BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI SERBA USAHA SINAR MENTARI KARANGANYAR TAHUN 2008

BAB II LANDASAN TEORI. Pada penelitian ini, terdapat penelitian terdahulu yang terkait dengan pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

ALTERNATIF PENERAPAN METODE BALANCED SCORECARD SEBAGAI TOLAK UKUR KINERJA PERUSAHAAN PADA PT INDOSAT Tbk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB I PENDAHULUAN. maupun kerja kelompok personel. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. tidur dan tenaga kerja sebanyak 677 orang. Masalah utama dalam penelitian ini

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. ukur yang telah ditetapkan (Widayanto, 1993). Pengukuran kinerja adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat. personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. berdampak negatif bagi perusahaan. memilih pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

Bab I : Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. karyawan, pemilik, dan stakeholder dengan kata lain kinerja perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena rumah sakit memberikan pelayanan medik dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditur, karyawan, pemerintah, dan pelanggan. Implikasinya,

Balanced Scorecard : Konsep, Evolusi Perkembangan, dan Dampaknya Terhadap Desain SPPM dan Sistem Penghargaan Berbasis Kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

Farah Esa B

BAB 1 PENDAHULUAN. hambatan dikarenakan tidak adanya batasan antar negara. dasarnya memiliki tujuan yang sama yakni memperoleh laba (Profit oriented),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, dunia bisnis dirasa semakin berkembang pesat dan kian mendunia.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di Indonesia menunjukkan kemajuan pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan utama yang dihadapi oleh perusahaan pada saat ini adalah menghadapi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Kinerja Dan Pengukuran Kinerja. seperti koreksi akan kebijakan, meluruskan kegiatan- kegiatan utama dan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Regulasi adalah salah satu norma atau aturan hukum yang harus dipatuhi.

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

BAB II PENINGKATAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebuah perusahaan untuk mengelola strategi-strategi perusahaan. Sistem

I. PENDAHULUAN. PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Menurut M. Mahsun (2007:161) pengukuran kinerja merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penelitian ini. Teori-teori tersebut meliputi pengertian organisasi sektor publik,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PENUTUP. Padang dengan pendekatan balanced scorecard. Berdasarkan hasil

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

68 Media Bina Ilmiah ISSN No

yang dicapai dalam melaksanakan fungsi-fungsi khusus suatu pekerjaan atau termasuk informasi atas : efisiensi penggunaan sumber daya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB I PENDAHULUAN. penguatan struktur perusahaan dalam rangka memenangkan persaingan. Oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif, ditandai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia menuju era globalisasi memungkinkan kegiatan

PENGUKURAN KINERJA DENGAN BALANCED SCORECARD PADA KOPERASI KARYAWAN TIRTA MAHAKAM DI BUKUAN

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, DAN RERANGKA PEMIKIRAN. kinerja dalam organisasi masa depan. Istilah Balanced scorecard terdiri dari 2

THE FIPA ( Forum Ilmiah Pendidikan Akuntansi ) IKIP PGRI MADIUN 13 September 2014, ISSN :

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Anthony dan young, seperti dikutip Triyuwono (2000:157) mendefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencakup penekanan pada produk, biaya, harga, pelayanan, penyerahan tepat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Pengukuran Kinerja. terhadap kinerja (Fitriyani et al., 2015)

ABSTRAK. : Balanced Scorecard, Pengukuran kinerja. Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rizal melakukan penelitian pengukuran kinerja menggunakan Balanced

PENGUKURAN KINERJA DENGAN ELEMEN-ELEMEN BALANCE SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Kondisi ini memacu dunia usaha untuk lebih peduli terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pengelola jasa pelayanan kesehatan. Rumah sakit pemerintah sebagai sarana utama

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk kepentingan jangka panjang. Jika perusahaan tidak dapat

Jurnal Sains & Teknologi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini pengukuran kinerja menjadi suatu komponen penting bagi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN BALANCED SCORECARD

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian

Mengenal Balanced Scorecard

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya konsep balanced scorecard. Sejarah balanced scorecard dimulai dan

DAFTAR ISI. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Waktu dan Lokasi Penelitian Konsep Dasar Balanced Scorecard...

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian dari pelaksanaan suatu program/kegiatan/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi atau perusahaan yang tertuang dalam perencanaan strategik suatu organisasi atau perusahaan. Dalam arti kinerja merupakan tingkat keberhasilan atau sesuatu yang dicapai oleh individu maupun kelompok individu. Kinerja organisasi atau perusahaan merupakan sesuatu yang dicapai atau dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu berdasarkan pada standar yang ditetapkan. Wibowo (2007:7) mengatakan Kinerja adalah tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya. Sedangkan menurut Sulistiyani dan Rosidah (2003:223), kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya. Dapat diambil kesimpulan bahwa kinerja adalah usaha, kemampuan individu atau kelompok individu ataupun unit organisasi dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai sasaran strategik yang telah ditetapkan. Sasaran strategik beserta ukurannya kemudian digunakan untuk menentukan target yang dijadikan basis penilaian kinerja. 6

7 Pengukuran kinerja (Performance measurement) adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas; efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa (seberapa baik barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai seberapa jauh pelanggan terpuaskan); hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan; dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan (Robertson,2002). Tujuan sistem pengukuran kinerja menurut (Mardiasmo, 2002 : 122) adalah sebagai berikut : a. Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik (top down dan bottom up). b. Untuk mengukur kinerja finansial dan non finansial secara berimbang sehingga dapat ditelusuri perkembangan pencapaian strategi. c. Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai goal congruence, dan d. Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif yang rasional. Manfaat pengukuran kinerja menurut Lynch dan Cross (1993), adalah sebagai berikut: a. Menelusuri kinerja terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa perusahaan lebih dekat kepada pelanggannya dan membuat seluruh orang dalam organisasi terlihat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan.

8 b. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan sebagai bagian dari mata rantai pelanggan dan pemasok internal. c. Mengidentifikasi berbagai pemborosan sekaligus mendorong upaya-upaya pengurangan terhadap pemborosan tersebut (reduction of waste). d. Membuat suatu tujuan strategis yang biasanya masih kabur menjadi lebih konkrit sehingga mempercepat proses pembelajaran. e. Membangun konsensus untuk melakukan suatu perubahan dengan memberi reward atas perilaku tersebut. 2.1.2 Rumah Sakit sebagai Perusahaan Jasa (Sumarni dan Soeprihanto, 1998) mengatakan Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan produksi yang mengolah sumber-sumber ekonomi untuk menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan agar dapat memuaskan kebutuhan kebutuhan masyarakat. Terdapat 3 jenis perusahaan. Pertama, perusahaan dagang yaitu perusahaan yang kegiatan utamanya membeli barang jadi dan menjualnya kembali tanpa mengolahnya. Kedua, perusahaan jasa yaitu perusahaan yang kegiatan utamanya menawarkan atau menjual jasa. Ketiga, perusahaan manufaktur yaitu perusahaan yang kegiatan utamanya mengolah bahan mentah menjadi barang jadi dan menjual barang tersebut. Menurut (Supranto, 1997) Jasa merupakan suatu kinerja penampilan, tidak berwujud dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta

9 pelanggan lebih dapat berpartisipasi aktif dalam proses mengkonsumsi jasa tersebut. Rumah sakit adalah suatu organisasi atau perusahaan pengelola jasa pelayanan kesehatan. Dalam organisasinya itu sendiri terdapat berbagai aktivitas yang diselenggarakan oleh petugas dengan berbagai profesi, baik profesi medik, profesi paramedik maupun profesi non medik. Untuk dapat menjalankan fungsinya diperlukan manajemen yang baik agar tercipta pelayanan rumah sakit yang baik. 2.1.3 Balance Scorecard Mulyadi (2014: 3) mengatakan Balance Scorecard terdiri dari dua kata : (1) kartu skor (scorecard) dan (2) berimbang (balanced). Pada tahap eksperimen awal, Balance Scorecard merupakan kartu skor yang dimanfaatkan untuk mencatat skor hasil kinerja eksekutif. Melalui kartu skor, skor yang hendak diwujudkan eksekutif di masa depan dibandingkan dengan hasil kinerja sesungguhnya. Hasil perbandingan ini dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi atas kinerja eksekutif. Kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja eksekutif diukur secara berimbang dari dua perspektif : keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern. Oleh karena eksekutif akan dinilai kinerja mereka berdasarkan kartu skor yang dirumuskan secara berimbang, eksekutif diharapkan akan memusatkan perhatian dan usaha mereka pada ukuran kinerja non keuangan dan ukuran jangka panjang.

10 Menurut Krismiaji dan Aryani (2011:366) Balance Scorecard menterjemahkan misi dan strategi organisasi ke dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja empat macam perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis intern, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (infastruktur). Perspektif keuangan menguraikan akibat ekonomi dari tindakan yang dilakukan dalam ketiga perpsektif lainnya. Perspektif pelanggan mendefinisikan segmen pelanggan dan segmen pasar yang akan disasar oleh perusahaan. Perspektif proses bisnis intern menguraikan proses intern yang dibutuhkan untuk menghasilkan nilai bagi para pelanggan dan pemilik. Perspektif infrastruktur mendefinisikan kemampuan yang diperlukan oleh organisasi untuk menciptakan pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang. Perspektif Infrastruktur ini berkaitan dengan tiga faktor pemampu yaitu kemampuan karyawan, kemampuan sistem informasi, dan sikap mental karyawan (motivasi, pemberdayaan, dan integritas). Sedangkan menurut (Kaplan dan Norton, 1996:8) Balance Scorecard merupakan sistem pengukuran manajemen kinerja perusahaan secara komprehensif yang meliputi aspek finansial dan non finansial. Dalam Balance Scorecard ukuran finansial yang menunjukkan kinerja masa lalu dilengkapi dengan ukuran-ukuran non finansial yang menunjukkan penggerak (drivers) bagi kinerja masa yang akan datang. Dapat diambil kesimpulan bahwa Balance Scorecard merupakan suatu metode atau pendekatan untuk mengukur kinerja dari segi keuangan (finansial) dan bukan keuangan (non finansial). Pada metode Balance Scorecard tidak hanya

11 mengukur dari aspek keuangan saja tetapi ada tiga aspek lain yang juga menjadi penilaian perusahaan yaitu perspektif pelanggan, proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Selanjutnya dalam menerapkan Balance Scorecard, Robert Kaplan dan David Norton, mensyaratkan dipegangnya 5 (lima) prinsip utama sebagai berikut: 1. Menerjemahkan sistem manajemen strategi berbasis Balance Scorecard ke dalam terminologi operasional sehingga semua orang dapat memahami. 2. Menghubungkan dan menyelaraskan organisasi dengan strategi itu. Ini untuk memberikan arah dari eksekutif kepada staf garis depan. 3. Membuat strategi merupakan pekerjaan bagi semua orang melalui kontribusi setiap orang dalam implementasi strategis. 4. Membuat strategi suatu proses terus menerus melalui pembelajaran dan adaptasi organisasi. 5. Melaksanakan agenda perubahan oleh eksekutif guna memobilisasi perusahaan. (Mulyadi, 2014:20) Mengatakan Balance Scorecard merupakan alat manajemen kontemporer (contemporary management tool). Kebutuhan perusahaan untuk mengimplementasikan Balance Scorecard dipacu oleh faktorfaktor berikut ini : 1. Lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan sangat kompetitif dan turbulen. 2. Sistem manajemen yang digunakan oleh perusahaan tidak pas dengan tuntutan lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan.

12 3. Sistem pengelolaan kinerja personel tidak selaras dengan sistem manajemen strategik. Perspektif dalam Balance Scorecard, Balance Scorecard memberikan rerangka komprehensif untuk menerjemahkan visi ke dalam sasaran-sasaran strategik. Balance Scorecard menggunakan empat perspektif dalam merumuskan sasaran-sasaran strategik yang komprehensif menurut (Mulyadi dan Setyawan, 2001:338), yaitu: a. Perspektif keuangan memberikan sasaran keuangan yang perlu dicapai oleh organisasi didalam mewujudkan visinya. b. Perspektif customer memberikan gambaran segmen pasar yang dituju dan customer beserta tuntutan kebutuhan yang dilayani oleh organisasi dalam upaya untuk mencapai sasaran keuangan tertentu. c. Perspektif proses bisnis internal memberikan gambaran proses yang harus dibangun untuk melayani customer dan untuk mencapai sasaran keuangan tertentu. d. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan merupakan pemacu untuk membangun kompetensi personel, prasarana sistem informasi, dan suasana lingkungan kerja yang diperlukan untuk mewujudkan sasaran keuangan, customer, dan proses bisnis internal. Keunggulan utama sistem Balance Scorecard dalam mendukung proses manajemen strategi menurut (Rangkuti, 2012: 94) antara lain : a. Memotivasi personel untuk berpikir dan bertindak strategis. Untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, personel perlu menempuh

13 langkah-langkah strategis dalam hal pemodalan yang memerlukan langkah besar jangka panjang. Selain itu sistem ini juga menuntut personel untuk mencari inisiatif-inisiatif strategis dalam mewujudkan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. b. Menghasilkan program kerja yang menyeluruh. Sistem balance scorecard merumuskan sasaran strategis melalui empat perspektif. Ketiga perspektif non keuangan hendaknya dipicu dari aspek keuangan. c. Menghasilkan business plan yang terintegrasi. Sistem balance scorecard dapat menghasilkan dua macam integrasi, yaitu: 1. Integrasi antara visi dan misi perusahaan dengan program. 2. Integrasi program dengan rencana meningkatkan profit bersih. Sedangkan keunggulan lain balance scorecard dalam penyusunan rencana strategi yaitu dihasilkannya sasaran-sasaran strategi yang komprehensif, koheren, terukur, dan seimbang menurut (Mulyadi dan Setyawan, 2001:521-524). a. Komprehensif Balance scorecard menjanjikan kemampuan perusahaan dalam melipat gandakan kinerja keuangannya dalam jangka panjang melalui kekomprehensivan sasaran strategi yang dihasilkan dalam perencanaan strategi. Kinerja keuangan diperoleh dari usaha-usaha nyata (real efforts) yang menjadi penyebab utama diwujudkan kinerja keuangan. Balance scorecard memperluas sasaran strategi ke perspektif non keuangan yang mencakup perspektif customer, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan.

14 b. Koheren Penggunaan balance scorecard dalam perencanaan strategi dapat menghasilkan sasaran-sasaran strategi yang koheren, yaitu dibangunnya hubungan sebab-akibat (kausal) antara sasaran strategi non keuangan yang satu dengan sasaran strategi non keuangan yang lain. c. Terukur Keterukuran sasaran strategi menjadikan sasaran tersebut jelas sehingga menjanjikan ketercapaian (achievability) sasaran-sasaran strategi yang dihasilkan dari perencanaan strategi dengan rerangka balance scorecard. Sasaran strategi yang dihasilkan dengan rerangka balance scorecard ditentukan ukuran pencapaiannya melalui 2 macam ukuran, yaitu ukuran hasil (outcome measure) dan ukuran pemacu kinerja (performance driver measure). d. Seimbang Keseimbangan sasaran strategi yang dirumuskan akan menjanjikan dihasilkannya share holder value yang berlipat ganda dan berjangka panjang. Ada tiga pihak utama yang berkepentingan terhadap perusahaan, yaitu personel perusahaan, customer, dan pemegang saham. Kebutuhan perusahaan untuk mengimplementasikan balance scorecard dipacu oleh 2 faktor menurut (Mulyadi dan Setyawan, 2001) yaitu: a. Lingkungan bisnis yang sangat kompetitif dan turbulen. Lingkungan bisnis yang dimasuki oleh perusahaan sangat kompetitif dan turbulen. Lingkungan bisnis seperti ini menuntut kemampuan perusahaan untuk : 1. Membangun keunggulan kompetitif melalui distinctive capability.

15 2. Membangun dan secara berkelanjutan memutakhirkan peta perjalanan untuk mewujudkan masa depan perusahaan. 3. Menempuh langkah-langkah strategik dalam membangun masa depan perusahaan, dan 4. Mengerahkan dan memusatkan kapabilitas dan komitmen seluruh personel dalam membangun perusahaan. b. Sistem manajemen yang tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan bisnis. Sistem manajemen yang tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan bisnis sebagaimana yang digambarkan di atas memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Sistem manajemen yang digunakan hanya mengandalkan anggaran tahunan sebagai alat perencanaan masa depan perusahaan. 2. Tidak terdapat kekoherenan antara rencana jangka panjang (atau dikenal dengan istilah corporate plan) dengan rencana jangka pendek dan implementasinya. 3. Sistem manajemen yang digunakan tidak mengikut sertakan secara optimum seluruh personel dalam membangun masa depan perusahaan. 2.2 Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2011) pembahasan yang dilakukan oleh penulis dalam jurnal penelitiannya cukup lengkap, karena dijelaskan tentang objek dan rumus untuk menghitung empat prespektif balanced scorecard. RSUD Kabupaten Kebumen sebagai objek peneliti dalam melakukan

16 penelitian. Adapun hasilnya adalah kinerja perspektif keuangan RSUD Kabupaten Kebumen bila diukur dengan rasio ekonomi dan efektivitas telah sesuai dengan target yang ditentukan. Sedangkan apabila diukur dengan menggunakan rasio efisien kinerja keuangan mengalami defisit, karena rumah sakit merupakan organisasi nirlaba yang cenderung pada pelayanan sosial. Sedangkan pengukuran kinerja rumah sakit jika dilihat dari perspektif pelanggan menunjukkan hasil cukup baik. Sedangkan untuk pengukuran kinerja dari perspektif proses bisnis internal menunjukkan hasil yang tidak baik hal ini dikarenakan bahwa kapasitas tempat tidur kurang dari jumlah pasien yang masuk (overload). Dan untuk pengukuran kinerja dari perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan hasil yang baik. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2014), Dalam penelitian ini peneliti membahas tentang penilaian kinerja dari segi keuangan dan non keuangan. Objek yang di teliti adalah RSUD Wangaya Bali. Hasil dalam penelitian ini adalah berdasarkan pengukuran perspektif keuangan menunjukkan tingkat ekonomi sebesar 104,37% yang artinya RSUD Wangaya masih belum dapat mengendalikan dan penghematan atas anggaran yang dibelanjakan. Tingkat efisiensi sebesar 90,58 % menunjukkan RSUD Wangaya cukup mampu dalam mekakukan efisiensi dalam menggunakan pengeluaran untuk mendapatkan pendapatan. Sedangkan tingat efektivitas sebesar 83,3% menunjukkan RSUD Wangaya sudah efektif dalam pengelolaan sumber dana untuk mencapai target pendapatan. Dalam perspektif pelanggan menunjukkan peningkatan 2,9% artinya RSUD Wangaya sudah baik dalam pelayanan terhadap pasien. Dalam perspektif

17 proses bisnis internal dari jumlah kunjungan rawat jalan mengalami peningkatan 40 pasien selama periode 2011-2012 yang artinya rumah sakit mampu memberikan kepercayaan kepada masyarakat. Dalam perspektif pertumbuhan dan pembelajaran tingkat retensi menunjukkan 100% selama tahun 2012, tingkat produktivitas dokter mengalamai peningkatan sebesar 0,76% sedangkan produktivitas perawat meningkat sebesar 1,14% selama periode 2011-2012. Dan indeks kepuasan karyawan sebesar 2,98% yang artinya karyawan merasa puas bekerja di RSUD Wangaya. Tabel 1 Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Perbedaan Hasil Penelitian 1. Handayani (2011) 2. Dewi (2014) Pengukuran Kinerja Organisasi dengan Pendekatan Balanced Scorecard pada RSUD Kabupaten Kebumen Penilaian Kinerja Berdasarkan Keuangan dan Non Keuangan Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Sumber: Data Olahan Peneliti Melakukan penelitian di RSUD Kabupaten Kebumen melakukan penelitian di RSUD Wangaya Pada perspektif keuangan dan perspektif pelanggan menunjukkan hasil cukup baik, sedangkan perspektif proses bisnis internal menunjukkan hasil yang tidak baik serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan hasil yang baik. Kinerja perusahaan dari perspektif keuangan dan proses bisnis internal cukup baik, sedangkan pada perspektif pelanggan serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan hasil yang baik.

18 2.3 Rerangka Pemikiran Visi IGD Visi dan Misi Rumah Sakit Misi IGD Strategi IGD dengan Balance Scorecard Perspektif Keuangan Perspektif Pelanggan Perspektif Proses Bisnis Internal Perspektif Pertumbuhan Dan Pembelajaran Gambar 1 Rerangka Pemikiran