BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. atau tidak dalam penelitian ini jarque-berra dimana hasilnya dapat. ditunjukkan dari nilai probabilitas Jarque-Berra.

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) pada periode

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. sekunder dalam bentuk deret waktu (time series) selama 15 tahun pada periode

(Data Mentah) Data Penerimaan Asli Daerah Sektor Pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Jumlah Kunjunga Wisatawan dan Jumlah Objek Wisata

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. bentuk deret waktu (time series) selama 17 tahun, yaitu tahun Data

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Metode yang digunakan untuk menduga faktor-faktor yang memengaruhi

Lampiran 2 Penduduk Menurut Status Pekerjaan Utama (jiwa)

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Produktivitas Padi, Luas Panen dan Produksi Padi di Kabupaten Deli Serdang,

LAMPIRAN 1 TABEL RESPONDEN No. y x1 x2 x

Lampiran 1. Jumlah Deposito, Suku Bunga Deposito, dan Inflasi di Indonesia Tahun

BAB IV HASIL PENGUJIAN. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan uji hipotesis untuk membuktikan adanya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh debt to equity ratio. sampel penelitian dengan rincian sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Lampiran 1 Daftar Populasi Sampel Penelitian

akan di gunakan berbentuk linier atau log linier. Maka dalam penelitian ini

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan data dari tiga variabel independen serta dua

Kredit (Y) Pendapatan (x1) Usia (x3) Modal Kerja (x2) Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA. Halim Abdul, (2002). Akuntansi Sektor Publik. Salemba Empat, Jakarta.

Penentu Posisi Cadangan Devisa di Indonesia; Inflasi, Ekspor, Ataukah Utang Luar Negeri

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

Lampiran 1. Data Regresi. 71 Universitas Sumatera Utara

RISET ITU MUDAH. Salah satu contoh pertanyaan yang mungkin muncul di benak kita adalah:

LAMPIRAN 1. Kuisioner Penelitian KUISIONER

PENGARUH NILAI DAN RATING PENERBITAN OBLIGASI SYARIAH (SUKUK) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MENERBITKAN OBLIGASI SYARIAH

HASIL ANALISA DATA ROE LDA DA SDA SG SIZE

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, time series triwulan dari

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI IMPOR BERAS INDONESIA TAHUN JURNAL PUBLIKASI

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Skripsi ini meneliti mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

LAMPIRAN. Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Makanan dan Minuman

BAB V PENUTUP. Peningkatan Jumlah Uang yang Beredar (M1) dan Harga Premium Bersubsidi

REGRESI LINIER SEDERHANA

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. di peroleh dari Website Bank Muamlat dalam bentuk Time series tahun 2009

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 : Pemilihan Bank Melalui Kriteria Berdasarkan Purposive Sampling

1) Kriteria Ekonomi Estimasi model dikatakan baik bila hipotesis awal penelitian terbukti sesuai dengan tanda dan besaran dari penduga.

III. METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Upah

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah perilaku prosiklikalitas perbankan di

Lampiran 1. Penawaran Bawang Merah di Sumatera Utara Tahun (Ton) Januari Februari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan data time series. Kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. tercatat secara sistematis dalam bentuk data runtut waktu (time series data). Data

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Kuisioner Skripsi. Analisis Faktor faktor yang mempengaruhi Pendapatan Pedagang Ikan di Kecamatan Tanah Jawa dan Hutabayu Raja di Kabupaten Simalungun

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DAN TINGKAT BAGI HASIL TERHADAP PEMBIAYAAN PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA.Tbk CABANG MEDAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, kurtosis. dan skewness (kemencengan distribusi).

III. METODE PENELITIAN. Modal Kerja, Inflasi, dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Lampung. Deskripsi

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. dapat digunakan. Keempat pengujian tersebut adalah uji kenormalan, uji

KUISIONER. 2. Berapa besar nilai Modal kerja yang diperlukan untuk produksi setiap bulan?

BAB V PENUTUP. singkat yang didapat dari hasil penelitian. Saran dibuat berdasarkan pengetahuan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yakni sebesar 33,03% diterangkan di luar model dari penelitian ini. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATARBELAKANG

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

LAMPIRAN Langkah-Langkah Pemilihan Model Regresi Data Panel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. standar deviasi suatu data. Hasil analisis deskiptif didapatkan dengan. Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam bab ini adalah dengan menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO TERHADAP PENYALURAN KREDIT MODAL KERJA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji akar akar unit yang bertujuan untuk menganalisis data time series

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Industri UKM Terhadap Pertumbuhan Sektor Industri di Kabupaten Bantul Tahun

BAB IV STUDI KASUS. Indeks merupakan daftar harga sekarang dibandingkan dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB 1V HASIL DAN ANALISIS

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu data yang diukur dalam skala

BAB IV. Analisis Data. 4.1 Gambaran Umum dan Depskriptif Obyek Penelitian

METODE PENELITIAN. keperluan tertentu. Jenis data ada 4 yaitu data NPL Bank BUMN, data inflasi, data

Pengaruh Investasi, Tenaga Kerja dan Pertumbuhan Penduduk Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Pelalawan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. FDR, Inflasi dan kurs terhadap ROA di Indonesia pada tahun 2013: I 2016: VII.

III. METODE PENELITIAN. model struktural adalah nilai PDRB, investasi Kota Tangerang, jumlah tenaga kerja,

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tabungan masyarakat, deposito berjangka dan rekening valuta asing atau

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah data sekunder (time series)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder tahunan Data sekunder

c. Penilaian dapat anda lakukan berdasarkan skalaberikut Jawaban Kurang Setuju Jawaban Setuju ( S ) Jawaban Sangat Tidak Setuju DATA RESPONDEN

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

Lampiran 1 Data Penyerapan Tenaga Kerja, PDRB, Pengeluaran Pemerintah, dan Upah Riil Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat tahun

METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat penelitiannya, penelitian ini merupakan sebuah penelitian

DAFTAR PUSTAKA. Aprilia, Hafsyah, Analisis inflasi di Sumatera Utara. Jurnal Fakultas Ilmu Ekonomi. Universitas Negeri Medan.

BAB III METODE PENELITIAN. (time series data). Dalam penelitiaan ini digunakan data perkembangan pertumbuhan ekonomi,

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebagaimana telah diketahui bahwa tujuan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui

BAB V HASIL DAN PEMBAHANSAN

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penulisan ini adalah jenis sumber data sekunder

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Deskriptif Rata-rata Standar Deviasi

BAB III METODE PENELITIAN. waktu (time series) triwulanan periode tahun Data yang. data adalah 36 dan dianggap sudah resprentatif.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis dan Hasil Regresi Semua data yang digunakan dalam analisis ini merupakan data sekunder deret waktu (time series) mulai dari Januari 2013 sampai Desember 2015. Hasil pengolahan data ini menggunakan regresi linier berganda dengan metode OLS (Ordinary Least Square). Berikut ini adalah hasil pengolahan data menggunakan regresi berganda dengazn metode OLS (Ordinary LeastSquare). Langkah pertama yang dilakukan adalah: a. Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji Jarque Bera dengan melihat nilai probability. Jika nilai probability lebih besar dari nilai derajat kesalahan α = 5% (0.05), maka penelitian ini tidak ada permasalahan normalitas atau dengan kata lain data terdistribusi normal. Dan sebaliknya, jika nilai probability lebih kecil dari nilai derajat kesalaan α = 5 % (0,05), maka dalam penelitian ada permasalahan normalitas atau data tidak terdistribusi dengan

normal. Setelah data diolah dengan menggunakan aplikasi Eviews 7.0 maka terlihat hasilnya sebagai berikut. a. Pengujian Normalitas pada Bank BPD Syariah DIY Gambar 1. Uji Normalitas pada Bank BPD Syariah DIY 6 5 4 3 2 1 0-799999 -399999 1 400001 800001 Interpretasi : Series: Residuals Sample 2013M01 2015M12 Observations 36 Mean -3.22e-08 Median 107474.1 Maximum 891879.8 Minimum -752698.0 Std. Dev. 454062.1 Skewness -0.028985 Kurtosis 1.946577 Jarque-Bera 1.669591 Probability 0.433963 Dari output di atas, dapat disimpulkan bahwa residual dari model berdistribusi normal. Hal ini terlihat dari bentuk histogram, nilai skewness, nilai kurtosis, maupun berdasarkan Uji Jarque-Bera (p-value = 0,433963 > α = 0,05). b. Pengujian Normalitas pada Bank Muamalat Indonesia Gambar 2.Uji Normalitas pada Bank Muamalat

8 7 6 5 4 3 2 1 0-1999998 -999998 3 1000003 2000003 Interpretasi: Dari output di atas, dapat disimpulkan bahwa residual dari model berdistribusi normal. Hal ini terlihat dari bentuk histogram, nilai skewness, nilai kurtosis, maupun berdasarkan Uji Jarque-Bera (p-value = 0,870540 > α = 0,05). 2) Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui ada tidakny hubungan (korelasi) yang signifikan di antara dua atau lebih variabel independen dalam model regresi. Deteksi adanya multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan uji korelasi parsial antar variabel independen, kemudian dapat diputuskan apakah data terkena multikolinieritas atau tidak, yaitu dengan menguji koefisien korelasi antar variabel independen. Suatu model regresi yang baik adalah tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen dengan variabel dependen (Gujarati, 2007:67). Setelah diolah menggunakan aplikasi Eviews 7.0 maka terlihat hasil sebagai berikut. Series: Residuals Sample 2013M01 2015M12 Observations 36 Mean -2.58e-08 Median -54066.81 Maximum 1928880. Minimum -1863609. Std. Dev. 917865.7 Skewness -0.041516 Kurtosis 2.578145 Jarque-Bera 0.277283 Probability 0.870540

Tabel 1. Hasil Uji Correlation Matrix pada Bank BPD Syariah DIY Variable C LOG(KURS) INFLASI BIRATE Coefficient Variance 1.01E+14 1.35E+12 3.03E+09 3.13E+10 Uncentered VIF 16113.24 18968.79 21.85439 254.9780 Centered VIF NA 2.137324 1.068628 2.229139 Berdasarkan tabel 3 diatas dapat terlihat Sebagai acuan praktis, suatu prediktor dikatakan memiliki kolinearitas yang tinggi dengan prediktor yang lain jika memiliki VIF di atas 10. Dengan demikian, model tersebut sudah bebas dari multikolinearitas. Tabel 2.Hasil Uji Correlation Matrix pada Bank Muamalat Indonesia Variable C LOG(KURS) INFLASI BIRATE Coefficient Variance 4.12E+14 5.52E+12 1.24E+10 1.28E+11 Uncentered VIF 16113.24 18968.79 21.85439 254.9780 Centered VIF NA 2.137324 1.068628 2.229139 Berdasarkan tabel 4 diatas dapat terlihat bahwa pengujian multikolinearitas dengan menggunakan correlation matrix, Sebagai acuan praktis, suatu prediktor dikatakan memiliki kolinearitas yang tinggi dengan prediktor yang lain jika memiliki VIF di atas 10. Dengan demikian, model tersebut sudah bebas dari multikolinearitas.

3) Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika varian tidak konstan atau berubah-ubah disebut dengan Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. (Gujarati, 2007:82) Untuk mengetahui ada tidaknya Heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3. Hasil Uji White Heteroskedasticity-Test pada Bank BPD Syariah DIY Heteroskedasticity Test: White F-Statistic 0.996085 Obs*R-squared 9.230195 Scaled explained SS 3.451690 Interpretasi : Prob. F(9,26) Prob. Chi-Square(9) Prob. Chi-Square(9) 0.4672 0.4163 0.9437 Dari tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa nilai Obs*R- Squared sebesar 9.230195 dengan probabilitas X 2 > 0,05 (0.4163 > 0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa dalam model tidak terdapat heterokedastisitas. Tabel 4. Hasil Uji White Heteroskedasticity-Test pada Bank Muamalat Indonesia Heteroskedasticity Test: White F-statistic 3.358914 Obs*R-squared 19.35415 Scaled explained SS 12.06663 Prob. F(9,26) Prob. Chi-Square(9) Prob. Chi-Square(9) 0.0074 0.0223 0.2096

Dari tabel 6 diatas dapat diketahui bahwa nilai Obs*R- Squared sebesar 19.35415 dengan probabilitas X 2 > 0,05 (0,0223> 0,05) sehingga dapat dinyatakan bahwa dalam model tidak terdapat heterokedastisitas. 4) Uji Autokorelasi Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana terjadi korelasi antara residual tahun ini dengan tingkat kesalahan tahun sebelumnya. Untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit autokorelasi dalam suatu model, dapat dilihat dari nilai statistik Durbin-Watson. Selain dengan menggunakan uji Durbin-Watson, untuk melihat ada tidaknya masalah penyakit autokorelasi dapat juga digunakan uji Lagrange Multiplier (LM. Test) atau yang disebut Uji Breusch- Godfrey dengan membandingkan nilai probabilitas R-Square dengan α = 5% (0.05). Deteksi Autokorelasi pada Bank BPD Syariah DIY Tabel 5. Hasil Uji Lagrange Multiplier Test Pada Bank BPD Syariah DIY Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared 3.798056 7.273625 Prob. F(2,30) Prob. Chi-Square(2) 0.0339 0.0263 Berdasarkan tabel 7 diatas diketahui bahwa nilai Obs*Rsquared adalah 7.273625 dan nilai probabilitas adalah 0.0263 yang lebih kecil dari α = 5 % (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini terdapat masalah autokorelasi.

Untuk menanggulangi masalah aurokorelasi pada penelitian ini, maka dapat menggunakan penambahan variabel dengan menambahkan persamaanl AR(1) dan MA(1). Tabel 6.Hasil Uji Lagrange Multiplier Test BPD Syariah DIY Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared 0.730951 1.796364 Prob. F(2,30) Prob. Chi-Square(2) 0.4907 0.4073 Berdasarkan tabel 8 nilai probabilitas Obs*R-squared sebesar 1.796364 lebih besar dari α 5 % (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa model ini sudah tidak terdapat autokorelasi. Deteksi Autokorelasipada Bank Muamalat Indonesia Tabel 7.Hasil Uji Lagrange Multiplier Test Bank Muamalat Indonesia Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic Obs*R-squared 1.041153 2.336584 Prob. F(2,30) Prob. Chi-Square(2) 0.3655 0.3109 Berdasarkan 9 diatas diketahui bahwa nilai Obs*Rsquared adalah 2.336584 nilai probabilitas adalah 0.3109 yang lebih kecil dari α = 5 % (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini tidak terdapat masalah autokorelasi.

b. Uji Statistik Analisis regresi ini, digunakan untuk mengetahui pengaruh independen yaitu Inflasi, BI Rate dan Nilai Tukar terhadap variabel dependen yaitu Pembiayaan Mudharabah Muamalat, dan BPD Syariah DIY. Hasil perhitungan regresi dengan pendekatan regresi linier berganda atau Ordinary Least Square (OLS) disajikan pada tabel berikut: 1. Uji Parsial Uji Parsial BPD Syariah DIY Uji Parsial atau Uji t dilakukan untuk mengentahui apakah variabel independen secara individual terhadap variabel dependen, dengan melihat tingkat signifikansinya (α=5%). Apabila nilai probabilitas variabel independen lebih besar dari α=5% (0,05) maka variabel tersebut dinyatakan tidak mempengaruhi variabel dependen, dan apabila nilai probabilitas variabel independen lebih kecil dari α=5% (0,05) maka variabel tersebut dinyatakan berpengaruhi terhadap variabel dependen. Tabel 8. Hasil Regresi pembiayaan Mudharabah Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob.

C LOG(KURS) INFLASI BI RATE R-squared Adj R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 7.996336 0.843749 0.033435 0.001934 0.843213 0.828514 0.046672 0.069703 61.36465 57.36606 0.000000 1.003948 0.116920 0.017088 0.005622 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter Durbin-Watson stat 7.964887 7.216485 1.956631 0.344016 0.0000 0.0000 0.0592 0.7331 16.16220 0.112704-3.186925-3.010978-3.125515 0.992241 C (Pembiyaan Mudharabah BPD) 7.996336 + 0.843749 LOG(KURS) 0.033435 (INFLASI) +0.001934 (BIRATE) Hasil yang didapatkan dari uji statistik yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pengaruh Inflasi terhadap Tabungan Mudharabah Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik sebelumnya, dengan probabilitas (p-value) inflasi sebesar 0.7331 lebih besar dari á = 5% (0.05), maka secara parsial (individu), variabel independen (Inflasi) tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap variabel dependen (Tabungan Mudharabah). Nilai koefisien Inflasi sebesar 0.001934. b. Pengaruh Kurs terhadap Tabungan Mudharabah Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik sebelumnya, dengan probabilitas (p-value) kurs sebesar 0.0000 lebih kecil dari á = 5% (0.05), maka secara parsial (individu), variabel independen (Kurs) berpengaruh dan signifikan terhadap

variabel dependen (Tabungan Mudharabah). Nilai koefisien Inflasi sebesar 0.843749. c. Pengaruh BI Rate Terhadap Tabungan Mudharabah Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik sebelumnya, dengan probabilitas (pvalue) inflasi sebesar 0.0592 lebih besar dari á = 5% (0.05), maka secara parsial (individu), variabel independen (Inflasi) tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap variabel dependen (Tabungan Mudharabah). Nilai koefisien Inflasi sebesar 0.033435. Uji Parsial pada Bank Muamalat Uji Parsial atau Uji t dilakukan untuk mengentahui apakah variabel independen secara individual terhadap variabel dependen, dengan melihat tingkat signifikansinya (α=5%). Apabila nilai probabilitas variabel independen lebih besar dari α=5% (0,05) maka variabel tersebut dinyatakan tidak mempengaruhi variabel dependen, dan apabila nilai probabilitas variabel independen lebih kecil dari α=5% (0,05) maka variabel tersebut dinyatakan berpengaruhi terhadap variabel dependen. Tabel 9. Hasil Regresi pembiayaan Mudharabah pada Bank Muamalat Variable Coefficient Std. Error t-statistic Prob. C LOG(KURS) INFLASI BIRATE 13.09102 0.308045 0.112326 0.010278 0.991390 0.117378 0.019683 0.005327 13.20471 2.624381 5.706783 1.929320 0.0000 0.0132 0.0000 0.0626

R-squared Adj R-squared S.E. of regression Sum squared resid Log likelihood F-statistic Prob(F-statistic) 0.838719 0.823599 0,047745 0.072946 60.54626 55.47049 0.000000 Mean dependent var S.D. dependent var Akaike info criterion Schwarz criterion Hannan-Quinn criter Durbin-Watson stat 16.84733 0.113677-3.141459-2.965512-3.080049 1.339603 C (Pembiyaan Mudharabah Muamalat = -52648812 + 0,308045 LOG(KURS) 0.112326 (INFLASI) 0.10278 (BIRATE) Hasil yang didapatkan dari uji statistik yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Pengaruh Inflasi terhadap Tabungan Mudharabah Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik sebelumnya, dengan probabilitas (p-value) inflasi sebesar 0.0000 lebih kecil dari á = 5% (0.05), maka secara parsial (individu), variabel independen (Inflasi) memiliki pengaruh dan signifikan terhadap variabel dependen (Tabungan Mudharabah), nilai koefisien Inflasi sebesar 0.112326. b. Pengaruh Kurs terhadap Tabungan Mudharabah Berdasarkan hasil pengujian asumsi klasik sebelumnya, dengan probabilitas (p-value) kurs sebesar 0,0132 lebih kecil dari á = 5% (0.05), maka secara parsial (individu), variabel independen (Inflasi) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen (Tabungan Mudharabah). Dan nilai koefisien kurs sebesar 0.308045, artinya dengan asumsi ceteris paribus (variabel

independen yang lain konstan) maka apabila Inflasi naik sebesar satu persen, maka Tabungan Mudharabah akan naik sebesar 0.308045 %. c. Pengaruh BI Rate Terhadap Tabungan Mudharabah Berdasarkan tabel 5.10 diatas diketahui nilai probabilitas BI Rate adalah 0.0626, ini lebih kecil dari α = 5% (0.05). Maka dapat dikatakan bahwa variabel independen (BI Rate) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen (Tabungan Mudharabah). Dengan nilai koefisien BI Rate adalah 0.010278, artinya dengan asumsi ceteris paribus (variabel independen yang lain konstan) maka apabila BI Rate naik sebesar satu persen, maka akan menaikan Tabungan Mudharabah sebesar 0.010278%. 2. Uji Signifikan F (uji secara bersama-sama) Uji Signifikan F pada Bank BPD Syariah Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen (Inflasi, Kurs dan BI Rate) secara bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu Tabungan Mudharabah. Berdasarkan tabel 9 diperoleh hasil. nilai F-statistic adalah 29.48161 dengan nilai probabilitas sebesar 0.0000. karena nilai probabilitas (signifikansi) lebih besar dari α = 0,05 (0.00000< 0,05. Berarti dapat disimpulkan bahwa Inflasi, Kurs dan BI Rate secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap Tabungan Mudharabah Uji F pada Bank Muamalat

Uji F bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel independen (Inflasi, Kurs dan BIRate) secara bersama-sama terhadap variabel dependen yaitu Tabungan Mudharabah. Berdasarkan tabel 10 diperoleh hasil nilai F-statistic adalah 53.17442 dengan nilai probabilitas sebesar 0.000000. karena nilai probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari α = 0,05 (0,000000 < 0,05. Berarti dapat disimpulkan bahwa Inflasi, Kurs dan BI Rate secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap Tabungan Mudharabah pada Bank Muamalat. 3. Uji Adjusted R Determinasi (Koefisien Determinasi) Uji Adjusted R Determinasi pada Bank BPD Pengujian koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Berdasarkan hasil regresi pada tabel 9 dengan menggunakan metode OLS maka diperoleh Adjusted R2 sebesar 0.828514 (82.8514%). Yang berarti bahwa kemampuan variabel independen (Inflasi, Kurs dan BI Rate) dalam menjelaskan variabel dependen (Tabungan Mudharabah) adalah sebesar 0.828514 (82.8514%) sedangkan sisanya sebesar 0,171486 (17.1486%) dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Dimana variabel itu tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Uji Adjusted R2 pada Bank Muamalat Pengujian koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen.

Berdasarkan hasil regresi pada tabel 10 dengan menggunakan metode OLS maka diperoleh Adjusted R2 sebesar 0.823599 (82.3599%). Yang berarti bahwa kemampuan variabel independen (Inflasi, Kurs dan BI Rate) dalam menjelaskan variabel dependen (Tabungan Mudharabah) adalah sebesar 0.823599 (82.3599%) sedangkan sisanya sebesar 0,176401 (176401%) dijelaskan oleh variabel lain di luar model. Dimana variabel itu tidak dimasukkan dalam penelitian ini. B. Analisis Pembahasan Dari Hasil Uji Statistik Diatas, maka dapat kita peroleh hasil bahwa variabel independen, Inflasi, Kurs, BI Rate mampu mempengaruhi vriabel dependen Tabungan Mudharabah sebagai berikut : 1. Melalui Uji Parsial Perbandingan Pengaruh variabel independen terhadap Pembiayaan Mudharabah melalui Uji Parsial Pada Bank Muamalat Indonesia Variabel Inflasi lebih tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Tabungan Pada Bank BPD Syariah DIY Variabel Inflasi lebih tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Tabungan Mudharabah Mudharabah Variabel Kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tabungan Mudharabah Variabel Kurs berpengaruh positif dan signifikan terhadap Tabungan Mudharabah Variabel BI Rate lebih tidak Variabel BI Rate tidak

berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Tabungan berpengaruh dan tidak signifikan terhadap Tabungan Mudharabah Mudharabah Dilihat dari tabel diatas bahwa variabel independen mempunyai pengaruh masing masing terhadap variabel dependen. Variabel inflasi tidak menunjukan adanya pengaruh yang signifikan Pembiayaan Mudharabah pada Bank Muamalat. Sedangkan variabel kurs dan BI Rate menunjukan adanya pengaruh yang signifikan. Sedangkan variabel Inflasi dan BI Rate tidak menunjukan adanya pengaruh yang signifikan terhadap Pembiayaan Mudharabah pada Bank BPD Syariah DIY,dan variabel Kurs menunjukan adanya pengaruh yang signifikan terhadap Pembiayaan Mudharabah pada Bank BPD Syariah DIY. 2. Melalui Uji Signifikan F Perbandingan Pengaruh variabel independen terhadap Pembiayaan Mudharabah melalui Uji Signifikan F Pada Bank Muamalat Indonesia Pada Bank BPD Syariah DIY Inflasi, Kurs dan BI Rate Inflasi, Kurs dan BI Rate secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap Tabungan Mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia. secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap Tabungan Mudharabah pada Bank BPD Syariah DIY. Inflasi, Kurs dan BI Rate secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap Tabungan Mudharabah pada Bank BPD Syariah DIY, dengan nilai F-statistic

adalah 29.48161 dan nilai probabilitas sebesar 0.0000. karena nilai probabilitas (signifikansi) lebih besar dari α = 0,05 (0.00000< 0,05). Dan Inflasi, Kurs dan BI Rate secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap Tabungan Mudharabah pada Bank Muamalat, dengan hasil nilai F-statistic adalah 53.17442 dengan nilai probabilitas sebesar 0.000000. karena nilai probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari α = 0,05 (0,000000 < 0,05). 3. Melalui Uji Koefisiensi Determinasi Perbandingan Pengaruh variabel independen terhadap Pembiayaan Mudharabah melalui Uji Koefisien Determinasi Pada Bank Muamalat Indonesia variabel independen inflasi, kurs dan BI Rate mampu menjelaskan variabel Tabungan Mudharabah pada Bank Muamalat Indonesia Pada Bank BPD Syariah DIY variabel independen inflasi, kurs dan BI Rate mampu menjelaskan variabel Tabungan Mudharabah pada Bank BPD Syariah DIY sebesar 0.828514 (82.8514%). sebesar 0.823599 (82.3599%). Dari Tabel diatas, variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen Pembiayaan Mudharabah pada Bank Muamalat sebesar 82.3599% dan Pembiayaan Mudharabah Bank BPD Syariah DIY sebesar 82.8514%. dengan hasil tersebut menunjukan variabel independen lebih mampu menjelaskan Pembiayaan Mudharabah

pada Bank Muamalat, dengan selisih sedikit pada Pembiayaan Mudharabah Bank BPD Syariah DIY. Pengaruh makro ekonomi seperti inflasi, kurs, dan BI Rate mempunyai pengaruh penting terhadap pembiayaan Mudharabah terlebih pada Bank Muamalat Indonesia Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Friska Julianti yang menyatakan bahwa pengaruh Inflasi, kurs dan BI Rate secara bersama-sama mepunyai pengaruh positif terhadap pembiayaan Mudharabah di Perbankan Syariah Indonesia. Sedangkan untuk Pembiayaan Mudharabah di Bank BPD Syariah DIY hanya variabel Kurs yang mempunyai pengaruh yang cukup positif. Hal ini cukup relevan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Leni Nurjannah yang mengatakan bahwa produktivitas pembiayaan mudharabah pada BPD Syariah DIY ini dipengaruhi oleh kualitas dan kepercayaan nasabah pada perbankan daerah itu sendiri. Dengan kurangnya produktifitas pada produk tersebut, mengakibatkan kegiatan BPD Syariah itu sendiri tidak terlalu dipengaruhi oleh kegiatan makro ekonomi seperti inflasi, kurs, dan BI Rate.