APBN 2013: Mendorong Peningkatan Kualitas Belanja

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN MENTERI KEUANGAN ACARA PENYERAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN ANGGARAN 2011

PENDAPAT AKHIR PEMERINTAH PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI DALAM RANGKA PEMBICARAAN TINGKAT II/PENGAMBILAN KEPUTUSAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

Pidato Presiden - Penyampaian Keterangan Pemerintah atas RUU APBN serta..., Jakarta, 16 Agustus 2016 Selasa, 16 Agustus 2016

Menjaga Stabilitas Keuangan di Tengah Berlanjutnya Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi

Pembangunan Ekonomi Indonesia Yang Berkualitas: Langkah dan Tantangan

Sambutan Presiden RI pada Pelantikan Menkeu dan Wamenkeu KIB II, 20 Mei 2010 Kamis, 20 Mei 2010

I. PENDAHULUAN. Kebijakan fiskal merupakan kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengarahkan

faktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, kualitas birokrasi. Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara akan

Keynote Speech. Menteri Keuangan. Workshop Persiapan Pelaksanaan APBN TA Jakarta, 19 Desember 2011

Reformasi Struktural Untuk Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Mandatory Spending, SAL dan Kelebihan Pembiayaan (overfinancing) APBN

RINGKASAN APBN TAHUN 2017

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara seperti Indonesia. Belanja Pemerintah tersebut dipenuhi

BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI SAL DALAM RAPBN I. Data SAL

Memperkuat Stabilitas Sistem Keuangan di Tengah Dinamika Tantangan Global dan Domestik

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua, Shalom. Om Swastiastu.

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

Keterangan Pers Presiden RI pasca penetapan APBN-P 2012, Jakarta, 31 Maret 2012 Sabtu, 31 Maret 2012

Assalamu allaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam sejahtera bagi kita sekalian

Laporan Perekonomian Indonesia

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

BAB 2. Kecenderungan Lintas Sektoral

BAB 1 PENDAHULUAN. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan instrumen

SAL SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF SUMBER PEMBIAYAAN DALAM APBN

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010

STAN KEBIJAKAN FISKAL PENGANTAR PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA. oleh: Rachmat Efendi

PIDATO MENTERI KEUANGAN PADA RAPAT PARIPURNA DPR-RI POKOK-POKOK RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang dimulai dengan bangkrutnya lembaga-lembaga keuangan di Amerika

KEYNOTE SPEECH DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN DALAM RAPAT KOORDINASI DEWAN PENGAWAS BLU TAHUN 2012

RUANG FISKAL DALAM APBN

Laporan Pengendalian Inflasi Daerah

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua,

Para Direktur Kepatuhan Perbankan dan Pimpinan Perbankan lainnya;

SEKILAS TENTANG ANALISIS KEBIJAKAN BELANJA PUBLIK/NEGARA

Menteri Perindustrian Republik Indonesia NARASI PADA ACARA TEMU USAHA DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN INDUSTRI KECIL MENENGAH DI KABUPATEN PARIGI MOUTONG

NOTA KEUANGAN DAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2012 REPUBLIK INDONESIA

DISAMPAIKAN PADA RAPAT KERJA MENTERI KEUANGAN DENGAN KOMISI XI DPR-RI

21 Universitas Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

CATATAN ATAS APBN-P 2015 DAN PROSPEK APBN 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PIDATO PENGARAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PENYERAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN ANGGARAN 2015

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta ke-43, 10 Juni 2010 Kamis, 10 Juni 2010

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT. dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, REPUBLIK INDONESIA

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Jakarta, 10 Maret 2011

Sambutan Pengantar Presiden RI pada Rapat Terbatas Kabinet, Jakarta, 4 April 2012 Rabu, 04 April 2012

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III PERUBAHAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI OEANG KE-65

BAB I PENDAHULUAN. maju dan sejahtera. Dalam rangka mewujudkan sasaran pembangunan

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Pembangunan Nasional difasilitasi oleh

Rapat Paripurna DPR RI, 25 Agustus 2015 REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. yang lebih baik dengan mengubah penerimaan dan pengeluaran pemerintah

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

FORMULIR 2 : RENCANA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOME) UNIT ORGANISASI TAHUN ANGGARAN : 2015

Pointers Sambutan Seminar Setengah Hari Moment of Truth : Manajemen Pengaduan Sektor Jasa Keuangan Indonesia Jakarta, 3 Desember 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUTIR-BUTIR SAMBUTAN MENTERI PERHUBUNGAN PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI TEKNIS BIDANG PERHUBUNGAN DARAT TAHUN 2014 YOGYAKARTA, 14 OKTOBER 2014

Memperkokoh Stabilitas, Mempercepat Reformasi Struktural untuk Memperkuat Fundamental Ekonomi

Yth. Anggota Komisi XI DPR RI, Ibu Indah Kurnia, Para Pelaku Industri Perasuransian, Para hadirin sekalian

Pidato Presiden RI tentang Pelaksanaan Penghematan Energi Nasional, Jakarta, 29 Mei 2012 Selasa, 29 Mei 2012

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN PADA UPACARA PERINGATAN HARI OEANG KE-71 DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN. Jakarta, 30 Oktober 2017

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

SAMBUTAN DEPUTI KOMISIONER PENGAWAS IKNB II PADA SOSIALISASI UNDANG-UNDANG NOMOR 40 TAHUN 2014 TENTANG PERASURANSIAN JAKARTA, 17 FEBRUARI 2015

PEMERINTAH ALOKASIKAN ANGGARAN DANA DESA TAHUN 2015 SEBESAR RP9,1 TRILIUN

Bersinergi Mengawal Stabilitas, Mewujudkan Reformasi Struktural

Bernavigasi melewati Kerentanan

SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA SOSIALISASI PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI BI Jakarta, 25 April 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN PADA PERINGATAN HARI OEANG KE 66

PENDAPAT AKHIR FRAKSI PARTAI DEMOKRAT TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNDANG T E N T A N G PERHITUNGAN ANGGARAN NEGARA (PAN) TAHUN ANGGARAN 2003

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA. KETERANGAN PERS Pokok-Pokok UU APBN-P 2016 dan Pengampunan Pajak

Menyoal Efektifitas APBN-P 2014 Mengatasi Perlambatan Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. mewarnai perekonomian Indonesia sehingga beberapa sektor ekonomi yang. menjadi indikator PDB mengalami pertumbuhan negatif.

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

LAPORAN MENTERI KEUANGAN PADA ACARA PENYERAHAN DIPA TAHUN ANGGARAN 2015

Ujian Akhir Semester Semester Genap 2016/2017 PEREKONOMIAN INDONESIA Waktu Pengerjaan: 180 Menit 24 Mei 2017 TUTUP BUKU

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Selamat Pagi dan Salam Sejahtera Bagi Kita Semua

I. PENDAHULUAN. Sebagaimana cita-cita kita bangsa Indonesia dalam bernegara yaitu untuk

Sukses MP3EI melalui Pembangunan Infrastruktur Broadband

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

REFORMULASI KEBIJAKAN ANGGARAN SEBAGAI UPAYA MENGATASI KESENJANGAN EKONOMI. Oleh: Ahmad Heri Firdaus

SURVEI PERSEPSI PASAR

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

GUBERNUR PAPUA. Syaloom, Salam sejahtera bagi kita semua, Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Transkripsi:

Keynote Speech APBN 2013: Mendorong Peningkatan Kualitas Belanja Disampaikan oleh: Menteri Keuangan Republik Indonesia Yth. Pimpinan Badan Anggaran DPR-RI, Yth. Wakil Menteri Keuangan dan Para Pejabat Eselon I Kementerian Keuangan, serta hadirin sekalian yang kami hormati. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Salam sejahtera untuk kita semua, Dalam kesempatan yang baik ini, terlebih dahulu perkenankan kami memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-nya sehingga Pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah berhasil menyelesaikan salah satu agenda pembangunan nasional yang sangat penting yakni penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2013. APBN 2013 disusun melalui proses yang cukup panjang, berhati-hati dan melalui pembahasan yang cukup saksama dan mendalam bersama-sama dengan DPR sejak dari tahapan penyusunan Kebijakan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok- Pokok Kebijakan Fiskal, penyusunan Nota Keuangan dan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (NK dan RAPBN) hingga proses pengesahannya menjadi APBN. Sebagaimana kita ketahui bersama, APBN merupakan instrumen kebijakan pemerintah yang menjadi landasan arah pembangunan ekonomi nasional serta penyediaan pelayanan dasar dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Instrumen kebijakan lainnya adalah dalam bentuk regulasi yang baik secara langsung-maupun tidak langsung juga menentukan arah pembangunan ekonomi nasional. Oleh karena itu, kami sepenuhnya sadar bahwa penyusunan APBN selalu 1

mendapat perhatian besar baik dari masyarakat maupun dari para pelaku pasar. Hal ini mengingat APBN mempunyai nilai strategis dalam menentukan arah kebijakan dan agenda pembangunan ekonomi beserta target-target yang akan dicapai. Dari waktu ke waktu, penyusunan APBN senantiasa mempertimbangkan dinamika yang terjadi baik eksternal maupun internal. Dari sisi eksternal, kondisi ketidakpastian prospek pemulihan krisis Ekonomi di Eropa serta gejolak sosial-politik di Timur Tengah masih mewarnai prospek kinerja perkonomian global dalam beberapa tahun ke depan. Revisi ke bawah proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2013 dari 3,9 persen pada bulan Juli menjadi 3,6 persen pada bulan Oktober 2012 merupakan cerminan dari dampak yang mungkin timbul dari kondisi tersebut. Prospek pergerakan harga minyak internasional serta asumsi ekonomi makro lainnya akan sedikit banyak dipengaruhi oleh perkembangan kondisi eksternal tersebut. Sementara itu, dari sisi internal, kuatnya permintaan domestik menjadi semacam penyeimbang dari melemahnya kinerja perekonomian global sehingga laju pertumbuhan ekonomi nasional masih terjaga pada level yang relatif cukup tinggi. Namun demikian, tantangan yang masih harus dihadapi pemerintah terkait prospek kinerja ekonomi dalam jangka menengah dan panjang adalah persoalan pembangunan infrastruktur yang kami sadari masih memerlukan percepatan agar Indonesia mampu tumbuh lebih tinggi mendekati level potensinya. Satu pelajaran yang bisa dipetik dari krisis ekonomi di Eropa adalah pentingnya untuk senantiasa menjaga pengelolaan kebijakan fiskal tetap dalam prinsip kehati-hatian (prudent), sehat, dan berkesinambungan (sustainable). Sebagaimana kita ketahui bersama, sejumlah negara Eropa menjadi demikian rapuh (vulnerable) terseret masuk pusaran krisis karena pengelolaan kebijakan fiskal yang jauh dari prinsip-prinsip kehati-hatian dan berkesinambungan, seperti yang terjadi di Yunani, Spanyol, Portugal dan Irlandia. 2

Saudara-saudara yang saya hormati, Memperhatikan hal-hal tersebut di atas, maka tema pokok yang diambil pemerintah dalam penyusunan APBN 2013 adalah Mendorong Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan melalui Upaya Penyehatan Fiskal. Esensi dari tema tersebut adalah menekankan pentingnya terus mewujudkan kondisi fiskal yang sehat dan berkesinambungan dalam rangka mendorong terjaganya pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Adapun Strategi untuk mewujudkan kondisi fiskal yang sehat dan berkesinambungan tersebut dapat ditempuh melalui 4 (empat) langkah, sebagai berikut: (i) optimalisasi pendapatan negara dengan tetap menjaga iklim dunia usaha; (ii) meningkatkan kualitas belanja negara melalui efisiensi belanja yang kurang produktif dan meningkatkan belanja modal untuk memacu pertumbuhan; (iii) menjaga difisit anggaran pada batas aman; dan (iv) menurunkan rasio utang terhadap PDB dalam batas yang manageable. Pengelolaan kebijakan fiskal yang sehat dan berkesinambungan diharapkan akan menjamin peningkatan efisiensi dan efektifitas alokasi APBN dalam pencapaian sasaran-sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Selain itu, pengelolaan kebijakan fiskal yang sehat dan berkesinambungan juga dapat menjadi signal bagi pasar akan kredibilitas kebijakan makro yang di tempuh pemerintah. Oleh karena itu, tidak berlebihan bila dikatakan bahwa pengelolaan kebijakan fiskal yang sehat dan berkesinambungan merupakan salah satu jangkar bagi stabilitas ekonomi makro secara keseluruhan. Dengan mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, maka defisit APBN dalam tahun 2013 ditetapkan sebesar Rp153.3 triliun atau sebesar 1,65 persen PDB. Besaran defisit tersebut merupakan selisih antara pendapatan negara dan hibah yang diperkirakan mencapai sebesar Rp1.529,7 triliun dengan belanja negara yang ditetapkan sebesar Rp1.683 triliun. Dengan angka defisit tersebut, rasio utang 3

Pemerintah diharapkan akan menurun menjadi kurang dari 23 persen PDB pada akhir tahun 2013. Terkait dengan tema seminar hari ini APBN 2013: Belanja yang Berkualitas, hal ini saya kira sangat relevan dengan upaya Pemerintah mewujudkan kondisi fiskal yang sehat dan berkesinambungan. Belanja yang berkualitas menurut hemat kami dapat dimaknai sebagai kebijakan alokasi anggaran dimana strukutur belanja negara telah mencerminkan adanya upaya peningkatan efisiensi namun masih memberikan ruang fleksibilitas bagi pemerintah untuk merespon dinamika yang terjadi baik internal maupun eksternal. Dalam kaitan dengan efisiensi, belanja yang berkualitas haruslah memenuhi tiga unsur efisiensi, yakni: (i) efisiensi alokasi, (ii) efisiensi teknis, dan (iii) efisiensi ekonomi. Efisiensi alokasi pada dasarnya menekankan perlunya alokasi anggaran agar benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan riilnya serta diarahkan untuk kegiatan produktif yang mampu memberikan nilai tambah dan manfaat yang luas bagi masyarakat. Dalam hal ini kata kuncinya adalah akurasi menentukan besaran alokasi dan akurasi alokasi pada sektor-sektor yang mempunyai multiplier efek yang kuat bagi perekonomian. Jadi esensi dari efisiensi alokasi adalah tepat jumlah dan tepat alokasi. Efisiensi teknis lebih menekankan agar proses pelaksanaan anggaran dapat direalisasikan sesuai dengan rencana dan dapat menghasilkan output atau outcome yang berkualitas. Hal ini dapat dicapai apabila didukung oleh SDM yang kompeten dan mekanisme pelaksanaan dan pencairan yang simple namun akuntabel. Dengan demikian, esensi dari efisiensi teknis adalah kombinasi antara kompetensi SDM dan didukung mekanisme implementasi yang efektif. Sementara itu, efisiensi ekonomi lebih menekankan pentingnya menjaga agar output dan outcome yang dihasilkan sesuai dengan besaran anggaran yang 4

dikeluarkan. Hal ini akan menjamin bahwa besaran anggaran yang dikeluarkan akan memberikan kontribusi yang optimal bagi perekonomian baik dalam jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Dengan demikian, esensi dari efisiensi ekonomi adalah mampu menciptakan multiplier yang optimal bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Selain memenuhi kriteria efisiensi sebagaimana telah disebutkan di atas, struktur belanja yang berkualitas semestinya juga masih memberikan ruang fleksibilitas bagi pemerintah untuk merespons berbagai dinamika yang mungkin terjadi. Harus disadari bahwa saat ini perekonomian kita dihadapkan pada iklim ekonomi dunia yang lebih dinamis, diliputi ketidakpastian dan volatilitas yang cukup tinggi. Oleh karenanya diperlukan fleksibilitas fiskal yang memadai bagi pemerintah untuk merespon dan menjawab gejolak dan dinamika yang terjadi. Ruang fleksibilitas fiskal tersebut sangat terkait erat dengan ketersediaan ruang fiskal (fiscal space) yang memadai dalam struktur belanja APBN. Ditengah upaya untuk terus meningkatkan kualitas belanja negara, perlu disadari bahwa Pemerintah juga masih dihadapkan pada beberapa tantangan yang cukup krusial, antara lain: (i) masih relatif terbatasnya fiscal space dan besarnya mandatory spending sehingga berpotensi mengurangi ruang fleksibilitas, (ii) porsi subsidi masih relatif besar meskipun disadari masih belum tepat sasaran, (iii) belum optimalnya dan masih menumpuknya penyerapan anggaran pada akhir tahun, (iv) masih terbatasnya belanja modal dalam mendukung penyediaan infrastruktur yang memadai. Sejalan dengan hal tersebut, maka strategi yang kiranya perlu ditempuh pemerintah antara lain: (i) perlunya memperlebar fiscal space untuk menciptakan fleksibilitas kebijakan fiskal yang cukup memadai, (ii) meningkatkan efisiensi subsidi agar lebih tepat sasaran dan memenuhi aspek keadilan, (iii) mempercepat serta membenahi pola penyerapan anggaran sehingga mempunyai efek pengganda yang 5

cukup kuat bagi perekonomian, (iv) mendorong peningkatan belanja modal untuk mendukung penyediaan infrastruktur yang memadai dalam rangka peningkatan daya saing ekonomi nasional. Perlu kiranya dipahami pula bahwa upaya peningkatan belanja negara, tentu saja, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melalui hak budget-nya juga memegang peran penting dalam hal ini. Oleh karena itu, kebijakan alokasi belanja negara yang ditetapkan dalam APBN pada dasarnya merupakakan hasil perumusan dan pembahasan yang cukup mendalam secara bersama-sama antara Pemerintah dan DPR. Akhir kata, kami ingin mengucapkan selamat mengkuti seminar, semoga berjalan sangat produktif, dan dapat menghasilkan sumbangsih pemikiran dan masukan-masukan yang konstruktif bagi perbaikan kualitas kebijakan belanja kedepan. Sekian dan terimakasih. Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Menteri Keuangan, Agus D.W. Martowardojo 6