kritis serta upaya secara sipil teknis melalui pembangunan dam penahan, dan gully plug. 10

Tabel 11. Rehabilitasi hutan dan lahan diluar kawasan Tahun 2009 s/d 2015 Kabupaten Ponorogo Tahun Hutan Rakyat Vegetatif (Ha) Pengkayaan Tanaman Dam Pengendali Bangunan Konservasi Tanah (Unit) Dam Sumur Gulyy Embung Rorak Penahan Resapan Plug 2009 500 - - 15-8 - - 2010 150 - - - - 5 200 2011 175 450-14 30 4 2012 1.950 150-18 20-2013 800 150-11 25-2014 50 170 8 35 - - - 2015 335 150 Jumlah 10.453 3.700-64 110 17 5 200 Tabel. 12 Data lahan kritis di luar kawasan hutan tahun 2010-2015 KRITERIA KEKRITISAN (Ha) Tahun Sangat Kritis Agak Potensial Tidak JUMLAH Kritis Kritis Kritis Kritis 2010 0,96 9.315,23 48,160,26 33.673,33 44.081,73 135.231,50 2011 0,96 9.315,23 48.160,26 33.673,33 44.081,73 135.231,50 2012 146,46 2.936,60 59,045,36 26.357,87 46.294,57 134.634,40 2013 146,46 2.936,60 59,045,36 26.357,87 46.294,57 134.634,40 2014 146,46 2.936,60 59,045,36 26.357,87 46.294,57 134.634,40 2015 146,46 2.936,60 59,045,36 26.357,87 46.294,57 134.634,40 3. Kedudukan, Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Berdasarkan Peraturan Bupati Ponorogo No. 61 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo, tugas Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo adalah membantu Bupati dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang pertanian. Dalam melaksanakan tugasnya Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo menyelenggarakan fungsi: 11

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian; b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pertanian; c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pertanian; d. Penyelenggaraan dan pengelolaan administrasi dan urusan rumah tangga Dinas; e. Pelaksanaan koordinasi dengan lembaga pemerintah/swasta yang berkaitan dengan lingkup tugas di bidang pertanian; dan f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya. Tugas pokok dan fungsi setiap Bidang di lingkup Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo berdasarkan Peraturan Bupati Ponorogo No. 61 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo, sebagai berikut: 1. Sekretariat 1. Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan program, evaluasi dan pelaporan, administrasi umum, administrasi kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga Dinas. 2. Dalam melaksanakan tugas diatas, Sekretariat menyelenggarakan fungsi: a. Pengkoordinasian penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas Bidang secara terpadu dan tugas pelayanan administratif; b. Pengelolaan administrasi dan pembinaan kepegawaian di lingkungan Dinas; c. Pengelolaan administrasi keuangan dan pembayaran gaji pegawai; d. Pengelolaan surat menyurat, kearsipan, ketatalaksanaan, dan kepustakaan Dinas; e. Pengelolaan aset, rumah tangga dan perlengkapan Dinas; f. Penyelenggaraan protokoler, humas dan perjalanan Dinas; g. Penghimpunan dan penyusunan data informasi, evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan kegiatan Dinas; 12

h. Pengumpulan bahan dan pelaksanaan peningkatan kinerja organisasi Dinas; dan i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Kelengkapan Organisasi Sekretariat berdasarkan Pasal 6 Peraturan Bupati Ponorogo No. 61 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo adalah: a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub Bagian Keuangan; dan c. Sub Bagian Penyusunan Program dan Pelaporan. 2. Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura 1. Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas mengumpulkan bahan, koordinasi, pelaksanaan dan pengembangan budidaya tanaman, pelaksanaan agro input serta penanganan pasca panen. 2. Dalam melaksanakan tugas diatas, Bidang Tanaman Pangan dan Hortikutura menyelenggarakan fungsi : a. Pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan pelaksanaan pengembangan tanaman pangan dan hortikultura; b. Penyusunan peta pengembangan, rehabilitasi, konservasi, optimasi dan pengendalian tanaman pangan dan hortikultura; c. Pelaksanaan pemetaan potensi dan pengelolaan tanaman pangan dan hortikultura; d. Pelaksanaan koordinasi penetapan sentra komoditas dan pengembangan budidaya tanaman pangan dan hortikultura; e. Pelaksanaan bina produksi, usaha tani dan pelaksanaan agro input serta penanganan pasca panen; pelaksanaan perizinan di bidang tanaman pangan dan hortikultura; f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang tanaman pangan dan hortikultura; dan g. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. 13

Kelengkapan organisasi Bidang Tanaman Pangan dan hortikultura berdasarkan Pasal 11 Peraturan Bupati Ponorogo No. 61 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo adalah: a. Seksi Bina Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura; b. Seksi Bina Usaha Tani Tanaman pangan dan Hortikultura; dan c. Seksi Bina Perlindungan, Tata Guna Lahan dan Air Tanaman Pangan dan Hortikultura. 3. Bidang Kehutanan 1. Bidang Kehutanan mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, koordinasi dan pengembangan hutan rakyat, serta pemanfaatan hasil hutan. 2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana diatas, Bidang Kehutanan menyelenggarakan fungsi : a. Pelaksanaan pengelolaan teknis, pembenihan, pembibitan dan penanaman pohon/kayu-kayuan; b. Pelaksanaan penghijauan/reklamasi hutan; c. Pelaksanaan pembinaan terhadap kelompok tani tentang hutan milik/hutan rakyat, penanaman, pengembangan dan pemanfaatan serta pemasaran hasil produksi; d. Pelaksanaan pembinaan kelompok tani persutraan alam yang mencakup pembuatan unit percontohan, inventarisasi potensi, pengembangan pakan ulat, pengembangan usaha dan pemasaran hasil; e. Pelaksanaan pembinaan dan pengendalian izin pemanfaatan dan peredaran hasil hutan kayu dan pengembangan tata usaha kayu; f. Pelaksanaan pengendalian penebangan pohon yang tumbuh di luar kawasan hutan dalam Kabupaten; g. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di Bidang Kehutanan; dan h. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. 14

Kelengkapan Organisasi Bidang Kehutanan berdasarkan Pasal 16 Peraturan Bupati Ponorogo No. 61 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo adalah : a. Seksi Bina Produksi dan Usaha Kehutanan; b. Seksi Pengembangan Hutan Rakyat; c. Seksi Konservasi Tanah dan Rehabilitasi Hutan. 4. Bidang Perkebunan 1. Bidang Perkebunan mempunyai tugas mengumpulkan bahan, koordinasi dan melaksanakan bina produksi usaha tani perkebunan dan penanganan pasca panen tanaman perkebunan. 2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana diatas, Bidang Perkebunan menyelenggarakan fungsi : a. Pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan pelaksanaan pengembangan tanaman perkebunan; b. Penyusunan peta pengembangan, rehabilitasi, konservasi, optimamasi dan pengendalian tanaman perkebunan; c. Pelaksanaan pemetaan potensi dan pengelolaan tanaman perkebunan; d. Pelaksanaan koordinasi penetapan sentra komoditas tanaman perkebunan; e. Pelaksanaan bina produksi, usaha tani dan pemasaran tanaman perkebunan; f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang perkebunan; dan pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Kelengkapan organisasi Bidang perkebunan berdasarkan pasal 21 Peraturan Bupati Ponorogo No. 61 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo adalah : a. Seksi Bina Produksi Perkebunan; b. Seksi Bina Usaha Tani Perkebunan; dan c. Seksi Bina Perlindungan Tanaman Perkebunan. 15

5. Bidang Peternakan dan Perikanan 1. Bidang Peternakan dan Perikanan mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, koordinasi dan pengembangan bina produksi peternakan dan perikanan serta pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan. 2. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana diatas, Bidang Peternakan dan Perikanan menyelenggarakan fungsi : a. Pelaksanaan koordinasi program/kegiatan peternakan dan perikanan baik lintas program maupun sektoral; b. Pelaksanaan pengembangan dan peningkatan usaha ternak, pengendalian penyakit dan lingkungan serta prasarananya; c. Pelaksanaan perizinan di bidang usaha peternakan dan perikanan; d. Pelaksanaan pengkajian terhadap teknologi di bidang peternakan dan perikanan; e. Pelaksanaan pembinaan dan bimbingan teknis dalam upaya pengendalian, pencegahan, pemberantasan, pengobatan penyakit hewan menular dan kesehatan masyarakat veteriner; f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas di bidang peternakan dan perikanan; dan g. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. Kelengkapan organisasi Bidang Peternakan dan Perikanan berdasarkan Pasal 26 Peraturan Bupati Ponorogo No. 61 Tahun 2008 tentang Uraian Tugas dan Fungsi Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo adalah : a. Seksi Bina Produksi Peternakan dan Perikanan; b. Seksi Bina Usaha Tani Peternakan dan Perikanan; dan c. Seksi Bina Perlindungan Peternakan dan Perikanan. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Ponorogo Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan tata Kerja Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo, Struktur Organisasi Dinas Pertanian dibawah Kepala Dinas (Eselon IIB) adalah: 16

1. Sekretariat 2. Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura 3. Bidang Kehutanan 4. Bidang Perkebunan 5. Bidang Peternakan dan Perikanan 6. Unit Pelaksana Teknis Dinas 7. Kelompok Jabatan Fungsional Grafis Struktur Organisasi Dinas Pertanian tersaji pada Lampiran I. D. RUANG LINGKUP Laporan Kinerja (LKj) Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Tahun 2015 berisi seluruh capaian kinerja Dinas selama tahun 2015, dengan tolok ukur seluruh indikator kinerja utama yang telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2015, yang kemudian dilakukan analisis seluruh capaian kinerja, kemudian disimpulkan. Sistematika penyajian Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2015 adalah sebagai berikut: BAB I. Pendahuluan; menjelaskan ringkasan tentang latar belakang pembangunan pertanian, tujuan, landasan hukum, kedudukan, tugas dan fungsi serta struktur organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo. BAB II. Perencanaan Kinerja; menjelaskan tentang dokumen perencanaan yang menjadi latar belakang pelaksanaan program, dan kegiatan mulai dari Renstra, Tujuan Strategis, sasaran Strategis, beserta Program dan Kegiatan guna mencapai sasaran dimaksud. BAB III. Akuntabilitas Kinerja ; menjelaskan tentang analisis capaian kinerja dinas berdasarkan pengukuran kinerja atas capaian indicator kinerja utama dibandingkan dengan target maupun capaian pada tahun-tahun sebelumnya, serta laporan capaian realisasi anggaran. BAB IV. Penutup ; Berisi kesimpulan menyeluruh dari seluruh penyajian Laporan Kinerja (LKj) Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Tahun 2015, dan beberapa saran atau rekomendasi untuk perbaikan kinerja Dinas selanjutnya. 17

BAB II PERENCANAAN KINERJA A. RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010-2015 Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo 2010-2015 merupakan perencanaan taktis strategis yang berisikan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan pembangunan pertanian yang akan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo selama lima tahun kedepan (2011-2015). Rencana strategis disusun berdasarkan analisis strategis terhadap potensi, peluang, permasalahan mendasar dan tantangan yang telah dan akan dihadapi dalam kurun waktu lima tahun mendatang (2011 2015). Oleh karena itu penyusunan dokumen Renstra SKPD berpedoman pada rancangan awal RPJMD untuk menyelaraskan diri dengan visi, misi dan program Kepala Daerah terpilih. RENSTRA Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 2015 dibuat berdasar pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2010 2015 yang ditetapkan dengan Perda No 10 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 2015. Kedudukan Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo adalah sebagai pedoman dan arah dalam penyelenggaran pemerintahan, pengelolaan pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat. Fungsi Rencana Strategis Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo adalah sebagai tolok ukur dari pencapaian tujuan Pembangunan Pertanian di Kabupaten Ponorogo. Rencana Strategis mengandung Visi, Misi, Tujuan, Saran, Kebijakan, Program dan Kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi perkembangan masa depan. A.1 Visi Dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat petani di Kabupaten Ponorogo dan berdasarkan pada Visi Bupati Ponorogo Periode 2010-2015 Terwujudnya masyarakat Ponorogo yang sejahtera, aman, berbudaya, berkeadilan berlandaskan nilai-nilai Ketuhanan dalam rangka mewujudkan Rahayuning Bumi Reyog, maka disusunlah Visi Dinas Pertanian Ponorogo Tahun 18

2010-2015 yaitu Terwujudnya pertanian, perikanan, dan kehutanan yang tangguh untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. A.2 Misi Untuk mewujudkan Visi Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo maka dirumuskan Misi Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2015 sebagai berikut : 1. Meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pertanian dan perkebunan untuk meningkatkan pendapatan petani melalui konsep agribisnis 2. Meningkatkan produksi komoditas peternakan dan pengamanan ternak melalui pengembangan produk unggulan. 3. Mewujudkan masyarakat perikanan yang sejahtera melalui pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. 4. Rehabilitasi hutan dan lahan kritis serta pemberdayaan masyarakat sekitar hutan untuk pengamanan hutan dan peningkatan pendapatan petani. Tabel 13. Matrik Hubungan Antara Misi dan Tujuan Misi Tujuan Indikator Meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas pertanian dan perkebunan untuk meningkatkan pendapatan petani melalui konsep agribisnis Meningkatkan produksi komoditas peternakan dan pengamanan ternak melalui pengembangan produk unggulan Mewujudkan masyarakat perikanan yang sejahtera melalui pengelolaan perikanan yang berkelanjutan Rehabilitasi hutan dan lahan kritis serta pemberdayaan masyarakat sekitar hutan untuk pengamanan hutan dan peningkatan pendapatan petani Terwujudnya usaha pertanian yang mandiri dan berkelanjutan melalui peningkatan kemampuan lembaga tani Terwujudnya usaha peternakan yang berkelanjutan melalui peningkatan populasi ternak dan produksi hasil peternakan Terwujudnya usaha perikanan yang mandiri dan berkelanjutan serta meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi ikan Terwujudnya perilaku masyarakat dalam perlindungan dan pengamanan hutan 1. Kontribusi Sub Sektor Tanaman Pangan dan Perkebunan terhadap PDRB Kabupaten Ponorogo 1. Kontribusi Sub Sektor Peternakan terhadap PDRB Kabupaten Ponorogo 1. Kontribusi Sub Sektor Perikanan terhadap PDRB Kabupaten Ponorogo 1. Menurunnya luas lahan kritis 19

A.3 Tujuan dan Sasaran Laporan Kinerja (LKj) Dinas Pertanian Th. 2015 Tujuan dari Visi dan Misi Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Tahun 2010 2015 yaitu mewujudkan peningkatan kesejahteraan petani. Secara rinci tujuan dari masing-masing rumusan Misi Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo adalah : 1. Terwujudnya usaha pertanian yang mandiri dan berkelanjutan melalui peningkatan kemampuan lembaga tani; 2. Terwujudnya usaha peternakan yang berkelanjutan melalui peningkatan populasi ternak dan produksi hasil peternakan; 3. Terwujudnya usaha perikanan yang mandiri dan berkelanjutan serta meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi ikan 4. Terwujudnya perilaku masyarakat dalam perlindungan dan pengamanan hutan. Tabel 14. Matrik Hubungan Antara Tujuan dan Sasaran TUJUAN SASARAN Uraian Indikator Tujuan Uraian Indikator Kinerja Utama 1. Kontribusi Sub Meningkatnya produksi 1.1 Produktivitas Tanaman pangan sektor dan produktivitas a. Padi tanaman pertanian dan b. Jagung pangan dan perkebunan c. Kedelai perkebunan d. Kacang Tanah terhadap e. Ubi Kayu PDRB Terwujudnya usaha pertanian yang mandiri dan berkelanjutan melalui peningkatan kemampuan lembaga tani Terwujudnya usaha peternakan yang berkelanjutan melalui peningkatan populasi ternak dan produksi hasil peternakan 2. Kontribusi Subsektor peternakan terhadap PDRB Meningkatnya produksi dan populasi peternakan 1.2 Produksi Tanaman Pangan: a. Padi b. Jagung c. Kedelai d. Kacang Tanah e. Ubi Kayu 1.3 Produktivitas Tanaman Perkebunan a. Tebu b. Tembakau Virginia c. Kopi d. Cengkeh e. Kelapa f. Kakao 1.4 Produksi Tanaman Perkebunan a. Tebu b. Tembakau Virginia c. Kopi d. Cengkeh e. Kelapa f. Kakao 2.1 Produksi Peternakan a. Daging b. Susu c. Telur 2.2 Populasi Ternak a. Sapi potong b. Sapi perah c. Kerbau d. Kuda e. Kambing f. Domba g. Ayam kampung h. Itik i. Entok j. Kelinci 20

Terwujudnya usaha perikanan yang mandiri dan berkelanjutan serta meningkatnya kesadaran masyarakat dalam mengkonsumsi ikan 3. Kontribusi Subsektor perikanan terhadap PDRB Meningkatnya produksi perikanan dan konsumsi ikan 3.1 Persentase produksi ikan 3.2 Konsumsi Ikan Terwujudnya perilaku masyarakat dalam perlindungan dan pengamanan hutan 4. Menurunnya luas lahan kritis Menurunnya lahan kritis 4.1 Persentase hutan dan lahan kritis 4.2 Persentase kerusakan kawasan hutan A.4 Strategi dan Kebijakan Berbagai Tujuan Dinas Pertanian Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2015 diatas dirancang dapat diwujudkan melalui beberapa strategi berikut ini : 1. Pemberdayaan lembaga pertanian sebagai penggerak pertanian; 2. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (diklat) kompetensi bagi aparatur pertanian; 3. Perberdayaan petani dan pelaku usaha pertanian melalui bimbingan dan penyuluhan; 4. Penyelenggaraan usaha pertanian yang ramah lingkungan; 5. Penyelenggaraan usaha pertanian sesuai kaidah konservasi; 6. Peningkatan produktivitas pertanian; 7. Perluasan jaringan pasar produk-produk pertanian. Kebijakan Pembangunan Pertanian Kabupaten Ponorogo Periode 2010-2015 yaitu (1) revitalisasi penyuluhan pertanian, (2) pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan, dan (3) pembangunan pertanian yang berpihak pada kepentingan petani, ditempuh dengan 4 (empat) langkah pokok yaitu (i) peningkatan kemampuan petani dan penguatan lembaga pendukungnya, (ii) pengamanan ketahanan pangan, (iii) peningkatan produktivitas produksi, daya saing dan nilai tambah produk pertanian dan perikanan, serta (iv) pemanfaatan hutan untuk diversifikasi usaha dan mendukung produksi pangan dengan memperhatikan kepentingan pembangunan berkelanjutan. Peningkatan kemampuan petani dan penguatan lembaga pendukungnya diarahkan untuk : 1. Revitalisasi penyuluhan dan pendampingan petani, termasuk peternak, dan pembudidaya ikan, 21

2. Menghidupkan dan memperkuat lembaga pertanian dan pedesaan untuk meningkatkan akses petani terhadap sarana produksi, membangun delivery sistem dukungan pemerintah untuk sektor pertanian, dan meningkatkan skala pengusahaan yang dapat meningkatkan posisi tawar petani, 3. Peningkatan kemampuan/kualitas SDM pertanian, baik petani maupun petugas. Pengamanan ketahanan pangan diarahkan untuk : 1. Mempertahankan tingkat produksi beras dengan ketersediaan minimal 90% dari kebutuhan domestik untuk mendukung kamandirian pangan, disertai dengan diversifikasi sumber pangan non beras, 2. Meningkatkan ketersediaan pangan dari ternak, ikan dan perkebunan melalui pengembangan peternakan, perikanan dan perkebunan yang diarahkan untuk meningkatkan populasi hewan dan ikan serta produksi pangan asal hewani, ikan dan perkebunan untuk mendukung peningkatan kualitas SDM, 3. Melakukan diversifikasi pangan untuk mengurangi ketergantungan pada beras dengan melakukan rekayasa sosial terhadap pola konsumsi masyarakat melalui peningkatan minat dan kemudahan konsumsi pangan alternatif. Peningkatan Produktivitas, produksi, daya saing dan nilai tambah produk pertanian dan perikanan diarahkan : 1. Meningkatkan pemanfaatan sumberdaya perikanan dalam mendukung ekonomi dengan tetap menjaga kelestariannya, melalui: (a) penataan dan perbaikan lingkungan perikanan budidaya, (b) peningkatan peran aktif masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sumberdaya perikanan, (c) peningkatan kualitas pengolahan dan nilai tambah produk perikanan melalui pengembangan teknologi pascapanen, (d) percepatan peningkatan produk perikanan budidaya, (e) peningkatan kemapuan SDM petani dan pembudidaya ikan, penyuluh, serta pendamping perikanan, dan (f) penguatan sistem kelembagaan, koordinasi, dan pengembangan peraturan sebagai instrumen penting untuk mempertegas pengelolaan sumberdaya perikanan yang ada. 2. Pengembagan usaha pertanian dengan pendekatan kewilayahan secara terpadu dengan konsep pengembangan agribisnis. Pendekatan ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelayakan dalam pengembangan/skala ekonomi sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan nilai tambah, serta mendukung pembangunan pedesaan dan perekonomian daerah. 22