PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE BERCERITA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN ARENDS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIME TOKEN ARENDS BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER DAYA ALAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA

Kata kunci: metode Storytelling, keterampilan menyimak, dongeng. 1) Mahasiswa Program Studi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Program Studi PGSD FKIP UNS

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI TEKNIK EXAMPLES NON EXAMPLES

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN ROMAWI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MENDONGENG

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN ISI BACAAN

PENERAPAN MODEL TGT UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP DAUR AIR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI MENGGUNAKAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE HYPNOTEACHING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MELALUI PENERPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA MENDONGENG PADA SISWA KELAS III SDN TIRTOYOSO NO. 111 SURAKARTA TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TIME TOKEN

PENGGUNAAN MEDIA BENDA MANIPULATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN BILANGAN PECAHAN

1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2), 3), Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENERAPAN TEKNIK LEARNING CELL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BANGUN DATAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DLPS

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS)

PENGGUNAAN MEDIA KIT BERBASIS SEQIP UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP GAYA

MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SUMBER ENERGI MELALUI METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY

PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutarmi 36 A, Surakarta

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SCRAMBLE DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PANTUN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK DONGENG MELALUI MEDIA PANGGUNG BONEKA

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA SEKILAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM READING

PENGGUNAAN MEDIA VIDEO DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERISTIWA ALAM

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LEMBAGA PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI MODEL SCRAMBLE PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA ANAK

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN CONCEPT MAP UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS ARGUMENTASI PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DALAM MATEMATIKA MELALUI METODE NUMBER SENSE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA MELALUI METODE TEAM QUIZ PADA SISWA KELAS V SDN KEMETUL SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/2013

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PRODUKSI, KOMUNIKASI, DAN TRANSPORTASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

Kata Kunci: Pemahaman Konsep, SAVI, IPS. Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2, 3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

MEDIA PAPAN FLANEL JUMLAH KURANG BILANGAN BULAT (JURANG BILBUL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENJUMLAHKAN DAN MENGURANGKAN BILANGAN BULAT

PENERAPAN MODEL PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL THE POWER OF TWO

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN REKA CERITA GAMBAR

PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRIT BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

UPAYA MENINGKATKAN PENERAPAN KONSEP GAYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA LANCAR KALIMAT SEDERHANA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, AND REVIEW (SQ3R)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI PERMAINAN KARTU HURUF

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PERSUASI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA VIDEO

PENERAPAN TEKNIK SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS AKSARA JAWA SISWA KELAS III

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ARTIKULASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN PENGAMATAN USAHA KONFEKSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS EKSPOSISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG MELALUI METODE EXAMPLES NON EXAMPLES

LINDA ROSETA RISTIYANI K

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN METODE TALKING STICK DALAM MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MASA PENJAJAHAN JEPANG DI INDONESIA

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MEDIA EDUTAINMENT

PENERAPAN PICTURE WORD INDUCTIVE MODEL (PWIM) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN

PENERAPAN OUTDOOR LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH NUSUKAN I SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERMAIN DRAMA MELALUI PENDEKATAN SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELLEKTUAL (SAVI)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK B3 TK AL-HUDA KERTEN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP PERGERAKAN NASIONAL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF SEBAB AKIBAT MELALUI MEDIA FLIPCHART

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMPULKAN MELALUI PENERAPAN SCIENTIFIC APPROACH PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA DIORAMA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI

Peningkatan Pemahaman Konsep Bilangan 1-10 Melalui Model Pembelajaran Guided Discovery

Kata Kunci: keterampilan berbicara, model Problem Based Learning (PBL). 1) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Talking Stick

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION (TAI) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PADA SISWA KELAS IV SDN I MENDAK DELANGGU KLATEN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN CAMPURAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DALAM PEMBELAJARAN SAINS MELALUI METODE BERMAIN ANAK KELOMPOK B1 TK AISYIYAH PUNGGAWAN TAHUN 2016/2017

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CIRC

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP STRUKTUR BUMI MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK MELALUI MEDIA POP UP BOOK PADA KELOMPOK B TK AL ISLAM 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/201

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGHARGAI KEPUTUSAN BERSAMA DALAM PEMBELAJARAN PKN MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PENGGUNAAN MEDIA REALITA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

Transkripsi:

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG KARTUN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK CERITA Arif Setyo Saputro ), Retno Winarni 2), Tri Budiharto 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta. e-mail: Arifsetyos@gmail.com Abstract: The purpose of this research is to increase story listening skills using cartoon puppets media. This research used the classroom action research methods. The research process is conducted in two cycles. Every cycle consists of four stages, that is: Action planning: The implementation of theaction; Observation, and Reflection. Data is collected by using is: Documentation; Observation; Interview, and Test.To test the validity of data,used triangulation of data sources and triangulation methods. The data is analyzed by using an interactive analysis model, it consists of three component, that are: Data reduction; Display data, and Taking the conclucion. Based on result of the research, This can be proofed by the increased percentage of student listening skills in the first cycle and second cycle. Increased listening skills of studentis proofed by the average values obtained before action (precycle) is 65,3 with 45,83% percentage completeness. In the first cycle, the average grade increased to 75,00 with 66,67% percentage completeness. In the second cycle, of the action class average value increased to 80,00 with 87,5% percentage completeness. It can be concluded that the use ofthe cartoon puppets media canimprove the story listening skills of student. Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan menyimak dengan menggunakan media wayang kartun. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Proses penelitian dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: Perencanaan tindakan; Pelaksanaan tindakan; Observasi, dan Refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu: Teknik observasi; Wawancara; Dokumen, dan Tes. Untuk menguji validitas data, digunakan triangulasi sumber data dan triangulasi teknik. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif, yang mempunyai beberapa komponen, yaitu: Reduksi data; Penyajian data, dan Penarikan Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian,dapat dilihat meningkatnya persentase menyimak cerita siswa pada siklus I dan siklus II. Peningkatan menyimak cerita siswa dibuktikan dengan diperoleh nilai rata-rata sebelum tindakan (prasiklus) yaitu 65,3, dengan persentase ketuntasan 45,83%. Pada siklus I, nilai rata-rata kelas meningkat mencapai 75,00 dengan persentase ketuntasan 66,67%. Pada siklus II, nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 80,00 dengan ketuntasan siswa sebesar 87,5%. Berdasarkan hasil penelitian, maka ditarik kesimpulan bahwa penggunaan media wayang kartun dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita siswa kelas V SDN 03 Tohudan Kata kunci:menyimak cerita, media wayang kartun Keterampilan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia terdiri dari empat aspek, yaitu keterampilan menyimak keterampilan berbicara keterampilan membacadan keterampilan menulis(tarigan (2008:2). Keempat keterampilan yang diajarkan di sekolah dasar, menyimak merupakan materi yang sangat penting karena keterampilan menyimak merupakan dasar atau awalan dari keterampilan lainnya. Selain itu, menyimak tidak hanya dapat dilakukan dengan perintah mendengarkan saja, tetapi menyimak harus dengan penuh kefokusan untuk memperoleh isi dari simakannya. Tarigan (2008:3) mengemukakan bahwa menyimak adalah suatu kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta intepretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Pembelajaran menyimak yang diajarkan di sekolah dasar salah satunya adalah menyimak cerita. Mustakim (2005:2) menyatakan bahwa cerita adalah cerita fantasi atau khayalan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat (foklore), cerita benar-benar terjadi (History), cerita ini dalam imajinasi penulis/ pengarang (fiction). Berdasarkan hasil ulangan bahasa Indonesia kegiatan menyimak cerita, dari 24 siswa kelas V SD Negeri 03 Tohudan, hasil nilai menyimak cerita siswa masih tergolong rendah. Permasalahan tersebut timbul karena: ) Guru kelas selalu mendominasi proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah;2) Siswa masih kurang bersungguhsungguh dalam menyimak cerita dan lebih suka bermain sendiri; 3) Guru kelas tidak menggunakan media pembelajaran yang ) Mahasiswa Prodi PGSD FKIP UNS 2,3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

menarik sehingga siswa merasa jenuh dan kurang berminat terhadap pembelajaran menyimak. Rendahnya kemampuan menyimak cerita siswa yang terjadi di kelas V SD Negeri 03 Tohudan, terlihat dari banyak siswa yang mendapatkan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan guru kelas V,yaitu 75. Berdasarkan data nilai yang diperoleh rata-rata nilai kemampuan menyimak cerita termasuk dalam kategori rendah yaitu 65,3 dari 24 siswa. Siswa yang mendapatkan nilai memenuhi KKM hanya siswa (45,83%), sedangkan 3 (54,7%) siswayang lain mendapat nilai di bawah KKM. Guna meningkatkan kemampuan menyimak cerita perlu dilakukan inovasi dengan penggunaan media dalam proses pembelajarannya. Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruhpengaruh psikologis terhadap siswa, penggunaan media akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran saat itu (Hamalik dalam Arsyad, 200:5). Salah satu media pembelajaran yang cocok dalam kegiatan menyimak cerita adalah media wayang kartun. Media wayang kartun adalah alat peraga dalam pembelajaran yang berbentuk wayang bergambar kartun sesuai tokoh dalam cerita yang disampaikan, digerakkan oleh tangan yang digunakan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Penggunaan kartun sebagai media pembelajaran memiliki peranan penting karena dalam tahap ini siswa sangat tanggap terhadap stimulus visual yang lucu, menarik, dan praktis. Abu Ahmadi (2009 : 73) menyatakan bahwa seorang guru dalam penyampaian materi ajar agar mengusahakan mengikutsertakan bermacam-macam indera dan harus dapat memberikan pengamatan mendekati kenyataan yang atau dengan kata lain harus diperagakan dengan alat peraga. Dalam jurnal internasional yang ditulis Ayesha Ashfaq (2009) menyatakan bahwa Cartoon is one of the best depiction of any issue which is hundred times more effectivethan the description in words. Artinya, Kartun adalah salah satu penggambaran terbaik dari setiap masalah yang seratus kali lebih efektif dibandingkan dengan deskripsi dalam kata-kata. Wayang kartun sebagai alat peraga mempunyai peran penting dalam pembelajaran, terutama untuk menjelaskan rangkaian isi, bahan dalam suatu cerita ataupun materi mengandung makna. Kekuatan wayang kartun untuk mempengaruhi pikiran siswa terletak pada perhatian sungguh-sungguh yang dapat dibangkitkan secara tajam melalui gambar-gambar tokoh cerita yang diperagakan seperti wayang. Wayang kartun merupakan sumber informasi yang dapat dicerna melalui visual yang kuat. Peserta didik akan lebih berminat melihat kartun guna memperoleh informasi dari objek yang diinginkan, daripada harus membaca atau mendengarkan saja. Wayang kartun memberikan dampak emosional, sehingga siswa dapat memberikan respons terhadap materi yang disajikan. Penggunaan wayang kartun dalam media pembelajaran menumbuhkan minat belajar dan motivasi siswa untuk mengerti tentang apa yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut menunjukkan bahwa wayang kartun bisa menjadi sarana dalam pembelajaran guna memotivasi siswa agar dapat berpikir efektif dan efisien. METODE Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 03 Tohudan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 03 Tohudan dengan jumlah 24 orang yang terdiri dari laki-laki dan 3 perempuan. Waktu penelitian adalah selama lima bulan, yaitu pada bulan Februari sampai dengan bulan Juni 204. Sumber data dalam penelitian ini adalah dari informan, tempat terjadinya aktivitas pembelajaran, dan dokumen. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dokumen,dan tes. Alat yang digunakan yaitu: lembar observasi, pedoman wawancara, dan butir-butir soal. Validitas data yang digunakan yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimulai dengan siklus pertama yang

terdiri dari empat kegiatan, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Arikunto (20:20). HASIL Sebelum melaksanakan tindakan, dilakukan observasi. Hasil tes awal selengkapnya dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut: Tabel. Distribusi Frekuensi Data Hasil Nilai Sebelum Tindakan (Pra Siklus) Interval f Median Persentase (%) 57-62 3 6,5 2,50% 63-68 2 65,5 8,33% 8-86 8 0 0 7,5 33,33% 4,66% 0% 4,6% Jumlah 24 00% Berdasarkan data di atas, maka dapat dilihat bahwa sebelum dilaksanakan tindakan, hanya siswa yang mendapat nilai di atas KKM atau hanya 45,83%. Sedangkan 3 lainnya atau 54,7% siswa mendapat nilai 75 atau di bawah KKM. Nilai menyimak cerita pada siklus I ternyata menunjukkan adanya peningkatan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut: Tabel 2. Distribusi Frekuensi Data Hasil Nilai Siklus I Interval f Median Persentase(%) 57-62 5 59,5 20,83% 63-68 2 65,5 8,33% 8-86 8 6 2 7,5 4,6% 33,33% 25% 8,3% Jumlah 24 00% Pada siklus I Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) kemampuan menyimak cerita yang telah ditetapkan guru kelas V SD Negeri 03 Tohudan adalah 75, maka berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa setelah dilaksanakan tindakan siklus I, dari 24 siswa yang mendapat nilai di atas KKM adalah sebanyak 6 siswa atau baru 66,67%. Masih ada 8 siswa atau 33,33% siswa yang mendapat nilai di bawah KKM. Dengan demikian, target pada indikator kinerja belum tercapai, sehingga dilanjutkan siklus II. Pada siklus II, nilai kemampuan menyimak cerita siswa menunjukkan adanya peningkatan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut: Tabel 3. Distribusi Frekuensi Data Hasil Nilai Siklus II Interval F Median Persentase (%) 63-68 65,5 4,6% 8-86 93-98 2 0 9 7,5 95,5 8,33% 4,6% 37,5% 4,6% 4,6% Jumlah 24 00% Analisis hasil tes menyimak cerita pada siklus II dapat disimpulkan bahwa kemampuan menyimak cerita pada siswa kelas V SD Negeri 03 Tohudan mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil tes siklus I. Rata-rata nilai menyimak cerita siswa pada siklus II adalah 80,00 dengan jumlah siswa yang mendapat nilai 75 sebanyak 2 siswa. Persentase ketuntasan pada siklus II mencapai 85,7% dan indikator atau target telah tercapai. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data yang telah diperoleh, dapat dinyatakan bahwa penggunaan media wayang kartundapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita pada siswa kelas V SDN 03 Tohudan. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada ulangan harian kemampuan menyimak cerita, diperoleh nilai rata-rata siswa adalah 65,3. Hasil tersebut masih jauh dari Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan yaitu 75. Besarnya persentase siswa yang belajar tuntas hanya sebesar 45,83%, sedangkan 54,7% lainnya masih belum

memenuhi KKM. Nilai terendah pada tes awal (sebelum dilaksanakan tindakan) adalah 60, sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90. Berdasarkan analisis hasil ulangan harian kemampuan menyimak tersebut, maka dilakukan tindakan yang berupa penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan menyimak cerita pada siswa dengan menggunakan media wayang kartun. Hasil analisis data pada tes setelah siklus I dapat disimpulkan bahwa persentase hasil tes siswa yang belajar tuntas naik sebesar 20,84% dibandingkan sebelum pratindakan. Siswa yang belajar tuntas pada siklus I sebesar 66,67%, yang semula pada tes awal hanya 45,83% siswa mencapai KKM. Untuk nilai rata-rata kelas yang pada saat tes awal sebesar 65,3 setelah dilaksanakan tindakan siklus I naik menjadi 75,00. Hasil penelitian yang diperoleh sejalan atau sesuai dengan pendapat dari Anitah (2009:2), bahwa selain bentuk menarik, kartun atau karikatur juga dapat mengikat perhatian orang dan memperjelas ide serta informasi. Pendapat lain yaitu menurut Sanaky (203:00) apabila kartun mengenai pesan yang besar dapatdisajikan secara ringan dan kesannya akan tahan lama di ingatan. Pendapat dari beberapa ahli tersebut tersebut sesuai dengan temuan dalam penelitian, yaitu dengan penggunaan media wayang kartun dapat meningkatkan nilai kemampuan menyimak siswa kelas V SDN 03 Tohudan. Hasil observasi pembelajaran pada siklus I ini juga menunjukkan adanya peningkatan aktivitas pembelajaran dengan menggunakan media wayang kartun. Pembelajaran di kelas dengan menggunakan media wayang kartun pada siklus I dapat menumbuhkan minat belajar dan motivasi siswa untuk mengerti tentang apa yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut menunjukkan bahwa wayang kartun bisa menjadi sarana dalam pembelajaran guna memotivasi siswa agar dapat berpikir efektif dan efisien. Hasil kenaikan aktivitas ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil nilai aktivitas aspek psikomotor dan aspek afektif antara siklus I ke siklus II. Hasil nilai aktivitas psikomotor siswa saat siklus I mendapatkan rata-rata sebesar 70,5, kemudian naik menjadi 82,5 pada siklus II. Hasil nilai aktivitas afektif siswa saat siklus I mendapatkan rata-rata sebesar 72,8, kemudian naik menjadi 82,5 pada siklus II. Setelah dilakukan analisis mengenai kekurangan pada pelaksanaan siklus I, maka disusun rencana pembelajaran siklus II agar kekurangan yang terjadi pada siklus I lebih diminimalisir. Berikut ini hasil siklus II kemudian dibuat tabel perbandingan yang dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4. Perbandingan Kemampuan Menyimak Prasiklus, Siklus I dan Siklus II Kriteria Kondisi Prasiklus Siklus I Siklus II Nilai Terendah 60 60 65 Nilai Tertinggi 90 90 95 Nilai rata-rata 65,3 75,00 80,00 Jumlah siswa tuntas belajar 6 2 Jumlah siswa tidak tuntas belajar 3 8 3 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus, ternyata nilai rata-rata menyimak cerita siswa mengalami peningkatan pada tiap siklusnya, yaitu sebelum tindakan (prasiklus) sebesar 65,3 siklus I naik menjadi 75,00 dan pada siklus II naik menjadi 80,00. Dilihat dari hasil tes menyimak cerita, persentase ketuntasan belajar sebelum tindakan (prasiklus) sebesar 45,83% ( siswa), siklus I naik menjadi 66,67% (6 siswa), dan siklus II mencapai 87,50% (2 siswa). Secara keseluruhan, pembelajaran kemampuan menyimak cerita melalui media wayang kartun telah mencapai ketuntasan belajar yang ditargetkan yaitu indikator kinerja 85%. Hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenarannya bahwa penggunaan media wayang kartundapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita pada siswa kelas V SD Negeri 03 Tohudan, Colomadu, Karanganyar tahun ajaran 203/204.

DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A.(2009). Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta Anitah. (2009). Media Pembelajaran. Surakarta : UNS Press Arikunto, S. (20).Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, A. (200). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Ayesha Ashfaq. (2009). A Study Of International Issues Through Cartoon Communication The Cases Of Pakistan And Norwegian Newspapers From September 2008 To February 2009: Jurnal Komunikasi Malaysian Journal of Communication:Jilid 28(): 55-76. Diperoleh 23 Maret 204, dari http://www.ukm.my/jkom/journa Mustakim, M.N. (2005). Peranan Cerita dalam Pembentukan Perkembangan Anak TK. Jakarta: Depdiknas Tarigan H. (2008). Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa