Gambar 4.1 Diagram Percobaan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar 4.1 Diagram Percobaan"

Transkripsi

1 BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kerangka Percobaan Pada bab ini dilakukan pembahasan dari implementasi terhadap sistem yang telah dirancang, berupa cara kerja sistem dan pembahasan data-data percobaan yang dilakukan untuk melihat pengaruh beberapa parameter terhadap kinerja sistem. Gambar 4.1 Diagram Percobaan 55

2 56 Percobaan segmentasi objek dibawah pengaruh pencahayaan dilakukan dengan beberapa kondisi pada gambar 4.1 dengan memperhatikan parameter yang mempengaruhi keberhasilan sistem. Percobaan object variable Tujuan dilakkan percobaan object variable untuk mengetahui pengaruh parameter bentuk, warna dan tekstur objek foreground terhadap sistem segmentasi. Dalam percobaan ini digunakan tiga macam objek yang masing-masing objek memiliki bentuk berbeda yaitu cangkir, M-key BCA, dan pena. Percobaan background variable Tujuan dilakukan percobaan background variable untuk mengetahui pengaruh warna serta jumlah objek background yang akan digunakan pada percobaan terhadap keberhasilan sistem. Percobaan akan dilakukan dengan dua kondisi background yang berbeda yaitu kondisi satu buah objek sebagai background yang memiliki warna bervariasi dan kondisi dengan tiga buah objek sebagai background. Percobaan illumination Tujuan dilakukan percobaan dengan nilai intentas cahaya yang berbeda untuk mengetahui pengaruh nilai intensitas cahaya terhadap keberhasilan segmentasi. 4.2 Spesifikasi Sistem Sistem yang dirancang memiliki spesifikasi sebagai berikut : - Menggunakan 1 unit webcam. - Menggunakan lampu sorot sebagai sumber pencahayaan - Menggunakan workbench dari kayu dengan dimensi panjang x lebar x tinggi (85cm x 20cm x 40cm) - Menggunakan background warna putih

3 57 - Menggunakan 1 unit buku sebagai objek background - Menggunakan 1 unit kotak warna oranye sebagai objek background - Menggunakan 1 unit pemantik api sebagai objek background - Menggunakan 1 lembar hansaplast sebagai objek background - Menggunakan 1 unit pena sebagai objek foreground - Menggunakan 1 unit M-key BCA sebagai objek foreground - Menggunakan 1 unit kaleng susu sebagai objek foreground - Menggunakan 1 unit cangkir - Sistem operasi yang digunakan pada personal computer adalah Windows 7 - Menggunakan software Matlab - Menggunakan Image Acquisition Toolbox - Menggunakan Image Processing Toolbox 4.3 Prosedur Operasional Langkah langkah dalam pengoperasian : 1. Siapkan peralatan a) Komputer -Nyalakan komputer -Buka aplikasi Matlab b) Kamera -Pasang Kamera pada Workbench secara vertical seperti pada gambar 4.2 -Hubungkan kamera dengan komputer dengan menggunakan kabel USB

4 58 Gambar 4.2 Kamera webcam c) Lampu sorot -Pasang lampu sorot pada workbench seperti pada gambar 4.3 -Pada workbench terdapat dudukan slider untuk lampu Gambar 4.3 Lampu sorot 2. Buka program Matlab 3. Untuk melakukan pengambilan citra menggunakan program acquisition image yaitu gelas2.m pada gambar 4.4

5 59 Gambar 4.4 Tampilan menu open pada Matlab 4. Setelah tampilan program untuk image acquisition terbuka, beri nama file untuk citra yang akan diambil sebagai citra background atau citra foreground pada fungsi imwrite seperti pada gambar 4.5 Gambar 4.5 Tampilan koding script image acquisition pada Matlab

6 60 5. Tampilan saat mengambil citra background pada gambar 4.6, untuk mengambil citra background. Gambar 4.6 Tampilan execute Image Acquistion untuk background 6. Tampilan saat mengambil citra foreground seperti pada gambar 4.7 Gambar 4.7 Tampilan execute Image Acquistion untuk foreground pada Matlab

7 61 7. Setelah citra background dan foreground diambil, buka program untuk segmentasi yaitu newedge.m pada gambar 4.8. Masukan file citra background dan citra foreground yang telah diambil pada image acquisition untuk dilakukan proses segmentasi. Gambar 4.8 Tampilan koding script segmentasi pada Matlab 8. Jalankan program segmentasi 9. Maka akan didapatkan tampilan citra objek yang sudah tersegmentasi pada gambar Citra yang ditangkap oleh kamera dan selanjutnya diproses di komputer memiliki ukuran 480x640.

8 62 Gambar 4.9 Tampilan execute koding segmentasi pada Matlab 4.4 Implementasi Implementasi yang dilakukan ditujukan untuk menguji parameter yang mempengaruhi output sistem yang telah dirancang. Parameter yang digunakan adalah intensitas cahaya, warna, bentuk dan tekstur objek. Pada tahap implementasi penulis menggunakan dua kali pengambilan gambar yaitu background dan foreground. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam implementasi adalah : Bagaimana kondisi objek background yang memiliki warna, bentuk dan tekstur bervariasi berpengaruh terhadap sistem segmentasi? Bagaimana kondisi objek foreground yang memiliki warna dan bentuk bervariasi berpengaruh terhadap sistem segmentasi? Bagaimana kondisi jumlah objek sebagai backgound berpengaruh terhadap sistem segmentasi? Bagaimana pengaruh perubahan intensitas cahaya pada lingkungan sekitar terhadap keberhasilan proses segmentasi objek? Bagaimana pengaruh intensitas cahaya yang sangat rendah terhadap sistem segmentasi?

9 63 Berdasarkan hal-hal tersebut maka implementasi yang harus dilakukan adalah : Pengambilan gambar objek untuk foreground dengan variasi bentuk dan warna yang berbeda. Pengambilan gambar objek untuk background dengan variasi warna dan tekstur yang berbeda. Pengambilan gambar objek dengan jumlah yang berbeda untuk background. Pengambilan gambar dengan berbagai jenis intensitas cahaya sampai 100 lux dengan range 50 lux. Pengambilan gambar dengan intensitas cahaya dari 100 lux sampai 1100 lux dengan range 100 lux. Citra yang ditangkap oleh kamera mengandung dua macam objek yang memiliki bentuk dan warna berbeda dengan latar belakang berwarna putih. Objek yang diinginkan akan disegmentasi dari objek lain yang menjadi latar belakang atau background. Gambar 4.10 Pengambilan citra

10 64 Pengambilan citra dilakukan dengan workbench yang digunakan seperti telihat pada gambar Kamera diletakkan tegak lurus terhadap posisi objek diletakkan. Jarak dari lampu sorot terhadap objek disesuaikan dengan lux yang diinginkan. Untuk mendapatkan intensitas cahaya sebesar lux maka lampu sorot diletakan 27 cm terhadap objek yang akan disegmentasi. Sedangkan untuk mendapatkan intensitas sangat rendah misalnya 10 sampai 100 lux maka di letakkan 40 cm terhadap objek yang akan disegmentasi. Gambar 4.11 Objek yang akan disegmentasi Gambar 4.11 objek-objek yang digunakan untuk segmentasi pada sistem yang diantaranya cangkir dan kaleng susu mewakili objek berbentuk lingkaran, pena mewakili persegi panjang dan M-key BCA mewakili objek tidak teratur. (a) (b) Gambar 4.12 (a) Citra background satu objek dan (b) citra background empat objek

11 65 Gambar 4.12 citra dengan intensitas cahaya 50 lux terdiri dari objek buku dengan latar belakang dengan variasi warna dan citra background dengan kondisi lain terdiri dari empat objek dengan variasi warna yang lebih beragam pada objek-objek tersebut. 4.5 Evaluasi Analisa Intensitas Cahaya dan Variabel Objek Tabel 4.1 Citra foreground objek pena dan hasil segmentasi Benda Intensitas cahaya rendah (51 lux -100 lux) Intensitas cahaya tengah (501 lux -600 lux) Pena Intensitas cahaya tinggi (1001 lux lux ) Hasil segmentasi Tabel 4.1 menunjukkan citra foreground dengan objek pena yang ingin dipisahkan dari background yaitu buku sehingga didapatkan citra objek yang diinginkan untuk dipisahkan yaitu pena. Objek pena mewakili bidang persegi panjang yang luas permukannya tidak terlalu besar dan memiliki tekstur warna gelap atau hitam. Dengan intensitas cahaya yang diberikan senilai 50 lux, tengah

12 lux, dan intensitas paling tinggi 1001 lux objek pena dapat berhasil disegmentasi pada sistem, walaupun masih memiliki noise pada citra hasil segmentasi yang dikarenakan warna background di sekitar pena memiliki nilai intensitas pixel yanag hampir sama dengan nilai intensitas pixel objek pena tersebut. Perbedaan nilai intensitas pixel tersebut diakibatkan oleh besarnya nilai intensitas cahaya yang diberikan untuk percobaan. Semakin tinggi nilai intensitas cahaya yang diberikan yaitu 1001 lux maka nilai intensitas pixel pada citra akan semakin kontras antara background dengan objek pena warna gelap yang akan disegmentasi. Benda Cangkir Tabel 4.2 Citra foreground objek cangkir dan hasil segmentasi Intensitas cahaya rendah Intensitas cahaya tengah Intensitas cahaya tinggi (51 lux 100 lux) (501 lux 600 lux) (1001 lux 1100 lux) Hasil Segmentasi Gambar 4.2 tabel menunjukkan citra foreground dengan objek cangkir yang ingin kita pisahkan dari background buku dengan nilai intensitas cahaya yang diberikan yaitu 51 lux, 501 lux dan 1001 lux sehingga didapatkan citra objek yang disegmentasi yaitu objek cangkir. Objek cangkir yang mewakili

13 67 bidang lingkaran memiliki tekstur warna putih dapat berhasil disegmentasi pada sistem. Berbeda dengan percobaan sebelumnya saat menggunakan objek pena sebagai foreground, percobaan dengan objek cangkir memiliki citra hasil segmentasi lebih baik diperlihatkan pada tabel 4.2 yaitu segmentasi objek cangkir memberikan hasil citra lebih bersih dibandingkan dengan objek pena. Benda M-key BCA Tabel 4.3 Citra foreground objek M-key BCA dan hasil segmentasi Intensitas cahaya rendah Intensitas cahaya tengah Intensitas cahaya tinggi (51 lux -100 lux) (501 lux 600 lux) (1000 lux 1100 lux) Gambar 4.3 tabel menunjukkan citra foreground dengan objek M-key BCA yang ingin dipisahkan dari background sehingga didapatkan objek yang disegmentasi yaitu objek M-key BCA. Objek M-Key BCA berbentuk tidak teratur memiliki tekstur warna yang beragam yaitu warna biru, putih dan merah. Dengan intensitas yang diambil dari terendah 51 lux, intensitas tengah 501 lux, dan intensitas tinggi 1001 lux M-key BCA dapat berhasil disegmentasi oleh sistem seperti pada tabel 4.3. Citra hasil segmentasi M-Key BCA lebih baik

14 68 dibandingkan dengan objek pena, meskipun masih ada terlihat noise di sekitar tepi-tepi objek. Benda Kalen g Susu Tabel 4.4 Citra foreground objek kaleng susu dan hasil segmentasi Intensitas cahaya rendah Intensitas cahaya tengah Intensitas cahaya tinggi (50 lux) (500 lux) (1000 lux) Tabel 4.4 menunjukkan citra foreground dengan objek kaleng susu yang ingin dipisahkan dari background sehingga di dapat objek yang disegmentasi yaitu objek kaleng susu. Objek kaleng susu mewakili bidang lingkaran memiliki tekstur warna hitam dan putih dengan intensitas 51 lux, intensitas tengah 501 lux, dan intensitas tinggi 1001 lux dapat berhasil disegmentasi oleh sistem. tingkat keberhasilan sistem melakukan segmentasi lebih tinggi dibandingkan dengan objek pena dan M-Key BCA karena nilai pixel tepi pada kaleng susu tidak sama dengan citra background. Dilihat dari proses segmentasi objek, bentuk objek yang luas dengan tekstur warna yang beragam dapat menentukan keberhasilan sistem dalam melakukan segmentasi citra objek. Untuk menguji pengaruh sistem terhadap intensitas cahaya yang sangat rendah maka mengambil data dengan objek pena yang akan disegmentasi dengan range 10 lux yang akan ditunjukkan pada tabel 4.5

15 69 Tabel 4.5 Segmentasi citra objek pena Input dengan itensitas cahaya Hasil output Intensitas 10 lux Intensitas 20 lux Itensitas 30 lux Intensitas 40 lux

16 70 Itensitas 50 lux Intensitas 60 lux Intensitas 70 lux Intensitas 80 lux

17 71 Intensitas 90 lux Intensitas 100 lux Dilihat dari tabel 4.5 terlihat citra yang ditangkap oleh kamera tidak sesuai dengan intensitas cahaya yang ditunjukkan oleh lux meter saat mengalami kenaikan intensitas cahaya. Hal ini dikarenakan kemampuan lampu yang mengalami flicker saat dilakukan pengaturan cahaya dengan intensitas rendah. Didapatkan pencahayaan yang tidak konsisten dari lampu saat pencahayaan rendah, sehingga mengakibatkan citra yang ditangkap kamera tidak konsisten. Sehingga dilakukan percobaan untuk mengambil data dengan intensitas cahaya rendah dengan range 50 lux.

18 72 segmentation successful rate Gambar 4.13 Hasil segmentasi Dari gambar 4.13 dapat dilihat percobaan dengan objek pena, cangkir, M-key BCA yaitu setiap objek mempunyai bentuk dan warna variatif yang memberikan pengaruh dalam proses segmentasi objek. Pada gambar 4.13 memperlihatkan bahwa objek pena yang memiliki bidang yang pipih dan gelap memiliki tingkat keberhasilan segmentasi yang rendah dibandingkan dengan objek yang memiliki permukaan lebih luas dengan warna terang. Objek M-key BCA pada intensitas tertentu memiliki tingkat keberhasilan segmentasi yang tidak terlalu tinggi dikarenakan objek yang ingin disegmentasi memiliki nilai intensitas pixel yang hampir sama dengan objek background. Pada objek cangkir didapatkan hasil segmentasi yang baik karena warna objek cangkir memiliki perbedaan warna yang kontras sehingga nilai intensitas pixel objek cangkir tidak mirip dengan nilai intensitas pixel background. Percobaan dengan intensitas cahaya kondisi saat intensitas di bawah 50 lux memiliki tingkat keberhasilan paling rendah seperti terlihat pada gambar 4.13 karena pencahayaan yang gelap menimbulkan jumlah cahaya yang dipantulkan r(x, y) mendekati 0, sehingga lebih banyak cahaya yang diserap oleh objek.

19 73 Gambar 4.14 Hasil segmentasi cangkir dengan metode region growing Gambar 4.15 Hasil segmentasi pena dengan region growing Berbeda dengan metode edge suppressing, metode region growing tidak memberikan hasil segmentasi cangkir yang baik seperti terlihat pada gambar Tidak konsistennya tingkat keberhasilan segmentasi dengan metode region growing membuat metode ini tidak dapat digunakan untuk kondisi objek dengan warna beragam. Metode region growing tidak dapat memberikan hasil segmentasi yang sukses pada

20 74 objek pena seperti terlihat pada gambar 4.15 yang menunjukkan tingkat keberhasilan segmentasi adalah nol persen dalam kondisi seluruh intensitas cahaya Analisa Intensitas Cahaya dan Variabel Background Tabel 4.6 Objek pena dengan background beragam dan hasil segmentasi Benda Intensitas cahaya rendah (51 lux -100 lux) Intensitas cahaya tengah (501 lux 600 lux) Intensitas cahaya tinggi (1000 lux 1100 lux) Pena Hasil Segmentasi Dengan menguji parameter background variable maka dilakukan segmentasi dengan empat macam objek sebagai background yaitu kotak balsam jingga, sampul hansaplas, pemantik api dan buku. Segmentasi objek pena dengan kondisi empat macam objek sebagai background berhasil dilakukan walaupun masih terdapat sedikit noise dengan kondisi background dengan objek warna variatif. Tabel 4.6, tabel 4.7dan tabel 4.8 memperlihatkan segmentasi berhasil dilakukan pada intensitas cahaya yang rendah yaitu 51 lux sampai 100 lux dan intensitas cahaya yang tinggi yaitu 1000 lux sampai 1100 lux dengan kondisi empat macam objek yang beragam sebagai background, yang memberikan hasil citra objek yang diinginkan dapat terpisah dari background.

21 75 Benda Cangkir Tabel 4.7 Objek cangkir dengan background beragam dan hasil segmentasi Intensitas cahaya rendah Intensitas cahaya tengah Intensitas cahaya tinggi (51 lux 60 lux) (501 lux-600 lux) (1000 lux 1100 lux) Hasil Segmentasi Tabel 4.8 Objek M-Key BCA dengan background beragam dan hasil segmentasi Benda Intensitas cahaya rendah (51 lux 100 lux) Intensitas cahaya tengah (501 lux- 600 lux) Intensitas cahaya tinggi (1000 lux 110 lux) M-key BCA Hasil Segmentasi

22 76 Tabel 4.9 Objek cangkir dengan kondisi foreground yang berbeda intensitas dengan background Input dengan itensitas cahaya Hasil output Intensitas 1 lux-50 lux Intensitas 51 lux 100 lux Itensitas 101 lux 200 lux Intensitas 201 lux 300 lux

23 77 Intensitas 301 lux 400 lux Intensitas 401 lux 500 lux Intensitas 501 lux 600 lux Intensitas 601 lux 700 lux

24 78 Intensitas701 lux 800 lux Intensitas 801 lux 900 lux Intensitas 901 lux 1000 lux Intensitas 1001 lux 1100 lux Tabel 4.9 merupakan hasil percobaan dengan kondisi foreground dengan intensitas sampai dengan 1100 lux yang disegmentasi dengan background dengan intensitas 50 lux. Didapatkan hasil citra segmentasi yang sedikit berbeda dibandingkan dengan tabel 4.7 saat foreground cangkir memiliki nilai intensitas cahaya yang sama dengan background yang disegmentasi. Tabel 4.9 memperlihatkan hasil segmentasi yang masih terlihat sedikit tekstur objek background yaitu buku saat intensitas 200 lux sampai 1100 lux. Saat foreground diberi cahaya lebih rendah dari 50 lux dan background diberi cahaya dengan range 51 lux sampai 100 lux, maka didapatkan hasil

25 79 segmentasi lebih baik dibandingkan kondisi foreground dengan nilai intensitas 201 lux sampai 1100 lux. Gambar 4.16 Grafik hasil segmentasi cangkir dengan satu objek background Objek cangkir memberikan grafik keberhasilan pada gambar 4.16 hasil segmentasi paling baik jika dibandingkan dengan dengan objek M-Key BCA dan objek pena saat dilakukan segmentasi dengan intensitas cahaya sampai dengan Hal ini dikarenakan cangkir memiliki luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan objek M-Key BCA dan pena sehingga luas permukaan objek background yaitu buku lebih banyak tertutupi oleh objek cangkir. Tekstur dan warna buku yang variatif sebagai background yang lebih banyak tertutup oleh cangkir sehingga membuat proses segmentasi lebih mudah dilakukan karena saat melakukan segmentasi metode edge suppressing tidak perlu mencari edge pada citra background yang akan dihilangkan. Sehingga proses segmentasi yang akan mencari edge yang mewakili objek cangkir pada foreground.

26 80 segmentation successful rate Gambar 4.17 Grafik hasil segmentasi cangkir dengan jumlah lebih dari satu objek sebagai background Gambar 4.17 menunjukan cangkir yang disegmentasi dengan kondisi empat macam objek pada background memberikan hasil keberhasilan yang baik ketika dengan pencahayaan sampai 1100 lux. Tingkat keberhasilan segmentasi cangkir pada gambar 4.17 terlihat sedikit berbeda dengan gambar 4.16 saat cangkir dipisahkan dari satu macam objek background yaitu hanya buku, yang terlihat hasil keberhasilan segmentasi yang lebih konsisten pada pencahayaan yang tinggi yaitu 600 lux sampai 1100 lux. Gambar 4.17 menunjukkan keberhasilan segmentasi mengalami sedikit penurunan dan penaikan saat pencahayaan tinggi yaitu 700 lux sampai 1100 lux. Hal ini dapat diakibatkan karena kondisi background dengan empat macam objek yang memiliki warna variatif yaitu jingga pada kotak balsem, biru muda, putih, merah dan hitam pada sampul hansaplas, buku dan pemantik api. Dengan variatifnya warna pada objek yang menjadi background tersebut maka akan mempengaruhi proses segmentasi dalam mencari edge objek background yang dilakukan oleh metode edge suppressing dikarenakan banyaknya cahaya yang dipantulkan oleh objek. Pemantulan objek backgroud yang terletak berdekatan dengan objek foreground yaitu cangkir menyebabkan karakteristik pixel yang mewakili objek cangkir menjadi sedikit berubah.

27 81 segmentation successful rate Gambar 4.18 Grafik hasil segmentasi M-Key BCA dengan satu objek background Dalam menguji sistem segmentasi maka variabel nilai intensitas pixel, jumlah pixel yang terdapat pada citra, dan distribusi penyebaran intensitas pixel pada citra akan diukur untuk menentukan tingkat keberhasilan sistem dalam melakukan segmentasi. Grafik keberhasilan sistem segmentasi menggunakan metode edge suppressing dihasilkan berdasarkan variabel jumlah pixel yaitu pixel-pixel objek pada citra yang berhasil disegementasi. segmentation successful rate Gambar 4.19 Grafik hasil segmentasi M -Key BCA dengan jumlah lebih dari satu objek sebagai background

28 82 Hasil segmentasi M-Key BCA dengan empat macam objek sebagai background pada gambar 4.19 memberikan tingkat keberhasilan hasil segmentasi yang lebih konsisten dibandingkan dengan gambar 4.17 yaitu objek cangkir saat dilakukan segmentasi dengan pencahayaan tinggi yaitu 501 lux sampai 1001 lux. Perbedaan luasnya permukaan dan warna yang dimiliki oleh cangkir dan M-Key BCA menyebabkan tingkat keberhasilan segmentasi yang berbeda. Cangkir yang memiliki luas permukaan lebih besar daripada M-Key BCA menyebabkan cahaya yang dipantulkan oleh cangkir lebih banyak. Selain itu cangkir memiliki warna yang sangat terang yaitu putih sehingga warna cangkir tersebut lebih mudah memantulkan cahaya dibandingkan dengan warna M-Key BCA yang sebagian besar berwarna biru gelap. Banyaknya pemantulan cahaya oleh cangkir dapat menyebabkan perbedaan karakteristik pixel pada citra yang diambil oleh kamera sehingga memungkinkan terjadi perubahan komposisi RGB (Red Green Blue) pada citra tersebut saat intensitas cahaya tinggi. Berbeda dengan M-Key BCA yang tidak terlalu banyak memantulkan cahaya sehingga citra yang ditangkap oleh kamera memiliki karakteristik pixel yang hampir sama saat intensitas cahaya tinggi. Variabel distribusi penyebaran intensitas pixel pada citra yang diukur pada penelitian ini dapat memberikan karakteristik citra yang lebih mudah untuk dilakukan proses segmentasi dan rumit untuk dilakukan proses segmentasi. Disamping itu distribusi penyebaran intensitas pixel yang dinyatakan oleh histogram dapat memberikan karateristik citra yang memberikan hasil segmentasi yang baik dan citra hasil segmentasi kurang baik. Dengan mengukur variabel distribusi penyebaran intensitas pixel citra maka dapat dianalisa komponen RGB (Red Green Blue) yang terkandung pada citra. Warna variatif setiap objek yang digunakan pada perancangan ini dinyatakan dengan histogram citra RGB pada gambar 4.20 dan gambar Histogram citra untuk objek cangkir dengan intensitas 1001 lux sampai 1100 lux pada gambar 4.20 memperlihatkan jumlah pixel untuk komponen blue pada citra lebih banyak dibandingkan komponen red dan green. Jika dilihat dari histogram citra dengan objek M-Key BCA pada gambar 4.21 memiliki komponen red yang lebih banyak dibandingkan dengan komponen red pada histogram citra dengan objek cangkir pada seperti terlihat pada gambar Dengan lebih banyaknya jumlah pixel dengan komponen red dan blue pada citra objek M-Key BCA, maka membuat warna objek tersebut lebih variatif

29 83 dibandingkan dengan objek cangkir. Disamping itu pada gambar 4.20 bentuk histogram komponen blue terpusat pada satu daerah yang dapat menggambarkan karakteristik intensitas pixel objek cangkir dimana sebagai besar pixel pada citra tersebut memiliki nilai intensitas komponen blue yang hampir sama. Berbeda dengan pada gambar 4.21 yang bentuk histogram komponen blue tidak terpusat hanya pada satu daerah saja, sehingga menunjukkan karakteristik bahwa objek M-Key BCA mempunyai memiliki komponen blue dengan intensitas pixel yang beragam. Gambar 4.20 Histogram cangkir dengan satu objek backgorund intensitas 1001 lux sampai 1100 lux

30 84 Gambar 4.21 Histogram M-Key BCA dengan satu objek background intensitas 1001 lux sampai 1100 lux Gambar 4.22 Histogram cangkir dengan satu objek background intensitas 51 lux sampai 100 lux Histogram citra objek cangkir dengan intensitas 51 lux pada gambar 4.22 memiliki perbedaan distribusi intensitas pixel komponen red green blue yang terkandung pada citra dengan intensitas 1001 lux sampai 1100 lux pada gambar Komponen blue pada histogram citra objek cangkir dengan intensitas 50 lux berpusat pada satu daerah

31 85 dengan jarak intensitas pixel 0 sampai 100, sedangkan pada gambar 4.20 komponen blue pada histogram objek cangkir dengan intensitas 1000 lux berpusat pada satu daerah dengan jarak intensitas pixel sampai 200. Selain itu komponen red dan green pada histogram gambar 4.22 lebih terpusat pada jarak intensitas 0 sampai 100 dan 50 sampai 150. Dapat dilihat dari gambar 4.20 dengan pencahayaan rendah yaitu 51 lux, cahaya yang dipantulkan oleh objek yang tertangkap oleh kamera tidak terlalu banyak sehingga dihasilkan histogram RGB citra dengan distribusi penyebaran intensitas pixel dengan nilai yang rendah. Berbeda dengan gambar 4.20 yang diberi pencahayaan tinggi sehingga objek dapat memantulkan cahaya lebih banyak yang mengakibatkan citra yang ditangkap oleh kamera memberikan distribusi penyebaran intensitas pixel dengan nilai tinggi. Walaupun pada intensitas cahaya yang sama tinggi yaitu 1001 lux sampai 1100 lux objek cangkir dan M-key BCA memberikan distribusi penyebaran intensitas pixel yang berbeda seperti pada gambar 4.20 dan Perbedaan tersebut dikarenakan perbedaan warna variatif yang dimiliki oleh objek cangkir dan objek M-key BCA. Gambar 4.23 Histogram M-Key BCA dengan background putih intensitas 1001 lux sampai 1100 lux

32 86 Sistem memberikan hasil segmentasi paling baik saat background hanya berwarna putih yaitu tidak terdapat objek berwarna selain putih sebagai background. Citra M-Key BCA dengan background putih saja memberikan histogram RGB yang berbeda seperti terlihat pada gambar 4.23 dengan histogram M-Key BCA dengan background objek buku seperti terlilhat pada gambar Komponen blue untuk histogram pada gambar 4.23 hanya berpusat pada satu daerah sehingga komposisi intensitas pixel pada citra lebih seragam dibandingkan dengan komponen blue untuk histogram pada gambar 4.21 yang berpusat pada dua daerah sehingga menghasilkan komposisi intesitas pixel yang lebih variatif dibandingkan histogram pada gambar Saat dilakukan pengambilan citra objek M-Key BCA dengan intensitas cahaya yang rendah yaitu sampai 50 lux, maka histogram citra pada gambar 4.24 memberikan komponen blue dengan intensitas pixel yang rendah yaitu 0 sampai 150 yang berbeda dengan histogram pada gambar Sedangkan komponen green pada histogram masih memberikan nilai intensitas pixel yang tinggi seperti pada komponen green pada histogram Gambar 4.24 Histogram M-Key BCA dengan satu objek background intensitas 51 lux sampai 100 lux

33 87 Gambar 4.25 Histogram pena dengan satu objek background intensitas 1001 lux sampai 1100 lux Objek pena memberikan distribusi penyebaran intensitas pixel pada gambar 4.25 yang sangat berbeda dibandingkan distribusi penyebaran intensitas pixel pada citra dengan objek cangkir. Dari gambar 4.25 pena memiliki histogram komponen green dan red yang berbentuk multimodal. Citra dengan objek pena memiliki bentuk histogram yang mirip dengan citra dengan objek M- Key BCA. Dengan melihat citra hasil segmentasi dengan beberapa objek yang telah diuji oleh beberapa parameter yaitu kondisi intensitas cahaya yang berbeda, bentuk, warna dan tekstur objek maka citra yang memberikan hasil segmentasi paling baik yaitu citra dengan objek cangkir dengan nilai intensitas yang tidak terlalu rendah. Intensitas cahaya yang terlalu rendah yaitu dibawah 100 lux memberikan hasil segmentasi kurang baik pada beberapa objek, sehingga parameter intensitas cahaya merupakan salah satu parameter dasar yang mempengaruhi keberhasilan sistem melakukan segmentasi. Dari hasil grafik keberhasilan, cangkir yang memiliki warna terang dan tidak beragam memberikan citra hasil segmentasi lebih baik dibandingkan dengan M-Key BCA

34 88 yang memiliki warna beragam yaitu biru, merah, putih, sehingga disamping intensitas cahaya maka warna menjadi parameter dasar yang dapat mempengaruhi sistem dalam melakukan segmentasi.

SEGMENTASI OBJEK DIBAWAH PENGARUH PENCAHAYAAN

SEGMENTASI OBJEK DIBAWAH PENGARUH PENCAHAYAAN SEGMENTASI OBJEK DIBAWAH PENGARUH PENCAHAYAAN Pratiwi, D., Putra, A.P., Sim, P.H., Kartowisastro, I.H. Universitas Bina Nusantara, dini_tiwiok@yahoo.com, imanhk@binus.edu ABSTRAK Segmentasi citra merupakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Definisi Masalah Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut sudah terintegrasi dengan komputer, dengan terintegrasinya sistem tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. koordinat pada tiap-tiap area, akses pixel, contrast streching, histogram. yang

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. koordinat pada tiap-tiap area, akses pixel, contrast streching, histogram. yang BAB IV PENGUJIAN SISTEM Sistem yang di ujicoba merupakan dari hasil program yang telah selesai dibuat. Dimulai dari pengambilan citra dari WebCam, pengolahan citra yang dimulai dengan update citra kondisi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing... ii Lembar Pengesahan Penguji... iii Halaman Persembahan... iv Halaman Motto... v Kata Pengantar... vi Abstrak... viii Daftar Isi... ix Daftar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam tugas akhir ini penguji melakukan pengujian dari judul tugas akhir sebelumnya, yang dilakukan oleh Isana Mahardika. dalam tugas akhir tersebut membahas pendeteksian tempat

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Program Pengolahan Citra untuk Pengukuran Warna pada Produk Hortikultura Pengembangan metode pengukuran warna dengan menggunakan kamera CCD dan image processing adalah dengan

Lebih terperinci

BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN BAB 3 PERALATAN DAN PROSEDUR PENELITIAN 3.1 Material dan Peralatan Penelitian Penelitian ini menggunakan material besi silinder pejal carbonsteel setara ST 41 dengan diameter 20 mm sejumlah 10 buah sampel.

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISA

BAB 4 HASIL DAN ANALISA BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4. Analisa Hasil Pengukuran Profil Permukaan Penelitian dilakukan terhadap (sepuluh) sampel uji berdiameter mm, panjang mm dan daerah yang dibubut sepanjang 5 mm. Parameter pemesinan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2010 sampai dengan Oktober 2010. Perancangan alat dilaksanakan pada bulan Mei 2010 sampai Agustus 2010 di Bengkel Departemen

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA Copyright @ 2007 by Emy 2 1 Kompetensi Mampu membangun struktur data untuk merepresentasikan citra di dalam memori computer Mampu melakukan manipulasi citra dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PENGUJIAN 4.1 Implementasi Aplikasi Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi aplikasi yang telah dibuat setelah melakukan analisa dan perancangan aplikasi filter sobel

Lebih terperinci

BAB II. Computer vision. teknologi. yang. dapat. Vision : Gambar 2.1

BAB II. Computer vision. teknologi. yang. dapat. Vision : Gambar 2.1 BAB II LANDASAN TEORI Computer vision adalah bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi yang membuat mesin seolah-olah dapat melihat. Komponen dari Computer Vision tentunya adalah gambar atau citra, dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Analisis dan perancangan sistem ini ditujukan untuk memberikan gambaran secara umum mengenai aplikasi yang akan dibuat. Hal ini berguna untuk menunjang pembuatan

Lebih terperinci

PENDETEKSIAN OBJEK BERWARNA BIRU MENGGUNAKAN MATLAB R2013a

PENDETEKSIAN OBJEK BERWARNA BIRU MENGGUNAKAN MATLAB R2013a PENDETEKSIAN OBJEK BERWARNA BIRU MENGGUNAKAN MATLAB R2013a Nama : Bagus Muhammad Primaditya NPM : 21113616 Dosen Pembimbing : Dr. Emy Haryatmi. Skom. MEngSc. LATAR BELAKANG Deteksi objek merupakan salah

Lebih terperinci

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Aditya Wikan Mahastama mahas@ukdw.ac.id Sistem Optik dan Proses Akuisisi Citra Digital 2 UNIV KRISTEN DUTA WACANA GENAP 1213 v2 Bisa dilihat pada slide berikut. SISTEM OPTIK MANUSIA

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem 3.1.1 Analisa Perbandingan Aplikasi Sebelumnya Gambar 3.1 Gambar Tampilan GeoSeg Versi 1.0.0.0 (Sumber Charles:2012) Pada aplikasi GeoSeg versi

Lebih terperinci

Pembentukan Citra. Bab Model Citra

Pembentukan Citra. Bab Model Citra Bab 2 Pembentukan Citra C itra ada dua macam: citra kontinu dan citra diskrit. Citra kontinu dihasilkan dari sistem optik yang menerima sinyal analog, misalnya mata manusia dan kamera analog. Citra diskrit

Lebih terperinci

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana Oleh: Riza Prasetya Wicaksana 2209 105 042 Pembimbing I : Dr. I Ketut Eddy Purnama, ST., MT. NIP. 196907301995121001 Pembimbing II : Muhtadin, ST., MT. NIP. 198106092009121003 Latar belakang Banyaknya

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Secara harfiah citra atau image adalah gambar pada bidang dua dimensi. Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi kontinyu dari intensitas cahaya pada

Lebih terperinci

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer

Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer Pengolahan Citra / Image Processing : Proses memperbaiki kualitas citra agar mudah diinterpretasi oleh manusia atau komputer Teknik pengolahan citra dengan mentrasformasikan citra menjadi citra lain, contoh

Lebih terperinci

TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION

TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION TRACKING OBJECT MENGGUNAKAN METODE TEMPLATE MATCHING BERBASIS STEREO VISION Indra Pramana, M Zen Hadi Samsono, Setiawardhana Jurusan Telekomunkasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi

Lebih terperinci

KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS

KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS Ikhwan Ruslianto KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS IKHWAN RUSLIANTO Program Studi Teknik Informatika Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan

Lebih terperinci

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY Minati Yulianti 1, Cucu Suhery 2, Ikhwan Ruslianto 3 [1] [2] [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Jl. Prof.

Lebih terperinci

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI Oleh Nama : Januar Wiguna Nim : 0700717655 PROGRAM GANDA TEKNIK INFORMATIKA DAN MATEMATIKA

Lebih terperinci

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL Muhammad Affandes* 1, Afdi Ramadani 2 1,2 Teknik Informatika UIN Sultan Syarif Kasim Riau Kontak Person : Muhammad

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menggunakan serial port (baudrate 4800bps, COM1). Menggunakan Sistem Operasi Windows XP.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menggunakan serial port (baudrate 4800bps, COM1). Menggunakan Sistem Operasi Windows XP. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Bab ini menjelaskan tentang hasil penelitian yang berupa spesifikasi sistem, prosedur operasional penggunaan program, dan analisa sistem yang telah dibuat. 4.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM PELACAKAN OBJEK SECARA REAL TIME BERDASARKAN WARNA

RANCANG BANGUN SISTEM PELACAKAN OBJEK SECARA REAL TIME BERDASARKAN WARNA ISSN : 2442-5826 e-proceeding of Applied Science : Vol.2, No.1 April 2016 Page 383 RANCANG BANGUN SISTEM PELACAKAN OBJEK SECARA REAL TIME BERDASARKAN WARNA Luki Wahyu Hendrawan 1 Mohammad Ramdhani, S.T.,M.T

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. Citra Digital Menurut kamus Webster, citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra digital adalah representasi dari citra dua dimensi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Citra Digital Citra digital adalah citra yang bersifat diskrit yang dapat diolah oleh computer. Citra ini dapat dihasilkan melalui kamera digital dan scanner ataupun citra yang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN BAB 4 ANALISA DAN BAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem Sistem pengenalan objek 3 dimensi terbagi atas perangkat keras dan perangkat lunak. Spesifikasi sistem baik perangkat keras maupun lunak pada proses perancangan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESKRIPSI ALAT Perhitungan benih ikan dengan image processing didasarkan pada luas citra benih ikan. Pengambilan citra menggunakan sebuah alat berupa wadah yang terdapat kamera

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan selama bulan Maret hingga Juli 2011, bertempat di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen

Lebih terperinci

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA

COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Seminar Nasional Teknologi Terapan SNTT 2013 (26/10/2013) COMPUTER VISION UNTUK PENGHITUNGAN JARAK OBYEK TERHADAP KAMERA Isnan Nur Rifai *1 Budi Sumanto *2 Program Diploma Elektronika & Instrumentasi Sekolah

Lebih terperinci

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011

STMIK GI MDP. Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 STMIK GI MDP Program Studi Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2010/2011 PENGENALAN KARAKTER ANGKA DARI SEGMENTASI CITRA PLAT NOMOR KENDARAAN DENGAN METODE SOMs Winda Marlia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. microcontroller menggunakan komunikasi serial. 1. Menyalakan Minimum System ATMEGA8535

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. microcontroller menggunakan komunikasi serial. 1. Menyalakan Minimum System ATMEGA8535 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Koneksi Serial UART Pengujian koneksi ini membuktikan bahwa PC dapat dihubungkan dengan microcontroller menggunakan komunikasi serial. 4.1.1 Tujuan Pengujian koneksi

Lebih terperinci

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 MKB3383 - Teknik Pengolahan Citra Pengolahan Citra Digital Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016 CITRA Citra (image) = gambar pada bidang 2 dimensi. Citra (ditinjau dari sudut pandang matematis)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian (TPPHP), Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

SISTEM REKOGNISI KARAKTER NUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON

SISTEM REKOGNISI KARAKTER NUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON 30 BAB IV SISTEM REKOGNISI KARAKTER NUMERIK MENGGUNAKAN ALGORITMA PERCEPTRON 4.1 Gambaran Umum Sistem Diagram sederhana dari program yang dibangun dapat diilustrasikan dalam diagram konteks berikut. Gambar

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini, akan membahas implementasi dan hasil pengujian dari program aplikasi yang telah dibuat. Pada perancangan aplikasi ini meliputi perbedaan citra hasil foto

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR Zulkifli Dosen Tetap Fakultas Ilmu Komputer Universitas Almuslim Email : Zulladasicupak@gmail.com

Lebih terperinci

FERY ANDRIYANTO

FERY ANDRIYANTO SISTEM ANALISA IMAGE PROCESSING UNTUK MENCARI KEMIRIPAN PADA TEKSTUR WARNA KULIT MANUSIA MENGGUNAKAN HISTOGRAM WARNA SKRIPSI Oleh : FERY ANDRIYANTO 0734010123 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Dasar-dasar Photoshop

Dasar-dasar Photoshop B a b 1 Dasar-dasar Photoshop Bab 2 Memperbaiki Foto 2.1 Pencahayaan Gambar 2.1 Melihat distribusi cahaya dan warna melalui histogram 1 Bab 2 Jumlah pixel dalam gambar Gelap (shadow) Terang (highlight)

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. mendeteksi tempat parkir yang telah selesai dibuat. Dimulai dari pengambilan

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. mendeteksi tempat parkir yang telah selesai dibuat. Dimulai dari pengambilan BAB IV PENGUJIAN SISTEM Pengujian sistem yang dilakukan merupakan pengujian terhadap program mendeteksi tempat parkir yang telah selesai dibuat. Dimulai dari pengambilan citra dari webcam, pengolahan citra

Lebih terperinci

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II TEORI PENUNJANG BAB II TEORI PENUNJANG 2.1 Computer Vision Komputerisasi memiliki ketelitian yang jauh lebih tinggi bila dibandingkan dengan cara manual yang dilakukan oleh mata manusia, komputer dapat melakukan berbagai

Lebih terperinci

UJI COBA THRESHOLDING PADA CHANNEL RGB UNTUK BINARISASI CITRA PUPIL ABSTRAK

UJI COBA THRESHOLDING PADA CHANNEL RGB UNTUK BINARISASI CITRA PUPIL ABSTRAK UJI COBA THRESHOLDING PADA CHANNEL RGB UNTUK BINARISASI CITRA PUPIL I Gusti Ngurah Suryantara, Felix, Ricco Kristianto gusti@bundamulia.ac.id Teknik Informatika Universitas Bunda Mulia ABSTRAK Beberapa

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (22) -6 Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection Muji Tri Nurismu

Lebih terperinci

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD Murinto, Resa Fitria Rahmawati Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad

Lebih terperinci

Mengekspos Sinar Matahari dan Bulan

Mengekspos Sinar Matahari dan Bulan Mengekspos Sinar Matahari dan Bulan Pada pembahasan berikut ini, Anda akan mempelajari teknik aplikasi Photoshop yang digunakan untuk membuat desain kreatif, sehingga Anda akan mendapatkan gambar yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan kamera digital sebagai alat untuk mengambil citra saat ini sudah banyak digunakan karena kepraktisannya, terkadang hasil citra memiliki tampilan

Lebih terperinci

MENGHITUNG KECEPATAN MENGGUNAKAN COMPUTER VISION

MENGHITUNG KECEPATAN MENGGUNAKAN COMPUTER VISION MENGHITUNG KECEPATAN MENGGUNAKAN COMPUTER VISION Danny Agus Wahyudi; Iman H. Kartowisastro Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, Binus University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta

Lebih terperinci

Drawing, Viewport, dan Transformasi. Pertemuan - 02

Drawing, Viewport, dan Transformasi. Pertemuan - 02 Drawing, Viewport, dan Transformasi Pertemuan - 02 Ruang Lingkup Definisi Drawing Viewport Transfomasi Definisi Bagian dari grafik komputer meliputi: 1. Citra (Imaging) : mempelajari cara pengambilan dan

Lebih terperinci

DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL Ari Sutrisna Permana 1, Koredianto Usman 2, M. Ary Murti 3 Jurusan Teknik Elektro - Institut Teknologi Telkom - Bandung

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telur Ayam Konsumsi

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Telur Ayam Konsumsi pemeriksaan terhadap ribuan telur. Dengan menggunakan alat yang secara otomatis dapat menentukan ukuran fisik sebuah telur, klasifikasi terhadap telur ayam dapat dilakukan dengan lebih cepat. Beberapa

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE RETINEX UNTUK PENCERAHAN CITRA

IMPLEMENTASI METODE RETINEX UNTUK PENCERAHAN CITRA IMPLEMENTASI METODE RETINEX UNTUK PENCERAHAN CITRA Murinto 1), Eko Aribowo, Elena Yustina Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Email : murintokusno@yahoo.com

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Citra Digital Berbasis Color Constancy Menggunakan Gray World

Peningkatan Kualitas Citra Digital Berbasis Color Constancy Menggunakan Gray World Peningkatan Kualitas Citra Digital Berbasis Color Constancy Menggunakan Heri Priya Waspada, *, Supeno Mardi Susiki Nugroho, Eko Mulyanto Yuniarno S Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, ITS Surabaya

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN TRACKING OBJEK BERBASIS IMAGE PROCESSING SECARA REAL TIME

IDENTIFIKASI DAN TRACKING OBJEK BERBASIS IMAGE PROCESSING SECARA REAL TIME IDENTIFIKASI DAN TRACKING OBJEK BERBASIS IMAGE PROCESSING SECARA REAL TIME Hendy Mulyawan, M Zen Hadi Samsono, Setiawardhana Jurusan Telekomunkasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem dimulai dari penempatan posisi kamera dengan posisi yang

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Perancangan sistem dimulai dari penempatan posisi kamera dengan posisi yang 23 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Deskripsi Sistem Perancangan sistem dimulai dari penempatan posisi kamera dengan posisi yang sesuai kemudian dihubungkan dengan komputer yang akan mengolah gambar seperti

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EKSPERIMEN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EKSPERIMEN BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EKSPERIMEN 4.1 Implementasi Dalam implementasi ini akan dijabarkan mengenai aplikasi yang telah dibuat. Penjelasannya mencakup menu-menu yang ada pada aplikasi beserta fungsi dari

Lebih terperinci

Bab IV Kalibrasi dan Pengujian

Bab IV Kalibrasi dan Pengujian Bab IV Kalibrasi dan Pengujian 4.1 Kalibrasi Rumus untuk mencari jarak yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya mempunyai dua konstanta yang perlu dicari nilainya, yaitu jarak antara kamera dengan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT MENGGUNAKAN METODA BACKPROPAGATION

IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT MENGGUNAKAN METODA BACKPROPAGATION IDENTIFIKASI KEMATANGAN BUAH TOMAT MENGGUNAKAN METODA BACKPROPAGATION Dila Deswari [1], Hendrick, MT. [2], Derisma, MT. [3] Jurusan Sistem Komputer, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Andalas [1][3]

Lebih terperinci

3 BAB III METODE PENELITIAN

3 BAB III METODE PENELITIAN 20 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Penenelitian ini merupakan penelitian eksperimen, dengan melalui beberapa tahapan sebagai berikut : 1. Pengumpulan data Tahapan ini merupakan langkah

Lebih terperinci

Pengolahan Citra (Image Processing)

Pengolahan Citra (Image Processing) BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Citra (Image) Processing Secara harfiah, citra (image) adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 15 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli Desember 2007 di Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas

Lebih terperinci

Pengenalan Objek Berdasarkan Warna Merah Menggunakan Metode Subtraction dan Blobanalysis Pada Canal Rgb Melalui Real-Time Video

Pengenalan Objek Berdasarkan Warna Merah Menggunakan Metode Subtraction dan Blobanalysis Pada Canal Rgb Melalui Real-Time Video Pengenalan Objek Berdasarkan Warna Merah Menggunakan Metode Subtraction dan Blobanalysis Pada Canal Rgb Melalui Real-Time Video Abstrak Mochamad Faisol Baharun¹, T.Sutojo, SSi., M.Kom² Program Studi S1

Lebih terperinci

BAB 3 PERUMUSAN OBJEK RANCANGAN. Berikut adalah analisis masalah dan kebutuhan dalam perancangan aplikasi

BAB 3 PERUMUSAN OBJEK RANCANGAN. Berikut adalah analisis masalah dan kebutuhan dalam perancangan aplikasi BAB 3 PERUMUSAN OBJEK RANCANGAN 3.1 Analisis Masalah dan Kebutuhan Berikut adalah analisis masalah dan kebutuhan dalam perancangan aplikasi yang akan kami buat. 3.1.1 Analisis Masalah Untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Kajian Pustaka a. Algoritma Pengambilan Keputusan Pada Kiper Robot Sepak Bola [1]

BAB II DASAR TEORI Kajian Pustaka a. Algoritma Pengambilan Keputusan Pada Kiper Robot Sepak Bola [1] BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini terdiri dari 2.1.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang telah dibuat dalam skripsi ini yaitu perancangan sebuah mesin yang menyerupai bor duduk pada umumnya. Di

Lebih terperinci

Pengujian Tracking Color Menggunakan IP Webcam untuk Deteksi Ketinggian Air

Pengujian Tracking Color Menggunakan IP Webcam untuk Deteksi Ketinggian Air Pengujian Tracking Color Menggunakan IP untuk Deteksi Ketinggian Air Adhadi Kurniawan, I Wayan Mustika, dan Sri Suning Kusumawardani Laboratorium Sistem Elektronis, Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari semakin banyak masalah yang terjadi seiring meningkatnya populasi di daerah perkotaan, akibatnya lalu lintas menjadi lebih padat karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah menjelaskan seluruh kegiatan selama berlangsungnya penelitian untuk menghasilkan informasi yang lebih akurat sesuai dengan permasalahan yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Citra Digital Citra digital merupakan sebuah fungsi intensitas cahaya, dimana harga x dan y merupakan koordinat spasial dan harga fungsi f tersebut pada setiap titik merupakan

Lebih terperinci

KULIAH 1 TEKNIK PENGOLAHAN CITRA PENGANTAR MATRIKS

KULIAH 1 TEKNIK PENGOLAHAN CITRA PENGANTAR MATRIKS KULIAH TEKNIK PENGOLAHAN CITRA PENGANTAR MATRIKS Matriks merupakan sebuah susunan segiempat siku-siku dari bilanganbilangan, dalam baris dan kolom. Bilangan-bilangan tersebut disebut entri atau elemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pangan adalah salah satu hak azasi manusia dan sebagai komoditi strategis

BAB I PENDAHULUAN. Pangan adalah salah satu hak azasi manusia dan sebagai komoditi strategis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pangan adalah salah satu hak azasi manusia dan sebagai komoditi strategis yang dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 (Tim Koordinasi

Lebih terperinci

PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom, MM, DSER.

PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom, MM, DSER. PROSES PENYARINGAN PENGOLAHAN CITRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GAUSSIAN, LOW PASS FILTERING DAN HIGH PASS FILTERING NAMA : DWI PUTRI ANGGRAINI NPM : 12112301 PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. 4.1 Analisa teknik pengolahan citra

BAB IV ANALISA. 4.1 Analisa teknik pengolahan citra BAB IV ANALISA 4.1 Analisa teknik pengolahan citra Pada proses pengolahan citra ada beberapa teknik lain yang digunakan selain teknik restorasi citra blur untuk memperjelas citra blur, seperti proses grayscale

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Perancangan perangkat lunak dari sistem biometrik sidik jari dibuat dibagi menjadi 2 module utama yakni : module enhencement sidik jari berikut aplikasi penyimpanan kedalam database

Lebih terperinci

PENGARUH PENCAHAYAAN TERHADAP KINERJA SEGMENTASI

PENGARUH PENCAHAYAAN TERHADAP KINERJA SEGMENTASI PENGARUH PENCAHAYAAN TERHADAP KINERJA SEGMENTASI Iman H. Kartowisatro Computer Engineering Department, Faculty of Engineering, BINUS University Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480 imanhk@binus.edu

Lebih terperinci

Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2)

Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2) Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2) ISSN : 1693 1173 Abstrak Pengenalan obyek pada citra merupakan penelitian yang banyak dikembangkan. Salah satunya pengenalan

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Identifikasi Barcode Untuk Deteksi ID Produk Menggunakan Webcam

Perancangan Sistem Identifikasi Barcode Untuk Deteksi ID Produk Menggunakan Webcam Perancangan Sistem Identifikasi Barcode Untuk Deteksi ID Menggunakan Webcam Albert Haryadi [1], Andrizal,MT [2], Derisma,MT [3] [1] Jurusan Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen, dengan tahapan penelitian sebagai berikut: 3.1 Pengumpulan Data Tahap ini merupakan langkah awal dari penelitian. Dataset

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Perancangan Perancangan sistem didasarkan pada teknologi computer vision yang menjadi salah satu faktor penunjang dalam perkembangan dunia pengetahuan dan teknologi,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL SISTEM. Lingkup uji coba aplikasi web ini adalah pada komputer yang terdapat web server

BAB IV ANALISA HASIL SISTEM. Lingkup uji coba aplikasi web ini adalah pada komputer yang terdapat web server 75 BAB IV ANALISA HASIL SISTEM 4.1 UMUM Lingkup uji coba aplikasi web ini adalah pada komputer yang terdapat web server Apache menggunakan PHP4-PHP5 dengan Apache2Triad sebagai tool dan matlab 6.1 sebagai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK 3.1. Sistem Pendeteksi Senyum Sistem pendeteksi senyum dalam skripsi ini dibuat dengan membandingkan tiga buah metode, yaitu Harris Corner Detection, Edge Based Corner

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Desain frame grabber Desain frame grabberdiawali dengan pemilihan perangkat kamera yang akan digunakan. Video akan muncul komponen VideoWindow1 yang secara realtime terhubung

Lebih terperinci

OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR

OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR Seminar Nasional Ilmu Komputer dan Aplikasinya SNIKA 2008 27/11/2008 OTOMASI PEMISAH BUAH TOMAT BERDASARKAN UKURAN DAN WARNA MENGGUNAKAN WEBCAM SEBAGAI SENSOR Thiang, Leonardus Indrotanoto Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengolahan Citra Pengolahan citra (image processing) merupakan proses untuk mengolah pixel-pixel dalam citra digital untuk tujuan tertentu. Beberapa alasan dilakukan pengolahan

Lebih terperinci

Tipe dan Jenis Layar Komputer Grafik. By Ocvita Ardhiani.

Tipe dan Jenis Layar Komputer Grafik. By Ocvita Ardhiani. Tipe dan Jenis Layar Komputer Grafik By Ocvita Ardhiani. PENGERTIAN GRAFIKA KOMPUTER Grafika komputer adalah bidang dari komputasi visual dimana penggunaan komputer akan menghasilkan gambar visual secara

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Digital Scoring System adalah sebuah Software scanner periksa nilai ujian dari lembar jawaban komputer (LJK) dengan teknologi computer graphic dan image recognition yang memberikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Citra Citra adalah gambar pada bidang dwimatra (dua dimensi). Ditinjau dari sudut pandang matematis, citra merupakan fungsi menerus dan intensitas cahaya pada bidang dwimatra

Lebih terperinci

Pengolahan citra. Materi 3

Pengolahan citra. Materi 3 Pengolahan citra Materi 3 Citra biner, citra grayscale dan citra warna Citra warna berindeks Subject Elemen-elemen Citra Digital reflectance MODEL WARNA Citra Biner Citra Biner Banyaknya warna hanya 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memelihara dan meningkatkan tingkat kualitas hidup, mengurangi keterbatasan pemeliharaan akan fasilitas, efisiensi penggunaan sumber daya dan keamanan atas kepemilikan

Lebih terperinci

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini akan membahas mengenai proses implementasi dari metode pendeteksian paranodus yang digunakan dalam penelitian ini. Bab ini terbagai menjadi empat bagian, bagian 3.1 menjelaskan

Lebih terperinci

Model Citra (bag. 2)

Model Citra (bag. 2) Model Citra (bag. 2) Ade Sarah H., M. Kom Resolusi Resolusi terdiri dari 2 jenis yaitu: 1. Resolusi spasial 2. Resolusi kecemerlangan Resolusi spasial adalah ukuran halus atau kasarnya pembagian kisi-kisi

Lebih terperinci

BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER

BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER BAB II SISTEM PENENTU AXIS Z ZERO SETTER 2.1 Gambaran Umum Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan pada Bab I, tujuan skripsi ini adalah merancang suatu penentu axis Z Zero Setter menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Implementasi dan Evaluasi yang dilakukan penulis merupakan implementasi dan evaluasi yang dilakukan terhadap perangkat keras dan perangkat lunak dari sistem secara keseluruhan

Lebih terperinci

Judul : APLIKASI PERBAIKAN KUALITAS CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN MATLAB 7. 1 Nama : MELISA NPM :

Judul : APLIKASI PERBAIKAN KUALITAS CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN MATLAB 7. 1 Nama : MELISA NPM : Judul : APLIKASI PERBAIKAN KUALITAS CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN MATLAB 7. 1 Nama : MELISA NPM : 50403778 Email : reval_lauren@yahoo.com ABSTRAK Citra yang dimiliki pengguna seringkali mengalami gangguan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. komputer dan sistem operasi dengan spesifikasi sebagai berikut : 2. Memory : 4,00 GB (3,85 GB usable)

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. komputer dan sistem operasi dengan spesifikasi sebagai berikut : 2. Memory : 4,00 GB (3,85 GB usable) BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Hardware Dalam perancangan program aplikasi ini, penulis menggunakan komputer dan sistem operasi dengan spesifikasi sebagai berikut : 1. Processor

Lebih terperinci

Perbandingan Metode Pergeseran Rata-Rata, Pergeseran Logaritma, dan Alpha Blending Dalam Proses Metamorfosis dari Dua Gambar Dijital

Perbandingan Metode Pergeseran Rata-Rata, Pergeseran Logaritma, dan Alpha Blending Dalam Proses Metamorfosis dari Dua Gambar Dijital 81 ISSN 1979-2867 (print) Electrical Engineering Journal Vol. 1 (2010) No. 1, pp. 81-95 Perbandingan Metode Pergeseran Rata-Rata, Pergeseran Logaritma, dan Alpha Blending Dalam Proses Metamorfosis dari

Lebih terperinci

Pengembangan Prototype Sistem Untuk Manajemen Lahan Parkir Dengan Jaringan Sensor Kamera Nirkabel

Pengembangan Prototype Sistem Untuk Manajemen Lahan Parkir Dengan Jaringan Sensor Kamera Nirkabel Pengembangan Prototype Sistem Untuk Manajemen Lahan Parkir Dengan Jaringan Sensor Kamera Nirkabel ALDELLA PUTRA A. NRP 070006 Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab IV ini akan membahas sistem kerja, pengujian dan juga analisa dari rancang bangun sistem ini. Disini juga disajikan hasil uji coba secara riil percobaan dengan kondisi

Lebih terperinci