PENDAHULUAN. listrik, air, kesempatan kerja serta produknya sendiri memberi manfaat bagi

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

PERANAN BEBERAPA JENIS POHON PADA HUTAN KOTA DI KAWASAN INDUSTRI MEDAN DALAM MENGURANGI HUJAN ASAM SKRIPSI. Disusun oleh :

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dengan tajam, sementara itu pertambahan jaringan jalan tidak sesuai

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR. Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi suatu kawasan hunian yang berwawasan ligkungan dengan suasana yang

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Oleh: ANA KUSUMAWATI

BAB I PENDAHULUAN. Industri sebagai tempat produksi yang mengolah bahan mentah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kawasan perkotaan di Indonesia cenderung mengalami permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Jalur hijau di sepanjang jalan selain memberikan aspek estetik juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Oleh karena itu, sumber daya air

REKOMENDASI Peredam Kebisingan

BAB I PENDAHULUAN. ini. Udara berfungsi juga sebagai pendingin benda-benda yang panas, penghantar bunyi-bunyian,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional pada hakekatnya merupakan usaha-usaha untuk

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang semakin menurun untuk mendukung kehidupan mahluk hidup. Menurut

ke segala arah dan melepaskan panas pada malam hari. cukup pesat. Luas wilayah kota Pematangsiantar adalah km 2 dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

/.skisi-kisi INSTRUMEN SOAL PRETEST POSTTEST Lingkunganku Tercemar Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga. Indikator Soal Soal No soal

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikota-kota besar yang banyak terdapat pengguna kendaraan bermotor. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh proporsi bangunan fisik yang mengesampingkan. keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH). Biasanya kondisi padat

Sikap Masyarakat terhadap Fungsi RTH Pekarangan untuk Mereduksi Dampak Partikel Debu (Studi Kasus Di Desa Gunung Putri Kecamatan Gunung Putri, Bogor)

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 13. PendudukLatihan Soal 13.2

Pencemaran Lingkungan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Gambut

BAB I PENDAHULUAN. dan pemukiman. Sebagaimana kota menurut pengertian Bintarto (1977:9)

BAB I PENDAHULUAN. sedang ada 37 perusahaan (5,65%). Industri berskala kecil ada 144 perusahaan

POLA PERSEBARAN KUALITAS UDARA AMBIENT KAWASAN PERMUKIMAN DI SEKITAR INDUSTRI CILEGON SEBAGAI ACUAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA CILEGON TUGAS AKHIR

BAB 1 : PENDAHULUAN. Udara tersebut berbentuk gas dan terdapat dimana-mana, sehingga akibatnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. sungai maupun pencemaran udara (Sunu, 2001). dan dapat menjadi media penyebaran penyakit (Agusnar, 2007).

SOAL PILIHAN GANDA LITERASI SAINS TEMA LIMBAH DAN USAHA PENANGGULANGANNYA. Pilihlah jawaban yang paling tepat!

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KISI-KISI INSTRUMEN SOAL PRETEST POSTTEST Lingkunganku Tercemar Bahan Kimia Dalam Rumah Tangga. Indikator Soal Soal No soal

STUDI PENYEBARAN Pb, debu dan CO KEBISINGAN DI KOTA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang semula merupakan ruang tumbuh berbagai jenis tanaman berubah menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

Soal ujian semester Ganjil IPA kelas XI Ap/Ak SMK Hang Tuah 2

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah alat transportasi. Akibat dari kebutuhan masyarakat akan alat

Makalah Baku Mutu Lingkungan

INVENTARISASI SERAPAN KARBON OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MALANG, JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam usaha di bidang kesehatan seperti di jelaskan dalam Undang-Undang Nomor

PENDAHULUAN. didirikan sebagai tempat kedudukan resmi pusat pemerintahan setempat. Pada

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.4

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FUNGSI HUTAN KOTA DALAM MENGURANGI PENCEMARAN UDARA DI KOTA SAMARINDA

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB XV POPULASI PENDUDUK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

IV. Pemilihan Tanaman Lanskap Kota

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 5. DINAMIKA ATMOSFERLATIHAN SOAL 5.5. La Nina. El Nino. Pancaroba. Badai tropis.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimilikinya selain faktor-faktor penentu lain yang berasal dari luar. Hal ini

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang

I. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alam adalah suatu dunia yang berbeda terpisah dari dirinya sendiri dan dapat

Green Urban Vertical Container House 73

PENDAHULUAN Latar Belakang

Abstract PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. beradaptasi dengan salinitas dan pasang-surut air laut. Ekosistem ini memiliki. Ekosistem mangrove menjadi penting karena fungsinya untuk

TINJAUAN PUSTAKA. secara alami. Pengertian alami disini bukan berarti hutan tumbuh menjadi hutan. besar atau rimba melainkan tidak terlalu diatur.

EVALUASI KOMPETENSI SEMESTER GASAL KELAS XI WAKTU : (90 menit)

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Sumberdaya air bersifat dinamis dalam kualitas dan kuantitas, serta dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

PENGHIJAUAN SEBAGAI SALAH SATU SARANA MEWUJUDKAN KOTA BERWAWASAN LINGKUNGAN. Oleh: Susatyo Adhi Pramono. Abstract

I. PENDAHULUAN. PJP I telah mencapai sukses besar, yaitu mengantar Indonesia dari suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, jasa, dan industri. Penggunaan lahan di kota terdiri atas lahan

Dampak Perubahan Iklim

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan disatu pihak menunjukkan dampak positif terhadap lingkungan dan masyarakat, seperti tersedianya jaringan jalan, telekomunikasi, listrik, air, kesempatan kerja serta produknya sendiri memberi manfaat bagi masyarakat luas dan juga meningkatkan pendapatan bagi daerah yang bersangkutan. Masyarakat sekitar pabrik langsung atau tidak langsung dapat menikmati sebagian dari hasil pembangunannya. Dipihak lain apabila pembangunan ini tidak diarahkan akan menimbulkan berbagai masalah seperti konflik kepentingan, pencemaran lingkungan, kerusakan pengurusan sumberdaya alam, masyarakat konsumtif serta dampak sosial lainnya yang pada dasarnya merugikan masyarakat (Agusnar, 2008). Perkembangan ilmu dan teknologi manusia telah banyak membawa kesejahteraan hidup. Namun tampaknya kesejahteraan ini diperoleh melalui resiko yang teramat besar, yaitu ancaman eksistensi manusia sendiri sebagai oranisme hidup. Produk-produk industri dibarengi dengan hasil sampingan yang merusak kualitas lingkungan hidup dan menggerogoti kehidupan manusia. Manusia dan lingkungan saling mempengaruhi, maka kemerosotan mutu lingkungan hidup akan mempengaruhi juga mutu kehidupan manusia (Susilo, 2003). Kota merupakan pusat kreativitas, budaya, dan perjuangan keras manusia. Kota, selain merefleksikan vitalitas dan berbagi peluang umat manusia, juga melambangkan kemajuan sosial dan ekonomi. Kota identik dengan taburan bangunan-bangunan yang dibuat manusia. Bangunan perumahan, perkantoran,

sarana umum seperti pasar atau pusat perbelanjaan, rumah sakit, terminal, jalan raya, tempat hiburan, dan lain-lain dibangun demi kepentingan manusia. Bertambahnya jumlah manusia diperkotaan membuat lahan yang tersisa yang bisa ditanam menjadi semakin sedikit. Nafsu membangun tempat-tempat yang masih tersisa ini untuk diubah menjadi hunian manusia membuat keserasian lingkungan sudah tidak terpikirkan lagi. Setiap jengkal tanah di kota besar lantas menjadi buruan. Pembangunan gedung berpacu dengan waktu dan pertambahan penduduk. Bahkan setelah lahan semakin sulit diperoleh alternatif pembangunan gedung tetap saja tidak berhenti. Hanya orientasi pembangunannya tidak lagi horizontal melainkan vertical (Nazaruddin, 1996). Pertumbuhan kegiatan ekonomi dan pembangunan yang masih terpusat pada daerah perkotaan (70 % industri diperkirakan berlokasi di kawasan perkotaan dan sekitarnya), memacu arus urbanisasi sehingga berpengaruh terhadap penyebaran penduduk. Dengan meningkatnya jumlah penduduk dan luas lahan yang terbatas akan berakibat terhadap menurunnya kemampuan daya dukung dan daya tampung lingkungan. Masalah lain yang timbul akibat bertambahnya penduduk diantaranya adalah terjadinya penurunan kualitas lingkungan yang diakibatkan oleh limbah rumah tangga, seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi. Dengan demikian, sektor industri merupakan penyumbang pencemaran udara melalui penggunaan bahan bakar fosil untuk pembangkit tenaga. Adapun salah satu penyebab meningkatnya pencemaran udara di Indonesia adalah urbanisasi dan industrialisasi yang tumbuh dengan cepat tetapi tidak dibarengi dengan pengendalian pencemaran yang memadai dan efisien dalam penggunaan bahan bakar fosil (BPLH DKI, 2004).

Dampak negatif akibat menurunnya kualitas udara cukup berat terhadap lingkungan terutama kesehatan manusia yaitu: menurunnya fungsi paru, peningkatan penyakit pernapasan, dampak karsinogen dan beberapa penyakit lainnya. Selain itu pencemaran udara dapat menimbulkan bau, kerusakan materi, gangguan penglihatan, dan dapat menimbulkan hujan asam yang merusak lingkungan. Hujan asam merupakan salah satu indikator untuk melihat kondisi pencemaran udara dan air. Hujan asam terjadi karena banyaknya polutan di udara yang larut dan terbawa oleh air hujan sehingga ph air akan berada dibawah ratarata. Batas nilai rata-rata ph air hujan adalah 5.6, merupakan nilai yang dianggap normal atau hujan alami seperti yang telah disepakati secara internasional oleh badan dunia WHO. Apabila ph air hujan lebih rendah dan 5.6 maka hujan bersifat asam atau sering disebut dengan hujan asam dan apabila ph air hujan lebih besar 5.6 maka hujan bersifat basa. Dampak hujan yang bersifat asam dapat mengikis bangunan/gedung atau bersifat korosif terhadap bahan bangunan, merusak kehidupan biota di danau-danau, dan aliran sungai (BMG, 2004). Tanaman atau pohon mempunyai kemampuan dalam mengasorbsi beberapa jenis polutan dengan efektif, sehingga dapat berperan dalam membersihkan atmosfer dari polusi. Namun demikian, keefektifan tanaman dalam menyerap polutan akan semakin berkurang dengan peningkatan konsentrasi polutan. Pengaruh ini akan memberikan dampak penilaian yang lebih lanjut dalam fungsional tanaman pada lingkungan. Tiap pohon mempunyai respon yang berbeda-beda terhadap polutan yang berbentuk gas atau partikel. Perbedaan tersebut tergantung jenis pohon dan susunan genetiknya. Faktor lain yang ikut

berperan adalah tingkat pertumbuhan pohon, jarak terhadap sumber pencemar, konsentrasi bahan pencemar dan lama berlangsung. Pepohonan juga diketahui dapat menetralisir hujan asam. Dimana saat angin berhembus kencang dan matahari terbenam, maka pohon akan melakukan proses fisiologis yang disebut gutasi. Peristiwa gutasi akan mengeluarkan kationkation yang dapat menaikkan ph air hujan. Saat hujan turun melewati tajuk pohon akan berakumulasi bersama kation dari proses gutasi yang akan saling berikatan membentuk garam sehingga ph air hujan akan meningkat dan daya hantar listrik akan semakin tinggi. Menurut Agustiarni (2008) bahwa pohon mahoni (Swietenia mahagoni) yang berada di Kwasan Industri Medan (KIM) mempunyai kemampuan mempengaruhi air hujan yang jatuh di Kawasan Industri Medan (KIM) dengan nilai yang disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Rekapitulasi Analisis Kandungan Air Hujan di KIM yang Jatuh Melalui Vegetasi Pohon Mahoni (Swietenia mahagoni) dan Kontrol (Tanpa Vegetasi) Parameter Pengukuran Troughfall Stemflow Kontrol (tanpa vegetasi) ph 7,03 6,23 5,42 DHL (µmhos/cm) SO 4 2- NO 3 - NH 4 + Ca 2+ Mg 2+ Na + 659,71 979,22 208,12 80,44 271,11 528,67 0,33 5,25 27 5,83 31,44 <0,03 30,28 42,82 15,3 16,25 25,31 7,82 0,168 0,1912 0,1056

Dengan demikian, ketahanan dan kemampuan pohon dalam mengatasi tingkat polutan menjadi suatu faktor yang penting dalam pemilihan jenis pohon, terutama dalam mengatasi polutan yang dihasilkan suatu pabrik atau industri. Oleh kerena itu perlu diadakan penelitian terhadap kemampuan suatu pohon untuk membantu dalam mengurangi hujan asam sehingga sebagai bahan pertimbangan untuk mnegembangkan hutan kota di kawasan industri. Perumusan Masalah Perkembangan teknologi dan kemajuan industri telah banyak membawa kesejahteraan hidup. Namun disamping itu perkembangan teknologi dan kemajuan industri berdampak pada kualitas daya dukung lingkungan yang pada akhirnya merusak lingkungan itu sendiri yang diakibatkan oleh produk-produk industri dibarengi dengan hasil sampingan berupa limbah yang dapat mencemari lingkungan sehingga merusak kualitas lingkungan hidup dan dapat menggerogoti kehidupan manusia. Oleh karena itu perlu ada tindakan untuk menselaraskan antara perkembangan teknologi dan kemajuan industri dengan kualitas lingkungan hidup agar benar-benar tercapai kesejahteraan hidup. Hal ini dapat dilakukan dengan menanam pepohonan di sekitar areal industri yang mana pohon mempunyai kemampuan dalam mengasorbsi beberapa jenis polutan secara efektif, sehingga dapat berperan dalam membersihkan atmosfer dari polusi. Pepohonan juga diketahui dapat menetralisir hujan asam yang diakibatkan oleh pencemaran udara dari pabrik-pabrik industri. Pohon dapat menetralisir hujan asam dikarenakan pohon melakukan proses fisiologis yang disebut gutasi yang mana pohon akan

mengeluarkan kation-kation yang akan saling berikatan membentuk garam sehingga ph air hujan akan meningkat dan daya hantar listrik akan semakin meningkat. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui keadaan air hujan yang jatuh di Kawasan Industri Medan. 2. Untuk membuktikan pengaruh keberadaan hutan kota di Kawasan Industri Medan (KIM) dalam mengurangi hujan asam. 3. Untuk mengetahui jenis pohon terbaik dari jenis pohon angsana (Pterocarpus indica Will), mangga (Mangifera indica), dan melinjo (Gnetum gnemon) pada hutan kota di Kawasan Industri Medan (KIM) dalam peranannya mengurangi hujan asam serta pengaruhnya terhadap kualitas air yang jatuh dipermukaan tanah. Hipotesis Penelitian Hipotesis penelitian ini adalah dengan keberadaan vegetasi dari beberapa jenis pohon yang ada pada hutan kota di Kawasan Industri Medan (KIM) dapat mengurangi hujan asam dan dapat mempengaruhi terhadap kualitas air yang jatuh dipermukaan tanah.

Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan informasi tentang pengaruh beberapa jenis pohon pada hutan kota dalam mengurangi hujan asam serta kualitas air yang jatuh dipermuakaan tanah yang terjadi pada suatu kawasan industri. 2. Memberikan masukan bagi berbagai pihak dalam pengaturan Ruang Terbuaka Hijau (RTH) pada kota terutama dalam pemilihan jenis pohon yang akan ditanam sehingga dapat meningkatkan kenyamanan kota.