DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) BAGI WARGA BELAJAR DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT HARAPAN BANGSA, DESA PETIR, KECAMATAN KALIBAGOR, KABUPATEN BANYUMAS ARTIKEL JURNAL Oleh: Septi Ningsih NIM 11102241031 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOVEMBER 2015
Dampak Pelaksanaan Program... (Septi Ningsih) 1 DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN MASYARAKAT (PKM) BAGI WARGA BELAJAR DI PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT HARAPAN BANGSA, DESA PETIR, KECAMATAN KALIBAGOR, KABUPATEN BANYUMAS THE IMPACT OF THE IMPLEMENTATION OF THE ENTREPRENEURSHIP COMMUNITY EDUCATION PROGRAMS FOR RESIDENTS STUDYING IN PKBM HARAPAN BANGSA, VILLAGE PETIR, DISTRICT KALIBAGOR, BANYUMAS REGENCY Oleh: Septi Ningsih, Pendidikan Luar Sekolah Septiningsih.sn@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan: (1) Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat; (2) Hasil pelaksanaan masyarakat; (3) Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan masyarakat; (4) Dampak pelaksanaan masyarakat bagi warga belajar di PKBM Harapan Bangsa, Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah penyelenggara program, tutor, dan warga belajar program PKM di PKBM Harapan Bangsa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti merupakan instrumen utama dalam melakukan penelitian yang dibantu dengan pedoman observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik yang digunakan dalam analisis data adalah display data, reduksi, dan penarikan kesimpulan. Trianggulasi sumber dilakukan untuk menjelaskan keabsahan data dari berbagai narasumber dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa dilakukan dengan 5 tahap: perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pendampingan; (2) Hasil dari pelaksanaan masyarakat yaitu warga belajar mempunyai kemampuan untuk berwirausaha; (3) Faktor pendukung pelaksanaan masyarakat: ketersediaan modal, dukungan dari lembaga, motivasi dan semangat warga belajar yang tinggi, serta dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitar. Faktor penghambatnya: terbatasnya lahan, dan terbatasnya warga belajar yang dilatih serta anggaran dana pelatihan; (4) Dampak pelaksanaan masyarakat bagi warga belajar secara ekonomi: mempunyai usaha sendiri, meningkatnya pendapatan ekonomi, dan tercukupinya kebutuhan rumah tangga. Dampak psikologis: meningkatnya rasa percaya diri, dan kerja keras dalam berwirausaha. Dampak sosial, yaitu: meningkatnya partisipasi aktif warga belajar dalam organisasi masyarakat, penambahan relasi, dan peningkatan kemampuan untuk membagikan pengetahuan kepada orang lain. Kata kunci: dampak program, This research is to describe: (1) Implementation of community entrepreneurship education program; (2) The results of the implementation of the entrepreneurship education programme community; (3) Factors affecting the implementation of the entrepreneurship education programme community; (4) The impact of the implementation of the entrepreneurship community education programs for residents studying at PKBM Harapan Bangsa, village Petir, Kalibagor, Banyumas. This research is a descriptive qualitative research. The subject of this research is the organizer of the program, tutors, and citizens learn entrepreneurship education programs communities in PKBM Harapan Bangsa. Data collection is done using the method of observation, interviews, and documentation. The main instrument is a researcher in doing research that assisted with the manual observation, interviews, and
2 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah documentation. The techniques used in the analysis of data is a data display, reduction, and the withdrawal of the conclusion. Triangular sources conducted to clarify the validity of the data from the various resource in finding the needed information. The research results showed that: (1) community entrepreneurship education programs in PKBM Harapan Bangsa performed 5 stages: planning, implementation, monitoring, evaluation, and mentoring; (2) the results of the implementation of the entrepreneurship education programme community: citizen entrepreneurship has the ability to learn; (3) the factors supporting the implementation of community entrepreneurship education programs: the availability of capital, the support of the institutions, the motivation and spirit of the citizens of high learning, s well as the support of families and communities about. Restricting factors: the limited land, limited and citizens learn that trained and training fund budget; (4) the impact of the implementation of the entrepreneurship community education programs for citizens economic learning: has his own business, increasing the income of the economy, and sufficiently household needs. The psychological impact, namely: increased confidence, and hard work in entrepreneurship. Social impacts, including: increasing active participation citizens learn in community organizations, the addition of the relationship, and increased ability to share the knowledge to others. Keywords: the impact of the program, education entrepreneurship society
Dampak Pelaksanaan Program... (Septi Ningsih) 3 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk tinggi dan merupakan negara keempat dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Menurut data BPS pada tahun 2010, jumlah penduduk Indonesia tercatat sebesar 237,64 juta jiwa. Jumlah penduduk yang tinggi di Indonesia menimbulkan banyaknya permasalahan yang harus dihadapi oleh pemerintah seperti pengangguran. Pengangguran merupakan salah satu penyebab terjadinya masalah-masalah sosial seperti tindak kriminal, kemiskinan, kemerosotan tingkat kesehatan, rendahnya tingkat pendidikan dan lain sebagainya. Menurut Data BPS bulan Agustus 2010, jumlah pengangguran terbuka tercatat sebanyak 8, 96 juta jiwa (7,87%) dari total angkatan kerja 113,83 juta jiwa. Dari jumlah 8,96 juta jiwa penganggur tersebut sebagian besar berada di pedesaan (BPS Indonesia, 2010). Pemerintah telah melakukan beberapa cara untuk dapat mengatasi pengangguran, yaitu dengan memberikan pendidikan gratis bagi masyarakat kurang mampu, dengan pendidikan maka masyarakat akan memperoleh pengetahuan yang lebih banyak sehingga lebih mudah dalam mencari pekerjaan. Dengan mendirikan tempat-tempat pelatihan keterampilan seperti kursus menjahit, pelatihan membuat kerajinan tangan atau Balai Latihan Kerja (BLK), sehingga orang yang tidak berpendidikan tinggi bisa bekerja dengan modal keterampilan yang sudah dimiliki. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah pengangguran adalah dengan mengembangkan program bagi warga negara yang tidak memiliki pekerjaan. Suatu negara bisa menjadi makmur bila ada entrepreneur sedikitnya 2% sekitar 4,7 juta jiwa dari jumlah penduduk. Tapi kenyataannya di Indonesia hanya ada 1,56 % sekitar 3,7 juta jiwa (Yuyus Suryana, 2010: 14). Hal ini dikarenakan karena warga Indonesia masih suka bekerja pada perusahaan milik orang lain, dari pada berwirausaha. Sebagai penunjang program pendidikan kewirausahaan, pemerintah telah melakukan berbagai upaya termasuk diantaranya dalam kebijakan program pendidikan non formal melalui pendidikan kewirausahaan masyarakat. Pendidikan kewirausahaan masyarakat merupakan program pelayanan pendidikan kewirausahaan dan keterampilan usaha yang diselenggarakan oleh lembaga kursus dan pelatihan (LKP), atau satuan PNF lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan dan peluang usaha yang ada di masyarakat (Kemendikbud, 2013). Hal ini dinyatakan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 26 ayat 5 yang
4 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah menyebutkan bahwa pelatihan dan kursus diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Penyelenggaraan program ini adalah satuan pendidikan non formal seperti lembaga kursus dan pelatihan (LKP), Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), kelompok belajar dan satuan pendidikan non formal yang sejenis. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat merupakan salah satu lembaga yang dapat mengadakan program. Menurut UNESCO dalam Mustofa Kamil (2011: 85), PKBM merupakan sebuah lembaga pendidikan yang dilaksanakan di luar sistem pendidikan formal, diarahkan untuk masyarakat pedesaan dan perkotaan dengan dikelola oleh masyarakat itu sendiri serta memberi kesempatan kepada mereka untuk dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilan masyarakat supaya dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Di Banyumas sendiri tidak semua Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) mempunyai program pendidikan kewirausahaan masyarakat dalam upaya untuk mengatasi pengangguran dikalangan masyarakat desa. PKBM Harapan Bangsa yang mampu mewujudkan tujuan dari program Pemerintah terutama dalam bidang pendidikan non formal, melalui masyarakat, yaitu berupa pelatihan keterampilan yang bertujuan untuk memberikan modal pengetahuan dan keterampilan kepada keluarga menengah ke bawah. PKBM Harapan Bangsa Banyumas ini berada di desa Petir, kecamatan Kalibagor yang merupakan daerah pedesaan. Mata pencaharian penduduknya sebagian besar adalah buruh, tani dan pedagang. Tingkat pendidikan dari warga masyarakatnya adalah lulusan SD dan SMP atau sederajat bahkan ada yang tidak tamat sekolah dasar sehingga kurang mempunyai bekal ketrampilan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan hidup. Menurut data BPS Kabupaten Banyumas, warga masyarakat desa Petir sebagian besar tidak tamat sekolah dasar yaitu sekitar 687 jiwa, warga masyarakat yang tamat SD ada 378 jiwa dan yang tamat SMP ada 378 jiwa. Sebagian masyarakat di desa Petir masih banyak masyarakat yang kurang mampu, oleh karena itu perlu adanya keterampilan baru yang dapat membantu mengentaskan kemiskinan pada masyarakat kurang mampu. Proses pelaksanaan program
Dampak Pelaksanaan Program... (Septi Ningsih) 5 melalui pelatihan budidaya ikan lele di PKBM Harapan Bangsa masih dirasa kurang berhasil. Dalam penyelenggaraan masyarakat, ada kekhawatiran bahwa program ini akan bernasib sama dengan program-program kewirausahaan lain yang diluncurkan pemerintah tetapi keberhasilannya meragukan. Pengalaman program yang gagal, tentu akan berimbas pada keberlangsungan program itu sendiri. Penyelenggaraan program pendidikan kewirausahaan masyarakat melalui pelatihan budidaya ikan lele masih mengalami berbagai kendala seperti analisis kebutuhan yang tidak sesuai antara jenis keterampilan, proses pembelajaran, serta masih sulitnya mengubah pola pikir masyarakat. Tanggung jawab PKBM sebagai lembaga penyelenggara tidak hanya berhenti setelah warga belajar selesai mengikuti program pelatihan, tetapi tetap melakukan pendampingan program pasca program pelatihan selesai. Pendampingan tersebut berupa pendampingan oleh tutor dan pihak penyelenggara kepada kelompok usaha mandiri. Pendidikan kewirausahaan masyarakat telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan November 2014. Tujuan dari program pelaksanaan pelatihan budidaya ikan lele adalah untuk memperluas program yang pernah dilaksanakan sehingga program tersebut lebih baik, lebih lengkap, dan lebih luas. Oleh karena itu penulis ingin mengkaji dampak yang ditimbulkan oleh kewirausahaan masyarakat melalui pelatihan budidaya ikan lele yang diselenggarakan oleh PKBM Harapan Bangsa ini. Dengan demikian, dapat diketahui manfaat dari pelaksanaan masyarakat bagi warga belajar di PKBM Harapan Bangsa. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang dapat memberikan deskripsi lengkap mengenai hasil dari penelitian. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Harapan Bangsa yang beralamatkan di Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas. Penelitian dilakukan dari Bulan Januari 2015 sampai April 2015. Subjek Penelitian Penentuan sumber data pada orang yang akan diwawancarai maupun diobservasi dilakukan secara purposive,
6 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah yaitu dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu (Sugiyono, 2008: 300). Subyek dalam penelitian ini adalah warga belajar yang telah mengikuti program dan tutor masyarakat. Selain subyek tersebut, peneliti juga mengumpulkan data melalui sumber informasi (key informan). Sumber informasi (key informan) yang mempunyai cukup informasi tentang fokus penelitian adalah ketua PKBM Harapan Bangsa, dan tutor. Prosedur Penelitian Penelitian dilakukan dengan observasi awal mengenai PKBM Harapan Bangsa beserta program pendidikan kewirausahaan masyarakat untuk penyusunan proposal penelitian. Pembuatan proposal juga dibersamai dengan mempersiapkan pedoman penelitian. Peneliti setelah melakukan observasi dan pembuatan proposal penelitian kemudian mengambil data atau informasi ke lapangan, dan dimulailah pelaksanaan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data penelitian diperoleh melalui teknik pengumpulan data yang digunakan disertai dengan pedoman penelitian. Pengolahan data dilakukan sejak awal pengambilan data hingga akhir pengumpulan data. Penelitian ini akan mendiskripsikan hasil penelitian secara mendalam. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif ini yang menjadi instrumen adalah peneliti itu sendiri. Sebagaimana yang disampaikan oleh Sugiyono (2008: 306) peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan. Oleh karena itu peneliti dalam merupakan instrumen kunci dalam penelitian kualitatif. Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan yang hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui pengamatan (Nasution dalam Sugiyono, 2008: 226) Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Lexy J. Moleong, 2012: 186). Wawancara dalam penelitian ini dilakukan dengan terlebih dahulu mempersiapkan pedoman wawancara dengan model pertanyaan terbuka, fleksibel dan disampaikan secara
Dampak Pelaksanaan Program... (Septi Ningsih) 7 informal. Wawancara digunakan peneliti untuk mengumpulkan data tentang kewirausahaan masyarakat, faktor yang mempengaruhi program pendidikan kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa, hasil pelaksanaan masyarakat, serta dampak pelaksanaan masyarakat bagi warga belajar di PKBM Harapan Bangsa. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu, yang bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang (Sugiyono, 2008: 240). Penggunaan dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk melengkapi data yang tidak dapat diperoleh melalui wawancara dan observasi. Dokumentasi yang dibutuhkan oleh peneliti berupa gambar atau foto yang berkaitan dengan kegiatan penyelenggaraan program pendidikan kewirausahaan masyarakat, data kelembagaan PKBM Harapan Bangsa, dan catatan lain yang berhubungan dengan penelitian. Teknik Analisis Data Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain (Sugiyono, 2008: 244). Aktivitas dalam analisis data, yaitu reduksi data, display data dan pengambilan kesimpulan. Reduksi data dilakukan untuk memilih dan menyederhanakan data kasar yang didapat dari catatan di lapangan dengan tujuan untuk membuang data yang tidak perlu sehingga ditarik suatu kesimpulan. Display data adalah menyajikan hasil reduksi data dalam laporan yang sistematis dan mudah dibaca atau dipahami serta memungkinkan adanya penarikan kesimpulan. Tahap terakhir dari analisis data yaitu pengambilan kesimpulan. Kesimpulan tersebut berdasarkan data yang diperoleh dan yang sudah diseleksi oleh peneliti sesuai dengan tujuan penelitian. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dan pembahasan penelitian mengenai Dampak Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) bagi Warga Belajar di PKBM Harapan Bangsa, Desa Petir, Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas yaitu: Hasil Penelitian
8 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah 1. Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa Pelaksanaan program di PKBM Harapan Bangsa telah dilaksankan pada bulan Agustus sampai dengan bulan November tahun 2014. Program ini secara umum telah dilaksanakan sesuai dengan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat Tahun 2014 yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Informal, dan Non Formal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pelatihan program yang diberikan adalah budidaya ikan lele sampai dengan tahap pembesaran. Latar belakang dari penyelenggaraan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa adalah dengan melihat pada program yang sudah dilaksanakan sebelumnya yaitu pelatihan budidaya ikan lele yang pelatihannya hanya sampai tahap pemijahan, yang dianggap kurang berhasil karena warga belajar tidak mengaplikasikannya dalam kehidupan. Oleh karena itu perlu adanya suatu pengembangan program pendidikan kewirausahaan masyarakat pada pelatihan budidaya ikan lele agar program menjadi lebih dan lengkap sesuai dengan kebutuhan warga belajar. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan pelaksanaan program budidaya ikan lele di PKBM Harapan Bangsa di bagi menjadi beberapa tahap, yaitu: a. Perencanaan: suatu tahap yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi, sosialisasi program, rapat koordinasi dan penetapan program yang meliputi: merumuskan program, menetapkan tujuan program, penetapan standar kompetensi lulusan, pengembangan kurikulum dan bahan ajar, menyiapkan materi pembelajaran, menyiapkan pendanaan, rekruitmen pendidik, dan yang terakhir rekruitmen warga belajar. b. Pelaksanaan: lebih diperhatikan pada teknisnya, meliputi: sarana dan prasarana, tutor atau narasumber, dan metode pembelajarannya. c. Monitoring: dilakukan untuk mengukur keberhasilan program yang dilaksanakan. Monitoring di PKBM Harapan Bangsa pada pengembangan masyarakat dilakukan oleh pengelola
Dampak Pelaksanaan Program... (Septi Ningsih) 9 PKBM. Aspek yang dimonitoring mencakup hal-hal sebagai berikut: persiapan program, pelaksanaan program, dan pendampingan. d. Evaluasi (penilaian): dilakukan oleh tutor. Sistem penilaian pengembangan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa meliputi penilaian hasil belajar teori, penilaian hasil belajar praktek, dan penilaian keberhasilan usaha. e. Pendampingan: dilakukan setelah warga belajar selesai mengikuti pembelajaran dan selesai dalam belajar menjalankan usaha bersama kelompok. Warga belajar diharapkan mampu untuk mendirikan usaha dengan modal yang telah diberikan oleh pihak lembaga. Pihak lembaga hanya mendampingi warga belajar dalam merintis usaha mandiri 2. Hasil Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa Hasil dari pelaksanaan program pelatihan budidaya ikan lele yaitu warga belajar mampu mendirikan usaha mandiri sesuai dengan keterampilan yang sudah diberikan seperti dapat membaca peluang pasar, penyiapan lahan atau kolam, pemilihan induk ikan lele, pembibitan, pemijahan, pemeliharaan dan pakan, pengenalan hama penyakit dan cara mengatasinya, pembesaran, pemasarann hasil panen, serta perawatan kolam pasca panen. 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa Faktor pendukung dalam kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa, yaitu: ketersediaan modal, dukungan dari lembaga, motivasi dan semangat warga belajar yang tinggi, dan dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitar. Faktor penghambat dalam kewirausahaan masyarakat antara lain: terbatasnya lahan, dan terbatasnya warga belajar yang dilatih serta anggaran dana pelatihan. 4. Dampak Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa Pelaksanaan program di PKBM Harapan Bangsa berdampak bagi warga belajar. Secara umum dampak yang terjadi pada warga belajar adalah bertambahnya
10 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki oleh warga belajar. Secara keseluruhan dampak pelaksanaan masyarakat dikategorikan menjadi tiga aspek: aspek ekonomi, aspek psikologis, dan aspek sosial. Berikut ini dampak pelaksanaan program di PKBM Harapan Bangsa: a. Dampak ekonomi, meliputi: mempunyai usaha sendiri, meningkatnya pendapatan ekonomi, dan tercukupinya kebutuhan rumah tangga. b. Dampak psikologis, meliputi: meningkatnya rasa percaya diri, dan kerja keras dalam berwirausaha. c. Dampak sosial, meliputi: meningkatnya partisipasi aktif warga belajar dalam organisasi masyarakat, penambahan relasi, dan peningkatan kemampuan untuk membagikan pengetahuan kepada orang lain. Pembahasan Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM) adalah program pelayanan pendidikan kewirausahaan dan keterampilan usaha yang diselenggarakan oleh lembaga kursus dan pelatihan (LKP), atau satuan PNF lainnya yang disesuaikan dengan kebutuhan dan peluang usaha yang ada di masyarakat (Direktorat Jendral PAUDNI, 2014: 7). Hasil Penelitian yang peneliti dapatkan melalui wawancara, pengamatan, dan dokumentasi mengenai kewirausahaan masyarakat budidaya ikan lele di PKBM Harapan Bangsa melalui beberapa tahap. Tahap pertama adalah perencanaan. Proses perencanaan yang dilakukan yaitu dengan mengidentifikasi potensi lokal yang ada di daerah sekitar, sosialisasi program, rapat koordinasi dan penetapan program. Tahap kedua adalah pelaksanaan program. Pelaksanaan program mengacu pada standar kompetensi program kewirausahaan yaitu minimal dilaksanakan 200 jam @45 menit untuk teori dan @60 menit untuk praktek. Kurikulum dan bahan ajar yang digunakan dalam masyarakat di PKBM Harapan Bangsa sesuai dengan kurikulum program pendidikan kewirausahaan yang diterbitkan oleh direktorat pembinaan kursus dan kelembagaan, kemudian disesuaikan dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan. Warga belajar program kewirausahaan di PKBM Harapan Bangsa ada 10 orang yang dijadikan dalam satu kelompok dalam setiap pembelajaran. Sedangkan untuk tutor ada dua orang, satu untuk tutor untuk pembelajaran teori dan satu tutor untuk
Dampak Pelaksanaan Program... (Septi Ningsih) 11 pembelajaran praktek. Metode pembelajaran untuk program kewirausahaan yang digunakan adalah dengan ceramah dan praktek. Materi yang diajarkan yaitu materi tentang kewirausahaan dan materi keterampilan budidaya ikan lele. Monitoring kegiatan program perlu dilakukan untuk mengukur keberhasilan program yang dilaksanakan. Monitoring di PKBM Harapan Bangsa pada masyarakat dilakukan oleh pengelola. Aspek yang dimonitoring mencakup: persiapan program, pelaksanaan program, evaluasi, dan pendampingan. Tahap terakhir dalam pelaksanaan suatu program yaitu penilaian. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh tutor. Sistem penilaian program meliputi penilaian hasil belajar teori, penilaian hasil belajar praktek, dan penilaian keberhasilan usaha. Teknik penilaian yang digunakan ada dua yaitu tes dan non tes. Penilaian tes digunakan untuk menilai sejauh mana pengetahuan warga belajar tentang materi yang diberikan. Penilaian non tes digunakan untuk mengukur sejauh mana warga belajar dapat mengaplikasikan materi yang sudah deberikan dengan praktek. Pendampingan dilakukan setelah warga belajar selesai mengikuti pembelajaran. Warga belajar diharapkan mampu untuk mendirikan usaha mandiri dengan modal yang telah diberikan oleh pihak lembaga. Pihak lembaga hanya mendampingi warga belajar dalam merintis usaha mandiri selama kurang lebih 60 jam @60 menit dengan asumsi dilakukan dua minggu sekali sesuai dengan kesepakatan warga belajar. Hasil pelatihan budidaya ikan lele ternyata sangat bermanfaat bagi warga belajar untuk diaplikasikan dalam kehidupannya, hal ini dibuktikan dengan dampak yang diwujudkan oleh para warga belajar yaitu warga belajar mampu membuat usaha budidaya ikan lele sendiri. Faktor pendukung dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaaan masyarakat tidak hanya dari internal warga belajar tetapi juga ada pihak eksternal yang mendukung. Dukungan tersebut dapat menentukan berhasil tidaknya program yang diselenggarakan. Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan peneliti, faktor pendukung dalam pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyrakat di PKBM Harapan Bngsa, yaitu: (1) Ketersediaan modal, (2) Dukungan dari lembaga, (3) Motivasi dan semangat warga belajar yang tinggi, dan (4) Dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitar. Dalam kewirausahaan masyarakat juga mengalami hambatan. Hambatan-
12 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah hambatan yang mucul mengakibatkan program yang berjalan kurang maksimal. Faktor penghambat dalam pelaksanaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa, yaitu: (1) Terbatasnya lahan, dan (2) Terbatasnya warga belajar yang dilatih serta anggaran dana pelatihan. Faktor penghambat dalam pelaksanaan program di PKBM Harapan Bangsa seharusnya dapat diminimalkan dengan mencari pemecahan masalah untuk mengatasinya agar dapat mengembangkan program pendidikan kewirausahaan masyarakat yang lebih luas. Dampak adalah pengaruh yang dialami warga belajar atau lulusan setelah memperoleh dukungan dari masukan lain (Djudju Sudjana, 2006: 95). Dampak merupakan akibat atau pengaruh yang dialami oleh warga belajar baik positif ataupun negatif. Dalam hal ini adalah pengaruh positif dari pelaksanaan program yang berakibat pada peningkatan kehidupan warga belajar. Pelaksanaan masyarakat merupakan suatu upaya penguatan pendidikan kewirausahaan bagi masyarakat melalui pembelajaran keterampilan usaha yang dapat meningkatkan produktifitas perorangan maupun kelompok secara mandiri bagi warga belajar yang telah mengikuti program. Tujuan dari diadakannya kewirausahaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa, yaitu: 1) untuk memperluas pengetahuan tentang pelatihan budidaya ikan lele sampai dengan tahap pembesaran, 2) melalui pelaksanaan masyarakat diharapkan mampu membentuk kelompok belajar usaha, 3) melalui kewirausahaan masyarakat diharapakan warga belajar dapat mengaplikasikannya di dalam kehidupan dengan membuat usaha. Pelaksanaan program pendidikan kewiraushaan masyarakat tahun 2014 di PKBM Harapan Bangsa dilaksanakan dengan memberikan pembelajaran keterampilan usaha. Keterampilan yang diberikan yaitu: pengenalan budidaya ikan lele, jenis-jenis ikan lele, teknik budidaya, peluang pasar, penyiapan lahan atau kolam, pemilihan induk, pembibitan, pemijahan, pemeliharaan dan pakan, pengenalan hama penyakit dan cara mengatasinya, pembesaran, pemasaran hasil panen, dan perawatan kolam pasca panen. Dampak ekonomi dapat dilihat dari perubahan kehidupan ekonomi yang terjadi pada warga belajar. Warga belajar program sebelum mengikuti pelaksanaan program
Dampak Pelaksanaan Program... (Septi Ningsih) 13 merupakan warga masyarakat yang kurang sejahtera karena hanya bekerja sebagai buruh dan petani yang mendapatkan penghasilan tidak menentu. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, dampak ekonomi yang di alami warga belajar, meliputi: 1) mempunyai usaha sendiri, 2) meningkatnya pendapatan ekonomi, dan 3) tercukupinya kebutuhan rumah tangga. Setelah mengikuti pelaksanaan program, warga belajar memiliki bekal keterampilan untuk diimplementasikan dalam kegiatan usaha mandiri budidaya ikan lele. Kegiatan usaha yang dijalankan oleh warga belajar baik sebagai mata pencaharian utama maupun usaha sampingan tersebut memberikan tambahan penghasilan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti pangan, sandang, papan, kesehatan dan pendidikan. Dengan terpenuhinya seluruh kebutuhan hidup warga belajar, maka itu berarti pelaksanaan masyarakat telah berdampak ekonomi pula pada peningkatan kesejahteraan ekonomi keluarga. Dampak psikologis dapat dilihat dari perubahan sikap dan perilaku warga belajar. Warga belajar sebelum mengikuti kewirausahaan masyarakat merupakan warga masyarakat yang kurang percaya diri untuk berwirausaha karena takut gagal atau rugi. Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, dampak psikologis yang di alami warga belajar, meliputi: 1) meningkatnya rasa percaya diri, dan 2) kerja keras dalam berwirausaha. Setelah mengikuti kewirausahaan masyarakat warga belajar menjadi lebih percaya diri untuk membuka usaha budidaya ikan lele. Warga belajar juga terus bekerja keras untuk mengambangkan usaha budidaya ikan lele agar semakin banyak. Dampak sosial berkaitan dengan perubahan kehidupan warga belajar terhadap hubungan dan interaksi warga belajar dengan masyarakat. Setelah warga belajar mengikuti pelaksanaan program, warga belajar mendapatkan kecakapan sosial untuk dapat berhubungan dan berinteraksi dengan masyarakat. Dampak sosial yang di alami warga belajar, meliputi: 1) meningkatnya partisipasi aktif warga belajar dalam organisasi masyarakat, 2) penambahan relasi, dan 3) peningkatan kemampuan untuk membagikan pengetahuan kepada orang lain. Pelaksanaan program pendidikan kewirausahaan masyarakat telah menimbulkan perubahan mata pencaharian warga belajar. Warga belajar menjalankan usaha mandiri baik sebagai mata
14 Jurnal Pendidikan Luar Sekolah pencaharian utama atau usaha sampingan. Perubahan mata pencaharian yang dialami oleh warga belajar setelah pelaksanaan program tersebut berdampak pada peningkatan partisipasi aktif warga belajar dalam organisasi masyarakat. Keikutsertaan warga belajar dalam pelaksanaan program telah mengubah mereka menjadi anggota masyarakat yang aktif. Keaktifan tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan partisipasi aktif dalam organisasi yang ada di masyarakat Desa Petir. Warga belajar juga mampu membagikan ilmu pengetahuan yang sudah dimiliki kepada orang lain dengan membelajarkan cara-cara budidaya ikan lele. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai dampak kewirausahaan masyarakat bagi warga belajar di PKBM Harapan Bangsa, maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa Perencanaan merupakan suatu tahap yang dilakukan dengan cara mengidentifikasi masalah, sosialisasi program, rapat koordinasi, dan penetapan program. Pelaksanaan masyarakat di PKBM Harapan Bangsa ini lebih diperhatikan pada teknisnya, meliputi: sarana dan prasarana, tutor atau narasumber, dan metode pembelajarannya. Monitoring kegiatan program dilakukan untuk mengukur keberhasilan program yang dilaksanakan. Aspek yang dimonitoring mencakup hal-hal sebagai berikut: persiapan program, pelaksanaan program, dan pendampingan. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh tutor. Sistem penilaian pelaksanaan program meliputi penilaian hasil belajar teori, penilaian hasil belajar praktek, dan penilaian keberhasilan usaha. Pendampingan yang dilakukan setelah warga belajar selesai mengikuti pembelajaran dan selesai dalam belajar menjalankan usaha bersama kelompok. Pihak lembaga hanya mendampingi warga belajar dalam merintis usaha mandiri. 2. Hasil Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa Hasil pelatihan budidaya ikan lele sangat bermanfaat bagi warga belajar untuk diaplikasikan dalam kehidupannya, hal ini dibuktikan dengan dampak yang diwujudkan oleh para warga belajar yaitu mereka
Dampak Pelaksanaan Program... (Septi Ningsih) 15 mampu membuat usaha budidaya ikan lele sendiri. 3. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa Faktor Pendukung: ketersediaan modal, dukungan dari lembaga, motivasi dan semangat warga belajar yang tinggi, dan dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitar. Faktor Penghambat: terbatasnya lahan, dan terbatasnya warga belajar yang dilatih serta anggaran dana pelatihan. 4. Dampak Pelaksanaan Program Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat di PKBM Harapan Bangsa Dampak ekonomi, meliputi: mempunyai usaha sendiri, meningkatnya pendapatan ekonomi, dan tercukupinya kebutuhan rumah tangga. Dampak psikologis, meliputi: meningkatnya rasa percaya diri, dan kerja keras dalam berwirausaha. Dampak sosial, meliputi: meningkatnya partisipasi aktif warga belajar dalam organisasi masyarakat, penambahan relasi, dan peningkatan kemampuan untuk membagikan pengetahuan kepada orang lain. Saran Pihak penyelenggara seharusnya lebih meningkatkan jumlah warga belajar yang dilatih dengan menambah anggaran dana. DAFTAR PUSTAKA Dirjen PAUDNI, (2014). Petunjuk Teknis Bantuan Sosial Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (PKM). Jakarta: Kemendikbud Badan Pusat Statistika Indonesia. 2010. Diakses dari bps.go.id pada tanggal 13 Oktober 2014, pukul 11.10 WIB. Badan Pusat Statistika Provinsi. 2011. Diakses dari bps.go.id pada tanggal 15 Oktober 2014, pukul 19.00 WIB Djudju Sudjana. (2006). Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Lexy J. Moleong. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mustofa Kamil. (2011). Pendidikan Nonformal (Pengembangan Melalui Pusat Kegiatan Belajar Mengajar di Indonesia). Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Yuyus Suryana, dkk. (2010). Kewirausahaan (Pendekatan Karakteristik Wirausahawan Sukses). Jakarta: Kencana