BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

STRATEGI DAN TAKTIK KOMUNIKASI PEMASARAN PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk. UNTUK EDUKASI MENGENAI KANDUNGAN GIZI SUSU ULTRA PROYEK AKHIR

STRATEGI DAN TAKTIK KOMUNIKASI PEMASARAN PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk. UNTUK EDUKASI MENGENAI MANFAAT SUSU ULTRA DALAM MENCEGAH OSTEOPOROSIS

STRATEGI DAN TAKTIK KOMUNIKASI PEMASARAN PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk. UNTUK EDUKASI MENGENAI PENGARUH MINUM SUSU ULTRA TERHADAP BERAT BADAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab ini, penulis akan menyimpulkan hasil penelitian yang telah dibahas di

BAB III SOLUSI BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. Makanan cepat saji termasuk ke dalam junk food atau makanan sampah. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, baik itu perusahaan jasa maupun produk karena produk ataupun jasa yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. konsumen makin kritis dalam memilih produk. Agar dapat unggul dalam

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar. Surat kabar online Kompas menyebutkan Lamb of God datang ke

STRATEGI DAN TAKTIK KOMUNIKASI PEMASARAN PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk. UNTUK EDUKASI MENGENAI BAHAN PENGAWET DI DALAM SUSU ULTRA PROYEK AKHIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dan masyarakat tak dapat di pisahkan, maka itu ada istilah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Teknologi sudah bukan merupakan hal yang tabu atau hanya orang tertentu saja yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar pada saat ini semakin meningkat sehingga membuat

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB I PENDAHULUAN Gambaran Umum Obyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia terus tumbuh dan berkembang. Proses pertumbuhan tersebut

MODUL. Copywriting (3 SKS) Oleh : Dra. Nanik Ismiani

Kuesioner (diisi dengan membuat tanda silang (X)) A. Demografi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. pembuktian atas hipotesis yang diangkat dalam penelitian. Dengan kata lain

PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan zaman dan teknologi yang ada pada saat ini,

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

PERANCANGAN KOMUNIKASI VISUAL DALAM MENDUKUNG KAMPANYE IT S BREAKFAST TIME UNTUK MENGINGATKAN KEMBALI PENTINGNYA SARAPAN PAGI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) pada abad 21 dan reformasi sosial

BAB I PENDAHULUAN. berbagai kegiatan hidup yang berbasis pada langkah-langkah sehat. Jika tubuh kita

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan informasi. Untuk mengetahui dengan jelas segala hal yang terjadi

BAB IV MEDIA DAN TEKNIK PRODUKSI

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

Modul ke: IMC 2. Merumuskan Tujuan Media (Penentuan Tujuan Media, Pemilihan Media Primer dan Sekunder) Fakultas Fikom. Program Studi Adv & Marcomm

BAB 1 PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi pemasaran produk yang semakin dinamis menyebabkan persaingan ketat

BAB I PENDAHULUAN. televisi tetap mendominasi komunikasi secara audio dan visual. mendapatkan apa-apa dari tayangan yang telah tersaji.

KUESIONER SURVEI PERILAKU MENONTON DAN PERSEPSI KHALAYAK TERHADAP PROGRAM JELAJAH DI TRANS TV. : (diisi oleh peneliti)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN SUSU UHT MEREK REAL GOOD DI KOTA BOGOR. Oleh : YUSTIKA MUHARASTRI A

BAB I PENDAHULUAN. terpercaya tentang kejadian yang terjadi di sekeliling kita.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I LATAR BELAKANG MASALAH

PERSYARATAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KUESIONER. Dengan memberikan tanda ( ) pada jawaban yang anda pilih. Apakah Anda pernah melihat atau mendengar iklan Coca Cola?

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran adalah Suatu proses sosial dan manajerial yang di dalamnya individu

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari saudara, teman, kenalan, pamflet, koran, radio, televisi dan internet. Dahulu

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan berbagai uraian dan temuan yang dihasilkan oleh penelitian

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii MOTTO... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv ABSTRAKSI... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada titik berjaya di sekitar tahun Pada saat itu layar tancap

BAB I PENDAHULUAN. sebagai hadiah, hingga dapat menjadi ucapan selamat ketika hari raya (parcel).

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk makanan yang dijual di pusat-pusat penjualan produk makanan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam aktifitas promosi di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh praktek dan

BAB 5 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

EADC 2011 FORM PROPOSAL. Baca TERM OF REFERENCE (TOR) dan PEDOMAN PENDAFTARAN PESERTA seluruhnya dengan teliti, sebelum anda mengisi FORM PROPOSAL.

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan saat ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi fakta bahwa makanan cepat saji sudah membudaya di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di Era globalisasi saat ini, kondisi pemasaran produk yang dinamis, membuat para

BAB I PENDAHULUAN. atribut-atribut lain dari kompetisi, misalnya atribut produk relatif mudah

BAB I PENDAHULUAN. Lebih kuat dari surat kabar, majalah maupun radio karena pesawat televisi. bagaikan melihat sendiri peristiwa yang disiarkan itu.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sesuatu yang mereka inginkan, dengan otoritas dan memiliki organisasi yang

BAB III METODE PENELITIAN. tenaga kerja wanita (TKW) ini dilaksanakan di desa Citembong,

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Player s Pool n Lounge

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB IV DATA PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. khalayaknya. Setiap ide, gagasan yang dipandang sebagai upaya pembaruan atau

Transkripsi:

BAB IV RENCANA IMPLEMENTASI DAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA 4.1. Rencana Implementasi Pada subbab ini akan dibahas mengenai implementasi dari solusi bisnis yang telah diperoleh pada bab sebelumnya. Pada proyek akhir ini, akibat adanya keterbatasan waktu dan sumber daya, maka implementasi yang dilakukan pun hanya difokuskan untuk skala Bandung saja. Pada bab sebelumnya telah diketahui bahwa solusi bisnis yang paling tepat untuk permasalahan yang dihadapi oleh PT Ultrajaya adalah edukasi. Proses edukasi ini akan dilakukan dengan dua cara yaitu dengan kegiatan Below The Line (BTL) dan kegiatan Above The Line (ATL). Dalam implementasinya, edukasi yang hendak dilakukan ini akan dititik beratkan pada kegiatan BTL dengan kegiatan ATL hanya sebagai pendukung saja. Hal ini disebabkan karena proses edukasi akan lebih efektif jika ada interaksi langsung dengan target edukasinya. Sedangkan kegiatan ATL hanya berfungsi untuk meningkatkan awareness dan keingintahuan bahwa susu cair bukanlah pemicu kegemukan. Untuk bentuk pelaksanaannya, kegiatan BTL dan ATL tersebut dapat dilihat pada subbab berikut. 4.1.1. Kegiatan Above The Line (ATL) Kegiatan ATL ini bertujuan untuk meningkatkan awareness dan rasa ingin tahu mahasiswi mengenai fakta bahwa susu cair bukanlah pemicu kegemukan. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaannya kegiatan ATL ini akan dilakukan terlebih dahulu, karena dengan adanya rasa ingin tahu yang sudah terbentuk maka diharapkan edukasi yang dilakukan dalam kegiatan BTL akan lebih efektif. 87

Untuk kegiatan ATL pada skala pilot ini ada beberapa pertimbangan yang dilakukan pada saat pemilihan media yang digunakan, yaitu : Hanya media yang memiliki jangkauan lokal, yaitu untuk daerah Bandung saja, mengingat implementasi yang dilakukan hanya berupa skala pilot. Untuk kegiatan ATL, pemilihan media yang digunakan berdasarkan pada hasil research yang dapat dilihat pada Bab 2 dan studi literatur. Oleh sebab itu, media yang dapat digunakan dalam kegiatan ATL ini adalah banner, internet, dan majalah kampus/dinding. A. Banner Untuk tujuan edukasi mahasiswi ini, isi pesan yang dibawa dengan media banner ini adalah berupa testimonial dari ahli gizi. Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan banner yang ditempatkan di dalam kampus ini adalah sebagai berikut : Dapat lebih fokus dalam menyasar target edukasi. Biaya yang dibutuhkan sedikit, mengingat pemasangan banner ini dilakukan di dalam kampus. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa menggunakan media banner sebagai sarana edukasi mahasiswi ini cukup tepat. Adapun proses implementasinya adalah sebagai berikut : Bentuk Pelaksanaan Selain keunggulan, media banner juga memiliki kelemahan yaitu pesan yang disampaikan tidak bisa terlalu banyak. Hal ini ditambah lagi dengan sifat dari banner yang merupakan media print ad, dimana kelemahannya adalah tidak dapat mengontrol apakah target audience-nya akan melihat pesan yang ada di dalam banner tersebut. Dengan demikian baik desain maupun isi pesan dari banner tersebut harus menarik bagi target audience-nya. Untuk isi pesan yang hendak ditampilkan harus dapat memanfaatkan salah satu atribut pembentuk kepercayaan mahasiswi. Dalam hal ini 88

atribut pembentuk kepercayaan yang paling tepat untuk digunakan adalah pendapat ahli. Hal ini disebabkan karena target edukasi disini adalah mahasiswi yang berdasarkan hasil analisis atribut pembentuk kepercayaan diketahui bahwa mahasiswi memiliki pemikiran yang logis dalam menerima informasi. Oleh sebab itu mahasiswi akan lebih percaya pada pendapat ahli gizi dibandingkan dengan pesan-pesan yang lain. Pesan yang disampaikan di dalam banner juga harus merupakan pesan yang menantang. Dimana hal ini bertujuan untuk meningkatkan rasa ingin tahu mahasiswi. Berikut adalah contoh dari bentuk pesan yang akan dicantumkan di dalam banner : Penelitian itu menemukan adanya hubungan terbalik antara konsumsi susu cair dan kegemukan. Makin banyak susu cair yang Anda minum, maka tubuh Anda akan menjadi semakin kurus Dr Gianvincenzo Barba Susu Ultra mengandung linoleat terkonjugasi (ALT) dan fosfolipid Pakar Gizi dari IPB, Prof. Dr. Made Astawan Pada banner ini juga akan dicantumkan alamat website yang dapat dikunjungi jika ingin mendapatkan informasi lebih lanjut, serta waktu atau jadwal kegiatan BTL yang akan dilaksanakan di kampus tersebut. Berikut adalah contoh banner yang dapat digunakan dalam proses edukasi ini : 89

Gambar 4.1. Contoh Kegiatan Edukasi dengan Media Banner Tempat Pelaksanaan Dengan tujuan untuk meningkatkan efektifitas penyampaian pesan, banner ini ditempatkan langsung di kampus-kampus. Dimana populasi target edukasi, yaitu mahasiswi, paling banyak terdapat di kampus. B. Internet Dalam melakukan edukasi mahasiswi ini, internet merupakan salah satu media yang dapat digunakan. Alasan dari penggunaan internet ini adalah sebagai berikut : Dari hasil kuesioner diketahui bahwa sebesar 16% responden mahasiswi menyatakan bahwa salah satu kegiatan yang dilakukan dalam memanfaatkan waktu luang adalah surfing internet (lihat Gambar 2.25). Jumlah ini adalah terbesar ketiga setelah televisi dan jalan-jalan ke mall. Informasi yang dapat dimuat di dalam media ini sangat banyak, sehingga edukasi yang dilakukan dapat lebih detil. 90

Fokus dalam menyasar target edukasi, mengingat orang-orang yang masuk ke dalam website ini sudah pasti orang-orang yang peduli terhadap isu ini. Biaya yang dibutuhkan tidak terlalu mahal, mengingat media internet ini akan disatukan dengan corporate website yang sudah ada saat ini. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa media internet ini dapat digunakan di dalam kegiatan edukasi ini. Namun demikian pada pelaksanaannya, media internet ini sangat bergantung pada kegiatan print ad yang ada seperti banner dan majalah kampus/dinding. Adapun proses implementasinya adalah sebagai berikut: Bentuk Pelaksanaan Media internet ini digunakan untuk memuat fakta-fakta mengenai susu cair berhubungan dengan masalah kegemukan. Untuk fakta-fakta yang dapat dimuat disini dapat dilihat pada bab sebelumnya. Selain fakta-fakta tersebut, pada website ini juga terdapat semacam blog yang dapat dikunjungi oleh mahasiswi. Di dalam blog tersebut terdapat pernyataanpernyataan ahli gizi, dimana para mahasiswi dapat memberikan komentar (baik dukungan maupun sanggahan) dan juga pertanyaan. Dimana kemudian setiap pernyataan tersebut akan di respon juga baik oleh pihak perusahaan maupun oleh ahli gizi. Dengan dilakukannya kegiatan blog ini diharapkan mahasiswi akan lebih aware dan percaya terhadap faktafakta yang ada, karena informasi yang diperoleh tidak hanya berasal dari kalangan perusahaan, tapi juga berasal dari ahli gizi, dan orang umum. Tujuan lain dari dibuatnya kegiatan blog ini juga untuk membentuk komunitas yang peduli terhadap isu yang ada. Tempat Pelaksanaan Edukasi melalui media internet ini akan dilaksanakan pada website yang telah dimiliki oleh PT. Ultrajaya. Hal ini dimaksudkan agar tidak dibutuhkan biaya tambahan lagi, yang pastinya akan diperlukan jika membuat website baru. 91

C. Majalah Kampus/Dinding Hampir sama dengan penggunaan media banner, penggunaan majalah kampus sebagai media pembawa pesan edukasi ini memiliki keunggulan dapat lebih efektif dalam menyasar target edukasi. Yang menjadi perbedaan disini hanyalah isi pesan yang dapat disampaikan, dimana pesan yang dapat disampaikan di dalam media majalah kampus ini akan jauh lebih detil daripada isi pesan yang dapat disampaikan dengan media banner. Alasan lain penggunaan majalah kampus/dinding ini adalah dari hasil kuesioner (Gambar 2.25) diketahui bahwa sebanyak 13% responden mahasiswi, menyatakan bahwa salah satu kegiatan yang dilakukan untuk memanfaatkan waktu luang adalah membaca majalah. Media ini juga berfungsi untuk memperkenalkan website PT Ultrajaya yang juga merupakan salah satu media edukasi yang digunakan. Adapun proses implementasinya adalah sebagai berikut : Bentuk Pelaksanaan Untuk media majalah kampus ini, isi pesan yang digunakan adalah berupa ulasan ahli gizi yang menjelaskan secara terperinci bahwa susu bukanlah pemicu kegemukan. Dimana untuk lebih meyakinkan bahwa ulasan tersebut memang benar berasal dari ahli gizi, maka pada akhir ulasan tersebut dapat dibubuhi oleh tanda tangan ahli gizi tersebut. Pada halaman majalah tersebut juga dicantumkan alamat website PT Ultrajaya (www.ultrajaya.co.id), dimana sebelumnya dituliskan bagi yang ingin mengetahui informasi lebih lanjut, dapat mengunjungi website PT Ultrajaya Hal ini dilakukan untuk memberikan pembuktian secara ilmiah kepada mahasiswi, yang lebih percaya pada pembuktian-pembuktian secara ilmiah. Hal ini dapat dilihat dari atribut pembentuk kepercayaan mahasiswi adalah pendapat para ahli dan pembuktian langsung. Dalam pelaksanaannya, mungkin dibutuhkan suatu hubungan kerja sama antara PT Ultrajaya, ahli gizi, dan kampus yang bersangkutan. 92

Berikut adalah contoh pelaksanaan dari media komunikasi majalah dinding ini : Gambar 4.2. Contoh Kegiatan Edukasi dengan Media Majalah Kampus Tempat Pelaksanaan Tempat pelaksanaan untuk proses edukasi dengan menggunakan media majalah kampus/dinding ini tentu saja adalah kampus-kampus yang ada di Bandung. Namun untuk skala pilot, kegiatan ini terlebih dahulu dilakukan di empat kampus terkenal. 4.1.2. Kegiatan Below The Line (BTL) Kegiatan BTL yang dapat dilakukan untuk tujuan mengedukasi mahasiswi adalah dengan menggelar event dengan tetap mengunsung tema yang sama dengan kegiatan ATL, yaitu Stay Slim With Ultra!!. Event yang dimaksud disini adalah berupa acara yang diadakan oleh pihak PT Ultrajaya di kampus-kampus yang ada di Bandung. Selain event, kegiatan BTL perusahaan juga bisa dilakukan 93

dengan memilih mahasiswi sebagai duta perusahaan. Adapun implementasinya secara garis besar adalah sebagai berikut : Bentuk Pelaksanaan Dengan tema yang diusung dalam kegiatan ini yaitu Stay Slim With Ultra!!, diharapkan agar ketika mahasiswi melihat tema tersebut akan terjadi keraguan terhadap apa yang dipercayainya selama ini (Susu cair dapat memicu kegemukan). Hal ini akan menimbulkan rasa keingintahuan di benak mahasiswi, untuk mengetahui bahwa sebenarnya persepsi mana yang benar. Dengan demikian akan membuat para mahasiswi tersebut berusaha mencari jawabannya dengan mengikuti event ini. Event yang diadakan ini akan berupa talk show. A. Talk show Inti dari konsep acara talk show disini adalah berupa acara berbagi pengalaman serta pengetahuan mengenai minum susu dan kaitannya dengan kegemukan. Dimana pada acara ini PT Ultrajaya akan melibatkan seorang ahli gizi,ibu rumah tangga, dan juga peserta mahasiswi. Tujuan pemilihan kegiatan talk show ini sebagai kegiatan BTL yang dilakukan adalah : Dengan diadakannya acara talk show ini, memungkinkan para mahasiswi dapat berinteraksi langsung dengan penyampai pesan. Dimana dengan demikian diharapkan kepercayaan mahasiswi terhadap pesan tersebut akan semakin meningkat. Acara talk show ini juga dapat menghindari kejenuhan peserta, karena di dalam acara talk show ini dapat disisipi berbagai macam kegiatan yang dapat menghilangkan kejenuhannya (contoh : diselingi oleh acara musik). Untuk melibatkan peserta disini, dapat dilakukan misalnya dengan cara memberikan hadiah/gimmicks bagi peserta yang mau berbagi 94

pengalamanya mengenai minum susu dan kaitannya dengan masalah kegemukan. Berikut adalah peran dari masing-masing pihak tersebut : Ahli gizi berperan untuk memberikan pengetahuan mengenai kadar lemak yang terkandung di dalam susu cair tidak mungkin merupakan penyebab kegemukan. Walaupun tema yang diusung di dalam event ini adalah Stay Slim With Ultra!!, ahli gizi disini membahas fakta-fakta mengenai susu cair secara umum (tidak mengarah pada brand Ultra saja). Sebagai contoh, ahli gizi tersebut memberikan pernyataan bahwa jumlah kadar lemak sebesar 3.5% yang terkandung di dalam susu cair tidak akan menyebabkan kegemukan. Penggunaan ahli gizi disini disebabkan karena pada hasil analisis kuesioner diketahui bahwa salah satu atribut pembentuk kepercayaan mahasiswi adalah pendapat ahli. Selain itu ahli gizi juga dianggap lebih relevan dengan topik edukasi dibandingkan dengan ahli-ahli lainnya (dokter,departemen kesehatan, dan lainlain). Sebaiknya ahli gizi yang digunakan sudah terkenal, dengan tujuan untuk meningkatkan kepercayaan mahasiswi terhadap pendapat ahli tersebut. Ibu rumah tangga disini berperan untuk menceritakan pengalamannya minum susu dan perngaruhnya terhadap kegemukan. Hal ini bertujuan untuk memanfaatkan atribut pembentuk kepercayaan mahasiswi yaitu pengalaman orang lain. Adapun tujuan penggunaan ibu rumah tangga disini adalah : o Ibu rumah tangga adalah profesi yang kemungkinan besar akan dilakukan oleh mahasiswi tersebut di masa yang akan datang. Dimana dengan demikian diharapkan akan membuat mahasiswi lebih mudah percaya terhadap pernyataan yang diberikan oleh ibu rumah tangga tersebut. 95

o Pada umumnya, untuk kalangan seusia ibu rumah tangga ini akan lebih rentan terhadap kegemukan. Oleh sebab itu, dengan bukti bahwa ibu rumah tangga tersebut tidak gemuk, maka diharapkan mahasiswi dapat lebih percaya dengan pernyataan ibu rumah tangga tersebut. o Topik edukasi disini berhubungan dengan masalah kegemukan, dimana masalah ini cenderung merupakan masalah yang erat hubungannya dengan kaum wanita. Oleh sebab itu, dengan menggunakan ibu rumah tangga, diharapkan dapat lebih percaya mahasiswi terhadap pesan yang dibawa. Peserta disini juga berperan untuk menceritakan pengalamannya minum susu dan kaitannya dengan kegemukan. Dengan adanya cerita dari sesama kalangan peserta ini diharapkan dapat membuat para peserta lain menjadi lebih percaya. Pada acara talk show ini juga akan diadakan acara uji tingkat kolesterol dan uji kadar lemak susu Ultra. Berikut adalah bentuk pelaksanaan dari masing-masing acara tersebut : Acara Uji Kadar Lemak Acara uji kadar lemak disini adalah untuk membuktikan bahwa kadar lemak yang terkandung di dalam susu cair adalah hanya 3.25%, dimana merujuk pada pernyataan ahli gizi sebelumnya bahwa kadar lemak yang hanya sebesar 3.25% tersebut tidak dapat menyebabkan kegemukan. Pada saat uji coba ini digunakan susu UHT Ultra, sehingga pada uji coba ini terbukti bahwa kadar lemak yang terkandung di dalam susu Ultra adalah benar sebesar 3.25%. Hal ini bertujuan agar edukasi yang dilakukan disini tidak menjadi keuntungan juga untuk susu cair lainnya, tapi terfokus pada brand Ultra. 96

Acara Tes Kolesterol Inti dari acara tes kolesterol disini adalah menguji peningkatan kolesterol peserta terpilih setelah minum susu. Untuk acara ini, PT Ultrajaya dapat bekerja sama dengan laboratorium seperti Biotest atau Prodia, sebagai pihak yang melakukan pengujian. Jadi pada awalnya peserta terpilih tersebut di tes terlebih dahulu tingkat kolesterolnya. Setelah itu, kemudian peserta terpilih tersebut diminta untuk minum susu cair UHT Ultra, dan diminta untuk tidak memakan apapun selama satu jam. Lalu kemudian setelah satu jam, para peserta tersebut akan di tes kembali tingkat kolesterolnya. Melalui acara ini dapat dibuktikan bahwa peningkatan kolesterol yang terjadi setelah minum susu sangatlah sedikit, sehingga terbukti bahwa susu cair UHT Ultra ini bukan pemicu kegemukan. Sehingga ketika kesadaran mengenai manfaat susu cair sudah tumbuh, diharapkan mahasiswi akan memilih brand Ultra. Pada saat acara ini akan didukung juga oleh ahli gizi yang akan memberikan keterangan-keterangan mengenai arti dari angka-angka yang diperoleh dari hasil tes kolesterol tersebut. Sehingga diharapkan mahasiswi dapat lebih percaya bahwa tes yang dilakukan adalah benar. Kegiatan BTL ini bertujuan untuk mengedukasi mahasiswi dengan memanfaatkan atribut pembentuk kepercayaan segmen mahasiswi yang sudah dibahas pada bab sebelumnya, yaitu percaya pada pembuktian langsung, pendapat ahli dan pendapat orang lain. 97

Gambar 4.3. Skema Kegiatan BTL Uji Tingkat Kolesterol Tempat Pelaksanaan Baik untuk acara pembuktian langsung maupun talk show ini dilakukan pada tempat dan waktu yang sama. Tempat pelaksanaan yang paling tepat untuk event ini tentu saja adalah kampus-kampus di Bandung. Sedangkan untuk waktu pelaksanaannya bergantung pada hasil perjanjian dengan pihak kampus. B. Duta Perusahaan Inti dari konsep menggunakan duta perusahaan ini adalah untuk membuat target edukasi menjadi lebih mudah mendapatkan informasi dan juga lebih percaya pada informasi yang disampaikan. Untuk kegiatan ini PT Ultrajaya akan melibatkan mahasiswi terpilih untuk dijadikan duta perusahaan. Pemilihan mahasiswi yang akan dijadikan duta perusahaan ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan ATL. Dimana untuk pemilihan tersebut dapat dilakukan lomba menulis paper dengan tema Apa yang kamu ketahui tentang Susu Ultra?, dengan reward akan dijadikan duta perusahaan PT Ultrajaya selama satu tahun dan juga memperoleh gimmicks dari PT Ultrajaya. Kegiatan ini akan dilakukan dalam waktu dua minggu, dimana kemudian para mahasiswi terpilih akan diberikan training tiga hari sampai satu minggu, untuk dibekali informasi-informasi mengenai susu Ultra, terutama berhubungan dengan masalah kegemukan. Hal ini bertujuan agar 98

setelah menjadi duta perusahaan nanti, para mahasiswi tersebut sudah memiliki pengetahuan yang cukup untuk dapat meyakinkan temantemannya. Duta perusahaan ini akan mulai bertugas sejak event dilakukan. Dimana hal ini bertujuan untuk memperkenalkan mahasiswi tersebut sebagai duta resmi PT Ultrajaya. Kegiatan BTL ini bertujuan untuk mengedukasi mahasiswi dengan memanfaatkan salah satu atribut pembentuk kepercayaan segmen mahasiswi, yaitu percaya pendapat orang lain. Secara garis besar, keseluruhan kegiatan edukasi dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.1. Kegiatan Edukasi Jenis Kegiatan ATL BTL Objektif Meningkatkan awareness/ keingintahuan mahasiswi bahwa susu cair bukanlah pemicu kegemukan Untuk membentuk persepsi baru mahasiswi bahwa susu bukanlah pemicu kegemukan, dengan memanfaatkan atribut pembentuk kepercayaan mahasiswi Media/Cara Banner Internet Media Kampus event "Stay Slim With Ultra" Duta Perusahaan Walaupun dititik beratkan pada kegiatan BTL, namun pada pelaksanaannya kegiatan ATL dilakukan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk menciptakan awareness terlebih dahulu. Setelah kegiatan ATL tersebut dianggap sudah cukup berhasil menciptakan awareness, baru kemudian kegiatan BTL dilaksanakan. 4.1.3. Waktu Pelaksanaan Kegiatan ATL dan BTL yang telah dijelaskan di atas, akan diadakan pada waktu yang berdekatan agar kedua kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama 99

lain sehingga rencana edukasi mahasiswi untuk mengubah persepsi tentang kandungan gizi yang tinggi pada susu cair dapat berhasil. Rencana pelaksanaan masing-masing kegiatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.1. Banner Internet Duta Perusahaan Print Ad Event 0 2 4 6 8 Minggu Ke - Gambar 4.4. Timeline Kegiatan ATL dan BTL Berdasarkan Gambar 4.4 diatas dapat dilihat bahwa pelaksanaan kegiatan edukasi ini akan dilakukan selama dua bulan. Kegiatan edukasi ini diawali dengan kegiatan ATL yang berupa media banner dan internet. Hal ini bertujuan agar dapat membangun awareness dan rasa keingintahuan mahasiswi terhadap isu bahwa susu cair bukanlah pemicu kegemukan. Media banner dan internet dilaksanakan secara terus menerus selama delapan minggu sampai kegiatan BTL selesai. Sedangkan untuk media print ad pada majalah kampus atau majalah dinding dilaksanakan pada awal bulan kedua (2 minggu seletah banner). Hal ini dilakukan karena materi yang terkandung di dalam majalah kampus atau majalah dinding tersebut, lebih lengkap dan lebih berat dibandingkan pesan yang terdapat pada banner. Sehingga setelah rasa ingin tahu mahasiswi terhadap isu yang ada tersebut terbentuk melalui kegiatan banner, diharapkan mahasiswi akan lebih memiliki kepedulian terhadap ulasan yang ada di media majalah kampus atau majalah dinding tersebut. Namun seperti yang telah dijelaskan di atas, kegiatan ATL ini tidak cukup untuk mengedukasi. Oleh sebab itu, ketika kegiatan ATL telah berlangsung selama 6 minggu, dimana dianggap bahwa telah terbentuk awareness yang cukup 100

mengenai isu ini, kegiatan BTL mulai diadakan secara berturut-turut dengan megadakan event di empat universitas terkenal di kota Bandung yaitu Institut Teknologi Bandung, Universitas Katolik Parahyangan, Universitas Padjajaran, dan Universitas Kristen Maranatha sebagai implementasi skala pilot. Kegiatan BTL ini diperkirakan akan selesai dalam waktu dua minggu. Sedangkan untuk waktu pelaksanaan kegiatan BTL tersebut, PT Ultrajaya sebaiknya memperhatikan : Event-event lain yang diselenggarakan di Bandung PT Ultrajaya harus mencari informasi lebih lanjut mengenai event-event yang akan dilakukan di kota Bandung. Dengan demikian PT Ultrajaya dapat mengetahui event-event apa saja yang akan diselenggarakan di kota Bandung dan dapat memilih waktu pelaksanaan talk show sesuai dengan waktu pelaksanaan event yang memiliki tema berkaitan dengan tema talk show di kota Bandung. Hal ini bertujuan agar penyelenggaraan talk show dapat berjalan efektif. Kesepakatan dengan kampus Mengingat acara ini dilakukan di kampus maka waktunya juga bergantung pada persetujuan yang diperoleh dari pihak kampus tersebut. 4.2. Kebutuhan Sumber Daya Pada pelaksanaannya, kegiatan BTL maupun ATL di atas tentu saja membutuhkan sumber daya. Sumber daya yang dibutuhkan untuk proses implementasi kegiatan edukasi ini adalah sebagai berikut : Sumber Daya Manusia : Ahli Gizi Ahli gizi berperan baik pada kegiatan ATL maupun BTL. Dimana pada kegiatan ATL dibutuhkan untuk memberikan testimonial dan ulasan pada media majalah kampus/dinding, sedangkan pada kegiatan BTL Ibu Rumah Tangga 101

Ibu rumah tangga disini berperan hanya untuk kegiatan BTL saja. Adapun kriteria ibu rumah tangga disini adalah seorang ibu yang memiliki tubuh yang tidak gemuk dan memiliki kebiasaan minum susu, khususnnya susu cair Ultra. Selain sumber daya manusia, pelaksanaan edukasi ini juga membutuhkan dukungan dari pihak-pihak lain yang terkait, yaitu : Pihak Universitas Dukungan dari pihak universitas dibutuhkan karena pada pelaksanaan kegiatan BTL dan kegiatan ATL (pemasangan banner dan penggunaan majalah kampus) ini harus dilakukan di kampus-kampus. Dukungan ini mungkin merupakan sumber daya yang sudah dimiliki PT Ultrajaya saat ini. Hal ini disebabkan karena selama ini PT Ultrajaya sudah membuka kerja sama dengan kampus-kampus dengan membuka jalur internship bagi para mahasiswa/mahasiswi. Laboratorium Biotest atau Prodia Pihak laboratorium ini dapat dipilih salah satu Biotest saja atau Prodia saja. Pihak laboratorium ini berperan dalam kegiatan BTL, yaitu dalam kegiatan uji tingkat kolesterol. Alasan digunakannya pihak laboratorium ini adalah untuk lebih meningkatkan kepercayaan mahasiswi yang diketahui memiliki pemikiran yang logis dalam hal menerima suatu informasi. Kerja sama ini dimungkinkan mengingat kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan bidang usaha pihak laboratorium tersebut. 4.3 Pengukuran Efektifitas Pelaksanaan Masing-masing kegiatan ATL dan BTL yang dilakukan dievaluasi untuk mengetahui efektifitas dari kedua kegiatan tersebut. Evaluasi ini dibagi menjadi dua bagian yaitu evaluasi mengenai pesan yang disampaikan dan evaluasi mengenai efektivitas kegiatan yang dilakukan. 1. Evaluasi isi pesan yang disampaikan 102

Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah isi pesan yang akan disampaikan di dalam kegiatan ATL, seperti pada media banner maupun majalah kampus/dinding, dapat diterima dan dimengerti oleh kalangan mahasiswi. Evaluasi ini dilakukan dengan mengadakan FGD yang respondennya adalah para mahasiswi. Jika dari kegiatan FGD ini diperoleh hasil yang memuaskan, maka berarti isi pesan tersebut dapat digunakan. 2. Evaluasi mengenai efektivitas kegiatan yang dilakukan Evaluasi ini akan dilakukan untuk mengukur efektivitas kegiatan ATL dan BTL. Pengukuran ini akan dilakukan dua tahap, yaitu sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui perubahan awareness serta persepsi responden setelah diberikan perlakuan berupa kegiatan edukasi, seperti yang sudah dibahas pada sub bab sebelumnya. Pengukuran ini juga dilakukan dengan menggunakan dua panel responden yang diberikan perlakuan yang berbeda. Dimana panel responden A adalah sejumlah mahasiswi yang hanya akan diberikan perlakuan kegiatan ATL. Sedangkan untuk panel responden B adalah sejumlah mahasiswi yang diharuskan untuk mengikuti acara BTL yang diadakan. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui efektivitas dari masing-masing kegiatan tersebut. Adapun pelaksanaan evaluasi tersebut akan dilakukan dalam bentuk interview yang akan dibagi menjadi dua tahap yaitu : Sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan Evaluasi dilakukan untuk mengetahui awareness dan persepsi mahasiswi mengenai susu cair UHT berhubungan dengan masalah kegemukan. Setelah satu minggu kedua kegiatan tersebut selesai dilaksanakan, evaluasi ini akan dilaksanakan satu minggu setelah kedua kegiatan tersebut selesai dilaksanakan agar terdapat tenggang waktu untuk mengantisipasi terjadinya bias. Evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui awareness dan 103

persepsi mahasiswi mengenai susu cair UHT berhubungan dengan masalah kegemukan setelah kegiatan selesai dilaksanakan Apabila dari hasil evaluasi menunjukkan terjadi perubahan awareness dan persepsi di kalangan mahasiswi terhadap susu cair bukanlah pemicu kegemukan maka konsep kegiatan ATL dan BTL di atas dapat diimplementasikan lebih lanjut untuk skala yang lebih besar. Langkah-langkah implementasi yang telah diuraikan di atas dapat dilihat pada Gambar 4.2. Untuk mengukur efektifitas pelaksanaan dari kegiatan ATL dan BTL, maka halhal yang perlu ditanyakan adalah : 1. Pernahkah Anda mendapatkan informasi bahwa susu Cair dapat memicu kegemukan? 2. Dari mana Anda mendapatkan informasi tersebut? 3. Apa pendapat Anda mengenai informasi tersebut? 4. Alasan Anda mengemukakan pendapat tersebut? 5. Pernahkah Anda mendapatkan informasi bahwa susu Ultra dapat memicu kegemukan? 6. Dari mana Anda mendapatkan informasi tersebut? 7. Apa pendapat Anda mengenai informasi tersebut? 8. Alasan Anda mengemukakan pendapat tersebut? 9. Seberapa yakin Anda terhadap pendapat anda tersebut? 10. Dari mana Anda mendapatkan informasi sehingga Anda dapat mengemukakan pendapat tersebut? 11. Jika responden terekspos oleh beberapa media, media apa yang paling dapat membuat Anda mengerti mengenai kemasan aseptik? Langkah-langkah implementasi yang telah diuraikan di atas dapat dilihat pada Gambar 4.2. Apabila dari hasil evaluasi menunjukkan terjadi perubahan awareness dan persepsi di kalangan mahasiswi terhadap kandungan bahan pengawet di dalam susu cair UHT maka konsep kegiatan ATL dan BTL di atas dapat diimplementasikan lebih lanjut untuk skala yang lebih besar. Untuk implementasi dalam skala yang lebih besar, perlu terlebih dahulu menanyakan 104

mengenai aktivitas dan media habit dari para mahasiswi. Hal-hal yang perlu ditanyakan antara lain : 1. Apakah yang Anda lakukan pada waktu luang? 2. Stasiun televisi apa yang sering Anda tonton? 3. Jenis acara yang sering Anda tonton? 4. Jam berapa Anda biasanya menonton televisi? 5. Radio apa yang sering Anda dengar? 6. Jam berapa Anda biasanya mendengarkan radio? 7. Jenis acara apa yang sering Anda dengarkan? 8. Surat kabar apa yang sering Anda baca? 9. Hari apa saja Anda membaca surat kabar? 10. Bagian mana dari surat kabar yang biasanya Anda baca? 11. Majalah apa yang sering Anda baca? 12. Tabloid apa yang sering Anda baca? 13. Situs internet apa yang sering anda kunjungi? 14. Search engine apa yang sering anda gunakan? 15. Urutkan media berdasarkan tingkat keseringan Anda menggunakannya? 105

106