PENGAWASAN. A. Menurunnya Temuan Pemeriksaan Kasus Berindikasi Tindak Pidana Korupsi

dokumen-dokumen yang mirip
PENGAWASAN TAHUN 2015

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Inspektorat Kabupaten Lombok Barat BAB I PENDAHULUAN

PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG

TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT

BAB I P E N D A H U L U A N

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI

Pemerintah Kota Pagar Alam Jalan Laskar Wanita Mentarjo Komplek Perkantoran Gunung Gare

RENCANA AKSI TAHUN 2018 INSPEKTORAT PROVINSI JAWA TIMUR

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA SKPD TAHUN LALU

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN EVALUASI KINERJA INSPEKTORAT KOTA SALATIGA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan tentang pentingnya penelitian dilakukan. Bab ini meliputi

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR GORONTALO KEPUTUSAN GUBERNUR GORONTALO NOMOR 140 / 26 / III /2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN INSPEKTORAT PROVINSI GORONTALO

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BUPATI MAROS PROVINSI SULAWASI SELATAN PERATURAN BUPATI MAROS NOMOR: 08 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI LEBAK PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI LEBAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN LEBAK

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 01 TAHUN 2017 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Tujuan dari penelitian ini ialah menganalisis faktor-faktor penyebab

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

PENGUATAN AREA PENGAWASAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI. Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

URAIAN KEGIATAN DAN PELAPORAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI DAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2013

- 1 - PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

LAKIP INSPEKTORAT 2012 BAB I PENDAHULUAN. manajemen, antara lain fungsi-fungsi planning, organizing,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PADANG LAWAS UTARA,

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASANN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG I N S P E K T O R A T Jalan Mayor Widagdo No. 2 Telepon (0253) PANDEGLANG PIAGAM AUDIT INTERN

SATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM. Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN

PERATURAN BUPATI OGAN HOMERING ULU TIMUR NOMOR S TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN ATAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tanggal 3 Novembe

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

RENCANA AKSI PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2016 INSPEKTORAT KOTA BLITAR INDIKATOR KINERJA

I N S P E K T O R A T

DRAFT BAB I PENDAHULUAN

menyelesaikan tindak lanjut rekomendasi Pihak Eksternal tepat waktu.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BUPATI BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA,

PENJELASAN PIAGAM PENGAWASAN INTERNAL

PKSANHAN II PUSAT KAJIAN SISTEM DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN I N S P E K T O R A T Jalan A. Yani Nomor 17 Telp. (0517) KANDANGAN 71211

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

-2- Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

KATA PENGANTAR. Inspektorat Kabupaten Berau Inspektur, Drs. H. Suriansyah, MM Pembina Utama Muda NIP

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 02 TAHUN 2015 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN TAHUNAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 31 TAHUN 2014 TENTANG

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

GELAR PENGAWASAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG 2017

TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

GUBERNUR SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

KATA PENGANTAR. Muaro Sijunjung, Februari 2014 INSPEKTUR KENFILKA, SH, MH PEMBINA UTAMA MUDA NIP

INDIKATOR KINERJA UTAMA INSPEKTORAT KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN

BAB VI INDIKATOR KINERJA INSPEKTORAT YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

Laporan Kinerja Inspektorat Kabupaten Buleleng Tahun Anggaran 2016

2016, No Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT KOTA BLITAR TAHUN 2015


SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

b) Melaksanakan koordinasi antar pelaku pembangunan dalam perencanaan pembangunan daerah. c) Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan

BUPATI B A T A N G, NOMOR 26 TAHUN 2014 DENGAN R A H M A T TUHAN Y A N G MAHA E S A

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian, kemudian berdasarkan kesimpulan

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Transkripsi:

PENGAWASAN A. Menurunnya Temuan Pemeriksaan Kasus Berindikasi Tindak Pidana Korupsi Selama tahun 2014 telah terjadi penurunan kasus berindikasi tindak pidana korupsi. Penurunan terjadi pada jumlah SKPD yang mendapatkan temuan berindikasi tindak pidana korupsi. Dengan meningkatnya jumlah SKPD yang tidak mendapatkan temuan berindikasi tindak pidana korupsi, secara langsung akan menyebabkan terjadinya penurunan temuan berindikasi tindak pidana korupsi tersebut. Kriteria indikator ini adalah SKPD yang memiliki temuan BPK RI yang material sebesar 1 dan SKPD dikatakan tidak lagi mendapatkan temuan yang berindikasi tindak pidana korupsi yang material, jika SKPD tersebut pada tahun penetapan pencapaian indikator, tidak lagi memiliki temuan BPK RI yang berindikasi tindak pidana korupsi yang material, berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI yang terbit pada tahun tersebut. Tipe penghitungan untuk indikator ini bersifat non kumulatif. Capaian Persentase SKPD yang tidak mendapat temuan berindikasi tindak pidana korupsi yang material yang merupakan indikator kinerja dari sasaran Menurunnya temuan pemeriksaan kasus berindikasi tindak pidana korupsi secara lebih jelas diuraikan sebagai berikut: Tabel 3.1 dan Realisasi Capaian Sasaran Menurunnya Temuan Pemeriksaan Kasus Berindikasi Tindak Pidana Korupsi Tahun 2014 Realisasi Tahun sd 2018 Capaian Tahun Indikator (Akhir No Satuan Realisasi 2014 RPJMD) (1) (2) (3) (4) (5) (6)=(4/5) (7) (8) 1. Persentase SKPD yang mendapatkan temuan berindikasi tindak pidana Persentase 73,77 93,44 126,66 93,44 86,88 korupsi yang material di tahun 2014 adalah sebesar 73,77 (45 SKPD dari 61 SKPD) yang tidak mendapatkan temuan berindikasi tindak pidana korupsi yang material dan realisasinya adalah sebesar 93,44 (57 SKPD dari 61 SKPD). Dengan demikian, masih terdapat 4 (empat) SKPD yang masih memiliki temuan yang berindikasi tindak pidana korupsi (berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI atas Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan dalam kerangka Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Kota Bandung Tahun 2013). Capaian realisasi dapat dilihat dalam grafik di bawah ini:

Gambar 1. Grafik Sasaran Menurunnya Temuan Pemeriksaan Kasus Berindikasi Tindak Pidana Korupsi Capaian realisasi indikator Persentase SKPD yang mendapatkan temuan berindikasi tindak pidana korupsi yang material, tidak dapat dibandingkan dengan capaian di tahun lalu, karena indikator ini merupakan indikator yang baru ada di tahun 2014 dan juga tidak memiliki pembanding dengan instansi lain, baik dengan Inspektorat Jenderal Kementerian dalam Negeri, Inspektorat Provinsi Jawa Barat maupun Inspektorat Kab/Kota se-jawa Barat. Telah banyak upaya yang dilakukan, baik oleh Inspektorat melalui APIP Inspektorat maupun dalam bentuk kerjasama dengan KPK dan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat. Peran APIP dalam melaksanakan pengawasan adalah sebagai Quality Assurance, Consulting Partner dan Catalyst yang diimplementasikan melalui kegiatan pemeriksaan dengan tujuan tertentu dan pemeriksaan umum (general audit) yang mengacu kepada isu strategis yang ada pada saat itu. Dengan demikian, setiap kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (terutama yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi) dapat diketahui melalui temuan hasil pemeriksaan yang muncul pada setiap SKPD pada saat pemeriksaan oleh APIP Inspektorat Kota Bandung. Diharapkan pada saat dilakukan pemeriksaan oleh aparat pengawas eksternal, kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD yang tidak sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku sudah berkurang atau tidak ada sama sekali dengan adanya pemahaman yang lebih baik terhadap peraturan perundang-undangan dari SKPD. Kerjasama dengan KPK dan BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Barat yang mendukung pencapaian sasaran ini adalah kegiatan sosialisasi dan Bimbingan Teknis yang berkaitan dengan pencegahan korupsi. Sasaran dari Kegiatan tersebut adalah SKPD dan APIP Inspektorat. Bahkan di Tahun 2014 Pemerintah Kota Bandung mendapatkan prestasi yaitu: 1. Penghargaan Gratifikasi sebagai Pemerintah Daerah dengan Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) Terbaik Tahun 2014; 2. Penghargaan Gratifikasi sebagai Pemerintah dengan Jumlah Laporan Gratifikasi Terbanyak dan 100 Tepat Waktu Tahun 2014. Keberhasilan pencapaian indikator ini dilaksanakan melalui 2 (dua) Program, yaitu : 1. Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah melalui kegiatan Pelaksanaan

Pengawasan Internal secara Berkala dan kegiatan Inventarisasi Temuan Pengawasan; 2. Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem Prosedur Pengawasan melalui Kegiatan Penyusunan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan. B. Meningkatnya Implementasi Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Di tahun 2014 SPIP telah dilaksanaka oleh SKPD di dalam penyelenggaraan tugas pokok dan fungsinya. Implementasi SPIP harus ditunjang dengan prosedur pengamanan yang memadai, ditaatinya peraturan yang berlaku dan semakin tingginya integritas aparatur pemerintah. Kriteria dari SKPD yang telah menerapkan SPIP level berkembang, diukur dari persentase SKPD yang telah menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya. Tipe penghitungan untuk indikator ini bersifat kumulatif. Adanya SOP dapat memperbaiki kinerja manajemen pemerintahan atau kualitas pelayanan publik melalui perbaikan proses penyelenggaraan administrasi pemerintahan. Dalam tahapan level berkembang, SKPD telah mulai menyusun infrasutruktur dalam pengendalian kegiatan. Infrastruktur yang dimaksud dalam indikator ini adalah adanya SOP pada setiap SKPD. Dari 61 (enam puluh satu) SKPD, yang telah membuat SOP sebanyak 23 (dua puluh tiga) SKPD (37,70). Capaian Persentase SKPD yang telah menerapkan SPIP level berkembang yang merupakan indikator kinerja dari sasaran Meningkatnya implementasi SPIP secara lebih jelas diuraikan sebagai berikut: No Tabel 3.2 dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Implementasi SPIP Indikator Satuan Tahun 2014 Realisas i Capaian Realisa si sd Tahun 2014 Tahun 2018 (Akhir RPJM D) (1) (2) (3) (4) (5) (6)=(4/5) (7) (8) 1. Persentase SKPD yang telah menerapkan SPIP level berkembang Persentase 33,00 37,70 114,24 37,70 100 Selama tahun 2014, di lingkungan Pemerintah Kota Bandung, SKPD yang telah menyusun SOP sebesar 37,70 (23 SKPD dari 61 SKPD) dari target sebesar 33 (20 SKPD dari 61 SKPD). Dengan demikian, capaian realiasi indikator kinerja melebihi dari target yang telah ditetapkan. Capaian realisasi dapat dilihat dalam grafik di bawah ini:

Gambar 2. Grafik Sasaran Meningkatnya Implementasi SPIP Keberhasilan pencapaian indikator ini dilaksanakan melalui program sebagai berikut : 2 (dua) 1. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah melalui kegiatan : (1) Pelaksanaan Pengawasan Internal secara Berkala; (2) Pengendalian Manajemen Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah; (3) Koordinasi Pengawasan yang Lebih Komprehensif; (4) Evaluasi Berkala Temuan Hasil Pengawasan; (5) Penyelesaian Reformasi Birokrasi. 2. Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem Prosedur Pengawasan melalui Kegiatan Penyusunan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan. C. Meningkatnya Kepatuhan Terhadap Penyelesaian Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan Internal dan Eksternal Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan internal yang telah ditindaklanjuti dengan capaian kinerja sebesar 82,31 (tidak mencapai target) dan Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan eksternal yang telah ditindaklanjuti dengan capaian kinerja sebesar 100 (realisasi sesuai dengan target). Tipe penghitungan untuk indicator ini bersifat kumulatif. Tercapainya sasaran kinerja ini akan berdampak positif terhadap kepatuhan SKPD terhadap peraturan perundang- undangan. Karena adanya temuan hasil pemeriksaan menunjukkan adanya aturan yang dilanggar. Dengan demikian peningkatan kepatuhan terhadap penyelesaian tindak lanjut, baik terhadap hasil pemeriksaan internal maupun ekternal secara langsung dapat menunjukkan adanya peningkatan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Realisasi indikator kinerja Secara rinci, capaian indicator tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2 dan Realisasi Capaian Sasaran Meningkatnya Kepatuhan terhadap Penyelesaian Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan Internal dan Eksternal Tahun 2014 Realisa Tahun Indikator si sd No Satuan Realisas 2018 Capaian Tahun i (Akhir 2014 RPJM D) (1) (2) (3) (4) (5) (6)=(4/5) (7) (8) 1. Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan internal yang telah ditindaklanju ti 2. Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan eksternal yang telah ditindaklanju ti Persentase 7,46 6,14 82,31 6,14 27,19 Persentase 11,50 11,50 100 11,50 28,76 Data awal dalam sampai dengan tahun 2013 sebesar 100 (terdapat 228 rekomendasi hasil pemeriksaan internal yang harus ditindaklanjuti dan belum mendapat status penyelesaian tindaklanjut Selesai (S). Ke-228 (dua ratus dua puluh delapan) rekomendasi tersebut terdiri dari: 1. Pemeriksaan Reguler (Komprehensif), sebanyak 38 (tiga puluh delapan) rekomendasi; 2. Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu, sebanyak 190 (serratus sembilan puluh) rekomendasi. Pada tahun 2014 persentase rekomendasi yang ditargetkan untuk mendapatkan status penyelesaian tindak lanjut Selesai adalah sebesar 7,56 (17 rekomendasi). Akan tetapi realisasinya hanya sebesar 6,14 (14 rekomendasi). Dengan demikian target dari indikator ini tidak dapat tercapai. Akan tetapi meskipun realisasi capaian indikator ini tidak memenuhi target, jika dibandingkan dengan data awal, masih terdapat penurunan persentase rekomendasi hasil pemeriksaan yang harus ditindaklanjuti, yaitu sebesar 6,14 (dari 100 menjadi 93,86). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam grafik di bawah ini :

Gambar 3. Grafik Sasaran Meningkatnya Kepatuhan terhadap Penyelesaian Tindaklanjut Hasil Pemeriksaan Internal dan Eksternal Penyebab utama tidak tercapainya target Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan internal yang telah ditindaklanjuti salah satunya adalah adanya rekomendasi yang berhubungan dengan pengembalian uang ke Kas Daerah yang membutuhkan waktu yang agak lama dalam menindaklanjutinya (untuk mendapatkan status penyelesaian tindak lanjut selesai). Upaya yang telah dilakukan adalah dengan menyampaikan kembali surat untuk melakukan pemutakhiran data kepada SKPD dimaksud, yaitu melalui surat : 1. Nomor 700/255-Insp, tanggal 6 Mei 2014 kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja; 2. Nomor 700/254-Insp, tanggal 6 Mei 2014 kepada Direktur Utama PD. Pasar Bermartabat; 3. Nomor 700/253-Insp, tanggal 6 Mei 2014 kepada Direktur Utama PD. Air Minum; 4. Nomor 700/252-Insp, tanggal 6 Mei 2014 kepada Direktur Utama PD. BPR; 5. Nomor 700/251-Insp, tanggal 6 Mei 2014 kepada Direktur RSKIA; 6. Nomor 700/250-Insp, tanggal 6 Mei 2014 kepada Sekretariat DPRD; 7. Nomor 700/198-Insp, tanggal 8 April 2014 dan Nomor 700/256-Insp, tanggal 6 Mei 2014 kepada Dinas Pendidikan. Selain dengan melakukan pemutakhiran data, upaya lain yang dilakukan adalah dengan mengundang setiap SKPD yang masih memiliki temuan untuk melakukan pembahasan dalam setiap temuan yang belum selesai. Kegiatan tersebut dilaksanakan dengan membentuk Tim Pendampingan Penyelesaian Tindak Lanjut bagi setiap SKPD. Pencapaian indikator ini dilaksanakan melalui Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah melalui kegiatan Tindaklanjut Hasil Temuan Pengawasan. Indikator kinerja Persentase rekomendasi hasil pemeriksaan eksternal yang telah ditindaklanjuti realisasinya mencapai target. Yang dimaksud dengan rekomendasi hasil pemeriksaan eksternal dalam indikator kinerja ini yaitu hasil pemeriksaan BPK RI dan hasil pemeriksaan Inspektorat Provinsi Jawa Barat. Akan tetapi pada data awal yang tercantum dalam Rencana Strategis Inspektorat (sampai dengan tahun 2013), temuan hasil pemeriksaan Inspektorat Provinsi Jawa Barat sudah seluruhnya mendapatkan status

tindaklanjut selesai. Dengan demikian terdapat 403 (empat ratus tiga) rekomendasi hasil pemeriksaan eksternal yang harus ditindaklanjuti dan belum mendapat status penyelesaian tindaklanjut Selesai (S), yang merupakan rekomendasi hasil pemeriksaan BPK RI.