BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Namun tidak semua orang beruntung memiliki jiwa yang. sehat, adapula sebagian orang yang jiwanya terganggu atau dapat

dokumen-dokumen yang mirip
Organisasi merupakan suatu wadah yang memiliki dimensi sistem sosial dan. kepentingan bersama, karena terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN CENGKARENG OFFICE PARK LATAR BELAKANG

Olahraga ekstrem telah lama lahir dan dikenal oleh masyarakat luas, dengan banyak pilihan jenis serta spesifikasi yang berbeda beda.

BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Latar Belakang Judul Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Hasil studi Bank Dunia tahun 2001 menunjukkan bahwa masalah

Bab I PENDAHULUAN AUTISM CARE CENTER

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Kesehatan jiwa menurut undang-undang No.3 tahun 1966 adalah

BAB II PEMAHAMAN PUSAT REHABILITASI NARKOBA DENGAN METODE THERAPEUTIC COMMUNITY

BAB I PENDAHULUAN. Panti Rehabilitasi Ketergantungan NAPZA Arsitektur Perilaku. Catherine ( ) 1

Tempat Informasi HIV AIDS serta Komunitas ODHA dan OHIDHA BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Tugas Akhir_103 BAB I PENDAHULUAN

Dwi Gita Arianti Panti Rehabilitasi Narkoba di Samarinda BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Menjadi tua adalah bagian dari siklus sebuah kehidupan manusia dan hal tersebut tidak dapat dihindari.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan tegnologi telah meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. 1 Usia Harapan Hidup Indonesia

2. Bagi keluarga pasien dan pegunjung Tenang dan percaya akan kemampuan rumah sakit dalam menangani pasien yang menyatakan tersirat dalam interiornya.

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Secara umum timbulnya gangguan jiwa pada seseorang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

diakui keberadaannya didunia. bahkan ditahun 1984 Indonesia pernah mencapai swasembada tanaman hias yang cukup tinggi. Namun akibat kebijakan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan

arsitektur fakultas teknik sipil dan perencanaan

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB 1. PENDAHULUAN. mood, khususnya gangguan ansietas. 1

BAB I PENDAHULUAN. tinggal di sana. Kehidupan perkotaan seperti di Jakarta menawarkan segala

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan (Tim Penyusun Kamus, 1988: 758 ). Geriatri berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Directorat Data Center UBiNus)

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia disamping kebutuhan sandang dan pangan. Dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak bagi sebuah keluarga adalah sebuah karunia, rahmat dan berkat.

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN KEPATUHAN BEROBAT KLIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

Windrayana Raditya, I Wyn ( ) Seminar Tugas Akhir KBA (Alur Desain) BAB PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Fenomena Narkoba di Indonesia

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

RUMAH SAKIT UMUM KELAS C DENGAN UNGGULAN PELAYANAN KESAHATAN MATA D SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat, serta mampu menangani tantangan hidup. Secara medis, kesehatan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. World Health Organitation (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

REDESAIN YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (YPAC) SEMARANG. disusun oleh : KHOERUL UMAM L2B

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Bp. J DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kelayakan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. akan mengalami kekambuhan. WHO (2001) menyatakan, paling tidak ada

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan % dari jumlah keseluruhan penduduk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan penanganan khusus dan intensif karena

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara produktif,

BAB I 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distress) di dalam satu atau lebih. fungsi yang penting dari manusia (Komarudin, 2009).

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS GIGI DAN MULUT KELAS ADI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dan kestabilan emosional. Upaya kesehatan jiwa dapat dilakukan. pekerjaan, & lingkungan masyarakat (Videbeck, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial, hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. JUDUL: Pusat Rehabilitasi Gangguan Jiwa melalui Psikoterapi Islam dengan Pendekatan Arsitektur Islami.

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1, Tentang Pola Tarif Rumah Sakit Pemerintah) People Encyclopedia, Vol 10 New York, Grolier Encorporated, 1962, Hal 662)

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi serta perbedaan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKAMBUHAN PASIEN SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. perannya dalam masyarakat dan berperilaku sesuai dengan norma dan aturan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo, 2006). pasien mulai mengalami skizofenia pada usia tahun.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SLB TUNAGRAHITA KOTA CILEGON BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan. Maka secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya sekedar bebas dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG GANGGUAN JIWA DENGAN DUKUNGAN KELUARGA YANG MEMPUNYAI ANGGOTA KELUARGA SKIZOFRENIA DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Tesis ini mengkaji tentang perilaku keluarga dalam penanganan penderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. Kudus dikenal sebagai kota penghasil rokok (kretek)

BAB I PENDAHULUAN. Bambu merupakan salah satu material lokal Indonesia yang sering. kita jumpai di lingkungan masyarakat. Namun dalam pemanfaatannya

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR ( LP3A ) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN FARMING DI PATI. Diajukan Oleh : Risdiana Fatimah

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan seseorang hidup secara produktif dan harmonis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan

BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL B. LATAR BELAKANG MASALAH. Desain Interior Lansia Therapist Center di Surakarta dengan Konsep. Surga

didirikannya dekat dengan lingkungan kampus.

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SEKOLAH LUAR BIASA YAYASAN PEMBINAAN ANAK CACAT (SLB YPAC) DI SEMARANG. (Penekanan Desain Arsitektur Post Modern) IDA ASTRID PUSPITASARI L2B

BAB I PENDAHULUAN. halusinasi, gangguan kognitif dan persepsi; gejala-gejala negatif seperti

Pekerjaan Plat Lantai dan Instalasi Pipa Listrik pada Vihara Cinta Kasih Palembang BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PERANCANGAN

Gedung Rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang BAB I PENDAHULUAN

Sudirman Green Office

BAB I PENDAHULUAN. Desain Interior - Universitas Mercu Buana Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Memiliki tubuh dan jiwa yang sehat merupakan dambaan setiap orang. Namun tidak semua orang beruntung memiliki jiwa yang sehat, adapula sebagian orang yang jiwanya terganggu atau dapat dikatakan sakit jiwa. Masalah kesehatan mental memang telah lama diabaikan. Padahal dampak masalah kesehatan jiwa sangat besar, mulai dari hilangnya hari produktif, biaya perawatan yang yang harus dikeluarkan, sampai ke stigma, pengucilan, dan diskriminasi yang harus ditanggung penderita dan keluarga. Beban yang ditimbulkan penyakit itu jauh melebihi penyakit lain seperti kanker, gangguan jantung maupun infeksi seperti tuberkulosis dan malaria. Saat ini diperkirakan 450 juta orang menderita gangguan mental, neurologis maupun masalah psikososial, termasuk kecanduan alkohol dan penyalahgunaan obat. Tak kurang dari 121 juta orang mengalami depresi, 50 juta orang menderita epilepsi, dan 24 juta orang mengidap skizofrenia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri menunjukkan bahwa terdapat satu persen dari populasi setiap saat, dan 10 persen dari populasi untuk selama hidup manusia membutuhkan pertolongan atau pengobatan di bidang kesehatan jiwa atau psikiatri. Penderita gangguan jiwa merupakan kelompok masyarakat yang rentan mengalami pelanggaran HAM dan perlakuan tidak adil. Hal ini disebabkan adanya stigma, diskriminasi, pemahaman yang salah, serta belum adanya 1

peraturan yang benar-benar melindungi mereka. Gangguan jiwa dalam berbagai bentuk adalah penyakit yang sering dijumpai pada semua lapisan masyarakat. Penyakit ini dialami oleh siapa saja, bukan hanya mereka yang mapan. Prevalensi gangguan jiwa di negara sedang berkembang dan negara maju relatif sama. Di Indonesia, prevalensinya sekitar 20 persen dari total penduduk dewasa. Banyak penderita tak mendapat perawatan memadai. Mereka menderita diam-diam atau sendirian menanggung beban. Gangguan mental merupakan tragedi personal yang dibebani stigma, rasa malu yang mendalam, pengucilan, dan berakhir dengan kematian. Untuk itu diperlukan wadah yang dapat menampung, membina serta merawat penderita gangguan mental sampai keadaannya dapat dikatakan stabil. 1. 2. Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari perencanaan fasilitas ini adalah : Maksud Merencanakan sebuah bangunan yang berfungsi untuk mewadahi dan memberikan pelayanan serta pengobatan bagi orang-orang yang sakit jiwa atau menderita gangguan mental. Tujuan Adapun tujuan dari Perancangan Rumah Sakit Jiwa ini adalah : Menampung penderita gangguan jiwa yang tidak mempunyai tempat tinggal Memberikan pelayanan serta perawatan pada penderita gangguan mental / jiwa 2

Memberikan fasilitas yang layak bagi penderita gangguan mental dan jiwa Mewadahi penderita gangguan jiwa pada satu tempat khususnya dijakarta Menciptakan suatu wujud rumah sakit yang secara khusus dan professional dalam pelayanan rumah sakit Penanganan kasus kejiwaan yang lebih cepat sekaligus menekan jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia khususnya dijakarta. 1. 3. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah yang hendak diatasi perlu pertimbangan dari beberapa segi aspek sesuai perilaku penghuni Rumah Sakit Jiwa. Diantaranya aspek-aspek tersebut yaitu : Aspek Manusia Penderita gangguan jiwa memiliki kriteria sebagai berikut : 1. Fisiogenik : Penyakit jiwa yang ditimbulkan oleh atau ada hubungannya dengan kelainan dalam otak. 2. Psikogenik : Penyakit jiwa yang ditimbulkan oleh faktor2 kejiwaan. 3. Mental Deficency : Cacat mental Membutuhkan perawatan dan penanganan yang khusus Sebelum dan sesudah dilakukan tindakan dokter, keluarga harus memberikan perhatian khusus 3

Mereka membutuhkan rehabilitasi medik agar timbul kembali semangat hidupnya. Membutuhkan dokter dan perawat yang terampil dan sabar dalam menangani penderita gangguan jiwa. Aspek bangunan Diperlukan kenyamanan, kebersihan, keamanan serta pelayanan penunjang rumah sakit yang lengkap Diperlukan pengaturan sirkulasi dalam dan luar serta perletakan yang dibuthkan semaksimal mungkin Aspek lingkungan Diperlukan penempatan main entrance dan side entrance yang tidak menggangu sirkulasi diluar site. Desain bangunan yang diseuaikan dengan daerah sekitar. I. 4. Batasan Proyek Yang menjadi pembahasan pokok dalam perencanaan fasilitas ini adalah ruang lingkup perencanaan bangunan dan kaitannya dengan manusia sebagai pengguna dan lingkungan sebagai media interaksi. Pemilihan judul dilatar belakangi oleh kurang tersedianya fasilitas tersebut sehingga tidak mampu mewadahi penderita gangguan jiwa yang makin meningkat jumlahnya. Dalam merencanakan penggunaan lahan akan diasumsikan sebagai lahan kosong dan bersifat fiktif. Oleh karena itu daerah yang 4

menjadi asumsi penulis letaknya pada daerah Jakarta Selatan karena letaknya yang strategis dan mudah dijangkau dari daerah luar-luar Jakarta. Disini penulis membatasi lingkup persoalan dalam bidang kearsitekturan rumah sakit, khususnya peruntukkan Rumah Sakit Jiwa dengan tidak menyimpang dari tema yang diambil yaitu arsitektur berwawasan perilaku. I. 5. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan yaitu metode deduktif, dimana pembahasan dimulai dari hal yang bersifat umum sampai dengan hal yang bersifat khusus. 1 Sedangkan metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dan informasi dilakukan antara lain dengan cara : 1) Penelusuran data dan informasi melalui internet. 2) Studi pustaka atau literatur melalui buku-buku mengenai gangguan jiwa. 3) Studi pustaka atau literatur melalui buku dan materi perkuliahan berkenaan dengan tema. 4) Pengumpulan data dan informasi dari instalasi terkait. 5) Dialog dengan para perawat dan psikiater yang langsung menangani penderita gangguan jiwa. 6) Studi perbandingan dengan melakukan survey langsung pada fasilitas serupa. 1 kutipan teori perkuliahan Seminar Arsitektur, oleh Ir. Srijanti 5

I. 6. Kerangka Pemikiran RUMAH SAKIT JIWA Latar belakang Maksud dan Tujuan Permasalahan Ruang lingkup Studi data dan informasi : Penyakit Kejiwaan Spesifikasi Rumah Sakit Sejarah penyakit jiwa Tinjauan judul dan tema Studi banding Studi literatur dan pustaka ARSITEKTUR BERWAWASAN PERILAKU Analisa : Analisa perilaku dan kegiatan Analisa kebutuhan ruang dan bangunan Analisa tapak dan bangunan KONSEP PERANCANGAN Program ruang Konsep dasar bangunan Konsep tapak Konsep sarana DESAIN 6

I. 7. SISTEMATIKA PEMBAHASAN Sistematika pembahasan yang akan digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan Latar belakang, Maksud dan tujuan serta Perumusan permasalahan arsitektural, Batasan proyek, Metode penelitian, Alur pendekatan pemecahan permasalahan arsitektural, Sistematika pembahasan. Bab II Tinjauan Umum Proyek Bab ini menjelaskan : Gambaran umum proyek.tinjauan teoritis proyek, Bab III Tinjauan Khusus Pengertian judul, Pengertian tema proyek, Tinjauan teoritis penerapan teori-teori arsitektur, Tinjauan empiris. Bab IV Analisa Perencanaan Analisa kegiatan, Analisa pemilihan tapak, Analisa non fisik, Analisa konteks lingkungan tapak yang dipilih, Analisa fisik tapak, Analisa program perencanaan dan perancangan. Bab V Konsep Perancangan Konsep dasar perancangan, Konsep tapak dan lingkungan, Konsep perencanaan dan perancangan bangunan. 7