BAB II LANDASAN TEORI. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Inggris yaitu procrastination yang berarti

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi dan memiliki fakultas-fakultas, dalam fakultas tersebut

BAB I PENDAHULUAN. guna mengembangkan bakat serta kepribadian siswa. Mulyasa (2011)

BAB II LANDASAN TEORI. atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik. seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Akademik dalam Sistem Kredit Semester Universitas Kristen Satya Wacana (2009).

BAB III METODELOGIPENELITIAN. Setelah menguraikan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini, selanjutnya peneliti

BAB I PENDAHULUAN. setingkat dengan perguruan tinggi (Siswoyo, 2007). Berdasarkan Indonesian

BAB I PENDAHULUAN. Masa kini semakin banyak orang menyadari arti pentingnya pendidikan.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Proses penelitian tentang profil prokrastinasi akademik siswa dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan IPK dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, 4.3. Tabel 4.1

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. ditentukan namun kualitas dari tugas masing-masing mahasiswa cenderung

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di

Nomer : Fakultas : Semester : PETUNJUK PENGISIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. hubungan signifikan antara penggunaan jejaring sosial Facebook dengan

1.1 Latar Belakang. Hubungan Antara..., Bagus, Fakultas Psikologi 2016

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 24 jam, yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-harinya.

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Oleh sebab itu, sekarang ini

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Baik itu tuntutan dari orang tua yang ingin segera melihat putra-putrinya

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

sendiri seperti mengikuti adanya sebuah kursus suatu lembaga atau kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

BAB III STANDAR PROSES

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu syarat tercapainya Sumber Daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mahasiswa merupakan bagian dari civitas akademika yang sedang

BAB III METODE PENELITIAN Variabel penelitian dan definisi operasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu yang dimiliki. Artinya, seseorang menyelesaikan pekerjaan di bawah waktu

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Jenis Kelamin : IPK : SKALA PROKRASTINASI AKADEMIK. S : Sesuai STS : Sangat Tidak Sesuai

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi antar bangsa, sehingga menuntut adanya pengembangan kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian,

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) SILIWANGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. warga negara yang domokratis serta bertanggung jawab. sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di FKIP UKSW program studi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah

BAB I PENDAHULUAN. impian masa depan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Dj.I/253/2007

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM LEMBAGA KEMAHASISWAAN DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK FBS UKSW SALATIGA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. harkat, martabat dan nilai-nilai kemanusiaannya. Undang Undang Republik

2015 PERAN SOSIALISASI POLITIK ORGANISASI KEMAHASISWAAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLIITK MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan sosok intelektual yang dikenal dengan sikap

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Tindakan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa

PANDUAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN (ORMAWA) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

BAB I PENDAHULUAN. inteligensi adalah faktor utama yang menentukan academic performance. Para

BAB II LANDASAN TEORI. Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

Data Pribadi. Kelas/No. Absen. Alamat/Telp :... Pendidikan Ayah/Ibu. c. di bawah rata-rata kelas. Kegiatan yang diikuti di luar sekolah :.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tertinggi, mempunyai perspektif luas untuk bergerak diseluruh aspek

A B S T R A K Solomon & Rothblum

Oleh : RIYANI TUGAS AKHIR Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana Psikologi PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas. Sebuah pendidikan terjadi proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa depan seseorang

UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dapat bertanggung jawab di dunia sosial. Mengikuti organisasi

Abstrak. Kata Kunci: Prokrastinasi Akademik, Mahasiswa, Organisasi Kemahasiswaan

BAB 2 TINJAUAN REFERENSI

LAMPIRAN. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika

UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I PENDAHULUAN. non-formal dan informal. Setiap jenis pendidikan tersebut memiliki tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB I PENDAHULUAN. menjalani jenjang pendidikan di universitas atau sekolah tinggi (KBBI, 1991). Dalam

Kuesioner A. PROKRASTINASI AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani

BAB I PENDAHULUAN. mendengarkan kuliah, dan disiplin mengerjakan tugas. Namun, tidak sedikit

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... vii. Daftar Bagan... x. Daftar Tabel... xi. Daftar Lampiran... xiii

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan aset nasional jangka panjang, sehingga perlu

Hubungan Prokrastinasi dan Prestasi Akademik Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya. Ricky Pangestu Fakultas Psikologi

PREDIKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Amrul Aysar Ahsan Dosen Psikologi IAIN Palopo

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimanakah belajar di perguruan tinggi itu? Jika pertanyaan ini diajukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

BAB III METODE PENELITIAN

Menimbang: Mengingat:

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Prokrastinasi Akademik Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Inggris yaitu procrastination yang berarti menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya. Prokrastinasi berarti tindakan mengganti tugas berkepentingan tinggi dengan tugas berkepentingan rendah sehingga tugas penting pun tertunda (Wikipedia). Lay (1992) mendefinisikan prokrastinasi akademik Putting off of academic task then can t reach some academic goal Lay (1992) prokrastinasi akademik merupakan penundaan yang harusnya bisa dikerjakan sekarang tetapi memutuskan untuk mengerjakan besok terhadap tugas-tugas akademik sehingga mahasiswa mendapatkan prestasi yang menurun dan tidak bisa berkembang. Mahasiswa yang melakukan prokrastinasi akademik lebih menghabiskan waktu dengan teman atau pekerjaan lain yang sebenarnya tidak begitu penting daripada harus menyelesaikan tugas akademik (Lay 1992). Tugas-tugas akademik diantaranya seperti berikut : 1. Tugas mengarang, meliputi penundaan melaksanakan tugas menulis makalah, laporan atau tugas mengarang lainnya. 2. Belajar menghadapi ujian, meliputi penundaan belajar ketika menghadapi ujian tengah semester, akhir semester atau kuis. 3. Membaca, menunda membaca buku, jurnal, referensi yang berkaitan dengan tugas perkuliahan. 4. Tugas administratif, meliputi menyalin catatan kuliah, mendaftarkan diri dalam presensi, daftar praktikum.

5. Menghadiri pertemuan, penundaan atau keterlambatan menghadiri kuliah, praktikum. 6. Kinerja akademik secara keseluruhan, menunda kewajiban mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas akademik secara keseluruhan. Dalam hal ini peneliti membatasi bahwa prokrastinasi hanya sebagai perilaku penundaan akademik, yaitu bahwa setiap perbuatan menunda yang secara khusus terjadi di dalam konteks tugas-tugas akademik sehingga tujuan akademik tidak tercapai itulah yang disebut sebagai prokrastinasi akademik, tanpa memperdulikan tujuan serta alasan penundaan yang dilakukan. Yang berkontribusi terhadap prokrastinasi akdemik mahasiswa yaitu kurang latihan atau persiapan, kurangnya usaha, dan tidak punya rencana, khususnya dalam persiapan. Perilaku lain yang berkontribusi terhadap prokrastinasi akademik adalah sabotase diri atau self handicapping yaitu memilih untuk mengerjakan tugas, namun kemudian malah menyebabkan menunda mengerjakan tugas. Yang kemudian diuraikan menjadi tiga yang menyebabkan mahasiswa mengalami prokrastinasi akademik, yaitu : 1. Manajemen waktu yang buruk Manajemen waktu melibatkan proses menentukan kebutuhan, menetapkan tujuan untuk mencapai kebutuhan, memprioritaskan dan merencanakan tugas yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Seorang prokrastinator sangat kesulitan mengatur jadwal tugas yang harus dikerjakan, tidak punya target dan umumnya hal ini dilakukan dengan sengaja. Kesulitan dalam menetapkan tujuan dan mengatur jadwal serta prioritas dalam mengerjakan tugas menimbulkan perilaku prokratinasi akademik. 2. Kepercayaan diri Dalam menyelesaikan tugas, kepercayaan diri yang dimiliki seseorang sangat menentukan apakah tugas itu bisa diselesaikan atau tidak. Seseorang yang memiliki

kepercayaan diri yang rendah akan cenderung melakukan prokrastinasi. Karena menganggap dirinya tidak mampu menyelesaikan tugas akademik dan merasa tugas terlalu berat. 3. Lingkungan Perilaku prokrastinasi akademik juga muncul pada kondisi lingkungan dengan area permainan tersedia seperti (rental play station, game station), pengaruh teman-teman di sekitarnya. Kondisi ini dapat menimbulkan stimulus sehingga bisa menjadi reinforcement bagi mahasiswa untuk memilih menghabiskan waktu dengan temantemannya daripada menyelesaikan tugas perkuliahan. Selain itu tugas rumah yang terlalu banyak dan padat yang harus dikerjakan serta situasi keluarga yang tidak kondusif mendorong mahasiswa menunda menyelesaikan tugas perkuliahan (Lay, 1992). Pada umumnya prokrastinasi menimbulkan dampak yang negatif dalam pendidikan, prokrastinasi terkait dengan dampak negatif seperti depresi, kecemasan dan rasa rendah diri. mahasiswa yang tergolong prokrastinator umumnya memperoleh nilai rendah dan mengalami stress dan memiliki tingkat kesehatan lebih rendah daripada mahasiswa lain (Lay, 1992). 2.2 Mengukur Prokrastinasi Akademik Instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur prokrastinasi adalah wawancara, observasi dan menggunakan skala. Wawancara dapat digunakan dengan kita langsung menemui mahasiswa dan melakukan wawancara dengan menyiapkan pertanyaan yang sesuai dengan indikator prokrastinasi yang telah dibuat. Observasi dengan cara terlibat langsung menjadi partisipan pada saat dosen memberikan tugas, akan terlihat bahwa mahasiswa yang memutuskan untuk menunda mengerjakan tugas yang diberikan mengindikasikan memiliki

prokrastinasi. Cara lain untuk mengukur prokrastinasi akademik adalah menggunakan skala, ada dua skala yaitu GPA (General Procrastination Adult) dan GPS (General Procrastination for Student) yaitu instrumen yang dikembangkan oleh Lay (1992). GPA (General Procrastination Adult) digunakan untuk mengukur prokrastinasi pada orang dewasa atau umumnya pada orang yang sudah bekerja, sedangkan GPS (General Procrastination for Student) digunakan untuk mengukur prokrastinasi pada siswa dan mahasiswa. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan GPS (General Procrastination for Student) karena subjek penelitiannya adalah mahasiswa. Instrumen ini berupa skala yang terdiri dari 35 buah item pernyataan, dengan 13 pernyataan favourable dan 22 pernyataan unfavourable. Untuk kategori penilaiannya adalah semakin tinggi skor yang dihasilkan dari hasil tes menggunakan GPS (General Procrastination for Student ) itu berarti semakin tinggi pula tingkat prokrastinasi yang dimiliki oleh seseorang. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala yang telah dibuat oleh Lay (1992). 2.3 Menurunkan Prokrastinasi Akademik Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menurunkan prokrastinasi akademik adalah layanan bimbingan kelompok. Bimbingan kelompok dalam bidang bimbingan belajar adalah proses bantuan yang diberikan kepada sejumlah siswa secara bersama-sama melalui dinamika kelompok untuk dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapi siswa dalam belajar yang muncul atau berhubungan dengan kegiatan belajar seseorang. Layanan bimbingan kelompok dalam bimbingan belajar membahas aspek-aspek kegiatan siswa, misalnya: motivasi dan tujuan belajar, sikap dan kebiasaan belajar, penguasaan materi pembelajaran, pengenalan dan pemanfaatan kondisi fisik serta orientasi pembelajaran di perguruan tinggi. Dari layanan yang diberikan tersebut tidak hanya prokrastinasi saja yang

berkurang pada diri mahasiswa tetapi mahasiswa juga dapat mengembangkan bakat dan potensinya secara optimal. 2.4 Manfaat Turunnya Prokrastinasi Akademik Lay (1992) menyebutkan ada lima manfaat dari turunnya prokrastinasi akademik yaitu : 1. Dapat mereduksi dan mengatasi terjadinya kesulitan belajar terutama dalam hal penundaan tugas. 2. Dapat membantu mahasiwa dalam menyusun sejumlah action plan dalam rangka penyelesaian studi tepat waktu. 3. Dapat mengatur jadwal pribadi dengan baik dan teratur sehingga dapat meminimalisir gangguan akademik. 4. Dapat menguasai keterampilan belajar. 5. Dapat meningkatkan keberhasilan belajar sesuai dengan bakat dan potensi yang dimilikinya. 2.5 Pengertian Keaktifan Dalam Lembaga Kemahasiswaan Berdasarkan Kepmen Dikbud Nomor.155/U/1998 (dalam Widayanti, 2005) lembaga kemahasiswaan merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam proses pendidikan di perguruan tinggi. Keberadaan lembaga kemahasiswaan merupakan wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan, peningkatan ilmu pengetahuan, integritas kepribadian, menanamkan sikap ilmiah, dan pemahaman tentang arah profesi dan sekaligus meningkatkan kerjasama serta menumbuhkan rasa persatuaan dan kesatuan. Dalam KUKM (2011) mendefinisikan lembaga kemahasiswaan Universitas Kristen Satya Wacana adalah tempat keluarga mahasiswa untuk melaksanakan fungsi dan peranannya

di dalam Universitas Kristen Satya Wacana. Mahasiswa yang aktif dalam lembaga kemahasiswaan atau biasa yang disebut dengan fungsionaris lembaga kemahasiswaan adalah mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memenuhi syarat-syarat untuk menjadi fungsionaris lembaga kemahasiswaan Universitas Kristen Satya Wacana serta berpartisipasi secara sungguh-sungguh dalam kegiatan lembaga kemahasiswaan (KUKM, 2011). Mahasiswa yang aktif dalam lembaga kemahasiswaan adalah mahasiswa yang perilaku dan tindakannya dapat diamati dan dilihat dari keteraturan dan keterlibatannya dalam lembaga kemahasiswaan (Guthrie, 2002). Definisi yang diberikan Guthrie, mengenai aktif dalam organisasi kemahasiswaan adalah active in comittee, can show by attending councils, attending general meetings. Guthrie (2002) membagi dua aspek yang dapat diamati dari mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan yaitu: a. Rapat Dalam organisasi kemahasiswaan rapat merupakan kegiatan yang penting, baik itu rapat pimpinan, rapat pleno, rapat pimpinan eksekutif, rapat pimpinan eksekutif diperluas, pra-rapat kerja lembaga kemahasiswaan, rapat kerja, pra-rapat koordinasi lembaga kemahasiswaan, rapat koordinasi lembaga kemahasiswaan, rapat bidang, rapat koordinasi bidang dan rapat evaluasi. Mahasiswa dikatakan aktif berorganisasi jika ia menghadiri rapat-rapat yang telah diagendakan. b. Sidang Mahasiswa yang aktif dan menjadi pengurus dalam organisasi kemahasiswaan, memiliki tanggung jawab untuk menghadiri setiap sidang yang diselenggarakan oleh lembaga kemahasiswaan. Sidang dilakukan biasanya terkait dengan pemilihan pimpinan atau ketua, baik itu ketua senat maupun ketua dewan perwakilan

mahasiswa. Dengan hadir dalam sidang mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan memberikkan suaranya untuk memilih calon ketua yang sudah ditetapkan, dan suara yang diberikan bukanlah suara pribadi melainkan suara perwakilan dari mahasiswa. Karena mahasiswa yang aktif di organisasi kemahasiswaan merupakan wakil dari mahasiswa dan dipilih oleh mahasiswa. 2.6 Mengukur Mahasiswa yang Aktif dalam Lembaga Kemahasiswaan Untuk mengukur mahasiswa yang aktif dalam lembaga kemahasiswaan dapat menggunakan sistem kredit poin, skala, wawancara dan observasi. Sistem kredit poin merupakan salah satu instrumen yang di dalamnya terdapat beberapa bagian seperti wawasan almamater, kepemimpinan, penalaran, bakat dan minat, kepedulian terhadap masyarakat dan keterlibatan dalam organisasi. Untuk mahasiswa yang aktif dalam organisasi kemahasiswaan akan memiliki skor yang tinggi pada bidang keterlibatan dalam organisasi. Dalam penelitian ini untuk mengukur keaktifan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan, peneliti menggunakan skala. Skala dibuat dengan acuan teori mahasiswa aktif yang dalam lembaga kemahasiswaan dari Guthrie (2002). 2.7 Keseimbangan Studi dan Aktif dalam Lembaga Kemahasiswaan Mahasiswa yang aktif dalam lembaga kemahasiswaan menunjukkan prestasi yang imbang. Dalam arti, aktivitas mahasiswa di lembaga kemahasiswaan tidak menjadikkan penghambat untuk tetap fokus pada kewajiban dan tugas-tugas akademik dalam perkuliahan, sehingga mendorong mahasiswa untuk membuat jadwal yang teratur sehingga aktivitas di perkuliahan serta lembaga kemahasiswaan dapat berjalan dengan teratur. Dengan adanya dua

tanggungjawab yang dimiliki mahasiswa yang aktif dalam lembaga kemahasiswaan timbul kebiasaan baru bagi mahasiswa untuk membuat skala prioritas untuk setiap aktivitas yang akan dilakukan (Sentosa, 2008). 2.8 Penelitian Yang Relevan (Biordi dalam Larsson 1999) menyebutkan salah satu faktor yang menyebabkan mahasiswa melakukan prokrastinasi adalah keikutsertaan mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan. Firdaus (2008) menambahkan bahwa mahasiswa aktivis organisasi menemui kendala dalam membagi waktu antara kuliah dan organisasi. Hasil penelitian yang dilakukan Heru Basuki ( 2010) menunjukan bahwa pada mahasiswa yang aktiif dalam organisasi mengalami konflik antar peran, peran sebagai mahasiswa dan peran sebagai anggota lembaga kemahasiswaan. Pada mahasiswa yang tidak bisa mengatasi konflik peran yang dialami, ada kecenderungan untuk kurang bisa menjalankan peran di perkuliahan sehingga mempengaruhi nilai akademik. Penelitian Dini (2009) mahasiswa yang aktif dalam berorganisasi memiliki prokrastinasi yang tinggi, dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi. 2.9 Hipotesis Hipotesis merupakaan dugaan yang terhadap suatu penelitian yang akan dikerjakan. Dengan adanya hipotesis, peneliti menjadi tahu arah tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: Ada hubungan yang signifikan antara keaktifan mahasiswa dalam lembaga kemahasiswaan dengan prokrastinasi akademik FBS UKSW Salatiga.