BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses multidimensional yang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

BAB VII P E N U T U P

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN I - 1

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

I. PENDAHULUAN. menyebabkan GNP (Gross National Product) per kapita atau pendapatan

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam konteks bernegara, pembangunan diartikan sebagai

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

BAB V. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

Terwujudnya Pemerintahan yang Baik dan Bersih Menuju Masyarakat Maju dan Sejahtera

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah. Kabupaten Gowa ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan kesehatan. Dari sudut pandang politik, ini terlihat bagaimana. kesehatan yang memadai untuk seluruh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 34 provinsi yang kini telah tumbuh menjadi beberapa wacana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena ketimpangan kesejahteraan telah mengurung masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi yang terjadi. Bagi daerah, indikator ini penting untuk

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 08 TAHUN 2007 TENTANG

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA TANGERANG SELATAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. tidak terpisahkan serta memberikan kontribusi terhadap pembangunan daerah dan

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

I. PENDAHULUAN. Sejak tahun 2001 Indonesia telah memberlakukan desentralisasi yang lebih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Tingkat Kemiskinan Kabupaten Pasaman Barat dan Propinsi Sumatera Barat Tahun

A. LATAR BELAKANG PENGERTIAN DASAR

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) KABUPATEN ACEH SELATAN TAHUN

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas manusia, yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. Ketimpangan ekonomi antar wilayah

I. PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

ABSTRAK. ketimpangan distribusi pendapatan, IPM, biaya infrastruktur, investasi, pertumbuhan ekonomi.

DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KUNINGAN TAHUN

I-1 BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

BAB III ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Bappeda Kotabaru

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN I Latar Belakang

MEWUJUDKAN MANDAILING NATAL YANG AGAMIS, CERDAS, SEHAT DAN SEJAHTERA

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

I. PENDAHULUAN. jangka panjang (Sukirno, 2006). Pembangunan ekonomi juga didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH. karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun dapat

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. dan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu maka pelaksanaan otonomi daerah. pendapatan dan pembiayaan kebutuhan pembangunan di daerahnya.

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

VISI PAPUA TAHUN

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan pendapatan perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah orang yang hidup dibawah garis kemiskinan mutlak tidak naik dan distribusi pendapatan tidak semakin timpang. Pembangunan nasional mempunyai beberapa tujuan, salah satu diantaranya adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat agar menjadi manusia seutuhnya berdasarkan pancasila dan Undang-Undang 1945. Pembangunan haruslah diartikan sebagai proses multidimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar, baik terhadap struktur ekonomi, perubahan sosial, mengurangi atau menghapuskan kemiskinan, mengurangi ketimpangan, dan pengangguran dalam konteks pertumbuhan ekonomi (Todaro : 2000) Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah bertujuan meningkatkan jenis dan jumlah peluang kerja. Pembangunan ekonomi daerah di era otonomi menghadapi berbagai tantangan baik internal maupun eksternal, seperti masalah kesenjangan dan iklim globalisasi, yang akhirnya menuntut tiap-tiap daerah untuk mampu bersaing di dalam dan luar negeri. Kesenjangan dan globalisasi berimplikasi kepada propinsi, kabupaten/kota untuk melaksanakan percepatan pembangunan ekonomi daerah melalui pengembangan ekonomi daerah berdasarkan potensi sektor unggulan yang dimiliki oleh masing-masing daerah. Terbitnya Undang-Undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menyebabkan kewenangan gubernur menjadi lebih luas lagi.

Terbitnya Undang-Undang yang baru tersebut, pada Provinsi Sumatera Utara beban kerja Bappeda Provinsi Sumatera Utara semakin bertambah. Berbagai permasalahan di Provinsi Sumatera Utara memerlukan solusi yang tepat yang diperoleh melalui perencanaan pembangunan daerah antar sektor dan regional, baik Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota. Beban tugas dan fungsi Badan Perencanaan Pembangunan daerah (Bappeda) harus mampu merumuskan kebijakan-kebijakan perencanaan pembangunan di Provinsi Sumatera Utara secara lebih komprehensif, terpadu, cepat dan tepat yang salah satunya dengan menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Provinsi, maupun Kabupaten/Kota. Rencana Pembangunan Jangka Menengah ini disusun dengan maksud menyediakan sebuah dokumen perencanaan komprehensif lima tahunan. Pemerintah (Daerah) sebagai penyelenggara pembangunan dan sekaligus abdi masyarakat, harus dapat merencanakan pembangunan, kini dan di masa yang akan datang secara menyeluruh dari Provinsi hingga ke Kabupaten/Kota. Pembangunan kota memiliki dimensi yang luas, hal itu disebabkan kompleksnya permintaan dan penawaran, kebutuhan, dan kepentingan masyarakat. Di sisi lain sumber daya pembangunan yang dikelola masih sangat terbatas. Hal ini mendorong perlunya Pemerintah Kota merumuskan kebijakan dan melaksanakannya secara konsisten dalam rangka mewujudkan tujuan tujuan pembangunan. Pembangunan kota harus menyeluruh, terintegrasi, berimbang, dan tanggap terhadap aspirasi serta dapat dievaluasi. Untuk itu, pemerintah Kota Medan telah merumuskan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kota Medan tahun 2006 2010.

Pembangunan ekonomi Kota Medan merupakan bagian integral dari upaya pembangunan nasional yang harus dilaksanakan dan diselaraskan secara terpadu antara sektor yang satu dengan sektor lain. Pembangunan ekonomi Kota Medan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Propinsi Sumatera Utara Tahun 2006. Dalam menyusun RPJM ini, acuan utama yang digunakan adalah rumusan visi, misi, arah kebijakan, dan program yang telah disampaikan melalui sidang Paripurna DPRD. Didalam menyusun RPJM daerah Kota Medan juga mengacu kepada dokumen perencanaan Provinsi Sumatera Utara dan berbagai kebijakan dan prioritas program Pemerintah Provinsi. Hal ini dimaksudkan untuk menjamin terciptanya efektifitas dan relevansi kebijakan. RPJM ini juga disusun dengan memperhatikan statistik regional dan lokal seperti (1) statistik berbagai fungsi pemerintahan di bidang ekonomi, seperti lapangan pekerjaan utama dan tingkat pendapatan rata-rata masyarakat, keberadaan potensi sektor unggulan daerah yang dapat dikembangkan dalam rangka memacu laju produksi lokal dan penciptaan lapangan kerja baru, keberadaan sektor informal dan kandungan potensi sumber daya daerah; (2) statistik fungsi-fungsi pemerintahan di bidang sosial budaya, seperti kondisi tingkat kesehatan rata-rata masyarakat, angka kemiskinan, tingkat pengangguran, angka partisipasi kasar dan angka partisipasi murni pendidikan dasar dan menengah; (3) statistik bidang fisik infrastruktur, seperti pola-pola penataan ruang, pengadaan sarana dan prasarana publik. Dari statistik tersebut, selanjutnya dapat kita lihat gambaran umum mengenai keadaan Provinsi Sumatera Utara dan Kota Medan di bidang ekonomi, sosial budaya, dan infrastruktur.

Tabel 1.1 Indikator Ekonomi Makro Provinsi Sumatera Utara dan Kota Medan Tahun 2004-2008 Indikator Prov. Sumatera Utara Tahun 2004-2008 Kota Medan Tahun 2004-2008 2004 2005 2006 2007 2008 2004 2005 2006 2007 2008 PDRB(milyar Rp) 118,1 136,9 160,4 181,8 213,9 24,5 42,7 48,8 55,4 65,2 Pertumb.ekonomi % 5,74 5,48 6,20 6,30 6,38 5,49 6,98 7,76 7,78 6,71 PDRB/kapita (Jt RP) 9,74 11,21 12,68 14,17 17,15 12,5 13,6 23,6 26,6 31,0 Inflasi(%) 6,80 22,41 6,11 6,60 10,72 6,64 22,91 5,97 6,42 10,63 Sumber : BAPPEDA Provinsi Sumatera Utara Laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara terus meningkat walaupun relatif kecil. Selain karena faktor konsumsi, pertumbuhan ekonomi juga dicapai karena investasi khususnya disektor perkebunan swasta dan rakyat. Hal ini juga menyebabkan tingkat pengangguran menurun. Capaian indikator ekonomi makro Kota Medan akan terlihat melalui indikator PDRB Kota Medan, persentase pertumbuhan ekonomi Kota Medan, PDRB per kapita dan laju inflasi. Di bidang sosial budaya Provinsi Sumatera Utara, dapat kita lihat dari tiga indikator yaitu, kependudukan, kemiskinan, dan sumber daya manusia. Jumlah penduduk Provinsi Sumatera Utara berdasarkan data BPS pada tahun 2003 adalah 11.890.399 jiwa dan 2004 sebanyak 12.123.000 jiwa. Dengan jumlah Keluarga yang didata pada tahun 2004 sebanyak 2.553.618 KK sedangkan pada tahun 2003 sebanyak 2.454.216. Jumlah penduduk Kota Medan yang sampai saat ini diperkirakan 2,1 juta jiwa lebih dan diproyeksikan mencapai 2,139 juta jiwa pada tahun 2010 serta ditambah beban arus penglaju yang tinggi dipastikan menjadi beban pembangunan Kota Medan.

Untuk itu diperlukan kebijakan yang terintegrasi sekaligus antisipatif untuk mengendalikan perkembangan penduduk sehingga harus ditangani secara terpadu dan komprehensif. Kebijakan pembangunan kota tidak semata-mata diarahkan hanya untuk mengejar pertumbuhan ekonomi daerah yang tinggi, tetapi juga ditujukan kepada upaya mengurangi jumlah penduduk miskin, mengurangi laju pertumbuhan Penduduk yang tinggi serta mengurangi tingkat pengangguran terbuka. Indikator yang paling sering dan paling utama digunakan dalam mengukur tingkat kesejahteraan ialah adalah persentase penduduk miskin dan tingkat pengangguran terbuka. Persentase tingkat kesejahteraan sosial di Provinsi Sumatera Utara dan Kota Medan tahun 2004 2008 dapa dilihat melalui tabel berikut : Tabel 1.2 Indikator Tingkat Kesejahteraan Sosial Provinsi Sumatera Utara dan Kota Medan Tahun 2004-2008 Indikator Prov. Sumatera Utara Tahun 2004-2008 Kota Medan Tahun 2004-2008 2004 2005 2006 2007 2008 2004 2005 2006 2007 2008 Laju Pertumbuhan Penduduk % 1,57 1,57 1,37 1,37 1,58 0,63 1,50 1,53 0,77 0,91 Penduduk miskin % 14,93 14,68 15,01 13,9 12,55 7,13 8,62 7,77 7,09 6,63 Tingkat Pengangguran Terbuka % 11,08 14,55 11,51 10,10 9,55 13,75 12,46 15,01 14,49 13,08 Indeks Pembangunan Manusia 71,40 72,00 72,50 72,60 72,70 74,70 75,40 75,8 75,60 76,00 Angka Partisipasi Murni SD % 93,53 94,05 94,45 94,35 94,81 91,50 91,36 91,04 91,79 92,54 Angka Partisipasi Kasar SD % 101,5 106,5 109,9 110,0 109,3 103,7 104,2 111,5 112,1 112,8 Total Fertility Rate % 2,96 2,63 2,58 2,52 2,49 2,37 2,27 2,25 2.13 2.11 Umur Harapan Hidup (%) 68,20 70,50 70,86 71,17 71,84 69,90 70,70 70,70 71,10 71,20 Angka Kematian Bayi % 36,70 29,60 28,20 26,90 23,52 21,00 15,84 15,09 13,80 10,50 Angka Kematian Ibu 322 320 315 305-162 120 110 330 - Sumber : Biro Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

Kemiskinan sering dianggap sebagai musuh utama pembangunan dan kemiskinan ini terjadi salah satunya disebabkan tingkat pengangguran terbuka yang tinggi di tengah masyarakat. Oleh sebab itu, kedua masalah sosial ini sering dianggap memiliki keterkaitan yang erat dan kuat. Penanganan masalah ini diupayakan oleh pemerintah dengan menyalurkan berbagai bantuan dan subsidi serta membuka lapangan kerja dengan meningkatkan inisiatif dan kreatifitas masyarakat di samping memperluas kesempatan investasi langsung bagi semua pihak. Tingkat sumber daya manusia juga menjadi indikator penting dalam menilai kinerja pembangunan. Capaian indikator kualitas sumber daya manusia dapat dilihat melalui indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Pendidikan, dan kesehatan. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan gambaran komprehensif mengenai tingkat pencapaian pembangunan manusia di suatu daerah sebagai dampak dari kegiatan pembangunan yang dilakukan di daerah tersebut. Perkembangan angka IPM memberikan indikasi peningkatan atau penurunan kinerja pembangunan manusia pada suatu daerah. Tingkat kualitas sumber daya manusia juga dilihat melalui capaian dibidang pendidikan. Pendidikan sangat penting karena merupakan dasar untuk pengembangan pola berpikir konstruktif dan kreatif. Dengan pendidikan yang cukup memadai, maka seseorang akan bisa berkembang secara optimal baik secara ekonomi maupun sosial. Beberapa aspek yang berkaitan dengan indikator tingkat keberhasilan pada bidang pendidikan di Sumatera Utara, yaitu Angka Partisipasi Murni (APM) untuk tingkat SD dan Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk tingkat SD. Angka Partisipasi Murni menggambarkan tingkat partisipasi penduduk usia sekolah atau kelompok usia 7 18 tahun di Sumatera Utara dengan formulasi

perbandingan antara jumlah penduduk usia sekolah yang bersekolah dengan jumlah penduduk usia sekolah pada semua jenjang pendidikan pada waktu tertentu. Secara umum kondisi tingkat pendidikan di Sumatera Utara berdasarkan APM menunjukkan peningkatan yang lebih baik. Angka partisipasi kasar (APK) menunjukkan proporsi anak sekolah baik laki-laki maupun perempuan pada suatu jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok umur yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. Angka ini memberikan gambaran secara umum mengenai jumlah anak yang menerima pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu dan biasanya tidak memperhatikan umur siswa. Melalui capaian indikator kesehatan dapat terlihat tingkat kualitas sumber daya manusia. Kesehatan merupakan salah satu indikator kesejahteraan penduduk sekaligus indikator keberhasilan program pembangunan. Kesehatan berimplikasi pada produktifitas perorangan dan kelompok, sehingga pembangunan dan berbagai upaya di bidang kesehatan diharapkan dapat menjangkau semua lapisan masyarakat serta tidak diskriminatif dalam pelaksanaannya, baik program kesehatan untuk laki-laki maupun perempuan haruslah sama. Beberapa aspek yang berkaitan dengan indikator tingkat keberhasilan pada bidang kesehatan di Sumatera Utara, yaitu angka kelahiran total (Total Fertility Rate), umur harapan hidup, angka kematian bayi, angka kematian ibu. Tingkat rata-rata kelahiran dikalangan pasangan usia subur juga mendapat perhatian dan penanganan yang berterusan dari Pemerintah Propinsi Sumatera Utara. Kebijakan ini bertujuan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk Sumatera Utara ke arah tingkat pertumbuhan yang dianggap ideal. Persentase angka harapan hidup di Sumatera Utara tahun 2004-2008 cenderung mengalami peningkatan selama periode 2006-2008.

Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator untuk menilai keberhasilan program pembangunan kesehatan di Sumatera Utara yang telah dilaksanakan adalah mengukur perkembangan angka kematian bayi dari tahun ke tahun. Capaian tingkat kualitas sumberdaya manusia dikota medan dilihat dari indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM), pendidikan dan kesehatan. Aspek yang berkaitan dengan indikator tingkat keberhasilan pada bidang pendidikan di Kota medan, yaitu Angka Partisipasi Murni (APM) untuk tingkat SD dan Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk tingkat SD. Untuk tahun 2006, nilai APK SD/MI di Kota Medan sebesar 111,51%, sedangkan pada tahun 2007 menunjukkan angka yang lebih tinggi lagi yakni sebesar 112,18% dan terus meningkat menjadi 112,85% di tahun 2008. Berdasarkan nilai APM Kota Medan selama kurun waktu 2004 2008 menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat. Derajat kesehatan masyarakat Kota Medan juga merupakan indikator penting yang mengindikasikan kemajuan pembangunan kota selama tahun 2004 2008. Hal ini disebabkan, derajat kesehatan pada dasarnya dapat digunakan untuk mengukur peningkatan kualitas SDM yang ada. Masyarakat dengan pendidikan yang memadai dan didukung dengan kesehatan yang baik maka akan menjadi asset pembagunan kota yang berkualitas. Kesehatan berimplikasi pada produktifitas perorangan dan kelompok, sehingga pembangunan dan berbagai upaya di bidang kesehatan diharapkan dapat menjangkau semua lapisan masyarakat serta tidak diskriminatif dalam pelaksanaannya, baik program kesehatan untuk laki-laki maupun perempuan haruslah sama.

Beberapa aspek yang berkaitan dengan indikator tingkat keberhasilan pada bidang kesehatan di Kota Medan, yaitu angka kelahiran total (Total Fertility Rate), umur harapan hidup, angka kematian bayi, angka kematian ibu. Angka kematian bayi dan angka kematian ibu ini harus dapat diturunkan dengan melakukan berbagai program dan kebijakan kesehatan yang berkesinambungan dengan memaksimalkan fungsi dan peranan semua pihak. Salah satu indikator yang dapat dijadikan alat untuk mengukur kualitas kesehatan kaum wanita adalah dengan melihat dan membandingkan angka kematian ibu setiap tahun. Masalah kesehatan ini terutama berkaitan dengan program-program kesehatan reproduksi kaum ibu. Dari segi infrastruktur sarana dan prasarana daerah, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara juga menyediakan sarana dan prasarana umum seperti transportasi darat, laut dan udara, penerangan listrik PLN dan pelayanan air bersih. Peningkatan sarana dan prasarana ini diharapkan sebagai salah satu indikator yang dapat memacu pertumbuhan perekonomian di Sumatera Utara. Panjang jalan di Sumatera Utara tahun 2005 mencapai 32.027,735 Km yang terdiri dari jalan negara 2.098,05 Km, jalan Provinsi 2.752,41 Km dan jalan Kabupaten/Kota 27.177,275 Km. Pada bidang sarana dan prasarana, gambaran umum Kota Medan sebagai Kota Metropolitan, masa depan Kota Medan yang ingin diwujudkan adalah Kota Medan Metropolitan dengan fisiknya yang modern didukung oleh infrastruktur ekonomi dan sosial yang lengkap dan handal dengan masyarakat yang menguasai iptek, imtaq dan diwarnai oleh adanya mobilitas orang, produksi dan perdagangan yang tinggi dan berskala besar. Sedangkan Kota Medan yang berwawasan lingkungan berarti

terpenuhinya unsur-unsur lingkungan yang bersih, sehat, tertib, aman, rapi dan indah (bestari). Sarana dan prasarana perhubungan di Kota Medan terdiri dari prasarana perhubungan darat, laut, udara. Transportasi lainnya adalah kereta api. Disamping itu juga telah tersedia prasarana listrik, gas, telekomunikasi, air bersih dan Kawasan Industri Medan (KIM) I. Peningkatan sarana dan prasarana ini diharapkan sebagai salah satu indikator yang dapat memacu pertumbuhan perekonomian di Sumatera Utara. Persentase kondisi jalan nasional dan jalan provinsi yang baik di Sumatera Utara dan Kota Medan tahun 2005-2008 dapat terlihat melalui tabel berikut: Tabel 1.3 Persentase Jalan Nasional dan Jalan Provinsi di Provinsi Sumatera Utara dan Kota Medan Tahun 2005-2008 Indikator Prov. Sumatera Utara Tahun 2005-2008 Kota Medan Tahun 2005-2008 2005 2006 2007 2008 2005 2006 2007 2008 Jalan Nasional 85,90 87,2 88,83 80,00 56,86 56,86 56,86 66,33 Jalan Provinsi 65,20 52,55 59,92 59,92 70,70 70,70 70,70 60,64 Sumber : Biro Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara Gambaran umum mengenai Kota Medan akan dilihat melalui tiga statistik regional, yaitu statistik dibidang ekonomi, sosial budaya, dan infrastruktur. Dibidang sosial budaya Kota Medan, gambaran umum dilihat dari indikator kependudukan, kemiskinan, dan sumber daya manusia. Permasalahan dan prospek pembangunan di Kota Medan pada saat ini adalah kebutuhan akan peningkatan sarana dan prasarana perkotaan pada bidang jalan dan

permukiman yang bertujuan untuk mengimbangi pertumbuhan Kota Medan yang sangat pesat. Implementasi RPJM Kota Medan tahun 2006 2010 kini telah berjalan selama 5 tahun sesuai dengan seluruh tahapannya. Evaluasi terhadap capaian keberhasilan implementasi RPJM di setiap Provinsi termasuk Provinsi Sumatera Utara hingga tahun ke empat telah dilakukan yaitu mulai tahun 2005, 2006, 2007 dan 2008. Derajad capaian kinerja pembangunan setiap tahun telah berhasil dievaluasi dan berbagai masalah dan isu-isu strategis juga telah diidentifikasi. Evaluasi kinerja pembangunan di Kota Medan dilaksanakan untuk menilai efektifitas dan relevansi kinerja pembangunan Kota Medan dalam rentang waktu 2006 2010 secara utuh. Evaluasi ini dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan pembangunan di Kota Medan telah sinkron dengan rencana pembangunan Provinsi Sumatera Utara serta mencapai tujuan sasaran yang diharapkan dan apakah masyarakat dalam semua lapisan dan bagian wilayah benar-benar telah mendapatkan manfaat dari pembangunan tersebut sebagaimana dinyatakan dalam tujuan pembangunan nasional. Seperti halnya dengan evaluasi tahun-tahun lalu, evaluasi ini secara kuantitatif diharapkan akan memberikan informasi penting yang berguna sebagai alat untuk membantu pemangku kepentingan dan pengambil keputusan pembangunan dalam memahami, mengelola dan memperbaiki apa yang telah dilakukan selama lima tahun terakhir. Hasil evaluasi ini akan digunakan sebagai bahan rekomendasi yang spesifik sesuai dengan kondisi Kota Medan terhadap Sumatera Utara guna mempertajam perencanaan dan penganggaran pembangunan pusat dan daerah Sumatera Utara untuk periode berikutnya termasuk untuk penentuan alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Konsentrasi (Dekon) bagi Daerah Sumatera Utara.

Berdasarkan kajian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian melalui penulisan skripsi yang berjudul EFEKTIFITAS DAN RELEVANSI KINERJA PEMBANGUNAN KOTA MEDAN TERHADAP SUMATERA UTARA 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka penulis merumuskan masalah yang menjadi dasar kajian sebagai berikut : 1. Bagaimana efektifitas dan relevansi perekonomian Kota Medan terhadap Sumatera Utara? 2. Bagaimana efektifitas dan relevansi kondisi sosial budaya Kota Medan terhadap Sumatera Utara? 3. Bagaimana efektifitas dan relevansi infrastruktur Kota Medan terhadap Sumatera Utara? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui efektifitas dan relevansi perekonomian Kota Medan terhadap Sumatera Utara. 2. Untuk mengetahui efektifitas dan relevansi kondisi sosial budaya Kota Medan terhadap Sumatera Utara. 3. Untuk mengetahui efektifitas dan relevansi infrastruktur Kota Medan terhadap Sumatera Utara. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi BAPPEDA Provinsi Sumatera Utara dan Kota Medan. 2) Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi terutama Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin malakukan penelitian selanjutnya. 3) Sebagai penambah, pelengkap, sekaligus sebagai pembanding hasil-hasil penelitian menyangkut topik yang sama. 4) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya dibidang ekonomi pembangunan.