kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI. A. Evaluasi Sistem Proteksi Kebakaran Gedung

Lampiran 1 Hasil Penilaian

Pemeriksaan keselamatan kebakaran bangunan gedung

SISTEM PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN I

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Obyek Penelitian

Pemeriksaan keselamatan kebakaran bangunan gedung

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit)

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

128 Universitas Indonesia

EVALUASI KEANDALAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG (Studi Kasus Gedung Kantor Bupati Indragiri Hilir) ABSTRAK

EVALUASI PENERAPAN SISTEM KESELAMATAN KEBAKARAN PADA BANGUNAN GEDUNG RUMAH SAKIT DR. M. DJAMIL PADANG ABSTRAK

- Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko - Mencegah kecelakaan dan cidera, dan - Memelihara kondisi aman

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION

Branch Exchange) dengan Hunting System.

PERSYARATAN BANGUNAN UNTUK PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

Tata cara perencanaan dan pemasangan sarana jalan ke luar untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung.

DAFTAR STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) BIDANG BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL

DAFTAR ISI. SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR...i. SURAT KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR...ii. ABSTRAK...iii. PRAKATA...iv. DAFTAR ISI...

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA GEDUNG KANTOR 5 LANTAI PT. RAKA UTAMA. Disusun oleh : PRILIAN YUSPITA

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG

Lampiran 1 DENAH INSTALASI ICU. Universitas Sumatera Utara

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG

Tata cara perencanaan sistem protekasi pasif untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung.

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

PERANCANGAN SISTEM DETEKTOR, ALARM DAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PLAZA DAN GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS ADHITYA CHANDRA SETYAWAN ( )

Tata cara perencanaan dan pemasangan sarana jalan ke luar untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung.

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DI KABUPATEN KENDAL

Sistem Proteksi Kebakaran pada Gedung UKM Universitas Brawijaya Malang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 1

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

ELEMEN- ELEMEN PENCEGAHAN BENCANA KEBAKARAN PADA APARTEMEN DI DKI JAKARTA

TUGAS AKHIR EVALUASI EMERGENCY RESPONSE PLAN DAN ALAT PEMADAM API RINGAN PADA PT. PHILIPS INDONESIA ADHITYA NUGROHO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

ANALISIS TIGA FAKTOR DOMINAN SISTEM PROTEKSI AKTIF DAN PASIF SERTA SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI GEDUNG VOKASI UI TAHUN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PROBOLINGGO NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

Evaluasi Fungsi Tangga Darurat pada Gedung-gedung di Universitas Negeri Semarang

BAB III PERENCANAAN HYDRANT

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 7 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau

Pranata Pembangunan Pertemuan 1 Pentingnya Tangga kebakaran. Sahid Mochtar, S.T., MT. Ratna Safitri, S.T., M.Ars.

BERITA DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2012 NOMOR 14 PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 14 TAHUN 2012

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN

Rr. DWI RATIH ISRORINI NIM. I JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2011 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

DAFTAR ISI. PROYEK AKHIR SARJANA... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii PENDAHULUAN Data Ukuran Lahan...

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 12 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

Nama : Bekerja di bagian : Bagian di tim tanggap darurat :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMADAM KEBAKARAN

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

EMERGENCY PLANING AND EVACUATION LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI BAHAYA KEBAKARAN

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun.

ANALISIS KEANDALAN SISTEM KESELAMATAN KEBAKARAN BANGUNAN MENGGUNAKAN Pd-T C DI FKM UNSRAT MANADO Hendrina Mandey*, P.A.T Kawatu*, V.

WALI KOTA BALIKPAPAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN

PEDOMAN TEKNIS PRASARANA RUMAH SAKIT SARANA KESELAMATAN JIWA

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DELUGE SYSTEM SPRINKLER MENGGUNAKAN SMOKE DETECTOR PADA GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS. Ricki Paulus Umbora ( )

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB III PERHITUNGAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN 3.1 PERHITUNGAN JUMLAH HIDRAN, SPRINKLER DAN PEMADAM

LAMPIRAN PERATURAN CHIEF EXECUTIVE OFFICER RUMAH SAKIT SEHAT SEJAHTERA NOMOR : 1/Dir-RSSS/2014 TANGGAL : 9 Januari PENDAHULUAN Salah satu hal

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan

PROVINSI JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PROBOLINGGO,

PUSAT MODIFIKASI MOBIL BAB V KONSEP PERANCANGAN KONSEP METAFORA PADA BANGUNAN Beban angin pada ban lebih dinamis.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 2012 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BENGKAYANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. industri penyedia jasa angkutan laut seperti pelayaran kapal laut. (1)

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Sistem Pengendalian Asap Kebakaran pada Bangunan Gedung.

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 204 TAHUN 2015 TENTANG

STUDI TINGKAT KEANDALAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PADA BANGUNAN APARTEMEN (Studi Kasus Apartemen Di Surabaya)

Selain sistem springkler, BSN juga membuat peraturan untuk penanggulangan kebakaran gedung (building fire fighting system), diantaranya :

Keselamatan Kerja Bidang Kebakaran Pada Fasilitas Hotel

BAB III KEBUTUHAN GENSET

Transkripsi:

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang memadai. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini telah melakukan evaluasi terhadap kondisi jalur evakuasi darurat (emergency exit) dan hasilnya menunjukkan bahwa jalur evakuasi ini keadaannya tidak memadahi dengan peraturan yang ada. Dari perhitungan yang diperoleh mendapatkan angka 17.35 sedangkan batas minimal peraturan pemerintah adalah 80% dari 25 yaitu 20. Di sisi lain untuk alat pemadam kebakaran sudah cukup memenuhi peraturan yang ada. Yang menjadi permasalahan adalah jalur menuju exit belum sesuai peraturan pemerintah. B. Saran Saran Saran-saran yang dapat diberikan pada kesempatan kali ini adalah : 1. Perlu dievaluasi sistem perlindungan terhadap bahaya kebakaran di Ramayana Mall Malioboro.

2. Perlu dievaluasi manajemen sistem perlindungan kebakaran (fire safety management). 3. Perlu ditambahkan ventilasi, jalur evakuasi di luar gedung, ruang tahan api dan tempat pembuangan asap. 4. Menambahkan pintu keluar agar mempermudah pengevakuasian darurat. 5. Sarana menuju keluar gedung ditamabah. 6. Tangga darurat tidak dijadikan satu dengan tangga utama. DAFTAR PUSTAKA Peraturan Daerah Kota Yogyakarta Nomor : 25 Tahun 2005 Tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Perlindungan Masyarakat dan Penanggulangan kebakaran. 2005. Yogyakarta Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Teknis Manajemen Proteksi Kebakaran Di Perkotaan. 2009. Yogyakarta Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 25/PRT/M/2008 Tentang Pedoman Teknis Penyusunan Rencana Induksistem Proteksi Kebakaran Departemen Pekerjaan. 2008. Yogyakarta Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor : 67 Tahun 2008 Tentang Fungsi, Rincian Tugas dan Tata Kerja Kantor Penanggulangan Kebakaran, Bencana dan Perlindungan Masyarakat Kota Yogyakarta. 2008. Yogyakarta SNI 03-1735-2000, Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan dan Akses Lingkungan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung SNI 03-1746-2000, Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Sarana Jalan Keluar Untuk Penyelamatan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Gedung SNI 03-6464-2000, Tata Cara Penanggulangan Darurat Untuk Bangunan

Lampiran KUESIONER KAJIAN JALUR EVAKUASI DARURAT DI PUSAT PERBELANJAAN RAMAYANA MALIOBORO MALL Kuesioner ini dibuat untuk kepentingan penyelesaian tugas akhir kami di Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Untuk itu kami mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur. Atas bantuan dan kerja sama Anda, kami ucapkan banyak terima kasih. 1. Berapa lantai gedung Ramayana Mall Malioboro? 2. Apakah fungsi masing-masing lantai? Basement : Lantai Dasar : Lantai 1 : Lantai 2 : Lantai 3 : 3. Apakah ada jalur darurat pada gedung Ramayana Mall? 4. Kalau ada, lantai mana disediakan jalur darurat itu? EXIT Apakah terpisah dari ruang aktivitas utama?

Apakah berada dalam suatu ruangan tersendiri? Kalau ya, apa bahan ruangan itu? KEANDALAN SARANA JALAN KELUAR Adakah perabotan atau perkakas terdapat di jalur darurat itu? Apakah perabotan itu menghalangi perjalanan? PINTU Apakah pintunya masih berfungsi bagus? Berat atau ringan untuk buka atau tutup pintu itu? Adakah kunci atau alat alaram di pintu itu? Apakah kondisinya masih bagus? Adakah penguncian khusus? Adakah alat untuk menutup sendiri? RUANG TERLINDUNG DAN TEREKSPOSE Apakah jalur terlindung atau terbuka? Adakah tanda ke tangga? Adakah akses ke atap? JALAN TERUSAN EXIT Apakah jalur terlindung? Apakah bahan tangga pelepasan? Berapakah lebar tangga pelepasan? KAPASITAS JALAN KELUAR Berapakah total orang yang ditetapkan pada tiap lantai? Banyak atau sedikit? Apakah fungsi dari masing-masing lantai? PENGELOLA

Siapakah pengelola? Adakah latihan penanggulangan evakuasi gedung? Di mana latihan diadakan? Berapa kali latihan dilakukan? Siapakah yang melatih? Siapa yang berhak memerintahkan evakuasi? Siapakah yang bertugas melakukan evakuasi utama? Tabel 3.1. Penilaian Komponen Kelengkapan Tapak No. Sub KSKB Kriteria Penilaian Hasil pengamatan 1. Sumber Air Tersedia dengan kapasitas yang memenuhi persyaratan minimal terhadap fungsi bangunan. 2. Jalan Lingkungan 3. Jarak Antar Bagunan 4. Hidran Halaman Tersedia dengan lebar minimal 6m Diberi pengerasan Lebar jalan masuk minimal 4m Sesuai persyaratan (tinggi s/d 8-3m; 8 s/d 14-6m; tinggi >40m->8m) Tersedia di halaman pada tempat yang mudah dijangkau Berfungsi secara sempurna dan lengkap Supply air 381/detik dan bertekanan 35 Bar Tabel 3.2. Penilaian Komponen Sarana Keselamatan No. Sub KSKB Kriteria Penilaian Hasil pengamatan 1. Jalan keluar Minimal perlantai 2 exit dengan tinggi efektif 2,5m Setiap exit harus terlindung dari bahaya kebakaran.

Tabel 3.2 (Lanjutan) No. Sub KSKB 2. Kontruksi Jalan Keluar 3. Landasan Helikopter Jarak tempuh maksimal 20 meter dari pintu keluar. Ukuran minimal 200 cm Jarak dari suatu exit tidak > 6 m Pintu dari dalam tidak buka langsung ke tangga, Penggunaan pintu ayun tidak mengganggu proses jalan keluar. Disediakan loby bebas asap dengan TKA 60/60/60 terdapat pintu keluar diberi tekanan Kriteria Penilaian positif. Exit tidak boleh terhalang Exit menuju ke R. terbuka Kontruksi tahan minimal 2 jam Harus bebas halangan Lebar minimal 200 cm. Jalan terusan yang dilindungi terhadap kebakaran, bahan tidak mudah terbakar. Langitlangit punya ketahanan penjalaran api tidak < 60 menit Pada tingkat tertentu elemen bangunan bisa mempertahankan stabilitas struktur bila terjadi kebakaran Dapat mencegah penjalaran asap kebakaran. Cukup waktu untuk evakuasi penghuni Akses ke bangunan harus disediakan bagi tindakan petugas kebakaran Hanya pada bangunan tinggi minimal 60 meter. Konstruksi atap cukup Hasil pengamatan

kuat menahan beban helikopter. Dilengkapi dengan tandatanda untuk pendaratan baik warna, bentuk maupun ukurannya. Dilengkapi dengan alat pemadam api dengan bahan busa dan peralatan bantu evakuasi lainnya. Ketentuan lain bagi pendaratan disesuaikan dengan peraturan yang terkait dalam bidang penerbangan. Tabel 3.3 Penilaian Komponen Proteksi Aktif No. Sub KSKB Kriteria Penilaian Hasil pengamatan 1. Deteksi dan alarm 2. Siames Conection 3. Pemadam api ringan 4. Hidran gedung Perancangan dan pemasangan system deteksi dan alarm kebakaran sesuai SNI 03-3986. Sistem deteksi dan alarm harus dipasang pada semua bangunan kecuali kelas 1a Tersedia detektor panas Dipasang alat manual pemicu alarm Jarak tidak > dari 30 m dari titik alarm manual Tersedia dan ditempatkan pada lokasi yang mudah dijangkau mobil pemadam kebakaran kota. Diberikan tanda petunjuk sehingga mudah dikenali Jenis APAR sesuai SNI 03-3988 Jumlah sesuai dengan luasan bangunannya. Jarak penempatan antar alat maksimal 25 m Tersedia sambungan slang diameter 35 mm dalam kondisi baik, panjang selang

minimal 30 m dan tersedia kotak untuk menyimpan. Pasokan air cukup tersedia untuk kebutuhan system sekurang kurangnya untuk 45' Bang kelas 4, luas 1000 m2/bh (kompartemen tanpa partisi), 2 buah/ 1000 m2 (kompartemen dengan partisi) Bang kelas 5, luas 800m2/buah tanpa partisi, dan 2bh/800m2 dengan partisi Tabel 3.3 (Lanjutan) No. Sub KSKB Kriteria Penilaian Hasil pengamatan 5 Sprinkler Jumlah, perletakan dan jenis sesuai dengan persyaratan. Tekanan catu air sprinkler pada titik terjauh (0,5-2,0) kg/cm2, Debit sumber catu air minimal (40-200) liter/ menit per kepala sprinkler. Jarak kepala sprinkler kedinding kurang dari 54 jarak antara kepala sprinkler. Jarak Sprinkler: o Bahaya kebakaran ringan dan sedang lebih dari jarak maksimal- 4,6 m o Bahaya kebakaran berat lebih dari jarak maksimal - 3,7 m Dalam ruang tersembunyi, jarak langit-langit dan atap lebih 80 cm, dipasang jenis kepala sprinkler dengan pancaran ke bawah. 6 Sistem Tersedia dalam jenis yang pemadam sesuai dengan fungsi ruangan luapan yang diproteksi. Jumlah kapasitas sesuai dengan beban api dari fungsi ruangan yang diproteksi.

7 Pengendali Asap 8 Deteksi Asap 9 Pembuanga n Asap Fan pembuangan asap akan berputar berurutan setelah aktifnya detektor asap yang ditempatkan dalam zona sesuai dengan reservoir asap yang dilayani fan. Detektor asap harus dalam keadaan bersih dan tidak terhalang oleh benda disekitarnya. Di dalam kompartemen bertingkat banyak, system pengolahan udara beroperasi dengan menggunakan seluruh udara segar melalui ruang kosong bangunan tidak menjadi satu dengan cerobong pembuangan asap. Tersedia Panel control manual dan indicator kebakaran serta buku petunjuk pengoperasian bagi petugas jaga. Sistem deteksi asap memenuhi SNI03-3689, mengaktifkan sistem peringatan penghuni bangunan. Pada ruang dapur dan area lain yang sering mengakibatkan alarm palsu dipasang alarm panas, terkecuali telah dipasang sprinkler. Jarak antar detektor <20m dan < 10m dari dinding pemisah atau tirai asap. Kapasitas fan pembuang mampu menghisap asap. Terletak dalam reservoir asap dengan tinggi 2m dari lantai. Fan Pembuang asap mampu beroperasi terus menerus pada temperate 200 C selang waktu 60' atau pada temperate 300 C selang waktu 30' Luas horizontal reservoir asap maksimal 2000m2 dengan

tinggi tidak boleh kurang dari 500mm. setiap reservoir asap dilayani minimal satu buah fan, pada titik kumpul dari panas di dalam reservoir asap, jauh dari perpotongan koridor atau mal. 10 Lift Kebakaran 11 Cahaya Darurat Void eskalator dan tangga tidak dipergunakan sebagai jalur pembuangan asap. Udara pengganti dalam jumlah kecil harus disediakan secara otomatis/ melalui bukaan ventilasi permanen, kecepatan tidak boleh lebih dari 2,5m/detik, di dalam kompartemen kebakaran bertingkat banyak melalui bukaan vertikal, kecepatan rata-rata lm/detik. Untuk penanggulangan saat terjadi kebakaran, sekurangkurangnya 1 buah lift kebakaran harus dipasang pada bangunan dengan ketinggian lebih dari 25m. Ukuran Lift sesuai dengan fungsi bangunan yang berlaku. Lift kebakaran dalam saf yang tahan api, dioperasikan oleh pemadam kebakaran, dapat berhenti disetiap lantai, sumber daya listrik direncanakan dari 2 sumber menggunakan kabel tahan api, memiliki akses ke tiap lantai hunian. System pencahayaan darurat harus dipasang disetiap tangga yang dilindung terhadap kebakaran, disetiap lantai dengan luas lantai > 300 m2, disetiap jalan dengan terusan, koridor. Desain Sistem pencahayaan

Tabel 3.3 (Lanjutan) No. Sub KSKB 12 Listrik Darurat 13 Ruang Pengendali Operasi keadaan darurat beroperasi otomatis, memberikan pencahayaan yang cukup, dan harus memenuhi standar yang berlaku Tanda exit jelas terlihat dan dipasang berdekatan dengan pintu yang memberikan jalan keluar langsung, pintu dari suatu tangga, exit horizontal dan pintu yang melayani exit Bila exit tidak terlihat secara langsung dengan jelas oleh penghuni, harus dipasang tanda petunjuk dengan tanda panah penunjuk arah Kriteria Penilaian Setiap tanda exit harus jelas dan pasti diberi pencahayaan yang cukup, dipasang sedemikian rupa sehingga tidak terjadi gangguan listrik, tanda penunjuk arah keluar harus memenuhi standar berlaku Daya yang disuplai sekurangkurangnya dari dua sumber yaitu sumber daya listrik PLN, atau sumber daya darurat berupa batere, Generator, dll. Semua instalasi kabel yang melayani sumber daya listrik darurat harus memenuhi kabel tahan api selama 60', catu daya dari sumber daya ke motor harus memenuhi ketentuan. Memenuhi cara pemasangan kabel yang termuat dalam PUIL. Tersedia dengan peralatan yang lengkap, dan dapat memonitor bahaya kebakaran yang akan terjadi. Hasil pengamatan

Tabel 3.4. Penilaian Komponen Proteksi Pasif No. Sub KSKB Kriteria Penilaian Hasil pengamatan 1. Ketahanan Api Struktur bangunan 2. Perlindunga n Bukaan Tabel 3.4 (Lanjutan) No. Sub KSKB Ketahanan api komponen struktur bangunan sesuai dengan yang dipersyaratkan (tipe A, Tipe B, Tipe C), yang sesuai dengan fungsi/klasifikasi bangunannya. Bukaan harus dilindungi, diberi penyetop api. Bukaan vertikal dari dinding tertutup dari bawah sampai atas disetiap lantai diberi Kriteria Penilaian penutup tahan api. Sarana proteksi pada bukaan: o Pintu kebakaran, Jendela o kebakaran, pintu penahan asap, dan penutup api sesuai dengan standar pintu kebakaran. o Daun pintu dapat berputar di satu sisi. o Pintu mampu menahan asap 200 C Tebal daun pintu 35mm Jalan keluar/masuk pada dinding tahan api: - Lebar bukaan pintu keluar harus tidak lebih dari 54 dari panjang dinding tahan api. - Tingkat isolasi minimal 30menit. Harus menutup sendiri/otomatis Hasil pengamatan

LAMPIRAN Hydrant, APAR, Lampu Emergency

Hydrant APAR

Pengendali Hydrant Pendeteksi Asap

Lampu Emergency Hydrant

Pengecekan APAR Secara Rutin Pompa Hydrant

Lampu Emergency, Alarm, APAR Tangga Darurat

Alarm Monitor Alarm

Pendeteksi Asap