BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III METODE PENELITIAN. Pengetahuan Alam dan Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas

TAKARIR. data atau informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. Database

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit THT merupakan salah satu jenis penyakit yang sering ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TAKARIR. : kumpulan file atau tabel yang saling berhubungan. secara logika. : penalaran yang dimulai dari fakta menuju konklusi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Skripsi dan Tugas Akhir Jurusan Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama pada dunia komputer memberikan kita wawasan yang luas

SISTEM PAKAR MENGIDENTIFIKASI PENOLAKAN FILM RADIOLOGI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN. collaborative filtering ini digambarkan pada gambar 3.1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang dilakukan oleh para ahli. Sistem Pakar merupakan salah satu bidang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan beberapa perangkat keras dan perangkat

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. ABSTRAK... iv. MOTTO... vi. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR GAMBAR...

BAB IV HASIL DAN UJICOBA. pakar mendeteksi penyakit pada Kanker Servik ( Kanker Mulut Rahim).

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan

APLIKASI SISTEM PAKAR DETEKSI DINI PADA PENYAKIT TUBERKULOSIS

SISTEM CERDAS DIAGNOSA PENYAKIT AYAM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Hepatitis Pada RSUD Tangerang Selatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Desain Penelitian Gambar desain penelitian adalah sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan metode pengembangan sistem yang digunakan peneliti merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester 8 tahun

Berikut langkah-langkah penelitian yang dilakukan: 1. Menentukan kebutuhan data yang akan digunakan.

BAB I Pendahuluan. dirasakan meningkat pesat, terlebih lagi perkembangan di bidang teknologi. khususnya dalam menunjang kegiatan sehari-hari.

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Dan Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Hal ini yang

Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Forward Chaining

TAKARIR. : pelacakan yang dimulai dari tujuan, selanjutnya. dicari aturan yang memiliki tujuan tersebut untuk. kesimpulannya

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2009/2010

NASKAH PUBLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT AKIBAT GIGITAN NYAMUK DISERTAI ANIMASINYA

BAB I PENDAHULUAN. dalam membantu setiap pekerjaan dalam bidang komputerisasi. Dalam hal ini laptop

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV. HASIL DAN Uji Coba

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT UMUM YANG SERING DIDERITA BALITA BERBASIS WEB DI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN UJICOBA. pakar mendeteksi penyakit pada Tanaman Buah Naga. apabila program dijalankan. Pada halaman ini user dapat memilih menu apa

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT DBD (DEMAM BERDARAH DENGUE) DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB

ABSTRAK. Kata kunci : sistem pakar, forward chaining, dempster shafer.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS AUTISME DAN GANGGUAN PSIKOLOGIS LAINNYA PADA ANAK BERBASIS WEB

Feriani A. Tarigan Jurusan Sistem Informasi STMIK TIME Jln. Merbabu No. 32 AA-BB Medan

SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA GINJAL

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yaitu tahapan yang akan dilakukan peneliti untuk

III. METODOLOGI PENGEMBANGAN. Adapun peralatan yang digunakan pada penelitian adalah sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mempermudah pelaksanaan penelitian. Tahap-tahap penelitian dalam

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2009/2010

DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE PENELUSURAN FORWARD CHAINNING-DEPTH FIRST SEARCH

BAB III METODE PENELITIAN

MERANCANG SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB SKRIPSI

Desain sistem Analisis sistem Implementasi sistem Pemeliharaan Sistem HASIL DAN PEMBAHASAN Investigasi sistem

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN SKRIPSI SISTEM PAKAR PENDIAGNOSA PENYAKIT SYARAF PUSAT. Oleh : Adistia Pradika Saputra

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN. dan akurat. Untuk itu komputer dijadikan sebagai salah satu alat yang mendukung

Sistem Pakar Diagnosa Menentukan Kerusakan Pada Mesin Cuci Dengan Metode Forward Chaining Berbasis Web. Agung Wicaksono Sistem Informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... SURAT PERNYATAAN KARYA ASLI TUGAS AKHIR..

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berikut ini, pada gambar 3.1 adalah tahapan yang dilakukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pelaksana diagnosa digantikan oleh sebuah sistem pakar, maka sistem pakar

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditemukannya penyakit-penyakit baru yang belum teridentifikasi

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dibangun, dikembangkan menggunakan PHP ( Personal Home Page ) yang

PENERAPAN APLIKASI VISUAL BASIC 6.0 DALAM DUNIA MEDIS UNTUK SISTEM PAKAR PENYAKIT KULIT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL MENGGUNAKAN METODE ALGORITMA FUZZY LOGIC SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau bahkan melebihi kemampuan kerja manusia. meniru kerja dari para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang awampun dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibutuhkan desain penelitian. Berikut adalah tahapan-tahapan dalam desain

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN. kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikannya.

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan selama semester ganjil dan semester genap tahun ajaran 2011-2012. 3.2 Tahapan Pengembangan 3.2.1 Metode Waterfall Metode untuk pengembangan sistem ini adalah metode Waterfall. Metode ini merupakan metode pengembangan klasik. Metode ini dipilih karena dapat mengatasi masalah yang terdapat saat pengembangan sistem ini berlangsung. Metode ini bersifat sistematis serta berurutan dalam mengembangkan sistem sehingga dapat menghasilkan suatu sistem yang baik. Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan.

20 Sebagai contoh tahap desain harus menunggu selesainya tahap sebelumnya yaitu tahap kode program. Tahapan yang dilakukan dalam metode waterfall ditujukan pada Gambar 3. Analisis kebutuhan Desain Sistem Kode Program Pengujian Program Penerapan Program Gambar 3. Tahapan pengembangan sistem pada metode waterfall. Penjelasan dari masing-masing tahapan-tahapan pengembangan sistem ini adalah sebagai berikut: 3.2.1.1 Analisis kebutuhan Pada tahapan analisis kebutuhan dimulai dengan mengidentifikasi, mengumpulkan studi literatur mengenai metode-metode tentang membuat sistem pakar serta penentuan definisi dari sistem yang

21 diperlukan, penjelasan dan tujuan dari sistem yang diperoleh melalui konsultasi dengan pengguna sistem dan kebutuhan user (pengguna) dalam hal ini user adalah pasien yang akan melakukan konsultasi pada sistem. Adapun definisi kebutuhan sistem adalah sebagai berikut : 1. Kebutuhan sistem (system requirement) Untuk melakukan penelitian ini menggunakan alat berupa perangkat keras ( hardware) dan perangkat lunak (software). a. Perangkat Keras (hardware), dengan spesifikasi : 1) Processor Intel Pentium Dual Core 2) RAM 1 GB 3) Hardisk 80 GB 4) Monitor 5) Keyboard 6) Mouse b. Perangkat Lunak (software) yang digunakan : 1) Sistem Operasi : Windows XP SP2 2) Bahasa Pemograman : PHP 3) Aplikasi Tool : XAMPP, Macromedia dream weaver, Mozilla. 4) Basis Data : MySql c. Deskripsi sistem Deskripsi sistem adalah gambaran umum tentang sistem yang akan dikembangkan. Sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit TBC

22 ini merupakan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit yang biasa menyerang manusia. Langkahlangkah mendiagnosis penyakit TBC diwujudkan dengan adanya dialog antara pengguna dengan sistem. Pada proses ini sistem akan memberikan pertanyaan-pertanyaan berupa fakta-fakta yang telah disimpan dalam sistem berupa basis pengetahuan. Jawaban yang diberikan pengguna akan diproses sehingga menghasilkan kesimpulan tentang penyakit T BC yang menyerang organ tubuh manusia. Sistem juga dapat memberikan saran untuk tindakan selanjutnya yang harus dilakukan. 2. Kebutuhan user (User requirement) Selain kebutuhan aplikasi dan hardware pada tahap ini dilakukan juga user requirement agar aplikasi yang dibangun sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Pengumpulan data dan informasi melalui wawancara, diskusi, survei dan study literature agar aplikasi yang dibangun sesuai dengan tujuan dan kebutuhan user. Adapun kebutuhan user antara lain : 1. Aplikasi yang dibuat dapat digunakan oleh pasien (user) dengan mudah. 2. Aplikasi dirancang dengan fitur yang sederhana namun mudah dipahami. 3. Mendapatkan hasil diagnosis yang sesuai dengan kemampuan pakar (dokter) dari sistem ini.

23 3.2.1.2 Desain Sistem Setelah tahap analisis dilakukan tahap selanjutnya adalah perancangan desain. Rancangan desain dibuat berdasarkan hasil dari analisis kebutuhan yang telah di peroleh, dimulai dari bagaimana input, proses hingga hasil yang akan diperoleh. 1. Fungsi sistem (Use Case system) Sistem Menampilkan menu untuk user dan admin Menyimpulkan jenis penyakit TBC melalui penelusuran gejala user Melakukan konsultasi dan mendapatkan hasil diagnosis dari proses konsultasi Mengedit data gejala dari jenis penyakit TBC yang ada pada data base admin Mengatur relasi antara gejala dan penyakit TBC Gambar 4. Use case system

24 2. Data Flow Diagram (DFD) Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan bagaimana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, di mana data itu disimpan. Proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut. DFD terdiri dari context diagram (CD) dan diagram rinci. Context diagram (CD) berfungsi memetakan model lingkungan (menggambarkan hubunhan antara entitas luar, masukan, dan keluaran sistem), yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili seluruh sistem. Sedangkan DFD rinci menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antara fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan aliran data, model ini hanya memodelkan sistem dari sudut pandang fungsi. 3. Diagram Context USER Pilih Menu Konsultasi Hasil Konsultasi Sistem pendeteksi penyakit TBC Data penyakit TBC Informasi penyakit TBC ADMIN Gambar 5. Diagram Konteks

25 Keterangan : Pada diagram konteks ini dijelaskan bagaimana aplikasi menghasilkan informasi sesuai perintah yang diberikan oleh user, seperti melakukan pilihan menu sesuai dengan menu yang telah disediakan pada aplikasi seperti menu pendaftaran pasien, informasi mengenai penyakit dan menu-menu lainnya. 4. Diagram Level 1 Berikut ini adalah diagram rinci yang merupakan pengembangan dari diagram context atau diagram level 0. Pilihan Menu Hasil Pemilihan menu 1.0 Pemilihan menu informasi, konsultasi. Pengubahan data Hasil pengubahan data 2.0 Edit data bases USER Pilihan Menu Hasil bantuan Pilihan Menu Keterangan Sistem 3.0 Tentang sistem 4.0 Tuntunan Penggunaan sistem Gambar 6. Diagram Level 1

26 5. Algoritma Forward Chaining Pada Menu Konsultasi Pada Sistem 1. Mulai 2. Memilih menu Konsultasi 3. Input data User / Pasien 4. Tampil pertanyaan berupa gejala penyakit TBC 5. Untuk jawaban Ya dari pertanyaan maka Rule Bases untuk forward chaining pada penyakit TBC : IF Batuk 3 minggu berdahak putih atau berdarah AND Nafsu Makan Menurun AND Penurunan Berat Badan selama 1-3 minggu AND Keluar keringat sangat banyak pada malam hari AND kontak langsung dengan penderita TBC positif AND Badan Terasa Lemas AND Suhu tubuh antara 37,2-38,0 derajat celcius AND Sesak nafas atau nyeri dada THEN Penyakit TB Paru ELSE IF Keluar cairan nanah pada lapisan kulit THEN Penyakit TB Tulang ELSE IF Gangguan kesadaran atau kejang-kejang THEN Penyakit TB Otak ELSE IF Urine yang bercampur darah THEN Penyakit TB Ginjal ELSE IF Muntah-muntah dan nyeri pada perut THEN Penyakit TB Usus

27 6. Untuk jawaban Tidak maka aturan dasar untuk forward chaining pada penyakit TBC : IF Nafsu Makan Menurun AND Penurunan Berat Badan selama 1-3 minggu AND Keluar keringat sangat banyak pada malam hari AND kontak langsung dengan penderita TBC positif AND Badan Terasa Lemas AND Suhu tubuh antara 37,2-38,0 derajat celcius AND Sesak nafas atau nyeri dada THEN Anda tidak terindikasi TBC ELSE IF Keluar cairan nanah pada lapisan kulit THEN Anda tidak terindikasi TBC ELSE IF Gangguan kesadaran atau kejang-kejang THEN Anda tidak terindikasi TBC ELSE IF Urine yang bercampur darah THEN Anda tidak terindikasi TBC ELSE IF Muntah-muntah dan nyeri pada perut THEN Anda tidak terindikasi TBC 7. Tampilkan Hasil Diagnosis 8. Selesai. 6. Flowchart Flowchart digunakan untuk menggambarkan arah alur sistem yang akan dibuat dalam bentuk diagram alir dari algoritma dalam sistem ini.

28 7. Flowchart Proses Kerja Web sistem Mulai Masuk Ke Web Pilih Menu Web Tidak Keluar dari Web Ya Masuk ke Menu Pilihan Selesai Melakukan proses sesuai dengan pilihan Keluar dari menu pilihan Gambar 7. Flowchart Proses Kerja Web Sistem Gambar 7 merupakan algoritma kerja Web sistem yang akan dibangun. Dengan menggunakan algoritma di atas kita dapat mengetahui bagaimana cara kerja sistem.

29 8. Flowchart Proses kerja Sistem Konsultasi Pasien Mulai Input data pasien Pertanyaan konsultasi Ya Tidak Tidak Pertanyaan Ya berikutnya Ya Proses Pelacakan Sistem Out put proses pelacakan Selesai Gambar 8. Flowchart Proses kerja Sistem Konsultasi Pasien Gambar 8 menggambarkan algoritma kerja sistem konsultasi pasien pada sistem yang akan dibangun.

30 9. Perancangan Basis Pengetahuan Seperti pembuatan sistem pakar lainnya, sistem pakar untuk mendiagnosis penyakit TBC membutuhkan basis pengetahuan. Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman dan penyelesaian masalah dan merupakan inti dari dari sistem pakar, yaitu berupa representasi pengetahuan dari pakar yang tersusun atas 2 elemen dasar yaitu, fakta dan aturan, dan mesin inferensi untuk mendiagnosis penyakit TBC yang diderita. Basis pengetahuan ini berisi fakta-fakta yang dibutuhkan oleh sistem, sedangkan mesin inferensi digunakan untuk menganalisis faktafakta yang dimasukkan pengguna lainnya ( a d m i n ) sehingga dapat ditemukan suatu kesimpulan. Basis pengetahuan yang digunakan dalam sistem pakar ini terdiri dari : Penyakit TBC yang menyerang organ tubuh manusia, gejala-gejala penyakit TBC, tindakan yang disarankan dan kaidah produksi. Kaidah produksi yaitu suatu teknik representasi pengetahuan yang pada dasarnya berupa aplikasi aturan-aturan (rule). Ada dua bagian yang dapat mengekspresikan aturan-aturan tersebut yaitu, Antecedent, yaitu bagian yang mengekspresikan situasi atau premis (pernyataan berawalan IF) dan Consequence, yaitu bagian yang menyatakan suatu tindakan tertentu atau konklusi yang diterapkan jika suatu situasi atau premis bernilai benar (pernyataan berawalan THEN). Data yang menjadi input bagi sistem adalah data gejala, data penyakit dan data pencegahan yang didapat dari pakar. Data tersebut digunakan

31 sistem untuk menentukan jenis penyakit TBC yang menyerang organ tubuh manusia serta memberikan saran pencegahan untuk penyakit yang berhasil didiagnosis. Tabel keputusan untuk gejala- gejala penyakit TBC yang menyerang organ tubuh manusia dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Tabel keputusan untuk gejala-gejala penyakit TBC Kode GJL01 GJL02 GJL03 GJL04 GJL05 Gejala Batuk 3 minggu berdahak putih atau berdarah Nafsu Makan Menurun Penurunan Berat Badan selama 1-3 minggu Keluar keringat sangat banyak pada malam hari Nyeri dada kontak langsung dengan penderita TBC positif Penyakit TBC P1 P2 P3 P4 P5 Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y GJL06 Badan Terasa Lemas Y Y Y Y Y GJL07 Suhu tubuh antara 37,2-38,0 derajat celcius Y Y Y Y Y GJL08 Sesak nafas atau nyeri dada Y Y Y Y Y GJL09 GJL10 Keluar cairan nanah pada lapisa kulit Gangguan kesadaran atau kejangkejang GJL11 Urine yang bercampur darah Y GJL12 Muntah-muntah dan nyeri pada perut Y Y Y

32 Keterangan : P1 = Jenis penyakit TBC 1 yaitu TB Paru P2 = Jenis penyakit TBC 2 yaitu TB Tulang P3 = Jenis penyakit TBC 3 yaitu TB Usus P4 = Jenis penyakit TBC 4 yaitu TB Otak P5 = Jenis penyakit TBC 5 yaitu TB Ginjal Berdasarkan analisis dari tabel keputusan, maka dapat dibuat himpunan kaidah produksi diagnosis penyakit TBC dengan menggunakan IF- THEN, dimana IF merupakan bagian premis atau informasi masukan sedangkan THEN merupakan konklusi atau kesimpulan. 10. Perancangan mesin inferensi Mesin inferensi dirancang agar dapat melakukan penalaran dengan menggunakan aturan (rule) berdasarkan urutan dan pola tertentu. Pada sistem ini mesin inferensi dibuat dengan mengikuti aturan pelacakan maju (forward chaining). Proses pelacakan maju dimulai dengan memberikan pertanyaan tentang gejala yang dialami oleh user, kemudian dari gejala-gejala yang dimasukan user akan diperoleh kesimpulan tentang penyakit yang diderita. Gejala-gejala yang ditanyakan berawal dari gejala yang bersifat umum lalu gejala khusus dan gejala yang semakin spesifik dan pada akhirnya akan didapatkan suatu kesimpulan

33 11. Struktur antarmuka pengguna Dalam sistem ini user interface dirancang untuk memudahkan pengguna dalam mengoperasikan sistem, sehingga pengguna mengerti apa yang harus dilakukan terhadap sistem. User interface ini juga dirancang untuk memasukan gejala yang dialami pengguna, menampilkan hasil diagnosa penyakit dan mengolah data basis pengetahuan. Sistem ini memiliki beberapa tampilan user interface yaitu tampilan menu utama, tampilan konsultasi, tampilan hasil proses konsultasi dan tampilan menu expert. Seluruh tampilan dapat dilihat pada struktur antarmuka pengguna pada Gambar 9 berikut. Main menu user admin Exit konsultasi Login Hasil Konsultasi Olah data gejala Olah data penyakit Penambahan Pengetahuan Gambar 9. Struktur antarmuka pengguna

34 12. Desain interface menu utama Gambar 10. Interface menu utama 3.2.1.3 Pengkodean Program Setelah tahap desain selesai, selanjutnya dibuat kode program sesuai dengan desain yang telah dibuat. Pada tahap ini kode program dibuat sesuai juga dengan kebutuhan yang telah diperoleh. Kode program merupakan tahap implementasi dari tahap desain dan analisis kebutuhan.

35 3.2.1.4 Pengujian Program Tahap ini merupakan pengujian dari keseluruhan tahap-tahap yang telah di lalui dimulai dari analisis kebutuhan hingga tahap kode program. Tahap pengujian ini mencari kesalahan-kesalahan yang telah terlewati dari tahap sebelumnya sehingga apabila terdapat kesalahan dalam aplikasi ini maka dapat diperbaiki lagi. 3.2.1.5 Pemeliharaan Perangkat lunak yang sudah disampaikan kepada pelanggan pasti akan mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa karena mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan dengan lingkungan (periperal atau sistem operasi baru) baru, atau karena pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional. 3.3 Rencana Pengembangan Sistem Rencana pengembangan sistem yang dilakukan mengikuti tahapan dari metode pengembangan perangkat lunak Waterfall mulai dari analisis terhadap pengembangan perangkat lunak kemudian proses desain baik pembuatan flowchart, use case diagram, dan tampilan awal dari perangkat lunak. Setelah itu proses pengkodean hingga pengujian.

36 Berikut rencana pengembangan sistem ini pada Tabel 3.2 3.1 Tabel Work Breakdown Structure (WBS) WBS 1. Analisis Gugus Tugas (Task) Durasi 1.1. 1.2 Literatur tentang Sistem pakar dan penyakit Tuberculosis (TBC) Menentukan aplikasi yang dibutuhkan untuk membangun sistem 5 Hari 1 Hari 1.3 Menentukan Database 8 Hari 1.4 Menentukan cara kerja yang berjalan 4 Hari 2 Design 2.1. Design database 15 Hari 2.2 Design interface 14 Hari 2.3 Design menu 15 Hari 3. Coding 3.1 Coding 30 Hari 4. Testing 4.1 Evaluating Coding 3 Hari 4.2 Evaluating keseluruhan program 6 Hari 4.3 Penggunaan sistem pada User 7 Hari