FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN KASIR SWALAYAN DI KOTA GORONTALO. (Intan Blongkod, Rany Hiola, Ekawaty Prasetya)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha dan dunia kerja, kesehatan kerja berkontribusi dalam

November sampai dengan tanggal 20 Desember tahun untuk membuat gambaran atau deskritif tentang suatu keadaan suatu objektif.

BAB I PENDAHULUAN. otomatis, terintegrasi dan terkoordinasi. luas dewasa ini, ditambah penggunaan internet yang semakin populer

BAB 1 : PENDAHULUAN. kapasitas kerja fisik pekerja, serta melindungi pekerja dari efek buruk pajanan hazard di

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak menimbulkan efek berbahaya bagi manusia. Lamanya radiasi komputer

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan sangat penting sebagai pelaku dan tujuan pembangunan.

I. PENDAHULUAN. tersebut oleh American Optometric Association (AOA) dinamakan Computer

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di masing-masing ruangan operator Sistem

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan sarana informasi sejak abad ke-dua puluh

BAB I PENDAHULUAN. seperti terhadap otot-otot akomodasi pada pekerjaan yang perlu pengamatan

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkat dan mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, khususnya dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. konflik batin serta kondisi sakit yang diderita oleh tenaga kerja. (1)

BAB I PENDAHULUAN. informasi. Penggunaan komputer di setiap tempat kerja sangat membantu dan

SUMMARY. Kata Kunci : Kelelahan Mata, Operator, Komputer

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross

BAB I PENDAHULUAN. kondisi pandangan yang tidak nyaman (Pheasant, 1997). kondisi kurang sempurna untuk memperoleh ketajaman penglihatan.

BAB I PENDAHULUAN. penglihatan atau kelainan refraksi (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembangunan jangka panjang di bidang kesehatan, dimulai

BAB I PENDAHULUAN. pada iritasi mata bahkan kemungkinan katarak mata (Fazar, 2011).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Gambaran umum Universitas Negeri Gorontalo (UNG)

PENGARUH PENCAHAYAAN DAN MASA KERJA BERDASARKAN WAKTU KERJA TERHADAP KELELAHAN MATA PADA PENGRAJIN SULAMAN KERAWANG UKM

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah Game Online. Menurut data statistik yang diperoleh dari Google Analytic

BAB I PENDAHULUAN. terlalu dekat sehingga menyebabkan kelelahan pada mata (astenopia) dan radiasi

BAB 6 HASIL PENELITIAN. Gambar 6.1 Sumber Pencahayaan di ruang Radar Controller

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Keluhan kelelahan mata menurut Ilmu Kedokteran adalah gejala

Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan Kelelahan Mata pada Karyawan Bagian Administrasi di PT. Indonesia Power UBP Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bentuk teknologi yang beredar adalah gadget. Gadget tidak

HUBUNGAN ANTARA POSISI DUDUK DAN INTENSITAS PENGGUNAAN KOMPUTER DENGAN KELUHAN CVS (COMPUTER VISION SYNDROME)

Analisis Faktor Individu dan Lingkungan terhadap Keluhan Syndrome pada Karyawan Bagian Central Control Room PT. X Jepara

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam pembangunan nasional. Tenaga kerja merupakan pelaksana

KAPASITAS FAAL PARU PADA PEDAGANG KAKI LIMA. Olvina Lusianty Dagong, Sunarto Kadir, Ekawaty Prasetya 1

BAB I PENDAHULUAN. Guangzhou, China, dengan pasar ekspor terbesar ke Amerika dan sebagian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non-eksperimental dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. efektif dalam arti perlunya kecermatan penggunaan daya, usaha, pikiran, dana dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yaitu cross sectional. Penelitian observasi memiliki ciri yaitu

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS

ANALISIS FAKTOR - FAKTOR TERHADAP KEJADIAN COMPUTER VISION SYNDROME (CVS) PADA PEKERJA LAYOUT EDITOR DI CV. X TEMBALANG KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGGUNAAN LAPTOP DAN FUNGSI PENGLIHATAN MAHASISWA ANGKATAN 2011 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO

Unnes Journal of Public Health

HUBUNGAN ANTARA LAMA PENGGUNAAN TELEPON GENGGAM DENGAN KELELAHAN MATA DI SMA NEGERI 3 KLATEN. INTISARI Fitri Suciana*

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

HUBUNGAN LAMANYA WAKTU PENGGUNAANTABLET COMPUTERDENGAN KELUHAN PENGLIHATANPADA ANAK SEKOLAH DI SMP Kr. EBEN HEAZER 2 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan perangkat komputer dalam menyelesaikan pekerjaan di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Hiburan, (Semarang: EFFHAR, 1987), hlm.5. 1 Forrest M. MIM, III dan Marc Stern, Komputer untuk Bisnis,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. akibat nyeri punggung. Nyeri punggung bagian bawah merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Selama 20 tahun terakhir, telah terjadi kemajuan besar dalam bidang teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Nyeri Punggung Bawah (NPB) merupakan gangguan musculoskeletal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. bekerja secara otomatis, terintegrasi, dan terkoordinasi sehingga dengan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat, terutama pada kondisi lingkungan yang di bawah standar. (1)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. dan memiliki besar derajat kebebasan. Posisi ini bekerja mempromosikan

Kata kunci: intensitas pencahayaan, usia, kelelahan mata, lux meter, flicker fusion

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Usaha kerajinan Sulaman Kerawang Naga Mas Mongolato Kecamatan

ABSTRACT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN DI SMP NEGERI 11 KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya di dunia (Sugiato, 2006). Menurut Badan Kependudukan Nasional,

BAB 1 : PENDAHULUAN. berbagai informasi visual yang digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut ILO (2013) Diperkirakan 2.34 juta orang meninggal setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal CARE, Vol. 2, No. 2, 2014

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN KEJADIAN MIOPIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN ANGKATAN VII STIKES CITRA HUSADA MANDIRI KUPANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELUHAN KELELAHAN MATA PADA PEKERJA PENGGUNA KOMPUTER DI BANK X KOTA BANGKO

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya dalam sehari-hari. Lingkungan kerja dapat mempengaruhi tingkat

BAB 3 KERANGKA KONSEP dan DEFINISI OPERASIONAL

HUBUNGAN PERILAKU ANAK REMAJA MENGENAI PERMAINAN GAME ONLINE DENGAN KELUHAN KELELAHAN MATA DI KELURAHAN PADANG BULAN MEDAN TAHUN 2013

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencukupi kehidupan dan/atau untuk aktualisasi diri. Namun dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat kita simpulkan bahwasanya kesehatan masyarakat sangat berguna untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan pemasaran (Manuaba, 1983). Aspek yang kurang diperhatikan bahkan

GAMBARAN FAKTOR RISIKO YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS PARU PADA POLISI LALU LINTAS DI KOTA GORONTALO. Tian Bapino, Rama P. Hiola, Sri Manovita Pateda 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di RSUP Dr. Kariadi Semarang bagian saraf dan rehabilitasi medik

Hubungan Faktor Individu dan Lingkungan Terhadap Keluhan Computer Vision Syndrom

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatifnya

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keluhan muskuloskeletal adalah kerusakan pada bagian-bagian otot

Afrini Nurul Afifah. Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

BAB V PEMBAHASAN. Jumlah pekerja pelintingan rokok di PT. Djitoe Indonesia Tobako

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian dilaksanakan dirumah pengrajin Sulaman Kerawang UKM

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini, manusia tak pernah lepas dari salah satu hukum alam ini yakni bekerja.

BAB I PENDAHULUAN. dan produktifitas tenaga kerja serta perbaikan mutu produk dalam suatu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross

BAB I PENDAHULUAN. dengan peraturan yang terdapat di masing-masing perguruan tinggi. Di

Pertemuan 03 ERGONOMIK

BAB I PENDAHULUAN. dokter (Harsono, 2005). Nyeri kepala dideskripsikan sebagai rasa sakit atau rasa

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB I PENDAHULUAN. Health Association) adalah beberapa kondisi atau gangguan abnormal

Rifa Nurafifah Syabaniah AMIK BSI Sukabumi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 3 METODOLOGI. Tingkat Risiko MSDs Pekerja Konstruksi. Keluhan MSDs. Gambar 3.1. Kerangka Konsep. 32 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

sesuatu dari satu tempat ke tempat lainnya. Pentingnya transportasi terlihat pada

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang signifikan terhadap kecelakaan kerja. negara tersebut yang dipilih secara acak telah menunjukkan hasil bahwa

DAFTAR LAMPIRAN. Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Noer Haeny, FKM UI, 2009

Transkripsi:

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN KASIR SWALAYAN DI KOTA GORONTALO (Intan Blongkod, Rany Hiola, Ekawaty Prasetya) Intanblongkod@gmail.com Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Dan Keolahragaan Univesitas Negri Gorontalo ABSTRAK Penggunaan komputer di seluruh dunia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan mata. Penelitian ini merupakan penelitian Deskritif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan kasir yaitu sebanyak 56 kasir. Sampel dalam penelitian ini adalah 50 Kasir yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data penelitian tentang kelelahan mata dan jarak pandang diperoleh menggunakan kuesioner sedangkan jarak pandang ke komputer diperoleh dengan pengukuran langsung menggunakan meteran. Hasil penelitian menunjukan bahwa ketiga faktor yaitu masa kerja, lama kerja, dan usia memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan mata dan ada hubungan antara jarak pandang ke komputer dengan kelelahan mata. Berdasarkan penelitian ini maka disarankan Kasir sebaiknya mengistirahatkan mata secara teratur atau secara periodik untuk mencegah terjadinya kelelahan mata. Kasir sebaiknya tidak bekerja dengan jarak monitor standar sehingga tidak menyebabkan kelelahan mata dan akhirnya berdampak serius pada mata. Bagi peneliti selanjutnya untuk melihat faktor-faktor lain yang hubungannya dengan kelelahan mata. Kata Kunci : Kelelahan Mata, Kasir, Komputer Intan Blongkod Mahasiswa Pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo, Dra. Hj. Rany A Hiola, M.Kes dan Ekawaty Prasetya, S.Si, M.Kes Dosen Pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo.

Era perkembangan teknologi khususnya teknologi informasi menuntut manusia untuk berhubungan dengan komputer. Umumnya 80% pekerjaan kantor diselesaikan dengan memanfaatkan komputer. Peran komputer yang sangat luas dewasa ini, ditambah penggunaan internet yang semakin populer menyebabkan para pekerja menghabiskan waktunya di depan komputer sedikitnya 3 jam sehari (Hanum, 2008). Penggunaan komputer di seluruh dunia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Pemakaian komputer biasanya menghabiskan waktu berjam-jam, terutama bagi pekerja yang menggunakan komputer sebagai alat bantu kerja utama. Berdasarkan suatu survei di Amerika Serikat, rata-rata waktu kerja yang digunakan untuk bekerja dengan komputer adalah 5,8 jam atau 69% dari total 8 jam kerja (Maryamah, 2011). Survei yang dilakukan oleh American Optometric Association (AOA) tahun 2004, membuktikan bahwa 61% masyarakat Amerika sangat serius dengan permasalahan mata akibat bekerja dengan komputer dalam waktu lama. AOA dan Federal Occupational Safety and Health Administration (FOSHA) meyakini bahwa Computer Vision Syndrome, di masa datang akan menjadi permasalahan yang mengkhawatirkan (Hanum, 2008). Sering dan lamanya seseorang bekerja dengan komputer, dapat mengakibatkan keluhan serius pada mata. Keluhan yang sering diungkapkan oleh pekerja komputer adalah kelelahan mata yang merupakan gejala awal, mata terasa kering, mata terasa terbakar, pandangan menjadi kabur, penglihatan ganda, sakit kepala, nyeri pada leher, bahu dan otot punggung (Hanum, 2008). Timbulnya kelelahan mata dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari faktor pekerja maupun faktor lingkungan. Faktor pekerja dapat berupa kelainan refraksi, usia, perilaku yang berisiko, faktor keturunan, dan lama kerja. Sedangkan faktor lingkungan yang mempengaruhi adalah intensitas pencahayaan, kualitas iluminasi, atau ukuran objek. Faktor pekerja dan faktor lingkungan sebagai faktor risiko kelelahan mata dapat berdampak buruk terhadap pekerja.

Yang termasuk dalam perilaku berisiko adalah jarak pandang mata ke monitor dan istirahat mata (Supriati, 2012). Dengan adanya latar belakang masalah ini sehingga peneliti ingin melakukan penelitian tentang Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelelahan Mata pada karyawan kasir Swalayan di Kota Gorontalo. METODE PENELITIAN Pengambilan sampel dilakukan di Swalayan Kota Gorontalo Waktu penelitian dilaksanakan selama satu bulan dari tanggal 20 November sampai dengan 20 Desember tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskritif dengan tujuan utama untuk membuat gambaran. Tehnik Pengambilan sampel yang di gunakan yaitu pruposive sampling yaitu keseluruhan jumlah populasi 56 karyawan kasir swalayan di Kota Gorontalo. Sampel dalam penelitian ini adalah 50 karyawan kasir swalayan yang memenuhi kriteria inklusi. Data yang diperoleh dianalisis secara univariat, hasil yang diperoleh tabel distribusi frekuensi, yaitu ketiga faktor memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan mata. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Karakteristik responden Analisis univariat ini berkaitan dengan karakteristik responden yang meliputi umur kasir, masa kerja, dan lama kerja 1.Umur responden Umur Responden swalayan Kota Goruntalo termasuk dalam usia dewasa dan masih dalam usia produktif. Distribusi responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Karyawan Berdasarkan Umur pada Responden Swalayan di Kota Gorontalo Swalayan Tot Umur Santika Virgo Makro amanda al (n) n % n % n % N % 20-35tahun 1 81,2 10 13 12 92,31 13 8 0 5 0 0 36-50 tahun 18,7 3 5 Total 16 100 13 100 13 Sumber: Data Primer, desember 2013 1 7,69 - - - - 1 10 8 0 0 0 50 Berdasarkan tabel 4.1 dari 50 karyawan dan dapat diketahui bahwa dari 16 responden swalayan santika yang dijadikan responden terdapat paling banyak berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 13 responden (81,25%),dan di ketahui bahwa dari 13 orang responden swalayan virgo yang di jadikan responden terdapat paling banyak berumur 20-35 yaitu 12 responden (92,31%), dan di ketahui bahwa dari 13 orang responden swalayan makro berumur 20-35 tahun yang di jadikan responden terdapat paling banyak 13 responden (100%), dan di ketahui bahwa dari 8 orang responden swalayan Amanda berumur 20-25 tahun yang di jadikan responden terdapat paling banyak 8 responden (100%). 2. Masa Kerja Distribusi responden berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.3 Distribusi Karyawan Berdasarkan Masa Kerja pada Responden Swalayan di Kota Gorontalo

Masa Kerja Swalayan Santika Virgo Makro Amanda 2-4 tahun 5-6 tahun 7-8 tahun > 8 tahun Total n % n % n % n 5 31,25 10 76,93 9 69,23 6 4 25 3 23,07 3 23,07 2 5 31,25 - - 1 7,70-2 12,5 - - - - - 16 100 13 100 13 100 - % 75 25 - - 100 Sumber: Data Primer, Desember 2013 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa masa kerja responden sebagian besar 2 tahun. Dari 50 responden yang dijadikan responden terdapat paling banyak bekerja selama 2-4 tahun yaitu sebanyak 29 responden (58%) dan 5-6 tahun terdapat 12 responden (24%), 7-8 tahun terdapat 6 responden (12%), dan > 8 tahun terdapat 2 kasir (4%). 3. Lama Kerja Distribusi responden berdasarkan lama kerja dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.4 Distribusi Karyawan Berdasarkan Lama Kerja pada Responden Swalayan di Kota Gorontalo Swalayan Lama Kerja/ Jam Santika Virgo Makro Amanda n % n % n % N % 7 Jam 8 50 7 53,85 8 61,54 4 6 Jam 8 50 6 46,15 5 38,46 4 Total 16 100 13 100 13 100 8 Sumber: Data Primer, Desember 201 50 50 100 Tabel 4.5 Distribusi Kelelahan Mata Berdasarkan Lama Kerja Swalayan Kelelahan Mata N Santika Virgo Makro Amanda 15 9 8 5 Total 74% Berdasarkan Tabel 4.4 dan 4.5 dapat di ketahui bahwa di tempat kerja swalayan terdapat 50 responden. Shif pertama ada 27 responden bekerja selama 7 jam, dan shif ke dua ada 23 responden bekerja selama 6 jam. Yang didistribusi mengalami kelelahan mata terdapat 37 responden (74%) dan yang tidak mengalami kelelahan mata terdapat 13 responden (26%), kasir santika terdapat 15

responden (93,75%), kasir virgo tedapat 9 responden (69,23%), kasir makro terdapat 8 responden (61,53%), dan kasir Amanda terdapat 5 responden (62,5%). 4. Kelelahan Mata Distribusi kasir berdasarkan kelelahan mata dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.6 Distribusi Kelelahan Mata pada Responden Gorontalo Swalayan di Kota Swalayan Kelelahan Mata Santika Virgo Makro Amanda N % n % N % n % Ya 15 93,75 Tidak 1 6,25 Total 16 100 Sumber: Data Primer, Desember 2013 9 69,23 8 61,54 5 4 30,77 5 38,46 3 13 100 13 100 8 62,5 37,5 100 Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa semua kasir berjumlah 50, sebagian besar responden mengalami kelelahan mata yaitu sebanyak 37 responden (74%) dan responden yang tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 13 responden (26%). Jenis Keluhan Kelelahan Mata Menurut NIOSH (1999), gejala keluhan kelelahan mata diantaranya yaitu mata tegang, penglihatan kabur, penglihatan rangkap/ganda, mata merah, mata perih, mata berair, mata gatal/kering, sakit kepala. Distribusi operator berdasarkan jenis keluhan kelelahan mata yaitu mata gatal, mata berair, mata kabur, mata rangkap/ganda, mata tegang, mata tegang, sakit kepala dan mata merah dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.7 Distribusi Kelelahan Mata Berdasarkan Swalayan di Kota Gorontalo Keluhan pada responden Jenis-Jenis kelelahan Mata n Terasa tegang 9 Penglihatan kabur 7 Mata merah 7 Terasa perih 9 Mata berair 20 Terasa gatal 20 Jumlah % 18% 14% 14% 18% 40% 40% Sakit kepala 37 74% Adapun gambaran jenis kelelahan mata yang sering dirasakan oleh responden swalayan di Kota Gorontalo dapat dilihat pada grafik berikut : Jenis Kelelahan Mata 74% 40% 40% 18% 14% 14% 18% terasa tegang penglihatan kabur mata merah terasa perih mata berairterasa gatal Sakit Kepala

Grafik 4.4 Jenis kelelahan mata yang sering dirasakan oleh responden swalayan 5. Jarak Pandang ke Komputer Distribusi responden berdasarkan jarak pandang ke komputer yang digunakan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.8 Distribusi Kelelahan Mata Berdasarkan Jarak Pandang pada Responden Swalayan di Kota Gorontalo Swalayan Jarak Pandang Santika Virgo Makro Amanda Total Tidak Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat Total n % n % n % n 2 12,5 1 7,70 3 23,07 3 14 87,5 12 92,30 10 96,93 5 16 100 13 100 13 100 8 % (n) 37,5 9 62,5 41 100 50 Sumber: Data Primer, Desember 2013 Berdasarkan tabel 4.5 dapat di ketahui bahwa sebagian responden menggunakan jarak pandang ke komputer tidak memenuhi standar yaitu 50-100 cm. Responden yang menggunakan jarak pandang ke komputer tidak memenuhi standar sebanyak 9 responden (18%).dan kasir yang menggunakan jarak pandang ke komputer memenuhi standar yaitu 50-100 sebanyak 41 responden (82%) Pada umumnya responden ini berumur antara 20 sampai dengan 42 tahun, dimana paling banyak responden swalayan berumur 20-35 dengan pendidikan (SMP) dan (SMA). Responden yang tidak melanjutkan sekolahnya lebih memilih untuk bekerja sebagai Kasir Swalayan di Kota Gorontalo.

1. Umur Berdasarkan tabel 4.1 dari 50 karyawan dan dapat diketahui bahwa dari 16 orang responden swalayan santika yang dijadikan responden terdapat paling banyak berumur 20-35 tahun yaitu sebanyak 13 responden (81,25%),dan diketahui bahwa dari 13 orang responden swalayan virgo yang dijadikan responden terdapat paling banyak berumur 20-35 yaitu 12 responden (92,31%), dan diketahui bahwa dari 13 orang responden swalayan makro berumur 20-35 tahun yang dijadikan responden terdapat paling banyak 13 responden (100%), dan diketahui bahwa dari 8 orang responden swalayan Amanda berumur 20-25 tahun yang dijadikan responden terdapat paling banyak 8 responden (100%). yang didistribusi tidak mengalami kelelahan mata terdapat 11 responden (22%) dan mengalami kelelahan mata terdapat 39 kasir (78%), hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia menyebabkan lensa mata berangsur-angsur kehilangan elastisnya, dan agak kesulitan melihat pada jarak dekat sehingga menyebabkan ketidak nyamanan penglihatan ketika mengerjakan pada jarak dekat, demikian pula penglihatan jauh selain itu penglihatan dipengaruhi oleh faktor pencahayaan yang berbunyi tingkat pencahayaan juga akan mempengaruhi kemampuan mata melihat objek gambar pada usia tua diperlukan intense penerangan lebih besar untuk melihat objek gambar, rincian objek yang dapat dilihat oleh mata juga akn semakin besar (Djumiati, 2013). 2. Masa kerja Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa masa kerja responden sebagian besar besar 2 tahun. Dari 50 responden yang dijadikan responden terdapat paling banyak bekerja selama 2-4 tahun yaitu sebanyak 29 responden (58%) dan 5-6 tahun terdapat 12 responden (24%), 7-8 tahun terdapat 6 responden (12%), dan > 8 tahun terdapat 2 kasir (4%). Responden yang bekerja selama 2-4 tahun Yang didistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 10 responden (20%), bekerja selama 5-6 tahun yang didistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 12 responden (24%), bekerja selama 7-8 tahun yang didistribusi mengalami

kelelahan mata sebanyak 6 responden (12%), dan bekerja lebih 8 jam didistribusi mengalami kelelahan mata sebanyak 3 responden (6%). Jadi keseluruhan yang mengalami kelelahan mata sebanyak 31 responden (62%), dan tidak mengalami kelelahan mata sebanyak 19 responden (38%). Para pekerja yang sudah lama mempunyai resiko lebih besar terjadinya kelelahan mata menurut Encylopedia Of Occupaliond Healt and Safety (Djumiati, 2013). 3. Lama kerja Berdasarkan Tabel 4.3 dapat di ketahui bahwa di tempat kerja swalayan terdapat 50 Kasir. Shif pertama bekerja selama 7 jam terdapat 27 responden, dan shif ke dua bekerja selama 6 jam terdapat 23 responden. Dimana di swalayan santika terdapat 16 responden yang bekerja pada shift pertama yaitu 7 jam terdapat 8 responden dan shift ke dua yaitu 6 jam terdapat 8 responden. Di swalayan virgo terdapat 13 responden yang bekerja pada shift pertama yaitu 7 jam terdapat 8 responden, dan shift ke dua yaitu jam 6 terdapat 4 responden. Kemudian di swalayan makro terdapat 13 responden yang bekerja pada shift pertama yaitu 7 jam terdapat 8 responden. dan shift ke dua yaiu 6 jam terdapat 5 responden. Dan di swalayan Amanda terdapat 8 responden yang bekerja pada shift pertama yaitu 7 jam terdapat 5 responden dan shift ke dua yaitu 6 jam terdapat 3 responden. Yang didistribusi mengalami kelelahan mata terdapat 37 responden (74%) dan yang tidak mengalai kelelahan mata terdapat 13 kresponden (26%), swalayan santika terdapat 15 responden (93,75%), swalayan virgo tedapat 9 responden (69,23%), swalayan makro terdapat 8 responden (61,53%), dan swalayan Amanda terdapat 5 kresponden (62,5%). Kelelahan mata paling banyak terjadi pada kasir Swalayan dengan umur 26-30 dan 31-35. hal ini sejalan dengan teori yang menyebutkan bahwa dengan bertambahnya usia menyebabkan lensa mata berangsur-angsur kehilangan elastisitasnya. Dan agak kesulitan melihat pada jarak dekat sehingga menyebabkan ketidak nyamanan penglihatan, demikianpula penglihatan jarak jauh, selain itu penglihatan juga di pengaruhi oleh ada interaksi ke komputer secara terus menerus. Selanjutnya kelelahan mata juga paling banyak terjadi pada

karyawan kasir swalayan yang sudah bekerja lebih dari 2 tahun. Masa Kerja juga dapat memberikan pengaruh positifnya yaitu orang yang sudah lama bekerja akan lebih berpengalaman dalam melakukan pekerjaanya, sedangkan pengaruh negatifnya yaitu semakin lama orang bekerja akan menimbulkan kelelahan dan kebosanan saat melakukan pekerjaanya, selain itu semakin lama seseorang bekerja maka akan semakin banyak kesempatannya untuk terpaparnya bahaya yang berasal dari lingkungan kerjanya. SIMPULAN SARAN Berdasarkan hasil Penilitian Lama kerja dapat mempengaruhi kelelahan mata yang dialami oleh para karyawan Swalayan di Kota Gorontalo yaitu sebanyak 37 responden (74%) Faktor usia dapat mempengaruhi kelelahan mata, karna semakin bertambahnya usia maka semakin rendah tingkat penglihatanya yaitu sebanyak 39 responden (78%) Masa kerja dapat mempengaruhi kelelahan mata, karena semakin lama bekerja akan semakin banyak kesempatanya untuk terpaparnya bahaya yang berasal dari lingkungan kerjanya yaitu sebanyak 31 responden (62%) Yang memenuhi standar yaitu sekitar 50-100 cm sebanyat 41 responden (82%), dan tidak memenuhi standar sebanyak 9 responden (18%). Saran bagi masyarakat Kasir sebaiknya mengistirahatkan mata secara teratur atau secara periodik untuk mencegah terjadinya kelelahan mata. Kasir sebaiknya tidak bekerja dengan jarak monitor 50 cm dan 100 cm sehingga tidak menyebabkan kelelahan mata dan akhirnya berdampak serius pada mata. DAFTAR PUSTAKA Djumiati, 2013. Pengaruh PencahayaannDan Lama Kerja Terhadap Kelelahan Mata. Hanum 2008. Efektivitas Penggunaan Screen pada Monitor Komputer untuk Mengurangi Kelelahan Mata Pekerja Call Centre di PT. Indosat NSR Tahun

2008. Tesis. Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Medan. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7048/1/08e00330.pdf, diakses pada tanggal 15 September 2013). Maryamah, Siti. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Kelelahan Mata pada Pengguna Komputer di Bagian Outbound Call Gedung Graha Telkom BSD (Bumi Serpong Damai) Tangerang Tahun 2011. Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. (http://perpus.fkik.uinjkt.ac.id/filedigital/siti%20maryamah.pdf, diakses pada tanggal 15 september 2013). Supriati, Febriana. 2012. Faktor-Faktor yang Berkaitan dengan Kelelahan Mata pada Karyawan Bagian Administrasi di PT. Indonesia Power UBP Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 720 730. (http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/1352/1373, diakses 22 Februari 2013).