6/14/2013 .PENDAHULUAN KANDUNGAN HARA DAN TINGKAT EROSI PADA LAHAN MIRING BERSOLUM DANGKAL METODE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kopi merupakan tanaman yang dapat mudah tumbuh di Indonesia. Kopi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di DAS Hulu Mikro Sumber Brantas, terletak di Desa

HASIL DAN PEMBAHASAN Sifat Fisikokimia Tanah Percobaan dan Sifat Kimia Kotoran Sapi

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode MUSLE

TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. satu dokumentasi utama sebagai dasar dalam proyek-proyek pengembangan

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Dwi Priyo Ariyanto i dan Hery Widijanto

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daerah Aliran Sungai

MENENTUKAN LAJU EROSI

PRAKTIKUM RSDAL VI PREDIKSI EROSI DENGAN METODE USLE DAN UPAYA PENGENDALIANNYA

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kualitas dan Karakteristik Lahan Sawah. wilayahnya, sehingga kondisi iklim pada masing-masing penggunaan lahan adalah

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADA TANAH ENTISOL DI KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN UNTUK TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica)

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI

TATA CARA PENELITIAN

STUDI IDENTIFIKASI PENGELOLAAN LAHAN BERDASAR TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) (Studi Kasus Di Sub Das Sani, Das Juwana, Jawa Tengah)

PEMETAAN TINGKAT BAHAYA EROSI BERBASIS LAND USE DAN LAND SLOPE DI SUB DAS KRUENG SIMPO

KAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) PADA PENGGUNAAN LAHAN TANAMAN AGROFORESTRY DI SUB DAS LAU BIANG (KAWASAN HULU DAS WAMPU)

Soal Jawab DIT (dibuat oleh mahasiswa)

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode USLE

Pemetaan Tanah.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... I. PENDAHULUAN 1.

TINJAUAN PUSTAKA. Makin banyak informasi yang diperoleh dari pelaksanaan survei pada skala yang

TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan

TINJAUAN PUSTAKA. erosi, tanah atau bagian-bagian tanah pada suatu tempat terkikis dan terangkut

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Survei dan Pemetaan Tanah. memetakan tanah dengan mengelompokan tanah-tanah yang sama kedalam satu

Kajian Kesuburan Tanah di Desa Sihiong, Sinar Sabungan dan Lumban Lobu Kecamatan Bonatua Lunasi Kabupaten Toba Samosir

Prosiding Seminar Nasional INACID Mei 2014, Palembang Sumatera Selatan

PENDAHULLUAN. Latar Belakang

PENDUGAAN EROSI TANAH DIEMPAT KECAMATAN KABUPATEN SIMALUNGUN BERDASARKAN METODE ULSE

TINJAUAN PUSTAKA. yang dimiliki oleh lahan yang akan digunakan. Dengan cara ini maka akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pendugaan Erosi Aktual Berdasarkan Metode USLE Melalui Pendekatan Vegetasi, Kemiringan Lereng dan Erodibilitas di Hulu Sub DAS Padang

Erosi Kualitatif Pada Perkebunan Karet Umur 25 Tahun di Desa Lau Damak Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Metode Penelitian. diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari

Kemampuan hujan dengan energi kinetiknya untuk menimbulkan erosi pada suatu bidang lahan dalam waktu tertentu (Intensitas Hujan = EI30

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

Tabel Lampiran 1. Sifat Fisik Tanah pada Lokasi Tambang Batubara Site Binungan Sebelum Ditambang. Tekstur

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Geofisik Wilayah. genetik tanaman juga dipengaruhi oleh faktor eksternal yang berupa nutrisi

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode Universal Soil Loss Equation (USLE)

Perkembangan Potensi Lahan Kering Masam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Metode Universal Soil Loss Equation (USLE)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

Rd. Indah Nirtha NNPS. Program Studi Teknik Lingkungn Fakultas Teknis Universitas Lambung Mangkurat

Analisis Kesesuaian Lahan Pertanian dan Perkebunan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. Jika dirumuskan dalam suatu persamaan adalah sebagai berikut : R=.(3.1) : curah hujan rata-rata (mm)

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kesuburan Tanah

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan umat

geografi Kelas X PEDOSFER III KTSP & K-13 H. SIFAT KIMIA TANAH a. Derajat Keasaman Tanah (ph)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xiii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. pasir di semua wilayah penelitian sehingga cukup baik untuk meloloskan air.

PREDIKSI EROSI MENGGUNAKAN METODE USLE DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) WADUK MALAHAYU KECAMATAN BANJARHARJO KABUPATEN BREBES PROVINSI JAWA TENGAH

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. lahan pasir pantai Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen dengan daerah studi

KAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) PADA PENGGUNAAN LAHAN TANAMAN PANGAN (UBI KAYU) DI KEBUN PERCOBAAN USU KWALA BEKALA

KAJIAN TINGKAT BAHAYA EROSI (TBE) TANAH ANDEPTS PADA PENGGUNAAN LAHAN TANAMAN KACANG TANAH DI KEBUN PERCOBAAN KWALA BEKALA USU

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Analisis karakteristik DTA(Daerah Tangkapan Air ) Opak

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. dahulu dihitung faktor-faktor bahaya erosi yang terjadi di Sub DAS Bekala.

EROSI DAN SEDIMENTASI

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Erosi

2013, No.1041 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK SEBAGAI PENGENDALI EROSI DI SUB DAS CIBOJONG KABUPATEN SERANG, BANTEN. Oleh: FANNY IRFANI WULANDARI F

ABSTRACT PREDICTION EROSION, LAND CAPABILITY CLASSIFICATION AND PROPOSED LAND USE IN BATURITI DISTRICT, TABANAN REGENCY, BALI PROVINCE.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI Keaslian Penelitian... 4

MENENTUKAN PUNCAK EROSI POTENSIAL YANG TERJADI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LOLI TASIBURI DENGAN MENGGUNAKAN METODE USLEa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Suhu min. Suhu rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2016 Maret 2017.

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)

BAB I PENDAHULUAN. fungsi utama, yaitu sebagai sumber unsur hara bagi tumbuhan dan sebagai matriks

ANALISIS TANAH SEBAGAI INDIKATOR TINGKAT KESUBURAN LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN DI KOTA SEMARANG

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS HUTAN RAKYAT MELALUI PENERAPAN TEKNIK KONSERVASI TANAH LOKAL SPESIFIK (Studi Kasus pada DAS Cisadane)

SIFAT KIMIA TANAH LANJUTAN SIFAT KIMIA TANAH

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data hasil analisis laboratorium parameter kalium tukar dari tiap titik sampel. Kontrol I II III

III. METODOLOGI PENELITIAN

Penilaian Tingkat Bahaya Erosi di Sub Daerah Aliran Sungai Cileungsi, Bogor

HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Lahan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Prosedur Penelitian dan Parameter Pengamatan

KAJIAN EROSI DAN ALIRAN PERMUKAAN PADA BERBAGAI SISTEM TANAM DI TANAH TERDEGRADASI SKRIPSI. Vivin Alviyanti NIM

Transkripsi:

PENDAHULUAN KANDUNGAN HARA DAN TINGKAT EROSI PADA LAHAN MIRING BERSOLUM DANGKAL Oleh: Nining Wahyunigrum dan Tyas Mutiara Basuki BADAN LITBANG KEHUTANAN BPTKPDAS SOLO Degradasi lahan di Indonesia umumnya diakibatkan erosi oleh air hujan (Dariah et al., 2004). Hal ini disebabkan oleh tingginya curah hujan yang jatuh pada lahan yang berlereng curam dan kurangnya penerapan konservasi tanah. Menurut Weischmeier dan Smith (1978), erosi dipengaruhi oleh faktor hujan, topografi, sifat fisik tanah, penutupan dan pengelolaan lahan. Selain menyebabkan sedimentasi, erosi juga juga akan menyebabkan berkurangnya ketebalan tanah (solum) dan berkurangnya tingkat kesuburan tanah di wilayah hulu (on site) (Sutrisno et al., 2012)..PENDAHULUAN Studi ini bertujuan memaparkan efek dari erosi dan penutupan lahan terhadap kesuburan tanah yang diwakili oleh kandungan unsur hara esensial yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh secara normal (Buckman dan Brady, 1982) nitrogen tersedia (N), karbon organik (C org) atau bahan organik (BO), fosfor (P) tersedia, Kalium (K) tersedia, kapasitas pertukaran kation (KTK), dan kejenuhan basa (KB). METODE Lokasi : Dusun Dungwot Desa Ngadipiro, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Lokasi penelitian ini dipilih karena merupakan lahan kering berlerang curam dengan curah hujan rata-rata pertahun 1.976,6 mm dengan jumlah bulan basah (Smith & Ferguson) 6 bulan. Di lokasi yang terjal dan bersolum dangkal ini kegiatan pertanian tanaman semusim masih dilakukan. 1

1. Lokasi penelitian berupa sub DAS kecil dengan luas lebih kurang 10,82 ha. 2. Data biofisik dikumpulkan melalui survey inventarisasi sumber daya lahan (Fletcher dan Gibb, 1990): jenis penutupan lahan, jenis tanah, kedalaman solum, tekstur tanah, kemiringan lahan. 3. Pengambilan sampel tanah dilakukan pada setiap satuan lahan pada kedalaman 0-20 cm. 4. Untuk mengetahui nilai index pengelolaan tanaman (C ) dilakukan pengukuran dilakukan dengan membuat petak ukur (PU) berjari-jari 16 m Analisis fisika dan kimia tanah NO Parameter Satuan Metode 1. ph (H2O). ph 1 : 2.5 (tanah : H2O). 2. Nitrogen total. % Kjeldahl. 3. Bahan Organik. % Oksidasi basah (Walkley and Black). 4. P tersedia. mg kg -1 Bray II (molybdate blue), Spectrophotometer. 5. K tertukar. cmol kg -1 1 M NH4OAc, ph 7, Flame photometer. 6. KapasitasTukar Kation % Destilasi 7. Kejenuhan Basa % Jumlah basa-basa dibagi KTK 8. Tekstur (3 fraksi) % Cara pipet.metode Univerasl soil Loss Equation (USLE) yang dikemukan oleh Weischmeier and Smith (1978), adalah sebagai berikut: A = R K L S C P A = Banyaknya tanah tererosi (ton/ha/tahun) R = Indeks erosivitas hujan K = Indeks erodibilitas tanah LS = Indeks panjang dan kemiringan lereng C = Indeks pengelolaan tanaman P = Indeks upaya konservasi tanah Perhitungan nilai C tanaman keras dengan rumus Dissmeyer dan Foster (1980) dalam Achlil (1985): C = (SFPH) (SFKO) (SFT) C = faktor tanaman keras SFPH = sub faktor tajuk, data ini diperoleh dengan memasukkan data prosentase tanah terbuka dan data prosentase tanah terbuka dengan perakaran halus ke dalam tabel pada Lampiran 1. SFKO = sub faktor kandungan bahan organik. SFT = sub faktor tajuk yang diperoleh dengan memasukkan data tinggi tajuk dan prosentase tanah terbuka dengan penutupan tajuk pada tabel dalam Lampiran 1. 2

Hasil dan Pembahasan Tingkat erosi (Erosion degree) Erosi (erosion) Tingkat Erosi (ton/ha/th) (ton/ha/year) (erosion degree) Sangat Ringan (very < 15 low) 15-60 Ringan (low) 60-180 Sedang (moderate) 180-480 Berat (heavy) Sangat Berat (very >480 heavy) Lokasi penelitian didominasi oleh hutan jati dengan umur muda (Ut3) sebesar 45% (Tabel 3) yang ditumpangsarikan dengan tanaman semusim terutama singkong dengan kondisi teras yang tidak terawat Dari total area (10,82 ha), 20 % lahan mempunyai penutupan lahan Ut3 yang terletak pada lereng 31-45%. Lereng terjal (>45%) mendominasi lahan dalam sub DAS mini (lebih dari 50%) Jenis dan prosentase penutupan lahan (Land cover type and its percentage) No Penutupan Lahan Keterangan Luas (ha) % (Land cover) (Remarks) (Area) (ha) 1 Ut1 Tanaman jati (5 10 th) monokultur, 0,50 4,60 teras diperkuat dengan batu dan tidak terawat 2 Ut2 Tanaman jati (5-10 th)tumpangsari dengan tanaman palawija, 1,26 11,65 banyak teras yang tidak terawat) 3 Ut3 Tanaman jati (1 2 th) tumpangsari dengan palawija, 4,88 45,08 campuran antara teras batu dan tanah yang tidak terawat. 4 Ut4 Tanaman Gliricidia monokultur, 2,78 25,67 sebagian besar tidak berteras 5 Ut5 Tanaman Gliricidia tumpangsari dengan tanaman palawija, 0,50 4,60 teras diperkuat dengan batu tetapi kurang terawat. 6 Ut6 Tidak ada tanamannya, 0,91 8,39 sebagian besar sejenis lumut dan rumput liar. Jumlah (Total) 10,82 100,00 Penutupan lahan pada berbagai kelas lereng (Land cover types on various degrees of slope) Penutupan Lahan Kelas Lereng (Slope classes) (%) Jumlah (Total) (Land cover) 4-8 9-15 16-30 31-45 46-65 >65 (%) Ut1 0,00 4,60 0,00 0,00 0,00 0,00 4,60 Ut2 0,00 11,65 0,00 0,00 0,00 0,00 11,65 Ut3 0,30 3,98 1,28 20,27 10,74 8,51 45,08 Ut4 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 25,67 25,67 Ut5 0,00 0,00 0,00 0,00 4,60 0,00 4,60 Ut6 0,00 0,00 0,00 0,00 8,39 0,00 8,39 Jumlah (Total) 0,30 20,24 1,28 20,27 23,73 34,18 100,00 3

Nilai C tanaman keras (C value of trees) Penutupan Lahan Nilai C tanaman keras (Land cover) (C value of trees) Ut1 0,001 Ut2 0,002 Ut3 0,019 Ut4 0,003 Ut5 0,004 Rerata (Average) 0,006 Tingkat erosi tanah berdasar penutupan lahan (Soil erosion degree based on land cover types) Penutupan Lahan Tingkat Erosi (Erosion degree) Jumlah (Total) (Land cover) SR R S SB % Ut1 4,60 0,00 0,00 0,00 4,60 Ut2 11,65 0,00 0,00 0,00 11,65 Ut3 5,56 20,27 19,25 0,00 45,08 Ut4 25,67 0,00 0,00 0,00 25,67 Ut5 0,00 0,00 4,60 0,00 4,60 Ut6 0,00 3,84 0,00 4,55 8,39 Jumlah (Total) 47,49 24,11 23,85 4,55 100,00 Keterangan (Remarks) : SR = Sangat Ringan (very low) S = Sedang (moderate) R = Ringan (low) SB = Sangat Berat (very heavy) Kandungan N pada beberapa jenis penutupan lahan yang berbeda dan tingkat erosi tanah (N content in different land cover types) Penutupan Lahan Kandungan N Total (Total N content) Luas (Land cover) S T (blank) (Area) (%) Ut1 4.60 0.00 0.00 4.60 Ut2 11.65 0.00 0.00 11.65 Ut3 36.57 8.51 0.00 45.08 Ut4 25.67 0.00 0.00 25.67 Ut5 4.60 0.00 0.00 4.60 Ut6 3.84 0.00 4.55 8.39 Luas (Area) (%) 86.94 8.51 4.55 100.00 S : Sedang (Moderate) T : Tinggi (High) ph rendah (5,6-6,5) demikian juga dengan P tersedia sangat rendah sampai dengan rendah (< 7 dan 7-16 mg/kg).unsur P banyak digunakan tanaman, terutama dalam sintesis protoplasma (Mas'ud, 1992). Kondisi kemasaman tanah akan mempengaruhi keterlarutan P. Kemasaman (ph) tanah yang sangat rendah (<5,5) dapat mempengaruhi ketersediaan P (Mas'ud, 1992) Unsur hara yang relatif banyak diambil setiap tahun melalui pemanenan adalah unsur N. Selain itu unsur ini mudah menguap dan jumlahnya dalam tanah amat sedikit (Buckman dan Brady, 1982). 4

Kandungan C organik pada beberapa jenis penutupan lahan yang berbeda dan tingkat erosi tanah (C organic content in different land cover types) Penutupan Lahan Kandungan C organik (C organic content) Luas (Land cover) R S T ST (blank) (Area) (%) Ut1 0.00 4.60 0.00 0.00 0.00 4.60 Ut2 11.65 0.00 0.00 0.00 11.65 Ut3 4.29 14.60 12.01 14.18 0.00 45.08 Ut4 0.00 0.00 25.67 0.00 0.00 25.67 Ut5 0.00 4.60 0.00 0.00 0.00 4.60 Ut6 0.00 3.84 0.00 0.00 4.55 8.39 Luas (Area) (%) 4.29 39.31 37.68 14.18 4.55 100.00 R S T ST : Rendah (Low) : Sedang (Moderate) : Tinggi (High) : Sangat Tinggi (Very high) Karbon merupakan penyusun umum bahan organik. Sumber utama bahan organik tanah adalah jaringan tumbuhan (Buckman dan Brady, 1982). Kapasitas Tukar Kation tanah pada beberapa jenis penutupan lahan yang berbeda dan tingkat erosi tanah (Soil Cation Exchange Capacity in different land cover types) Penutupan Lahan Kapasitas Tukar Kation Luas (Land cover) (Cation exchange capacity) (Area) (%) S T (blank) Ut1 4.60 0.00 0.00 4.60 Ut2 11.65 0.00 0.00 11.65 Ut3 12.76 32.32 0.00 45.08 Ut4 25.67 0.00 0.00 25.67 Ut5 0.00 4.60 0.00 4.60 Ut6 3.84 0.00 4.55 8.39 Luas (Area) (%) 58.53 36.92 4.55 100.00 Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan nilai yang menunjukkan kemampuan atau kapasitas koloid tanah untuk memegang kation. Kapasitas ini secara langsung tergantung pada jumlah muatan negatif dari koloid tanah dan sangat ditentukan oleh tipe koloid yang terdapat di dalam tanah. Semakin tinggi KTK tanah, semakin subur tanah tersebut Kejenuhan basa pada beberapa jenis penutupan lahan yang berbeda dan tingkat erosi tanah (Base sturation in different land cover types) Penutupan Lahan Kejenuhan basa (Base saturation) Jumlah (Land cover) R S T (blank) (Total) Ut1 0.00 4.60 0.00 0.00 4.60 Ut2 8.25 3.40 0.00 0.00 11.65 Ut3 0.00 21.28 23.81 0.00 45.08 Ut4 0.00 25.67 0.00 0.00 25.67 Ut5 0.00 0.00 4.60 0.00 4.60 Ut6 0.00 3.84 0.00 4.55 8.39 Jumlah (Total) 8.25 58.79 28.41 4.55 100.00 R : Rendah (Low) S : Sedang (Moderate) T : Tinggi (High) Kejenuhan basa (KB) menunjukkan perbandingan jumlah kation basa dengan jumlah seluruh kation yang terikat pada kation tanah dalam satuan persen. Kation basa adalah unsur hara yang diperlukan tanaman dan sangat mudah tercuci oleh aliran air sehingga tanah yang mempunyai kejenuhan basa yang tinggi menunjukkan ketersediaan hara yang tinggi. Artinya, tanah tersebut belum banyak mengalami pencucian. KESIMPULAN 1. Meskipun didominasi oleh lereng terjal, erosi yang terjadi di lokasi penelitian masih pada taraf sangat ringan hinggaringan (>50%). Hal ini dapat disebabkan oleh jenis penutupan lahan yang berupa hutan jati dangamal yang mempunyai nilai C rendah (0,006). 2. Tingkat erosi ringan mempengaruhi kandungan P dan K dengan memberikan nilai rendah-sangat rendah. Sedangkan untuk N, C organik,, KTK dan KB tidak begitu berpengaruh karena ada pada tingkat sedang-tinggi-sangat tinggi. 3. Penutupan lahan yang relatif banyak ditumbuhi vegetasi permanen merupakan sumber bahan organik berupa seresah dan ranting-ranting tanaman. Bahan organik yang belum melapuk juga merupakan perlindung dari percikan air hujan. 5

6