MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK FAST WRITING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh: NAMA : BETI SUPARTINI NPM : 10.21.0985 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012
MODEL PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK FAST WRITING PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 14 GARUT TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MAKALAH Oleh: BETI SUPARTINI 10.21.0985 PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG 2012 ABSTRAK Bertolak dari perumusan masalah penelitian dan tujuan penelitian, penulis mengajukan hipotesis penelitian, yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis narasi siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan teknik Fastwriting. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan pretest-posttest one group design. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes menulis dan angket. Tes menulis digunakan untuk memberi gambaran umum kemampuan siswa menulis, sedangkan angket digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap teknik Fastwriting. Berdasarkan hasil penilaian karangan, terjadi kenaikan yang signifikan terhadap jumlah nilai rata-rata siswa, yaitu dari 62,925 menjadi 73,95. Dari perhitungan statistik, diperoleh data bahwa thitung (9,34) > ttabel (1,68). Artinya, hipotesis yang penulis ajukan Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis narasi siswa sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan teknik Fastwriting diterima. Kata Kunci : Menulis karangan Narasi/ Fast Writing PENDAHULUAN Penelitian terhadap kemampuan menulis yang dilakukan dua Proyek Bank Dunia, yaitu PEQIP dan Proyek Pendidikan Dasar ( Basic Education Projects) dan juga digunakan dalam program MBS dari Unesco dan Unicef menunjukkan hanya 19% anak bisa menulis dengan tulisan tegak bersambung dan rapi, sedangkan 64% bisa menulis rapi, tetapi tidak bersambung. Perbedaan antarsekolah sangat mencolok. Pada beberapa sekolah, kebanyakan anak menulis dengan rapi, sementara yang lain sedikit atau sama sekali tidak ada. Ini hampir bisa dipastikan bahwa guru-guru pada sekolah-sekolah yang pertama, yang bagus tulisannya itu secara reguler mengajarkan menulis rapi. Sementara sekolahsekolah yang belakangan tidak. Hanya 16% anak menulis tanpa kesalahan ejaan dan 52% anak bisa menulis dengan ejaan yang baik (sebagian besar kata dieja dengan benar), sementara lebih dari 30% kasus menulis dengan kesalahan ejaan yang parah atau sangat parah. Sebanyak 58% anak memberi tanda baca pada tulisan mereka dengan baik (dikategorikan bagus atau sempurna). Sementara itu, lebih dari 35% kasus anak yang menulis dengan kesalahan tanda baca dan dikategorikan kurang atau sangat kurang. Berdasarkan paparan tersebut, menulis bukanlah kemampuan yang dapat dikuasai dengan sendirinya, melainkan harus melalui proses pembelajaran sehingga diperlukan waktu yang panjang untuk menumbuhkan tradisi menulis. Sebagaimana pernyataan Tarigan (1994:4) yang mengemukakan bahwa keterampilan menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
diperoleh melalui proses praktik dan latihan secara teratur. Dengan demikian, tampaknya penggunaan teknik pembelajaran yang tepat akan menimbulkan citra positif bagi pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia; dapat memberikan solusi dan suasana baru yang menarik bagi siswa, sehingga kualitas hasil belajar siswa diharapkan dapat meningkat. Oleh karena itu, penulis akan mengujicobakan teknik Fastwriting dalam pembelajaran menulis narasi, sehingga diharapkan dapat memotivasi siswa untuk mengungkapkan berbagai cerita imajinatif yang ada dalam dirinya secara tertulis. Untuk membuktikan keefektifan teknik Fastwriting dalam pembelajaran menulis narasi, maka penulis menguji instrumen pada pretes dan postes. Teknik Fastwriting merupakan teknik menulis cepat yang mampu mengatasi masalah lembaran-lembaran kosong dan melihat kemajuan secara nyata dan langsung. Teknik ini menekankan bahwa menulis karangan tidak bisa langsung sempurna sejak pertama karena hal itu pun jarang terjadi. Setelah menuangkan gagasannya dalam waktu tertentu, penulis bisa memilah-milah lagi mana saja gagasan yang sesuai dan tidak sesuai lalu memperbaiki tulisannya. Keunggulan teknik ini diantaranya dapat membebaskan penulis dari sugesti bahwa menulis harus langsung jadi, memusatkan gagasan penulis, mampu menuangkan gagasan yang ada dalam pikiran penulis, dan menjernihkan pikiran. Karangan narasi adalah adalah karangan yang mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa baik nyata mapun rekaan dengan menggunakan pola urutan waktu, tempat, dan pelaku. Teknik Fastwriting adalah teknik menulis cepat yang mampu mengatasi masalah lembaran kosong dan memberikan kemajuan secara nyata dan langsung. KAJIAN TEORI DAN METODE Pengertian Keterampilan Menulis Tarigan (1986:21) mengemukakan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang. menggambarkan suatu bahasa yang dapat dipahami seseorang sehingga orang Iain dapat memahami bahasa dan gambar grafik itu, sedangkan Sapani (1990:2) mengartikan menulis sebagai suatu keterampilan berbahasa yang menuntut seseorang menghasilkan sesuatu (karangan) sebagai ungkapan pikiran, perasaan, dan kemampuan menulis. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001:1219) disebutkan bahwa menulis adalah membuat huruf (angka dsb); melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat, menggambar). Hernowo (2002:16) menyatakan bahwa kegiatan menulis bukan sekedar membuat huruf-huruf dengan pena pada selembar kertas. Akhadiah (1997:9) menyatakaan bahwa menulis merupakan bentuk komunikasi untuk menyampaikan gagasan penulis kepada khalayak yang dibatasi jarak, tempat, dan waktu. Pengertian Karangan Narasi Menurut Keraf (2003:136), karangan narasi adalah suatu bentuk wacana yang susunan utamanya adalah tindak-tanduk yang dijalin menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam suatu kesatuan waktu. Selaras dengan hal itu, Yus Rusyana (1984:35) mengemukakan bahwa karangan narasi adalah karangan yang memaparkan peristiwa yang mengandung unsur pelaku, tindakan, ruang dan waktu. Berkenaan dengan peristiwa itu dijelaskan siapa yang menjadi pelakunya, dimana tempat terjadinya, bagaimana suasana terjadinya, dan siapa juru kuncinya. Suhendar (1992:102) mengartikan karangan narasi sebagai suatu bentuk wacana yang berusaha mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa sehingga tampak seolah-olah pembaca melihat atau mengalami peristiwa itu. Mulyono (1986:123) menyatakan bahwa karangan narasi adalah suatu bentuk tulisan yang berisi cerita tentang suatu peristiwa dengan tujuan memperluas pengalaman seseorang. Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa karangan narasi adalah karangan yang mengisahkan suatu kejadian atau peristiwa baik kejadian nyata mapun rekaan dengan menggunakan pola urutan waktu, tempat, dan pelaku. Pengertian Teknik Pembelajaran Subana (2009:195) menyatakan bahwa teknik pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia adalah teknik, cara atau kiat yang digunakan dalam mata pelajaran bahasa dan satra Indonesia. Teknik pembelajaran sangat diperlukan dalam pembelajaran karena akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran itu sendiri. Teknik Fastwriting Teknik Fastwriting adalah teknik menulis cepat yang mampu mengatasi masalah lembaran-lembaran kosong dan melihat kemajuan secara nyata dan
langsung. Teknik ini mengoptimalkan otak kanan untuk bekerja terlebih dahulu menjadi sebuah tulisan tanpa terbebani editor otak kiri yang mengevaluasi segalanya sebelum tertuang menjadi sebuah tulisan di atas kertas (De Porter, 2001:186). Teknik Fastwriting menekankan bahwa menulis karangan tidak bisa langsung sempuma sejak pertama. Dengan demikian, teknik ini berusaha menghapus pandangan bahwa menulis karangan harus langsung jadi karena hal itu pun jarang terjadi. Setelah menuangkan gagasannya dalam waktu tertentu, penulis bisa memilah-milah lagi mana saja gagasan yang sesuai dan tidak sesuai lalu memperbaiki tulisannya. Dalam teknik ini diperlukan timer untuk menghitung berapa lama waktu yang digunakan oleh penulis, sekaligus berfungsi sebagai pengingat waktu kapan harus memulai dan kapan harus mengakhirinya. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara kerja yang digunakan dalam melakukan suatu penelitian. Sugiyono (2007:6) mengemukakan bahwa metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode eksperimen. Penelitian metode ini disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, yaitu menguji penggunaan teknik Fastwriting dalam pembelajaran menulis narasi di satu kelas atau dengan kata lain untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Sugiyono (2007:108) menggunakan istilah pre-experimental designs (nondesigns) untuk penelitian yang dilakukan terhadap satu kelompok tanpa adanya kelompok kontrol atau pembanding. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan Dari hasil nilai rata-rata pretes dan postes dapat diketahui bahwa nilai rata-rata siswa ketika postes lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata pretes, yaitu dari 62,925 menjadi 73,95. Hal tersebut menjawab rumusan pertama dan kedua dalam penelitian ini. Adanya perbedaan nilai pretes dan postes tersebut membuktikan adanya peningkatan kemampuan siswa menulis narasi sebelum dan sesudah menggunakan teknik Fastwriting. Dengan demikian, teknik Fastwriting efektif dalam meningkatkan kemampuan dalam menulis narasi. Diperoleh nilai realibilitas antarpenimbang pada pretes sebesar 0,94 sedangkan pada postes sebesar 0,90. Selain mengolah skor menjadi nilai dan uji reliabilitas antapenimbang, penulis juga melakukan uji normalitas data pretes dan postes. Berdasarkan perhitungan, pada pretes diperoleh (5,39) < (13,3). Dengan demikian, data pretes dapat dikatakan berdistribusi normal. Sementara itu, pada postes diperoleh (4,48) < (13,3). Dengan demikian, data postes dapat dikatakan berdistribusi normal. Pengujian hipotesis dilakukan dengan tujuan untuk membuktikan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Berdasarkan penghitungan, diperoleh sebesar (9,34) dan (1,68), terbukti > Dengan demikian, hipotesis yang penulis ajukan yaitu Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis narasi sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan teknik fastwriting dalam penelitian ini dapat diterima. SIMPULAN Penulis mengemukakan beberapa simpulan, sebagai berikut : 1) Sebelum diberi teknik Fastwriting, nilai tertinggi yang siswa peroleh 80, sedangkan terendah 44 dengan nilai rata-rata pretes sebesar 62,925. 2) Setelah diberi teknik Fastwriting, nilai tertinggi yang siswa peroleh 88, sedangkan skor terendah 56 dengan nilai rata-rata postes sebesar 73,95. 3) Berdasarkan kedua rata-rata tersebut, maka diperoleh perbedaan (gain) antara nilai rata-rata pretes siswa dengan nilai rata-rata postes sebesar 11,025. Adanya perbedaan nilai pretes dan postes tersebut membuktikan peningkatan kemampuan siswa menulis narasi sesudah menggunakan teknik Fastwriting. 4) Berdasarkan penghitungan statistik, diperoleh sebesar (9,34) dan (1,68), terbukti > Dengan demikian, hipotesis yang penulis ajukan yaitu Terdapat perbedaan
yang signifikan antara hasil pembelajaran menulis narasi sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan teknik Fastwriting diterima. DAFTAR PUSTAKA Alfianto, Achmad. 2008. Artikel Pendidikan B. Indonesia di SMA. Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. De Porter, Bobby dan Mike Hernacki. 2001. Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa. Fatonah. 2009. Pembelajaran Menulis Narasi Ekspositoris dengan Menggunakan Teknik Meniru Model (Pene litian Eksperimen terhadap Siswa Kelas VII SMPN 29 Bandung Tahun Ajar an 2008/2010). Bandung : FPBS UPI (tidak diterbitkan). Keraf, Gorys. 2003. Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia. (Marahimin, Ismail. 1994. Menulis Secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya. Oktaviani, Fanny. 2008. Pembelajaran Menulis Narasi dengan Metode Sinektik di Kelas X SMA Negeri 1 Sumedang Tahun Pelajaran 2007-2008. Skripsi. Tidak diterbitkan. Rusyana, Yus. 1986. Keterampilan Menulis Modul 1 s.d. 6 UT. Jakarta: Karunika. Subana. 2009. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia Berbagai Pendekatan, Metode, Teknik, dan Media Pengajaran. Bandung: Pustaka Setia. Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta Tarigan, HG. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, HG. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Widianti. 2009. Peningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi dengan Teknik Fastwriting (Penelitian Tindakan Kelas). Bandung: UPI (tidak diterbitkan).