SISTEM INFERENSI FUZZY UNTUK MENENTUKAN SENSASI CITRA WARNA

dokumen-dokumen yang mirip
Aplikasi Teori Kombinatorial Dalam Penomeran Warna

Journal of Informatics and Technology, Vol 1, No 1, Tahun 2012, p

Pengolahan citra. Materi 3

UJI COBA THRESHOLDING PADA CHANNEL RGB UNTUK BINARISASI CITRA PUPIL ABSTRAK

WARNA PERSIAPAN GRAFIKA GRAPHIC DESIGN

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd

DIMENSI WARNA. DEDDY AWARD WIDYA LAKSANA, M.Pd

REPRESENTASI KUERI SPASIAL WARNA DENGAN LOGIKA FUZZY PADA SISTEM PEROLEHAN CITRA

REPRESENTASI KUERI SPASIAL WARNA DENGAN LOGIKA FUZZY PADA SISTEM PEROLEHAN CITRA

KOMPOSISI WARNA Semester Ganjil DKV - UNINDRA PGRI Dra. Winny Gunarti, M.Ds.

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM)

Sesi 2: Image Formation. Achmad Basuki PENS-ITS 2006

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. Warna merupakan ciri dominan yang bisa dibedakan secara visual untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

JURNAL SISTEM PENENTUAN HARGA PERCETAKAN FOTO DIGITAL MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO DI ALIEF COMPUTER KOTA KEDIRI

IMPLEMENTASI FUZZY MAMDANI DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN KESESUAIAN BIDANG PEMINATAN MAHASISWA (STUDI KASUS : UNIVERSITAS POTENSI UTAMA)

Warna Perancangan Ruang Dalam 2015/2016

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR

PENERAPAN HAND MOTION TRACKING PENGENDALI POINTER PADA VIRTUAL MOUSE DENGAN METODE OPTICAL FLOW

BAB II LANDASAN TEORI. untuk melakukan pekerjaan antara lain, yaitu: terutama gambar logo dua dimensi.

1.1 Intensitas. 1.2 Luminansi. 1.3 Lightness. 1.4 Hue. 1.5 Saturasi

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

COLOR TEHORY. Ir Wahyu Catur Wibowo, M.Sc, Ph.D

IMPLEMENTASI PENGOLAHAN CITRA UNTUK MENGHITUNG RESISTANSI RESISTOR MENGGUNAKAN METODE BACK PROPAGATION

Adobe Photoshop CS3. Bagian 2 Bekerja dalam Photoshop

PENDETEKSIAN OBJEK BERWARNA BIRU MENGGUNAKAN MATLAB R2013a

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. menawarkan pencarian citra dengan menggunakan fitur low level yang terdapat

PENDETEKSIAN TEPI CITRA DIGITAL DENGAN LOGIKA FUZZY

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

RANCANG BANGUN SISTEM PELACAKAN OBJEK SECARA REAL TIME BERDASARKAN WARNA

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

ARTIKEL Tehnik Pecah Warna dalam Pembelajaran IPA

Peningkatan Kualitas Citra Digital Berbasis Color Constancy Menggunakan Gray World

Studi Digital Watermarking Citra Bitmap dalam Mode Warna Hue Saturation Lightness

PENERAPAN LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN SISTEM INFERENSI METODE TSUKAMOTO PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PEREMPATAN MANDAN KABUPATEN SUKOHARJO

PENENTUAN TITIK PERCABANGAN SKELETON MANUSIA DENGAN ATURAN IF-THEN. Sukmawati Nur Endah 1, M. Rahmat Widyanto 2

DENIA FADILA RUSMAN

Aplikasi Pengolahan Citra DETEKSI WARNA. Achmad Basuki PENS-ITS, 26 Des 2006

Pembentukan Citra. Bab Model Citra

PRAPROSES CITRA MENGGUNAKAN KOMPRESI CITRA, PERBAIKAN KONTRAS, DAN KUANTISASI PIKSEL

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic.

Deteksi dan Klasifikasi Citra Berdasarkan Warna Kulit Menggunakan HSV

BAB 2 LANDASAN TEORI

Deteksi Warna. Resty Wulanningrum,S.Kom Universitas Nusantara PGRI Kediri

By: Ahmad SYAUQI Ahsan

WARNA. Prodi D3 Manajemen Informatika WIU RHN TFN RYD

Pertemuan 2 Representasi Citra

corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini. Kain batik merupakan ciri khas dari bangsa I

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan

BINARISASI CITRA MENGGUNAKAN PENCOCOKAN PIKSEL

DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I Made Satria Wibawa 2 ABSTRAK

REVIEW PENERAPAN FUZZY LOGIC SUGENO DAN MAMDANI PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PRAKIRAAN CUACA DI INDONESIA

Perbandingan Metode Pergeseran Rata-Rata, Pergeseran Logaritma, dan Alpha Blending Dalam Proses Metamorfosis dari Dua Gambar Dijital

MEMBANGUN PERANGKAT LUNAK PENENTUAN DAYA LISTRIK DENGAN LOGIKA FUZZY

PENGATURAN KECERAHAN DAN KONTRAS CITRA SECARA AUTOMATIS DENGAN TEKNIK PEMODELAN HISTOGRAM

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. mendeteksi tempat parkir yang telah selesai dibuat. Dimulai dari pengambilan

IMPLEMENTASI FUZZY MAMDANI DALAM MENENTUKAN PEMBELIAN CAT (STUDI KASUS PT. XYZ)

ANALISIS CONTRAST STRETCHING MENGGUNAKAN ALGORITMA EUCLIDEAN UNTUK MENINGKATKAN KONTRAS PADA CITRA BERWARNA

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA

Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2)

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

PRINSIP-PRINSIP KOMPOSISI. Kesatuan/unity Keselarasan/harmony Keseimbangan/balance Proporsi /Proportion Irama/Rhytm Tekanan/Emphasize

Gambar 4.1 Diagram Percobaan

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

Metode Fuzzy. Analisis Keputusan TIP FTP UB

Implementasi Algoritma Kompresi Shannon Fano pada Citra Digital

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

Pengolahan Citra INTERACTIVE BROADCASTING. Yusuf Elmande., S.Si., M.Kom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran

Kriptografi Visual Berwarna dengan Metode Halftone

BAB II Tinjauan Pustaka

SAMPLING DAN KUANTISASI

Grafik Komputer dan Pengolahan Citra. Pengolahan Citra : Representasi Citra. Universitas Gunadarma Pengolahan Citra : Representasi Citra 1/16

IV PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM SELEKSI METODE EOR

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Erwinsyah Hasibuan (1996) dalam penelitian Tugas Akhirnya : kualitas

Gambar 3.1 Contoh Citra yang digunakan

PENERAPAN ALGORITMA LATENT SEMANTIC INDEXING PADA CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL SYSTEM

Penggunaan Mamdani Fuzzy Expert System untuk Mengevaluasi Kinerja Dosen

Dasar-dasar Photoshop

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

BAB 3 ALGORITMA PERENCANAAN SISTEM PENGENALAN PENYAKIT DARAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

METODE PENALARAN SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN MODEL HIBRID FUZZY DEMPSTER SHAFER UNTUK IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG

STUDY TENTANG APLIKASI FUZZY LOGIC MAMDANI DALAM PENENTUAN PRESTASI BELAJAR SISWA (STUDY KASUS: SMP PEMBANGUNAN NASIONAL PAGAR MERBAU)

SEGMENTASI WARNA CITRA DENGAN DETEKSI WARNA HSV UNTUK MENDETEKSI OBJEK

Rifqi Baihaqi. Abstrak. Pendahuluan. proses oleh otak. warna juga. yang. copyright

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 4 Pengolahan Titik (2) Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

PENINGKATAN KUALITAS CITRA DENGAN METODE FUZZY POSSIBILITY DISTRIBUTION

Studi dan Eksperimen terhadap Kombinasi Warna untuk Kriptografi Visual Warna Kromatik. Ibnu Alam

Transkripsi:

Sukmawati Nur Endah, Priyo Sidik Sasongko, Helmie Arif Wibawa, Frediansah SISTEM INFERENSI FUZZY UNTUK MENENTUKAN SENSASI CITRA WARNA Sukmawati Nur Endah, Priyo Sidik Sasongko, Helmie Arif Wibawa, Frediansah Program Studi Ilmu Komputer/Informatika Jurusan matematika FMIPA Universitas Diponegoro sukma_ne@yahoo.co.id; sukma_ne@undip.ac.id ABSTRAK Penelitian ini mengusulkan suatu metode untuk menentukan sensasi sebuah citra dengan menggunakan sistem inferensi fuzzy. Sensasi citra didasarkan pada teori Itten yang terdiri dari sensasi hangat, dingin, santai, gundah dan hidup. Metode yang digunakan menggunakan dua sistem inferensi fuzzy Mamdani. Sistem inferensi fuzzy I digunakan untuk menentukan warna dominan tiap region citra input. Warna yang merupakan output dari sistem inferensi fuzzy I terdiri dari 12 warna berdasarkan Itten runge sphere ditambah 1 warna netral. Hasil output sistem inferensi fuzzy I merupakan input bagi sistem inferensi fuzzy II. Output dari sistem inferensi fuzzy II berupa sensasi citra yang berdasarkan teori Itten. Dari pengujian 30 citra, tingkat kesesuaian yang dihasilkan dengan metode ini sebesar 73,33%. Penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut untuk membuat suatu perangkat lunak penemuan kembali citra berdasarkan sensasi yang diinginkan. Kata kunci : sensasi citra, sistem inferensi fuzzy 1. Pendahuluan Perkembangan teknologi yang pesat memicu berbagai penelitian untuk menghasilkan suatu aplikasi yang dapat bermanfaat bagi manusia. Salah satu objek penelitian yang saat ini berkembang adalah citra digital. Dengan mengacu pada atribut-atribut sebuah citra digital, dapat dihasilkan sebuah aplikasi sesuai dengan yang diinginkan, sebagai contoh sistem temu kembali citra. Secara umum, atribut-atribut citra dibedakan atas atribut tingkat rendah (low level) dan atribut tingkat tinggi (high level). Atribut tingkat rendah adalah atribut visual seperti warna, bentuk, tekstur dan hubungan tata letak. Atribut tingkat tinggi terbagi atas dua (2), yaitu primitif semantik dan sensasi yang ditimbulkannya. Primitif semantik adalah abstraksi dari tanda visual seperti objek, peran dan situasi. Sensasi yang ditimbulkan antara lain impresi, emosi dan makna yang ditimbulkan oleh citra pada pengamat. Atribut tingkat tinggi didapatkan melalui prosedur inferensi yang kompleks terhadap atribut-atribut tingkat rendah dari citra tersebut [1, 2]. Salah satu teori yang merumuskan hubungan antara komposisi warna dengan sensasi yang ditimbulkan oleh pengamat adalah teori Itten [3]. Teori ini telah digunakan sebagai dasar dalam beberapa penelitian diantaranya penelitian Zoran [1] dan Alfina [2]. Hasil penelitian Alfina [2] yang berbasis fuzzy telah terbukti lebih baik dari penelitian Zoran [1] yang tanpa menggunakan pendekatan fuzzy. Teknik fuzzy yang digunakan Alfina [2] hanya sebatas merepresentasikan jenis sensasi ke dalam himpunan fuzzy, sehingga hasil untuk beberapa sensasi relatif masih rendah. Untuk itu dalam penelitian ini akan diusulkan suatu sistem inferensi fuzzy untuk menentukan jenis sensasi sebuah citra, dalam hal ini dibatasi hanya untuk citra warna. 2. Teori Itten Teori Itten merupakan salah satu teori yang merumuskan hubungan antara komposisi warna pada lukisan dan sensasi yang ditimbulkan terhadap manusia yang melihat lukisan tersebut [3]. Teori Itten dirumuskan berdasarkan klasifikasi warna dengan pemodelan yang disebut Itten-Runge sphere. Itten-Runge sphere berbentuk sistem koordinat dalam ruang bola. Itten-Runge sphere terdiri dari 12 hue, yang Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 2, Nomor 1, ISSN 2086 4930 33

Sistem Inferensi Fuzzy Untuk Menentukan Sensasi Citra Warna masing-masing mempunyai lima tingkat kecerahan dan tiga tingkat saturasi, sehingga berjumlah 180 warna. Keduabelas hue tersebut terdapat pada sepanjang meridian dari Itten- Runge sphere, sementara saturasi meningkat seiring dengan bertambahnya jari-jari. Itten menamai hue-hue tersebut merah, merah-jingga, jingga, jingga-kuning, kuning, kuning-hijau, hijau, hijau-biru, biru, biru-ungu, ungu dan ungu-merah. Dengan menggunakan Itten-Runge sphere, hubungan antara komposisi warna pada citra dengan sensasi yang ditimbulkannya bisa dijelaskan dengan mudah. Berdasarkan posisi warna pada Itten-Runge sphere, Itten mengelompokkan kombinasi warna atas dua jenis, yaitu kombinasi warna kontras dan kombinasi warna harmonis. Sifat kontras menentukan derajat perbedaan antara satu subjek dengan daerah sekitarnya. Salah satu contoh komposisi warna kontras adalah pasangan warna komplemeter. Menurut teori Itten, warna-warna komplementer adalah pasangan warna yang posisinya pada Itten-Runge sphere terletak saling berlawanan. Sedangkan kombinasi warna harmonis adalah kombinasi warna yang menimbulkan efek stabilitas kepada mata manusia. Kombinasi warna ini didapatkan dengan menghubungkan warna-warna pada Itten-Runge sphere sedemikian sehingga terbentuk poligon berbentuk teratur seperti segitiga sama sisi atau bujur sangkar. Berdasarkan Teori Itten, kombinasi warna yang berbeda menimbulkan sensasi yang berbeda pula. Misalnya warna komplementer yang saling berdekatan menimbulkan sensasi yang menenangkan atau santai terhadap pengamat. Tabel 1 menampilkan kombinasikombinasi warna beserta sensasi yang dirumuskan oleh Itten [3]. Tabel 1. Teori Itten tentang Sensasi Sensasi Kombinasi Warna Hangat Dari warna kuning hingga ungumerah pada Itten-Runge sphere Dingin Dari warna ungu hingga hijaukuning pada Itten-Runge sphere Santai Pasangan warna komplementer terletak saling berdekatan Gundah Tidak terdapat pasangan warna yang kontras (diperkuat oleh warna kuning tua dan ungu) Hidup Terdapat kombinasi warna-warna harmonis 3. Gambaran Umum Sistem Gambaran umum sistem untuk menentukan sensasi sebuah citra adalah seperti dalam gambar 1 berikut. Pembagian region citra Sistem Inferensi Fuzzy I Sistem Inferensi Fuzzy II Gambar 1. Gambaran Umum Sistem Dari gambar 1, terlihat bahwa sebelum diproses dalam sistem inferensi fuzzy, citra input dibagi terlebih dulu menjadi 4 region dengan pembagian seperti gambar 2. R1 R2 R3 R4 Gambar 2. Region Citra 34 Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 2, Nomor 1, ISSN 2086 4930

Sukmawati Nur Endah, Priyo Sidik Sasongko, Helmie Arif Wibawa, Frediansah Tujuan dibaginya region ini karena berdasarkan teori Itten, beberapa jenis sensasi merupakan kombinasi dari beberapa warna. Untuk menjelaskan konsep kombinasi ini, dibuatlah region-region yang dicari warna dominannya di tiap region. Sehingga kombinasi warna didapatkan dari kombinasi warna dominan tiap region. Sistem inferensi fuzzy yang digunakan menggunakan metode Mamdani. Sistem inferensi fuzzy I (SIF I) digunakan untuk menentukan warna dominan tiap region. SIF I ini mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh Frediansah dan Sukmawati [4]. Dalam SIF I terdapat 3 variabel input, yaitu variabel Red, variabel Green dan variabel Blue sesuai dengan model warna RGB. Fungsi keanggotaan masing-masing variabel adalah sebagai berikut : Variabel output dari SIF I adalah ke-12 warna pada itten-runge sphere ditambah satu warna netral, yaitu untuk warna-warna yang tidak ada dalam itten-runge sphere, yang meliputi warna hitam, putih dan warna di antaranya (abu-abu). Fungsi keanggotaan variabel output SIF II seperti terlihat pada gambar 4. Aturan dalam SIF I menggunakan 29 rules, diantaranya : If (Red is tinggi) and (Green is rendah) and (Blue is rendah) then (Itten is merah) If (Red is tinggi) and (Green is tinggi) and (Blue is rendah) then (Itten is kuning) If (Red is rendah) and (Green is tinggi) and (Blue is rendah) then (Itten is hijau) If (Red is rendah )and (Green is rendah) and (Blue is rendah) then (Itten is biru) If (Red is rendah) and (Green is tinggi) and (Blue is tinggi) then (Itten is hijau-biru) If (Red is tinggi) and (Green is tinggi) and (Blue is tinggi) then (Itten is netral) Metode defuzzifikasi yang digunakan adalah metode centroid. Fungsi keanggotaan Red Fungsi keanggotaan Green Fungsi keanggotaan Red Gambar 3. Fungsi Keanggotaan Input Sistem Inferensi Fuzzy I [4] Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 2, Nomor 1, ISSN 2086 4930 35

Sistem Inferensi Fuzzy Untuk Menentukan Sensasi Citra Warna Gambar 4. Fungsi Keanggotaan Output Sistem Inferensi Fuzzy I [4] Sistem inferensi fuzzy II (SIF II) digunakan untuk menentukan sensasi citra berdasarkan warna-warna dominan tiap region. Input dalam SIF II merupakan warna Itten tiap region hasil dari SIF I. Sehingga variabel input SIF II berjumlah 4, yaitu variabel R1, R2, R3 dan R4. Berikut fungsi keanggotaan variabel input SIF II. 36 Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 2, Nomor 1, ISSN 2086 4930

Sukmawati Nur Endah, Priyo Sidik Sasongko, Helmie Arif Wibawa, Frediansah Gambar 5. Fungsi Keanggotaan R1, R2, R3, dan R4 Sedangkan variabel output SIF II adalah sensasi dengan range (jangkauan) nilai yang digunakan adalah 0 1. Sensasi mempunyai lima fungsi keanggotaan yaitu hangat, santai, hidup, gundah, dingin seperti terlihat dalam gambar 6. Gambar 6. Fungsi Keanggotaan Variabel Output Sensasi Aturan dalam SIF II berjumlah 341 buah. Aturan ini mangacu pada teori Itten tentang hubungan warna dan sensasi yang tiap sensasinya dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Hangat Dalam citra tersebut didominasi oleh warna ungu merah, merah, merah jingga, jingga, jingga kuning atau kuning. b. Santai Warna-warna berikut letaknya di tiap region saling berdekatan, yaitu warna kuning dan unggu, jingga kuning dan biru ungu, biru dan jingga, hijau biru dan merah jingga, hijau dan merah serta kuning hijau dan ungu merah. c. Gundah Dalam tiap regionnya tidak ada pasangan yang kontras sehingga dalam citra tersebut warna-warnanya tidak berbeda Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 2, Nomor 1, ISSN 2086 4930 37

Sistem Inferensi Fuzzy Untuk Menentukan Sensasi Citra Warna jauh, seperti ungu merah dan merah, merah dan merah jingga, merah jingga dan jingga, jingga dan jingga kuning, jingga kuning dan kuning, kuning dan kuning hijau, kuning hijau dan hijau, hijau dan hijau biru, hijau biru dan biru, biru dan biru ungu, biru ungu dan ungu serta ungu dan ungu merah. d. Hidup Warna dalam sensasi ini merupakan kombinasi warna-warna harmonis, yaitu kuning, merah, biru; merah jingga, kuning hijau, biru ungu; jingga, hijau, ungu; jingga kuning, hijau biru, ungu merah; merah, jingga kuning, hijau, biru ungu; merah jingga, kuning, hijau biru, ungu; dan kombinasi warna jingga, kuning hijau, biru dan ungu merah. e. Dingin Sensasi ini dalam regionnya di dominasi oleh warna ungu, biru ungu, biru, hijau biru, hijau atau kuning hijau. Beberapa aturan yang ada dalam SIF II diantaranya : If (R1 is jingga) and (R2 is jingga) and (R3 is jingga) and (R4 is jingga) then (Sensasi is Hangat) If (R1 is hijau) and (R2 is hijau) and (R3 is hijau) and (R4 is hijau) then (Sensasi is Dingin) If (R1 is ungu) and (R2 is merah jingga) and (R3 is hijau biru) and (R4 is kuning) then (Sensasi is Hidup) If (R1 is merah) and (R2 is jingga kuning) and (R3 is hijau) and (R4 is biru ungu) then (Sensasi is Hidup) If (R2 is jingga kuning) and (R3 is hijau biru) and (R4 is ungu merah) then (Sensasi is Hidup) If (R1 is jingga) and (R2 is jingga kuning) and (R3 is jingga kuning) and (R4 is jingga) then (Sensasi is Gundah) If (R1 is hijau) and (R2 is kuning hijau) and (R3 is hijau) and (R4 is kuning-hijau) then (Sensasi is Gundah) If (R1 is kuning) and (R2 is ungu) and (R3 is ungu) and (R4 is kuning) then (Sensasi is Santai) If (R1 is merah) and (R2 is hijau) and (R3 is merah) and (R4 is hijau) then (Sensasi is Santai) If (R2 is jingga kuning) and (R3 is jingga kuning) and (R4 is jingga kuning) then (Sensasi is Hangat) Metode defuzzifikasi yang digunakan dalam SIF II adalah metode centroid. 4. Pengujian dan Analisis 4.1. Pengujian Pengujian dilakukan dengan menggunakan 30 citra warna berbentuk square yang dibagi dalam 4 region. Masing-masing region dapat memiliki warna yang sama dengan region lain. Berikut adalah hasil pengujian yang telah dilakukan. Tabel 2. Hasil Pengujian 1 Citra 1 Santai Hangat Tidak sesuai 2 Citra 2 Dingin Dingin Sesuai 38 Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 2, Nomor 1, ISSN 2086 4930

Sukmawati Nur Endah, Priyo Sidik Sasongko, Helmie Arif Wibawa, Frediansah 3 Citra 3 Dingin Dingin Sesuai 4 Citra 4 Dingin Dingin Sesuai 5 Citra 5 Dingin Dingin Sesuai 6 Citra 6 Dingin Dingin Sesuai 7 Citra 7 Dingin Dingin Sesuai 8 Citra 8 Dingin Dingin Sesuai 9 Citra 9 Dingin Gundah Tidak sesuai 10 Citra 10 Dingin Dingin Sesuai 11 Citra 11 Dingin Dingin Sesuai Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 2, Nomor 1, ISSN 2086 4930 39

Sistem Inferensi Fuzzy Untuk Menentukan Sensasi Citra Warna 12 Citra 12 Hangat Hangat Sesuai 13 Citra 13 Hidup Santai Tidak sesuai 14 Citra 14 Hangat Hangat Sesuai 15 Citra 15 Hangat Hangat Sesuai 16 Citra 16 Hangat Hangat Sesuai 17 Citra 17 Hangat Hangat Sesuai 18 Citra 18 Santai Hangat Tidak sesuai 19 Citra 19 Hangat Hangat Sesuai 20 Citra 20 Santai Gundah Tidak sesuai 40 Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 2, Nomor 1, ISSN 2086 4930

Sukmawati Nur Endah, Priyo Sidik Sasongko, Helmie Arif Wibawa, Frediansah 21 Citra 21 Hangat Hangat Sesuai 22 Citra 22 Dingin Dingin Sesuai 23 Citra 23 Dingin Dingin Sesuai 24 Citra 24 Hangat Hangat Sesuai 25 Citra 25 Hidup Gundah Tidak sesuai 26 Citra 26 Hidup Gundah Tidak sesuai 27 Citra 27 Gundah Gundah Sesuai 28 Citra 28 Hidup Hidup Sesuai 29 Citra 29 Hidup Santai Tidak sesuai Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 2, Nomor 1, ISSN 2086 4930 41

Sistem Inferensi Fuzzy Untuk Menentukan Sensasi Citra Warna 30 Citra 30 Hidup Hidup Sesuai 4.2. Analisis Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa dari 30 citra, 8 citra menunjukkan ketidaksesuaian sensasi antara sistem inferensi fuzzy yang dihasilkan dengan melihat langsung citra dan menentukan sensasinya sesuai dengan teori Itten yang telah didefinisikan sebelumnya. Sedangkan 22 citra lainnya menunjukkan kesesuaian. Sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat kesesuaian sistem yang dibuat sebesar 73,33 %. Tingkat keakuratan berdasarkan sensasi yang dihasilkan dapat dilihat dalam tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Tingkat Keakuratan Tiap Sensasi Sensasi Jumlah Keterangan Tingkat citra Sesua Tidak keakuratan hasil SIF i Sesuai Hangat 8 8 0 100% Dingin 12 11 1 91,67% Santai 3 0 3 0% Gundah 1 1 0 100% Hidup 6 2 4 33,3% Jumlah 308 22 8 Dari tabel 3 menunjukkan bahwa sensasi santai dan hidup memiliki tingkat keakuratan yang rendah. Hal ini kemungkinan dikarenakan penempatan range yang kurang tepat pada kedua sensasi ini dalam SIF II khususnya di bagian variabel output sensasi. 5. Kesimpulan dan Saran Dari pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa perlu dilakukan penyesuaian kembali range tiap sensasi dalam variabel output sensasi khususnya sensasi santai dan sensasi hidup. Selain itu penentuan sensasi sebuah citra dapat menggunakan sistem inferensi fuzzy yang telah dikembangkan ini, mengingat tingkat kesesuaian yang relatif tinggi yaitu 73,33%. Pada pengembangan selanjutnya, dapat dibuat suatu perangkat lunak untuk menemukan kembali citra berdasarkan sensasi yang diinginkan user. Referensi [1] Zoran Steji C, Y. Takama dan K. Hirota, Integrated Retrieval of Images and Text : Image Indexing Using Sensitivity Expressions. The 37 th Seminar on Intelligent Control (SIC2000-1), pp. 15-18, September 2000. [2] Ika Alfina dan M. Rahmat Widyanto, Sistem Temu kembali Citra untuk Sensasi Berbasis Teori Fuzzy, Proceedings of national Conference on Computer Science & Information Technology 2007, January 29-30, 2007, Faculty of Computer Science University Indonesia [3] Johannes Itten, The Art of Color, Otto Maier Verlag, Ravenburg, Germany, 1961 [4] Frediansah dan Sukmawati Nur Endah, Penggolongan Warna dalam Itten-Runge Sphere dengan Sistem Inferensi Fuzzy, Prosiding Seminar Nasional Ilmu Komputer Universitas Diponegoro 2010, 7 Agustus 2010, Semarang 42 Jurnal Masyarakat Informatika, Volume 2, Nomor 1, ISSN 2086 4930