BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar menurut Diagnostic and Statistical Manual of

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar dulunya dikenal sebagai gangguan manik

PEDOMAN DIAGNOSTIK. Berdasarkan DSM-IV-TR, klasifikasi gangguan bipolar adalah sebagai berikut:

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS

KEHIDUPAN ACARA KHUSUS: GANGGUAN BIPOLAR DIBANDINGKAN DENGAN DEPRESI UNIPOLAR

GANGGUAN BIPOLAR PENDAHULUAN

BIPOLAR. Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ

BAB 1. PENDAHULUAN. Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit psikiatrik yang luas.

EARLY-ONSET BIPOLAR DISORDERS. Dr. Ika Widyawati, SpKJ(K)

BAB 1. PENDAHULUAN. Menurut Asosiasi Psikiatri Amerika dalam Diagnostic and Statistical Manual

A. Gangguan Bipolar Definisi Gangguan bipolar merupakan kategori diagnostik yang menggambarkan sebuah kelas dari gangguan mood, dimana seseorang

Gangguan Mood/Suasana Perasaan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, keduanya saling berkaitan, individu

A. Pemeriksaan penunjang. - Darah lengkap

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat

BIPOLAR. oleh: Ahmad rhean aminah dianti Erick Nuranysha Haviz. Preseptor : dr. Dian Budianti amina Sp.KJ

BAB I PENDAHULUAN. Kasus gangguan jiwa berat mendapatkan perhatian besar di berbagai negara. Beberapa

BUNUH DIRI DAN GANGGUAN BIPOLAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengkonsumsi alkohol dapat berpengaruh langsung pada lingkungan masyarakat

MOOD DISORDER. DITA RACHMAYANI, S.Psi., M.A / YUNITA KURNIAWATI, S.Psi., M.Psi dita.lecture.ub.ac.id

LAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Gangguan Bipolar. Febrilla Dejaneira Adi Nugraha. Pembimbing : dr. Frilya Rachma Putri, Sp.KJ

5. KESIMPULAN, DISKUSI, SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa ditemukan disemua lapisan masyarakat, dari mulai

PERCOBAAN BUNUH DIRI PADA PASIEN PSIKIATRI DI TURKI

DAFTAR KOMPETENSI KLINIK

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tersebar di ke 5 Kabupaten Provinsi D.I. Yogyakarta. Puskesmas Bambang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. penutupan rumah sakit jiwa dan cepatnya pengeluaran pasien tanpa

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

GANGGUAN MOOD. dr. Moetrarsi SKF., DTM&H, Sp.KJ

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Alkohol adalah zat adiktif yang sering. disalahgunakan di masyarakat. Alkohol banyak terkandung

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kesehatan jiwa merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

MAYOR DEPRESSION DISORDER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Strategi pemulihan gangguan jiwa berdasar stress vulnerability model

1 BAB I PENDAHULUAN. Mood disorders atau gangguan emosional merupakan. salah satu gangguan mental yang umum terjadi. Sekitar 3

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Wonosari Kabupaten. Gunungkidul DIY pada bulan September-Oktober 2016.

ABSTRAK SKRINING DEPRESI PADA IBU DENGAN ANAK TUNA GRAHITA MENGGUNAKAN ALAT BECK DEPRESSION INVENTORY

REFERAT Gangguan Afektif Bipolar

BAB 1. PENDAHULUAN. dunia menderita skizofrenia selama hidupnya, biasanya bermula dibawah usia 25 tahun, berlangsung

RESUME JURNAL HUBUNGAN ANTARA INSOMNIA DAN DEPRESI PADA LANJUT USIA DI KECAMATAN MERGANGSAN YOGYAKARTA LATAR BELAKANG

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. disertai suatu perubahan pada keseluruhan tingkat aktivitas. 1. Gangguan afektif bipolar adalah salah satu gangguan mood yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menentukan obesitas abdominal yang diperoleh dengan cara menghitung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Artritis reumatoid (AR) merupakan suatu penyakit inflamasi kronik yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI. Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ. disusun oleh: Ade Kurniadi ( )

DERAJAT DAN FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ANGKATAN 2008 PERIODE SEPTEMBER 2009 DESEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi

BAB I PENDAHULUAN. penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. juga dianggap sebagai pelanggaran hukum.

LAMPIRAN LAMPIRAN A PANDUAN WAWANCARA

PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. masuk ke dalam tubuh seseorang, sehingga dapat terjadi kurang gizi dan gizi lebih,

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

DEPRESI. Oleh : dr. Moetrarsi, SKF, DTM&H, SpKJ

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah Wonosari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dibandingkan populasi anak sehat (Witt et al., 2003). Pasien dengan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. Disfungsi seksual secara luas didefinisikan oleh DSM-IV sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seseorang yang mengkonsumsinya (Wikipedia, 2013). Pada awalnya, alkohol

BAB 1. PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan dari International Diabetes Federation (IDF)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang

Pedologi. Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan salah satu penyakit paling mematikan di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah Tuhan yang diberikan kepada. orang tua. Pada saat dilahirkan ke dunia anak membawa

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

Artikel Penelitian Majalah Kesehatan Pharmamedika 2013, Vol 5 No. 1 15

BAB`1 PENDAHULUAN. berbagai perubahan baik secara fisik maupun mental. Remaja. mengalami perkembangan yang sangat pesat yang

BAB I PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 2 miliar atau sepertiga dari jumlah penduduk dunia telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Harapan Hidup (UHH)/Angka Harapan Hidup (AHH). Namun, dalam bidang kesehatan karena meningkatnya jumlah penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. berjenis kelamin wanita disebut lesbian, dan homoseksual yang berjenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Alkohol (ethanol) adalah salah satu substansi yang. digunakan secara luas di seluruh dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Dan Zat Adiktif (Abdul & Mahdi, 2006). Permasalahan penyalahgunaan

DSM V : GANGGUAN BIPOLAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain apa adanya dan

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).

Keterangan; a. Medical Flight Test dapat dilakukan di Simulator atau Aircraft; b. Medical Flight Test hanya untuk Penerbang. flt

Karakteristik Demografi Pasien Depresi di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali Periode

JOURNAL READING GANGGUAN GEJALA SOMATIK. Diajukan Kepada : dr. Rihadini, Sp.KJ. Disusun oleh : Shinta Dewi Wulandari H2A012001

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. demografi dengan kualitas hidup pasien skizofrenia. Penelitian cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sinonim : - gangguan mood - gangguan afektif Definisi : suatu kelompok ggn jiwa dengan gambaran utama tdptnya ggn mood yg disertai dengan sindroma man

Gangguan Suasana Perasaan. Dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ

Transkripsi:

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Bipolar I Gangguan bipolar menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Text Revision edisi yang ke empat (DSM IV-TR) ialah gangguan gangguan mood yang terdiri dari paling sedikit satu episode manik, hipomanik, atau campuran yang biasanya disertai dengan adanya riwayat episode depresi mayor. Gangguan Bipolar I adalah suatu perjalanan klinis yang dikarakteristikkan oleh terdapatnya satu atau lebih episode manik atau campuran, dimana individu tersebut juga mempunyai satu atau lebih episode depresi mayor. Kekambuhan ditunjukkan oleh perpindahan polaritas dari episode atau terdapatnya interval diantara episode-episode paling sedikit 2 bulan tanpa adanya gejala-gejala mania. National Comorbidity Survey, berdasarkan kepada DSM-IV (dengan sampel sebanyak 9282 responden), mengestimasi prevalensi seumur hidup untuk Gangguan Bipolar I dan Gangguan Bipolar II adalah 3,9%. Perempuan dan laki-laki adalah sama-sama berkemungkinan untuk berkembang menjadi Gangguan Bipolar I, meskipun perempuan dilaporkan lebih banyak mengalami episode depresi daripada laki-laki, dan secara bersamaan pula, lebih berkemungkinan untuk memperoleh Gangguan Bipolar II. 2 Usia onset Gangguan Bipolar I terentang dari anak-anak (paling cepat usia 5-6 tahun) sampai usia 50 tahun atau usia yang lebih tua untuk 4

kasus-kasus yang jarang, dengan usia rata-rata adalah 30 tahun. Gangguan Bipolar I lebih sering terjadi pada orang yang telah bercerai dan hidup sendirian daripada orang yang menikah, sosioekonomi tinggi, dan orang yang tidak tamat dari perguruan tinggi. Pasien-pasien dengan gangguan bipolar mempunyai angka komorbiditas psikiatrik dan medik yang tinggi. Studi yang dilakukan oleh ECA (Epidemiologic Catchment Area) menemukan bahwa diantara pasien-pasien dengan gangguan bipolar, sebesar 46 % merupakan penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol, 41 % penyalahgunaan dan ketergantungan obat-obatan, 21 % gangguan panik, dan 21 % gangguan obsesi-kompulsif. Orang-orang dengan Gangguan Bipolar I adalah 3 kali lebih mungkin untuk mempunyai gangguan penyalahgunaan atau ketergantungan alkohol, dan 7 kali lebih mungkin mempunyai gangguan penyalahgunaan atau ketergantungan obat-obatan dibandingkan dengan populasi umum. Pasien-pasien dengan gangguan bipolar adalah 26 kali lebih mungkin untuk mempunyai gangguan panik dan 8 kali lebih mungkin mempunyai gangguan obsesi-kompulsif daripada orang-orang didalam populasi umum tanpa gangguan mood. 8 3 2.2. Penggunaan Alkohol Pada Gangguan Bipolar Gangguan penggunaan alkohol pada pasien gangguan bipolar I berkisar antara 10% - 50%. 1,9,10 Dalam suatu studi dengan sedikit subjek gangguan bipolar II, ditemukan angka seumur hidup penyalahgunaan atau

ketergantungan zat lebih tinggi pada bipolar I daripada subjek dengan gangguan bipolar II (60,7% banding 48,1% untuk obat-obatan lainnya, 46,2% banding 39% untuk alkohol, 11% banding 5,6% untuk kokain, dan 20% banding 5,6% untuk mariyuana). 9 Penelitian yang dilakukan oleh Strakowski dan kawan-kawan pada tahun 1998 pada 77 pasien gangguan bipolar I menemukan sebanyak 34% dari pasien merupakan gangguan penggunaan alkohol. 10 Ketergantungan alkohol 2 kali lebih sering terjadi pada orang-orang dengan gangguan bipolar daripada depresi unipolar, dan juga patut diperhatikan bahwa gangguan bipolar lebih sering terjadi bersamaan dengan ketergantungan alkohol daripada penyalahgunaan alkohol. Sebagian dari studi ECA yang dilakukan oleh Helzer dan Prybeck pada tahun 1988 menemukan bahwa mania (contohnya pada Gangguan Bipolar I) dan gangguan penggunaan alkohol adalah sangat sering terjadi secara bersama-sama (6,2 kali lebih sering). Pria dengan gangguan bipolar lebih banyak berkemungkinan untuk mempunyai komorbiditas dengan gangguan penggunaan alkohol atau zat daripada wanita, meskipun wanita dengan gangguan bipolar mempunyai prevalensi yang lebih tinggi untuk gangguan penggunaan alkohol atau zat daripada wanita di dalam populasi umum. Wanita dengan gangguan bipolar mempunyai 4 kali angka gangguan penggunaan alkohol dan 7 kali angka gangguan penggunaan zat daripada wanita dalam komunitas. 9 1

Pasien-pasien dengan gangguan bipolar biasanya minum untuk meringankan kedua gejala-gejala manik dan depresi mereka, meskipun bukti menunjukkan bahwa risiko yang paling besar untuk heavy drinking terjadi selama fase manik dari penyakit. Meskipun peneliti-peneliti telah mengusulkan penjelasanpenjelasan mengenai hubungan yang erat antara alkoholisme dengan gangguan bipolar, hubungan yang tepat diantara gangguan-gangguan ini tidaklah secara baik dimengerti. Satu penjelasan yang diusulkan adalah bahwa gangguan psikiatrik tertentu (seperti gangguan bipolar) mungkin merupakan faktor risiko untuk gangguan penggunaan zat. Kemungkinan lain, gejala-gejala gangguan bipolar dapat muncul selama intoksikasi ataupun withdrawal. Contohnya, withdrawal dari alkohol dapat mencetuskan gejala-gejala bipolar. Studi-studi lain berpendapat bahwa orang-orang dengan gangguan bipolar menggunakan alkohol selama episode manik dalam usaha untuk pengobatan diri, untuk memperpanjang stadium yang menyenangkan mereka atau untuk menenangkan agitasi pada saat mania. Peneliti-peneliti lain mengusulkan bahwa penggunaan alkohol dan withdrawal dapat mempengaruhi kimia otak yang sama (neurotransmiter) seperti yang terlibat didalam gangguan bipolar, dengan cara demikian menyebabkan satu gangguan dapat merubah perjalanan klinis dari gangguan yang lainnya. Dengan kata lain, penggunaan alkohol dan withdrawal dapat mencetusakan gejala-gejala gangguan bipolar. Masih belum jelas mekanisme potensial mana yang mungkin 11

berhubungan kuat dengan alkoholisme dan gangguan bipolar. Mungkin hubungan ini tidak mencerminkan penyebab dan efeknya secara sederhana, tetapi lebih kompleks dan saling berhubungan, dan faktorfaktor genetik juga dapat berperan. Peran faktor-faktor genetik dalam gangguan psikiatri telah memperoleh banyak perhatian akhir-akhir ini. Beberapa bukti yang tersedia telah mendukung kemungkinan transmisi keluarga pada kedua gangguan bipolar dan alkoholisme. Preisig pada tahun 2001 menemukan hubungan keluarga yang lebih besar antara alkoholisme dan gangguan bipolar daripada alkoholisme dan depresi unipolar. 1 Gangguan bipolar yang disertai gangguan penggunaan alkohol dihubungkan dengan konsekuensi negatif, yaitu risiko yang besar untuk ketidakpatuhan terhadap pengobatan, penyembuhan yang lambat dari episode-episode mood, lebih sering hospitalisasi, bunuh diri, dan kecelakaan. 13 Minuman beralkohol banyak terdapat di masyarakat, yang sering digunakan untuk rekreasi, sehingga disebut popular recreational drug. Sebagai contohnya bir, bir hitam, whisky, vodka, brandy, Cognag, macammacam minuman anggur (wine) dan sebagainya. Minuman beralkohol lazim disebut minuman keras dan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Minuman Keras No. 86/Men.Kes/Per/IV/77, digolongkan sebagai berikut : golongan A; kadar etanol 1-5% (misalnya, bir dan shandy), golongan B; kadar etanol 5-20% (misalnya, anggur), 1,12

golongan C; kadar etanol 20-55% (misalnya whisky dan brandy). Disamping itu juga terdapat minuman beralkohol tradisional seperti Brem, Ciu, tuak, arak, dan sebagainya. 14 2.3. Kuesioner CAGE Kuesioner CAGE adalah suatu pertanyaan untuk mengidentifikasi penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol, yang dikembangkan pada tahun 1970an. 15,16 CAGE dikembangkan oleh Dr. Jhon A. Ewing dan terdiri dari 4 buah pertanyaan berdasarkan akronim C-A-G-E 7, yaitu : 1) Apakah anda merasa perlu menurunkan (Cut down) minum-minuman beralkohol? 2) Apakah anda merasa terganggu (Annoyed) kalau orang mengkritik anda dalam hal minum-minuman beralkohol? 3) Pernahkah anda merasa bersalah (Guilty) dengan kebiasaan anda minum-minuman beralkohol? 4) Apakah anda harus minum-minuman beralkohol setiap pagi agar anda bisa membuka mata (Eye-opener) dan merasa segar?. 15 Respons yang positif untuk dua atau lebih dari butir-butir tersebut menunjukkan 95% berkemungkinan merupakan penyalahgunaan atau ketergantungan alkohol. 17 Kuesioner CAGE mempunyai sensitifitas > 80 %, dan spesifisitas > 85 %. 18

2.4 Kerangka konseptual Pasien Gangguan Bipolar I Karakteristik demografi: usia, jenis kelamin, perkawinan, pendidikan, pekerjaan, suku Gangguan penggunaan alkohol