Predictors of mortality in severe aortic stenosis patient undergoing percutaneous aortic balloon valvuloplasty

dokumen-dokumen yang mirip
Fernando D 1, Amelia F 1, Barus NRV 1, Kurniawan A 1, Tanoto R 1, Yuniadi Y. 2. Indonesia dan Pusat Jantung Nasional Harapan Kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stenosis mitral merupakan salah satu penyakit katup jantung. Pada kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab stenosis mitral paling sering adalah demam rematik, kemudian dapat

PERAN EKOKARDIOGRAFI DALAM PENEGAKAN DIAGNOSIS DAN PENILAIAN SEVERITAS STENOSIS MITRAL. Basuki Rahmat Fakultas Kedokteran Universitas Mataram

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan adanya penyempitan pada katup mitral (Rilantono, 2012). Kelainan

HUBUNGAN MITRAL VALVE AREA (MVA) DENGAN HIPERTENSI PULMONAL PADA STENOSIS MITRAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah di bidang Ilmu Kardiologi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Gagal jantung (heart failure) adalah sindrom klinis yang ditandai oleh sesak

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN GAGAL JANTUNG DI RUMAH SAKIT SANTO BORROMEUS BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2010

BAB 1 PENDAHULUAN. Jantung merupakan suatu organ yang berfungsi memompa darah ke

BAB I PENDAHULUAN. individu. Pemberian antibiotik seperti penisilin pada streptococcal faringitis turut

Abstract ASSOCIATION OF ATRIAL FIBRILLATION AND ISCHEMIC STROKE ANALYSIS FROM RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. banyak dengan manifestasi klinis yang paling sering, dan merupakan penyebab

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang prevalensinya paling tinggi dalam masyarakat umum dan. berperan besar terhadap mortalitas dan morbiditas.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Informed Consent Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan kesehatan suatu negara. Menurunkan angka kematian bayi dari 34

Definisi Rehab Jantung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

The Prevalence and Prognosis of Resistant Hypertension in Patients with Heart Failure

STENOSIS AORTA. MAKALAH Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan kardiovaskuler Anak

HUBUNGAN LAMA MENDERITA HIPERTIROIDISME SECARA KLINIS DENGAN KELAINAN FUNGSI VENTRIKEL KIRI JANTUNG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung bawaan terjadi pada 8 bayi dari. setiap 1000 kelahiran. (Sommer, 2008) Penyakit jantung

GAMBARAN PERESEPAN ACE INHIBITOR PADA PASIEN GAGAL JANTUNG YANG DIRAWAT INAP DI RSUP DR KARIADI SEMARANG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2013

Bunyi Jantung I (BJ I)

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. EFEK TERAPI AJUVAN EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. diastolik yang di atas normal. Joint National Committee (JNC) 7 tahun 2003

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

HUBUNGAN PERBEDAAN USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN KESEMBUHAN PASIEN DI ICU DI RUMAH SAKIT HAJI ADAM MALIK, MEDAN PERIODE BULAN JULI 2014 HINGGA OKTOBER

Pratiwi Nurvita Permatasari 1, Charles Limantoro 2, Yosef Purwoko 3

Gambar 1. Atresia Pulmonal Sumber : (

BAB I PENDAHULUAN. Sindrom klinik ini terjadi karena adanya respon tubuh terhadap infeksi, dimana

ABSTRAK GAMBARAN PASIEN KANKER PARU DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER 2014

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Anemia adalah keadaan berkurangnya sel darah merah atau konsentrasi

A. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN TITER TROMBOSIT DAN LEUKOSIT TERHADAP DERAJAT KLINIS PASIEN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) ANAK DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

MORTALITAS OPERASI JANTUNG GANTI KATUP DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG PERIODE JANUARI 2014 DESEMBER 2014 LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Defek Sekat Ventrikel (Ventricular Septal Defect/VSD) merupakan kelainan

Pajanan Whole Body Vibration dan Risiko Low Back Pain pada Supir

INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERILAKU PENGOBATAN DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD DR.

ABSTRAK. EFEK DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. adanya peningkatan tekanan pengisian (backward failure), atau kombinasi

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS PAMARICAN KABUPATEN CIAMIS PERIODE JANUARI 2013 DESEMBER : Triswaty Winata, dr., M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. homeostassis dari hormon ini sangat penting bagi pengoptimalan dari fungsi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah suatu bentuk kelainan kardiovaskular

HEMAKANEN NAIR A/L VASU FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A

Pengaruh Keikutsertaan Pasien pada Program Jaminan Kesehatan terhadap Keberhasilan Kontrol Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi

PENGARUH DURASI TINDAKAN INTUBASI TERHADAP RATE PRESSURE PRODUCT (RPP) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Tingkat morbiditas dan mortalitas penyakit jantung. iskemik masih menduduki peringkat pertama di dunia

Ekokardiografi pada Penilaian Hemodinamika Sirkulasi di Ruang Perawatan Intensif dan atau Unit Gawat Darurat Seri I : Hipotensi dan Syok

Pasien DM dengan penyakit arteri koroner dan > 40% LVEF. 22 orang. Cek darah. 15 mg pioglitazone slm 12 mgg. Cek darah

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Penelitian. dunia karena biaya perawatannya yang besar, kualitas hidup yang buruk dan

BAB 1 PENDAHULUAN. darah termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, infark

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Infark miokard akut merupakan salah satu penyakit. yang tergolong dalam non-communicable disease atau

DAFTAR ISI. Halaman PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... v. ABSTRAK... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... xiv

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PERBANDINGAN KADAR MIKROALBUMINURIA PADA STROKE INFARK ATEROTROMBOTIK DENGAN FAKTOR RISIKO HIPERTENSI DAN PASIEN HIPERTENSI

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK BALITA PENDERITA PNEUMONIA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2013

SKRIPSI. Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

What should be evaluated by echocardiography in patients after Tetralogy Fallotsurgery

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

HUBUNGAN TEKANAN DARAH SISTOLIK PADA PENDERITA INFARK MIOKARD AKUT SEGMEN ST ELEVASI ONSET < 12 JAM SAAT MASUK DENGAN MORTALITAS DI RSUP H.

ABSTRAK KARAKTERISTIK PASIEN SINUSITIS DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR PADA APRIL 2015 SAMPAI APRIL 2016 Sinusitis yang merupakan salah

Deteksi Dini Penyakit Kardiovaskular

PENYAKIT KATUP JANTUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Hubungan gagal jantung dan gangguan fungsi hati

CARDIOMYOPATHY. dr. Riska Yulinta Viandini, MMR

ABSTRAK PREVALENSI DAN GAMBARAN PASIEN KARSINOMA NASOFARING DI RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Heart Association (2015), Penyakit Jantung Bawaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Peningkatan pelayanan di sektor kesehatan akan menyebabkan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. 2. di vena sehingga menimbulkan kenaikan tekanan vena. 3 Penyebab utama gagal

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

ABSTRAK PREVALENSI APENDISITIS AKUT PADA ANAK DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2011

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dari hasil gangguan jantung fungsional atau struktural yang

Blood Pressure in Acute Stroke Patient of Rumah Sakit Umum Haji Medan, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat penyakit kardiovaskuler pada tahun 1998 di Amerika Serikat. (data dari

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dari sekian banyak kasus penyakit jantung, Congestive Heart Failure

HUBUNGAN ANTARA MEROKOK DENGAN TERJADINYA KANKER PARU DI DEPARTEMEN PULMONOLOGI FK USU/RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN KADAR ASAM URAT DENGAN FRAKSI EJEKSI PADA PASIEN GAGAL JANTUNG KRONIK DI RSUD DR. MOEWARDI

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang memproduksi 2 hormon yaitu tiroksin (T 4 ) dan triiodotironin (T 3

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan stroke iskemik sebagai kasus utamanya (Fenny et al., 2014). Penderita penyakit

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK PENGARUH BERMAIN FUTSAL TERHADAP TEKANAN DARAH NORMAL PADA PRIA DEWASA YANG RUTIN BEROLAHRAGA DAN YANG TIDAK RUTIN BEROLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran napas bawah masih tetap menjadi masalah utama dalam

DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA PENYAKIT JANTUNG BAWAAN

Transkripsi:

Jurnal Kardiologi Indonesia J Kardiol Indones. 2010; 31:142-147 ISSN 0126/3773 Case Report Predictors of mortality in severe aortic stenosis patient undergoing percutaneous aortic balloon valvuloplasty Fernando D 1, Amelia F 1, Barus NRV 1, Kurniawan A 1, Tanoto R 1, Yuniadi Y. 2 Department of Cardiology and Vascular Medicine, Faculty of Medicine University of Indonesia, and National Cardiovascular Center Harapan Kita, Jakarta Background: Percutaneus aortic balloon valvuloplasty as one of the therapies available for aortic stenosis is associated with a high mortality rate after the intervention. Aim: To determine the predictors of mortality in patients who had undergone percutaneus balloon aortic valvuloplasty. Methods: A search was conducted on Pubmed and Proquest. After screening titles and abstracts by inclusion and exclusion criteria, five articles were available as full texts. Three articles were considered useful by the authors. Results: Each of the three articles showed mostly different predictors of outcome, while all of them showed the mortality rate was high in patients after undergoing percutaneus balloon aortic valvuloplasty. The predictors in the first article are baseline functional status renal function, female gender, mitral regurgitation severity, baseline cardiac output, cachexia, and left ventricular systolic function. The second article showed only advancing age as a strong predictor. In the third article the predictors are left ventricular ejection fraction, pulmonary artery systolic pressure, pulmonary vascular resistance, and right ventricular end-diastolic pressure. Conclusion: Mortality rate in patients who had undergone percutaneus balloon aortic valvuloplasty is high, with baseline functional status renal function, female gender, mitral regurgitation severity, baseline cardiac output, cachexia, left ventricular systolic function, and advancing age as predictors of mortality. (J Kardiol Indones. 2010;31:142-147) Keywords: Percutaneous aortic balloon valvuloplasty, prognostic 142

Laporan Kasus Jurnal Kardiologi Indonesia J Kardiol Indones. 2010; 31:142-147 ISSN 0126/3773 Prediktor mortalitas pada pasien dengan stenosis aorta berat yang menjalani percutaneus aortic balloon valvuloplasty Fernando D 1, Amelia F 1, Barus NRV 1, Kurniawan A 1, Tanoto R 1, Yuniadi Y. 2 Latar belakang: Percutaneus aortic balloon valvuloplasty sebagai salah satu terapi untuk stenosis aorta berhubungan dengan angka mortalitas yang tinggi setelah intervensi tersebut. Tujuan: Menemukan prediktor mortalitas pada pasien yang menjalani percutaneus balloon aortic valvuloplasty. Metodologi: Pencarian dilakukan pada Pubmed dan Proquest. Setelah menyaring judul dan abstrak dengan kriteria inkulsi dan eksklusi, didapatkan lima artikel utuh. Tiga artikel di antaranya dianggap penting oleh penulis. Hasil: Masing-masing artikel menunjukkan prediktor yang berbeda, walau ketiganya menyimpulkan bahwa angka mortalitas yang tinggi pada pasien yang menjalani percutaneus balloon aortic valvuloplasty. Prediktor pada artikel pertama adalah status fungsional dasar, fungsi ginjal, jenis kelamin laki-laki, derajat regurgitasi mitral, curah jantung dasar, cachexia, dan fungsi sistolik ventrikel kiri. Pada artikel kedua, prediktor mortalitas hanya usia lanjut. Prediktor yang ditemukan pada artikel ketiga adalah fraksi ejeksi ventrikel kiri, tekanan sistolik arteri pulmonalis, resistensi vaskular paru, dan tekanan akhir-diastolik ventrikel kanan. Kesimpulan: Terdapat angka mortalitas yang tinggi pada pasien yang menjalani percutaneus balloon aortic valvuloplasty, dengan prediktor mortalitas status fungsional dasar, fungsi ginjal, jenis kelamin perempuan, derajat regurgitasi mitral, curah jantung dasar, cachexia, fungsi sistolik ventrikel kiri, dan usia lanjut. Kata Kunci: percutaneous aortic balloon valvuloplasty, prognostic (J Kardiol Indones. 2010;31:142-147) Skenario Klinis 1 Mahasiswa tahun keempat, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2 Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Alamat Korespondensi: Dr. dr. Yoga Yuniadi, SpJP(K),Pusat Jantung Nasional Harapan Kita, Jl. S Parman Kav. 87, Jakarta 11420, Tel. 021 5684093 ext. 1253 E-mail: yogayun@yahoo.com Seorang pria 53 tahun datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak satu minggu sebelumnya. Sesak muncul setelah beraktivitas, ketika berbaring, dan sering terjadi pada malam hari sehingga membangunkannya. Pasien juga sering merasa pusing. Demam, nyeri sendi yang berpindah, gerakan spontan, maupun benjolan-benjolan di kulit disangkal. Pada pemeriksaan fisik, ditemukan murmur sistolik pada 143

Jurnal Kardiologi Indonesia sela iga kedua garis sterna kanan atas. Pada pemeriksaan ekokardiografi, ditemukan katup aorta mengalami kalsifikasi yang meliputi area katup seluas 0,8 cm 2 serta ditemukan fraksi ejeksi ventrikel kanan sebesar 30%. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar ureum 70 serta kreatinin 2,0. Pasien tersebut didiagnosis gagal jantung kongestif New York Heart Association (NYHA) functional class IV yang diakibatkan stenosis aorta. Pada pasien ini direncanakan akan dilakukan tindakan balloon valvuloplasty. Pihak keluarga pasien menanyakan apakah terdapat kondisi-kondisi tertentu yang mungkin memengaruhi harapan hidup pasien setelah dilakukan intervensi tersebut. Pendahuluan Stenosis aorta menyebabkan terjadinya gejala (seperti sesak nafas, sinkop, gagal jantung kongestif) yang disebabkan oleh peningkatan beban akhir (afterload) ventrikel kiri., hipertrofi ventrikel kiri progresif, dan penurunan aliran darah sistemik dan koroner sebagai konsekuensi obstruksi katup. Satu-satunya tatalaksana yang efektif untuk stenosis aorta berat adalah dengan mengurangi obstruksi mekanis yang disebabkan stenosis katup, yaitu dengan jalan intervensi. 1 Saat ini, ada dua metode intervensi yang tersedia; percutaneus aortic balloon valvuloplasty (PABV) dan aortic valve replacement (AVR). PABV biasanya digunakan untuk sebagai tindakan paliatif pada kandidat non-bedah atau sebagai pengantar atau jembatan (bridge) sebelum menjalani AVR. 1,2 PABV dilakukan dengan menggunakan sebuah balon besar yang diletakkan retrograde dari katup aorta yang mengalami stenosis untuk menghancurkan deposit kalsium pada daun katup dan untuk meregangkan annulus aorta untuk meningkatkan luas area katup. Setelah enam bulan, 50% pasien akan kehilangan manfaat dari intervensi ini. Angka kematian akhir sama pada pasien yang menjalani tindakan ini sama dengan angka kematian akibat perjalanan alami penyakit pada pasien yang tidak menjalani intervensi. 2 Pertanyaan Klinis Keluarga pasien menanyakan mengenai kondisikondisi yang akan memengaruhi harapan hidup, maka dari itu pertanyaan tersebut muncul: Apakah predictor-prediktor kematian pada pria usia 53 tahun dengan stenosis aorta berat yang menjalani percutaneus aortic balloon valvuloplasty? Metode Strategi pencarian Pencarian dilakukan pada situs Pubmed dan Proquest pada 2 Juni 2010, menggunakan fasilitas search dengan menggunakan kata kunci aortic stenosis, balloon valvuloplasty, predictors, dan mortality beserta dengan sinonom dan juga istilah terkaitnya (tabel 1). Strategi pencarian, hasil, kriteria inklusi dan eksklusi ditunjukkan pada flowchart (gambar 1) Seleksi Setelah mendapatkan hasil, seleksi pertama dilakukan dengan menggunakan kriteria eksklusi. Kriteria eksklusi stenosis aorta akibat penyakit jantung rematik dimasukkan sebagai salah satu kriteria seleksi untuk Tabel 1. Strategi pencarian yang digunakan di Pubmed dan Proquest, pencarian dilakukan pada 2 Juni 2010 Lokasi Terminologi pencarian Hasil Pubmed ( aortic valve stenosis [MeSH Terms] OR ( aortic [All Fields] AND valve [All Fields] 32 AND stenosis [All Fields]) OR aortic valve stenosis [All Fields] OR ( aortic [All Fields] AND stenosis [All Fields]) OR aortic stenosis [All Fields]) AND ( balloon dilatation [MeSH Terms] OR ( balloon [All Fields] AND dilatation [All Fields]) OR balloon dilatation [All Fields] OR ( balloon [All Fields] AND valvuloplasty [All Fields]) OR balloon valvuloplasty [All Fields]) AND predictors[all Fields] AND ( mortality [Subheading] OR mortality [All Fields] OR mortality [MeSH Terms]) Proquest Aortic stenosis AND balloon valvuloplasty AND predictor AND mortality OR death 8 AND NOT congenital 144

Fernando D dkk: Prediktor mortalitas pada balloon valvuloplasty aorta Gambar 1 Flowchart strategi pencarian Tabel 2. Telaah kritis dari artikel terpilih berdasarkan kesahihan (validity), kepentingan (importancy), dan aplikabilitas (applicability) Criterion Validity Importancy Applicability Patients assembled at a common point of disease Follow-up sufficiently long and complete Blinding Adjustment for important prognostic factors Validation in an independent group Article Otto et al + + - - - 72% 68,6 75,4% + + 1b Outcome over time* Precision of prognostic estimates (95% CI) Klein et al + + - - - 87% 79.5 94.5% + + 2b Patient similarity Important impact on patient Level of Evidence** Sherman et al + + - - - 55% 53,65 56,35% + + 4 * Outcome yang diukur adalah angka kematian pasien yang menjalani PABV pada setiap penelitian. ** Level of evidence didapatkan dari Centre for Evidence Based Medicine, University of Oxford (diunduh dari http://www.cebm.net/index.aspx?o=1025) 145

Jurnal Kardiologi Indonesia memastikan karakteristik yang sama antara pasien kami dengan pasien yang tercakup dalam penelitian. Tidak ditemukan artikel dengan judul sama pada kedua lokasi pencarian. Seleksi kedua dilakukan dengan menggunakan kriteria inklusi. Lima artikel tersedia sebagai full-text, dan tiga diantaranya dianggap bermanfaat. Dua teks lain diekslusi karena keduanya memasukkan tindakan balloon valvuloplasty itu sendiri sebagai prediktor kematian pada stenosis aorta. Artikel yang digunakan untuk telaah meliputi artikel yang diterbitkan lebih dari lima tahun lalu, karena balloon valvuloplasty tidak lagi merupakan prosedur yang umum dikerjakan dalam penangan stenosis aorta Telaah kritis Tiga artikel yang terpilih ditelaah secara konsensus, meliputi kesahihan (validity), kepentingan (importancy), dan aplikabilitas (applicability) pada pasien (tabel 2). Checklist yang digunakan didapat dari situs www.bmj.com. Hasil Otto et al melakukan penelitian dengan desain kohort secara multicenter yang melibatkan 674 pasien selama 3 tahun, dengan rerata durasi follow-up selama 18±15 bulan. Jumlah yang bertahan hidup adalah sebesar 55% setelah 1 tahun, 35% setelah 2 tahun, dan 23% setelah 3 tahun., dengan angka kematian sebesar 72% (95%-CI: 68,6% 75,4%), dengan sebagian besar penyebab kematian (70%) berasal dari jantung. Dengan menggunakan analisis multivariat, didapatkan bahwa prediktor paling penting untuk harapan hidup adalah status fungsional dasar (P<.0001), fungsi ginjal (P=.01), jenis kelamin wanita (P=.02), derajat keparahan regurgitasi (P=.01), volume curah jantung dasar (P=.0003), cachexia (P=.03), dan fungsi sistolik ventrikel kiri (P=.01). 3 Klein et al melakukan penelitian dengan desain kohort retrospektif pada 78 pasien yang menjalani PABV di San Francisco Medical Centre dan mendapatkan angka kematian sebesar 87% (95%-CI: 79.5 %-94.5%) dengan penyebab utama kematian adalah akibat jantung, pada 54% kematian. Setelah dilakukan analisis secara multivariat, didapatkan prediktor terkuat angka mortalitas adalah usia tua dan pasien yang menjalani PABV sebagai pengantar atau jembatan untuk dilakukan AVR. Untuk setiap kenaikan usia sebesar 10 tahun, relative hazard adalah sebesar 2.0 (95% CI = 1.2 3.3; P = 0.005). Tidak ada variabel lain seperti keadaan demografis, klinis, atau hemodinamik dasar yang merupakan prediktor mortalitas yang independen. 4 Sherman et al mengevaluasi 36 pasien di Mount Sinai Hospital dengan rerata durasi follow-up selama 7±4 bulan dan menemukan angka kematian mencapai 9% (95%-CI: -0.35%-18,35%) pada 8 minggu, 28% (95%-CI: 26,9-29,1%) pada 28 minggu, dan 55% (95%-CI: 53,6%-56,35%) pada 52 minggu. Prediktor yang termasuk di dalamnya adalah fraksi ejeksi ventrikel kiri, tekanan sistolik arteri pulmonalis, resistensi vaskular paru, dan tekanan ventrikel kanan pada akhir fase diastolik. 5 Komentar Telaah artikel-artikel di atas menunjukkan bahwa semua artikel memiliki karakteristik yang serupa dalam hal kesahihan (validity) dan hasil atau kesimpulannya. Walau demikian, ada beberapa kekuatan dan kelemahan pada masing-masing artikel. Otto et al mengadakan penelitian yang melibatkan jumlah subjek terbanyak (674 pasien). Dengan jumlah sampe sebesar itu, peneliti dapat menentukan beberapa prediktor sekaligus. Secara keseluruhan, karakteristik pasien pada penelitian ini serupa dengan pasien kami, kecuali dalam hal umur. Rerata usia pasien pada penelitian yang dilakukan Otto adalah 78±9 tahun, sedangkan usia pasien pada kasus kami adalah 53 tahun. Dalam hal ini, usia bisa menjadi faktor perancu jika hasil penelitian ini diterapkan pada pasien kami. 3 Klein et al mendapatkan hasil dari penelitiannya bahwa angka kematian setelah dilakukan PABV adalah sebesar 87%. Angka kematian yang tinggi ini disokong dengan confidence interval yang baik (95% CI of 79.5 % - 94.5%). Karakteristik pasien pada penelitian Klein serupa dengan penelitian Otto dan ketika diterapkan pada kasus kami, permasalahan yang muncul juga terletak pada perbedaan pada usia subjek penelitian (rerata usia 78±11 tahun). Namun, penelitian ini juga sampai pada kesimpulan bahwa usia itu sendiri merupakansalah satu prediktor mortalitas, dan dengan demikian, permasalahan usia sebagai faktor perancu pada penelitian Otto dapat diselesaikan lewat hasil penelitian ini. 4 Sherman et al melakukan follow-up terbanyak dalam satu tahun dibandingkan dua penelitian sebe- 146

Fernando D dkk: Prediktor mortalitas pada balloon valvuloplasty aorta lumnya, sehingga memberikan kita gambaran yang lebih jelas mengenai angka kematian pada pasien. Follow-up dilakukan pada minggu ke-2, 8, 26, dan 52 setelah intervensi dilakukan. Pada follow-up ini didapatkan angka mortalitas pada minggu ke-8 setelah intervensi cukup rendah (9%), tetapi pada minggu ke-26 dan minggu ke-52 angka mortalitas ini meningkat secara signifikan (secara berturut-turut, 28% dan 55%). Namun, kelemhan dari studi ini terletak pada jumlah pasien yang sedikit (hanya 36 pasien, dengan outcome kematian terjadi pada total 20 orang pasien ketika mencapai minggu ke-52), tetapi penelitian ini mempelajari empat prediktor, yaitu: fraksi ejeksi ventrikel kiri, tekanan sistolik arteri pulmonalis, resistensi vaskular paru, dan tekanan akhir-diastolik ventrikel kanan. Hal ini tidak sesuai dengan the rule of thumb dimana satu determinan dapat diteliti pada setiap kemunculan 10 outcome, sehingga dengan demikian pada penelitian ini seharusnya hanya dapat meneliti maksimal 2 prediktor. Dengan demikian, kesahihan internal (internal validity) pada penelitian ini diragukan. 5 Tidak satupun dari ketiga artikel tersebut memasukkan pembahasan mengenai analisis ROC, untuk menentukan nilai tambah dari tiap prediktor terhadap angka mortalitas. Kesimpulan dan Saran Prediktor kematian pada pasien dengan stenosis aorta mencakup status fungsional dasar, fungsi ginjal, jenis kelamin laki-laki, derajat regurgitasi mitral, curah jantung dasar, cachexia, fungsi sistolik ventrikel kiri, dan usia tua. Dalam kasus kami, pasien adalah seorang lakilaki dengan status fungsional dasar NYHA functional class IV, dengan fungsi sistolik ventrikel kiri yang buruk serta fungsi ginjal yang buruk, sehingga pasien ini memiliki prediktor mortalitas yang buruk. Usia pada pasien ini dianggap merupakan prediktor yang baik, karena lebih muda dibandingkan pasien pada penelitian. Dari informasi di atas, pasien ini memiliki prognosis yang buruk Semua penelitian di atas menunjukkan angka kematian yang tinggi pada pasien yang menjalani PABV. Maka, kami tidak menyarankan prosedur ini dilakukan sebagai tatalaksana stenosis aorta, kecuali sebagai pengantar atau jembatan untuk tindakan AVR (waktu maksimal terbaik sebelum AVR dilakukan adalah 5 minggu) atau sebagai tatalaksana paliatif pada kandidat non-bedah. Pada pasien kami, PABV dilakukan untuk mengurangi obstruksi secara langsung dan mengembalikan fungsi jantung. Tindakan AVR dapat dilakukan setelah kondisi pasien stabil. Daftar Pustaka 1. McPherson JA. Aortic stenosis: treatment & medication. Diunduh dari http://emedicine.medscape.com/article/150638. Diakses pada 14 Juni 2010. 2. Carabello BA. Aortic stenosis. In: Crawford MH (ed). Current diagnosis and treatment in cardiology. Philadelphia: McGraw- Hill; 2009. 3. Otto CM, Mickel MC, JW Kennedy, Alderman EL, et al. Threeyear outcome after balloon aortic valvuloplasty: insights into prognosis of valvular aortic stenosis. Circulation 1994;89:642-650. 4. Klein A, Lee K, Gera A, Ports TA, et al. Long-term mortality, cause of death, and temporal trends in complications after percutaneous aortic balloon valvuloplasty for calcific aortic stenosis. J Intervent Cardiol 2006;19(3):269-275. 5. Sherman W, Hershman R, Lazzam C, Cohen M, et al. Balloon valvuloplasty in adult aortic stenosis: determinants of clinical outcome. Ann Intern Med 1989;110(6):421-5. 147