BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

DINAMIKA KEMAHASISWAAN DAN ARAH KEBIJAKAN UNY DALAM PEMBINAAN KEMAHASISWAAN. Oleh Herminarto Sofyan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mubarak Ahmad, 2014

RENCANA KONSEP KADERISASI MAHASISWA TEKNIK METALURGI 2009

BAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa KAMMI telah melakukan beberapa hal terkait dengan strategi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

PENDIDIKAN PANCASILA. Pendahuluan. Ramdhan Muhaimin, M.Soc.Sc. Teknik Sipil. Modul ke: Fakultas. Program Studi.

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER DI PERGURUAN TINGGI: KAJIAN TEORITIS PRAKTIS

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Konflik sosial cenderung dinilai banyak orang sebagai sesuatu yang buruk.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2015 PERAN SOSIALISASI POLITIK ORGANISASI KEMAHASISWAAN DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLIITK MAHASISWA

PROGRAM KERJA WAKIL REKTOR BIDANG KEMAHASISWAAN PEROIDE

PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA

DESKRIPSI SWOT SETIAP KOMPONEN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andriyana, 2015

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

Pola Pengembangan Kemahasiswaan UNJ 2011

2016 KONTROL SOSIAL HMI TERHADAP KEBIJAKAN PEMERINTAHAN KOTA BANDUNG

RANCANGAN UMUM KADERISASI (RUK) KM ITB

A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia.

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 7.1 Kesimpulan. ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 09/TAP/BPM FMIPA UI/I/2017.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara tercermin dalam keseluruhan lembaga-lembaga

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2009 TENTANG KEPEMUDAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN KEPEMUDAAN BISMILLAHIRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

2014 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN RUANG PUBLIK KAMPUS UPI BERDASARKAN AKTIVITAS MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Para kepala sekolah, guru, warga sekolah, stakeholder sekolah atau yang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. sekolah dengan keefektifan Sekolah Menengah Pertama di Kota Medan. Hal

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 01/TAP/BPM FMIPA UI/II/2016.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berkreasi, semakin dirasakan urgensinya. Otonomi dibidang

RENCANA PEMBELAJARAN SMESTER (RPS) JURUSAN PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM IAIN SYEKH NURJATI CIREBON TAHUN AKADEMIK 2016/2017

PANDUAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN (ORMAWA) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Organisasi kemahasiswaan memiliki posisi yang sangat strategis dalam

BAB VI PENUTUP Praktek Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Matauli Pandan mampu membangun interaksi komunikasi

BEBERAPA ISU PENTING RUU SISDIKNAS UNTUK ORIENTASI PRAKTEK MANAJEMEN PENDIDIKAN/SEKOLAH DI MASA DEPAN

BAB I PENDAHULUAN. Penataan SDM perlu terus diupayakan secara bertahap dan berkesinambungan

KURIKULUM PROGRAM STUDI S.1 MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI) FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG TAHUN AKADEMIK

I. PENDAHULUAN. oleh Unang Sunardjo yang dikutip oleh Sadu Wasistiono (2006:10) adalah

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi

IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

LAPORAN PENELITIAN STUDI TENTANG KULTUR SEKOLAH PADA SEKOLAH NASIONAL BERSTANDAR INTERNASIONAL DAN SEKOLAH BERMUTU KURANG DI KOTA YOGYAKARTA

: DR. H. Happy Bone Zulkarnaen, MS.

Leader Class sebagai Solusi Krisis Kualitas Kepemimpinan. di Indonesia

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2013 TENTANG STATUTA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER PADA MAHASISWA DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. 1. Program HMI Cabang Bandung dalam melakukan kontrol sosial terhadap

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Pada bab ini akan diuraikan Kesimpulan, Implikasi dan

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR. TAHUN 2016 TENTANG TATA LAKSANA ORGANISASI KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS GADJAH MADA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asep Mauludin Syahdani, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah ialah karena dirasakan tidak efektifnya lembaga-lembaga. reformulasi ajaran dan pendidikan Islam.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

PERATURAN MENTERI PEMUDA DAN OLAHRAGA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 0059 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN PEMUDA

BAB V P E N U T U P. berbasis prestasi di SMP Al Islam 1 Surakarta. perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi.

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. merupakan amanah Muktamar Muhammadiyah ke-43 di Banda Aceh

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

KADERISASI ORGANISASI (Tulisan lepas disampaikan pada diklat LMMT oleh BEM STKIP PGRI Tulungagung tanggal 27 April 2014)

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan akhlak mulia adalah amanat dari Undang-Undang Nomor 20

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

2015 PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

Kewarganegaraan. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Finy F. Basarah, M.Si. Modul ke: Fakultas Ilmu Komputer

BAB VI KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, dan struktur organisasi penulisan tesis. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta

BAB I LATAR BELAKANG. bertanggungjawab menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi wajib turut serta

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. Latar belakang pengelolaan pendidikan multikultural terdiri dari (1) latar

Transkripsi:

400 A. Kesimpulan BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Karakteristik kepemimpinan mahasiswa UPI Bandung, ITB dan UIN Bandung, pada umumnya memiliki kesamaan yaitu cerdas, visioner, memiliki idealisme, bertanggung jawab, kreatif dan disiplin. Yang membedakan pada ketiga kasus tersebut adalah latar belakang pembentukan karakteristiknya. Mahasiswa UPI Bandung nampak lebih santun karena mereka memahami dan menyadari sebagai calon pendidik. Mahasiswa ITB lebih tegas dan kuat dalam mempertahankan pendapat, karena mereka mengembangkan kepemimpinannya dengan menggunakan wawasan dunia praktis yang didukung dengan kebiasaan dalam proses akademik di kampusnya. Sedangkan mahasiswa UIN Bandung memiliki tingkat kepekaan pada isu kedaerahan dan agama, hal ini berlatar belakang aspek ideologi dan keagamaan yang sering dijadikan sebagai alat analisis dan metode gerakan. 2. Eksistensi masjid kampus di UPI, ITB, dan UIN Bandung memiliki kesamaan yaitu sudah ditempatkan sebagai sarana yang strategis dalam mendukung kegiatan warga kampus termasuk aktivitas mahasiswanya. Yang membedakan adalah kebijakan masing-masing perguruan tinggi tersebut. UPI Bandung menempatkan masjid kampus sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari renstranya, bahkan UPI

401 menjadikan masjid kampus al-furqon sebagai Islamic Tutorial Center (ITC). Hal yang sama juga dilakukan oleh UIN Bandung, yang menempatkan masjid kampus sebagai bagian dari fasilitas kampus serta masuk ke dalam renstra. Namun ITB tidak memasukkan masjid Salman sebagai bagian dari Renstra ITB, hal ini dapat dipahami karena pengelolaan masjid Salman ITB dilakukan oleh Yayasan Pembina Masjid Salman (YPMS) dengan struktur serta kepengurusannya yang terpisah dari ITB. Walaupun secara struktural tidak ada hierarki antara ITB dengan masjid Salman, namun secara kultural keterkaitan antara ITB dengan masjid Salman tidak bisa dihindari; 3. Peran masjid kampus UPI, ITB, dan UIN Bandung memiliki orientasi yang sama pada penguatan semangat pembentukan jiwa kepemimpinan (leadership) mahasiswa. Masjid Salman ITB sudah memiliki unit pelaksana teknis yang ditangani oleh manajer kaderisasi, dengan fungsi khusus menangani pengembangan kepemimpinan mahasiswa. Sedangkan masjid kampus UPI dan UIN Bandung, belum melengkapi unit teknis tersebut, sehingga dalam pengembangan kepemimpinan mahasiswa pun belum memiliki model; 4. Secara umum pengembangan kepemimpinan mahasiswa di masjid kampus UPI, ITB, dan UIN Bandung dibentuk melalui pendekatan emosional intelegensia dengan mengedepankan nilai-nilai spiritual, kemudian diperkuat dengan prinsipprinsip self awareness, self regulations, empaty, dan social skill. Prinsip pengembangan kepemimpinan mahasiswa di ketiga kasus masjid kampus ini mendasarkan pada empat pilar pengembangan karakter kepemimpinan profetik,

402 yaitu kecerdasan moral spiritual, intelektual, sosial emosional, dan profesional. Dengan demikian masjid kampus sudah mulai diposisikan sebagai basis pengembangan kepemimpinan mahasiswa. Hasil penelitian ini berarti menguatkan paradigma nilai (The Value Paradigm) yang dikemukakan oleh Hodgkinson (1983). Model pengembangan kepemimpinan mahasiswa berbasis masjid yang direkomendasikan, difokuskan pada pengembangan empat pilar yaitu: nilai-nilai islami, fisik, intelektual dan keindonesiaan. Target dari model pengembangan adalah membentuk kepemimpinan tranformasional (khoirunnas anfauhum linnas); dan 5. Revitalisasi peran masjid kampus dalam pelaksanaan model pengembangan kepemimpinan mahasiswa dilakukan dengan didasarkan pada tiga perspektif yaitu: a) perspektif ideologis/ filosofis; b) perspektif sosiologis; dan c) perspektif historis. Terkait dengan aspek-aspek yang tersebut, maka langkah-langkah revitalisasi masjid kampus dalam pengembangan kepemimpinan mahasiswa dapat dilakukan antara lain melalui: a. Pembentukan unit pelaksana teknis serta pengurus masjid kampus yang secara khusus menangani dan memahami pengembangan kepemimpinan mahasiswa; a. Penyusunan rencana pengembangan kepemimpinan mahasiswa secara berjenjang; dan b. Penanganan khusus pengembangan kepemimpinan mahasiswa, yang disesuaikan dengan minat dan bakat. Sebagai contoh, mahasiswa yang

403 berminat dalam masalah akuntansi dan keuangan dapat ditempatkan pada Baitul Mal wa Tamwil (BMT) atau Badan Amil Zakat (BAZ). B. Implikasi Dari model pengembangan kepemimpinan mahasiswa berbasis masjid yang telah direkomendasikan dalam penelitian ini, yang meliputi empat pilar penting yaitu: nilai-nilai keislaman, fisik, intelektual dan keindonesiaan, ada beberapa implikasi yaitu sebagai berikut: 1. Implikasi pada Manajemen Perguruan Tinggi Untuk mengembangkan kepemimpinan mahasiswa tersebut, perguruan tinggi hendaknya mempunyai kemampuan sebagai berikut: Pertama, dapat melibatkan partisipasi mahasiswa dan komitmen dari semua unsur perguruan tinggi dalam merumuskan dan mewujudkan visi, misi, tujuan dan program pengembangan kepemimpinan mahasiswa. Kedua, dapat menyusun perencanaan perguruan tinggi baik pada tataran perencanaan stratejik maupun perencanaan operasional, yang dirumuskan dalam renstra. Ketiga, dapat merumuskan sasaran program dan indikator pencapaiannya yang diikuti dengan upaya pemenuhan standar minimal kapasitas kepemimpinan mahasiswa yang diberikan melalui unsur pendukung fasilitas, seperti masjid kampus, perpustakaan, labolatorium, organisasi kemahasiswaan, serta mekanismenya. Keempat, dapat melaksanakan proses pengembangan kepemimpinan mahasiswa yang didukung penuh oleh semua elemen perguruan tinggi sebagai gambaran kepedulian dalam menyiapkan kader pimpinan bangsa di masa depan.

404 Kelima, dapat melaksanakan akuntabilitas mengenai tingkat keberhasilan pelaksanaan program pengembangan kepemimpinan mahasiswa dalam bentuk laporan pertanggungjawaban secara transparan kepada orang tua, majlis wali amanah, dan masyarakat (stakeholders). Keenam, pihak perguruan tinggi harus memberikan kebebasan sekaligus peluang kepada mahasiswa untuk selalu berdialog dengan berbagai pihak seperti tokoh-tokoh kritis. Ketujuh, menghindarkan struktur kelembagaan perguruan tinggi yang cenderung menghambat daya kritis mahasiswa, agar mahasiswa menemukan kebebasan dalam mengekspresi potensi intelektualnya lantaran terkooptasi oleh aturan-aturan perguruan tinggi. Kedelapan, pihak perguruan tinggi harus memperhatikan fasilitas-fasiulitas penunjang bagi terwujudnya kader intelektual. 2. Implikasi pada Manajemen Masjid Kampus Keberadaan masjid kampus menjadi sangat strategis dalam melakukan pengembangan kepemimpinan mahasiswa. Oleh karena itu manajemen masjid kampus hendaknya memiliki, memahami dan menerapkan konsep dan strategi yang tepat dalam upaya mewujudkan pengembangan kepemimpinan mahasiswa tersebut. Dalam konsep manajemen, keterpaduan berbagai komponen yang menjamin mutu (quality assurance) dan harus senantiasa diterapkan (Total Quality Management). Pada tataran praktik di lapangan untuk mengimplementasikan model pengembangan kepemimpinan mahasiswa berbasis masjid tersebut, akan banyak menuntut kemampuan para pengurus masjid kampus, para tutor/ pelatih dan

405 ketersediaan komponen-komponen fasilitas pendukung untuk mengatasi masalahmasalah yang dihadapi secara profesional dan proporsional. 3. Implikasi pada Mahasiswa Dinamisasi merupakan syarat yang tak bisa dihindarkan ketika mahasiswa menuntut kembali peran politiknya dalam interaksi politik nasional. Mahasiswa tidak dapat menunggu momentum untuk terlibat dalam upaya membangun bangsa, namun mahasiswa pun harus mampu menciptakan momentum tersebut. Untuk hal ini, proses sejarah yang akan mencatatkan keterlibatan mahasiswa di kemudian hari menuntut sebuah proses kaderisasi sejak mahasiswa masuk perguruan tinggi. Banyak kalangan yang pesimis tentang kemungkinan terbangunnya suatu kekuatan baru mahasiswa. Dalam kondisi seperti itu mahasiswa sendiri harus memunculkan kesadaran, bahwa masa depan bangsa akan sangat tergantung kepada kemampuan mahasiswa dalam memahami konstelasi yang terjadi. Ekspektasi ini bukanlah sekedar harapan semu belaka, tapi harus didukung realitas. Namun begitu, ada beberapa hal yang menarik dalam kaitan prosesi kepemimpinan mahasiswa saat ini, terutama dalam hal nilai-nilai yang diusungnya. Hidupnya organisasi kemahasiswaan tak dapat dipisahkan oleh dua nilai, yaitu nilai-nilai etika atau agama yang menjadikan kuatnya dinamika-dinamika dalam organisasi serta nilai intelektual sebagai suatu abstraksi yang diikatkan pada organisasi agar tetap dianggap sebagai organisasi kampus. Mahasiswa hendaknya

406 menghidupkan kembali kelompok-kelompok diskusi, pengkajian masalah agama dan kemasyarakatan, serta penelitian-penelitian ilmiah. 3. Implikasi pada Penelitian Lanjutan Bagi peneliti selanjutnya yang berminat pada bidang kepemimpinan mahasiswa, dapat mengembangkan dan mengkritisi revitalisasi peran masjid dalam pengembangan kepemimpinan mahasiswa. Karakteristik kepemimpinan mahasiswa dengan berbagai aspek yang melatarbelakanginya, menarik untuk dikaji secara mendalam agar memperoleh gambaran utuh. Dengan meneliti karakteristik kepemimpinan mahasiswa tersebut, diharapkan akan mampu memberikan solusi yang tepat dalam merancang model pengembangan kepemimpinannya. C. Rekomendasi Berdasarkan keseluruhan uraian dan kesimpulan penelitian, dapat disampaikan rekomendasi kepada berbapai pihak sebagai berikut: 1. Rekomendasi kepada pada Pimpinan UPI, ITB dan UIN Bandung; Diperlukan kebijakan pimpinan perguruan yang memberikan peluang baru, ruang baru untuk aktivitas mahasiswa ekstra universiter, ektra instituter. Tapi kemudian mampu membekali intra universiter dan intra instituter itu dengan bobotbobot yang berkaitan bukan hanya dengan akademik, tapi kembalikan pada minat, bakat, cita-cita dan sebagainya. Karena saat ini mahasiswa cenderung dikejar untuk segera menuntaskan mata kuliah, sementara tingkat kemampuan sosialnya (termasuk

407 kepemimpinannya) seringkali diabaikan. Yang paling penting kembalikan mahasiswa itu untuk mendapatkan mental ideologi. Sebab ilmu itu bukan untuk ilmu, tapi ilmu untuk kehidupan, ilmu yang bermanfaat. Maka secara ideologis mahasiswa harus punya mental ideologi berbasis ilmu; 2. Rekomendasi kepada Pengelola Masjid Kampus UPI, ITB dan UIN Bandung; Pengelola masjid kampus hendaknya memperhatikan jenis layanan, minat dan bakat bagi pengembangan kepemimpinan mahasiswa di sekitar kampus tersebut. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat kebijakan-kebijakan yang terkait dengan pengembangan kepemimpinan mahasiswa dari perspektif pengembangan ideologis, sosiologis dan historis yang mampu membangun kepemimpinan, melalui pengembangan nilai-nilai keislaman, fisik dan intelektual, serta mengembangkan keindonesiaan. 3. Rekomendasi Kepada Peneliti lain Pada peneliti selanjutnya kiranya dapat mengkaji serta mengembangkan lebih dalam lagi aspek-aspek yang berkaitan dengan pengembangan kepemimpinan mahasiswa. Bagi peneliti selanjutnya yang tertarik dengan pengembangan kepemimpinan mahasiswa kiranya dapat menggunakan dan mengembangkan model yang sudah direkomendasikan untuk menggali lebih dalam lagi tentang perspektifperspektif yang seharusnya dilakukan.