BAB II KAJIAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. dua hal, yaitu risiko dan return. Dalam melakukan investasi khususnya pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. therefore, involves the study of the investment process. Investments is concerned

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Investasi. cukup, pengalaman, serta naluri bisnis untuk menganalisis efek-efek mana yang

PORTFOLIO EFISIEN & OPTIMAL

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi pada umumnya dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

LANDASAN TEORI. atau keuntungan atas uang tersebut (Ahmad, 1996:3). Investasi pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berinvestasi banyak cara yang dipilih oleh para investor, pasar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. korelasi antar return. Teori ini memformulasikan keberadaan unsur return dan risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuntungan di masa yang akan datang (Tandelilin, 2010:1). Pengertian investasi

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka waktu yang relatif panjang dalam berbagai bidang usaha. Investasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sejumlah saham kepada public di pasar modal atau go public. Selain untuk

IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Portofolio Pada Aktiva Berisiko (Saham dan Emas)

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals

BAB I PENDAHULUAN. yang memberi return maksimal dengan risiko tertentu atau return tertentu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

BAB IV ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL DAN KINERJA PORTOFOLIO SAHAM

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal di Indonesia memiliki peran penting bagi. berkembangnya perekonomian, karena para investor dan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. peringkat investment grade dari lembaga pemeringkat kredit international fitch

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada

I. PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu lembaga yang berpengaruh besar terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini sangat stabil hal ini dibuktikan adanya pengakuan oleh

BAB I PENDAHULUAN. masukan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu. Dengan adanya aktiva

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO PORTFOLIO ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANDRI HELMI M, SE., MM.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. untuk melangsungkan usahanya. Peran pasar modal sebagai alternatif investor

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pasar modal (capital market), investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN RERANGKA PEMIKIRAN. menjadi pedoman dalam pemecahan permasalahan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3)

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis. Investasi dapat didefinisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk

TEORI INVESTASI DAN PORTFOLIO MATERI 4.

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Alokasi investasi (asset allocation) 2. Seleksi sekuritas ( securities selection)

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survei

BAB I PENDAHULUAN. semakin bervariasi akan semakin meningkat. Para pemilik atau investor dapat

BAB I PENDAHULUAN. analisis investasi sering menghadapi masalah yaitu tentang penaksiran risiko yang

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB I PENDAHULUAN. dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu (Hartono, 2003).

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN PENGUJIAN HIPOTESIS. keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah Proses menabung yang berorientasi pada tujuan tertentu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan di kehidupan nyata yang dapat diselesaikan dengan pendekatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. produktif tersebut akan meningkatkan utility total (Hartono,2013:5). Umumnya

ANALISIS PORTOFOLIO OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERUSAHAAN FOOD AND BAVERAGES YANG GO PUBLIK DI BURSA EFEK INDONESIA

II. LANDASAN TEORI. optimal jika pengaturan waktu konsumsi tersebut dapat memaksimumkan

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal yang semakin berkembang dan meningkatnya keinginan masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. 2010:26), dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak

PENDAHULUAN. penempatan dana pada aset produktif dengan harapan akan mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

RETURN DAN RESIKO AKTIVA TUNGGAL

BAB I PENDAHULUAN. long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh tingkat pengembalian (return) berupa deviden dan capital gain. Investor

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini banyak orang tertarik untuk melakukan investasi.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. nilai investasi yang diserahkan oleh investor sedangkan risiko adalah

BAB I PENDAHULUAN. membeli Dolar. Situasi tersebut menimbulkan lebih banyak tekanan terhadap

PEMBENTUKAN PORTOFOLIO SAHAM DENGAN MODEL INDEKS TUNGGAL PADA PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. semuannya tidak dapat dipenuhi jika hanya mengandalkan gaji take home pay.

BAB I PENDAHULUAN. aktiva keuangan, biasanya yang mempunyai sifat jangka panjang, dengan

II. LANDASAN TEORI. Jogiyanto (2003), menjelaskan bahwa investasi merupakan penundaan konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang saat ini menurun akibat melemahnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketidakpastian kondisi penghasilan dan kebutuhan akan konsumsi di masa

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. / stock. Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir

DAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... v. Daftar Tabel... ix. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian...

(Studi Kasus Penggunaan M odel Indeks Tunggal Pada Saham - Saham Indeks LQ -45 Periode Febuari Januari 2008)

I. PENDAHULUAN. ingin memperoleh dana tambahan untuk operasional perusahaan serta

Analisis Tingkat Pengembalian Dan Risiko Pembentukan. Perusahaan Sektor Perbankan

I. PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang. Maka wajar apabila

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian Indonesia belakangan ini menunjukkan kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. macam bentuk, seperti reksadana, obligasi, saham, dan sebagainya. Sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional suatu negara. Ada beberapa alternatif yang dapat

BAB III PORTOFOLIO OPTIMAL. Capital assets pricing model dipelopori oleh Treynor, Sharpe, Lintner

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang, dengan tujuan menyebarkan

BAB I PENDAHULUAN. mencari keuntungan sebesar-besarnya demi menyejahterakan karyawan dan

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

SKRIPSI. Disusun oleh: TRIAS DIAN MAYASARI B

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

RETURN YANG DIHARAPKAN DAN RISIKO

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. pengolahan data. Dalam pengolahan data menggunakan program Microsoft Excel

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Investasi Investasi merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan didalam produksi efisien selama periode waktu tertentu (Hartono,2010:5). Investasi merupakan penundaan konsumsi dimasa sekarang untuk digunakan dalam produksi yang efisien dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang dari modal yang sudah ditanamkan pada satu atau lebih aktiva tersebut. Investasi ke dalam aktiva yang produktif akan meningkatkan utility. Investasi ke dalam aktiva yang produktif dapat berbentuk aktiva nyata (seperti rumah, tanah dan emas) atau berbentuk aktiva keuangan (surat-surat berharga) yang diperjual-belikan di antara investor. Investor melakukan investasi untuk meningkatkan utilitinya dalam bentuk kesejahteraan keuangan (Jogiyanto,2014:5). Proses investasi menunjukan bagaimana investor seharusnya melakukan investasi dalam sekuritas (Husnan,2009:47). Proses investasi dalam sekuritas adalah sebagai berikut : a) Menentukan kebijakan investasi Investor perlu menentukan apa tujuan investasinya, dan berapa banyak investasi tersebut akan dilakukan. Jumlah dana yang akan diinvestasikan mempengaruhi keuntungan yang diharapkan dan risiko yang ditanggung. b) Analisis sekuritas Tahap ini melakukan analisis terhadap individual (atau sekelompok) sekuritas. c) Pembentukan portofolio

Portofolio merupakan sekumpulan investasi. Tahap ini menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih, dan berapa proporsi dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. d) Evaluasi kinerja portofolio Tahap ini investor melakukan penilaian terhadap kinerja portofolio, baik dalam aspek tingkat keuntungan yang diperoleh maupun risiko yang ditanggung. 2.1.2 Pasar Modal Pasar modal adalah pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta (Husnan,2003:4). Pasar modal dibagi menjadi pasar primer, pasar sekunder, pasar ketiga dan pasar keempat (Jogiyanto,2014:5). 1) Pasar primer adalah tempat perdagangan surat berharga yang baru dikeluarkan oleh perusahaan dijual. Surat berharga yang baru dijual dapat berupa penawaran perdana ke publik atau tambahan surat berharga baru jika perusahaan sudah going public. Selanjutnya surat berharga yang sudah beredar diperdagangkan di pasar sekunder. 2) Pasar sekunder adalah tempat perdagangan surat berharga yang sudah beredar. Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual surat berharganya di pasar modal. 3) Pasar ketiga merupakan pasar perdagangan surat berharga pada saat pasar kedua tutup. Pasar ketiga ketiga dijalankan oleh broker yang mempertemukan pembeli dan penjual pada saat pasar kedua tutup. 4) Pasar keempat merupakan pasar modal yang dilakukan diantara intituisi berkapasitas besar untuk menghindari komisi untuk broker.

2.1.3 Saham Saham merupakan sertifikat yang menunjukan bukti kepemilikan suatu perusahaan atas aktiva perusahaan sehingga mempunyai hak untuk hadir Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham. Saham dibagi menjadi 3 yaitu saham biasa, saham preferen dan saham treasuri (Jogiyanto,2014:169). Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini disebut saham biasa. Saham preferen mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa. Perbedaan saham preferen dengan saham biasa yaitu saham preferen mempunyai hak atas dividend tetap dan hak pembayaran terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Saham treasuri adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri. 2.1.4 Portofolio Teori portofolio menyatakan bahwa risiko dan pengembalian keduanya harus dipertimbangkan dengan asumsi tersedia kerangka formal untuk mengukur keduanya dalam pembentukan portofolio. Dalam bentuk dasarnya, teori portofolio dimulai dengan asumsi bahwa tingkat pengembalian atas efek dimasa depan dapat diestimasi dan kemudian menentukan risiko dengan variasi distribusi. Dengan asumsi tertentu, teori portofolio menghasilkan hubungan linear antara risiko dan pengembalian. Markowitz mengembangkan suatu teori pada dekade 1950-an yang disebut dengan Teori Portofolio Markowitz. Teori Portofolio menurut Markowitz adalah pendekatan investasi. Teori portofolio berkaitan dengan estimasi investor terhadap ekspetasi risiko dan return dengan menggunakan beberapa pengukuran statistik dasar untuk mengembangkan suatu rencana portofolio, diantaranya expected return, standar deviasi baik sekuritas maupun portofolio, dan korelasi antar return. Teori ini memformulasikan keberadaan unsur return dan

risiko dalam suatu investasi, dimana unsur risiko dapat diminimalisir melalui diversifikasi dan mengkombinasikan berbagai instrumen investasi kedalam portofolio. Markowitz menjabarkan cara mengkombinasikan aset ke dalam diversifikasi portofolio yang efisien. Dalam portofolio ini, risiko dapat dikurangi dengan menambah jumlah jenis aset ke dalam portofolio dan tingkat expected return dapat naik jika investasinya terdapat perbedaan pergerakan harga dari aset-aset yang dikombinasi tersebut. Pembetukan portofolio ketika para investor melakukan diversifikasi dalam investasinya dengan mengkombinasikan berbagai sekuritas. Teori Portofolio Markowitz didasarkan atas pendekatan mean (rata-rata) dan variance (varian), dimana mean merupakan pengukuran tingkat return dan varian merupakan pengukuran tingkat risiko. Teori Portofolio Markowitz ini disebut juga sebagai mean- Variance Model, yang menekankan pada usaha memaksimalkan ekspektasi return dan meminimumkan risiko (varian) untuk memilih dan menyusun portofolio optimal. Pada perkembangan berikutnya pada tahun 1963 Sharpe mengembangkan Model Indeks Tunggal yang merupakan penyederhanaan model yang sebelumnya telah dikembangkan oleh Markowitz. Sharpe mengembangkan model indeks tunggal sebagai penyederhanaan dari model Markowitz untuk menjawab berbagai permasalahan dalam penyusunan portofolio, yaitu terdapatnya begitu banyak kombinasi aktiva berisiko yang dapat dipilih dan disusun menjadi suatu portofolio. Untuk menentukan penyusunan portofolio optimal dengan menggunakan Model Indeks Tunggal, yang terutama dibutuhkan adalah penentuan portofolio yang efisien, sebab pada dasarnya semua portofolio yang efisien adalah portofolio yang optimal. Model Indeks Tunggal menjelaskan hubungan antara return dari setiap sekuritas individual dengan return indeks pasar. Model ini memberikan metode alternatif untuk menghitung varian dari suatu portofolio, yang lebih sederhana dan lebih mudah dihitung jika

dibandingkan dengan metode perhitungan Markowitz. Pendekatan alternatif ini dapat digunakan untuk dasar menyelesaikan permasalahan dalam penyusunan portofolio. Sebagaimana telah dirumuskan oleh Markowitz, yaitu menentukan efficient set dari suatu portofolio, maka dalam Model Indeks Tunggal ini membutuhkan perhitungan yang lebih sedikit. 2.1.5. Return saham dan portofolio Return merupakan imbalan yang diperoleh dari investasi. Return dibedakan menjadi dua, yaitu pertama return yang telah terjadi dihitung menggunakan data historis dan yang kedua return yang diharapkan (expected return) akan diperoleh di masa mendatang (Halim, 2001:30). a) Return realisasi atau (Ri) Return realisasi adalah pengembalian return yang telah terjadi. Return realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return ini sangat penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja perusahaan serta dapat digunakan sebagai dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di masa mendatang. (Jogiyanto,2014:265). b) Return ekspektasi saham (E (Ri)) Return ekspektasi merupakan return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini sangat penting dikarenakan return ekspektasi merupakan return yang diharapkan dari investasi yang akan dilakukan (Hartono, 2008:210). c) Return Portofolio

Return Portofolio saham merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu atau keuntungan yang diperoleh investor dari setiap alternatif investasi. Return portofolio dapat berasal dari: 1) Yield adalah return yang merupakan komponen dasar dari suatu investasi, berupa cash flow yang diterima secara periodik dan biasanya disebut dividend. Besarnya yield bisa positif, nol atau negatif. 2) Capital Gain atau capital loss adalah return yang diperoleh investor yang berasal dari perubahan harga aset-aset yang dipegangnya. Apabila perubahan harga tersebut positif maka disebut capital gain, sedangkan bila perubahan harga tersebut negatif disebut capital loss. (Jogiyanto,2014:264). 2.1.6. Risiko saham dan portofolio Risiko merupakan besarnya penyimpangan antara expected return dengan tingkat pengembalian yang dicapai secara nyata (actual return) (Halim, 2001:38). Risiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan yang diekspetasi. Horne dan Wachowics (1992) mendefinisikan risiko sebagai variabilitas return terhadap return yang diharapkan. Untuk mengihitung risiko, metode yang banyak digunakan adalah deviasi standar yang mengukur absolut penyimpangan nilai-nilai yang sudah terjadi dengan nilai ekspetasinya. Tidak seperti halnya return portofolio yang merupakan rat-rata tertimbang dari seluruh return sekuritas, risiko portofolio tidak merupakan rata-rata tertimbang dari seluruh risiko tunggal. Persyaratan utama untuk dapat mengurangi risiko di dalam portofolio adalah return untuk masing-masing sekuritas tidak berkorelasi secara positif dan sempurna (Jogyanto, 2014 : 313). Besarnya risiko dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:

1) Interest Rate Risk, adalah variabilitas return yang disebabkan oleh perubahan tingkat suku bunga. 2) Market Risk, adalah variabilitas return yang disebabkan oleh fluktuasi pasar secara keseluruhan. 3) Inflation Risk, adalah risiko yang mempengaruhi seluruh saham dalam mata uang tertentu. 4) Business Risk, adalah risiko yang ditimbulkan karena melakukan investasi pada industri atau lingkungan tertentu. 5) Financial Risk, adalah risiko yang timbul karena perusahaan menggunakan instrumen uang. 6) Liquidity Risk, adalah risiko yang berhubungan dengan pasar sekunder dimana instrumen investasi tersebut diperdagangkan. 7) Exchange Rate Risk, adalah risiko yang ditimbulkan karena perubahan nilai tukar mata uang suatu negara terhadap negara lain apabila investor melakukan investasi ke berbagai negara (diversifikasi internasional). 8) Country Risk, adalah risiko yang terkait dengan risiko atau keadaan politik suatu negara tempat berinvestasi. Dalam investasi ada dua risiko yaitu: 1) Risiko tidak sistematis Risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan saja atau industri tertentu. 2) Risiko sistematis Risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan (Halim, 2001:40).

2.1.7. Pembentukan Portofolio Optimal Dalam pembentukan portofolio, investor selalu ingin memaksimalkan return yang diharapkan dengan tingkat risiko tertentu yang bersedia ditanggungnya, atau mencari portofolio yang menawarkan risiko terendah dengan tingkat return tertentu. Karakteristik portofolio seperti ini disebut sebagai portofolio efisien. Portofolio optimal merupakan portofolio yang dipilih seorang investor dari sekian banyak pilihan yang ada pada kumpulan portofolio efisien (Tandelilin, 2001:74). Portofolio optimal merupakan portofolio terbaik yang ada dalam portofolio efisien. Jadi dapat disimpulkan bahwa portofolio optimal merupakan bagian dari portofolio efisien dan sebaliknya tidak semua portofolio efisien merupakan portofolio optimal. Namun sudah tentu semua portofolio optimal adalah portofolio efisien. Model Indeks Tunggal dalam Pembentukan Portofolio Optimal Salah satu metode pengukuran kinerja portofolio menurut Elton dan Gruber (1995) adalah pegukuran dengan suatu parameter yang dikaitkan dengan tingkat risiko (one parameter performance measure) seperti The Treynor Ratio, The Jensen Ratio dan The Sharpe Ratio. Model Indeks Tunggal memiliki kesamaan dengan The Treynor Ratio yang mengukur kinerja portofolio berdasarkan besarnya return premium yang dihasilkan oleh tiap unit risiko sistematis yang diukur dengan beta. Salah satu prosedur penentuan portofolio optimal adalah Metode Indeks Tunggal. Metode Indeks Tunggal menjelaskan hubungan antara return dari setiap sekuritas individual dengan return pasar. Bawasir dan Sitanggang (1994) Metode Indeks Tunggal dapat digunakan dalam penentuan portofolio optimal dengan cara membandingkan excess return to

beta (ERB) dengan cut-off-rate (Ci). Excess return to beta (ERB) merupakan kelebihan return saham atas return aset bebas risiko (risk free rate) yang disebut dengan return premium per unit risiko yang diukur dengan beta. Cut-off-rate (Ci) merupakan hasil bagi varian pasar dan return premium terhadap variance error saham dengan varian pasar pada sensitivitas saham individual terhadap variance error saham. Konsep penghitungannya didasarkan pada model perhitungan Elton dan Gruber (1995) yaitu dengan cara menentukan ranking (urutan) saham-saham yang memiliki ERB tertinggi ke ERB yang lebih rendah. Pemeringkatan bertujuan untuk mengetahui kelebihan return saham terhadap return bebas risiko per unit risiko. Saham-saham yang mempunyai excess return to beta (ERB) sama dengan atau lebih besar dari cut-off-point (C*) merupakan kandidat dalam pembentukan portofolio optimal. Konsep Model Indeks Tunggal merupakan analisis portofolio yang dikembangkan oleh Sharpe pada tahun 1963. Model Indeks Tunggal merupakan penyederhanaan dari teori portofolio yang dikemukakan Markowitz dengan memperkecil input analisis teori portofolio dan mereduksi jumlah variabel yang perlu ditaksir, disamping itu model ini juga dapat digunakan untuk menghitung return yang diharapkan dan risiko portofolio. Perhitungan return sekuritas dalam model indeks tunggal melibatkan dua komponen utama, yaitu: 1) Komponen return yang terkait dengan keunikan perusahaan, dilambangkan dengan αi. 2) Komponen return yang terkait dengan pasar, dilambangkan dengan βi. 2.2 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian sebelumnya yang mengkaji tentang pemilihan saham dan portofolio optimal telah banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu. Singh dan Gautam (2014) menggunakan Model Indeks Tunggal dalam pembentukan portofolio optimal di pasar saham India dengan asumsi kasus di mana short selling tidak diperbolehkan. Hasil

penelitiannya menunjukan bahwa terdapat 2 perusahaan yang dipilih untuk tujuan investasi yaitu federal Bank Ltd, dan Yes Bank Ltd. Masing-masing total investasi dalam proporsi portofolio yaitu 97,51% dan 2,49%. Francis dan Rathika (2015) meneliti mengenai portofolio optimal dengan menggunakan Model Indeks Tunggal di pasar saham India. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa dari 10 perusahaan hanya 1 Perusahaan yang dipilih untuk tujuan investasi yaitu Pharmaceutical companies. Naveen (2014) dalam penelitiannya menerapkan Model Indeks Tunggal yang menunjukan hasil bahwa Sharpe memberi cara untuk membangun portofolio optimal. Investor harus mengevaluasi portofolio dari waktu ke waktu untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan, karena sifat volatile pasar dan ekonomi. Andrade1 (2012) dalam penelitianya menunjukan bahwa terdapat 5 perusahaan IT yang membentuk portofolio optimal. Mandal (2013) dalam penelitiannya yang bertujuan untuk membentuk sebuah portofolio optimal menggunakan Model Indeks Tunggal serta untuk menentukan return dan risiko portofolio optimal. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa pembentukan investasi portofolio optimal dengan menggunakan Model Indeks Tunggal lebih mudah dibandingkan dengan menggunakan Model Markowitz. Penelitian ini dilakukan atas dasar sampel kecil (n <30) yaitu 21 sekuritas sampel. Hal ini dapat diperluas untuk sampel besar untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Debasish dan Khan (2012) meneliti portofolio optimal menggunakan Model Indeks Tunggal pada saham manufaktur. Hasil penelitiannya menunjukan Dari 14 perusahaan yang diambil untuk penelitian, hanya 3 perusahaan yaitu Motor Hero Corp, Tata Motors dan Asian Paint yang termasuk dalam Portofolio Optimal. Shah (2014) Hasil penelitiannya menunjukan bahwa pembentukan portofolio optimal dengan menggunakan Model Indeks Tunggal lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan Model Markowitz. Kamal (2012) hasil penelitiannya menunjukan bahwa membentuk

portofolio saham dapat menguntungkan investor melalui diversifikasi dan pemanfaatan kombinasi pengembalian risiko yang berbeda. Banumathy dan Azhagaiah (2014) menganalisis kinerja portofolio dengan menggunakan Model Indeks Tunggal. Penelitiannya menunjukan bahwa sebuah portofolio efek dapat meningkatkan pengembalian dengan menyeimbangkan risiko antara sekuritas konstituen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara beta portofolio dan pengembalian yang diharapkan. Sarker (2013) penelitiannya menunjukan bahwa risiko dan return memainkan peran penting dalam membuat keputusan investasi. Dari 164 perusahaan yang diambil untuk penelitian, 7 perusahaan menunjukkan hasil negatif dan 157 perusahaan menunjukkan hasil yang positif. Studi ini menunjukkan bahwa portofolio beta secara signifikan lebih rendah dari beta pasar dan return portofolio jauh lebih tinggi dari varian portofolio. Rajkumar dan Vinoth (2014) meneliti sebuah portofolio yang optimal di pasar saham India dengan menggunakan Model Indeks Tunggal. Hasil penelitiannya menunjukan dari 5 perusahaan yang diambil untuk penelitian, kelima perusahaan menunjukkan hasil yang positif. Nalini (2014), meneliti kegunaan Model Indeks Tunggal dalam pembentukan portofolio. Penelitiannya menunjukan di antara lima belas perusahaan yang menjadi sampel, hanya empat yang dipilih untuk portofolio optimal. Ravichandra (2014) meneliti sebuah portofolio optimal dengan menggunakan Model Indeks Tunggal. Hasil penelitiannya menunjukan dari 50 perusahaan yang diambil, 6 perusahaan menunjukkan return negatif dan 44 perusahaan menunjukkan hasil yang positif. Ramanathan dan Jahnavi (2014) meneliti portofolio yang ideal dengan menggunakan Model Indeks Tunggal. Hasil penelitian menunjukan 5 saham yang memenuhi kriteria untuk dimasukkan dalam portofolio sesuai dengan Model Indeks Tunggal yaitu PVR, media HT, Sun TV, Saregama, pasar Dish pangsa TV.